KOLABORASI Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall - Feromon Sex) Sebagai Pengendalian Hama Pada Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.)
KOLABORASI Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall - Feromon Sex) Sebagai Pengendalian Hama Pada Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.)
TEKNOLOGI
Diusulkan Oleh:
1. Ariadna Rizky Amalia 171510701021 2017
2. Novia Enka Purnamasari 171510701042 2017
3. Yesy Ayu Nengtiyas 171510701055 2017
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
i
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga karya tulis ilmiahdengan judul “KOLABORASI Y-
PITEX (Yellow Trap-Pitfall-Feromon sex) sebagai PENGENDALIAN HAMA pada
TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..... i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………... ii
LEMBAR PERNYATAAN…………………….…….………………………........ iii
KATA PENGANTAR…………………………..……….……….………………... iv
DAFTAR ISI…………............………………………..…………………………... v
DAFTAR TABEL.......……………………………….……………………………. vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vii
ABSTRAK................................................................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….... 1
1.1 Latar Belakang………….……………………………………………...…. 1
1.2 Rumusan Masalah……..……………………………………………......… 2
1.3 Tujuan ............................…………………………………….………...…. 3
1.4 Manfaat..................……………………………………………………….. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………….……………………..... 4
BAB III METODE PERANCANGAN ALAT………………..……………..……. 8
3.1 Kajian Pustaka Tentang Alat Kolaborasi Y-PITEX...................................... 8
3.2 Perancangan Alat Kolaborasi Y-PITEX........................................................ 9
3.3 Posisi Alat..................................................................................................... 11
3.4 Fungsi Alat................................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN …………….........………………………………..……. 13
4.1 Serangan Hama Ubi Jalar (I. batatas L)…………………………….…..… 13
4.2 Mekanisme Kerja Kolaborasi Alat Perangkap Y-PITEX....……………….. 15
4.3 Keunggulan Kolaborasi Alat Pengendalian Hama Y-PITEX ……..………. 16
BAB V PENUTUP…………………………..........……………………………….. 18
5.1 Kesimpulan.........………………………………………….………………. 18
5.2 Saran…………………………………………………………….……….... 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………... 24
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
KOLABORASI Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall -Feromon Sex) sebagai
PENGENDALIAN HAMA Pada TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
Ariadnarizky2@gmail.com
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan komoditas pertanian yang memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dikalangan masyarakat pendesaan
di Indonesia. Budidaya ubi jalar di Indonesia mengalami permasalahan setiap tahunnya baik
secara kuantitas maupun kualitas dikarenakan adanya serangan hama yang semakin meluas
pada lahan ubi jalar yang dapat menimbulkan gejala dan kerusakan pada Ipomoea batatas
L. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi Y-Pitex populasi hama
tanaman ubi jalar (Ipomoea batatass L) setelah menggunakan Y-PITEX. Oleh karena itu,
pengkaji membuat kolaborasi Y- Pitex sebagai pengendalian hama pada tanaman Ipomoea
batatas. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode studi literature dengan
membuat suatu inovasi pengendalian hama pada Ipomoea batatas dengan mengkolaborasi
antara Yellow trap, Pitfall, dan Feromon sex (Y-Pitex). Berdasarkan hasil kajian studi
literature bahwa kolaborasi Y-pitex ini dilakukan karena banyaknya hama (belalang, boleng,
wereng, kepik, kutu dan ngengat) yang menyerang Ipomoea batatas L sekitar 40-60% baik
melalui atas permukaan dan dibawah permukaan tanah Ipomoea batatas. Pitfall trap
digunakan untuk mengumpulkan populasi hama yang aktif pada permukaan tanah Ipomoea
batatas sekitar 10-30% Perangkap yellow trap digunakan untuk menangkap populasi hama
yang berada diatas permukaan tanah sekitar 15-30% sedangkan penggunaan feromon sex
dapat menyebabkan gangguan perkawinan pada betina. Sehingga, kolaborasi alat perangkap
Y-Pitex dapat mengendalikan serangan hama pada Ipomoea batatas
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
produksi tanaman ubi jalar sehingga perlu adanya pengendalian yang efektif.
Serangan hama pada tanaman ubi jalar juga diakibatkan adanya beberapa hama
yang diataranya belalang, boleng, wereng, kepik, kutu dan ngengat. Pengendalian
serangan hama dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya secara
mekanik, biologi, dan kimia. Pengendalian secara mekanik biasanya dilakukan
secara langsung pada tanaman dengan menggunakan alat/ manual. Pengendalian
hama secara mekanik tersebut relatif lebih murah dan menggunakan cara yang
cukup sederhana. Pengendalian mekanik dapat menggunakan menerapkan
aplikasi perangkap yellow trap, pitfall, dan feromon sex. Menurut Aryoudi dkk
(2015) perangkap kuning (yellow trap) yaitu perangkap yang digunakan diatas
permukaan tanah dan perangkap jatuh (Pitfall) yaitu perangkap yang digunakan
untuk menangkap serangga yang ada di permukaan tanah sekitar tanaman.
Perangkap feromon sex dapat digunakan untuk memonitoring keberadaan dan
pperkembangan populasi serangga hama yang ada dillahan, penangkapan
massal serangga jantan dan membantu proses penyebaran entomopatogen
(Permana dan Rostama, 2006).
Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan cara kolaborasi antara
yellow trap, pitfall, dan feromon sex (Y-PITEX). Kolaborasi Y-PITEX tersebut
diharapkan mampu mengendalikan beberapa hama yang menyerang pada
tanaman ubi jalar. Kolaborasi Y-PITEX dilakukan karena banyaknya hama yang
menyerang diatas permukaan dan dibawah permukaan tanah. Penerapan yellow
trap digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang diatas permukaan
dan penerapan pitfall trap digunakan untuk mengendalikan serangan hama di
permukaan atau didalam tanah serta adanya feromon sex sendiri dapat
mengoptimalkan pengendalian hama yang menyerang pada tanaman ubi jalar.
2
hama pada tanaman ubi jalar (I. batatas L.) ?
3. Bagaimana keunggulan kolaborasi alat pengendalian hama Y-PITEX?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengendalikan serangan hama tanaman ubi jalar
(I. batatas L.) dengan kolaborasi Y-PITEX
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja pada kolaborasi Y-PITEX sebagai alat
perangkap hama pada tanaman ubi jalar (I. batatas L.).
3. Untuk mengetahui keunggulan kolaborasi alat pengendalian hama Y-PITEX
1.4 Manfaat
1. Bagi Perguruan tinggi dapat mengembangkan alat pengendalian serangan
hama tanaman ubi jalar (I. batatas L.) dengan kolaborasi Y-PITEX
2. Bagi Petani untuk menekan serangan hama ubi jalar (I. batatas L.) yang ada di
lahan dan petani mampu mengaplikasikan alat pengendalian Y-PITEX pada
serangan hama tanaman ubi jalar (I. batatas L.)
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Ubi jalar (I. batatas (L.) Lamb) merupakan tanaman sebagai sumber
karbohidrat, vitamin A, C dan Mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
manusia. Selain sebagai sumber bahan pangan, ubi jalar juga merupakan sumber
bahan baku industri dan pakan ternak. Luas lahan dan panen ubi jalar di
Indonesia diperkirakan sekitar 230.000 Ha dengan produktifitas sekitar 10
ton/Ha (Sarwono, 2011). Luas panen ubi jalar di Indonesia pada tahun 2018
menurut BPS 2018 mencapai 106,226 ha dengan total produksi 1.914,244 ton
dan luas panen ubi jalar di Indonesia pada tahun 2017 menurun 5,67% dibanding
tahun 2017 hanya 110, 514 ha dengan total produksi 2,029,353 ton. Tahun 2016
luas panen ubi jalar di Indonesia mencapai 123, 574 ha dengan total produksi ubi
jalar 2,169,386 ton meningkat dibandingkan pada tahun 2015 tercatat 2,168,386
ton dari luas panen 143,125 ha. Luas panen ubi jalar di Indonesia cukup luas dan
memiliki banyak sentra produksi. Sentra produksi ubi jalar antara lain Jawa
Barat, Papua, Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara
Timur (BPS, 2018).
Ubi jalar (I. batatas L.) merupakan komoditas pertanian yang memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dikalangan masyarakat
pendesaan di Indonesia. Ubi jalar sudah dikenal dan dibudidayakan secara turun
menurun oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sebagai sumber karbohidrat, ubi
jalar merupakan bahan pangan dari kelompok umbi-umbian yang banyak
dimanfaatkan sebagai substitusi beras. Ubi jalar di Papua digunakan sebagai
pangan pokok. Ubi jalar selain sebagai bahan pangan, ubi jalar dikembangkan
digunakan sebagai bahan industri dan pakan ternak. Sentra produksi yang berada
di Magetan, Mojokerto, Karanganyar, Majalengka, dan Kuningan sebagian besar
produksi ubi jalar digunakan sebagai bahan baku industri makanan seperti saos
dan makanan tambahan. Ubi jalar yang berada di negara maju tidak hanya
digunakan sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai bahan baku industri
farmasi, tekstil, perekat, dan kosmetik (Swastika dan Sri Nuryanti., 2012).
4
Potensi pengembangan ubi jalar cukup besar dikaitkan dengan pasar ekspor,
terutama ke Singapura, Jepang, dan Korea. Ubi jalar juga merupakan pangan
fungsional, karena senyawa yang dikandung nya memiliki fungsi fisiologis yang
bermanfaat untuk kesehatan. Aspek fungsional pada ubi jalar terdapat pada kadar
beta karoten dan antosianin, yaitu pigmen yang memberi warna kuning/oranye
dan ungu pada daging umbi, senyawa fenol, serat pangan, dan indeks glikemik
yang rendah (Ginting et al., 2012).
Budidaya ubi jalar di Indonesia banyak ditemui karena ubi jalar
merupakan bahan pangan sesudah beras daan jagung. Namun produktifitasnya
terganggu mengalami permasalahan setiap tahunnya baik secara kuantitas
maupun kualitas dikarenakan adanya serangan hama yang semakin meluas pada
lahan ubi jalar yang dapat menimbulkan gejala dan kerusakan pada Ipomoea
batatas L. produktivitas ubi jalar hingga saat ini masih tergolong rendah yaitu
sekitar 10,78 t/ha dan salah satu penyebabnya adalah seranggan hama (Wahyuni
dan Nasir., 2010). Hama pada tanaman ubi jalar yaitu Acrididae (Oxya sp),
Curculionidae (Cylas formicarius), Coreidae (Physomerus grossipes),
Aleyrodidae (Bemisia tabaci), Noctuidae (Spodoptera sp). Hama belalang
merupakan hama perusak daun dengan merusak daun tanaman hingga terlihat
sobek dengan torehan bagi ubi jalar. Hama belalang menyerang tanaman ubi
jalar pada umur tanaman 1-4 bulan setelah tanam (Pinontoan et al., 2011).
Hama boleng meruapakan hama utama pada tanaman ubi jalar.
Menyerang bagian umbi dan larva serta pupa dapat ditemukan dalam umbi.
Lubang gerekan tertutup dengan kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat.
Serangan hama ini umumnya terjadi ketika tanaman/umbi berumur 4 bulan ke
atas. Presentase serangan berkisar 15 – 50% dengan rata-rata 35%. Serangan
hama ini sangat berpotensi menurunkan nilai ekonomi sebab produksi menjadi
rusak (Pinontoan et al., 2011). Pupolasi hama boleng pada lahan tergantung pada
pengaruh lingkungan dengan keberadaan pertanaman ubijalar sepanjang tahun
yang dapat mempengaruhi perkembangan populasi hama tersebut (Supriyatin.,
2001). Hama kepik merupakan hama dari ordo hemiptera memiliki anggota yang
5
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago) sehingga populasinya berkembang lebih
cepat. Hama ini menyerang ubi jalar pada umur tanaman 2 bulan setelah tanam
dengan cara menyerang bagian daun dengan cara mengisap (Pinontoan et al.,
2011).
Permasalahan utama dalam budidaya ubi jalar adanya gangguan hama
yang menyerang tanaman ubi jalar sehingga produktivitas ubi jalar dapat
menurunkan produktivitas tingkat kerusakan pada tanaman ubi jalar sehingga
dapat dilakukan suatu inovasi alat pengendalian hama pada tanaman ubi jalar.
Alat pengendalian hama pada Ipomoea batatas dengan mengkolaborasi antara
Yellow trap, Pitfall, dan Feromon sex menjadi suatu inovasi alat pengendalian Y-
Pitex yang efektif dan efisien untuk mengendalikan populasi hama di ubi jalar (I.
batatas). Penggunaan perangkap hama ubi jalar (I. batatas) menggunakan alat
pengendalian Feromon sex.. Senyawa pembangkit data tarik seksual serangga
yang merupakan Feromon. Bahan feromon yang dimiliki serangga antara lain
bahan pemikat seksual bahan peringatan bahaya (alarm), bahan pemandu
berkumpul (assembly/aggregation), bahan pemandu arah dan tempat
(trail/territorial). Feromon dapat dibedakan sesuai fungsinya terhadap fisiologi
dan perilaku individu dalam spesies yaitu primers berperan untuk mengatur
kondisi fisiologis individu serangga sedangkan. releasers berperan untuk
mendorong munculnya tanggapan perilaku. (Witzgall et al., 2010).
Jenis feromon yang dipakai hampir semua golongan serangga dengan
jenis feromon yaitu releasers pemikat sex dengan tipe rangsang feromon sex.
Feromon sex merupakan senyawa yang dilepas oleh salah satu jenis serangga
yang dapat mempengaruhi serangga lain yang sejenis dengan adanya tanggapan
fisiologi tertentu (Ahmad and Norman., 2011). Spesies yang tertangkap di
feromon sex yaitu ordo Coleoptera dan Lepidoptera seperti Boleng (C.
formicarius) dan Spodoptera litura sehingga kerusakan ubi jalar akibat
serangan hama lebih rendah mencapai 10% dan produktivitas ubi jalar lebih
tinggi mencapi 15-50%. (Indiati dan Nasir., 2010).
6
Menurut Esker et al., (2014) pengujian kertas warna merah, kuning
dan hijau menunjukkan bahwa jumlah dan jenis serangga yang tertangkap pada
media kertas warna menunjukkan populasi serangga tertinggi pada perlakuan
kertas warna kuning 23,25 populasi diikuti oleh kartas warna hijau 7,50
populasi, dan kertas warna merah 6,00 populasi. Ketertarikan serangga
terhadap warna disebabkan pemantulan cahaya ke segala arah dan banyak
serangga pemakan tumbuhan menanggapi positif pola pantulan cahaya dari
tanaman inang dan Ketertarikan serangga terhadap warna kuning cenderung
lebih tinggi dapat disebabkan adanya kemiripan warna polen bunga menjelang
masak Target serangga yang ditangkap pada yellow trap ini yaitu Omphisia
anastomasalis, Oxya sp, Physomerus grossipes dan Bemisia tabaci
Feromon sex serangga ini dalam pengelolaan serangga hama dapat
dimanfaatkan untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal,
menganggu perkawinan (matting distrupttion). Sifat yang spesifik untuk aktivitas
biologi terhadap serangga di ubi jalar, dimana jantan atau betina dari spesies
yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau
jantan dari spesies yang berbeda (Haryati dan Agus., 2009). Feromon sex untuk
mengangkap hama Cylas formicarius jantan lebih tertarik daripada betina
sebanyak 200 serangga jantan dengan menggunakan jenis feromon sex yaitu
feromon-exi yang dikombinasikan dengan larutan insektisida karborsulfan 0,05%
selama 20 menit pada saat tanam. Kombinasi feromon dengan larutan insektisida
ini digunakan karena pengunaan feromon sex untuk pengendalian hama C.
formicarius tidak bisa berdiri sendiri. Dampak feromon sex terhadap C.
formicarius betina akan menurunkan gangguan perkawinan C. formicarius
betina, sehingga fertilitas kumbang betina akan menurun sebanyak 10% alat
perangkap ini menggunakan botol air minum bekas yang dibawahnya diisi
potongan ubi jalar dan direndam dengan insektisida kemudian diaplikasikan saat
tanaman berumur 3 hari setelah tanam. Perangkap feromon ini ditempatkan pada
tepi dan tengah pertanaman ubi jalar pada ketinggian 30 cm diatas permukaan
tanah dengan jarak 15 meter (Supriyatin, 2001).
7
BAB 3. METODE PERANCANGAN ALAT
8
tanam. Perangkap feromon ini ditempatkan pada tepi dan tengah pertanaman ubi
jalar pada ketinggian 30 cm diatas permukaan tanah dengan jarak masing-masing
perangkap 7 m. Beberapa rancangan dari Yellow trap, Pitfall dan feromon sex
tersebut diinovasikan dalam satu model alat perangkap menjadi kolaborasi Y-
PITEX dimana beberapa alat perangkap seperti alat perangkap feromon
digantungkan pada bawah alat perangkap Yellow trap dan Pittfall trap dan
dijadikan satu.
Ajir
bambu 20-25
cm
Kertas (map kuning) 25 cm
Tutup
seng
30-35
cm
Stoples
9
Ajir bambu 50-75 cm
Tali rapia
Permukaan tanah
kedalaman ± 10
10
3.3 Posisi Alat
Alat pengendalian hama dengan menggunakan kolaborasi Y-PITEX merupakan
gabungan dari tiga perangkat yaitu Yellow trap, Pittfall, dan Feromon sex. Alat kolaborasi
ini bertujuan untuk keefektifitasan waktu dalam menangkap serangga dalam satu lahan
secara bersama dalam satu perangkap sebanyak 10 perangkap pada tepi dan tengah
pertanaman ubi jalar dengan luas lahan tanaman ubi jalar. Alat pengendalian dengan
menggunakan kolaborasi Y-PITEX dengan cara pada bagian permukaan tanah dibuat
lubang sedalam ± 10 cm yang didalamnya dipasang berupa botol air minum bekas diisi
potongan ubi jalar ungu dan direndam larutan insektisida yang berfungsi sebagai perekat
dimana serangga yang masuk didalam gelas plastik terperangkap dan tidak bisa keluar lagi.
kemudian dikaitkan dengan feromon sedangkan bagian sisi pinggir feromon diberi yellow
trap kemudian ditutupi dengan seng berbentuk segitiga untuk menghidari air hujan masuk
kedalam alat perangkap tersebut dan dikaitkan dengan tali yang dikaitkan dengan tiang
bambu setinggi 50-75 cm (Seregar et al., 2014).
12
BAB 4. PEMBAHASAN
13
tergantung pada lokasi dan iklim (Indiati dan Nasir, 2010). Oxya sp jenis hama dari
yang menyerang tanaman ubi jalar pada bagian daun yang menyebabkan kerusakan
daun hingga terlihat sobek. Menyerang bagian daun dengan cara membuat lubang
atau kerusakan dari pinggiran daun. Coreidae menyerang bagian daun ubi jalar
dengan cara nimfa dan imago. kepik ubi jalar menusuk batang dan tangkai ubi
jalar. Kepik ubi jalar dapat menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan
tanaman menjadi layu dan kerdil sehingga produktivitas ubi jalar menurun.
Bemisia tabaci menyerang bagian daun dengan cara mengisap. Bemisia
tabaci dalam kondisi populasi tinggi dapat menyebabkan daun menguning dan
nekrosis serta Bemisia tabaci juga sebagai vektor virus. Jenis virus yang
menginfeksi tanaman ubi jalar salah satunya Sweet potato virus disease (SPVD)
yang merupakan infeksi ganda SPFMV+SPCSV dapat mengakibatkan kehilangan
hasil hingga 90%. Adanya gejala infeksi virus pada ubi jalar yang berupa daun
mengecil, perubahan bentuk daun (malformasi), vein clearing, mosaik dan
pertumbuhan kerdil yang merupakan gejala karakteristik SPVD (Saleh dan
Rahayuningsih, 2014).
Omphisia anastomasalis (Lepidoptera). Serangga dewasa penggerek
batang yaitu berupa ngengat. Ngengat hidup selama 5-10 hari. Ngengat betina
dapat meletakkan telur 150-300 telur. Sebagian besar telur diletakkan secara
individual di permukaan bawah daun, terutama di bagian tepi daun dan ada juga
telur yang diletakkan pada batang. Stadia telur, larva sampai dengan pupa
membutuhkan waktu rata-rata 55-65 hari. Larva membuat lubang dengan cara
menggerek bagian dalam batang tanaman ubi jalar tidak lama setelah larva keluar
dari telur, dan kadang-kadang menembus leher pangkal umbi. Akibat aktivitas
makan larva menyebabkan terjadinya pembesaran dan lignifikasi pada pangkal
batang dan terbentuknya rongga dimana rongga tersebut diisi dengan serbuk
halus bekas gerekan. Tanaman menjadi layu dan mati. Serangan penggerek
batang pada tahap awal pertumbuhan tanaman ubi jalar dapat menghambat
pembentukan umbi. Ordo ini hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi
sebagai hama (Pinontoan et al., 2011).
14
4.2 Mekanisme Kerja Kolaborasi Alat Perangkap Y-PITEX
Kolaborasi alat perangkap Y-PITEX mempunyai sistem mekanisme kerja
yaitu menangkap serangga dalam satu lahan secara bersama dalam satu
perangkap sebanyak 10 perangkap pada tepi dan tengah pertanaman ubi jalar
dengan luas lahan tanaman ubi jalar. Alat pengendalian dengan menggunakan
kolaborasi Y-PITEX dengan cara pada bagian permukaan tanah dibuat lubang
sedalam ± 10 cm yang didalamnya dipasang berupa botol air minum bekas
diameter 9 cm diisi potongan ubi jalar ungu dan direndam dengan larutan
insektisida. potongan ubi jalar ungu dan direndam dengan larutan insektisida
berfungsi sebagai pengikat hama C. formicarius agar masuk kedalam perangkap
pittfall trap dimana serangga yang masuk didalam gelas plastik terperangkap dan
tidak bisa keluar lagi. Kemudian dikaitkan dengan feromon yang bagian sisi
pinggir feromon diberi yellow trap kemudian ditutupi dengan seng berbentuk
segitiga untuk menghidari air hujan masuk kedalam alat perangkap. Tiga alat
perangkat tersebut dikaitkan dengan satu tali yang dikaitkan dengan tiang bambu
setinggi 50-75 cm dan untuk menangkap serangga yang menyerang tanaman
diatas permukaan maupun dibawah permukaan tanah.
Mekanisme kerja dari perangkap pittfall trap dengan cara menarik
serangga C. formicarius dengan aroma pengikat dengan menggunakan ubi jalar
yang dicelupkan dengan insektisida agar hama C. formicarius masuk kedalam
perangkap. Insektisida yang digunakan yaitu insektisida karbosulfan 0,05% yang
dilakukan perendaman selama 20 menit (Supriyatin, 2001). Mekanisme kerja dari
feromon sex serangga ini dalam pengelolaan serangga hama dapat dimanfaatkan
untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal, menganggu
perkawinan (matting distrupttion). Feromon sex untuk mengangkap hama C.
formicarius jantan lebih tertarik dari pada betina dengan menggunakan jenis
feromon sex yaitu feromon-exi yang dikombinasikan dengan larutan insektisida
karborsulfan 0,05% selama 20 menit pada saat tanam.
Mekanisme pada perangkap yellow trap yaitu dengan menggunakan
15
kertas berwarna kuning yang mana warna kertas kuning tersebut diberi lem
perekat yang berwarna bening pada dua sisinya dan disempotkan atraktan sebagai
aroma pengikat serangga agar tertarik pada perangkap.
16
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mekanisme kerja dari perangkap pittfall trap dapat menarik serangga C.
Formicarius dengan aroma pengikat dengan menggunakan ubi jalar yang
dicelupkan dengan insektisida agar hama C. Formicarius masuk kedalam
perangkap. Mekanisme kerja dari feromon sex dalam pengelolaan dapat
dimanfaatkan untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal,
menganggu perkawinan (matting distrupttion). Mekanisme pada perangkap
yellow trap yaitu dengan menggunakan kertas berwarna kuning diberi lem
perekat berwarna bening pada dua sisinya dan disempotkan atraktan sebagai
aroma pengikat serangga.
2. Keunggulan kolaborasi alat perangkap hama Y-PITEX yaitu keefektifitasan
waktu, perangkap dari bahan alami dan organik, lebih efesien biaya yang
dikeluarkan dan lebih efektifitas, ramah lingkungan, lebih banyak
menangkap berbagai populasi spesies hama tiap ordo, dapat menutupi
kekurangan sehingga dapat mengkolaborasi kelebihan setiap masing-
masing alat perangkap yang diaplikasikan untuk menangkap populasi
serangga di ubi jalar.
5.2 Saran
Kolaborasi alat pengendalian hama Y-PITEX (Yellow Trap-Pitfall-
Feromon Sex) sebagai pengendalian hama pada tanaman ubi jalar (I.
batatas L.) perlu melakukan peninjauan dan penelitian selanjutnya penerapan
metode kolaborasi Y-PITEX serta dapat di modifikasi pada tanaman lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aryoudi A., M. Iskandar, Pinem, Marheni. 2015. Interaksi Tropik Jenis Serangga
diatas Permukaan Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan Tanah (Pitfall
Trap) pada Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.)
Agroekoloteknologi, 3(4): 1250-1258.
BPS. 2018. Data Lima Tahun Terakhir Produksi, Luas Panen Ubi Jalar Di
Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.
Indiati, S.W. dan Nasir, S. 2010. Hama Boleng pada Tanaman Ubi Jalar dan
Pengendaliannya. Buletin Palawija. 19(1): 27-37.
18
Knaap, M. and Jan R. 2012. The Effect of Pittfall trap Contruction and Catch
Size, Species Richness and Spesies Composition of Ground Beetles
(Coleoptera: Carabidae). Entomology, 109(1): 419-426.
Permana A. G., dan Rostaman. 2006. Pengaruh Jenis Perangkap dan Feromon
Seks terhadap Tangkapan Ngengat Jantan (Spodoptera exigua). HPT
Tropika, 6(1): 9-13.
Sarwono, B., 2011. Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis.
Penebar. Jakarta
Skvarla, M.J., Larson, JL. & Dowling, A.P.G. 2014. Pitfalls and Preservatives: a
Review. JESO. 145:15-27.
19
Siregar. A. S, Darma. B, dan Fatimah Z. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga
Di Berbagai Tipe Lahan Sawah. Agroekoteknologi, 2(4) : 1640-1647.
Witzgall, P., P. Kirsch., A. Cork. 2010. Sex Pheromones and Their Impact on
Pest Management. Chem Ecol, 36(2): 80-100.
20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Identitas Diri
Nama Lengkap : Ariadna Rizky Amalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/NIM : Pertanian/171510701021
Jurusan/Prodi : Proteksi Tanaman
Email : ariadnarizky2@gmial.com
No. HP/Telepon : 082145290134
b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - IPA
Tanggal masuk-
lulus
21
“Sistem Tanam Vertikal (Vertilkal dan Horizontal)
5 2018 Sebagai Upaya Optimalisasi Lahan Pertanian Untuk
Mencapai Lumbung Pangan Dunia dan Solusi
Mengurangi Impor
Pangan dan Sayuran
Efektivitas Limbah Air Tahu pada Tanah sebagai Agen
6 2018 Hayati Patogen Pertumbuhan (Bacillus subtilis) Pada
Sistem Agroforestri
Karya Tulis Ilmiah “ Formulasi Enkapsulasi Alginat-
7 2019 Kitoson Ekstrak Bubuk Daun Kesen Untuk Mengatasi
Diabetes
Melitus
“Potensi Limbah Nicotiana tabacum Sebagai Feed
8 2019 Additive
Pakan Ternak Ayam Lokal Berbasis Eco-Friendly
22
6 Pendanaan PHBD 2019 Kementrian Riset dan 2019
Teknologi Republik
Indonesia
23
a. Identitas Diri
Nama Lengkap : Novia Enka Purnamasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/NIM : Pertanian/171510701042
Jurusan/Prodi : Proteksi Tanaman
Email : noviaenkapurnamasari@gmail.com
No. HP/Telepon : 081249867319
b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - IPA
Tanggal masuk-
lulus
24
a. Identitas Diri
Nama Lengkap : Yesy Ayu Nengtiyas
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/NIM : Pertanian/171510701055
Jurusan/Prodi : Proteksi Tanaman
Email : yesyayunengtiyas1212@gmail.com
No. HP/Telepon : 082232056028
b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - IPA
Tanggal masuk-
lulus
25
a. Identitas Diri Dosen Pembimbing
B. DATA AKADEMIK/PENDIDIKAN
STRATA 1
Universitas : Universitas Jember
Fakultas : Pertanian
Jurusan : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Program Studi :-
Lulus Tahun : 1989
STRATA 2 (Magister)
Universitas : Universitas Gadjah Mada
Fakultas : Pertanian
Jurusan : Hama Tumbuhan
Program Studi :-
Lulus Tahun : 1999
Bidang Keahlian : Ilmu Hama Tumbuhan/ Entomologi
Judul Thesis : Prasitasi Parasitoid Telur Trichogrammatoidea bactrae
bactrae Nagaraja terhadap Hama Penggerek Polong Kedelai
Etiella zinckenella
STRATA 3 (Doktor)
26
Bidang Ilmu yang diasuh
Strata 1 (S1) : 1. Ilmu Hama Tumbuhan
2. OPT Pangan dan Hortikultura
3. Budidaya Tanaman Semusim
Strata 2 (S2) :
Strata 3 (S3) :-
C. PENELITIAN
Judul Penelitian Tahun Sumber Dana
1. An integrative strategy for the sustainable control of 2003-2005
diamondback moth by conservation of natural enemies and Uni Eropa
application of biocontrol agents (anggota peneliti)
27
2001 Voucer DP2M Rekayasa Alat Pengendalian Gulma Ds Patrang,
Jember
2002 IPTEKDA LIPI, Pusat Jajan Serba Ikan Untuk Desa Puger
Meningkatkan Pendapatan Nelayan Jember
Nama Temu
No. Judul Artikel Tempat Tahun
Ilmiah/Seminar
28
1. Seminar Pemberian nutrisi cair Universitas 2018
Nasional Multi dan jenis pakan KH A Wahab
Disiplin terhadap produksi kroto Hasbullah
semut rangrang
2. Seminar Pemberdayaan Fakultas 2017
Nasional Masyarakat Pinggiran Farmasi
Kewirausahaan Pegunungan dengan Universitas
dan Pengabdian Budidaya Jamur Tiram Jember
MAsyarakat Putih di Kecamatan
Sukorambi melalui
Program KKN PPM
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber
Dana
a.
29
FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
ASUSCo 2020
I. DATA TIM
a. Nama Tim : Y-PITEX
b. Perguruan Tinggi : Universitas Jember
c. Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Kalimantan No. 37, Krajan Timur,
Sumbersari, Kec. Sumbersari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
d. Sub-Tema yang diambil : Teknologi
e. Judul Paper : Kolaborasi Y-PITEX (Yellow Trap-
Pittfall -Feromon Sex) sebagai
Pengendalian Hama pada Tanaman
Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)
II. DATA KETUA
30
e. Alamat : Dusun Cawang, Desa Benelan
Kidul, Kecamatan Singojuruh,
Kabupaten Banyuwangi
f. No.Telp/Hp : 082232056028
g. E-mail : yesyayunengtiyas@gmail.com
31
32