Anda di halaman 1dari 4

SISTEM TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN TINGGI

Tangga Berjalan (Eskalator)

Eskalator merupakan suatu alat angkut yang menitikberatkan pada pengangkutan orang dari
lantai bawah kearah miring lantai diatasnya.

Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun. Apabila menghendaki kedua
arah, eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun. Sangat
berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan dengan arah gerakan tangga ini, karena mudah
tergelincir.

Ukuran Standar

Lebar : untuk 1 orang = 60 cm, untuk 2 orang 100 cm – 120 cm.


Panjang : disesuaikan dengan kebutuhan
Kemiringan 30° – 35°

Umumnya Eskalator dipasang dengan kemiringan >10 atau sesuai standart perbandingan antara
datar dan ketinggian 30° – 35°. Panjang Eskalator disesuaikan dengan kebutuhan; lebar untuk 1 orang
60cm dan untuk 2 orang 100cm – 120cm.

Menurut peraturan yang diterapkan di Inggris, sudut ketinggian dieskalator dibatasi hingga 30°, apabila
tangga tidak lebih dari 6 M dan kecepatan 0,5 m/dtk. Dalam keadaan tertentu sudut tersebut tidak boleh
lebih dari 30º . Menurut standar Inggris (BS), lebar tangga max 1050 cm dan minimal 600cm. Struktur
Eskalator terdiri atas kerangka baja yang ditumpu dibagian bordes atas maupun bawah.

Kapasitas Eskalator
Hal ini terkait dengan kecepatan orang untuk melangkah ke Eskalator, dimana kecepatan
melangkah ini tergantung pada lebar eskalator. Kecepatan eskalator  0,75 m/dtk sehingga peningkatan
kecepatan Eskalator akan memperbesar kapasitasnya.

Berikut adalah daftar yang memperlihatkan perkiraan kapasitas Eskalator yang digunakan dalam
satu bangunan dan pemakaian teratur.

Lebar Lebar max Lebar Perkiraan kapasitas (orang/menit)


tangga anatara seluruhnya
Kecepatan (m/dtk)
(m) sandaran (m)
tangga (m) 0,45 0,60 0,75
0,60 0,85 1,25 65 90 95
0,80 1,05 1,45 95 120 125
1,00 1,25 1,65 125 150 155

Untuk kebutuhan lainnya dapat digunakan angka standar 60 orang/menit.

Jika Eskalator ditempatkan pada kompartement anti kebakaran, maka perlu dilengkapi dengan pelindung
yang dapat menutup sendiri. Umumnya Eskalator tidak dipakai sebagai tempat untuk menyelamatkan diri
dari bahaya kebakaran.
Conveyor

Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam arah mendatar (horizontal).

Conveyor hampir mirip dengan Eskalator, hanya saja dipasang dalam keadaan datar ataupun miring
pada derajat <10°. Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan dihubungkan satu
sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat pegangan. Jarak jangkauan alat ini tergantung dari
kebutuhan dengan lebar untuk dua orang.

Elevator ( Lift )
Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam
suatu gedung tinggi.

Lift dapat dipasang pada bangunan – bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena
kemampuan orang untuk naik turun menjalankan tugas atau keperluannya dalam bangunan tersebut
hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.

BENTUK DAN MACAM LIFT


Bentuk dan macam dan macam lift tergantung dari fungsi dan kegunaan gedung.
a. Lift penumpang
Lift penumpang dibagi lagi atas 2, yakni :
Lift Penumpang yang tertutup

merupakan suatu lift untuk menangkut penumpang dengan ukuran, berat dan kecepatan tertentu sesuai
dengan fungsi dan kegunaan bangunan. Interior disesuaikan dengan kebutuhan standar atau sesuai
dengan keinginan pemilik bangunan. Kecepatan rendah untuk low zone biasanya melayani bangunan
bertingkat tidak lebih dari 10 lantai. Kecepatan sedang atau tinggi untuk high zone biasanya melayani
bangunan bertingkat lebih dari 10 lantai.

 Lift Penumpang yang transparan,

merupakan lift penumpang yang interiornya salah satu bidang atau lebih berupa kaca tembus pandang,
hal ini dimaksudkan agar mendapatkan view yang bagus dari pemandangan di luar. Bentuk lift ini
bermacam – macam, ada yang segi lima, segi empat, bulat tabung dan sebagainya.

b. Lift untuk Rumah Sakit

Karena funsinya mengankut orang sakit, ukuran lift biasanya memanjang dan pintu dapat dibuat dua arah
atau dua pintu. Interior disesuaikan dengan fungsinya.

c. Lift untuk Kebakaran / Barang

Ruangannya tertutup dan interiornya sederhana. Khususnya untuk kebakaran, semua peralatan /
perlengkapan, rangka dan interiornya harus tahan terhadap kebakaran, minimal 2 jam. Bukan hanya
rangka dari sangkarnya tetapi dinding – dindin luar yang menutupi lubang lift harus juga terbuat dari
dinding yang tahan api. Pintu lift terakhir harus menghadap atau dapat dijangkau dari luar bangunan.

d. Lift untuk makanan


Lift – lift dipasang dalam bangunan, karena sifatnya umum harus mengacu pada peraturan – peraturan
daerah. Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, yang menjadi pokok perhatian antara
lain tipe dan fungsi bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai, dan intervalnya. Selain itu perlu juga
dibedakan kapasitas (car/kg), jumlah muatan dan kecepatan.

Kapasitas (car/kg) Jumlah Muatan Kecepatan

900 13 org 40 m/mnit


1000 15 org 60 m/mnit
1150 17 org 90 m/ mnit
1350 20 org 105 m/mnit

Makin tinggi bangunannya, makin tinggi pula kecepatanya. Kapasitas, jumlah muatan dan kecepatan
untuk masing – masing lift berbeda, tergantung pabrik pembuatnya.

KECEPATAN & BERAT LIFT


Dalam peraturan bangunan khususnya untuk lift, ketepatan berangkat dan berhentinya lift harus
tanpa sentakan yang mengganggu penumpang, sehingga kecepatan dan berat akan menentukan
kenyamanan dalam menggunakan lift.

JUMLAH LANTAI KECEPATAN LIFT (m/menit)


4 s/d 10 60 – 150
10 s/d 15 180 – 210
15 s/d 20 210 – 240
20 s/d 50 270 – 360
Untuk Rumah Sakit 150 - 210

Ukuran berat tergantung besar dan jumlah penumpang yang dapat ditampung :

JUMLAH LANTAI KECEPATAN LIFT (m/menit)


4 orang 320 Kg
8 orang 630 Kg
13 orang 1000 Kg

System penggerak dalam elevator juga berbeda – beda, antara lain :

- System gearless, yaitu mesin di atas untuk lift kantor, pertokoan, hotel, apertemen, rumah sakit,
dsb.
- System hydrolic, yaitu mesin di bawah, terbatas untuk bangunan dengan 3 – 4 lantai. Sering
digunakan untuk lift makanan dan uang.

Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi bangunan 4 lantai ke atas, maka system
yang digunakan adalah gearless.
KOMPONEN LIFT (RUMAH LIFT)
Rumah lift dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1. Lift pit, tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban
pengimbang. Karena letaknya paling bawah, lift pit harus dibuat dari dinding yang tidak rembes
air.

Ukuran luas dan kedalaman tergantung dari ukuran kereta dan kedalamannya dipengaruhi oleh
kecepatan lift dan tingginya bangunan.

2. Ruang luncur (Hoistway), tempat meluncurnya sangkar atau kereta lift, tempat pintu – pintu
masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat
meletakan rel – rel peluncur dari kereta lift dan beban pengimbang.

Ruang luncur terbuat dari dinding beton atau bata dengan rangka – rangka tertentu, kecuali untuk
lift pemadam kebakaran. Ukuran ruang luncur tergantung dari ukuran kereta lift dan dapat diberi
bukaan – bukaan untuk pintu lift. Pintu lift ini sangat mempengaruhi harga lift, mengingat jumlah
pintu lift tergantung dari kebutuhan.

Setiap pintu lift diberi tombol – tombol untuk tempat pemberhentian kereta lift dan didalamnya juga
terdapat tombol – tombol yang berhubungan dengan pintu di luar.

Tipe – Tipe Hoistway dengan Keretanya.


Ruang mesin, tempat meletakan mesin/motor traksi lift, dan tempat panel control (mengatur jalannya
kereta). Ruangan ini dilengkapi pengatur udara yaitu exhauster atau alat pendingin, yang berfungsi
mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu panas sehingga tidak mempengaruhi kerja panel – panel
mesin.

PERLETAKAN LIFT

Lift sebagai tempat penghubung antara ruang bawah dan ruang atas merupakan suatu tempat yang
harus mudah dicapai dari ruangan – ruangan disekitarnya. Oleh karena itu penempatan lift harus tepat
sehingga dapat melayani ruangan dibawah dan diatasnya, mudah terlihat, mudah dicapai dan tidak
mengganggu segi arsitektur.

Ada beberapa cara meletakan lift dalam suatu bangunan, antara lain :
- Lift dipasang berdampingan, jumlah lift yang dipasang maximal 3 unit.
- Lift dipasang berhadapan,apabila jumlah lift lebih dari 3 unit. Ketika lift dirancang berhadapan
timbul masalah mengenai jarak antara lift – lift yang berhadapan, solusinya dengan mengatur
sesuai dengan fungsi dan keguanaan dari bangunan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai