Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin
(Dewi, 2010). Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih
sayang ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis
dan fisiologis. Ikatan ibu dan anak dimulai sejak anak belum dilahirkan dengan
suatu perencanaandan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh
sebagai individu. Sesudah lahir sampai minggu berikut-berikutnya, kontak visual
dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan satu sama lain (Marmi, 2015).
Bounding adalah dimulainya interaksi emosiosensori fisik antara orang tua
dan bayi segera setelah lahir. Dan Attachment adalah ikatan yang terjalin antara
individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang
akrab (Nelson, 2004 dalam Yuliastanti, 2013).
Proses kasih sayang dijelaskan sebagai sesuatu yang linear, dimulai saat ibu
hamil, dan semakin menguat pada pasca partum, dan begitu terbentuk akan
menjadi konstan dan konsisten (Yuliastantai, 2013).Pada tahun 2007, WHO dan
UNICEF mengeluarkan protokol baru tentang ASI segera atau IMD yang harus
diketahui setiap tenaga kesehatan. Protokol baru tersebut adalah melakukan kontak
kulit bayi segera setelah lahir selama sedikitnya satu jam dan membantu ibu
mengenali kapan bayinya siap menyusui (Mulyono, 2008 dalam Novita Rudiyanti,
2013). Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang
merekomendasikan inisiasi menyusui dini (early latch-on) sebagai tindakan life
saving, karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum
usia satu bulan, dan meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusi serta
meningkatkan lamanya disusui. Periode menghisap bayi paling kuat adalah dalam
beberapa jam pertama setelah lahir (krisna, 2007 dalam novita rudiyanti, 2013).

1
Pemberian ASI eksklusif setelah lahir secara langsung bayi akan mengalami
kontak kulit dengan ibunya. Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan agar ibu dan bayi terjalin proses lekat. Kontak mata, orang tua dan bayi
akan mempunyai banyak waktu untuk saling memandang, bayi baru lahirdapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya. Entrainment, hal ini
terjadi bila bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Bioritme, orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi
kasih sayang yang konsisten dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsive. Sentuhan merupakan suatu sarana
untuk mengenal bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jari. Inisiasi menyusui dini dengan segera yaitu dengan menempatkan bayi
di atas perut ibu maka bayi akan merangkak dan mencari putting susu ibunya
sehingga bayi dapat reflek sucking dengan segera (Bahmawati, 2003 dalam Ana
Aulia, 2012)
Ibu mulai merasa bisa terbuka terhadap bayi baru lahir dan bayi berada dalam
periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan pengalaman baru yang paling
berharga untuk proses bounding. Manfaat dari bounding attachmentantara lain
adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
social dan bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi ( Lusa, 2010, dalam
Mahardika, 2013).
Kontak langsung antara ibu dan anak setelah persalinan seperti kontak kulit ke
kulit antara ibu dan bayi dapat menimbulkan rasa hangat sehingga bayi mudah
berkeringat dan bayi mulai merasakan haus. Hormon ADH meningkat dan
meregulasi keseimbangan air dalam tubuh oleh sel-sel osmoreseptordan
baroreseptor, sel baroreseptor memberikan stimulasi pada hipotalamus sehingga
terjadi rangsangan sel tubulus ginjal untuk reabsorbsi dari hal tersebut
mengakibatkan bayi akan berusaha mencari putting susu dan terjadi isapan bayi
sekaligus meningkatkan produksi ASI (Nurnahalia, 2014).
Setelah lelah dalam proses persalinan ibu akan sangat senang dan bahagia bila
dekat dengan bayinya. Ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar tangis bayi,

2
mencium-cium dan memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya ibu nifas
dan bayi dapat segera saling mengenal. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh
ibu, kelembutan dan kasih sayang (bounding effect) (Wiknjosastro, dkk, 2006
dalam Mahardika, 2013).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah dalam studi kasus ini
adalah “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis

C. Tujuan
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir fisiologis
dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan bidan.

D. Manfaat
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis menggunakan tujuh langkah manajemen
kebidanan menurut Hellen Varney.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah refrensi sehingga memperkaya Khasanah di perpustakaan D3
Kebidanan STIKes BCM sehingga dapat meningkatkan mutu dalam proses
pengajaran.
c. Bagi Klinik Permata Ibu
Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai standar pelayanan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan cara melakukan implementasi sesuai
dengan teori yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara implementasi
dengan teori.
d. Bagi Pasien

3
Dapat memberi informasi dan masukan, tentang bayi baru lahir fisiologis
sehingga pasien mampu melakukan deteksi dini terhadap komplikasi bayi baru
lahir.

BAB II
TINJAUN TEORI

A. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
Appearance menangis kuat. Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38°C)
atau Color, Pulse, Gremace, Activity,Respiration (APGAR) > 7 dan tanpa
cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).

B. Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara lain
Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan, Pulse
(heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit, Gremace (reaksi terhadap
rangsangan), menangis atau batur/bersin, Activity (tonus otot), gerak aktif,
Respiration (usaha napas), bayi terlalu ingin (kurang dari 36°C). Segera
setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah
disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi
diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih
dan kering. Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain :
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?

4
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak
ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan
Yulianti, 2010). Pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk
berlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat
seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat
berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah
pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat, tidak terdapat tanda : lemas,
terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis
terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Tabel 2.1 Tanda APGAR

Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis

Pulse (heart Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit


rate)
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) stimulasi ketika distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada

5
Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,
(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur

C. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan ditandai
dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan

6
mayora. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24
jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).

D. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi
lebih dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak mengancam nyawa
bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain
pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dinding dada saat
inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari 38°C atau terlalu dingin suhu
kurang dari 36°C.
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat
kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi
bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian
ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah), tali pusat
merah, bengkak keluar cairan, bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang
ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus),
bau busuk, pernafasan sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya, antara
lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, urine tidak
keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terus menerus, distensi abdomen,
faeses hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti
biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias tenang,
menangis terus menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga
termasuk tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (Muslihatun, 2010).

E. Rencana Asuhan Bayi Baru lahir


Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
a. Minum Bayi

7
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu
30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila
pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi
dirawat di rumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan
ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam setelah
lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan
untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efesien, mencegah
berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum
keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara
ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi
cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam
(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila bayi
melepaskan isapan dari satu payudara, berikan payudara lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskan
isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak memberikan minuman
lain selain ASI, tidak menggunakan dot atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara ibu
dengan benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling dan
bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus
menghadap payudara, hidung dekat puting susu.

8
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu mulut
bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehingga bibir
bawah jauh dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh payudara,
mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut
bayi lebih luas dari pada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan
kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila minum
baik.
d. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari
pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah
ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus
sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna
mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus sel
epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir.
Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum
yang telah keluar 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah
berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan atau petugas harus
mengkaji kemungkinan adanya atresia ani dan megakolon. Warna
feses bayi berubah menjadi kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi
yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang
dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula, feses cenderung
berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses akan menjadi kuning
kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi
sedikitnya satu kali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung membuat
frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi
ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB
5 kali atau lebih dalam sehari.

9
c. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir.
Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada awalnya
volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200
ml/hari pada akhir minggu pertama.Warna urine keruh/merah muda
dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat. Jika
dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus
mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.

d. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan
waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur
ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%waktu digunakan bayi
dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar
dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk
tidur.

e. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi, keutuhan
kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa bermanfaat untuk
melindungi kulit bayi, sehingga jangan dibersihkan pada saat
memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan kulit bayi, bidan atau
petugas kesehatan harus memastikan semua pakaian, handuk, selimut
dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering.
Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama)
cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk menghindari
terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh
bayi stabil (setelah 24 jam).

f. Perawatan Tali Pusat

10
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi
lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada
saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan
dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar.
Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika tali
pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun
dan air mengalir, kemudian keringkan.

g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal
yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi
sendiri tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian
dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan apapun
lewat mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak. Membaringkan bayi
pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi badannya. Hati-hati
menggunakan bantal dibelakang kepala dan ditempat tidurnya karena
dapat menutupi muka.

h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot
bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,
meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.

Adapun cara pemijatan bayi yaitu :

1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya
bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya (Peringatan :
Gerakan ini bisa membuat membuang gas). Selain itu, pegang
kedua kaki dan lututnya dan putar dengan gerakan melingkar, kekiri

11
dan ke kanan, untuk melemaskan pinggulnya. Ini juga membuat
menyembuhkan sakit perut.

2) Cara Pijat Kaki Bayi


Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk
sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik
dari jari-jari kakinya sampai ke pinggul kemudian kembali.
Kemudian, pijat telapak kakinya dan tarik setiap jari jemarinya.
Gunakan jempol Anda untuk mengusap bagian bawah kakinya
mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di sekeliling pergelangan
kakinya dengan pijatan-pijatan kecil melingkar.

3) Cara Pijat Perut Bayi


Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil
melingkar. Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari yang
membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita
membentuk huruf I – L – U terbalik. Berikut tahapan memijat:

a) Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)


b) Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun
ke bawah (huruf L).

c) Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi,


melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua
gerakan berakhir di perut kiri bayi.
4) Cara Pijat Lengan Bayi
Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-
tepuk sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat turun
naik mulai dari ujung sampai ke pangkal lengan, kemudian pijat
telapak tangannya dan tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada
lengan yang lain.

5) Cara Pijat Punggung Bayi

12
Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda
dan gerak-gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari atas
punggungnya sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan
membentuk lingkaran kecil di sepanjang tulang punggungnya.
Lengkungkan jari-jemari anda seperti sebuah garfu dan garuk
punggungnya ke arah bawah.

6) Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi


Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan anda
dan usap-usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda. Kemudian,
gosok-gosok daun telingannya dan usap-usap alis matanya, kedua
kelopak matanya yang tertutup, dan mulai daripuncak tulang
hidungnnya menyebrang ke kedua pipinya. Pijat dagunya dengan
membuat lingkaran-lingkaran kecil.

i. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi
kesehatan. Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah
dilahirkan, fungsi hatinya belum sempurna dalam proses pengolahan
bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam darah si bayi sangat tinggi dan
hal inilah yang menyebabkan bayi mengalami suatu proses fisiologis
yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara
alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya
dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu
memberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah
untuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi
penyebab bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan
penjemuran pada bayi yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang
sangat penting. Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :
a) Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
b) Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat

13
c) Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
d) Menghindarkan bayi dari stress.
j. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara
bidan dan pasien antara lain :
1. Hak pasien untuk mengetahui informasi
2. Kewajiban moral
3. Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
4. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
5. Memenuhi kebutuhan bidan

14
BAB III
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

By.Ny”M” USIA 2 JAM


Pengkajian Dilakukan Pada :

a. Hari, Tanggal : Selasa, 16-03-2021 Pukul 13.00 WIB


b. Tempat : Klinik Utama Permata Ibu
c. Pengkajian Oleh : Sekar Pandan Rini

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi : By.Ny”M”
Umur : 2 Jam
Tanggal Lahir : Selasa, 16 Maret 2021
Jam Lahir : 13.00 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 3.400 gram
PBL : 48 cm
Orang Tua
Nama Ibu : Ny”M” Nama Ayah : Tn”M”
Umur : 19 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam

15
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ketapang

B. Riwayat Kehamilan
1. ANC : 6 x di BPM
2. Riwayat Penyakit Kehamilan : Tidak ada

C. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Sc
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban Pecah : Spontan
Kala I : 7 jam
Kala II : 1 jam
Tindakan Persalinan : SC
Kala III : 10 menit
Plasenta : Lengkap
Tali Pusat : Normal
Kala IV : 2 jam
Komplikasi : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 134x/ menit
RR : 40x/ menit
Suhu : 36,80c
PB : 48 cm

16
BB : 3.400 gram
2. Keadaan Umum Secara Sistematis
Kepala
Rambut : Hitam
Pembengkakan/benjolan : Tidak ada
Sutura : Tidak menyatu
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematome : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
Muka
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Mata
Keadaan : Simetris kiri dan kanan
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak Ikterik
Konjungtiva : Tidak Anemis
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Normal
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks sucking : Ada
Refleks swallowing : Ada

17
Telinga
Keadaan : Normal
Daun telinga : Ada
Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Aktif
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic Neck : Ada
Dada
Keadaan : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Puting susu : Ada
Frekuensi dan bunyi nafas : Normal
Frekuensi dan bunyi jantung : Normal
Abdomen
Keadaan : Normal
Bentuk : Normal
Tali pusat : Normal
Perdarahan : Tidak ada
Kulit
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
Genitalia
Laki-laki
Keadaan : Tidak ada
Kesimetrisan : Tidak ada
Kebersihan : Tidak ada
Skrotum : Tidak ada
Perempuan
Kebersihan : Bersih

18
Kesimetrisan : Simetris
Vagina : Ada
Klitoris : Ada
Uretra : Ada
Labiya minora : Ada
Labiya mayora : Ada

Pengeluaran : Ada
Punggung dan anus
Gerakan pada panggul : Aktif
Tulang belakang : Normal
Anus : Ada
Ekstremitas
Bahu lengan dan tangan
Kesimetrisan : Simetri
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks grasping : Ada
Tungkai dan kaki
Bentuk : Normal
Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks Babinski : Ada
Refleks Walking : Ada
3. Pemeriksaan Khusus
No Kriteria 0-1 menit 1-5 menit 5-10 menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2
4 Refleks 1 1 1
5 Warna kulit 2 1 2

19
Jumlah 8 8 9

4. Sistem syaraf
Refleks Moro : Ada

5. Pemeriksaan Antropometri
Lingkar kepala
Circumferentia suboccipito Bregmatica : 32,5 cm
Circumferentia Fronto occipito : 35 cm
Circumferentia Mento occipito : 35 cm
Lila : 12 cm
Lingkar Dada : 35 cm
6. Eliminasi
Urine
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Mekonium
Warna : Belum ada
Feaces
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Penyulit : Belum ada

III. ANALISA DATA


Diagnosa : by.Ny.M usia 2 jam

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
KU : Baik

20
PB : 48 cm
BB : 3400 gram
LK/LD : 34/31 cm
Suhu : 36,80c
RR : 40x/ menit
Nadi : 134x/ menit
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

2. Memberitahu ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah


berkontak tubuh dengan bayi.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau
melakukannya.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai
dengan usia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin.
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusar.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan dan mau melakukan
7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :
a. hipotermi
b. asfiksia
c. ikterus
d. tali pusat berwarna kemerahan
e. bayi tidak mau menyusu
f. bayi tidak BAK dan BAB selama 24 jam pertama
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

21
8. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah jam 08:00 wib ± selama
15 menit.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau
melakukannya

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”M” sejak hari Selasa, 16 Maret
2021, maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By.Ny”M” Usia 2 jam di Klinik Utama Permata
Ibu. By.Ny”M” telah dilakukan pemeriksaan sesuai standar yang bertujuan untuk
mendeteksi dini keadaan bayi dan untuk memastikan bahwa By.Ny”M” dalam
keadaan normal.

Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan


umum bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat badan.
Semua pemeriksaan sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”M” sehat dan
tidak mengalami kelainan apapun.

Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan yang


dilakukan secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua
pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan hasilnya yaitu keadaan By.Ny”M”
sehat dan semua refleks memberi respons dengan sangat baik.

Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan sistem


syaraf yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung, usaha
bernafas, tonus otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting dilakukan untuk
mengetahui perkembangan bayi dan keaktifan dari bayi tersebut dalam pemeriksaan
ini keadaan bayi sangat baik.

Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk


mengetahui ukuran lingkar kepala bayi, LiLa, dan lingkar dada pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum bayi, apabila ukuran antropomentri bayi
tidak sesuai dengan batas normal maka By.Ny”M” beresiko mengalami berbagai
gangguan dalam tumbuh kembangnya.

23
Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan By.Ny”M” dalam
keadaan baik. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang dilakukan pada By.Ny”M”
KIE yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya,
menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan teknik yang benar kepada
bayinya atau secara on demand karena pemberian ASI hingga umur 6 bulan sangat
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam hal ini ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran dari bidan.

24
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
By.Ny”M” usia 2 jam di Klinik Utama Permata Ibu dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada


By.Ny”M” usia 2 jam di Klinik Utama Permata Ibu
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”M” usia 2 jam di Klinik
Utama Permata Ibu
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”M” usia
2 jam di Klinik Utama Permata Ibu
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada
By.Ny”M” usia 2 jam di Klinik Utama Permata Ibu
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”M” usia 2
jam di Klinik Utama Permata Ibu
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan
pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi ingin
menyusu atau 2 jam sekali
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir normal.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerjasama dengan Klinik
Utama Permata Ibu karena banyak kasus yang ditemukan termasuk kasus

25
mengenai bayi baru lahir dan dalam pemberian asuhan kebidanan memerlukan
berbagai sumber kepustakaan untuk menambah pengetahuan dan materi
tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir prematur.

4. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA, karena
dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan, persalinan,
nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-
hal yang tidak di inginkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Kepmenkes RI (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta. Kurnia, (2013).
2. Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian
Kesehatan dan JICA.
3. Kurnia, (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi.
4. Maryanti, dwi, dkk. (2011) Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta:
TIM.
5. Muslihatun, W. F (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitrayama
6. Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakrarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Soepardin, Suryani, Hajjah. (2008) Konsep Kebidanan. Jakarta: EG.
8. Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.
9. Wijaya, M.A, (2010). Kondisi Angka KematianBalita Neonatal (AKN) Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka Kematian
Ibu di Indonesia.

27

Anda mungkin juga menyukai