Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

BERFIKIR KRITIS DALAM KEBIDANAN

LENI LISTYOWATI
NPM. 220108123
BAB I
PENDAHULUAN

APA ITU Berpikir kritis ?

 Berpikir kritis merupakan berpikir secara logis dan sistematis dalam membuat
keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

 Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir dengan rasional dan tertata
yang bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta

Pilar seorang bidan yang terdapat pada kerangka kerja menurut ICM (2015) adalah
pengetahuan, keahlian dalam melaksanakan pelayanan asuhan kepada bayi baru lahir,
wanita, keluarga sepanjang kehidupannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

Berfikir Kritis dalam Kebidanan

dalam pelayanan asuhan kebidanan, proses berfikir kritis


merupakan dasar dalam penerapan manajemen asuhan
kebidanan, sehingga sangat penting dikuasai sebagai
landasan dalam pengambilan keputusan klinis

Proses berfikir kritis bertujuan untuk:


1. Merumuskan masalah dengan jelas dan tepat.
2. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan.
3. Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran.
4. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam
mencari tahu solusi untuk masalah yang kompleks
Untuk dapat melakukan pemecahan masalah sesuai
dengan prinsip berfikir kritis, terdapat langkah-
langkah berikut:
1. Lakukan identifikasi masalah
2. Mengeksplorasi informasi dan membangun ide
3. Memilih ide terbaik
4. Uji coba keputusan klinik
5. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi hasil

Penalaran Deduksi dan induksi

nalar adalah aktivitas yang memungkinkan seseorang


berpikir logis. Penalaran sendiri merupakan aktivitas
kognitif untuk menilai atau menarik kesimpulan
tertentu berdasarkan suatu informasi yang kita
dapatkan, dengan menggunakan kaidah logika
Dikutip dari jurnal Penalaran Arsefa (2014), terdapat beberapa ciri-ciri
kemampuan penalaran, sebagai berikut: 

1. Adanya pola pikir yang disebut logika Dapat dikatakan bahwa


kegiatan penalaran merupakan proses berpikir logis. Artinya berpikir
menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu. 
2. Berpikir analitik  Penalaran merupakan kegiatan yang mengandalkan
suatu analitik. Kerangka berpikir dalam analitik adalah logika
penalaran yang bersangkutan

Terdapat dua macam penalaran, yaitu deduktif dan induktif.

1. Penalaran deduktif merupakan proses nalar yang menarik kesimpulan yang


bersifat khusus dari hal-hal yang bersifat umum
2. Definisi Penalaran Induktif Penalaran induktif merupakan proses penarikan
kesimpulan dari hal yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat umum.
Kesalahan / Fallacies dalam penalaran
 Logical fallacy adalah kesalahan dalam menyusun logika yang
tepat dalam sebuah argumen
 Kesalahan logika adalah kesalahan penalaran

Berikut sejumlah contoh 10 kesalahan logika :


1. Argumentum Ad Hominem : Yaitu menyerang pribadi lawan
2. Strawman Fallacy (Manusia Jerami atau citra palsu) : Memposisikan pihak yang berseberangan sebagai
pihak yang secara ekstrem layak diserang (bak manusia jerami) bukan argumennya
3. Bandwagon Fallacy : Mendasarkan kebenaran argumen pada suara mayoritas atau popularitas semata
4. Appeal to Emotion or Pity : Menggunakan emosi atau sebagai dasar sebuah argumen
5. Appeal to Force : Menggunakan ancaman atau hal yang buruk bakal terjadi pada lawan bicara jika argumen
kita ditolak.
6. Appeal to Authority : Mendasarkan argumen pada pendapat orang yang berpengaruh atau mempunyai
otoritas
7. Appeal to Tradition : Menyakinkan orang lain berdasarkan keyakinan atau kepercayaan yang sudah lama
8. False Dilemma, False Dichotomy : Sering juga disebut argumen “hitam-putih” atau hanya memberikan dua
pilihan kendati sebetulnya masih banyak pilihan
9. Begging the Question : Mengasumsi sesuatu menjadi benar karena sedang Anda buktikan
10. Fallacy of Composition : Menggeneralisasikan sesuatu fenomena atau mengasumsikan bahwa jika satu
bagian benar, maka secara keseluruhan benar
Wacana
Wacana ialah rentetan kalimat yang saling berangkaian dan berinteraksi hipotesis
yang satu dengan lain dalam kepaduan arti antarbagian di dalam diri bahasa

Fungsi a. Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis
Wacana sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato.
b. Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar
komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta.
c. Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi,
seperti wacana berita dalam media massa.
d. Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan
keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
e. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra
tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah
Ciri-Ciri a. Satuan gramatikal
Wacana b. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
c. Untaian kalimat-kalimat
d. Memiliki hubungan proposisi
e. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
f. Memiliki hubungan koherensi
g. Memiliki hubungan kohesi
h. Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
i. Bisa transaksional juga interaksional
j. Medium bisa lisan maupun tulis
k. Sesuai dengan konteks
Macam-Macam
Wacana a. Narasi, ialah sebuah kisah yang bisa diprinsipkan
pada susunan suatu insiden ataupun perkara.
b. Eksposisi, ialah karya tulis yang menguraikan karya
tulisnya dengan secara detail sesuatu, dengan
tujuan supaya bisa menyampaikan sebuah informasi
dan bisa mengembangkan ilmu dan pengetahuan
bagi setiap penyimak ataupun pembacanya.
c. Argumentasi, ialah karya tulis mengandung
pendapat, perilaku, dan evaluasi pada keadaan
yang disertakan dengan keterangan, argumen, dan
deklarasi yang bisa diterima secara sistematis.
d. Deskripsi, ialah karya tulis yang bisa memvisualkan
sesuatu ataupun materi menurut hasil dari
observasi, opini, dan pengetahuan dari penulis
Moral Moral berasal dari bahasa Latin mores berarti adat kebiasaan. Maksud moral
Reasoning ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia,
mana yang baik dan wajar

Moral
Reasoning Menurut Yusuf (2012) istilah moral berasal dari kata Latin mos (moris), yang
berarti adat istiadat, kebiasaan

Moral
Reasoning Menurut Kohlberg (1995) moral reasoning ialah penilaian dan perbuatan
moral pada intinya bersifat rasional

Moral Definisi lain moral reasoning adalah sebuah penjelasan yang tujuannya
Reasoning adalah untuk menjelaskan proses yang dialami seorang individu dalam
mengambil sebuah keputusan etis, atau menggambarkan sebuah proses
pembentukan tingkah laku berdasarkan penilaian moral individu (cognition-
judgment-action process)
BAB III
PENUTUP

Berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan tindakan yang


masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang
dilakukan. berpikir kritis merupakan proses disiplin intelektual untuk secara
aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan/atau mengevaluasi informasi Baik informasi yang dikumpulkan atau
dihasilkan lewat observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, dan komunikasi,
sebagai panduan untuk meyakini sesuatu dan melakukan sebuah tindakan.
Sederhananya, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dengan rasional
dan melihat permasalahan secara objektif sehingga hasil yang akan
diperoleh tidak bias dan sesuai dengan kenyataan yang ada
THANK YOU
Insert the SubTitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai