Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN EMBRIO MANUSIA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Perkembangan Hewan
yang Dibimbing oleh Dr. H. Abdul Gofur, M.Si dan Dra. Titi Judani, M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok 4
Off A

Lutfi Rizkita (100341400694)


Mitha Yudistira (100341400679)
Ndzani Latifatur Rofi’ah (100341400702)
Nurlailatil Karomah (100341400691)
Oktavia Astiana (100341400685)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur
yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan
dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing induk berperan
dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk,
perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses perkembangan manusia
melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-masing
induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan
sperma), dan induk betina mengalami oogenesis ( proses pembentukan ovum).
Setelah terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu
dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya) maka akan terbentuk
zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler yang
dilakukan dengan proses-proses pembelahan.
Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang
merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan. Setelah
beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio kemudian membentuk
suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan
pembentukan blastula, embrio akan masuk kedalam suatu tahapan yang paling
kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula. Grastulasi (proses
pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat besar dan
sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu embrio yang
mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah dalam,
mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam perkembangan
selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-jaringan khusus
dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis. Organ pertama
yang terbentuk adalah jantung. Perkebangan embrio manusia sangatlah kompleks
dimana pada awalnya hanya satu sel kemudian berkembang menjadi individu
yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu suatu pembelajaran khusus
mengenai perkembangan manusia
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelahan dan blastulasi pada perkembangan embrio
manusia?
2. Bagaimana tahap gastrulasi pada perkembangan embrio manusia?
3. Bagaimana tahap neurulasi pada perkembangan embrio manusia?

C. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan embrio pada tahap pembelahan dan blastulasi
2. Mengetahui perkembangan embrio pada tahap gastrulasi.
3. Mengetahui perkembangan embrio pada tahap neurulasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelahan dan Blastulasi pada Manusia


Sel telur mamalia berukuran sangat kecil dan paling kecil di antara sel
telur dunia hewan. Sebagai contoh, zigot manusia hanya berukuran ±100 mikron.
Selain itu perkembangan embrio mamalia terjadi di dalam tubuh induknya. Proses
pembelahan zigot mamalia paling lambat dibandingkan kelompok hewan lainnya,
yaitu memakan waktu 12-24 jam untuk setiap kali pembelahan. Stadium
pembelahan terjadi pada saat embrio digerakkan kedalam uterus. (Surjono,2001)
Ada beberapa perbedaan pembelahan mamalia dibanding hewan lainnya.
Pertama pembelahannya berjalan sangat lambat. Kedua, tipe pembelahannya yaitu
pada pembelahan pertama terjadi secara normal yaitu melalui bidang meridional,
pada pembelahan kedua lain dari biasanya, yaitu satu blastomer membelah secara
meridional, sedangkan blastomer lainnya membelah secara ekuatorial. Tipe
pembelahan seperti ini disebut holoblastik rotasional. (Surjono,2001)

Gambar. Perbandingan stadium pembelahan dini (A) echinodermata dan (B)


mamalia
Berbeda dengan pembelahan embrio hewan lainnya, pembelahan embrio
mamalia tidak semuanya membelah dalam waktu yang bersamaan, sehingga
blastomer tidak meningkat dari 2,4,8 dan seterusnya tetapi seringkali berjumlah
ganjil. (Surjono,2001)
Yang paling berbeda mungkin pada periode kompaksi. Pada stadium 8 sel
hubungan antar blastomer cukup longgar dan banyak mengandung ruang antarsel.
Namun pada pembelahan selanjutnya tingkah laku blastomer mengalami
perubahan yang drastis. Blastomer-blastomer ini tiba-tiba berhimpitan,
mempererat hubungan antar blastomer sehingga membentuk bola yang padat. Sel
sel dibagian dalam embrio berhubungan satu sama lain dengan gap junction
memungkinkan terjadinya perlaluan molekul dan ion antara sel yang satu dengan
yang lainnya. Sedangkan antar sel-sel bagian luar berhubungan satu dengan tight
junction, yang berfungsi mencegah pertukaran cairan antara lingkungan dengan
embrio dan menyebabkan terjadinya akumulasi cairan didalam embrio.
(Surjono,2001)

Gambar. Bentuk morulla pada embrio manusia


Dengan demikian kompaksi menyebabkan sel-sel terbagi menjadi dua
kelompok, dibagian luar dan dibagian dalam embrio. Embrio yang kompak ini
disebut morula. Morula ini tidak mengandung rongga. Cairan yang disekresikan
kedalam morula menyebabkan embrio menjadi berongga dan sel-sel yang berada
di bagian dalam berkelompok pada satu cincin sel eksternal. Struktur seperti ini
disebut blastosis. (Surjono,2001)
Gambar. Diagram skematik perubahan bentuk sel dan kompaksi embrio mencit
Sel-sel blastosis terdiri atas 2 kelompok yaitu inner cell mass atau ICM
dan outer cell mass dimana keduanya berbeda baik dalam morfologi , fungsi
maupun struktur kimianya. Sel-sel penyusun bagian luar blastosis (outer cell
mass) secara keseluruhan disebut trofoblas atau trofektoderm. Sel-sel tersebut satu
sama lain dihubungkan dengan tight junction. Kelompok sel-sel ini tidak
membentuk embrio melainkan membentuk jaringan korion penyusun
plasenta.trofoblas berfungsi menginduksi perubahan-perubahan khas pada
permukaan atas uterus ketika embrio implantasi. Sel penyusun ICM satu sama lain
berhubungan dengan gap junction. Sel ini kemudian hari akan membentuk embrio
dan sistem membran embrio. Sel-sel ICM selanjutnya akan memisahkan diri dan
membentuk lapisan tipis sel dibagian bawah ICM yang disebut hipoblas. Dan
bagian ICM yang tidak memisah disebut epiblas. (Surjono,2001)
Gambar. Diagram skematik pembentukan hipoblas embrio babi.

Seperti blastula lainnya, blastula mamalia (blastosis) telah mempunyai


daerah daerah pembentuk alat. Epiblas membentuk bakal ektoderm epidermis,
ektoderm saraf, notokrda dan mesoderm; sedangkan hipoblas membentuk bakal
endoderm. seperti pada embrio ayam, epiblas anterior merupakan bakal endoderm
epidermis, kemudian sebelah posterior secara berturut-turut adalah bakal
endoderm saraf, notokorda, prekorda, dan yang paling posterior adalah bakal
mesoderm. (Surjono,2001)

Gambar. Bakal pembentuk alat blastula mamalia


B. Gastrulasi Pada Manusia
Gastrulasi pada mammalia, sangat serupa dengan gastrulasi pada unggas
dan reptil, sebab mammalia memang berevolusi dari kedua kelompok hewan itu.
Derivasi jaringan-jaringan yang dihasilkan oleh proses gastrulasi pada mammalia,
dengan contoh manusia dan kera rhesus.
Diferensiasi awal jaringan embrio sudah terjadi pada tahap blastula
(blastosis), dengan terbedakannya kelompok sel bagian luar atau “outer cell mass”
dari kelompok sel bagian dalam atau “inner cell mass” atau ICM.
Bagian selular terluar adalah trofoblas atau trofektoderm yang semata-
mata merupakan bagian ekstraembrio yakni bakal selaput ekstraembrio korion
yang terlibat dalam pembentukan plasenta bersama endometrium. Trofoblas akan
berdeferensiasi menjadi: 1) sitotrofoblas yang tetap epitel dan terletak dibagian
proksimal, dan 2) sinsitiotrofoblas atau sintrofoblas yang berupa sinsitium dan
dapat berinvasi ke dalam endometrium yaitu pada hewan-hewan yang
berimplantasi secara invasif.
“Inner cell mass” merupakan pembentuk seluruh bagian intraembrio dan
selaput intraembrio amnion, kantong yolk, dan alantois. Segregasi pertama dari
sel ICM ialah terbentuknya hipoblas atau endoderm primitif ke arah blastosoel,
dan terbentuknya epiblas dari jaringan ICM sisanya. Di dalam epiblas terbentuk
celah-celah yang kemudian bersatu sehingga membesar menjadi rongga amnion
yang menghasilkan dua kelompok sel yaitu epiblas embrio dan epiblas atap
rongga amnion. Epiblas alas amnion adalah epiblas embrio yang bersama hipoblas
atau endoderm membentuk suatu keping embrio
Pada epiblas keping embrio akan dibentuk ciri khas gastrulasi kelompok
hewan amniota yakni terbentuknya alur primitif, seperti pada unggas. Epiblas
embrio menjadi lapisan lembaga ektoderm, sedangkan endoderm dan mesoderm
dibentuk dengan cara bermigrasinya sel-sel presumtif mesoderm dan presumtif
endoderm melalui parit primitif. Mesoderm dan endoderm, menyebar ke arah
lateral, anterior, dan posterior. Mesoderm ekstraembrio berasal dari endoderm
kantung yolk. Endoderm menduduki tempat hipoblas, dan mendesak hipoblas
hingga keluar keping untuk menjadi kantung yolk yang mengelilingi rongga
kantung yolk. Setelah rongga kantung yolk diatapi oleh endoderm, rongga
tersebut dapat juga disebut sebagai usus primitif (arkenteron). Bagian atas dari
rongga ini yang berbatasan beratapkan endoderm akan menjadi usus setelah
terjadi pelipatan-pelipatan splanknopleura.
Keping embrio berhubungan dengan trofoblas oleh jaringan mesoderm
ekstraembrio yang disebut tangkai tubuh.

Gilbert, 2003 (http://dc172.4shared.com/doc/-_7lovpn/preview.html)


Figure. Development of Human Embryonic Tissues.
(© 2001 Terese Winslow)

C. Neurolasi Pada Manusia


Neurolasi adalah pembentukan bumbung neural yang menjadi bakal
system saraf pusat. Embrio yang sdang mengalami neurolasi disebut neurula.
Proses neurolasi diawali dengan adanya induksi dari lamesoderm yaitu notokord,
sebagai inductor, terhadp ectoderm yang tepat diatasnya, yaitu ectoderm neural,
induksi yang paling awal adalah induksi neural yang disebut induksi primer,
sebelum terjadi induksi primer, induksi-induksi selanjutnya tidak akan
berlangsung dan embrio tidak berkembang sempurna. Kebanyakan induksi
bersifat instruktif dan biasanya premisif. Induksi instruktif , dengan inductor
melakukan aksi (indtruksi) terhadap jaringan kompeten untuk berubah atau
berdiferensiasi. Pada induksi primisif, inductor tidak melakukan suatu aksi
terhadap sel yang mengalami deferensiasi, melainkan hanya menyediakan fasilitas
saja misalnya sebagai jalur untuk migrasi.
Setelah mengalami induksi primer, selanjutnya ectoderm neural akan
mengalami perubahan, antara lain sel-selnya meninggi menjadi silindris dan
berbeda dari sel-sel ectoderm bakal ektodermis yang berbentuk kubus.
Perubaha sel-sel ini melibtaan pemenjangan mkrotubul yaitu salah satu
komponen sitoskelet. Meningginya sel-sel keeping neural menyebabkan keeping
neural menjadi sedikit terangkat dari ectoderm disampingnya. Sebagai respon
terhadap induksi, sel-sel keeping neural mensintesis RNA baru dan terdeterminasi
untuk berdiferensiasi menjadi bakal system saraf pusat. Kedua keping neural
melipat menjadi lipatan neural mengapit bagian keeping yang melekuk yaitu
lekuk neural. Kedua neural akan berfusi dibagian mediodorsal emrio sehingga
terbentu bumbung neural.
Pada saat terjadi fusi presumptive pial neural dilepaskan dari ectoderm
neural dan ectoderm epidermal diatas dan sepanjang kiri dan kanan bumbung
neural.bagian dorsal dari bumbng neural yang baru terbentuk, mula-mula masih
berhubungan dengan epidermis siatasnya dan dengan sel-sel pial neural,
sebelumnya sel-sel ectoderm neural dan sel-sel ectoderm epidermal, kedua-
duanya menghasilkan molekul adhesi sel (sel adhesi molekul atau CAM), yaitu
epithelial-kadherin. Pemiasahan bumbung neural dari epidermis disebabkan oleh
diekspresifkannya molekul adhesive yang lain yaitu N (neural)-kadherin dan N-
CAM oleh sel-sel bumbung neural yang jkini tidak mensintesis kembali E-
kadherin.
Neurolasi berlangsung disebelah anterior nodus hensen setelah ectoderm
di insuksi oleh notokord. Denga teknik tranplantasi antara jaringan nodus hensen
dan jaringan embrio lainnya. Selain itu karena notokord berpaut denga keeping
neural yang berada tepat diatasnya oelh adanya molekul pengait (anchoeing
moelcules) sedangkan sel-sel penyusun keping neural terus berproliferasi, maka
tepi kiri dan tepi kanan neural akan terangkat dan melipat. Mekanisme pelekukan
dan pelipatan juga terjadi oleh berubahnya bentuk sel-sel alas keeping neural
karena kontrikasi mikrofilamen dan puncak apeks sel. Kontriksi tersebut
mengakibatkan sel-sel alas menjadi bentuk baji (wedge shaped) yang disebut
“median bringe” (MH) sehingga terjadi pelekukan dibagian atas tersebut. Pada
posisi dorsolateral terdapat “dorsolateral hinge” (DLH) atau “engsel” dorsolateral
juga membant pelekukan dan membantu bersatunya jedua lipatan sehingga
terbentuk bumbung neural, rongga dalam neural disebut neurosoel. rongga ini
sementara berhubungan dengan aekenteron melalui suatu saluran yang disebut
kanalis neurenterikus
Cara neurolasi dapat dibedaka menjadi dua klompok utama
1. Neurolasi primer . umbung neural dibentuk dengan pelipatan keping neural
dan bertemunya kedua lipatan itu. Ini berlangsung dibagian anterior tubuh
(kepala dan tubuh)

2. Neurolasi seconder, bumbung neural atau salurannya terbentuk oleh adanya


kavitasi (pembentukan rongga) didalam kelompok sel ectoderm neural yang
memadat. Ini terjadi dibagian posterior tubuh dan ekor.
Bagian anterior neural lebih melebar yang aka membentuk otak daripada
bagian posteriornya dan akan membentuk medulla spinalis. Pada manusia
memperlihatkan pola yang berbeda dengan hewan lain, karena awal penutupannya
berlangsung pada tempat-tempat yang berbeda sepenjang sumbu anterior-
posterior. Pada ujung anterior dan ujung posterioruntuk sementara tampat bagian
yang terbuka berupa lubang atau porus dan masing-masing disebut neiroporus
anterior dan neuroporus posterior dan otak berdeferensiasi menjadi medulla
spinalis. (tien,2001)
Perkembangan terhadap satu embrio berlangsung sefalokaudal yang berarti
tahap perkembangan didaerah kepala (sefal) atau anterior sudah lebih lanjut
daripada dibagian ekor (kauda) atau posterior
Mula-mula terdapat tiga wilayah otak yaitu prosensefalon (otak depan),
mesensefalon (otak tengah), dan rombensefalon (otak belakang). Kemudian
prosensefalon dan rombensefalon masing-masing terbagi lagi menjadi dua
wilayah sehingga terdapat 5 wilayah otak yaitu telensefalon, dan diensefalon (dari
prosensefalon), mesensefalon, serta metensefalon dan mielensefalon (dari
rombensefalon). Bumbung neural yang terletak posterior dari otak berdiferensiasi
menjadi medula spinalis.

Pembagian wilayah pada mesoderm pada mamalia, termasuk adanya


bagian ekstraembrio dan bagian intraembrio, serta notokorda yang sejak awal
tidak menyatu dengan mesoderm paraksial , serupa dengan pada unggas.
Demikian pula dengan pemisahan bagian ekstraembrio dari bagian intraembrio
yang berlangsung melalui pelipatan-pelipatan . perbedaan utama yang tampak
antara kedua kelompok hewan ialah bahwa pada keping embrio mamalia terletak
di dalam suatu bola dengan trofoblas sebagai permukaanya. Selain itu , mesoderm
paraksial pada mamalia berbeda dari unggas karena pada awalnya tidak
segmental. Baru kemudian setelah menjadi somit tampak adanya segmentasi.
(Anonim, 2011)
BAB III
KESIMPULAN

1. Pada tahap blastulasi perkembangan embrio manusia terdapat 2


kelompok sel yaitu inner cell mass dan outer cell mass. Inner cell
mass membentuk hipoblas dan epiblas. Hipoblas berkembang menjadi
bakal endoderm. Sedangkan epiblas membentuk endoderm
epidermis, bakal ektoderm syaraf, notokorda, prekorda dan bakal
mesoderm.
2. Gastrulasi mammalia berlangsung di dalam rongga uterus induk
setelah blastosis berimplantasi di endometrium uterus melalui
trofoblas (trofektoderm). “inner cell mass” berdiferensisasi menjadi
keping embrio yang pada mulanya terdiri atas epiblas dan hipoblas
yang selanjutnya akan membentuk mesoderm dan endoderm serupa
dengan proses yang terjadi pada unggas. Hipoblas adalah endoderm
primitif yang melindungi rongga kantung yolk yaitu rongga yang
berasal dari blastosoel. Trofoblas adalah ektoderm ekstraembrio yang
akan berperan dalam membentuk pertautan antara fetus dengan
jaringan induk, untuk memenuhi kebutuhan fisiologis fetus
3. Perkembangan embrio manusia pada tahap nurula didahului dengan
terbentuknya lipata neural dan diakhiri dengan pembentukan
bumbung neural
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2011. Neurulasi. (online) (http:\neurulasi.html), diakses pada tanggal 07


Maret 2012.
Gilbert, .2003. Gastrulation Human. (online) (http://dc172.4 shared.com/doc
/_7lovpn/preview.html), diakses pada 9 Maret 2010

Surjono, Tien Wiati.2001. Perkembangan Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Winslow, Terese. 2001. Development of Human Embryonic Tissues. (online)


(http://stemcells.nih.gov/info/scireport/appendixa.asp), diakses pada
tanggal 9 Maret 2010

Anda mungkin juga menyukai