Anda di halaman 1dari 39

KOLABORASI Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall -Feromon Sex) sebagai

PENGENDALIAN HAMA Pada TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas


L.)

TEKNOLOGI

Diusulkan Oleh:
1. Ariadna Rizky Amalia 171510701021 2017
2. Novia Enka Purnamasari 171510701042 2017
3. Yesy Ayu Nengtiyas 171510701055 2017

UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
i
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga karya tulis ilmiahdengan judul “KOLABORASI Y-
PITEX (Yellow Trap-Pitfall-Feromon sex) sebagai PENGENDALIAN HAMA pada
TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Jember, 28 Februari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..... i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………... ii
LEMBAR PERNYATAAN…………………….…….………………………........ iii
KATA PENGANTAR…………………………..……….……….………………... iv
DAFTAR ISI…………............………………………..…………………………... v
DAFTAR TABEL.......……………………………….……………………………. vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vii
ABSTRAK................................................................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….... 1
1.1 Latar Belakang………….……………………………………………...…. 1
1.2 Rumusan Masalah……..……………………………………………......… 2
1.3 Tujuan ............................…………………………………….………...…. 3
1.4 Manfaat..................……………………………………………………….. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………….……………………..... 4
BAB III METODE PERANCANGAN ALAT………………..……………..……. 8
3.1 Kajian Pustaka Tentang Alat Kolaborasi Y-PITEX...................................... 8
3.2 Perancangan Alat Kolaborasi Y-PITEX........................................................ 9
3.3 Posisi Alat..................................................................................................... 11
3.4 Fungsi Alat................................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN …………….........………………………………..……. 13
4.1 Serangan Hama Ubi Jalar (I. batatas L)…………………………….…..… 13
4.2 Mekanisme Kerja Kolaborasi Alat Perangkap Y-PITEX....……………….. 15
4.3 Keunggulan Kolaborasi Alat Pengendalian Hama Y-PITEX ……..………. 16
BAB V PENUTUP…………………………..........……………………………….. 18
5.1 Kesimpulan.........………………………………………….………………. 18
5.2 Saran…………………………………………………………….……….... 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………... 24

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Hama dan Kerusakan pada Tanaman Ubi Jalar…….……........... 23

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Design Alat Pengendalian Hama Y-PITEX............ …….


……........... 10
Gambar 2. Design Peletakan Alat Pengendalian Hama Y-PITEX....................... 11

vii
KOLABORASI Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall -Feromon Sex) sebagai
PENGENDALIAN HAMA Pada TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

Ariadna Rizky Amalia, Novia Enka Purnamasari, Yesy Ayu Nengtiyas

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
Ariadnarizky2@gmail.com

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan komoditas pertanian yang memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dikalangan masyarakat pendesaan
di Indonesia. Budidaya ubi jalar di Indonesia mengalami permasalahan setiap tahunnya baik
secara kuantitas maupun kualitas dikarenakan adanya serangan hama yang semakin meluas
pada lahan ubi jalar yang dapat menimbulkan gejala dan kerusakan pada Ipomoea batatas
L. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi Y-Pitex populasi hama
tanaman ubi jalar (Ipomoea batatass L) setelah menggunakan Y-PITEX. Oleh karena itu,
pengkaji membuat kolaborasi Y- Pitex sebagai pengendalian hama pada tanaman Ipomoea
batatas. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode studi literature dengan
membuat suatu inovasi pengendalian hama pada Ipomoea batatas dengan mengkolaborasi
antara Yellow trap, Pitfall, dan Feromon sex (Y-Pitex). Berdasarkan hasil kajian studi
literature bahwa kolaborasi Y-pitex ini dilakukan karena banyaknya hama (belalang, boleng,
wereng, kepik, kutu dan ngengat) yang menyerang Ipomoea batatas L sekitar 40-60% baik
melalui atas permukaan dan dibawah permukaan tanah Ipomoea batatas. Pitfall trap
digunakan untuk mengumpulkan populasi hama yang aktif pada permukaan tanah Ipomoea
batatas sekitar 10-30% Perangkap yellow trap digunakan untuk menangkap populasi hama
yang berada diatas permukaan tanah sekitar 15-30% sedangkan penggunaan feromon sex
dapat menyebabkan gangguan perkawinan pada betina. Sehingga, kolaborasi alat perangkap
Y-Pitex dapat mengendalikan serangan hama pada Ipomoea batatas

Kata Kunci: Hama, Y-PITEX, Pengendalian, Ipomoea batatas L

viii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman ubi jalar (I. batatas L.) merupakan salah satu bahan yang dapat
digunakan sebagai makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia dan ubi
jalar juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Ubi jalar tersebut juga
salah satu komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberikan
manfaat, selain mempunyai kandungan karbohidrat tinggi juga mengandung
berbagai nutrisi yang berguna bagi kesehatan tubuh sehingga dimungkinkan
untuk dijadikan sebagai sumber utama subtitusi beras atau sebagai pangan
alternatif (Ginting dkk., 2017). Hal tersebut menjadikan tanaman ubi jalar ikut
memegang peranan penting di dalam posisi lumbung pangan nasional. Tanaman
tersebut juga memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama
di kalangan masyarakat pedesaan di Indonesia dan ubi jalar memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi.
Salah satu penyebab rendahnya produksi ubi jalar adalah infestasi
organisme penganggu tumbuhan (OPT) yaitu adanya serangan hama yang
semakin meluas pada lahan tanaman budidaya ubi jalar. Menurut Roychoudhury
and Benerjee (2016) hama merupakan organisme yang dapat mengganggu
perkembangbiakan suatu tanaman budidaya, yang nantinya akan menimbulkan
kerusakan dan menurunkan hasil nilai ekonomis. Serangan dari hama akan
menimbulkan gejala dan akan mengalami kerusakan. Menurut Pinontoan dkk.,
(2011) beberapa jenis hama yang dapat menyerang tanaman ubi jalar yaitu hama
kepik, kumbang, wereng, kutu, ngengat. Hama utama yang menyerang pada
tanaman ubi jalar yaitu hama boleng. Hama boleng (C. formicarius) merupakan
hama utama pada tanaman ubijalar terutama yang diusahakan di lahan kering dan
dapat menyerang umbi yang disimpan di dalam gudang. Permukaan kulit umbi
yang terserang menjadi berlubang-lubang dan berbau busuk yang khas dan mbi
yang terserang rasanya pahit.Serangan hama boleng mengakibatkan penurunan
produksi yang signifikan dan mengakibatkan banyak kerugian dalam hasil

1
produksi tanaman ubi jalar sehingga perlu adanya pengendalian yang efektif.
Serangan hama pada tanaman ubi jalar juga diakibatkan adanya beberapa hama
yang diataranya belalang, boleng, wereng, kepik, kutu dan ngengat. Pengendalian
serangan hama dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya secara
mekanik, biologi, dan kimia. Pengendalian secara mekanik biasanya dilakukan
secara langsung pada tanaman dengan menggunakan alat/ manual. Pengendalian
hama secara mekanik tersebut relatif lebih murah dan menggunakan cara yang
cukup sederhana. Pengendalian mekanik dapat menggunakan menerapkan
aplikasi perangkap yellow trap, pitfall, dan feromon sex. Menurut Aryoudi dkk
(2015) perangkap kuning (yellow trap) yaitu perangkap yang digunakan diatas
permukaan tanah dan perangkap jatuh (Pitfall) yaitu perangkap yang digunakan
untuk menangkap serangga yang ada di permukaan tanah sekitar tanaman.
Perangkap feromon sex dapat digunakan untuk memonitoring keberadaan dan
pperkembangan populasi serangga hama yang ada dillahan, penangkapan
massal serangga jantan dan membantu proses penyebaran entomopatogen
(Permana dan Rostama, 2006).
Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan cara kolaborasi antara
yellow trap, pitfall, dan feromon sex (Y-PITEX). Kolaborasi Y-PITEX tersebut
diharapkan mampu mengendalikan beberapa hama yang menyerang pada
tanaman ubi jalar. Kolaborasi Y-PITEX dilakukan karena banyaknya hama yang
menyerang diatas permukaan dan dibawah permukaan tanah. Penerapan yellow
trap digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang diatas permukaan
dan penerapan pitfall trap digunakan untuk mengendalikan serangan hama di
permukaan atau didalam tanah serta adanya feromon sex sendiri dapat
mengoptimalkan pengendalian hama yang menyerang pada tanaman ubi jalar.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengendalikan serangan hama tanaman ubi jalar (I. batatas
L.) dengan kolaborasi Y-PITEX ?
2. Bagaimana mekanisme kerja pada kolaborasi Y-PITEX sebagai alat perangkap

2
hama pada tanaman ubi jalar (I. batatas L.) ?
3. Bagaimana keunggulan kolaborasi alat pengendalian hama Y-PITEX?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengendalikan serangan hama tanaman ubi jalar
(I. batatas L.) dengan kolaborasi Y-PITEX
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja pada kolaborasi Y-PITEX sebagai alat
perangkap hama pada tanaman ubi jalar (I. batatas L.).
3. Untuk mengetahui keunggulan kolaborasi alat pengendalian hama Y-PITEX

1.4 Manfaat
1. Bagi Perguruan tinggi dapat mengembangkan alat pengendalian serangan
hama tanaman ubi jalar (I. batatas L.) dengan kolaborasi Y-PITEX
2. Bagi Petani untuk menekan serangan hama ubi jalar (I. batatas L.) yang ada di
lahan dan petani mampu mengaplikasikan alat pengendalian Y-PITEX pada
serangan hama tanaman ubi jalar (I. batatas L.)

3. Bagi Pemerintah untuk mendukung penerapan atau pengaplikasian kolaborasi


alat pengendalian hama Y-PITEX pada serangan hama tanaman ubi jalar
(I.batatas L.) dan meningkatkan devisa negara.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Ubi jalar (I. batatas (L.) Lamb) merupakan tanaman sebagai sumber
karbohidrat, vitamin A, C dan Mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
manusia. Selain sebagai sumber bahan pangan, ubi jalar juga merupakan sumber
bahan baku industri dan pakan ternak. Luas lahan dan panen ubi jalar di
Indonesia diperkirakan sekitar 230.000 Ha dengan produktifitas sekitar 10
ton/Ha (Sarwono, 2011). Luas panen ubi jalar di Indonesia pada tahun 2018
menurut BPS 2018 mencapai 106,226 ha dengan total produksi 1.914,244 ton
dan luas panen ubi jalar di Indonesia pada tahun 2017 menurun 5,67% dibanding
tahun 2017 hanya 110, 514 ha dengan total produksi 2,029,353 ton. Tahun 2016
luas panen ubi jalar di Indonesia mencapai 123, 574 ha dengan total produksi ubi
jalar 2,169,386 ton meningkat dibandingkan pada tahun 2015 tercatat 2,168,386
ton dari luas panen 143,125 ha. Luas panen ubi jalar di Indonesia cukup luas dan
memiliki banyak sentra produksi. Sentra produksi ubi jalar antara lain Jawa
Barat, Papua, Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara
Timur (BPS, 2018).
Ubi jalar (I. batatas L.) merupakan komoditas pertanian yang memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dikalangan masyarakat
pendesaan di Indonesia. Ubi jalar sudah dikenal dan dibudidayakan secara turun
menurun oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sebagai sumber karbohidrat, ubi
jalar merupakan bahan pangan dari kelompok umbi-umbian yang banyak
dimanfaatkan sebagai substitusi beras. Ubi jalar di Papua digunakan sebagai
pangan pokok. Ubi jalar selain sebagai bahan pangan, ubi jalar dikembangkan
digunakan sebagai bahan industri dan pakan ternak. Sentra produksi yang berada
di Magetan, Mojokerto, Karanganyar, Majalengka, dan Kuningan sebagian besar
produksi ubi jalar digunakan sebagai bahan baku industri makanan seperti saos
dan makanan tambahan. Ubi jalar yang berada di negara maju tidak hanya
digunakan sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai bahan baku industri
farmasi, tekstil, perekat, dan kosmetik (Swastika dan Sri Nuryanti., 2012).

4
Potensi pengembangan ubi jalar cukup besar dikaitkan dengan pasar ekspor,
terutama ke Singapura, Jepang, dan Korea. Ubi jalar juga merupakan pangan
fungsional, karena senyawa yang dikandung nya memiliki fungsi fisiologis yang
bermanfaat untuk kesehatan. Aspek fungsional pada ubi jalar terdapat pada kadar
beta karoten dan antosianin, yaitu pigmen yang memberi warna kuning/oranye
dan ungu pada daging umbi, senyawa fenol, serat pangan, dan indeks glikemik
yang rendah (Ginting et al., 2012).
Budidaya ubi jalar di Indonesia banyak ditemui karena ubi jalar
merupakan bahan pangan sesudah beras daan jagung. Namun produktifitasnya
terganggu mengalami permasalahan setiap tahunnya baik secara kuantitas
maupun kualitas dikarenakan adanya serangan hama yang semakin meluas pada
lahan ubi jalar yang dapat menimbulkan gejala dan kerusakan pada Ipomoea
batatas L. produktivitas ubi jalar hingga saat ini masih tergolong rendah yaitu
sekitar 10,78 t/ha dan salah satu penyebabnya adalah seranggan hama (Wahyuni
dan Nasir., 2010). Hama pada tanaman ubi jalar yaitu Acrididae (Oxya sp),
Curculionidae (Cylas formicarius), Coreidae (Physomerus grossipes),
Aleyrodidae (Bemisia tabaci), Noctuidae (Spodoptera sp). Hama belalang
merupakan hama perusak daun dengan merusak daun tanaman hingga terlihat
sobek dengan torehan bagi ubi jalar. Hama belalang menyerang tanaman ubi
jalar pada umur tanaman 1-4 bulan setelah tanam (Pinontoan et al., 2011).
Hama boleng meruapakan hama utama pada tanaman ubi jalar.
Menyerang bagian umbi dan larva serta pupa dapat ditemukan dalam umbi.
Lubang gerekan tertutup dengan kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat.
Serangan hama ini umumnya terjadi ketika tanaman/umbi berumur 4 bulan ke
atas. Presentase serangan berkisar 15 – 50% dengan rata-rata 35%. Serangan
hama ini sangat berpotensi menurunkan nilai ekonomi sebab produksi menjadi
rusak (Pinontoan et al., 2011). Pupolasi hama boleng pada lahan tergantung pada
pengaruh lingkungan dengan keberadaan pertanaman ubijalar sepanjang tahun
yang dapat mempengaruhi perkembangan populasi hama tersebut (Supriyatin.,
2001). Hama kepik merupakan hama dari ordo hemiptera memiliki anggota yang

5
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago) sehingga populasinya berkembang lebih
cepat. Hama ini menyerang ubi jalar pada umur tanaman 2 bulan setelah tanam
dengan cara menyerang bagian daun dengan cara mengisap (Pinontoan et al.,
2011).
Permasalahan utama dalam budidaya ubi jalar adanya gangguan hama
yang menyerang tanaman ubi jalar sehingga produktivitas ubi jalar dapat
menurunkan produktivitas tingkat kerusakan pada tanaman ubi jalar sehingga
dapat dilakukan suatu inovasi alat pengendalian hama pada tanaman ubi jalar.
Alat pengendalian hama pada Ipomoea batatas dengan mengkolaborasi antara
Yellow trap, Pitfall, dan Feromon sex menjadi suatu inovasi alat pengendalian Y-
Pitex yang efektif dan efisien untuk mengendalikan populasi hama di ubi jalar (I.
batatas). Penggunaan perangkap hama ubi jalar (I. batatas) menggunakan alat
pengendalian Feromon sex.. Senyawa pembangkit data tarik seksual serangga
yang merupakan Feromon. Bahan feromon yang dimiliki serangga antara lain
bahan pemikat seksual bahan peringatan bahaya (alarm), bahan pemandu
berkumpul (assembly/aggregation), bahan pemandu arah dan tempat
(trail/territorial). Feromon dapat dibedakan sesuai fungsinya terhadap fisiologi
dan perilaku individu dalam spesies yaitu primers berperan untuk mengatur
kondisi fisiologis individu serangga sedangkan. releasers berperan untuk
mendorong munculnya tanggapan perilaku. (Witzgall et al., 2010).
Jenis feromon yang dipakai hampir semua golongan serangga dengan
jenis feromon yaitu releasers pemikat sex dengan tipe rangsang feromon sex.
Feromon sex merupakan senyawa yang dilepas oleh salah satu jenis serangga
yang dapat mempengaruhi serangga lain yang sejenis dengan adanya tanggapan
fisiologi tertentu (Ahmad and Norman., 2011). Spesies yang tertangkap di
feromon sex yaitu ordo Coleoptera dan Lepidoptera seperti Boleng (C.
formicarius) dan Spodoptera litura sehingga kerusakan ubi jalar akibat
serangan hama lebih rendah mencapai 10% dan produktivitas ubi jalar lebih
tinggi mencapi 15-50%. (Indiati dan Nasir., 2010).

6
Menurut Esker et al., (2014) pengujian kertas warna merah, kuning
dan hijau menunjukkan bahwa jumlah dan jenis serangga yang tertangkap pada
media kertas warna menunjukkan populasi serangga tertinggi pada perlakuan
kertas warna kuning 23,25 populasi diikuti oleh kartas warna hijau 7,50
populasi, dan kertas warna merah 6,00 populasi. Ketertarikan serangga
terhadap warna disebabkan pemantulan cahaya ke segala arah dan banyak
serangga pemakan tumbuhan menanggapi positif pola pantulan cahaya dari
tanaman inang dan Ketertarikan serangga terhadap warna kuning cenderung
lebih tinggi dapat disebabkan adanya kemiripan warna polen bunga menjelang
masak Target serangga yang ditangkap pada yellow trap ini yaitu Omphisia
anastomasalis, Oxya sp, Physomerus grossipes dan Bemisia tabaci
Feromon sex serangga ini dalam pengelolaan serangga hama dapat
dimanfaatkan untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal,
menganggu perkawinan (matting distrupttion). Sifat yang spesifik untuk aktivitas
biologi terhadap serangga di ubi jalar, dimana jantan atau betina dari spesies
yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau
jantan dari spesies yang berbeda (Haryati dan Agus., 2009). Feromon sex untuk
mengangkap hama Cylas formicarius jantan lebih tertarik daripada betina
sebanyak 200 serangga jantan dengan menggunakan jenis feromon sex yaitu
feromon-exi yang dikombinasikan dengan larutan insektisida karborsulfan 0,05%
selama 20 menit pada saat tanam. Kombinasi feromon dengan larutan insektisida
ini digunakan karena pengunaan feromon sex untuk pengendalian hama C.
formicarius tidak bisa berdiri sendiri. Dampak feromon sex terhadap C.
formicarius betina akan menurunkan gangguan perkawinan C. formicarius
betina, sehingga fertilitas kumbang betina akan menurun sebanyak 10% alat
perangkap ini menggunakan botol air minum bekas yang dibawahnya diisi
potongan ubi jalar dan direndam dengan insektisida kemudian diaplikasikan saat
tanaman berumur 3 hari setelah tanam. Perangkap feromon ini ditempatkan pada
tepi dan tengah pertanaman ubi jalar pada ketinggian 30 cm diatas permukaan
tanah dengan jarak 15 meter (Supriyatin, 2001).

7
BAB 3. METODE PERANCANGAN ALAT

3.1 Kajian Pustaka Tentang Alat Kolaborasi Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall-


Feromon Sex)
Alat yang digunakan dalam pemasangan kolaborasi Y-PITEX yang
memiliki berbagai rangkaian yaitu rangkaian Yellow trap, Pitfall trap dan
Feromon sex. Menurut Karo-karo dkk (2014) bentuk dan ketinggian perangkap
harus sesuai dengan kriteria serangga yang akan dikendalikan dan serangga yang
menyukai buah dari bentuk, aroma dan warna yang menyerupai tanaman tersebut.
Pembuatan Yellow trap dalam kolaborasi Y-PITEX dapat menggunakan
perangkap kertas warna (yellow trap) yang diberikan lem perekat pada bagian
permukaan. Penggunaan zat pemikat (Atraktan) pada media kertas untuk
memberikan daya tarik serangga. Pemberian jaring warna untuk mencegah
infestasi hama pada tanaman ubi jalar sekitar 15-30%. Perangkap kertas yang
digunakan dalam Yellow trap dengan warna kuning berbentuk persegi panjang.
Beberapa serangga dapat terpengaruh oleh warna kuning yang akan membuat
serangga-serangga hama akan tertarik dan mendekat yang kemudian serangga
hama terperangkap dalam beberapa hari akan mati (Sastono dkk, 2017).
Rancangan pada bagian Pitfall dengan menggunakan gelas plastik aqua
bekas yang ditanam dalam tanah 10 cm dengan posisi mulut gelas plastik aqua
bekas sejajar dengan permukaan tanah. Gelas plastik aqua bekas diisi dengan
potongan ubi jalar ungu yang telah direndam dengan insektisida dan dibiarkan
selama 24 jam (Knaap and Jan., 2012). Rancangan tersebut didukung pada empat
paku, satu disetiap sudut ubi jalar dan dirangkai satu model alat perangkap Y-
PITEX di bagian tepian tengah lahan tanaman ubi jalar dan tanaman berumur 28
hari setelah tanam.
Menurut Haryati dan Agus (2009) alat perangkap feromon sebagai
penarik seranggga jantan dewasa dipasang pada alat perangkap berupa stoples
yang dibawahnya diisi potongan ubi jalar ungu dan di rendam dengan larutan
insektisida yang kemudian diaplikasikan saat tanaman berumur 3 hari setelah

8
tanam. Perangkap feromon ini ditempatkan pada tepi dan tengah pertanaman ubi
jalar pada ketinggian 30 cm diatas permukaan tanah dengan jarak masing-masing
perangkap 7 m. Beberapa rancangan dari Yellow trap, Pitfall dan feromon sex
tersebut diinovasikan dalam satu model alat perangkap menjadi kolaborasi Y-
PITEX dimana beberapa alat perangkap seperti alat perangkap feromon
digantungkan pada bawah alat perangkap Yellow trap dan Pittfall trap dan
dijadikan satu.

3.2 Perancangan Alat Kolaborasi Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall-Feromon Sex)


Alat perangkap kolaborasi Y-PITEX (Yellow Trap-Pittfall-Feromon sex)
sebagai pengendalian hama pada tanaman ubi jalar (I. Batatas L) menggunakan
beberapa alat diantaranya gelas plastik aqua, ajir bambu, kertas (map kuning) 25
cm, stoples, seng, tali. Pada alat perangkap dipermukaan tanah menggunakan
bekas botol air minum yang berdiameter 9 cm dan bagian pinggir atasnya
terdapat dua sisi lubang untuk tempat mengikat tali. Alat perangkap ini disebut
dengan pittfal trap. Bekas botol air minum yang digunakan sebagai perangkap
feromon sex yang bagian sisi pinggirnya terdapat kertas (map kuning) 25 cm
sebagai perangkap yellow trap. Kemudian diatas ketiga alat tersebut terdapat
tutup seng agar alat-alat perangkap terhindar dari air hujan dan angin. Ketiga alat
tersebut dijadikan satu dalam satu tali yang mana diikat dengan ajir bambu
setinggi 50-75 cm yang ditancapkan pada tanah.

Ajir
bambu 20-25
cm
Kertas (map kuning) 25 cm

Tutup
seng
30-35
cm

Stoples

9
Ajir bambu 50-75 cm

Tali rapia

Bekas botol air


minum diameter 9
cm

Permukaan tanah
kedalaman ± 10

Gambar 1. Design teknik pengendalian hama Y-PITEX

10
3.3 Posisi Alat
Alat pengendalian hama dengan menggunakan kolaborasi Y-PITEX merupakan
gabungan dari tiga perangkat yaitu Yellow trap, Pittfall, dan Feromon sex. Alat kolaborasi
ini bertujuan untuk keefektifitasan waktu dalam menangkap serangga dalam satu lahan
secara bersama dalam satu perangkap sebanyak 10 perangkap pada tepi dan tengah
pertanaman ubi jalar dengan luas lahan tanaman ubi jalar. Alat pengendalian dengan
menggunakan kolaborasi Y-PITEX dengan cara pada bagian permukaan tanah dibuat
lubang sedalam ± 10 cm yang didalamnya dipasang berupa botol air minum bekas diisi
potongan ubi jalar ungu dan direndam larutan insektisida yang berfungsi sebagai perekat
dimana serangga yang masuk didalam gelas plastik terperangkap dan tidak bisa keluar lagi.
kemudian dikaitkan dengan feromon sedangkan bagian sisi pinggir feromon diberi yellow
trap kemudian ditutupi dengan seng berbentuk segitiga untuk menghidari air hujan masuk
kedalam alat perangkap tersebut dan dikaitkan dengan tali yang dikaitkan dengan tiang
bambu setinggi 50-75 cm (Seregar et al., 2014).

Gambar 2. Design Peletakan alat pengendalian hama Y-PITEX


3.4 Fungsi Alat
Pitfall trap merupakan perangkap serangga yang menyerang tanaman dari
permukaan tanah. Serangga tanah biasa ditemukan di tempat teduh, tanah yang lembab,
sampah, padang rumput, dibawah kayu lapuk dan tempat lembab yang serupa (Rezatinur
dkk., 2016). Feromon sex dapat digunakan dalam pengendalian serangga hama sebagai alat
monitor keberadaan dan perkembangan populasi serangga hama di lapang, untuk
11
penangkapan massal serangga jantan, untuk mengacaukan proses perkawinan dan
membantu proses penyebaran entomopatogen (Permana dan Rostaman., 2006). Perangkap
kuning (yellow trap) merupakan perangkap yang digunakan untuk menangkap serangga
diatas permukaan tanah (Aryoudi dkk., 2015).

12
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Serangan Hama Ubi Jalar (I. batatas L.)


Tanaman ubi jalar (I. batatas) di Indonesia merupakan sumber karbohidrat
yang penting sebagai bahan pangan, pakan maupun bahan baku berbagai industri
pangan atau non-pangan. Serangan hama ubi jalar menyebabkan tingkat
produktifitas hasil dari tanaman ubi jalar menurun. Hama pada ubi jalar terdapat
pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah. Serangan hama ubi jalar
terjadi dilapang dan kadang sampai terbawa digudang. Berikut merupakan tabel
jenis hama dan kerusakannya pada tanaman ubi jalar.
Tabel 1. Jenis Hama dan Kerusakannya pada Tanaman Ubi Jalar
No Famili/spesies Ordo Kerusakan
1. Cylas formicarius Coleoptera Adanya lubang gerekan dan
pembusukan.Presentase
serangan berkisar 15 – 50 %
dengan rata-rata 35 %
2. Oxya sp Orthoptera Merusak daun tanaman hingga
terlihat sobek
3 Coreidae (Physomerus Hemiptera Nimfa menyerang bagian daun
grossipes) tanaman dan membuat lubang
4. Bemisia tabaci Homoptera Menyerang bagian daun
dengan cara mengisap
5. Omphisia anastomasalis Lepidoptera Larva menyerang tanaman
dengan cara menggerek
batang tanaman ubi jalar
Sumber : Pinontoan et al, (2011).
Jenis hama dan kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman ubi jalar pada
tabel 4.1 menunjukkan jenis hama C. formicarius merupakan hama penting pada
tanaman ubi jalar yang menyebabkan kerusakan pada umbi dan pembuatan lubang
gerekan pada ubi jalar yang menyebabkan warna jaringan tanaman berubah menjadi
lebih gelap dan membusuk. Kehilangan hasil yang disebabkan hama boleng ini

13
tergantung pada lokasi dan iklim (Indiati dan Nasir, 2010). Oxya sp jenis hama dari
yang menyerang tanaman ubi jalar pada bagian daun yang menyebabkan kerusakan
daun hingga terlihat sobek. Menyerang bagian daun dengan cara membuat lubang
atau kerusakan dari pinggiran daun. Coreidae menyerang bagian daun ubi jalar
dengan cara nimfa dan imago. kepik ubi jalar menusuk batang dan tangkai ubi
jalar. Kepik ubi jalar dapat menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan
tanaman menjadi layu dan kerdil sehingga produktivitas ubi jalar menurun.
Bemisia tabaci menyerang bagian daun dengan cara mengisap. Bemisia
tabaci dalam kondisi populasi tinggi dapat menyebabkan daun menguning dan
nekrosis serta Bemisia tabaci juga sebagai vektor virus. Jenis virus yang
menginfeksi tanaman ubi jalar salah satunya Sweet potato virus disease (SPVD)
yang merupakan infeksi ganda SPFMV+SPCSV dapat mengakibatkan kehilangan
hasil hingga 90%. Adanya gejala infeksi virus pada ubi jalar yang berupa daun
mengecil, perubahan bentuk daun (malformasi), vein clearing, mosaik dan
pertumbuhan kerdil yang merupakan gejala karakteristik SPVD (Saleh dan
Rahayuningsih, 2014).
Omphisia anastomasalis (Lepidoptera). Serangga dewasa penggerek
batang yaitu berupa ngengat. Ngengat hidup selama 5-10 hari. Ngengat betina
dapat meletakkan telur 150-300 telur. Sebagian besar telur diletakkan secara
individual di permukaan bawah daun, terutama di bagian tepi daun dan ada juga
telur yang diletakkan pada batang. Stadia telur, larva sampai dengan pupa
membutuhkan waktu rata-rata 55-65 hari. Larva membuat lubang dengan cara
menggerek bagian dalam batang tanaman ubi jalar tidak lama setelah larva keluar
dari telur, dan kadang-kadang menembus leher pangkal umbi. Akibat aktivitas
makan larva menyebabkan terjadinya pembesaran dan lignifikasi pada pangkal
batang dan terbentuknya rongga dimana rongga tersebut diisi dengan serbuk
halus bekas gerekan. Tanaman menjadi layu dan mati. Serangan penggerek
batang pada tahap awal pertumbuhan tanaman ubi jalar dapat menghambat
pembentukan umbi. Ordo ini hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi
sebagai hama (Pinontoan et al., 2011).

14
4.2 Mekanisme Kerja Kolaborasi Alat Perangkap Y-PITEX
Kolaborasi alat perangkap Y-PITEX mempunyai sistem mekanisme kerja
yaitu menangkap serangga dalam satu lahan secara bersama dalam satu
perangkap sebanyak 10 perangkap pada tepi dan tengah pertanaman ubi jalar
dengan luas lahan tanaman ubi jalar. Alat pengendalian dengan menggunakan
kolaborasi Y-PITEX dengan cara pada bagian permukaan tanah dibuat lubang
sedalam ± 10 cm yang didalamnya dipasang berupa botol air minum bekas
diameter 9 cm diisi potongan ubi jalar ungu dan direndam dengan larutan
insektisida. potongan ubi jalar ungu dan direndam dengan larutan insektisida
berfungsi sebagai pengikat hama C. formicarius agar masuk kedalam perangkap
pittfall trap dimana serangga yang masuk didalam gelas plastik terperangkap dan
tidak bisa keluar lagi. Kemudian dikaitkan dengan feromon yang bagian sisi
pinggir feromon diberi yellow trap kemudian ditutupi dengan seng berbentuk
segitiga untuk menghidari air hujan masuk kedalam alat perangkap. Tiga alat
perangkat tersebut dikaitkan dengan satu tali yang dikaitkan dengan tiang bambu
setinggi 50-75 cm dan untuk menangkap serangga yang menyerang tanaman
diatas permukaan maupun dibawah permukaan tanah.
Mekanisme kerja dari perangkap pittfall trap dengan cara menarik
serangga C. formicarius dengan aroma pengikat dengan menggunakan ubi jalar
yang dicelupkan dengan insektisida agar hama C. formicarius masuk kedalam
perangkap. Insektisida yang digunakan yaitu insektisida karbosulfan 0,05% yang
dilakukan perendaman selama 20 menit (Supriyatin, 2001). Mekanisme kerja dari
feromon sex serangga ini dalam pengelolaan serangga hama dapat dimanfaatkan
untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal, menganggu
perkawinan (matting distrupttion). Feromon sex untuk mengangkap hama C.
formicarius jantan lebih tertarik dari pada betina dengan menggunakan jenis
feromon sex yaitu feromon-exi yang dikombinasikan dengan larutan insektisida
karborsulfan 0,05% selama 20 menit pada saat tanam.
Mekanisme pada perangkap yellow trap yaitu dengan menggunakan

15
kertas berwarna kuning yang mana warna kertas kuning tersebut diberi lem
perekat yang berwarna bening pada dua sisinya dan disempotkan atraktan sebagai
aroma pengikat serangga agar tertarik pada perangkap.

4.3 Keunggulan Kolaborasi Alat Pengendalian Hama Y-PITEX


Alat perangkap Y-PITEX digunakan untuk mengendalikan hama ubi jalar
lebih efesien biaya yang dikeluarkan dan lebih efektifitas, ramah lingkungan,
lebih banyak menangkap berbagai populasi spesies hama tiap ordo pada ubi jalar
setiap perangkap yang ditangkap, dapat menutupi kekurangan sehingga dapat
mengkolaborasi kelebihan setiap masing-masing alat perangkap yang
diaplikasikan untuk menangkap populasi serangga di ubi jalar. Alat pengendalian
hama dengan menggunakan kolaborasi Y-PITEX merupakan gabungan dari tiga
perangkat yaitu Yellow trap, Pittfall, dan Feromon sex
Adanya inovasi teknologi alat pengendalian Y-PITEX dengan
mengkolaborasi tiga alat perangkap pengendalian hama penting ubi jalar
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengendalian alteranatif untuk mengatasi
populasi hama penting ubi jalar (I. batatas L.) yang potensial jika di aplikasikan
di lapang. Selain itu, inovasi satu model teknologi alat pengendalian hama ubi
jalar Y-PITEX ini lebih efisien biaya yang dikeluarkan dan lebih efektivitas, lebih
memimalisir populasi spesies hama tiap ordo di pertanaman Ipomoea batatas L.
Alat kolaborasi ini bertujuan untuk keefektifitasan waktu dalam menangkap
serangga dalam satu lahan secara bersama dalam satu perangkap sebanyak 10
perangkap pada tepi dan tengah pertanaman ubi jalar dengan luas lahan tanaman
ubi jalar. Alat pengendalian dengan menggunakan kolaborasi Y- PITEX dengan
cara pada bagian permukaan tanah dibuat lubang sedalam ± 10 cm yang
didalamnya dipasang berupa botol air minum bekas diameter 9 cm diisi dengan
potongan ubi jalar ungu dan di rendam dengan larutan insektisida. Kemudian
dikaitkan dengan feromon yang bagian sisi pinggir diberi yellow trap kemudian
ditutupi dengan seng berbentuk segitiga untuk menghidari air hujan masuk
kedalam alat perangkap.

16
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Mekanisme kerja dari perangkap pittfall trap dapat menarik serangga C.
Formicarius dengan aroma pengikat dengan menggunakan ubi jalar yang
dicelupkan dengan insektisida agar hama C. Formicarius masuk kedalam
perangkap. Mekanisme kerja dari feromon sex dalam pengelolaan dapat
dimanfaatkan untuk memantau serangga hama, sebagai perangkap massal,
menganggu perkawinan (matting distrupttion). Mekanisme pada perangkap
yellow trap yaitu dengan menggunakan kertas berwarna kuning diberi lem
perekat berwarna bening pada dua sisinya dan disempotkan atraktan sebagai
aroma pengikat serangga.
2. Keunggulan kolaborasi alat perangkap hama Y-PITEX yaitu keefektifitasan
waktu, perangkap dari bahan alami dan organik, lebih efesien biaya yang
dikeluarkan dan lebih efektifitas, ramah lingkungan, lebih banyak
menangkap berbagai populasi spesies hama tiap ordo, dapat menutupi
kekurangan sehingga dapat mengkolaborasi kelebihan setiap masing-
masing alat perangkap yang diaplikasikan untuk menangkap populasi
serangga di ubi jalar.

5.2 Saran
Kolaborasi alat pengendalian hama Y-PITEX (Yellow Trap-Pitfall-
Feromon Sex) sebagai pengendalian hama pada tanaman ubi jalar (I.
batatas L.) perlu melakukan peninjauan dan penelitian selanjutnya penerapan
metode kolaborasi Y-PITEX serta dapat di modifikasi pada tanaman lainnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. N. and Norma, K. 2011. Pheromone Trapping in Controlling Key


Insect Pests: Progress and Prospects. Oil Palm. 1(1): 12-24.

Apriliyanto, E. dan Sarno. 2018. Pemantauan Keanekaragaman Hama dan


Musuh Alami pada Ekosistem Tepian Tengah Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypoaea L.). Biologi Biosfera, 35(2): 69-74.

Aryoudi A., M. Iskandar, Pinem, Marheni. 2015. Interaksi Tropik Jenis Serangga
diatas Permukaan Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan Tanah (Pitfall
Trap) pada Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.)
Agroekoloteknologi, 3(4): 1250-1258.

BPS. 2018. Data Lima Tahun Terakhir Produksi, Luas Panen Ubi Jalar Di
Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Esker, P. D., J. Obrycki., F. W. Nutter. 2004. Trap Height and Orientation of


Yellow Sticky Traps Affect Capture of Chaetocnema pulicaria
(Coleoptera: Chrusomelidae). Economic Entomology, 97(1): 145-149.

Ginting W.A.P., J. Ginting, N. Rahmawati. 2017. Respons Pertumbuhan dan


Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap
Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi. Agroekologi FP USU,
5(1): 1-7.

Haryati, Y. dan Agus, N. 2009. Peluang Pengembangan Feromon seks dalam


Pengendalian Hama Ulat Bawang (Spodooptera exigua) pada Bawang
Merah. Litbang, 28(2): 72-77.

Indiati, S.W. dan Nasir, S. 2010. Hama Boleng pada Tanaman Ubi Jalar dan
Pengendaliannya. Buletin Palawija. 19(1): 27-37.

18
Knaap, M. and Jan R. 2012. The Effect of Pittfall trap Contruction and Catch
Size, Species Richness and Spesies Composition of Ground Beetles
(Coleoptera: Carabidae). Entomology, 109(1): 419-426.

Pinontoan O. R., M. Lengkong, dan H. V.G. Makal. 2011. Hama Penting


Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas L. (Lamb) di Kabupaten Minahasa,
Minahasa Utara dan Kota Tomohon. Eugenia, 17(2): 114-122.

Permana A. G., dan Rostaman. 2006. Pengaruh Jenis Perangkap dan Feromon
Seks terhadap Tangkapan Ngengat Jantan (Spodoptera exigua). HPT
Tropika, 6(1): 9-13.

Priawandiputra, W. dan Agus, D. P. 2015. Efektifitas Empat Perangkap


Serangga dengan Tiga Jenis Atraktan di Perkebunan Pala (Myristica
fragrans Houtt). Sumberdaya Hayati. 1(2): 54-59.

Reyechoudhury A. and Benerjee A. 2016. Endogenous Glycine Betaine


Accumulation Mediates Abiotic Strees Tolerance in Plants. Tropical
Plant Research, 3(1): 105-111.
Rezatinur, W., N. Ilma., L. Meryanti dan Rosita. 2016. Populasi Serangga
Permukaan Tanah Diurnal pada Bitop Terdedah dan Ternaung Di
Gampong Rino Pulo Breuh Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh
Besar. Biotik, 1(1): 154-157.

Rilianti, D. 2015. Daya Tolak Ekstrak Ethanil Daun Wangi (Pandanus


amaryllifolius) sebagai Repellent terhadap Hama Tanaman Ubi Jalar.
1(1): 1-7.

Saleh, N. dan Rahayuningsih. 2014. Penyakit Virus Tanaman Ubijalar Dan


Upaya Pengendaliannya. Buletin Palawija, 27 : 15-25.

Sarwono, B., 2011. Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis.
Penebar. Jakarta

Skvarla, M.J., Larson, JL. & Dowling, A.P.G. 2014. Pitfalls and Preservatives: a
Review. JESO. 145:15-27.

19
Siregar. A. S, Darma. B, dan Fatimah Z. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga
Di Berbagai Tipe Lahan Sawah. Agroekoteknologi, 2(4) : 1640-1647.

Supriyatin. 2001. Hama Boleng pada Ubijalar dan Cara Pengendaliannya.


Buletin Palawija,1(1): 22-29.

Swastika dan S. Nuryanti. 2012. Potensi ekonomi. Dalam Wargiono dan


Hermanto (Ed.). Ubi Jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek
Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan, Bogor. 2134.

Witzgall, P., P. Kirsch., A. Cork. 2010. Sex Pheromones and Their Impact on
Pest Management. Chem Ecol, 36(2): 80-100.

20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Identitas Diri
Nama Lengkap : Ariadna Rizky Amalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/NIM : Pertanian/171510701021
Jurusan/Prodi : Proteksi Tanaman
Email : ariadnarizky2@gmial.com
No. HP/Telepon : 082145290134

b. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SMPN 1 SMAN 1


SDN Cendono
Padangan Padangan

Jurusan - - IPA

Tanggal masuk-
lulus

c. Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat :

No Tahun Judul Karya


“BRO-MINYAK (Brotowali Pembasmi Nyamuk)
1 2017
“MENDAYA (Permen Daun Pepaya)
2 2017
“Simbah Jimen Layak Pajang (BIO-INSEKTISIDA
3 2018 Limbah Biji Sirsak Mencegah Hama Ulat Grayak
(Spodoptera litura) Pada Daun Kacang Panjang) DI
Jember
Puisi “Penanaman Rasa Nasionalisme Dalam
4 2018 Paham
Globalisasi

21
“Sistem Tanam Vertikal (Vertilkal dan Horizontal)
5 2018 Sebagai Upaya Optimalisasi Lahan Pertanian Untuk
Mencapai Lumbung Pangan Dunia dan Solusi
Mengurangi Impor
Pangan dan Sayuran
Efektivitas Limbah Air Tahu pada Tanah sebagai Agen
6 2018 Hayati Patogen Pertumbuhan (Bacillus subtilis) Pada
Sistem Agroforestri
Karya Tulis Ilmiah “ Formulasi Enkapsulasi Alginat-
7 2019 Kitoson Ekstrak Bubuk Daun Kesen Untuk Mengatasi
Diabetes
Melitus
“Potensi Limbah Nicotiana tabacum Sebagai Feed
8 2019 Additive
Pakan Ternak Ayam Lokal Berbasis Eco-Friendly

d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :


No Jenis Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan Penghargaan
1 Juara 5 besar OSN BIOLOGI Se- Kementrian Pendidikan 2016
Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten
Bojonegoro

2 Finalis Orde Literasi 2018 Se- BEM (Badan 2018


Universitas Jember Eksekutif Mahasiswa)
Universitas Jember
3 Finalis Super Camp II 2018 LP2M Universitas 2018
Jember
4 Finalis Event of Agricultural Himatirta (Himpunan 2018
Technology (ENOTECH) 2018 Mahasiswa Teknologi
Industri Pertanian)
Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas
Jember

5 Juara 3 Research and Debate Fakultas Ekonomi, 2019


Competition 2019 Universitas Universitas Jember
Yogyakarta

22
6 Pendanaan PHBD 2019 Kementrian Riset dan 2019
Teknologi Republik
Indonesia

23
a. Identitas Diri
Nama Lengkap : Novia Enka Purnamasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/NIM : Pertanian/171510701042
Jurusan/Prodi : Proteksi Tanaman
Email : noviaenkapurnamasari@gmail.com
No. HP/Telepon : 081249867319

b. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SMPN 1 SMAN 1


SDN Cendono
Padangan Padangan

Jurusan - - IPA

Tanggal masuk-
lulus

c. Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat :

No Tahun Judul Karya

d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :


No Jenis Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan Penghargaan
1
2

24
a. Identitas Diri
Nama Lengkap : Yesy Ayu Nengtiyas
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/NIM : Pertanian/171510701055
Jurusan/Prodi : Proteksi Tanaman
Email : yesyayunengtiyas1212@gmail.com
No. HP/Telepon : 082232056028

b. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SMPN 1 SMAN 1


SDN Cendono
Padangan Padangan

Jurusan - - IPA

Tanggal masuk-
lulus

c. Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat :

No Tahun Judul Karya

d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :


No Jenis Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan Penghargaan
1
2

25
a. Identitas Diri Dosen Pembimbing

Nama Pegawai : Ir. Sigit Prastowo, MP.


Nomor Induk Pegawai/NIP : 196508011990021001
Pangkat/ Golongan : Penata Tk I/ III-d
Tempat/tanggal lahir : Jember, 01 Agustus 1965
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan Akademik : Lektor
Riwayat Pekerjaan/Jabatan : Asisten Ahli Madya: 1991 S/D 1994
Asisten Ahli : 1994 S/D 1999
Lektor Muda : 1999 s/d 2007
Lektor : 2007 s/d sekarang

Alamat Kantor : Fakultas Pertanian Universitas Jember


Jl.Kalimantan 37 Kampus Bumi Tegalboto, Jember - 68121
Alamat Rumah : Perumahan Sumnerbendo C – 57 Jl. Teuku Umar II Jember
68122
Unit Kerja : Fakultas Pertanian Universitas Jember
No. Telepon Kantor : (0331) 336202
No. Telepon Rumah : (0331) 339154
No. Hp : 081217781032
Email : prastowo_hpt@yaho.com; prastowo_hpt.faperta@unej.ac.id

B. DATA AKADEMIK/PENDIDIKAN
STRATA 1
Universitas : Universitas Jember
Fakultas : Pertanian
Jurusan : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Program Studi :-
Lulus Tahun : 1989
STRATA 2 (Magister)
Universitas : Universitas Gadjah Mada
Fakultas : Pertanian
Jurusan : Hama Tumbuhan
Program Studi :-
Lulus Tahun : 1999
Bidang Keahlian : Ilmu Hama Tumbuhan/ Entomologi
Judul Thesis : Prasitasi Parasitoid Telur Trichogrammatoidea bactrae
bactrae Nagaraja terhadap Hama Penggerek Polong Kedelai
Etiella zinckenella
STRATA 3 (Doktor)

26
Bidang Ilmu yang diasuh
Strata 1 (S1) : 1. Ilmu Hama Tumbuhan
2. OPT Pangan dan Hortikultura
3. Budidaya Tanaman Semusim

Strata 2 (S2) :
Strata 3 (S3) :-

C. PENELITIAN
Judul Penelitian Tahun Sumber Dana
1. An integrative strategy for the sustainable control of 2003-2005
diamondback moth by conservation of natural enemies and Uni Eropa
application of biocontrol agents (anggota peneliti)

2. Optimalisasi pengunaan pestisida dan non kimiawi pada 2009 DP2M


pengendalian OPT pada tanaman padi dalam menunjang
ketahanan pangan (anggota peneliti)
3. Karateristik morfologi dan genetik Metarhizium 2017 DRPM
anisopliae isolat lokal dan virulensinya terhadap hama
kumbang badak(Ketua peneliti)
4. Produksi massal dan formulasi pupuk organic kombinasi 2018 DRPM
dengan entomopatogen dan jamur metarhizium anisopliae
sebagai pengendali hayati uret pada tanaman singkong
(anggota Peneliti)
5. Pengembangan produksi massal dan formulasi 2017 - 2018 LPDP
biopestisida nematode entomopatogen dan pupuk organic
plus NEP untuk optimalisasi serta pengembangan wilayah
sentra produksi tanaman pangan organic (anggota)
6. Formula Bioinsektisidas dengan Bahan aktif dari 2019 IDB
Tumbuhan untuk Mengendalikan Hama Penting pada
Budidaya Padi Organik (anggota peneliti)

D. PENGABIDAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Jenis Program Tempat

2000 Voucer DP2M Rekayasa Alat Insektisida Botanik Desa Bedadung,


Jember

27
2001 Voucer DP2M Rekayasa Alat Pengendalian Gulma Ds Patrang,
Jember

2002 IPTEKDA LIPI, Pusat Jajan Serba Ikan Untuk Desa Puger
Meningkatkan Pendapatan Nelayan Jember

2005 Pemanfaatan Tanaman Selasih untuk Desa Bedadung,


Mengendalikan lalat Buah pada Tanaman Cabe Jember
Merah

2007 Cara Ekstraksi Minyak Selasih dan Penerapannya Desa Bedadung,


sebagai Perangkap lalat Jember

2010 Pengendalian Lalat Buah pada Tanaman cabe Desa Sukowono,


Merah Jember

2013 Ibm Usaha Tani Tanaman Cabe Mayang, Jember

2015 Pemberdayaan Buruh Tani Dalarn memanfaatkan waktu Kecamatan Mumbulsari


luang Untuk budidaya Semut Rangrang Melalui Program
KKN Mahasiswa
2016 Pemberdayaan Masyarakat Pinggiran Hutan Dalarn Kecamatan Silo
memanfaatkan waktu luang Untuk budidaya Lebah Madu
Melalui Program KKN Mahasiswa
2017 Pemberdayaan Masyarakat Pinggiran Peguniungan dalam Kecamatan Sukorambi
Memanfaatkan Waktu Luang untuk Budidaya Jamur Tiram
Putih melalui Program KKN Mahasiswa

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam jurnal 5 tahun terakhir

No. Judul Artikel Nama Jurnal Vol. Tahun


1. Uji Ketertarikan ngengat Agrovigor Vo. 10 2017
Spodoptera exigua terhadap No. 1
perangkap lampu pada
pertanaman bawang merah

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation) 5 tahun terakhir

Nama Temu
No. Judul Artikel Tempat Tahun
Ilmiah/Seminar

28
1. Seminar Pemberian nutrisi cair Universitas 2018
Nasional Multi dan jenis pakan KH A Wahab
Disiplin terhadap produksi kroto Hasbullah
semut rangrang
2. Seminar Pemberdayaan Fakultas 2017
Nasional Masyarakat Pinggiran Farmasi
Kewirausahaan Pegunungan dengan Universitas
dan Pengabdian Budidaya Jamur Tiram Jember
MAsyarakat Putih di Kecamatan
Sukorambi melalui
Program KKN PPM

G. Karya Penulisan Buku dalam 5 tahun terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit

H. Perolehan HAKI dalam 10 tahun terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber
Dana

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayas Sosial 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HAKI Tahun

a.

29
FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
ASUSCo 2020

I. DATA TIM
a. Nama Tim : Y-PITEX
b. Perguruan Tinggi : Universitas Jember
c. Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Kalimantan No. 37, Krajan Timur,
Sumbersari, Kec. Sumbersari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
d. Sub-Tema yang diambil : Teknologi
e. Judul Paper : Kolaborasi Y-PITEX (Yellow Trap-
Pittfall -Feromon Sex) sebagai
Pengendalian Hama pada Tanaman
Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)
II. DATA KETUA

a. Nama : Ariadna Rizky Amalia


b. Tempat/Tanggal Lahir : Bojonegoro, 28 Mei
1999
c. Semester :5
d. Jurusan/Fakultas : Proteksi Tanaman/Pertanian
e. Alamat : Desa Cendono, Kecamatan
Padangan, Kabupaten
Bojonegoro
f. No.Telp/Hp : 082145290134
g. E-mail : ariadnarizky2@gmail.com

III. DATA ANGGOTA I


a. Nama : Novia Enka Purnamasari
b. Tempat/Tanggal Lahir : Ngawi, 27 Juli 1999
c. Semester :5
d. Jurusan/Fakultas : Proteksi Tanaman/Pertanian
e. Alamat : Dusun Pilang Payung 02. Desa
Geneng, Kecamatan Geneng,
Kabupaten Ngawi
f. No.Telp/Hp : 081249867139
g. E-mail : Noviaenkapurnamasari@gmail.com

IV. DATA ANGGOTA II

a. Nama : Yesy Ayu Nengtiyas


b. Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi. 12 Desember 1998
c. Semester :5
d. Jurusan/Fakultas : Proteksi Tanaman/Pertanian

30
e. Alamat : Dusun Cawang, Desa Benelan
Kidul, Kecamatan Singojuruh,
Kabupaten Banyuwangi
f. No.Telp/Hp : 082232056028
g. E-mail : yesyayunengtiyas@gmail.com

31
32

Anda mungkin juga menyukai