Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ESKALATOR

Disusun oleh :

MUHAMMAD ARIEF QURNIAWAN (40030519650053)


Kelas Gedung 1

PROGRAM STUDI D4 -TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL DAN


PERANCANGAN ARSITEKTUR
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
ESKALATOR

A. Eskalator

Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan Perusahaan Otis Elevator
Co,yang mana dari dia timbullah nama eskalator (yang diciptakan dengan menggabungkan kata
scala, yang dalam bahasa Latin berarti langkah-langkah (step), dengan elevator).

Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan eskalator pertama step type
escalator ,untuk umum, dan eskalator itu dipasang di Paris Exibition 1900 dan memenangkan
hadiah pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual hak patennya ke Otis pada tahun 1910.

Eskalator atau Tangga Berjalan dalam Bangunan

Eskalator lurus dan melengkung dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric


Corporation telah berhasil mengembangkan eskalator spiral (kenyataannya lebih cenderung
melengkung/curve daripada melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun
1980. Eskalator ini dipasang di Osaka, Jepang pada tahun 1985.
Eskalator adalah tangga berjalan yang terdiri dari pijakan-pijakan yang pasang pada sabuk
yang beputar secara terus menerus. Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi
vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat
bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh
motor.

Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut
orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di
seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis.
Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi,
hotel dan fasilitas umum lainnya.Eskalator digerakkan oleh motor listrik yang berputar secara
tetap dan dilengkapi dengan pegangan tangan yang bergerak sama cepatnya dengan kecepatan
bergeraknya anak tangga. Kecepatan yang biasa digunakan adalah antara 0,45-0,60m/s tetapi
dengan rancangan khusus dapat dipercepat hingga 70m/s. Standart kemiringannya adalah 30º
(minimal 10º dan maksimal 35º) dengan ketinggian maksimal 20 meter.

B. Jenis-jenis Eskalator

1. Eskalator Jalur Tunggal

Eskalator ini digunakan untuk satu orang berdiri dengan lebar 60-81cm dengan kecepatan
0,45m/s yang kemampuan daya angkutnya 170 orang sedangkan dengan kecepatan 0,60m/s bisa
mencapai 225 orang. Eskalator tunggal ini biasanya digunakan untuk bangunan perkantoran dan
pusat perbelanjaan dengan luas lantai 10.000 meter persegi. Berikut contoh gambar dari
escalator jalur tunggal.
2. Eskalator Jalur Ganda

Eskalator untuk dua orang berdiri bersama dalam satu anak tangga (ukurannya sekitar 100-
120cm) dengan daya angkut 340 orang dengan kecepatan 0,45m/s dan 450 orang untuk kecepatan
0,6m/s. Biasanya digunakan untuk perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai 20.000
meter persegi. Berikut contoh escalator jalur ganda.

C. Prinsip Kerja Eskalator

1. Pendaratan/Landing

- Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke
ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
- Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate
ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak
tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.

2. Landasan Penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan
bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari
bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang
sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada
penopang beton atau baja.
3. Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga,
yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian
muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga
(disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan
anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang
kembali ke dalam landasan penopang. Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak
tangga-anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah
yang berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di
tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali.

D. Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Merencanakan Eskalator

1. Rise 
Hal ini merupakan tujuan dasar dari escalator, yaitu membawa orang dari satu lantai ke yang
lainnya. Rise dihitung dari lantai – ke lantai (floor to floor). Karena itu selum memesan escalator,
kita memerlukan secara pasti rise nya.Untuk Escalator dengan rise diatas 6000mm, diperlukan
support tambahan (intermediate support) agar escalator tidak “bergoyang -goyang” ketika sudah
terpasang. Setiap model escalator mempunyai rise maksimalnya.Hyundai Elevator mempunyai
Escalator yang bisa di desain dengan rise sampai sekitar 36 m Escalator Modular mempunyai
motor di bagian tengahnya sehingga mampu untuk mencapai rise yang besar. Sedangkan untuk
escalator ekonomis, bisa menggunakan tipe wordclass.
2. lebar dari step escalator
Apabila Kapasitas lift dihitung dengan jumlah penumpang, maka escalator dihitung dengan
jumlah penumpang per jam. Hal ini tercermin dari lebar stepnya, mulai dari yang terkecil W800
sampai W1200 (9000 orang per jam).Untuk mall, dan gedung pertemuan; dimana kapasitas
angkut nya besar, maka escalator lebih cocok dibandingkan dengan lift.
3. Sudut escalator
Juga merupakan komponen yang perlu diperhatikan. Hal ini berpengaruh pada panjang escalator.
Dimana sudut escalator pada umumnya adalah 30 derajat. Tetapi untuk kondisi yang khusus, bisa
dirancang dengan sudut 35 derajat.
4. Cover cladding
Merupakan pembungkus dari truss escalator, cover-cladding bisa dipilih dengan material stainless
steel, painted, kaca, atau gipsum, tergantung dengan keperluan dan estetika.
5. Flat step
Flat step merupakan jumlah step yang rata sebelum mulai menanjak. Flat step biasanya 2, ada
juga yang 3, hal ini bergantung dari berbagai faktor pertimbangan, seperti tinggi escalator,
kenyamanan pengguna. Tentunya flat step juga mempengaruhi panjang dari escalator.

E. Pemasangan Eskalator

1. Pekerjaan Persiapan

Pelaksanaan persiapan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Escalator meliputi :

- Klarifikasi final specifikasi teknis unit escalator

- Membuat shop drawing untuk disetujui oleh pihak terkait sebagai gambar pelaksanaan.

- Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.

- Pembuatan site office untuk penyimpanan sebagian material dan alat kerja.

2. Pabrikasi

Pelaksanaan pekerjaan pabrikasi, dapat dilaksanakan setelah final specifikasi teknis dan
shop drawing disetujui bersama.
3. Shipment

Pengriman (pengapalan) dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan unit escalator selesai


diproduksi, dan diperkirakan 3 (tiga) minggu setelah pengapalan unit tersebut akan
sampai dilokasi proyek.
4. Unit On Site

Pengiriman unit dari pelabuhan tanjung periok ke lokasi proyek secara bertahap, sesuai
kondisi lapangan dengan mengunakan truk container. Untuk kelancaran pekerjaan tersebut

diatas, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pihak lain (Kontraktor Sipil), antara
lain :
- Pengadaan lokasi penempatan unit onsite (diperkirakan sebannyak 10 case)

- Pengadaan jalan masuk kelokasi penempatan untuk akses truk container dan forklif.

5. Pekerjaan Pemasangan Unit Eskalator

Pekerjaan pemasangan escalator dapat dimulai setelah :


- Unit escalator sudah masuk ke lokasi proyek
- Hoistway escalator telah selesai pengerjaannya.

F. Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memasang Eskalator

Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor sipil dalam
pembuatan hoistway escalator, antara lain :

1. Ukuran bersih hoistway escalator dan ketegak lurusnya.

2. Kedalaman pit escalator.

3. Tempat dudukan escalator (reaction force)

4. Hoisting hook untuk pengangkatan escalator (Kapasitas 8 ton).

G. Tahap Pemasangan Eskalator


1. Transportasi ke void escalator.

Yaitu pengangkatan unit untuk di letakkan ditempat yang paling dekat dengan lobang
dengan menggunakan Hand Pallet dan Pallet kotak atau dengan menggunakan forklift.
2. Joint Frame dan Rail

Pekerjaan penyambungan potongan frame dan rail escalator menjadi satu sebelum
diletakkan di pit escalator.peralatan yang harus disediakan yaitu joice, hand pallet, kunci
– kunci, peralatan pengelasan.
3. Wiring dan Koneksi Kabel

Koneksi safety device dan panel escalator serta pemasangan kabel – kabel

4. Erection Frame

Peletakkan Unit Escalator ke dalam void / pit escalator dengan menggunakan Chain block
yang diletakkan di hook yang disediakan oleh gedung
5. Plumb / Centering

Proses pengukuran level escalator terhadap finishing floor untuk dipakai sebagai ukuran
pemasangan bracket.
6. Pemasangan Bracket

Pekerjaan Pemasangan bracket untuk dudukan kaca escalator serta outside deck

7. Pemasangan Out Side

Adalah Cover Frame yang dipasang pada sisi luar kaca escalator

8. Pemasangan Kaca

Pemasangan Kaca escalator dengan posisi menumpang pada bracket.

9. Pemasangan Handrail

Pemasangan karet pegangan untuk penumpang yang naik di escalator.

10. Pemasangan Inside Deck dan Skirt Guard.

Pemasangan Cover Frame yang dipasang pada sisi dalam kaca escalator dan pemasangan
dinding pembatas step sisi kanan kiri bagian dalam escalator
11. Testing

Pelaksanaan pengetesan escalator dengan secara bertahap dengan langkah pertama


escalator dijalankan manual, maintenant,baru sesudahnya dapat dijalankan secara normal.
12. Pemasangan Step

Adalah pemasangan seluruh step ( pijakan kaki penumpang escalator ) sebelum


pelaksanaan running test.
13. Commissioning

Proses running test escalator.


14. Reksa Uji

Proses pengujian kelayakan escalator oleh pihak depnaker.

METODE PELAKSANAAN PENEMPATAN ESCALATOR PADA VOID (ERECTION)

Hal hal yang diperlukan dalam pelaksanaan erection antara lain :

1. Persiapan

Dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu :

a. Persiapan peralatan antara lain Chaion blok, Square pallet, Hand Pallet, Wire
rope dll.
b. Persiapan lokasi yaitu :

- Pengechekan void (pengukuran void dan pembersihan area)

- Pengechekan penempatan wire rope (hook atau lubang untuk hook)

2. Erection Unit

Setelah Escalator berada dekat di void dan telah di joint/Assembly maka langkah pertama
yang dilakukan adalah pemasangan chain block pada hook atau ware rope yang diikatkan
pada lubang dilantai atas void. Kemudian ujung rantai diikatkan pada frame escalator
(upper dan lower escalator) untuk kemudian diangkat dan diletakkan di void escalator
seperti gambar dibawah ini.

METODE PELAKSANAAN PENGETESAN ESCALATOR

1. Check Input Tegangan 3 Phase.

2. Check Wiring dan Mechanik.

3. Test Maintenant Speed.

4. Check Roller Step, Chain dan Hand Rail.

5. Setting Seluruh Safety Switch.

6. Check Pelumasan.
7. Penambahan Step 50 % Dari Total.

8. Test Normal Speed.

9. Pembersihan.

10. Check Pelumasan.

Denah Perletakan Eskalator


A. Lower Ground
LOKASI
ESKALATOR
B. Lobby

LOKASI
ESKALATOR
C. Lantai 1

LOKASI
ESKALATOR
D. Lantai 2

LOKASI
ESKALATOR

Anda mungkin juga menyukai