Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

“Jenis bangunan yang digunakan


untuk perlindungan pantai dan
pelabuhan”

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata KuliahPelabuhan

Disusun Oleh :

Muhammad Osama Reski


20101154330136

Dosen Pembimbing :
Jihan Melasari, ST, MT

FAKULTAS TENIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat taufik dan
hidayahnya akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang
berjudul “Jenis bangunan yang digunakan untuk perlindungan pantai dan
pelabuhan” dengan baik dan lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Rekayasa Lalu Lintas pada Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Putra
Indonesia “YPTK” Padang.

Saya menyadari bahwa makalah ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari
berbagai pihak baiksecara langsung maupun tidak langsung. Maka, atas selesainya
penyusunan makalah ini kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, diantaranya :

Ibuk Jihan Melasari, MT sebagai dosen mata kuliah Pelabuhan.

Saya menyadari bahwa keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, telah


menjauhkan makalah ini dari kesempurnaan. Untuk itu sumbang saran serta kritik
yang membangun dari para pembaca senantiasa saya harapkan.

Akhirnya besar harapan saya, makalah ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak yang bergerak dalam dunia Pendidikan pada umumnya.

Padang, 28 Juni 2023

Muhammad Osama Reski

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
ABSTRAK .............................................................................................................. 4
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Dermaga .................................................................................... 7
2.1.1 Jenis Dermaga ................................................................................. 7
2.1.2 Konstruksi dan Jenis Material yang digunakan .............................. 8
2.1.3 Keuntungan dan tantangan ............................................................ 10
2.1.4 Studi kasus .................................................................................... 12
2.2 Pengertian Tanggul ................................................................................... 13
2.2.1 Jenis Tanggul ................................................................................ 14
2.2.2 Konstruksi dan Jenis Material yang digunakan ............................ 15
BAB III ............................................................................................................ 17
PENUTUP ............................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................17
3.2 Saran .......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

3
Abstrak

Bangunan perlindungan pantai dan pelabuhan memainkan peran penting


dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir, melindungi wilayah daratan dari
erosi pantai, dan memfasilitasi aktivitas pelayaran yang aman. Makalah ini
membahas berbagai jenis bangunan yang digunakan untuk perlindungan pantai dan
pelabuhan. Mulai dari dermaga, tanggul, breakwater, hingga jaringan sungai
buatan, makalah ini memberikan gambaran umum tentang tujuan, fungsi, dan
karakteristik setiap jenis bangunan tersebut. Selain itu, juga dibahas manfaat dan
tantangan yang terkait dengan penggunaan bangunan perlindungan pantai dan
pelabuhan. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis literatur yang relevan dan
studi kasus untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang topik ini.

Kata Kunci: perlindungan pantai, pelabuhan, bangunan, dermaga, tanggul, breakwater,


jaringan sungai buatan

Abstraction

Coastal and harbor protection structures play a vital role in maintaining


the sustainability of coastal ecosystems, protecting coastal areas from erosion, and
facilitating safe maritime activities. This paper discusses various types of buildings
used for coastal and harbor protection. From docks, seawalls, breakwaters, to
artificial river networks, this paper provides a general overview of the objectives,
functions, and characteristics of each type of building. Additionally, it explores the
benefits and challenges associated with the use of coastal and harbor protection
structures. The research was conducted by analyzing relevant literature and case
studies to provide a comprehensive understanding of this topic.

Keywords: coastal protection, harbor, buildings, docks, seawalls, breakwaters,


artificial river networks

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah pesisir dan pelabuhan merupakan area yang rentan terhadap


ancaman seperti erosi pantai, gelombang tinggi, dan perubahan morfologi yang
disebabkan oleh aktivitas alami maupun manusia. Perlindungan pantai dan
pelabuhan menjadi krusial untuk menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir,
melindungi wilayah daratan dari kerusakan, serta memfasilitasi aktivitas pelayaran
yang aman dan efisien.

Dalam konteks ini, bangunan perlindungan pantai dan pelabuhan memiliki


peran yang sangat penting. Bangunan tersebut dirancang dan dibangun untuk
menghadapi tantangan lingkungan, termasuk gelombang laut, pasang surut, arus,
dan sedimentasi. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak erosi pantai,
menjaga integritas wilayah daratan, serta melindungi infrastruktur dan fasilitas
pelabuhan dari kerusakan akibat kekuatan alam.

Dalam makalah ini, akan dibahas berbagai jenis bangunan yang digunakan
untuk perlindungan pantai dan pelabuhan. Penjelasan tentang dermaga, tanggul,
breakwater, dan jaringan sungai buatan akan diberikan, termasuk tujuan, fungsi,
serta karakteristik masing-masing bangunan tersebut. Selain itu, makalah juga akan
menyoroti manfaat dan tantangan yang terkait dengan penggunaan bangunan
perlindungan pantai dan pelabuhan.

Dengan memahami jenis-jenis bangunan perlindungan pantai dan


pelabuhan serta aspek-aspek yang terkait, diharapkan pembaca dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih baik tentang upaya perlindungan pesisir dan pelabuhan,
serta pentingnya penggunaan bangunan yang tepat dalam menjaga keberlanjutan
ekosistem pesisir dan memfasilitasi aktivitas maritim yang aman dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang ditinjau dalam pembuatan makalah


Jenis bangunan yang digunakan untuk perlindungan pantai dan pelabuhan adalah
sebagai berikut :
5
1. Apa saja jenis bangunan yang digunakan untuk perlindungan pantai dan
pelabuhan?

2. Apa tujuan utama dari masing-masing jenis bangunan tersebut?

3. Bagaimana karakteristik dan fungsi dari dermaga dalam konteks


perlindungan pantai dan pelabuhan?

4. Apa keuntungan dan tantangan yang terkait dengan penggunaan tanggul


dalam perlindungan pantai dan pelabuhan?

1.3 Tujuan

1. Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai jenis


bangunan yang digunakan untuk perlindungan pantai dan pelabuhan.
Makalah ini akan menjelaskan secara detail tentang dermaga, tanggul,
breakwater, dan jaringan sungai buatan, termasuk tujuan, fungsi, dan
karakteristik masing-masing bangunan tersebut.

2. Membahas manfaat yang diperoleh dari penggunaan bangunan


perlindungan pantai dan pelabuhan. Makalah akan menggali manfaat
ekologis, seperti pelestarian ekosistem pesisir dan mitigasi erosi pantai,
serta manfaat ekonomis, seperti memfasilitasi aktivitas pelayaran yang
aman dan efisien, serta melindungi infrastruktur pelabuhan.

3. Menyoroti tantangan yang terkait dengan penggunaan bangunan


perlindungan pantai dan pelabuhan. Makalah akan mengidentifikasi dan
menganalisis tantangan teknis, ekonomi, dan lingkungan yang harus diatasi
dalam merancang, membangun, dan memelihara bangunan perlindungan
pantai dan pelabuhan.

4. Menggunakan analisis literatur yang relevan dan studi kasus untuk


mendukung penjelasan dan pembahasan. Makalah ini akan merujuk pada
sumber-sumber yang terpercaya dan mempresentasikan contoh nyata dari
implementasi bangunan perlindungan pantai dan pelabuhan di berbagai
lokasi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dermaga

Dermaga adalah sebuah struktur bangunan yang dibangun di sepanjang tepi


air, seperti sungai, danau, atau laut, yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya
kapal atau sarana untuk memuat dan menurunkan barang atau penumpang.
Dermaga biasanya terdiri dari platform atau jembatan yang memanjang ke dalam
air, dengan area berlabuh yang diperkuat dan dilengkapi dengan fasilitas seperti tali
tambat, derek, dan peralatan penanganan muatan.

Dermaga memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas pelayaran dan


transportasi laut. Mereka memberikan titik akses yang aman bagi kapal untuk
bongkar muat dan memuat barang serta penumpang. Selain itu, dermaga juga dapat
menyediakan fasilitas bantu seperti air, listrik, dan layanan penunjang lainnya.

Dermaga dapat dibangun dengan berbagai jenis konstruksi dan material,


tergantung pada kondisi geografis, kebutuhan pelayaran, dan ukuran kapal yang
akan dilayani. Mereka dapat berbentuk dermaga panggung (pier), dermaga apung
(floating dock), dermaga khusus untuk kapal penumpang, atau dermaga industri
untuk kapal-kapal kargo.

Secara umum, dermaga bertujuan untuk menyediakan fasilitas berlabuh yang


aman dan efisien bagi kapal-kapal, memfasilitasi kegiatan pelayaran dan
perdagangan, serta mendukung ekonomi dan konektivitas transportasi di wilayah
tersebut.

2.1.1 Jenis Dermaga

1. Dermaga Panggung (Pier): Dermaga panggung adalah dermaga yang


terhubung dengan daratan melalui jembatan atau landasan. Dermaga ini
umumnya memanjang ke dalam air dan memiliki area berlabuh di
sepanjang sisi dermaga. Dermaga panggung sering digunakan untuk
berlabuhnya kapal penumpang dan kapal pesiar, serta untuk kegiatan
rekreasi seperti memancing atau berjalan-jalan di atas air.

7
Sumber: PT. Indomarine Internusa Group

2. Dermaga Apung (Floating Dock): Dermaga apung adalah dermaga


yang mengapung di atas air dan dapat bergerak naik-turun sesuai
dengan pasang surut atau kondisi air. Dermaga apung biasanya terbuat
dari struktur ponton atau rakitan bahan yang mengapung. Dermaga ini
sering digunakan untuk kapal-kapal kecil, kapal nelayan, atau sebagai
tempat penyimpanan dan perawatan kapal.

Sumber : Barakuda Kubus Apung

3. Dermaga Niaga (Commercial Wharf): Dermaga niaga adalah dermaga


yang didesain khusus untuk kegiatan perdagangan dan logistik.
Dermaga ini biasanya memiliki fasilitas penanganan muatan, seperti
derek, kran, dan fasilitas penyimpanan.

Sumber : Antara News


8
2.1.2 Konstruksi dan Jenis Material yang digunakan

Konstruksi dan material yang digunakan dalam pembangunan dermaga


dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor berikut:

1. Jenis Dermaga: Setiap jenis dermaga mungkin memerlukan konstruksi dan


material yang berbeda-beda. Dermaga panggung umumnya menggunakan
struktur beton atau baja yang kuat untuk mendukung beban kapal dan
penumpang. Dermaga apung biasanya terbuat dari ponton berbahan beton,
kayu, atau baja yang dapat mengapung di atas air. Dermaga niaga dan
serbaguna sering kali menggunakan kombinasi beton, baja, dan kayu untuk
kekuatan dan daya tahan.

2. Lingkungan dan Kondisi Geografis: Faktor lingkungan dan kondisi


geografis seperti pasang surut, gelombang laut, kecepatan arus air, dan
kekuatan angin dapat mempengaruhi pilihan konstruksi dan material.
Dermaga yang terpapar gelombang besar mungkin memerlukan struktur
yang lebih tahan terhadap beban dinamis dan material yang tahan terhadap
korosi air laut.

3. Beban Kapal: Dermaga harus dirancang untuk menahan beban dari kapal-
kapal yang berlabuh di atasnya. Ini termasuk bobot kapal, muatan kapal, dan
gaya yang dihasilkan dari gerakan kapal saat berlabuh. Konstruksi yang kuat
dan material yang tahan terhadap beban dan tekanan diperlukan untuk
memastikan keamanan dan kestabilan dermaga.

4. Faktor Biaya dan Ketersediaan Material: Biaya konstruksi dan ketersediaan


material juga dapat mempengaruhi pilihan konstruksi dan material di
dermaga. Bahan seperti beton, baja, kayu, dan bahan komposit memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pilihan material akan
dipertimbangkan berdasarkan faktor biaya, ketersediaan, kekuatan, daya
tahan, dan pemeliharaan jangka panjang.

Beberapa material umum yang digunakan dalam konstruksi dermaga meliputi:

• Beton bertulang: Beton yang diperkuat dengan baja merupakan pilihan


yang umum dalam pembangunan dermaga. Beton bertulang memiliki
9
kekuatan tinggi dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh air
laut dan kondisi lingkungan yang keras.

• Baja: Baja struktural digunakan dalam pembangunan dermaga yang


membutuhkan kekuatan tinggi. Baja memiliki keunggulan dalam hal
kekuatan dan fleksibilitas yang memungkinkan perancangan struktur
dermaga yang efisien.

• Kayu: Kayu yang tahan terhadap air dan serangga penggerek sering
digunakan dalam dermaga, terutama untuk bagian yang berinteraksi
langsung dengan air seperti ponton atau decking. Kayu tropis seperti
kayu bangkirai dan kayu keras lainnya sering digunakan karena
kekuatan dan daya tahan yang baik.

Bahan Komposit: Bahan komposit seperti fiberglass reinforced plastic (FRP) juga dapat
digunakan dalam dermaga. Bahan ini memiliki kekuatan yang baik, ringan, tahan terhadap
korosi, dan tahan terhadap serangan organisme laut.

2.1.3 Keuntungan dan Tantangan

Pembuatan dermaga memiliki keuntungan dan tantangan yang perlu


dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa keuntungan dan tantangan dalam
pembuatan dermaga:

a. Keuntungan:

1. Meningkatkan Aksesibilitas: Dermaga memungkinkan kapal untuk


berlabuh dengan aman, memudahkan aksesibilitas ke daratan atau
ke fasilitas lainnya. Ini mendukung aktivitas pelayaran,
perdagangan, dan transportasi yang efisien.

2. Fasilitas Bongkar Muat: Dermaga menyediakan fasilitas bongkar


muat barang yang memudahkan pengangkutan dan distribusi
barang. Ini dapat meningkatkan efisiensi logistik dan perdagangan
di wilayah tersebut.

3. Peningkatan Pariwisata: Dermaga pesiar dan dermaga


penyeberangan dapat meningkatkan sektor pariwisata dengan
10
menarik kapal pesiar dan wisatawan. Dermaga yang menarik dan
berfungsi dengan baik dapat meningkatkan daya tarik destinasi
wisata.

4. Ekonomi Lokal: Pembuatan dermaga dapat memberikan dampak


ekonomi positif dengan menciptakan lapangan kerja lokal,
memperluas kesempatan bisnis, dan meningkatkan investasi di
wilayah tersebut.

b. Tantangan:

1. Kondisi Geografis dan Lingkungan: Pembuatan dermaga dapat


menghadapi tantangan dari kondisi geografis dan lingkungan
setempat. Hal ini meliputi pasang surut, erosi pantai, arus air, dan
bahan-bahan alami seperti batuan atau lumpur yang dapat
mempengaruhi konstruksi dan stabilitas dermaga.

2. Biaya dan Pemeliharaan: Pembangunan dermaga seringkali


membutuhkan biaya yang signifikan, terutama untuk dermaga yang
besar dan kompleks. Selain itu, pemeliharaan dan perawatan rutin
dermaga juga merupakan tantangan dan memerlukan sumber daya
finansial dan tenaga kerja yang cukup.

3. Peraturan dan Persetujuan: Pembangunan dermaga biasanya


melibatkan peraturan, persyaratan, dan persetujuan dari lembaga
pemerintah dan otoritas terkait. Proses ini dapat memakan waktu dan
memerlukan persiapan yang matang serta pemenuhan persyaratan
yang ketat.

4. Dampak Lingkungan: Pembangunan dermaga dapat memiliki


dampak lingkungan yang perlu dikelola dengan hati-hati. Ini
termasuk penurunan kualitas air, perubahan ekosistem laut, dan
potensi gangguan terhadap kehidupan laut dan ekosistem pesisir.

5. Perubahan Kondisi Laut: Dermaga juga dapat menghadapi


tantangan dari perubahan iklim dan peningkatan tinggi permukaan

11
air laut. Perubahan ini dapat mempengaruhi stabilitas dan
keberlanjutan dermaga dalam jangka panjang.

2.1.4 Studi Kasus

Studi Kasus: Pembangunan Dermaga Pelabuhan XYZ

Deskripsi: Pada tahun 2019, Pelabuhan XYZ di sebuah kota pantai menghadapi
pertumbuhan lalu lintas kapal yang signifikan. Untuk meningkatkan kapasitas dan
efisiensi pelabuhan, keputusan diambil untuk membangun dermaga baru. Dermaga
tersebut akan melayani kapal penumpang dan kapal-kapal kargo kecil hingga
menengah.

Proses Pembangunan:

1. Perencanaan: Tim perencanaan dilibatkan dalam mengidentifikasi


kebutuhan dan tujuan proyek. Mereka melakukan studi kelayakan, penilaian
lingkungan, dan analisis ketahanan pantai. Konsep desain dermaga
ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan lingkungan
setempat.

2. Perizinan dan Persetujuan: Tim proyek bekerja sama dengan lembaga


pemerintah dan otoritas pelabuhan untuk memperoleh izin dan persetujuan
yang diperlukan. Ini melibatkan penilaian dampak lingkungan, persyaratan
konstruksi, dan pemenuhan peraturan keamanan dan navigasi.

3. Desain Teknik: Insinyur struktur dan desainer mengembangkan desain


teknik dermaga berdasarkan konsep yang telah ditetapkan. Mereka memilih
material yang sesuai, seperti beton bertulang untuk struktur bawah air dan
konstruksi baja untuk bagian atas dermaga.

4. Pembangunan Fisik: Konstruksi dimulai dengan pengerjaan landasan dan


pondasi. Struktur beton bertulang diperkuat dengan menggunakan teknik
pengecoran. Bagian atas dermaga yang terdiri dari decking dan fasilitas
penunjang dipasang. Proses ini melibatkan kerja tim yang terampil seperti
operator alat berat, tukang kayu, dan tukang las.

12
5. Pemasangan Peralatan dan Fasilitas: Setelah struktur dermaga selesai,
peralatan dan fasilitas penunjang seperti derek, kran, dan sistem tali tambat
dipasang. Ini memungkinkan kapal untuk berlabuh dengan aman dan efisien
di dermaga.

6. Uji Coba dan Penyelesaian: Dermaga menjalani uji coba untuk memastikan
bahwa ia memenuhi standar keamanan dan kinerja yang ditetapkan. Setelah
uji coba selesai dan persyaratan terpenuhi, dermaga dianggap selesai dan
siap digunakan.

Dampak dan Manfaat:

1. Kapasitas Pelabuhan yang Ditingkatkan: Dermaga baru meningkatkan


kapasitas pelabuhan, memungkinkan lebih banyak kapal untuk berlabuh dan
memuat barang atau penumpang. Ini membantu mempercepat arus barang
dan meningkatkan efisiensi logistik.

2. Pertumbuhan Ekonomi: Pembangunan dermaga memberikan dampak


ekonomi positif dengan menciptakan lapangan kerja lokal selama
konstruksi dan juga setelahnya. Lebih banyak kapal yang dapat dilayani
dapat.

2.2 Pengertian Tanggul

Tanggul adalah sebuah struktur buatan manusia yang dibangun di sepanjang


garis pantai atau tepi sungai untuk melindungi daratan dari erosi, banjir, dan
gelombang air. Tanggul berfungsi sebagai penghalang fisik untuk mengendalikan
aliran air dan mengurangi dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh perubahan
kondisi alam.

Tanggul umumnya terdiri dari tanah, batu, beton, atau kombinasi dari
bahan-bahan tersebut. Mereka dirancang untuk menahan tekanan air,
mempersempit aliran air, dan melindungi daratan di sebelah tanggul dari erosi dan
banjir. Tanggul juga dapat melindungi wilayah pesisir dari gelombang air laut yang
tinggi dan abrasi pantai.

Tanggul sering kali memiliki beberapa komponen penting, termasuk:

13
1. Dinding Tanggul (Crown): Bagian teratas tanggul yang datar atau sedikit
miring, yang berfungsi sebagai jalur pejalan kaki atau kendaraan, serta
sebagai penahan air saat air meluap.

2. Sistem Drainase: Saluran atau pipa yang dipasang di dalam atau di bawah
tanggul untuk mengendalikan air dan mengalirkannya ke saluran
pembuangan.

3. Pelapis atau Penutup: Lapisan penahan air yang ditempatkan di sepanjang


tanggul untuk mencegah infiltrasi air ke dalam struktur dan
mempertahankan kestabilan tanah.

4. Lereng (Slope): Kemiringan tanggul yang dirancang untuk menjaga


kestabilan tanah dan mengurangi kemungkinan erosi.

2.2..1 Jenis-jenis Tanggul

Terdapat beberapa jenis tanggul yang umum digunakan untuk melindungi


wilayah daratan dari erosi, banjir, dan gelombang air. Berikut ini adalah beberapa
jenis tanggul yang sering digunakan:

1. Tanggul Tanah: Tanggul tanah merupakan jenis tanggul yang paling


sederhana dan umum. Mereka terdiri dari tumpukan tanah yang dipadatkan
dan dibentuk menjadi tanggul yang melengkung. Tanggul tanah biasanya
diperkuat dengan vegetasi atau penggunaan material pelindung seperti
geotextile untuk mencegah erosi.

Sumber : Radar Indramayu

14
2. Tanggul Batu atau Tanggul Batu Bata: Tanggul batu atau batu bata terbuat
dari batu alam atau batu bata yang disusun secara hati-hati. Mereka
memiliki struktur yang lebih kuat dan tahan terhadap tekanan air dan
gelombang. Tanggul batu biasanya digunakan di wilayah dengan erosi
pantai yang signifikan.

Sumber : Bali Tribune

3. Tanggul Beton: Tanggul beton terdiri dari struktur beton bertulang yang
kuat dan tahan lama. Mereka digunakan di daerah yang membutuhkan
perlindungan yang tinggi terhadap erosi dan tekanan air yang kuat. Tanggul
beton sering digunakan di pelabuhan, sungai besar, dan daerah perkotaan.

Sumber : Bali Tribune

2.2.2 Konstruksi dan Jenis Material yang digunakan

Konstruksi dan jenis material yang digunakan dalam pembangunan tanggul


dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan setempat dan tujuan dari
tanggul tersebut. Berikut ini adalah beberapa konstruksi dan jenis material yang
umum digunakan pada pembangunan tanggul:

15
1. Tanggul Tanah:

a. Material: Tanah alami yang tersedia di area konstruksi.

b. Konstruksi: Tanah dikumpulkan dan dipadatkan secara bertahap dalam


lapisan-lapisan yang disebut "lapisan tambalan." Setiap lapisan ditekan
dan dipadatkan secara berurutan untuk mencapai kestabilan yang baik.

2. Tanggul Batu:

a. Material: Batu alam seperti granit, batu kapur, atau basal.

b. Konstruksi: Batu-batu ditempatkan secara hati-hati dengan susunan


yang saling terkait dan dijepit. Pembentukan tanggul batu melibatkan
pemilihan dan penempatan batu yang sesuai untuk mencapai kestabilan
dan daya tahan yang baik.

3. Tanggul Beton:

a. Material: Beton bertulang, yang terdiri dari campuran semen, agregat,


air, dan penguat seperti baja.

b. Konstruksi: Beton dicor menjadi panel atau blok besar yang digunakan
untuk membentuk tanggul. Pada beberapa kasus, tanggul beton juga
bisa memiliki dinding penahan air yang dilapisi dengan material
impermeabel.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bangunan perlindungan pantai dan pelabuhan memiliki peran penting


dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir, melindungi wilayah daratan dari
erosi pantai, dan memfasilitasi aktivitas pelayaran yang aman.

Ada berbagai jenis bangunan yang digunakan untuk perlindungan pantai


dan pelabuhan, termasuk dermaga, tanggul, breakwater, dan jaringan sungai buatan.
Setiap jenis bangunan memiliki tujuan, fungsi, dan karakteristik yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan lingkungan lokal.

Dermaga merupakan struktur yang digunakan untuk penanganan kapal,


penumpang, atau muatan. Dermaga dapat terbuat dari berbagai jenis material,
seperti kayu, beton, atau baja, tergantung pada kebutuhan dan kondisi lingkungan.

Tanggul adalah struktur buatan manusia yang dibangun di sepanjang garis


pantai atau tepi sungai untuk melindungi daratan dari erosi dan banjir. Tanggul
dapat terbuat dari tanah, batu, atau beton, dengan desain yang disesuaikan dengan
kondisi lingkungan setempat.

3.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk makalah "Jenis Bangunan yang


Digunakan untuk Perlindungan Pantai dan Pelabuhan":

Perluasan Ruang Lingkup: Memperluas ruang lingkup makalah dengan


menyertakan lebih banyak jenis bangunan perlindungan pantai dan pelabuhan,
seperti groynes (tanggul kecil), seawalls (dinding laut), atau offshore breakwaters
(breakwater lepas pantai).

Studi Kasus Lebih Mendalam: Menyertakan studi kasus yang lebih


mendalam tentang proyek-proyek perlindungan pantai dan pelabuhan yang
berhasil, termasuk informasi tentang desain, konstruksi, dan hasil dari proyek
tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Putri, D. A., Rosyada, A., & Sunarsih, E. (2018). Analisis Adar Timbal (pb) dalam
Rambut dan Hipertensi pada Pekerja PT Bukit Asam Unit Dermaga
Kertapati. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 21-27.

Terry, J., Mukti, A., & Sunaryati, R. (2020). Valuasi ekonomi objek wisata dermaga
kereng bangkirai Sungai Sebangau Kota Palangka Raya. Journal of Environment
and Management, 1(2), 83-90.

Arifin, M. A., & Fathurrozi, F. (2019). Tinjauan Nilai Permeabilitas Tanah Tanggul
Canal Blocking. GRADASI TEKNIK SIPIL, 3(1), 7-14.

18

Anda mungkin juga menyukai