Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI

TEKNOLOGIBANGUNAN

TEKNOLOGI BANGUNAN
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Sistem Transportasi dalam Gedung
Transportasi (bahasa Inggris: transportation) atau pengangkutan adalah perpindahan
manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi
fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana pra
sarana yang memperlancar pergerakan manusia di dalamnya.

Sistem Transportasi pada bangunan, terdiri atas: Lift (Elevator), Escalator, Travelator,
Moving Walkway, dll .

Travelator & Eskalator


Marga laju atau travelator adalah sebuah mekanisme pengangkut yang bergerak
perlahan yang digunakan untuk memindahkan orang pada bidang mendatar dalam jarak
tempuh pendek dan menengah. Marga laju dapat digunakan dengan berdiri maupun
berjalan di atasnya. Wikipedia
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Eskalator merupakan salah satu transportasi vertical berupa konveyor yang digunakan
untuk mengangkut orang yang terdiri dari tangga berpisah yang bisa bergerak ke
atas dan ke bawah. Eskalator mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan
oleh motor

Apa perbedaan travelator dan eskalator?


Perbedaan keduanya adalah : Eskalator diprioritaskan untuk transportasi orang
dengan barang bawaan yang dijinjing sedangkan. Travelator untuk transportasi orang
dengan barang yang didalam trolley. Travelator mempunyai sudut kemiringan lebih
landai sekitar 50%.

Eskalator terbagi atas


1.Eskalator jalur tunggal, dengan lebar 60 m – 81 cm
2.Eskalator jalur ganda, lebar 100 cm – 120 cm.
3.Ketinggian maksimum, 20 m
4.Kemiringan 30’ & 35’ ( jalur tunggal & jaur ganda)

memiliki daya angkutnya masing-masing. Adapun kemampuan


daya angkut eskalator dalam waktu 5 menit adalah seperti yang tersaji dalam tabel.
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Tabel Daya Angkut Eskalator

Jenis Eskalator Kecepatan Jumlah Daya Angkut


Tunggal 0,45 meter/det 170 orang
Tunggal 0,60 meter/det 225 orang
Ganda 0,45 meter/det 340 orang
Ganda 0,60 meter/det 450 orang
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 72

Cara perhitungan Panjang escalator


Panjang dari ukuran eskalator sendiri tergantung dengan ketinggian lantai gedung itu
sendiri. Semakin tinggi gedung maka semakin panjang ukuran eskalatornya. Karena sudut
kemiringan eskalator hanya da dua type, yaitu 30 derajat dan 35 derajat, maka untuk
menentukan kebutuhan panjang dari eskator dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
A. Rumus untuk eskalator dengan sudut kemiringan 30 derajat:
L=1.732 x H + 4765

B. Rumus untuk eskalator dengan sudut kemiringan 35 derajat:


L=1.428 x H + 4905
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
keterangan:
•L : Long
•H : Height
•Hanya berlaku untuk eskalator pada lantai dengan ketinggian kurang dari 6m.

Contoh studi kasus menghitung kebutuhan panjang bentangan eskalator:


Apabila tinggi suatu lantai 2 dalam gedung pusat perbelanjaan adalah 5 meter atau 5000
mm berapakah panjang eskalator yang dibutuhkan dengan sudut kemiringan eskalator
tersebut adalah 30 derajat?

1.732 x 5000 + 4765 = 13.425  13.5 m


desain pemasangan escalator, untuk bangunan kantor atau mall/pusat perbelanjaan
dengan jumlah lantainya kurang dari enam, gunakan eskalator dengan spesikasi sebagai
berikut :
•Untuk luas lantai 10.000 meter persegi, sebaikanya gunakan sepasang eskalator beralur
tunggal;
•Untuk luas lantai 20.000 meter persegi, sebaiknya gunakan eskalator beralur ganda.
•Sebaiknya sediakan satu lift untuk setiap 10.000 meter persegi lantai, dan perlu
disediakan satu eskalator (alur ganda) untuk setiap 5.000 meter persegi luas lantai.
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN

Tata letak eskalator yang sering digunakan adalah:


•Bersilang, sangat cocok untuk diaplikasikan pada luas lantai yang terbatas karena
penggunaan strukturnya lebih efisien;
•Sejajar dengan arus manusia yang berputar, cocok digunakan untuk kondisi di mana
orang yang ingin diarahkan jumlahnya sangat banyak.
•Sejajar dengan arus manusia menerus, juga cocok digunakan untuk kondisi
pengunjung/pengguna diarahkan ke suatu tempat tujuan. Misalnya, desain tata letak ini
banyak digunakan pada bandara atau stasiun MRT/kereta api sehingga pengguna dapat
langsung menuju ke tempat boarding atau lainnya.

Lift /Elevator
Lift adalah alat transportasi barang dan orang secara vertikal Lift digunakan pada setiap
bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 3 lantai. Minimum standar pelayanan – Sebuah
lift untuk setiap 4 lantai dengan jarak maksimum 45m ke Lobby Lift Luas area dan
kapasitas kotak lift d (iperkirakan berdasarkan 0,2 m² per-orang (Muhammad Iqbal,, 2015)

Menurut anda, apa bedanya LIFT dengan ELEVATOR ?


UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Tata letak Lift

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 60


UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Tata Letak Lift

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 61

Pada umumnya, lift diletakan pada sebuah tempat atau ruang yang biasa disebut CORE /
INTI. Paa dasarnya, pada sebuah gedung selalu memiliki inti, pada inti yang hanya berisi
pealatan lift pperlengkapan utilitas lainnya, biasa disebut INTI NON STRUKTURAL,
karena inti ini tidak ikut sebagai elemen structural. Pada inti yang dirancang sebagai
penguat Gedung, biasa disebut INTI STRUKTURAL
Bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 25 lantai, sebaiknya membagi layanan lift
dengan menggunakan system zona. Setiap zona dilayani oleh sejumlah lif ttertentu.
.
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
SKY LOBBY adalah tempat transfer penumpang lift dari suatu zona ke zona lain.
Areal untuk lift semakin banyak bila lantai yang dilyani semakin besar (bisa melebihi 20%
dari luasan lantai). Sebaiknya 1 lift melayani sampai dengan 15 lantai agar dapat lebih
nyaman penggunaannya.

Contoh penenpatan sky lobby


dan zona lift.

Sumber : Panduan Sistem


Bangunan Tinggi
(Jimmy S Juwana) hal.62
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Tata letak lift pada lobby & zona layanan lift

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 64


UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Perhitungan Kebutuhan Lift
Kebutuhan lift pada suatu gedung harus diperhitungkan agar pelayanan yang diberikan
dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna. Standar waktu tunggu yang dijadikan
acuan :

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 67


UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Round Trip, waktu perjalanan bolak balik lift (T)

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 63

:
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Perhitungan RTT / T

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 63


UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Perhitungan Beban Puncak Lift

Sumber : Panduan Sistem


Bangunan Tinggi(Jimmy Juwana) hal
. 67 & 70
UNIVERSITAS INDRAPARASTA PGRI
TEKNOLOGI BANGUNAN
Kapasitas Penumpang

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Jimmy S Juwana) hal. 66

Anda mungkin juga menyukai