0”
FBS Unesa, 25 Oktober 2018
Abstrak
Kerajinan tenun ikat tradisional daerah Troso, Jepara merupakan salah satu kerajinan yang potensial dan
memiliki nilai budaya yang tinggi. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin tenun ikat
tradisional. Kerajinan tenun Troso sudah dipasarkan ke berbagai penjuru daerah di Indonesia bahkan cukup
dikenal di mancanegara. Namun, tenun Troso belum memiliki motif dengan ciri khas tersendiri dan
cenderung meniru motif dari daerah lain. Sehingga diperlukan adanya eksplorasi bentuk motif yang
memiliki ciri khas yang berasal dari daerah Jepara. Motif ukir menjadi acuan utama dalam pengembangan
motif tenun ikat tradisional ini. Selain itu, kerajinan ukiran kayu sudah menjadi identitas dari daerah Jepara
yang memang sangat terkenal. Perwujudan motif didasarkan pada tiga bentuk yaitu, daun pokok atau
relung, daun dan buah, serta pecahan. Penggayaan deformasi dalam sebuah karya adalah proses
penyederhanaan bentuk dengan cara mengambil bagian objek yang dianggap dapat mewakili objek
tersebut. Sehingga meskipun melalui proses perubahan bentuk objek tetap dapat dikenali sebagai objek
yang sebenarnya. Deformasi digunakan untuk merancang bentuk motif tenun ikat yang memiliki kesesuaian
dan kemiripan dengan desain motif tenun pada umumnya. Teknologi digital memberikan kemudahan dalam
perancangan ragam motif. Sehingga digitalisasi tidak hanya sebatas teknik untuk perancangan saja namun
memiliki peran yang efisien dan efentif dalam mengembangkan motif tenun troso lebih lanjut.
Kata kunci :Deformasi, Motif Tenun, Troso
Dimas Irawan Ihya’ Ulumu, Puri Sulistiyawati (Universitas Dian Nuswantoro) 167
Seminar Nasional Seni dan Desain: “Konvergensi Keilmuan Seni Rupa dan Desain Era 4.0”
FBS Unesa, 25 Oktober 2018
perancangan yang motif tenun yang masih luar kota. Namun yang paling menarik dari
dalam bentuk sketsa dirubah ke dalam bentuk Jepara adalah kerajinan tangan. Salah satu
digital sesuai dengan pendekatan deformasi kerajinan yang terkenal dari Jepara adalah
yang digunakan dalam perancangan ini. Proses kerajinan ukiran kayu. Kerajinan ini menjadi
penggalian data dilakukan dan instrument sektor yang sangat mendukung kondisi
berikut : ekonomi karena Jepara menjadi pusat kerajinan
a. Observasi dilakukan langsung dengan ukiran kayu yang tidak hanya di dalam negeri
mengunjungi sentra kerajinan tenun troso saja tetapi juga hingga mancanegara. Oleh
yaitu di desa troso kabupaten jepara. karena itu, Jepara mendapatkan julukan sebagai
perlunya observasi dalam penelitian ini The World Carving Centre (berdasarkan Buku
adalah untuk mengamati secara langsung Putih Kota Jepara).
dan mendokumentasikan proses awal dalam Selain kerajinan ukir, terdapat pula kerajinan
produksi kain tenun sampai dengan produk tenun ikat tradisional. Kerajinan tenun ikat
tersebut jadi. tradisional menjadi kerajinan yang khas dari
b. Studi pustaka dilakukan dengan mencari Jepara. Pusat kerajinan tenun ikat tradisional ini
literature baik dari buku maupun jurnal yang berada di daerah Troso, Kecamatan Pecangaan.
berkaitan dengan motif tenun, potensi jepara Tenun ikat merupakan proses menggabungkan
dan teori terkait dengan penggayaan bentuk benang secara memanjang dan melintang.
dan teori desain komunikasi visual. Tenun ikat ini dibuat tanpa menggunakan
c. Wawancara dilakukan kepada pengusaha mesin, tetapi menggunakan peralatan dari kayu
tenun troso untuk melihat kondisi yang sudah dibentuk dan disusun sedemikian
perkembagan motif dalam tenun troso rupa sehingga mampu menghasilkan tenun ikat.
selama ini dan kepada pakar seni atau Meskipun tidak sebesar kerajinan ukiran kayu,
budayawan untuk menentukan potensi kerajinan tenun ikat ini sudah mampu
jepara yang dapat diadaptasi dalam menembus di berbagai daerah di Indonesia
pengembangan ragam motif tenun troso. terutama di daerah Bali. Bahkan konsumen dari
daerah Bali ini sebagian berasal dari turis asing.
Kerajinan tenun ikat menjadi kerjinan yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN sangat besar di daerah Troso karena sebagian
3.1 Kondisi Jepara besar penduduknya memiliki pekerjaan sebagai
Secara geografis Kabupaten Jepara terletak di pengrajin tenun ikat.
daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi
Jawa Tengah. Kabupaten Jepara merupakan 3.2 Deformasi Bentuk Motif Tenun
salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Deformasi merupakan perubahan bentuk yang
Tengah yang beribukota di Jepara. Kabupaten dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan
Jepara dapat dibagi menjadi empat wilayah seni, yang sering terkesan sangat kuat/besar
yakni wilayah pantai di bagian pesisir barat dan sehingga kadang-kadang tidak lagi berwujud
utara, wilayah dataran rendah di bagian tengah figure semula atau yang sebenarnya (Mikke
dan selatan, wilayah pegunungan di bagian Susanto (2012: 98). Dalam mengubah sebuah
timur yang merupakan lereng barat dari Gunung bentuk tentunya selalu berhubungan dengan
Muria dan wilayah perairan atau kepuluan di gaya atau style. Karena pada dasarnya dalam
bagian utara merupakan serangkaian Kepulauan sebuah seni bentuk dan gaya merupakan dua hal
Karimunjawa. Adapun wilayah Kabupaten yang selalu berkaitan. Pengubahan sebuah
Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa bentuk dengan gaya tertentu adalah untuk
yang terletak di Laut Jawa. menciptakan keindahan sebuah karya seni.
Jepara memiliki potensi-potensi daerah yang Penggayaan deformasi dalam sebuah karya
memberikan keunikan tersendiri seperti halnya adalah proses penyederhanaan bentuk dengan
kota-kota lainnya. Dari sisi wisata Jepara sangat cara mengambil bagian objek yang dianggap
terkenal dengan berbagai wisata pantai. Ada dapat mewakili objek tersebut. Sehingga
beberapa wisata pantai yang terdapat di Jepara meskipun melalui proses perubahan bentuk
seperti, pantai bandengan, pantai kartini, pantai objek tetap dapat dikenali sebagai objek yang
empu rancak, pantai teluk awur, dan lain-lain. sebenarnya.
Wisata pantai ini banyak dikunjungi oleh
masyarakat lokal bahkan juga masyarakat dari
Dimas Irawan Ihya’ Ulumu, Puri Sulistiyawati (Universitas Dian Nuswantoro) 169
Seminar Nasional Seni dan Desain: “Konvergensi Keilmuan Seni Rupa dan Desain Era 4.0”
FBS Unesa, 25 Oktober 2018
b). Perancangan
Data hasil identifikasi yang diperoleh kemudian
diolah dengan proses penggayaan deformasi.
Motif-motif yang kompleks disederhanakan
namun tidak menghilangkan bentuk dasar dari
motif tersebut. Deformasi bentuk dilakukan
secara digital. Proses digitalisasi menggunakan
software berbasis vektor corel draw. Dalam
tahap ini desain dirancang pada grid system
berbentuk garis kota-kotak vertical dan Gambar 4. Sketsa motif gambar relung
horizontal karena disesuaikan dengan struktur [Sumber : Dimas dan Puri, 2018)
Dimas Irawan Ihya’ Ulumu, Puri Sulistiyawati (Universitas Dian Nuswantoro) 171
Seminar Nasional Seni dan Desain: “Konvergensi Keilmuan Seni Rupa dan Desain Era 4.0”
FBS Unesa, 25 Oktober 2018
Gambar 7. Deformasi motif buah dalam bentuk digital Gambar 10. Prototype desain motif tenun dalam bentuk digital
[Sumber : Dimas dan Puri, 2018) [Sumber : Dimas dan Puri, 2018)
Prototype desain tenun tersebut diambil Drs. Sumanto, M.A. 1995. Metodologi
berdasarkan ketiga gambar motif utama yang Penelitian Sosial Dan Pendidikan.
kemudian digabungkan ke dalam satu gambar Yogyakarta: Andi Offset.
sebagai desain motif tenun. Dalam prototype Gusta,I, Sp. 2007. Butir-Butir Mutiara Estetika
desain motif tenun troso ini, tiap motif yang Timur, Ide Dasar Penciptaan Karya,
telah dirancang, disusun menjadi ragam motif Yogyakarta: Prasistwa.
utama dan motif pendukung. Bentuk kontur Ramadhani, Ratri Dewi dan Subandi. 2015.
pada motif dibuat dengan bentuk pixel, yang Keberadaan dan Perkembangan Tenun
didesain menyesuaikan dengan tekstur pada Troso Jepara. Surakarta: FSRD Institut
kain troso yang menggabungkan benang- Seni Indonesia Surakarta.
benang yang memiliki bentuk seperti pixel. Maki, Tatsu. 2002. Mastering Computer
Sehingga dengan adanya deformasi bentuk Graphic – Untuk Pemula. Jakarta: Nex
desain prototype ini dapat dijadikan sebagai Media Inc.
acuan dalam membuat tenun torso. Dari segi Bouton, Gary David. 2014. CorelDraw X7: The
motif, hasil tenun aslinya tidak akan berbeda Official Guide. McGraw-Hill Osborne
jauh dengan desain prototype. Media.
Azizah, Zulifa Dwi. 2015. Deformasi Flora
4. KESIMPULAN Dan Fauna Dalam Motif Batik Pada
Kekuatan seni ukir sebagai identitas jepara Pembelajaran Seni Budaya Kelas VIIIC
memilki keindahan yang dapat dijadikan SMPN 1 Turi. Yogyakarta: Universitas
sebagai acuan dalam pengembangan motif pada Negeri Yogyakarta
tenun troso. Motif ukir jepa memiliki nilai khas
yang berbeda dengan motif ukir daerah lain.
diantaranya adalah motif pecahan, daun pokok
yang berbentuk merelung serta buah dan daun.
Motif-motif tersebut diadaptasi dalam
merancang desain motif tenun. Bentuknya yang
komplek disederhanakan dengan pendekatan
deformasi. yang mana proses penyederhanaan
ini hanya mengambil bagian objek yang
dianggap mewakili namun tanpa meninggalkan
karakteristik dari objek. Teknologi digital
memberikan kemudahan dalam perancangan
ragam motif. Sehingga digitalisasi tidak hanya
sebatas teknik untuk perancangan saja namun
memiliki peran yang efisien dan efentif dalam
mengembangkan motif tenun troso lebih lanjut.
5. DAFTAR PUSTAKA
Wiyadi, Alberts. dkk. 1991. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Falashifa, Dewi Iffani. 2013. Kerajinan Tenun
Ikat Tradisional Home Industry Dewi
Shinta Di Desa Troso Pecangaan Jepara
(Kajian Motif, Warna, dan Makna
Simbolik).
Budiyono dkk. 2008. Kriya Tekstil Untuk SMK
Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Pendidikan Nasional.
Dimas Irawan Ihya’ Ulumu, Puri Sulistiyawati (Universitas Dian Nuswantoro) 173