Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Habiburrohman

NIM : 1205030144
Kelas : 3/D
Subjek : Dasar-Dasar Filsafat

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Nalar merupakan kekuatan terbesar yang dimiliki oleh manusia dimana banyak
kemajuan di berbagai bidang bersumber dari kekuatan logika manusia. Namun
keperkasaan logika akan muncul hanya jika manusia menggunakan nalarnya
dengan cara yang benar tanpa menimbulkan kerancuan. Kebenaran dalam
menggunakan nalar tidak bisa dicapai kecuali setelah kita mengeahui dan
memahami prinsip-prinsip bernalar. Untuk itu penting dibahas mengenai prinsip-
prinsip bernalar.
2. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Nalar?
b. Apa saja Prinsip-Prinsip Penalaran Itu?
c. Apa Saja Syarat Kebenaran dalam Penalaran?
B. Pembahasan
1. Pengertian Nalar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nalar adalah suatu pertimbangan tentang
baik dan buruk, akal budi. Sedangkan menurut Shadiq (2014 : 25) Penalaran yang
memiliki akar kata nalar adalah suatu kegiatan atau proses berfikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang didasaran pada pernyataan
sebelumnya dan kebenarannya sudah dibuktikan.
Melihat dari dua pengertian yang disajikan oleh KBBI dan Shadiq, kita dapat
memahami bahwa nalar atau penalaran merupakan suatu kemampuan manusia
untuk menyimpulkan bahwa suatu hal baik atau buruk berdasarkan hal-hal yang
bisa dibuktikan.
2. Deduksi dan Induksi Sebagai Prinsip atau Dasar Penalaran
Dalam melakukan penalaran, tentunya harus mampu menggunakan metode atau
cara bernalar yang tepat sehingga dapat menghasilan kesimpulan yang tepat
berdasarkan prinsip-prinsip penalaran.
a. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan prinsip bernalar dengan kerangka berpikir yang
berawal dari anggapan, asumsi, ataupun pernyataan umum dengan tujuan
untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih khusus. Penarikan kesimpulan
pada penalaran dedukif bersumber dari pola pikir yang disebut dengan
silogisme yang merupakan penarikan kesimpulan dari dua pernyataan atau
lebih yang terdiri dari premis minor dan premis mayor.
Penalaran deduktif dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk dapat berpiir
secara logis dan analistik yang dapat membawa manusia memberikan solusi
atas permasalahan-permasalahan secara rasional.
b. Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan metode bernalar untuk membuat suatu
kesimpulan dengan menggunakan pengamatan terhadap hal yang bersifat
khusus untuk memahami hal yang sifatnya luas atau umum. Prinsipnya, cara
bernalar ini berawal dari pengamatan terhadap hal yang bersifat khusus dan
terbatas yang ditutup dengan pernyataan yan bersifat universal dan kompleks.
Cara berfikir induktif ini memberi peran yang besar terhadap kemajuan
peradaban umat manusia.
3. Syarat Kebenaran dalam Penalaran
a. Suatu penalaran harus berawal dari pengetahuan yang dapat dibuktikan
kebenarannya, baik itu benar ataupun salah. Jika benar harus terbukti benar,
sedangkan jika salah harus terbukti salah.
b. Dipahami dari pembahasan yang sebelumnya, prosen penalaran dilakukan
dengan mengamati pengetahuan yang menjadi dasar konlusi, yaitu premis.
Sehingga di sini, premis yang digunakan harus benar, artinya premis tersebut
benar secara bentuk dan isi.
C. Kesimpulan
Penalaran merupakan kemampuan manusia untuk mengamati suatu hal sehingga
mencapai suatu kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang dirangkai dalam kegiatan
berpikir.
Penalaran ini memiliki dua metode utama, yaitu penalaran deduktif dan penalaran
induktif dimana penalaran deduktif merupakan jenis penalaran dengan mengamati hal
yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus. Sedangkan
penalaran induktif adalah penalaran yang dilakukan dengan cara mengamati hal yang
bersifat khusus untuk menghasilkan kesimpulan yang bersifat umum.
Metode-metode penalaran tersebut bisa menjadi sebuah kegiatan penaralan yang
benar jika premis yang digunakan bersifat benar secara bentuk dan isi serta dapat
dibuktikan.

Referensi :

Hidayat, Ainur Rahman. 2018. Filsafat Berpikir Teknik-Teknik Berpikir Logis


Kontra Kesesatan Berpikir. Pamekasan: Duta Media.
Mustofa, Imron. 2016. Jendela Logika dalam Berfikir: Deduksi dan Induksi
sebagai Dasar Penalaran Ilmiah. EL-BANAT. Vol 6 (2). Hal. 133-137.

Anda mungkin juga menyukai