Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Hasanuddin University Repository

PENANGANAN LIMBAH PLASTIK DENGAN TEKNOLOGI PIROLISIS DAN


BIODEGRADASI DENGAN BAKTERI PESUDOMONAS SP

1Rusdianto Hamid, 2Muhammad Natsir Djide, 2Roslinda Ibrahim


1Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2Dosen Pengajar Prodi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
e-mail: Rusdianto.hamid@gmail.com

Abstrak
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau
reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
Pirolisis dilakukan di dalam sebuah reaktor dengan pengurangan atmosfer (hampa udara) pada temperatur
hingga 800oC. Limbah plastik melalui proses pirolisis mampu diubah menjadi feedstock petrokimia seperti
nafta, liquid dan wax seperti hidrokarbon dan gas serta minyak dasar untuk pelumas. proses pengolahan
sampah plastik dengan proses pirolisis memiliki kelemahan yaitu tidak efisien pada pembuatan reaktor
dalam skala besar hal ini diakibatkan oleh terjadinya bubling, chanelling, dan kurang ekonomis sehingga
masih menyisakan residu. Untuk mengatasi kelemahan proses pirolisis diperlukan proses tambahan untuk
mendegradasi secara sempurna sampah plastik hasil sisa dari proses pirolisis. Metode yang digunakan
adalah dengan biodegradasi menggunakan bakteri Pseudomonas sp. Pseudomonas Sp merupakan bakteri
hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Hasil percobaan pirolisis pada
suhu 300oC dan 400oC penurunan massa yang paling tinggi berada pada waktu operasi 60 menit dan suhu
400oC dengan penurunan massa sebesar 82,3651%. Untuk mendegradasi residu pirolisis dilakukan dengan
bakteri pseudomonas sp yang telah diisolasi dari lingkungan tercemar hidrokarbon. Berdasarkan hasil
biodegradasi dengan metode kolom Winogradsky, penurunan massa residu pirolisis sebanyak 2,2411%
selama satu bulan. Sehingga penurunan massa limbah plastik hasil kombinasi teknologi pirolisis dan
biodegradasi adalah sebesar 82,3651%.

Kata kunci: limbah plastik, pirolisis, biodegradasi, Pseudomonas sp

Abstract

Pyrolysis is the chemical decomposition of organic material with a heating process with less or no oxygen
or other reagents, in which the raw material will undergo breakdown of the chemical structure into the gas
phase. The pyrolysis performed in a reactor with a reduction atmosphere (not air) at temperatures up to 800
o
C. Plastic waste through the pyrolysis process is able to be converted into petrochemical feedstock such as
naphtha, liquid and gas hydrocarbons and wax as well as base oils for lubricants. processing of plastic waste
by pyrolysis process has the disadvantage of inefficient on a large scale manufacture of reactors in this case
caused by the occurrence of bubling, channeling, and less economical so that still leaves a residue. To
overcome the disadvantages of the pyrolysis process required an additional process to completely degrade
plastic waste residual result of the pyrolysis process. The method used is by biodegradation using bacteria
Pseudomonas sp. Pseudomonas sp is hydrocarbonoclastic bacteria capable of degrading various types of
hydrocarbons. The experimental results pyrolysis at temperatures of 300 oC and 400 oC highest loss of mass
is at the operating time of 60 minutes and the temperature of 400 oC with a mass reduction of 82.3651%.
To degrade the pyrolysis residue is done by bacteria Pseudomonas sp which has been isolated from
hydrocarbon contaminated environments. Based on the results of biodegradation by Winogradsky column
method, pyrolysis residual mass loss as much as 2.2411% for a month. So that the mass reduction of plastic
waste pyrolysis technology and the result of a combination of biodegradation amounted to 82.3651%.

Keywords: plastic waste, pyrolysis, biodegrade, Pseudomonas sp


PENDAHULUAN
Sampah plastik merupakan masalah yang tinggi dengan waktu yang lama,
tersendiri yang di hadapi dalam penanganan sehingga metode pirolisis dianggap kurang
persampahan, hal ini dikarenakan sampah efisien.
plastik tersusun atas polimer hidrokarbon Pseudomonas sp merupakan bakteri
dengan ikatan rantai yang tidak mudah diurai hidrokarbonoklastik yang mampu
oleh alam baik secara fisika, kimia, maupun mendegradasi berbagai senyawa
biologi, sehingga di butuhkan waktu yang hidrokarbon. Keberhasilan bakteri
sangat lama untuk mengurai sampai plastik. Pseudomonas dalam upaya bioremediasi
Menurut Gnanavel et al. (2014) lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon
penguraian sampah plastik di alam membutuhkan pemahaman tentang
memerlukan waktu yang relatif sangat lama mekanisme interaksi antara bakteri
tergantung pada kedaan lingkungan maupun Pseudomonas sp dengan senyawa
struktur kimia polimer limbah plastik, hidrokarbon (Anonymous, 2010).
sedangkan produksi sampah plastik
Indonesia mencapai 175.000 ton per hari, hal TINJAUAN PUSTAKA
ini tentu akan menimbulkan masalah serius
bagi lingkungan, baik untuk generasi Pirolisis adalah dekomposisi kimia
sekarang bahkan untuk generasi yang akan bahan organik melalui proses pemanasan
datang. tanpa atau sedikit oksigen atau reagen
Perlu adanya alternatif proses daur lainnya. Pirolisis dilakukan di dalam sebuah
ulang yang lebih menjanjikan dan berprospek reaktor pengurangan atmosfer (hampa
ke depan. Salah satunya mengonversi udara) pada temperatur hingga 800oC
sampah plastik menjadi minyak. Hal ini bisa (Ramadhan, 2013). Limbah plastik melalui
dilakukan karena pada dasarnya plastik proses pirolisis mampu diubah menjadi
berasal dari minyak bumi, sehingga tinggal feedstock petrokimia seperti nafta, liquid
dikembalikan ke bentuk semula. Selain itu dan wax seperti hidrokarbon dan gas serta
plastik juga mempunyai nilai kalor cukup minyak dasar untuk pelumas. Teknik
tinggi, setara dengan bahan bakar fosil seperti pirolisis telah digunakan sejak awal tahun
bensin dan solar. 1930 di Jerman untuk peningkatan residu
Beberapa penelitian seputar konversi hidrogenasi yang diperoleh dari
sampah plastik menjadi produk cair pencairan/pelelehan batubara. Keunggulan
berkualitas bahan bakar telah dilakukan dan nyata dari pirolisis dibandingkan dengan
menunjukkan hasil yang cukup prospektif pembakaran (incineration), yaitu dapat
untuk dikembangkan. Perlu dicari data-data mereduksi gas buang hingga 20 kali. Disisi
kinetika pirolisis dan penentuan kondisi lain, produk pirolisis dapat dimanfaatkan
operasi yang sesuai. Data-data itu berguna lebih fleksibel dan penanganannya lebih
untuk rancang bangun reaktor pirolisis, mudah. Proses pirolisis sampah plastik
namun penggunaan pirolisis dalam skala merupakan teknologi konversi termokimia
tempat pembuangan akhir (TPA) dianggap yang masih perlu dikembangkan. Selain itu,
masih kurang efisien, hal ini diakibatkan oleh keterbatasan data-data kinetik untuk
aliran udara panas yang mengangkut penentuan persamaan laju termal
potongan hidrokarbon menjadi tidak merata, dekomposisi secara menyeluruh.
perekahan polimer plastik menjadi tidak Proses perengkahan limbah plastik
sempurna serta diperlukan proses pemanasan menjadi energi umunya menggunakan
reaktor kataltik terfluidisasi atau fluidized kecepatan minimum fluidisasi yang
bed reaktor (FBR). Dalam reaktor, terjadi digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan
kontak antar fluida gas dengan limbah proses tersebut.
plastik. Kontak ini akan menyebabkan Untuk mengatasi permasahalan diatas
terbawanya material hidrokarbon yang telah di perlukan proses tambahan untuk
mengalami cracking atau perengkahan. Pada mendegradasi secara sempurna sampah
reaktor dengan skala besar proses kontak plastik hasil sisa dari proses pirolisis.
antara fluida gas dengan limbah plastik, Metode yang digunakan adalah dengan
sering terjadi penyebaran fluida gas yang biodegradasi menggunakan bakteri
tidak merata saat proses kontak berlangsung. Pseudomonas sp. Pseudomonas Sp
Hal ini disebabkan karena adanya merupakan bakteri hidrokarbonoklastik
penggelembungan (bubbling), penorakan yang mampu mendegradasi berbagai jenis
(sluwing) dan saluran-saluran fluida yang hidrokarbon.
terpisah (channeling) (Satrio, 2008). Bakteri dalam aktifitas hidupnya
Channeling adalah tidak meratanya memerlukan moelekul karbon sebagai salah
penyebaran fluida pada seluruh permukaan satu sumber nutrisi dan energi untuk
limbah plastik, sehingga menyebabkan melakukan metabolisme dan
hanya sebagian dari limbah plastik yang perkembangbiakannya. Secara khusus,
berkontak dengan fluida. Hal ini dapat kelompok mikroba yang mampu
mengakibatkan penurunan kualitas yield menggunakan sumber karbon yang berasal
yang diperoleh selama proses pirolisis dari senyawa hidrokarbon disebut mikroba
limbah plastik. Selain ketiga faktor tersebut, hidrokarbonoklastik (Nugroho, 2006).
faktor lain yang berpengaruh adalah Pseudomonas sp merupakan bakteri
kecepatan minimum fluidisasi yang hidrokarbonoklastik yang mampu
didefinisikan sebagai kecepatan minimal mendegradasi berbagai senyawa
yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi hidrokarbon. Keberhasilan bakteri
terjadi (Satrio, 2008). Pseudomonas dalam upaya bioremediasi
Kecepatan fluidisasi mempengaruhi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon
kontak antara fluida yang digunakan dalam membutuhkan pemahaman tentang
proses konversi dengan limbah plastik. mekanisme interaksi antara bakteri
Kontak yang terjadi menyebabkan ikatan Pseudomonas sp dengan senyawa
antara molekul fluida dengan molekul hidrokarbon (Anonymous, 2010).
hidrokarbon dari hasil cracking lirnbah Pseudomonas sp menggunakan
plastik, yang selanjutnya diolah menjadi hidrokarbon alifatik untuk pertumbuhannya.
energi. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh
Pada penelitian yang dilakukan Miller merupakan proses aerobik (menggunakan
et al. (2005), bahan baku berupa oksigen). Tanpa adanya oksigen,
polyethylene dipanaskan hingga mencapai hidrokarbon ini tidak didegradasi. Langkah
suhu 800 0 C sampai 1000 o c sehingga pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh
menyebabkan polyethylene mencair dan oleh Pseudomonas sp. meliputi oksidasi
mengalami cracking menjadi komponen molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan
hidrokarbon. Konversi yang diperoleh pada penggabungan satu atomoksigen ke dalam
penelitian tersebut adalah 60% yang
terdegradasi. Konversi yang diperoleh
belum optimal, hal ini dimungkinkan karena
terjadi channeling pada reaktor dan
hidrokarbon teroksidasi. Reaksi lengkap B. TAHAP PIROLISIS
dalam proses ini dapat dilihat pada gambar 1
Jenis limbah plastik yang akan
dipirolisis adalah plastik dengan jenis PP
(PolyPropylene) sebanyak 200 gram, LDPE
(Low Density Poly Ethelene) sebanyak 200
gram dan PET (PolyEthelene Terephtalate)
sebanyak 600 gram. Sebelum diproses,
plastik terlebih dahulu di keringkan dan
dibersihkan dari bahan pengotor, sampah
plastik yang telah dikeringkan selanjutnya
dipotong-potong dalam ukuran rata-rata 1-2
cm2. Kemudian ditimbang dengan berat awal
(𝑚0 ) 1000 gram, kemudian masukkan
sampah kering plastik kedalam reaktor.
Kemuadian proses pemanasan reaktor
Gambar 1 Reaksi degradasi hidrokarbon dijalankan dan ditunggu hingga suhu yang
alifatik ingin dipelajari. Setelah mencapai suhu yang
ditentukan, maka pada saat itu waktu
Alkana, alkohol primer, dan komponen dihitung sebagai waktu awal (to), setelah itu
lain menginduksi seluruh aktifitas pemanasan dilanjutkan dan dilakukan
pengoksida alkana pada Pseudomonas sp penimbangan pada neraca sebagai massa
yang membawa plasmid OCT (octane residu padat (𝑚𝑡 ).
degrade) dan CAM-OCT (camphoroctane Selanjutnya dilakukan proses
degrade). Induksi ini dihambat oleh kerja pirolisis dengan jenis sampel sama seperti
rifampin (sintetik dari antibiotic rifamisisn) proses sebeumnya, akan tetapi pada proses
dan menunjukkan bahwa induksi merupakan ini hanya mengambil data tambahan untuk
hasil dari sintesis protein alkana hidroksilase mencarari massa residu padat saat mencapai
(Nugroho, 2006) konstan (𝑚∞ ) pada waktu dan suhu yang
akan di pelajari, kemudian proses dihentikan
METODE dan waktu dihitung sebagai waktu maximum
(τ).
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penentuan nilai konversi volatile
Penelitian ini berlangsung selama matter (𝑋𝑠 ) atau devolatilization degree
bulan November 2015 – Juni 2016 yang dihitung berdasarkan persamaan (3).
dilaksanakan di tiga tempat berbeda sesuai 𝑿𝒔 = [𝒎𝟎 − 𝒎𝒕 ]/[𝒎𝟎 − 𝒎∞ ]
dengan percobaannya, yaitu di Laboratorium Dengan :
Kualitas Air Fakultas Teknik Universitas 𝑚0 = massa awal pada saat pemanasan (gram)
Hasanuddin (Unhas), Laboratorium Kimia 𝑚𝑡 = massa residu padat saat suhu yang
Dasar Fakultas Teknik Unhas dan dinginkan (gram)
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas 𝑚∞ = massa residu padat t=τ pada suhun
Farmasi Unhas. isothermal (gram)
C. PROSES BIODEGRADASI Lakukuan hal yang sama pada percobaan
kontrol. Berikut rumus perhitungan
Uji biodegradasi plastik yang persentase kehilangan berat plastik.
digunakan dalam penelitian adalah metode 𝑊𝑖 − 𝑊𝑓
Kolom Winogradsky. Kolom ini merupakan Kehilangan berat = ×100%
𝑊𝑖
miniatur kolom buatan yang berisi tanah atau Dengan:
sedimen, yang dapat menjadi salah satu 𝑊𝑖 : Berat kering sebelum degradasi (gram)
metode pengayaan kultur yang menunjukkan 𝑊𝑓 : Berat kering setelah degradasi (gram)
ekologi mikroorganisme pada suatu
ekosistem serta stratifikasi donor elektron HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing lapisan.
Siapkan sampel hasil residu sampah A. PENURUNAN MASSA LIMBAH
plastik dari proses pirolisis, kemudian PLASTIK PADA PROSES PIROLISIS
sebelum ditimbang menggunakan timbangan
analitik digital, pastikan sampel dalam Berdasarkan hasil percobaan
keadaan kering dan bersih dari bahan pirolisis yang dilakukan di Laboratorium
pengotor, kemudian sterilkan sampah plastik Kualitas Air Fakultas Teknik Universitas
dengan menggunakan alkohol 90% dan catat Hasanuddin diperoleh hasil yang dapat
data berat kering awal (𝑚0 ). dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Proses degradasi ini menggunakan
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Pirolisis Limbah
metode Winogradsky Column dengan botol
Plastik
air mineral steril volume 1,5 L yang
berjumlah 2 botol (bagian leher botol No Suhu Waktu Massa Massa Massa
(oC) (Menit) Awal Residu residu
terpotong), satu botol digunakan sebagai (gram) Padat padat
kontrol perbandingan yaitu jenis plastik yang (gram) (gram)
sama tetapi tanpa melalui proses pirolisis. t=τ
Masing-masing botol tersebut diisi dengan 1 300 20 1000 620,32 307,17
750 g sampel tanah yang telah diambil 2 300 40 1000 520,84 257,39
3 300 60 1000 254,91 130,01
sebelumnya. Pada lapisan kedua 4 400 20 1000 430,22 217,17
ditambahkan Mineral Salt Medium (MSM) 5 400 40 1000 250,31 128,17
atau media minimal steril sebanyak 100 ml. 6 400 60 1000 198,76 107,11
Kemudian dimasukkan potongan plastik Waktu operasi sangat berpengaruh
dengan pisau steril hingga tercelup pada pada produk yang akan dihasilkan karena,
substrat tanah sepenuhnya. Proses degradasi semakin lama waktu proses pirolisis
menggunakan metode ini dilakukan selama berlangsung, maka produk yang dihasilkan
satu bulan dan dihitung berat kering plastik (minyak, tar dan gas) semakin naik.
tiap Satu minggu. Kenaikan itu sampai waktu tak hingga (τ)
Pengukuran kehilangan berat plastik yaitu waktu yang diperlukan sampai hasil
dilakukan dengan cara menghitung selisih padatan residu, tar, dan gas mencapai
berat potongan plastik sebelum didegradasi konstan. Nilai τ dihitung sejak proses
dan setelah proses degradasi. Potongan isothermal berlangsung. Tetapi jika melebihi
plastik yang sudah terpisah dengan biofilm waktu optimal maka karbon akan teroksidasi
disterilisasi dengan alkohol 90% dan oleh oksigen (terbakar) menjadi
dikeringanginkan. Setelah kering, potongan karbondioksida dan abu. Nilai τ sangat sulit
plastik dimasukkan kedalam oven selama 40 untuk di amati pada percoabaan karena sifat
menit pada suhu 150 °C. Potongan plastik moelekul plastik yang tidak seragam dan
yang telah dioven ditimbang berat keringnya.
keterbatasan reaktor, sehingga nilai maka ikatan rantai hidrokarbon sampah
𝑚∞ dianggap berada pada setengah atau plastik dapat merekah dan terputus akibat
mendekati setengah massa residu padat pada terjadi kontak dengan panas dan tekanan
waktu dan suhu yang ditentukan. pada reaktor menjadi senyawa hidrokarbon
Berikut merupakan grafik penurunan yang lebih pendek dan menjadi produk
massa plastik akibat pirolisis pirolisis seperti minyak, gas, dan tar.

100 B. PENGARUH WAKTU DAN SUHU


y = 25.836x - 11.573
90 R² = 0.8255 TERHADAP KONSERVASI VOLATILE
80 80
MATTER LIMBAH PLASTIK
Penurunan Massa (%)

75 75
70
60 57
50 48
y = 23.348x - 18.271
Konversi massa limbah plastik atau konversi
40
30
38 R² = 0.9538 volatile matter (Xs) di hitung berdasarkan
20 nilai 𝑚0 , 𝑚𝑡 dan 𝑚∞ . Untuk menghitung
10 konversi, massa plastik dalam reaktor (residu
0 0
0 20 40 60 padat sisa porses pirolisis). Nilai (𝑚0 − 𝑚𝑡 )
Waktu Operasi (menit) adalah massa yang tervolatilisasi pada plastik
tiap saat dan total massa yang bisa
Suhu 300 °C Suhu 400 °C
tervolatilisasi adalah (𝑚0 − 𝑚∞ ).
Linear (Suhu 300 °C) Linear (Suhu 400 °C)

Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Volatile Matter


Gambar 2 Grafik hubungan antara waktu dan Pirolisis
𝟏⁄
persentase penurunan massa No Suhu Waktu Volatile [𝟏 − (𝟏 − 𝑿𝒔 ) 𝟑]

(oC) (Menit) Matter


(𝑿𝒔 )
Grafik diatas menunjukkan bahwa
waktu operasi pirolisis berbanding lurus 1 300 20 0,5480 0,8493
dengan laju persentase penurunan massa 2 300 40 0,6452 0,8817
pada limbah plastik. Persentase penurunan 3 300 60 0,8564 0,9521
massa terendah terjadi pada waktu operasi 20
4 400 20 0,7278 0,9093
menit dengan penurunan massa sebesar
5 400 40 0,8599 0,9533
37,968% dan penurunan massa tertinggi
6 400 60 0,8974 0,9658
terjadi pada waktu operasi 60 menit dengan
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa
penurunan massa sebesar 80,124% Menurut
konversi volatil sampah plastik (Xs) sangat
Konversi massa limbah plastik atau dipengaruhi oleh waktu pirolisis. Semakin
konversi volatile matter (Xs) di hitung lama waktu proses pada reaktor piorolisis,
berdasarkan nilai 𝑚0 , 𝑚𝑡 dan 𝑚∞ . Untuk maka kesempatan dari volatile matter
menghitung konversi, massa plastik dalam melakukan dekomposisi berlangsung lebih
reaktor (residu padat sisa porses pirolisis). lama dan Xs semakin naik. Begitu juga
Nilai (𝑚0 − 𝑚𝑡 ) adalah massa yang dengan variasi suhu, semakin tinggi suhu
tervolatilisasi pada plastik tiap saat dan total yang digunakan maka semakin besar pula
massa yang bisa tervolatilisasi adalah (𝑚0 − fraksi volatile matter. Pengaruh waktu
𝑚∞ ). terhadap Xs pada berbagai variasi suhu dapat
Berdasarkan hasil perhitungan Volatile meberikan ilustrasi mengenai langkah reaksi
Matter dapat dilihat pada tabel 2 yang berperan.
Ramadhan (2013) hal ini diakibatkan Berikut merupakan grafik laju volatile
semakin lama proses pirolisis berlangsung matter pada percobaan pirolisis
1.05 y = 0.0283x + 0.8863
sehingga frekuensi tumbukan (𝑘0 ) dan
R² = 0.9059 tenaga pengaktif (E) meningkat, akibatnya
1
0.95330293
0.96578525 konstante laju dekomposisi (k) bertambah
9
0.95
7
0.95214504
besar.
[1-(1-Xs)^1/3]

0.90928213 4
4
0.9
y = 0.0514x + 0.7916 C. TAHAP ISOLASI DAN INOKULASI
0.88174591
4
R² = 0.9565 BAKTERI
0.85
0.84933774

0.8 Proses isolasi dan inokulasi pada


bakteri Pseudomonas sp dilakaukan pada
0.75 daerah yang terpapar bahan pencemar oli
20 40 60
Waktu Oporasi (menit) bekas yang cukup tinggi. Tujuan isolasi dan
inokulasi pada percobaan ini adalah untuk
Suhu 300 °C Suhu 400 °C membuktikan keberadaan bakteri
Linear (Suhu 300 °C) Linear (Suhu 400 °C) Pseudomonas sp pada lingkungan yang
mengandung kadar pencemaran hidrokarbon
Gambar 3 Pengaruh waktu operasi terhadap laju yang cukup tinggi, sehingga kita dapat
volatile matter membuktikan bahwa bakteri Pseudomonas
sp dapat menggunakan karbon yang berasal
Grafik diatas menujukkan bahwa dari limbah oli bekas sebagai sumber
waktu operasi pirolisis sangat berpengaruh karbonnya.
terhadap laju volatile matter atau fraksi yang
terdekomposisi pada limbah plastik. Hal ini Hasil percobaan isolasi dan inokulasi
diakibatkan karena semakin lama waktu yang dilakukan di Laboratorium
operasi mengakibatkan kesempatan proses menunjukkan keberadaan bakteri
perekahan rantai hidrokarbon limbah plastik Pseudomonas sp pada medium selektif
semakin lama, sehingga dapat CETA setelah melalui tahap inkubasi yang
mengakibatkan laju dekomposisi semakin ditandai dengan terjadinya flouresensi saat
cepat dan semakin banyak rantai hidrokarbon medium di masukkan kedalam enkas dan
yang terdekomposisi. terlihat pada mikroskop saat pewarnaan
Berdasarkan grafik 4.6 hubungan gram. Menurut Nugroho (2006) hal ini
antara [1-(1-Xs)(1⁄3)] dengan waktu operasi diakibatkan Pseudomonas sp merupakan
berbentuk linear dengan tangen arah [𝜏𝑟 ] atau bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu
[(𝑟0 . 𝜌)/(𝑚∞ ). 𝑘], menurut Mulyadi (2010) mendegradasi berbagai senyawa hidrokarbon
hal ini dapat membuktikan bahwa reaksi termasuk limbah tumpahan minyak bumi,
kimia yang berperan, sehingga kita dapat plastik dan produk senyawa hidrokarbon
mengkorelasikan dengan baik data terhadap lainnya.
model homogen semu berdasarkan model
kinetika reaksi heterogen, sehingga anggapan
bahwa mekanisme reaksi mengikuti model
reaksi homogen semu dapat dibenarkan.
Seperti halnya pengaruh waktu,
kenaikkan suhu pirolisis juga menyebabkan (a) (b)
bahan yang tervolatilisasi semakin besar, Gambar 4 Hasil Isolasi dan Inokulasi; (a)
sehingga fraksi yang terdekomposisi (Xs) Bakteri Pseudomonas sp pada medium CETA
naik. Kenaikan itu, terjadi karena gerakan saat di sinari UV (b) Tampilan mikroskop bakteri
molekul-molekul volatil matter bertambah Pseudomonas sp saat dilakukan pewarnaan gram
D. BIODEGRADASI RESDIDU Hasil perhitungan penurunan massa
PIROLISIS LIMBAH PLASTIK biodegradasi residu pirolisis limbah plastik
MENGGUNAKAN BAKTERI dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Pseudomonas sp DENGAN METODE
KOLOM WINOGRADSKY Tabel 3 Data Hasil Perhitungan Penurunan
Massa Biodegradasi Residu Pirolisis
Plastik yang merupakan polimer Limbah Plastik
rantai panjang dan berulang sulit untuk Waktu Massa Massa Penurunan Penurunan
didegradasi. Mikroorganisme berperan (Hari) Awal Akhir Massa Massa
(gram) (gram) (%) (gram)
dalam degradasi biologis suatu polimer
7 10,0253 9,9562 0,6897 0,0691
Komponen molekul kompleks tersebut 14 10,0253 9,9233 0,0329
1,0174
dipecah menjadi komponen yang lebih 21 10,0253 9,8600 0,0633
1,6484
sederhana akan digunakan dalam 30 10,0253 9,8006 2,2411 0,0594
metabolisme menghasilkan sumber energi. RATA-RATA 1,3992 0,0562
Terkait hal tersebut, metode Kolom
Winogradsky diharapkan dapat Berdasrkan tabel 4.9 terlihat bahwa
mengoptimalisasi biodegradasi, ditambah terjadi penurunan massa limbah plastik
lagi limbah plastik telah melewati tahap pembanding, meskipun penurunan massa
pirolisis yang mengakibatkan susunan rantai yang terjadi sangat kecil dengan rata-rata
hidrokarbon limbah plastik menjadi lebih penurunan massa perbulan sebesar 0,0241
rapuh dan lebih mudah didegradasi Sistem gram perminggu dan terjadi penurunan massa
pengayaan ini akan membentuk formasi hingga 0,8981% selama sebulan.
pertumbuhan mikroorganisme dengan Berikut merupakan gambaran grafik
kemampuan berbeda dalam menggunakan perbandingan penurunan massa residu
sumber karbon sederhana sebagai sumber pirolisis limbah plastik dengan limbah plastik
energi. biasa sebagai kontrol.
Pada wadah kolom diisi tanah dari 2.5
2.2411
tempat pembuangan sampah warga yang
Persentase Penurunan Massa (%)

berada di pekarangan sebagai inokulum dan 2


1.6484
Tryticae Selective Broth (TSB) dan di susun
y = 0.5285x + 0.0779
seperti pada gambar 4 adalah medium minim 1.5 R² = 0.9835
sumber karbon. Sebagai sumber karbon 1.0174
0.8981
dalam penelitian ini adalah limbah plastik 1
0.6897
yang dibenamkan dalam tanah sampah. 0.4903
0.5 0.3247 0.3628
y = 0.1848x + 0.057
R² = 0.8259

0
7 14 21 39

Waktu Biodegradasi (Hari)


Residu Pirolisis Limbah Plastik
Limbah Plastik Biasa Sebagai Kontrol
Linear (Residu Pirolisis Limbah Plastik)
Linear (Limbah Plastik Biasa Sebagai Kontrol)
Gambar 6 Grafik Persetase Perbandingan
Penurunan Massa Residu Pirolisis Limbah
Plastik dengan Limbah Plastik Biasa Sebagai
Kontrol.
Gambar 5 Uji Biodegrdasi Limbah Plastik Grafik di atas menunjukkan proses
Menggunkan Kolom Winogradsky pirolisis pada limbah plastik sangat berpengaruh
terhadap kemampuan bakteri Pseudomonas sangat cepat secara alami dibandingkan
sp dalam mendegradasi limbah plastik. dengan beberapa teori dan tanggapan yang
Menurut Harayama et al., 1999 dalam sudah ada.
Nugroho, 2006. Fraksi alifatik yang memiliki
rantai bercabang hanya dapat didegradasi E. EFISIENSI DEGRADASI LIMBAH
oleh bakteri yang memiliki enzim-enzim PLASTIK DENGAN
oksidasi yang khusus menangani MENGOMBINASIKAN TEKNOLOGI
percabangan itu. Kondisi rantai hidrokarbon PIROLISIS DAN BIODEGRADASI
pada limbah plastik residu pirolisis menjadi
DENGAN BAKTERI Pseudomonas sp
lebih mudah untuk digunakan oleh bakteri
Pseudomonas sp sebagai sumber karbonnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada
Hal ini dikarenakan bakteri Pseudomonas sp
proses pirolisis dan biodegradasi, didapatkan
merupakan bakteri hidrokarbonoklastik,
hasil yang memuaskan pada kedua proses
yaitu bakteri yang mempunyai kemampuan
tersebut, sehingga dengan mengombinasikan
untuk menggunakan senyawa hidrokarbon
teknologi pirolisis dan biodegradasi dengan
sebagai sumber karbonnya. Selain itu
menggunakan bakteri Pseudomonas sp
kemampuan bakteri Pseudomonas sp dalam
sangat berpotensi dalam mengatasi masalah
memproduksi senyawa biosurfaktan
persampahan.
mengakibatkan proses biodegradasi tidak
Hasil penelitian pirolisis menunjukkan
hanya terjadi pada dinding sel (ekstarseluler)
suhu dan waktu optimum operasi terjadi pada
tetapi juga terjadi biodegradasi didalam sel
suhu 400 oC dengan waktu operasi selama 60
(intraseluler) sehingga proses biodegaradsi
menit dengan persentase punurunan massa
menjadi sangat optimum.
sebesar 80,124%, sedangkan hasil penelitian
Selain itu grafik diatas
biodegradasi dengan bakteri Pseudomonas sp
menggambarkan bahwa plastik dapat
menggunakan kolom Winogradsky
didegradasi dengan waktu yang relatif sangat
menunjukkan persentase penurunan massa
singkat dengan menjaga kondisi lingkungan
sebesar 2,2411% selama satu bulan.
dan populasi mikroba hidrokarbonoklastik
Sehingga dengan mengombinasikan
seperti pada Kolom Wonogradsky. Menurut
teknologi pirolisis dengan biodegradasi
Beerstecher 1954, dalam Sharpley 1966
menggunakan bakteri Pseudomonas sp dapat
150.000 spsesies mikroba yang dikenal,
mendegradasi limbah plastik sebesar
terdapat lebih dari 100 spesises mikroba yang
82,3651% selama satu bulan.
mampu menggunakan hidrokarbon sebagai
sumber karbon dan energi, dan diantaranya KESIMPULAN
terdapat hubungan yang saling
menguntungkan. Mikroba yang banyak hidup Berdasarkan hasil penelitian pirolisis
dan berperan di lingkungan yang dan biodegradasi dengan bakteri
mengandung hidrokarbon adalah bakteri, Pseudomonas sp menggunakan kolom
sedangkan kehadiran jenis yang lain tidak Winogradsky maka terdapat kesimpulan
terlalu dominan tetapi cukup berperan yaitu sebagai berikut:
fungi, ragi, alga dan aktinomisetes. Sehingga 1. Waktu dan suhu efisien pirolisis
penelitian ini yang hanya menggunkan satu berdasarkan penurunan massa limbah
jenis mikroba hidrokarbonoklastik dapat plastik adalah pada suhu 400oC dengan
mendegradasi limbah plastik secara efisien waktu operasi 60 menit, dengan
sehingga dapat memberikan prospek bahwa penurunan massa sebesar 82,3651%.
limbah plastik dapat didegradasi dengan
2. Hubungan antara konversi vollatile Azwar. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan
matter terhadap waktu dan suhu operasi Lingkungan. Yayasan Mutiara:
adalah berbentuk linear maka hal ini Jakarta.
dapat membuktikan bahwa reaksi kimia
yang berperan, sehingga kita dapat Beerstecher, E.Jr., 1954. The Inhibition of
mengkorelasikan dengan baik data Bacterial Growth with 5-
terhadap model homogen semu methyltryptophan, J. Bacteriol. 68(2),
berdasarkan model kinetika reaksi 152-155.
heterogen, sehingga anggapan bahwa
mekanisme reaksi mengikuti model Budiyantoro, C.,2010, Thermoplastik dalam
reaksi homogen semu dapat dibenarkan. Industri. Teknika Media: Surakarta.
3. Bakteri Pseudomonas sp dapat
ditemukan pada lingkungan yang Chandra, Budiman. 2006. Pengantar
tercemar hidrokarbon cukup tinggi Kesehatan Lingkungan. Penerbit
berdasarkan hasil isolasi dan inokulasi Buku Kedokteran EGC: Jakarta
4. Berdasarkan uji biodegradasi dengan
Environmental Protection Agency (EPA),
bakteri Pseudomonas sp menggunakan
1999. Washington
kolom Wonogradsky, penurunan massa
limbah plastik sebesar 2,2411% selama Gnanavel et al. 2014. Degradation of
satu bulan Polyetilane In The Natural
5. Penurunan massa limbah plastik dengan Environment. Coimbatore Institute of
mengombinasikan teknologi pirolisis Technology: Tamil Nadu.
dan biodegradasi dengan bakteri
Pseudomonas sp sebesar 82,3651%. Gritter, R.J., Bobbit, J.M., dan Swharting,
DAFTAR PUSTAKA A.E. 1991. Pengantar Kromatografi.
Edisi Kedua. Penerbit ITB: Bandung
Anonymous. 2010. Pemanfaatan Bakteri
Pemecah Minyak (Online). Harayama, Mark J dan Hammer Jr, Mrak.
http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id 1996. Waterand Wastewater
/0:23592/q/pengarang:%20Dessy, Technology. Prentice Hall: New
Diakses tanggal 8 Agustus 2016 Jersey
pukul 20:00 WITA. Hermawan, N.C., dan Sucipto, Haryo. 2005.
Mesin Perajang Plastik. Laporan
Anonymous. 2011. Bakteri Pseudomonas sp Tugas Akhir: Program Studi D3
Untuk Bioremediasi Akibat Teknik Mesin Produksi ITS:
Pencemaran Surabaya
MinyakBumi(Online).https://aguskris
noblg.wordpress.com/2011/12/30/pe Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K.,
manfaatan-bakteri-pseudomonas- 2011, A Review on Tertiary Recycling
untuk-bioremediasi-akibat- of High-Density Polyethylene to Fuel,
pencemaran-minyak-bumi/. (Diakses Resources, Conservation and
tanggal 8 Agustus 2016 pukul 20:30 Recycling Vol. 55 893– 910.
WITA)
Leahy, J.G dan R.R Colwell. 1990, Microbial
Degradation of Hydrocarbons in the
Environments. Microbiological
Reviews 54 (3), 205-315.
Lehninger, A. L. 1988. Dasar-Dasar Republik Indonesia.2008. Undang Undang
Biokimia Jilid 1. Erlangga : Jakarta. Nomor 18 tentang Pengelolaan
Sampah. Lembaran Negara RI Tahun
Leisinger, dkk. 1981. Microbiological 2008, No. 115. Sekretariat Negara:
Degradation of Xenobiotic and Jakarta.
Recalsitrant Coumpound. Academici
Press: London. Rodiansono, Trisunaryanti, W., dan
Triyono,2007, Pembuatan, dan Uji
Miller,S.J., Shah, N., and Aktivitas Katalis NiMo/Z pada Reaksi
Huffman,G.P,.2005,”Conversion of Hidrorengkah Fraksi Sampah Plastik
Waste Plastic to Lubrican Base Oil”, menjadi Fraksi Bensin, Berkala
American Chemical Society, 19 (4), MIPA,17,2.
1580-1586.
Reksosoebroto, S. 1990. Hygine dan
Manik, K.E.S, 2003. Pengelolaan Sanitasi. APK-TS: Jakarta.
Lingkungan Hidup. Djambatan:
Jakarta. Rosenberg, et al. 1992. Teori dan Soal Kimia
Dasar. Erlangga: Jakarta.
Mulyadi, E., 2010 “Kinetika Reaksi Katalitik
Dekomposisi Gambut”, Semnas Hasil Satrio, 2008, Modul Fluidisasi, Laboratorium
Penelitian Balitbang prov Jatim, Operasi Teknik Kimia, Jurusan
ISBN 978-979-10-8. Teknik Kimia, Universitas Ageng
Tirtayasa: Cilegon, Banten
Nishino, J., Itoh, M., Ishimori, T,. Kubota,
N., and Uemichi, Y., 2003, Sharpley, J.M. 1966. Elementary Petroleum
“Development of a Catalic Cracking Microbiology. Gulf Publishing
Process for Converting Waste Plastic Company: Texas.
to Petrochemicals”, J. Mater. Cycle.
Waste Manag., 5, 89-83. Sheehan, D. 1997. Bioremediation Protocols.
Humana Press: New Jersey
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan
Cipta: Jakarta. Lingkungan. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
Nugroho, Astri. 2006. Bioremediasi
Hidrokarbon Minyak Bumi. Graha Soemirat, juli 1994. Kesehatan Lingkungan.
Ilmu: Yogyakarta Gadjah Mada University Press:
Pahlevi, M.R., 2012. Sampah Plastik Yogyakarta
(file:///I:/Artikel%20plastic%20to%2
0oil/twit-sampah-plastik.html) di Surono.U.B., 2013, Berbagai Metode
akses 1 Agustus 2016 Konversi Limbah Plastik Menjadi
Bahan Bakar Minyak, Jurnal Teknik,
Ramadhan, A., dan Ali, M., 2013. Vol.3 No.1.
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi
Minyak Menggunakan Proses Tchobanoglous, Vigil dan Theisen. 1993.
Pirolisis, Jurnal Ilmiah Teknik Integreted Solid Waste Management,
Lingkungan Vol. 4 No. 1. Engineering Principles and
Management Issues. McGraw-Hill,
Inc

Wahyudi,I., 2001.Pemanfaatan Blotong


Menjadi Bahan Bakar Cair dan
Arang Dengan Proses Pirolisis.
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
UPN “veteran”: Jatim

Anda mungkin juga menyukai