Anda di halaman 1dari 28

PROYEK PLTA

BATANG TORU
Cek Fakta dan Referensi
Permasalahan Kunci

IUCN Section on Great Apes, April 2020


DAFTAR ISI
3 PENDAHULUAN

4 RANGKUMAN

4 PENDEKATAN

4 DOKUMEN REFERENSI NSHE

5 LATAR BELAKANG TENTANG


ORANGUTAN TAPANULI

CEK FAKTA

6 Distribusi Dan Ekologi Orangutan


Tinjauan Umum: Dinamika Sebaran dan
Populasi Orangutan Tapanuli

7 Wilayah Jelajah Geografis

8 Kepadatan Populasi

10 Konektivitas Metapopulasi

12 Respon Perilaku Orangutan terhadap


Kegiatan Proyek

13 Mendiskreditkan hasil survei sebelumnya

14 Wilayah Yang Terdampak Aktivitas Proyek


Luas Wilayah Yang Terkena Dampak

14 Hutan Primer di Wilayah Proyek

15 Penetapan Penggunaan Lahan di Kawasan


Proyek

16 Kebutuhan Listrik Provinsi


Tinjauan Umum: Permintaan/Persediaan
Listrik di Masa Depan di Sumatera Utara

17 Permintaan/Persediaan Listrik

17 “Generator Diesel Apung”

18 Dampak CO2
Tinjauan Umum: Manfaat Emisi Gas
Rumah Kaca

19 Perhitungan Pengurangan Emisi CO2

20 Aliran Dan Ekologi Sungai


Dampak Lingkungan dari Sistem PLTA
Run of River

21 Risiko Gempa Bumi


Penilaian Tingkat Risiko

22 Standar Dan Kepatuhan


Standar International Finance Corporation

23 Pendekatan Umum
Upaya Meminimalkan Dampak

24 KESIMPULAN

25 PERNYATAAN SGA TENTANG


ORANGUTAN TAPANULI

Foto © Andrew Walmsley & Maxime Aliaga


Desain: www.designsolutions.me.uk
Kutipan: Proyek PLTA Batang Toru: Cek Fakta dan Referensi
Permasalahan Kunci, IUCN SGA April 2020
PENDAHULUAN

Proyek PLTA Batang Toru adalah rencana setempat secara umum, dan Orangutan
Proyek PLTA Batang pembangkit listrik tenaga air yang saat ini Tapanuli pada khususnya. IUCN (otoritas
sedang dalam proses pembangunan di global tentang status alam) telah
Toru adalah rencana Sungai Batang Toru di Sumatera Utara, menyerukan moratorium kegiatan proyek
pembangkit listrik Indonesia. Proyek ini sedang dibangun
oleh PT North Sumatera Hydro Energy
untuk memungkinkan adanya penilaian
yang cermat terhadap kemungkinan
tenaga air yang (NSHE) dan kegiatan konstruksi adanya dampak, sebelum memutuskan
utamanya akan dilaksanakan oleh bagaimana (atau apakah) proyek PLTA
direncanakan yang perusahaan milik negara Cina Sinohydro. tersebut dapat dilanjutkan. Dengan
Lokasi proyek ini berada di dalam adanya banyak klaim yang kontradiktif
saat ini sedang dalam ekosistem Batang Toru yang merupakan tentang potensi dampak proyek,
satu-satunya habitat orangutan Tapanuli dokumen ini mengidentifikasi
proses pembangunan yang terancam punah (spesies Pongo pernyataan-pernyataan spesifik yang
tapanuliensis yang baru saja ditetapkan dikeluarkan oleh NSHE dan menilai
di Sungai Batang belum lama ini). Rencana proyek ini pernyataan-pernyataan tersebut
menjadi kontroversial karena potensi berdasarkan pengetahuan ilmiah terbaik
Toru di Sumatera dampaknya yang akan dapat berimbas yang tersedia.
pada masyarakat lokal, lingkungan
Utara, Indonesia.

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
3
RANGKUMAN

Beberapa klaim signifikan yang yang dilakukan atas nama NSHE. Banyak antaranya berkaitan dengan aspek
ditemukan dalam publikasi atau siaran klaim yang lain dalam publikasi NSHE, paling kontroversial dari proyek seperti
pers NSHE diidentifikasi sebagai tidak atau yang secara langsung dikaitkan dampaknya terhadap orangutan
akurat atau menyesatkan. Setidaknya dengan staf NSHE dalam artikel media, Tapanuli dan ekologi Sungai Batang Toru,
dalam sepuluh kasus, pernyataan untuk ditemukan bertentangan dengan temuan permintaan untuk listrik yang akan
konsumsi publik dalam publikasi NSHE yang dimuat dalam literatur dan laporan dihasilkan, dan kepatuhan proyek
atau di situs web NSHE ditemukan tidak teknis penelaahan sejawat (peer review), dengan standar investasi internasional.
konsisten dengan temuan yang disajikan atau dengan pengamatan para ahli yang
dalam penilaian dampak sebelumnya mapan di bidang terkait. Beberapa di

PENDEKATAN

Klaim dari NSHE yang diperdebatkan NSHE sendiri. Dalam beberapa masalah profesional. Walaupun ada beragam
dibahas secara berurutan. Satu per satu, yang lain, yang dijadikan rujukan adalah dokumen yang sudah beredar yang
sifat masalahnya diuraikan, klaim spesifik literatur ilmiah dengan penelaahan mendukung ataupun menentang proyek
yang dibuat oleh NSHE dikutip, dan bukti sejawat atau kajian terkemuka lainnya. atas isu-isu tertentu, ulasan ini berusaha
yang bertentangan kemudian dirinci dan Juga ada tambahan pandangan- untuk mencakup berbagai topik tetapi
dirujuk. Dalam beberapa kasus, bukti- pandangan dalam bentuk komentar terbatas untuk menyelidiki validitas klaim
bukti berasal langsung dari dokumen- pribadi dari para ahli berkualifikasi tinggi spesifik yang dibuat oleh NSHE.
dokumen yang dibuat atas permintaan yang bertindak dalam kapasitas

DOKUMEN REFERENSI NSHE

Beberapa dokumen sumber yang berjudul “Dampak Pembangunan PLTA dibuat, yang telah menyebabkan
diterbitkan oleh NSHE dijadikan rujukan Batang Toru terhadap Hutan Primer, kesalahfahaman tentang proyek ini...”5
dalam seluruh laporan ini. Bagi pihak- Habitat dan Populasi Orang Utan,
pihak yang tidak mengetahui dokumen- Kekeringan dan Banjir, Emisi Gas Rumah l Dikeluarkan juga versi alternatif dan
dokumen tersebut di bawah ini diberikan Kaca dan Sosial Ekonomi Masyarakat ringkas dari laporan ini (tanpa tanggal,
ikhtisar singkat dari yang paling signifikan. Sekitar”(versi bahasa Indonesia, 176 versi bahasa Inggris 16 halaman) dengan
halaman). Dokumen ini menyatakan judul "PLTA Batang Toru - PLTA
l Yang pertama adalah Analisis Dampak bahwa tujuannya adalah untuk “memberi Batangtoru Pembangunan yang
Lingkungan (ANDAL) yang asli untuk klarifikasi dan justifikasi secara ilmiah Bertanggung Jawab secara Sosial dan
proyek yang diterbitkan pada tahun 2014, kebenaran data/informasi yang telah Lingkungan”.6
yang hanya tersedia dalam bahasa diterima oleh beberapa peneliti dan
Indonesia dan terdiri dari 532 halaman.1 Lembaga Swadaya Masyarakat yang l Telah beredar juga dokumen tambahan
(ada ANDAL sebelumnya untuk proyek menyampaikan protes/tudingan negatif 2 halaman di atas kertas berkop NSHE
tersebut dalam versi yang lebih awal2, pembangunan PLTA Batang Toru”.4 berjudul "Kesalahpahaman Umum
tetapi tidak dikutip dalam laporan ini.) tentang Proyek Kami", yang menyajikan
l Setelah itu, ada laporan yang lebih dugaan kritik terhadap proyek (tetapi
l Laporan ini ditindaklanjuti pada tahun singkat, dan dapat mudah diakses (versi tidak disebutkan asalnya) dan tanggapan
2017 dengan dokumen lebih lanjut yang bahasa Inggris 78 halaman) yang terhadapnya.7
mencakup sebagian topik yang sama dipublikasikan dengan judul “PLTA
secara lebih rinci dan membawa Batangtoru "Pembangunan yang
beberapa topik tambahan, yang Bertanggung Jawab secara Sosial dan
diterbitkan dalam bahasa Inggris Lingkungan "”, dengan kata pengantar
(1.266 halaman) dan disebut “Addendum yang ditandatangani oleh Sarimudin
Penilaian Dampak Lingkungan, Sosial Siregar, Direktur Dharma Hydro/NSHE
dan Kesehatan (ESHIA)”.3 pada tanggal 5 Oktober 2018. Dokumen
ini mengacu pada laporan-laporan
l Pada tahun 2018 dikeluarkan sebuah sebelumnya untuk, sebagaimana
laporan oleh NSHE bersama dengan LSM dikatakan, "... mengungkapkan penelitian,
Pusaka Kalam (Pusat Kajian, Advokasi dan temuan berbasis fakta dan pandangan
Konservasi Alam) yang berbasis di Bogor, kami tentang laporan-laporan yang telah

4
LATAR BELAKANG TENTANG ORANGUTAN TAPANULI

Kemudian pada tahun 2017 spesies ini Pada bulan April 2019, IUCN (Lembaga
Orangutan Tapanuli dinilai sebagai Sangat Terancam Punah Internasional untuk Konservasi Alam11)
untuk Daftar Merah IUCN, yang melihat menyerukan "moratorium proyek yang
pertama kali adanya tren penurunan populasi dan berdampak pada orangutan Tapanuli
ditetapkan sebagai populasi yang sangat terfragmentasi.9
Orangutan Tapanuli ditemukan dalam tiga
yang Terancam Punah".12 Pada bulan
Oktober tahun yang sama, Bagian Kera
spesies terpisah pada populasi utama, yang dua terbesar di Besar (SGA) dari Kelompok Spesialis
antaranya mungkin tidak terhubung oleh Primata IUCN mengeluarkan pernyataan
tahun 2017 setelah tutupan hutan (walaupun ada kemungkinan yang mengusulkan "moratorium
bahwa masing-masing orangutan masih pembangunan dalam wilayah jelajah
analisis genetik dapat berpindah-pindah di antara orangutan Tapanuli" yang menyatakan
keduanya). Proyek PLTA Batang Toru bahwa mereka "sangat prihatin dengan
memperlihatkan terletak di lokasi utama untuk konektivitas ancaman pembangunan proyek
antara sub-populasi ini (lihat “Tinjauan pembangkit listrik tenaga air di habitat
bahwa garis keturunan Umum: Distribusi Orangutan Tapanuli dan orangutan inti”.13 Pernyataan ini
Dinamika Populasi”). “menyerukan penghentian total semua
mereka berpisah dari perambahan dan pembangunan” dan
Pada bulan April 2019, sebuah publikasi “lebih lanjut mengusulkan agar Komite
orangutan lainnya di ilmiah diterbitkan dalam Conservation Eksekutif [SGA] memimpin studi
Science and Practice berjudul “Orangutan independen untuk menentukan implikasi
Sumatra lebih dari 3 Tapanuli: Status, ancaman, dan langkah- terhadap orangutan tapanuli dari
langkah untuk meningkatkan konservasi” berbagai ancaman terhadap orangutan ...
juta tahun lalu, dan yang memperingatkan bahwa “orangutan dan apakah ancaman-ancaman tersebut
aliran gen di antara Tapanuli adalah kera besar terakhir yang
masih ada yang ditemukan, tetapi ...
dapat dimitigasi." Mereka menjelaskan
bahwa “Luasnya cakupan keahlian dalam
mereka berhenti mungkin akan menjadi spesies pertama
yang punah.”10 Makalah ini
IUCN SGA, yang terdiri dari para ilmuwan
dari negara-negara yang memiliki wilayah
sepenuhnya setidaknya merekomendasikan (di antara langkah- jelajah kera besar (termasuk Indonesia)
langkah lain) bahwa Pemerintah Indonesia dan negara-negara yang tidak memiliki
pada 10 ribu tahun “menghentikan pembangunan bendungan wilayah jelajah, membuat kelompok ini
listrik tenaga air” dan “membangun sangat cocok untuk memimpin studi
yang lalu.8 koridor hutan antara blok barat dan timur”. tersebut."

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
5
CEK FAKTA
DISTRIBUSI DAN EKOLOGI ORANGUTAN

TINJAUAN UMUM:
Dinamika Distribusi dan Populasi Orangutan Tapanuli
Mengevaluasi dampak proyek terhadap perpindahan individu di antara populasi- yang dilakukan pada tahun 2016 hanya
orangutan Tapanuli membutuhkan populasi ini berhenti terjadi. Ini adalah membaginya menjadi blok Timur dan
pemahaman tentang status spesies lokasi area penggenangan proyek, di mana Barat, dengan prospek untuk masing-
tersebut saat ini. Peta di bawah ini, yang saluran transmisi listrik bermula dan masing populasi secara sendiri-sendiri
diterbitkan pada tahun 2019 dalam Ilmu membentang ke utara melalui lembah. sangat mengkhawatirkan. Penilaian
dan Praktek Konservasi14, menunjukkan tersebut menilai kelayakan Blok Timur
semua populasi Pongo tapanuliensis yang Ketika mempertimbangkan dampak sebagai 'buruk', dengan perkiraan waktu
diketahui. Ada beberapa poin yang sangat pembukaan lahan, harus dipahami bahwa sampai kepunahan 124 tahun, dan Blok
perlu diperhatikan: jelajah orangutan tidak terbatas pada Barat sebagai 'sedang sampai buruk'
kawasan hutan primer tetapi dapat dengan perkiraan waktu hingga kepunahan
l Hydro AoI (Kawasan Pengaruh untuk mendiami banyak jenis hutan sekunder, 310 tahun.17 Tinjauan status 2019 mencatat
proyek PLTA) dan Koridor adalah bagian serta melakukan perjalanan melalui bahwa, dengan menggunakan kriteria dari
dari Blok Barat yang membentang ke berbagai jenis tutupan lahan termasuk PHVA 200418, Blok Timur dan semua blok
Tenggara di atas Sungai Batang Toru. perkebunan komersial (lihat bagian yang lebih kecil akan dianggap tidak layak
Kawasan Pengaruh ini antara lain terdiri Kawasan Jelajah Geografis). Faktor signifikan apabila berdiri sendiri.19 Oleh karena itu, jika
dari beberapa blok hutan dataran rendah yang membatasi pergerakan orangutan konektivitas terputus secara permanen,
primer yang tersisa di ekosistem Batang adalah kurangnya tutupan pohon, satu-satunya sub-populasi yang layak
Toru.15 Proyek pembangkit listrik tenaga air bukannya kurangnya hutan primer.16 adalah Blok Barat. Namun penulis
ini akan membangun jalan akses dan Namun, mereka sangat rentan terhadap menjelaskan bahwa “mengingat ancaman
jaringan listrik mengikuti sungai di sepanjang gangguan dari kehadiran manusia dan degradasi dan hilangnya habitat,
sebagian besar kawasan hutan tersebut, seringkali menghindari kawasan hutan yang perburuan, konflik manusia-orangutan saat
yang melibatkan pembukaan lahan dan dekat dengan aktivitas manusia (lihat bagian ini dan yang diproyeksikan, perluasan
kondisi berbahaya bagi orangutan. Respon Perilaku). Tidak dapat diasumsikan tambang emas, dan konsesi penebangan
bahwa orangutan akan menggunakan atau yang dinetralkan di kawasan ini… ini
l Titik koneksi yang paling memungkinkan menjelajah melalui kelompok-kelompok merupakan skenario yang sangat berisiko…
antara Blok Barat dan Blok Timur adalah di hutan kecil yang sudah ada kehadiran karena ancaman-ancaman ini dapat
ujung utara AoI. Peta historis (lihat bagian manusia secara signifikan. . mendorong populasi ini ke status tidak
Konektivitas Metapopulasi) menunjukkan layak atau nonviable hanya dalam 1-2
bahwa ada konektivitas hutan di sini Meskipun peta menunjukkan lima populasi generasi.” Jelas bahwa konektivitas antara
setidaknya dalam seratus tahun terakhir orangutan Tapanuli, ini biasanya dianggap kedua blok utama khususnya, serta
dan mungkin jauh lebih baru. Perlu hanya tiga (Timur, Barat, dan Sibualbuali), populasi yang lebih kecil, akan menjadi
dilakukan penelitian genetika untuk sedangkan Penilaian Kelayakan Populasi faktor utama dalam kelangsungan hidup
menentukan kapan atau apakah dan Habitat Orangutan (PHVA) terbaru jangka panjang spesies ini.

6
DAERAH JELAJAH GEOGRAFIS

Masalah: Total luas daerah jelajah orangutan Tapanuli telah disalahpahami.


Klaim: Bukti:
“Orangutan Tapanuli adalah endemik l Total luas daerah jelajah orangutan
hutan Batang Toru, dengan perkiraan Tapanuli sekarang diperkirakan hanya
populasi sekitar 800 individu. Habitat berkisar 1.023 km2 (102.300 ha).21
mereka tersebar dalam 163.000 Ha
ekosistem hutan Batang Toru”20

Masalah: Batas ketinggian daerah jelajah orangutan Tapanuli disalahpahami .


Klaim: Bukti:
“Orangutan Tapanuli telah beradaptasi l Makalah 2017 yang mendeskripsikan selatan Batang Toru, sekitar 25mdpl26, dan
dengan lingkungan dan hidup di orangutan Tapanuli menyatakan bahwa pada awal abad ke-20 di sekitar Teluk
dataran tinggi (> 600mdpl22) dengan orangutan ditemukan pada ketinggian Tapanuli yang sejajar dengan permukaan
suhu rendah. Karena itu, mereka setidaknya ~ 300mdpl.24 laut.27
memiliki bulu yang sangat tebal dan
l Survei yang dilakukan pada tahun 2000/1
lebih panjang daripada orangutan l Telah terdokumentasi bahwa orangutan
lainnya. Titik tertinggi dari proyek PLTA mengidentifikasi keberadaan orangutan di Sumatra28 lebih menyukai hutan dataran
Batang Toru adalah 430mdpl,”23 daerah rawa pantai dataran rendah dekat rendah29; di mana terdapat orangutan
ekosistem Batang Toru di sekitar Lumut.25 ditemukan terutama di daerah yang lebih
l Catatan sejarah menunjukkan bahwa tinggi mungkin mengindikasikan adanya
spesies ini terjadi pada paruh kedua abad tekanan perburuan atau hilangnya habitat
ke-19 di dataran rendah Batang Gadis di di daerah dengan ketinggian yang lebih
rendah.30

Masalah: Kemungkinan orangutan menggunakan daerah lereng curam, seperti wilayah di


sekitar daerah genangan yang diusulkan, disalahpahami.
Klaim: Bukti:
“Daerah yang digenangi [oleh waduk] l Dokumen ANDAL asli dari tahun 2014 l Adanya sarang menunjukkan daerah di
adalah tebing curam yang tidak dihuni menunjukkan setidaknya dua sarang mana orangutan baru saja tidur tetapi
dan daerah itu bukan habitat orangutan yang terlihat di lereng curam bukan semua daerah yang mereka
orangutan.”31 yang sangat dekat dengan sungai yang manfaatkan atau lalui. Di daerah lain di
ada dan mungkin di dalam area yang Sumatra (misalnya Ketambe) orangutan
digenangi.32 diketahui menggunakan area hutan di
lereng curam.33

Masalah: Pentingnya hutan primer terlalu ditekankan dibandingkan dengan tipe habitat lainnya.
Klaim: Bukti:
“hutan di dalam areal proyek ... sudah l Hutan primer bukanlah satu-satunya l Penggunaan habitat selain hutan
mengalami gangguan (bukan hutan habitat orangutan, sebagaimana diakui primer yang ekstensif oleh orangutan
primer lagi)”34 / “… semua kawasan dalam Addendum ESHIA - “Hasil dari telah terdokumentasi secara seksama
proyek bukan hutan primer ...”35 / penentuan habitat kritis menunjukkan dalam literatur ilmiah.40 41 42
“... vegetasi di dalam kawasan proyek bahwa habitat hutan primer dan hutan
sudah mengalami gangguan (bukan sekunder di dalam wilayah Proyek adalah l Lihat juga bagian Wilayah yang
hutan primer lagi) …”36 / “… lahan habitat penting bagi spesies ini Terdampak Kegiatan Proyek untuk poin-
sudah diisi jenis-jenis pionir ... [orangutan Sumatra38] bersama dengan poin lebih lanjut tentang topik ini.
menunjukkan bahwa tidak ada hutan tipe-tipe habitat ini di seluruh wilayah
primer tetapi kemungkinan besar pengaruh Proyek dan lanskap yang lebih
hutan sekunder ... “37 luas.”39

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
7
KEPADATAN POPULASI

Masalah: Studi awal yang melaporkan tingginya kepadatan populasi orangutan diabaikan
dengan adanya penelitian terbaru disponsori NSHE yang melaporkan kepadatan rendah.
Klaim: Bukti:
““Survei Kuswanda dan Fitri (2017, l Survei pada tahun 2015 untuk l Adanya kepadatan tinggi orangutan
2018) menunjukkan kepadatan sarang Adendum ESHIA menemukan kepadatan Tapanuli di kawasan ini disebutkan dalam
di sekitar areal proyek adalah 0,41 per orangutan yang jauh lebih tinggi penilaian Daftar Merah IUCN untuk
km2”43 / “kemungkinan jumlah daripada survei-survei selanjutnya: spesies ini. “…telah diusulkan
kepadatan populasi orangutan sebesar pembangunan PLTA di daerah dengan
0,48 individu/km2 di 7.200 hektar di - “Sebanyak 213 sarang orangutan kepadatan orangutan tertinggi, yang
PLTA Batang Toru”44 / “Analisis data Sumatra46 ditemukan di Wilayah dapat berdampak pada sekitar 100 km²
kepadatan sarang orangutan oleh Pengaruh Proyek dengan kepadatan habitat P. tapanuliensis, atau hampir 10%
Santosa dkk. (2018), diperoleh nilai rata-rata 0,7 individu/km2 untuk sisi barat dari seluruh populasi spesies ini.”50
estimasi kepadatan populasi Sungai Batang Toru. Kepadatan tertinggi
tercatat di wilayah survei bagian selatan l Dokumen-dokumen NSHE yang baru
orangutan sebesar 0,22 individu/km2
(95% CI: 0,17-0,27 individu/km2) atau sebanyak 0,95 individu/km2. Hasil ini dengan mencolok menghilangkan
setara dengan 1 individu/500 ha. antara 26% -57% kali lebih tinggi dari di temuan survei-survei sebelumnya:
Serupa dengan analisis ini Kuswanda daerah lain yang sebelumnya disurvei di “Sebagaimana ditunjukkan dalam studi
dan Noor (2018), melaporkan bahwa Hutan Batang Toru.”47 ESHIA tentang keberadaan orangutan di
kepadatan populasi di wilayah proyek wilayah proyek dan sekitarnya, proyek ini
- “Survei baseline wilayah pengaruh melakukan studi mendalam untuk
adalah sekitar 0,3 individu/km2. Hal ini
Proyek (hanya di sisi barat sungai) mencatat mengumpulkan informasi lebih rinci
membuktikan bahwa lokasi proyek
kepadatan rata-rata orangutan sebesar tentang orangutan dan satwa liar lainnya
bukan habitat utama orangutan
0,7 individu/km2. Analisis hasil baseline yang diperlukan agar dapat mengatur
Tapanuli (Pongo tapanuliensis).”45
mengidentifikasi perkiraan kepadatan rencana mitigasi yang tepat. Studi
orangutan Sumatra48 di sisi barat Sungai pertama tentang orangutan dan
Batang Toru. Di dalam wilayah pengaruh populasi satwa liar lainnya dilakukan
Proyek lebih tinggi daripada rata-rata selama musim hujan bulan Januari
perkiraan untuk kawasan hutan Batang hingga Maret 2017.”51
Toru yang lebih besar.”49

Masalah: Berupaya menyajikan data baru sebagai 'baseline' mengabaikan pentingnya data
baseline yang asli.
Klaim: Bukti:
“untuk mendapatkan data dasar terkini l Seperti yang diungkapkan oleh
tentang spesies yang terancam punah, sekelompok penggiat konservasi
seperti orangutan, baru-baru ini orangutan terkemuka: “Melakukan
dilakukan suatu studi rinci”52 penelitian tentang orangutan sementara
sedang terjadi gangguan tidak dapat
menghasilkan pandangan baseline
tentang dinamika populasi dari ketiga
subpopulasi Pongo tapanuliensis, dan
oleh karena itu tidak dapat dijadikan
dasar untuk menentukan langkah-
langkah mitigasi atau penghindaran.”53

8
Masalah: Tidak tepat menyatakan bahwa wilayah proyek bukan habitat inti bagi orangutan.

Klaim: Bukti:
“Kedua fakta ini [yaitu wilayah lAddendum ESHIA berulang kali l Dalam penilaian Dampak terhadap Nilai
pembangunan dan ketinggian proyek mencatat pentingnya wilayah ini sebagai Keanekaragaman Hayati PS6 IFC yang
PLTA] memberikan konfirmasi bahwa habitat orangutan: diberikan dalam Addendum ESHIA,
proyek tersebut tidak terletak di dampak pada orangutan Sumatra60
habitat utama atau sumber populasi - “Survei lapangan melaporkan perkiraan dinilai memiliki sensitivitas ‘tinggi’ dan
orangutan.”54 / “Fakta ini [terlihatnya kepadatan di dalam wilayah pengaruh ‘sedang’, yang menghasilkan penetapan
sarang di Pusaka Kalam/NSHE 2018] Proyek 26-57% lebih tinggi dari perkiraan signifikansi ‘besar’.61
juga membuktikan bahwa kawasan dari Hutan Batang Toru. Karena itu,
sangat mungkin bahwa wilayah l Pentingnya area ini bagi kelangsungan
untuk PLTA Batang Toru paling sedikit
digunakan oleh orangutan, dan oleh pengaruh Proyek memiliki kaitan dengan hidup spesies disoroti oleh IUCN SGA
karena itu tidak dapat dikategorikan habitat kritis untuk spesies ini.”56 yang mengatakan: “Kami sangat prihatin
sebagai habitat utama.”55 “Hasil dari penentuan habitat kritis dengan ancaman pembangunan proyek
menunjukkan bahwa habitat hutan pembangkit listrik tenaga air di habitat
primer dan hutan sekunder di dalam inti orangutan yang saat ini tidak
wilayah Proyek adalah habitat penting terlindungi.”62
bagi spesies [orangutan Sumatra57]
bersama dengan tipe-tipe habitat ini di
seluruh wilayah pengaruh Proyek dan
lanskap yang lebih luas.”58

- “Meskipun persentase habitat yang


tersedia di dalam kawasan Hutan Batang
Toru yang akan hilang tampak kecil,
survei baseline mengidentifikasi bahwa
Kawasan Pengaruh Proyek mendukung
kepadatan individu yang relatif lebih
tinggi daripada wilayah Hutan Batang
Toru lainnya yang dinilai.”59

Masalah: Perilaku jelajah dari orangutan terlalu disederhanakan dengan efek yang tidak benar.
Klaim: Bukti:
“PLTA Batang Toru menempati lahan l Orangutan sering kali memiliki
seluas 122 hektar, lebih kecil dari luas daerah jelajah yang batasnya saling
minimum yang dibutuhkan untuk satu bersinggungan atau tumpang tindih,
individu orangutan.”63 membutuhkan akses ke wilayah-wilayah
ini sepenuhnya, sehingga 122ha
berpotensi menjadi habitat penting bagi
sejumlah individu orangutan. Sebuah
studi menemukan bahwa titik rata-rata di
wilayah survei “termasuk dalam 3,36
daerah jelajah betina dewasa yang
diketahui”64 sementara studi tentang
orangutan Sumatera menemukan bahwa
sebuah wilayah seluas 4 ha digunakan
oleh setidaknya 40 ekor orangutan.65

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
9
KONEKTIVITAS METAPOPULASI

Masalah: Ada klaim yang tidak akurat bahwa sungai Batang Toru telah menjadi penghalang
pergerakan orangutan selama beberapa waktu
Klaim: Bukti:
“Habitat Barat dan Timur telah l Sebenarnya pemisahan blok-blok ini - Peta distribusi71 menunjukkan Blok
dipisahkan secara alami oleh sungai terjadi jauh lebih belakangan: Barat habitat orangutan Tapanuli yang
Batang Toru selama berabad-abad membentang cukup panjang di sungai
yang lalu.”66 / “Sungai Batang Toru - eta Angkatan Darat AS dari tahun 1943 Batang Toru, yang menunjukkan bahwa
telah menjadi penghalang utama (berdasarkan peta dari tahun 1908) dan sungai bukan merupakan penghalang
untuk pergerakan Orangutan dari dari tahun 1954 menunjukkan tutupan bagi populasi ini.
bagian timur ke bagian barat sungai”.67 hutan yang berkesinambungan di kedua
sisi sungai di sepanjang seluruh lokasi - Gambar satelit dari tahun 2013 di
proyek saat ini, menunjukkan dengan Google Earth (di bawah) menunjukkan
sangat jelas bahwa ada konektivitas yang banyak potensi titik konektivitas kanopi
ekstensif selama periode tersebut.68 69 hutan di atas Sungai Batang Toru yang
dekat dengan kegiatan proyek.
- Selama survei pada tahun 2003, para
peneliti melihat bahwa kanopi saling
bersentuhan dan memberikan
konektivitas di atas sungai.70

10
Masalah: Survei yang dilakukan setelah kegiatan proyek dimulai digunakan sebagai bukti
untuk situasi sebelum kehadiran proyek.
Klaim: Bukti:
“Sungai Batang Toru telah menjadi l Laporan tahun 2015 yang dibuat untuk
penghalang utama untuk pergerakan NSHE mencatat gangguan berskala luas
Orangutan dari bagian timur ke bagian yang diakibatkan oleh kehadiran proyek
barat sungai. Proyek telah melakukan bahkan pada tahap awal itu, termasuk
survei lapangan (15 km) di sepanjang akses manusia ke tepi barat sungai dari
sungai untuk menemukan dugaan penyeberangan yang dibangun NHSE,
kanopi pohon yang mungkin dan spekulasi lahan di dalam wilayah
menghubungkan kedua sisi sungai. proyek dalam bentuk pembukaan
Tim menemukan satu pohon yang vegetasi dan pembuatan batas
besar kemungkinan menghubungkan menggunakan kaleng cat dan parang ...73
kedua sisi sungai, namun pohon ini Pernyataan NSHE di atas tampaknya
tidak akan terpengaruh oleh proyek.”72 didasarkan pada survei lapangan yang
dilakukan setelah waktu ini dan oleh
karena itu tidak dapat dianggap mewakili
kondisi tutupan kanopi di atas sungai
sebelum kegiatan proyek dimulai.

Masalah: Penekanan pada area lahan yang terkena dampak langsung mengabaikan
pentingnya lokasi proyek untuk konservasi orangutan.
Klaim: Bukti:
“... populasi Orangutan sebanyak 800 l Laporan PanEco/YEL 2015 untuk NSHE l Pentingnya fungsi konektivitas dari
individu dan tinggal di habitat 150.000 mencatat bahwa “Target hidroelektrik kawasan ini disoroti oleh IUCN SGA:
hektar yang tersisa, rata-rata setiap terletak di areal keanekaragaman hayati "Kawasan inti yang terancam ini sangat
individu menempati 187,5 hektar. utama, tidak hanya secara umum karena penting untuk menjaga konektivitas di
Ukuran struktur permanen dari fasilitas mencakup bagian dari habitat terakhir antara ketiga blok hutan yang diperlukan
pembangkit listrik tenaga air adalah yang tersisa untuk populasi orangutan untuk memastikan kelangsungan hidup
122 hektar, hanya cocok untuk satu yang sangat terancam punah yang unik spesies ini...”.78
individu orangutan.”74 / “"Habitat secara genetik dan hidup di daerah
Orangutan Tapanuli tersebar di tersebut, tetapi karena terletak di l Pentingnya kawasan ini untuk
ekosistem Batang Toru yang total kawasan koridor utama yang konektivitas bagi orangutan Tapanuli juga
luasnya 165 ribu hektar. ... Sementara memberikan harapan terakhir untuk diakui dalam penilaian Daftar Merah
luas tapak PLTA Batangtoru hanya 122 konektivitas di antara blok hutan IUCN untuk spesies ini: “... pembangunan
Ha atau 0,07 persen dari ekosistem Batang Toru Barat (84.000 ha) dan Cagar listrik tenaga air telah diusulkan di daerah
Batangtoru. Lebih sedikit dibanding Alam Sibual-buali yang lebih kecil di dengan kepadatan orangutan tertinggi,
kebutuhan jelajah satu individu Tenggara, dan juga blok hutan Batang yang dapat ... membahayakan peluang
orangutan,” kata Barita Manullang, Toru Timur dan Cagar Alam Dolok mempertahankan koridor habitat antara
Sipirok di Timur.”76 daerah jelajah P. tapanuliensis bagian
Biodicersity Expert PT. North
barat dan timur, dan dengan dua cagar
Sumatera Hydro Energy.”75
l Pengamatan ini juga dilaporkan dalam alam yang lebih kecil, yang juga dapat
NSHE Addendum ESHIA: “... wilayah mempertahankan populasi P.
pengaruh dikaitkan dengan koridor yang tapanuliensis yang kecil.”79
menyediakan konektivitas antara blok
hutan Batang Toru Barat dan Cagar Alam l Seperti yang diungkapkan oleh seorang
Dolok Sipirok di timur dan Cagar Alam ilmuwan bidang orangutan yang
Sibual-buali di tenggara (PanEco dan YEL, berpengalaman, “Tembok yang membagi
2015). PanEco dan YEL (2015) mencatat Berlin tidak memakan banyak tempat
bahwa Cagar Alam tersebut memiliki tetapi memiliki dampak besar”80
populasi orangutan yang lebih kecil yang
kelangsungan hidupnya dalam jangka
panjang tergantung pada adanya
konektivitas dengan populasi blok Batang
Toru Barat yang lebih besar.”77

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
11
Masalah: Efektivitas 'jembatan arboreal' terlalu dilebih-lebihkan.
Klaim: Bukti:
“Jembatan arboreal untuk satwa akan l Pengamatan bahwa kabel telah - Dalam artikel yang sama Wich
dibangun seandainya pembangunan digunakan oleh satwa liar tidak berarti menjelaskan bahwa “Di Sabah, mereka
jalan memisahkan orangutan dari bahwa mereka telah atau akan digunakan menggunakan selang kebakaran di atas
sungai.”81 /”Hasil pemantauan pada oleh orangutan. sungai yang sangat sempit dan, setelah
fungsi jembatan arboreal menunjukkan beberapa tahun, orangutan terkadang
bahwa fasilitas ini berfungsi dengan - Kesulitan dalam memastikan bahwa menggunakannya. Kita tahu bahwa ada
baik, dan telah digunakan oleh satwa orangutan menggunakan perlintasan perbedaan antara orangutan di Sumatra
liar untuk menyeberangi jalan dan buatan manusia digarisbawahi dalam dan Kalimantan sehingga berbahaya jika
sungai.”82 sebuah wawancara dengan peneliti berasumsi bahwa orangutan di Sumatra
orangutan berpengalaman Serge Wich: akan menggunakan jembatan yang
“Di Ketambe, sebuah lokasi penelitian di serupa.”84
Aceh, Sumatra, tempat Wich bekerja,
sebuah kabel dipasang di atas sungai.
Kabel itu sangat sering digunakan oleh
monyet macaca, kata Wich. Namun,
sejauh yang dia tahu, selama tiga puluh
tahun berada di sana, kabel itu tidak
pernah digunakan oleh orangutan.
“Untuk bereksperimen dengan jembatan
untuk spesies yang hampir punah
terdengar sangat lucu bagi saya,” kata
Wich.”83

RESPON PERILAKU ORANGUTAN TERHADAP


KEGIATAN PROYEK

Masalah: Dampak kegiatan proyek terhadap perilaku orangutan disalahpahami


Klaim: Bukti:
“Pengamatan lain menunjukkan bahwa l Addendum ESHIA mencatat bahwa l Dokumen yang sama juga menyatakan:
orangutan Tapanuli tidak terganggu “Studi yang dilakukan sebagai bagian dari "Orangutan Sumatra88 biasanya enggan
oleh suara alat berat yang penilaian dampak proyek yang lokasinya untuk bergerak melalui bentang alam
dioperasikan. Orangutan terus berdekatan mengidentifikasi korelasi yang sangat terfragmentasi, meskipun
berperilaku tenang di sekitar mereka negatif antara intensitas pengeboran koridor memiliki nilai hutan primer
saat beraktivitas, makan dan dan kepadatan orangutan Sumatra86, bernilai tinggi”89
beristirahat.”85 yang menyimpulkan adanya 'kehilangan
sementara' akibat kebisingan dan bukan
akibat hilangnya habitat fisik (Agincourt
2008).”87

12
MENDISKREDITKAN HASIL SURVEI SEBELUMNYA

Masalah: Kritik terhadap survei orangutan PanEco/YEL 2015 didasarkan pada kesalahan
interpretasi terhadap data asli.
Klaim: Bukti:
“Berdasarkan hasil ground check peta l Ini bukan interpretasi yang valid dari
distribusi sarang orangutan 2015, hasil ini karena orangutan membangun
sebagian besar lokasi yang telah sarang baru setiap malam, karenanya ini
dilaporkan sebagai titik penemuan adalah distribusi umur sarang yang
sarang tidak lagi digunakan untuk umum untuk populasi yang sehat:
kegiatan bersarang. Hanya 10,34% dari
sarang yang diklasifikasikan sebagai - Laporan Pusaka Kalam/NSHE sendiri
sarang baru ... ”90 /“Hasil ground check menjelaskan bahwa “Menurut berbagai
(Profesor Yanto Santosa, 2018) peta studi (Rijksen, 1978; Sugardjito, 1986; van
sarang yang disebarkan oleh YEL Schaik dkk., 1995;Djojoasmoro dkk.,
(2015) di lokasi yang diizinkan (7.200 2004), orangutan selalu membuat sarang
hektar) menunjukkan bahwa sebagian baru, baik untuk istirahat maupun tidur
besar lokasi yang sebelumnya pada malam hari.”92
dilaporkan sebagai titik-titik
ditemukannya sarang tidak lagi - Survei yang diterima yang melaporkan
digunakan untuk kegiatan bersarang. data tahap sarang menunjukkan pola
yang sangat mirip untuk populasi yang
Hanya 10,34% dari sarang
sehat, misalnya van Schaik dkk. (1995)
diklasifikasikan sebagai sarang baru
juga melaporkan 10% sarang baru.93
(atau sarang kelas A) sedangkan
sebagian besar adalah sarang lama
(sarang kelas E, 51,72%).”91

Masalah: Studi PanEco/YEL 2015 didiskreditkan tanpa justifikasi yang memadai.


Klaim: Bukti:
“... sebagian besar lokasi yang pernah lOrangutan telah terlihat di kawasan
dilaporkan sebagai titik temuan sarang hutan di atas tanah curam di lokasi lain,
tidak lagi digunakan untuk aktifitas misalnya di Ketambe, Sumatra.96
bersarang ... sebagian besar temuan
sarang orangutan yang dibuat tahun l YEL adalah para profesional yang
2015 terletak pada lokasi-lokasi berupa berpengalaman dalam metode survei
tebing curam yang relatif “sulit sekali” orangutan (misalnya melakukan banyak
untuk dijangkau ... Kekeliruan/ pekerjaan survei yang dilaporkan dalam
kesalahan penerapan metode ini di Wich dkk (2016))97 dan tuduhan tidak
lapangan akan menyebabkan data berdasar ini tidak memberikan alasan
hasil survei yang tidak akurat dan tidak yang jelas mengapa meragukan hasil
akan bisa dijadikan “rujukan” ilmiah.”94 kerja mereka.
“ Sebagian besar sarang dalam “versi
YEL” terletak di tebing curam yang
sangat sulit dijangkau oleh orangutan,
terutama jika mereka menggunakan
metode survei sarang orangutan yang
normal ... Perlu diingatkan bahwa
kekacauan/ kesalahan metode di
lapangan akan menghasilkan data
survei yang tidak akurat dan tidak
dapat digunakan sebagai referensi
yang sahih untuk sains.”95

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
13
CEK FAKTA
WILAYAH YANG TERDAMPAK AKTIVITAS PROYEK

LUAS WILAYAH YANG TERKENA DAMPAK

Masalah: Penjelasan tentang dampak proyek tidak menyebutkan dampak tidak langsung yang
sangat penting.

Klaim: Bukti:
“Dari 669 hektar yang dilisensikan l Fasilitas akses manusia yang menuju, - Dalam Penilaian Dampak terhadap
untuk proyek ini, 122 hektar akan melalui dan di sekitar lokasi proyek juga Habitat dalam Addendum ESHIA,
digunakan untuk struktur bangunan akan memiliki dampak serius dan dampak “Pemburuan dan perburuan liar”
permanen, 100 hektar untuk fungsi beragam pada habitat, satwa liar dan dinilai memiliki sensitivitas ‘tinggi’ dan
pendukung, dan 446 hektar sisanya lingkungan. berskala ‘sedang’, yang menghasilkan
akan ditanami kembali dan penetapan dampak dengan signifikansi
dipulihkan.”98 - Adendum ESHIA melihat bahwa ‘besar’100 ‘Dampak residual’ jika semua
“Dengan lebih banyaknya aktivitas kegiatan mitigasi yang direncanakan
manusia di wilayah ini dan peningkatan dilaksanakan dengan keberhasilan penuh
titik akses ke hutan ada risiko masih dinilai sebagai ‘sedang’.101
meningkatnya kegiatan pemburuan dan
perburuan liar yang menyebabkan - Dampak perburuan terhadap distribusi
kematian fauna. Perburuan satwa liar, dan kepadatan orangutan di Batang Toru
termasuk spesies penting untuk sudah didokumentasikan dengan baik
konservasi nampak secara umum di dalam literatur ilmiah.102
semua survei baseline. Dengan
pembangunan jalan baru, yaitu
peningkatan kemudahan akses,
pemburuan dan perburuan liar dapat
meningkat.”99

HUTAN PRIMER DI WILAYAH PROYEK

Masalah: Dua studi yang melaporkan kawasan hutan primer yang signifikan di kawasan proyek
diabaikan berdasarkan laporan NSHE yang terbaru.

Klaim: Bukti:
“... sebagian besar lahan yang akan l Laporan pemantauan keanekaragaman l Addendum ESHIA mengacu pada
dijadikan tapak kegiatan hayati yang diserahkan ke NSHE pada analisis lebih lanjut yang dilakukan oleh
pembangunan PLTA sudah bukan lagi tahun 2015 oleh PanEco dan Yayasan Hatfield Indonesia pada tahun 2015106
berupa tutupan hutan primer...”103 / Ekosistem Lestari (YEL) sebagai bagian untuk “membantu kepatuhan dengan
“ground check telah dilakukan melalui dari Addendum ESHIA (dirilis tahun 2017) ketentuan PS6 IFC” yang menggunakan
tiga studi yang berbeda, dan semua menyimpulkan bahwa “Hutan dataran definisi 'hutan primer' yang diambil dari
laporan menunjukkan bahwa tidak rendah primer terakhir dari Ekosistem Penilaian Sumber Daya Hutan FAO
ada hutan primer dalam kawasan Batang Toru sekarang hanya dapat 2010107 dan menyimpulkan bahwa“
proyek ini.”104 ditemukan di wilayah target NHSE, Mayoritas kawasan Proyek dipetakan
tercermin dari tertingginya kepadatan sebagai hutan primer seluas sekitar 268
kera besar yang ditemukan, dan semua ha diikuti oleh hutan sekunder dengan
taksa lainnya yang diteliti” dan mencatat luasan sekitar 101 ha.”108
bahwa “orang-orang dari berbagai desa
di sisi timur sungai Batang Toru sekarang
telah melakukan pembukaan hutan yang
sebelumnya tidak dapat diakses dan
dalam kondisi primer.”105

14
PENETAPAN PENGGUNAAN LAHAN DI
KAWASAN PROYEK

Masalah: Kawasan proyek secara tidak akurat digambarkan sebagai 'kawasan non-hutan'.

Klaim: Bukti:
“Pembangkit listrik tenaga air terletak l Kategori tanah APL adalah kependekan l Dalam sebuah artikel tahun 2018 di
di wilayah Batang Toru di Sipirok dan dari Areal Penggunaan Lain, dan Mongabay, Direktur Jenderal Konservasi
Marancar, di dalam kawasan yang merupakan peruntukan hukum yang di Kementerian Lingkungan Hidup dan
ditetapkan sebagai 'lahan yang tidak menunjukkan apakah lahan Kehutanan (Wiratno) dikutip mengatakan
dialokasikan untuk keperluan lain' dan tersebut berhutan atau tidak. ”Meskipun status wilayah telah dikonversi
bukan di kawasan hutan”109 /“... untuk digunakan untuk tujuan lain,
kawasan proyek terletak di area non- l Addendum ESHIA melaporkan bahwa tutupan hutan masih utuh”; artikel ini
hutan (APL) ...”110 /"Lokasi proyek “Sebagian besar wilayah Proyek telah kemudian melaporkan bahwa “Dana
pengembangan PLTA Batangtoru dipetakan sebagai tipe lahan “hutan [Prima Tarigan dari WALHI] meminta
terletak di area non-hutan (APL) …”111 / primer” … diikuti oleh hutan sekunder”113 pemerintah untuk mengubah status
“… proyek hanya akan membutuhkan wilayah tersebut untuk melindunginya.
l Dokumen yang sama juga mencatat "Wilayah itu seharusnya memiliki status
122 Ha yang terletak dan
diklasifikasikan sebagai Area bahwa “Vegetasi di wilayah seluas dilindungi," katanya.”115
Penggunaan Lain (APL) oleh sekitar 486 ha akan dibuka secara
permanen (dampak langsung) sebagai l Pada tahun 2014, wilayah yang luas
Pemerintah Indonesia, yang berarti
bahwa itu kawasan non-hutan.”112 bagian dari jejak proyek. Sekitar 76% ekosistem Batang Toru diubah lagi
dari area ini terdiri dari Habitat statusnya dari APL menjadi Hutan
Alami yang sebagian besar sama Lindung. Namun wilayah di sekitar
dengan tipe kelas lahan hutan primer proyek ini (yang sudah dalam proses
dan sekunder.”114 pembangunan) tidak dimasukkan,
meskipun dimasukkan dalam proposal
sebelumnya untuk status Hutan
Lindung.116 Pemerintah daerah telah diberi
bukti bahwa lahan ini memenuhi
persyaratan untuk Hutan Lindung
dengan lebih dari 75% berada di atas
ambang batas bobot 175 pada sistem
penilaian pemerintah.117

Masalah: Janji untuk menghutankan kembali kawasan yang terkena dampak mungkin
tidak realistis.

Klaim: Bukti:
“... 446 hektar sisanya akan ditanami l Literatur NSHE mengakui bahwa
kembali dan dipulihkan.”118 meskipun area timbunan bahan galian
(total 185ha) dimaksudkan untuk
restorasi, ini mungkin tidak realistis: “...
area timbunan bahan galian ini akan
mengandung sebagian besar material
yang tidak terkonsolidasi. Material ini dari
bawah tanah dan berpotensi steril
terhadap upaya rehabilitasi dan/atau
mudah terkena proses erosif. ”119

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
15
CEK FAKTA
KEBUTUHAN LISTRIK PROVINSI

TINJAUAN UMUM:
Permintaan/Persediaan Listrik di Masa Depan di
Sumatera Utara
Untuk memahami pentingnya menganggap ini mungkin terlalu tinggi, MW125, ini berarti bahwa pada tahun 2028
membangun pembangkit listrik tenaga air dengan IESR memberikan 7,2% sebagai total pasokan listrik diperkirakan akan
di Batang Toru, perlu dipertimbangkan angka yang lebih realistis (total melebihi permintaan sebesar 3.385 MW
bagaimana daya yang akan dihasilkannya peningkatan 100% menjadi 3,674MW). (43% dari total pasokan) bahkan jika
sesuai dengan gambaran keseluruhan Sebagai perbandingan, pertumbuhan menggunakan perkiraan pertumbuhan
persediaan dan permintaan di Sumatera tahunan aktual selama periode 2012-2017 permintaan yang lebih tinggi dari PLN,
Utara selama beberapa tahun ke depan. adalah 5,8%, sementara sebuah artikel di atau dengan 4,131MW (53% dari total
Data dari Rencana Usaha Penyediaan CNN Indonesia pada bulan Maret 2020 pasokan) menggunakan estimasi IESR
Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 PT melaporkan bahwa “Menteri Energi dan yang lebih rendah.126
Perusahaan Listrik Negara (PLN)120, Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
bersama-sama dengan angka yang mengatakan pasokan listrik saat ini Perhitungan untuk pasokan dan
dilaporkan untuk 2018 (dari artikel berita mengikuti asumsi tingginya pertumbuhan permintaan listrik di Sumatera Utara
Okefinance121), dapat digunakan untuk listrik.” Asumsi pertumbuhan listrik adalah selama dekade berikutnya ini (yang tidak
mendapatkang perkiraan yang berharga. 6,5 persen per tahun, tetapi pada mencakup produksi listrik tenaga air dari
Ini telah dipertimbangkan secara kenyataannya pertumbuhan konsumsi Batang Toru) menunjukkan bahwa proyek
mendalam dalam laporan lain seperti "Peta listrik hanya 4 persen ... ”124 ini tidak dapat dianggap esensial dalam
Jalan Ketenagalistrikan Indonesia" memenuhi kebutuhan listrik provinsi di
(IESR/Monash 2019122) dan "Analisis RUPTL ini juga merinci semua pembangkit masa mendatang. Sebagaimana
Kebutuhan Listrik di Provinsi Sumatera Utara listrik yang dijadwalkan akan dibangun kesimpulan laporan B2E2: ”Mungkin
dan Dampak Rencana Pembangkit Listrik atau diperluas selama periode 2019-2028. terdapat alasan untuk pembangunan dam
Tenaga Air Batang Toru" (B2E2 2020123). Jika rencana Batang Toru dihapus, proyek- listrik tenaga air Batang Toru ketika ia
proyek selebihnya akan menghasilkan pertama kali diajukan pada tahun 2012,
RUPTL memperkirakan pertumbuhan tambahan lebih dari 5.600MW daya, sebelum adanya identifikasi orangutan
permintaan listrik di Sumatera selama meningkatkan total pasokan hingga 266% Tapanuli dan dengan situasi energi yang
periode sepuluh tahun sebesar 9,8% per selama sepuluh tahun tersebut menjadi sangat berbeda. Bagaimanapun, alasan
tahun (total peningkatan 141% dari angka 7.805MW. Mengingat bahwa pada tahun dan kepentingan ini tidak lagi relevan pada
2018 pada tahun 2028, menjadi total 2018 kapasitas terpasang di Sumatera tahun 2020.”127
4.420MW). Namun, sebagian ahli Utara melebihi permintaan sebesar 300
16
PERMINTAAN/PERSEDIAAN LISTRIK

Masalah: 'Krisis energi' yang tadinya akan dipenuhi dengan proyek ini sudah tidak ada lagi.
Klaim: Bukti:
“Pembangkit listrik 510 MW akan l Sebenarnya ada perubahan sangat pesat. Krisis listrik yang pernah terjadi
dioperasikan 24 jam ... untuk besar pada situasi tersebut beberapa sekarang sudah surplus. ... Sebelum
mengatasi krisis listrik di Sumatera tahun terakhir, sehingga bukanya ada surplus terjadi, di Sumatera Utara ada
Utara ...”128 kekurangan malah sekarang ada surplus kekurangan listrik, bahkan Sumatera
listrik di provinsi tersebut. Ini diketahui Utara dikatakan telah mengalami krisis
dan diliput di media sebelum akhir 2018: listrik tahun 2014 hingga 2016.”129
“Pembangunan infrastruktur energi listrik
di Provinsi Sumatera Utara berkembang

“GENERATOR DIESEL APUNG”

Masalah: Klaim bahwa proyek ini akan menggantikan generator diesel apung adalah tidak benar.

Klaim: Bukti:
“PLTA Batang Toru akan menggantikan lPembangkit listrik apung sebenarnya
generator apung berbasis diesel yang bertenaga gas.131
memasok listrik 500 megawatt ke
Sumatera Utara.”130

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
17
CEK FAKTA
DAMPAK CO2

TINJAUAN UMUM:
Manfaat Emisi Gas Rumah Kaca
Penghematan dalam emisi Gas Rumah berdasarkan RUPTL.136 Rencana-rencana ini proporsional dalam jangka pendek
Kaca (GHG) yang dinyatakan telah dicapai akan menghasilkan tambahan 2.177MW merupakan ancaman yang lebih besar
oleh proyek PLTA telah banyak beredar132 133 yang dihasilkan dari tenaga air (tidak bagi upaya global untuk segera
tetapi pemeriksaan yang lebih jeli termasuk Batang Toru) dan 670MW dari mengurangi GRK dari angka yang sudah
mengungkapkan beberapa kelemahan panas bumi (termasuk perluasan diperhitungkan. Dengan kata lain:
dalam perhitungan dan logika di balik pembangkit yang ada di Sarulla dengan "Bendungan PLTA mengeluarkan sejumlah
argumen ini. 300MW dan pembangkit baru di Sorik besar gas rumah kaca dalam beberapa
Marapi akan menghasilkan 240MW paling tahun pertama setelah dibangun, yang
Perhitungan utama 1,6juta t CO2e134 per lambat tahun 2023). Dengan menciptakan "hutang" pemanasan global
tahun, yang diambil dari Addendum ESHIA menggunakan angka pertumbuhan yang perlahan terbayar oleh listrik yang
2017, didasarkan pada asumsi bahwa daya tahunan PLN (yang lebih tinggi) 9,2%, dihasilkan bendungan tersebut
yang digunakan akan secara langsung permintaan daya pada tahun 2028 akan menggantikan bahan bakar fosil di tahun-
menggantikan pembangkit listrik alternatif menjadi 2.587MW lebih besar dari pada tahun berikutnya”.139
yang menghasilkan emisi GRK pada tahun 2018, sementara dengan
tingkat rata-rata nasional. Namun, sangat pertumbuhan 7,2% akan meningkat Jika pengurangan emisi harus
tidak mungkin energi dari sumber-sumber sebesar 1.841MW. Berdasarkan rencana diprioritaskan, ada juga banyak opsi lain
alternatif yang dipasok di Sumatera Utara saat ini, total 2.847MW akan diproduksi untuk meningkatkan produksi energi
akan menghasilkan emisi pada tingkat pada saat itu hanya dari pembangkit listrik terbarukan di Indonesia, khususnya dari
setinggi itu (lihat bagian Emisi CO2). tenaga air dan panas bumi saja. Karena itu, generator tenaga surya dan angin.
Sebagian besar pembangkit listrik di tampaknya bahkan permintaan daya Laporan IESR menjelaskan “pemerintah
provinsi ini berasal dari gas alam, yang tambahan yang diperkirakan lebih besar Indonesia menargetkan bahwa pada
menghasilkan emisi yang secara signifikan selama periode ini dapat dipenuhi oleh tahun 2025, energi terbarukan akan
lebih rendah, dengan listrik tenaga air dan sumber dengan emisi rendah yang sudah menghasilkan 23% dari campuran energi
panas bumi yang ada telah mengurangi direncanakan atau sedang dibangun, primer, meningkat 8% dari saat ini. Hal ini
rata-rata emisil. Jika proyek pembangkit tanpa kontribusi dari Batang Toru.137 terjadi karena fokus kebijakan energi
listrik tenaga air ini untuk menggantikan terbarukan di Indonesia masih bergantung
daya setara yang dihasilkan oleh turbin Masalah penting lainnya mengenai pada pembangkit listrik tenaga air dan
gas tradisional (seperti pembangkit listrik penghitungan karbon untuk proyek panas bumi, sementara tenaga surya dan
lepas pantai yang ada) penghematannya pembangkit listrik tenaga air adalah bahwa angin hanya memainkan peran yang kecil.
akan lebih berkisar 1.1juta ton CO2e. Jika sementara emisi dihitung selama rentang Tren ini sangat berbeda dengan tren
menggantikan tenaga dari pembangkit waktu yang ditentukan untuk keseluruhan global dimana sistem ketenagalistrikan di
listrik gas Sumbagut 1/3/4 'siklus proyek, sebagian besar emisi terjadi pada seluruh dunia beralih ke energi terbarukan.
gabungan' yang direncanakan, angka awal proses sebagai akibat dari Dipicu oleh berkurangnya biaya teknologi
tersebut akan turun menjadi sekitar 0,9 pembusukan vegetasi dan efek konstruksi yang signifikan, pembangkit tenaga
juta ton CO2e.135 proyek lainnya.138 Ini berbeda dengan surya dan angin berada di garis terdepan
pembangkit berbahan bakar fosil, di mana dalam investasi di sektor ketenagalistrikan
Berdasarkan prediksi kebutuhan dan emisi sebagian besar terjadi ketika daya dunia selama beberapa tahun ini dan
pasokan daya di masa depan di Sumatera dihasilkan, tersebar secara merata selama akan tetap memainkan peran yang
Utara (lihat “Tinjauan Umum: masa hidup proyek. Dalam konteks krisis menentukan dalam upaya modernisasi
Permintaan/Pasokan Daya Masa Depan di iklim global yang perlu ditangani dalam dan dekarbonisasi sistem ketenagalistrikan
Sumatera Utara”), penting untuk hitungan tahunan bukan dengan skala di seluruh dunia.”140
mempertimbangkan rencana 2019-2028 dekade, sebuah proyek yang
untuk produksi energi terbarukan mengeluarkan jumlah GRK yang tidak

18
PERHITUNGAN PENGURANGAN EMISI CO2

Masalah: Angka emisi CO2 yang dikutip dipertanyakan.


Klaim: Bukti:
* Klaim: “PLTA Batang Toru adalah l Satu-satunya perhitungan yang jelas - Tingkat emisi rata-rata nasional (0,7568
bagian dari rencana Indonesia untuk yang ditemukan dalam literatur NSHE tCO2/MWh) / MWh) secara signifikan
menerapkan komitmen untuk adalah untuk penghematan 1,6 juta ton lebih tinggi daripada tingkat emisis dari
mengurangi emisi gas rumah kaca (tepatnya 1.595.482 t CO2e) per tahun143: pembangkit listrik gas lepas pantai yang
(GRK). Ketika beroperasi, pengurangan ada yang saat ini dipandang sebagai
tersebut dapat mencapai 1,6-2,2 juta - Ini juga angka yang dicapai dengan alternatif pasokan listrik utama (0,5094
metrik ton CO2 …”141/“Proyek ini akan perhitungan yang dituangkan dalam tCO2/MWh), dan karenanya bukan
berkontribusi pada pengurangan emisi artikel pers rinci dalam Investor Daily.144 dasar yang realistis untuk menghitung
karbon sebesar 1,6-2,2 juta Ton per pengurangan emisi. Pembangkit listrik
tahun.”142 - Tidak ada sumber literatur untuk gas Sumbagut 1/3/4 yang direncanakan,
perkiraan 2,2 juta ton CO2e per tahun. yang akan memiliki kapasitas 800MW
dan diperkirakan akan menjadi alternatif
l Perhitungan 1,6 juta ton per tahun pasokan listrik utama di masa depan,
dalam Addendum ESHIA didasarkan akan menggunakan sistem siklus
pada asumsi yang tidak mungkin bahwa gabungan yang bahkan memiliki emisi
daya dari proyek akan secara langsung lebih rendah (0,3369 tCO2/MWh).146
menggantikan daya yang dihasilkan di
tempat lain yang akan menghasilkan - Suatu perhitungan alternatif
emisi pada tingkat rata-rata nasional145: menunjukkan angka-angka realistis, jika
mengganti generator bertenaga gas
yang ada atau yang direncanakan, akan
menghemat 1,1juta ton atau 0,9 juta ton
CO2 per tahun.147

Masalah: Pernyataan tentang emisi CO2 dengan pohon sebagai ukuran tidak tepat.
Klaim: Bukti:
“Kehadiran pembangkit energi yang l Pohon Saga (Adenanthera pavoniana) l Tidak akurat bila dikatakan bahwa jika
bersih dengan kapasitas 510 MW akan diperkirakan menyerap hingga 221,18 kg proyek sebagai terdepan dalam
berkontribusi mengurangi emisi CO2 per tahun.150 Jika proyek ini menghasilkan penghematan karbon
karbon sekitar 1,6 juta ton CO2 per menghemat 2,2 juta ton CO2 per tahun yang setara dengan penyerapan yang
tahun, atau setara dengan 12,3 juta (angka yang tidak ada dasar dilakukan oleh sejumlah pohon tertentu,
pohon. “Proyek ini termasuk bagian perhitungannya), ini akan setara dengan oleh karena itu tidak dapat disetujui
dari upaya nasional untuk mengurangi hanya 9,9 juta pohon saga per tahun. bahwa proyek tersebut sama dengan
emisi karbon. Kalau PLTA dihentikan Penghematan yang dinyatakan dalam menebang jumlah pohon tersebut.
sama saja menebang 12 juta pohon, Addendum ESHIA NSHE sebesar 1,6 juta Mungkin bisa dibandingkan dengan tidak
kata Firman.”148 (kutipan dari Firman ton per tahun akan setara dengan 7,2 menanam pohon sebanyak itu. Namun,
Taufick, Direktur Komunikasi dan juta pohon. Usulan penghitungan menebang pohon dapat memiliki
Eksternal NSHE)/“Kehadiran alternatif yang lebih tinggi yang dibuat dampak GRK selain kurangnya
pembangkit energi bersih berkapasitas oleh B2E2 untuk menghemat 1,1 juta ton penyerapan, seperti pelepasan simpanan
510 MW itu akan berkontribusi akan setara dengan hanya 5 juta pohon. karbon di dalam kayu, tanah atau
mengurangi emisi karbon sekitar 1,6 ekosistem yang lebih luas, serta dampak
l Satu artikel media mengklaim bahwa ekologis yang lebih luas.
juta ton CO2 per tahun, atau setara
penghematan CO2 adalah “setara
dengan kemampuan 12,3 juta pohon
dengan 123 juta pohon” tetapi ini
Saga (untuk menyerap emisi karbon)” 149
dianggap sebagai kesalahan ketik.151

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
19
CEK FAKTA
ALIRAN DAN EKOLOGI SUNGAI

DAMPAK LINGKUNGAN DARI SISTEM PLTA


RUN OF RIVER

Masalah: Menyebut sistem PLTA Run of River 'ramah lingkungan' mengabaikan banyak
dampak negatif.

Klaim: Bukti:
“PLTA ini akan menerapkan teknologi l Seperti yang diidentifikasi dalam “spesies ikan endemik dan wilayah jelajah
ramah lingkungan yang dikenal Addendum ESHIA, proyek ini akan terbatas” maupun “spesies ikan
dengan sebutan "PLTA Run of River"”152 menciptakan penghalang untuk bermigrasi” dinilai memiliki sensitivitas
/“…teknologi "ramah lingkungan" pergerakan biotik ke hulu dan ke hilir ‘tinggi’ dan berskala ‘sedang’,
"PLTA Run of River"”153 sungai yang akan memiliki dampak menjadikan proyek yang memiliki
lingkungan yang signifikan: dampak dengan signifikansi ‘besar’.158

- “Akan ada penurunan konektivitas l ‘Area bypassr atau bypass reach' sungai,
longitudinal dan latitudinal dalam tempat aliran air dialihkan dari sungai ke
jangkauan bypass area Proyek yang akan dalam terowongan ke pembangkit
berdampak negatif pada sebagian besar tenaga listrik, akan mengalami gangguan
spesies ikan, khususnya migrator.”154 lingkungan yang substansial. Addendum
ESHIA mencatat:
- “Bendungan akan menyebabkan
pembatasan migrasi ikan di lingkungan - “Penurunan konektivitas longitudinal
perairan, serta perubahan dan dalam [sic] salah satu dampak paling
fragmentasi habitat. Akibatnya adalah signifikan dari proyek di area bypass,
dampak terhadap distribusi spesies. … akan berdampak negatif pada sebagian
Sejumlah spesies yang ditemukan selama besar spesies ikan dalam area bypass”159
survei baseline diketahui berenang ke
hulu untuk memijah dengan ikan remaja - “Sebagian besar spesies sensitif,
bergerak ke hilir untuk menjadi dewasa termasuk spesies indikator dan spesies
sebelum bermigrasi ke hulu lagi sebagai endemik sebagaimana yang
ikan dewasa untuk pemijahan. teridentifikasi akan mengalami dampak
Pembatasan ini berpotensi berdampak net netral atau net negatif dalam area
pada distribusi spesies di daerah bypass.”160
tangkapan, ketersediaan akses ke tempat
pemijahan, berkurangnya wilayah habitat l Makalah 2015 tentang dampak sistem
dan isolasi populasi. Hambatan ini akan run-of-river mencantumkan dampak
menjadi dampak permanen.”155 signifikan dari sejumlah proyek dan
mencatat bahwa "Pengalihan aliran ...
- Dalam Penilaian Dampak terhadap dapat mengubah habitat fisik, dengan
Habitat di Addendum ESHIA, dampak konsekuensi untuk organisme dan fungsi
“Hambatan terhadap pergerakan fauna ekosistem ... dan konektivitas habitat"
air dan fragmentasi habitat” dinilai dan bahwa “Sebagian besar skema high-
memiliki sensitivitas ‘sedang’ dan head memerlukan pembangunan
berskala ‘sedang/tinggi’, menjadikan penghambat yang baru dalam aliran
proyek yang memiliki dampak dengan sungai… [yang] memiliki dua dampak
signifikansi ‘besar’.156 Dampak residual besar pada ekosistem sungai: (1)
bahkan jika semua kegiatan mitigasi yang mengganggu konektivitas longitudinal,
direncanakan berhasil dilaksanakan menyebabkan fragmentasi sungai; (2)
masih ‘sedang’.157 mengubah lingkungan dalam aliran
sungai dan dengan demikian juga
- Dalam Penilaian Dampak Positif dan habitat fisik.”161
Negatif Perubahan Aliran terhadap
Spesies/Kelompok Ikan Habitat Kritis,
dalam Addendum ESHIA, dampak pada

20
Masalah: Klaim dampak minimal terhadap aliran air tidak benar.
Klaim: Bukti:
“Pembangkit listrik tenaga air l Adendum ESHIA mengakui bahwa l Laporan yang sama juga mencatat
menggunakan model hidro run-of- perubahan terhadap aliran diperkirakan bahwa ‘area bypass’ sungai akan
river yang tidak memerlukan akan terjadi dan mungkin memiliki mengalami perubahan besar dalam laju
bendungan dan karenanya dampak dampak signifikan: “Proyek juga akan aliran: “Proyek akan menciptakan “area
mempengaruhi aliran di bawah bypass” Sungai Batang Toru antara
pada aliran sungai hanya sedikit dan pembangkit tenaga listrik. Dalam bendungan dan pembangkit listrik
seperti dalam kondisi normal.”162 jangkauan ini, aliran akan berfluktuasi dengan panjang sekitar 14 km. Area
ketika ramp Power House mengalir naik Bypass ini akan dikeringkan karena airnya
dan turun dari satu turbin ke empat akan dialihkan dari atas bendungan
turbin. Secara khusus, perubahan dari langsung ke pembangkit listrik. Proyek
aliran minimum ke maksimum dapat akan mengubah pola aliran di area
terjadi dalam periode waktu yang sangat bypass karena akan memberikan aliran
singkat, dan perubahan aliran akan minimum 2.5m3/dtk ke bypass, yang akan
terjadi dua kali sehari. Efek yang jauh lebih rendah daripada aliran alami.
diakibatkan rezim aliran yang berubah Alirannya juga akan konstan tanpa
dengan cepat ini adalah peningkatan fluktuasi alami.”164
atau penurunan kedalaman air dan
tingkat lateral Sungai Batang Toru, yang
mengakibatkan banjir atau gelombang
resesi. ... Perubahan habitat di daerah hilir
dari area pembangkit listrik sebagian
besar terkait dengan down-ramping dan
termasuk potensi ikan terdampar ... ”163

CEK FAKTA
RISIKO GEMPA BUMI

PENILAIAN TINGKAT RISIKO

Masalah: Risiko gempa dengan magnitudo tinggi mungkin dianggap remeh.

Klaim: Bukti:
“... penelitian lokasi memperlihatkan lSesar Sumatra memiliki sejarah gempa patahan Sumatera adalah bagian utara
bahwa patahan aktif terdekat adalah bumi di atas 6,7: segmen Sunda, dan segmen Semangko,
Toru 1B yang memiliki jarak 4,02 km, Dikit, Sianok, Barumun, Torum, Renun,
dan potensi besarnya gempa - Telah terjadi 15 gempa bumi besar Aceh, serta Seulimeum.”169
maksimum adalah 6,7.”165 (magnitudo> 7) di atau dekat Sumatera
sejak tahun 2000.166 l Perlu dicatat bahwa nilai magnitudo

- Gempa Tapanuli terdekat tahun 1892 gempa adalah skala logaritmik dan
diperkirakan berkekuatan 7,5 atau lebih karenanya perbedaan kecil dalam
besar.167 168 magnitudo mewakili perbedaan yang
jauh lebih besar dalam ukuran aktual dan
l Ada potensi risiko tinggi gempa bumi energi yang dilepaskan. Sebagai contoh,
besar akan terjadi di daerah ini karena gempa bumi berkekuatan 7 hampir dua
adanya 'celah seismik' - rentangan garis kali gempa berkekuatan 6,7 dan
patahan yang belum tergelincir dalam melepaskan energi 2,8 kali, sedangkan
jangka waktu yang lama dan karenanya gempa dengan kekuatan 7,5 lebih dari
berisiko lebih besar untuk terjadi. enam kali lebih besar dan melepaskan
“Kemungkinan celah seismik untuk energi lebih dari 15 kali lebih banyak.170
gempa bumi M≥ 7,0 di sepanjang

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
21
CEK FAKTA
STANDAR DAN KEPATUHAN

STANDAR INTERNATIONAL FINANCE


CORPORATION

Masalah: Proyek ini belum memenuhi persyaratan Standar Kinerja 6 International


Finance Corporation.

Klaim: Bukti:
“... PLTA Batang Toru mengadopsi l ICF Guidance Note 6 (terkait dengan - Addendum ESHIA menegaskan bahwa
standar IFC, termasuk standar nomor 6 Standar Kinerja 6) mengatakan “Apabila kawasan proyek termasuk habitat kritis
tentang Konservasi Keanekaragaman ada potensi ditemukan kera besar, Komisi untuk spesies ini:
Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Spesialis Primata (SSC) IUCN/Spesies
Alam Hayati.”171 Survival Group (PSG) tentang Kera Besar “Selain perkiraan kepadatan, Standar
(SGA) harus dihubungi untuk konsultasi Kinerja 6 IFC mencatat perlunya
secepatnya.”172 Namun sampai Oktober pertimbangan spesialis untuk kera besar
2019 - lebih dari lima tahun setelah mengingat signifikansi antropologis dan
produksi ANDAL asli173 – SGA tidak evolusionernya. Hasil dari penentuan
memiliki catatan dihubungi oleh atau habitat kritis menunjukkan bahwa habitat
atas nama proyek ini.174 (Menurut sumber hutan primer dan hutan sekunder di
SGA, ini masih berlaku sampai Maret dalam wilayah Proyek adalah habitat
2020175). sangat penting bagi spesies ini.”177
“Studi baseline keanekaragaman hayati
l Standar IFC juga mensyaratkan yang didokumentasikan dalam laporan ini
bahwa tidak ada kegiatan proyek yang mengidentifikasi: ... Kontribusi kawasan
berlangsung sampai telah ditunjukkan proyek terhadap nilai-nilai koridor dan
bahwa hal itu tidak akan menyebabkan konektivitas antara blok hutan Batang
pengurangan populasi spesies Terancam Toru Barat dan Cagar Alam Dolok Sipirok
Punah. Namun, kegiatan proyek telah di timur serta Cagar Alam Sibual-buali di
dilakukan tanpa bukti seperti itu, dan tenggara - yang akan dianggap sebagai
telah dilaporkan dampak signifikan habitat kritis untuk Kriteria 5 [Standar
terhadap populasi orangutan Tapanuli: Kinerja IFC 6, yaitu 'Proses Evolusi
Kunci'].”178
- Standar Kinerja 6 IFC menyatakan “Di
wilayah habitat kritis, klien tidak akan - amun, dampak proyek terhadap
melaksanakan kegiatan proyek apa pun populasi orangutan telah diakui oleh
kecuali semua hal berikut ini sudah pihak berwenang setempat:
terlihat: ... Proyek ini tidak mengakibatkan
pengurangan jumlah dalam populasi ““Mereka [orangutan] masuk ke
global dan/atau nasional/regional dari perkebunan penduduk setempat,”
masing-masing spesies yang Terancam Wiratno, direktur jenderal kementerian
Punah atau Sangat Terancam Punah untuk konservasi, mengatakan kepada
selama periode waktu yang wajar ... ”176 Mongabay di Jakarta. “Jadi sudah terbukti
bahwa proyek ini sudah memberikan
dampak. Meskipun belum ada korban, itu
merupakan indikasi bahwa proyek
tersebut pasti berdampak.””179

22
CEK FAKTA
PENDEKATAN UMUM

UPAYA MEMINIMALKAN DAMPAK

Masalah: Beberapa keputusan proyek tidak konsisten dalam memprioritaskan masalah


lingkungan dan konservasi.

Klaim: Bukti:
“Sebagai bagian dari ekosistem Batang l Beberapa masalah mengenai Panjang terowongan (14 km) menjadi
Toru, PLTA Batang Toru mengelola perencanaan dan pelaksanaan proyek penghalang untuk pergerakan orangutan
proyek ini dengan komitmen tinggi sampai saat ini menimbulkan pertanyaan di atas zona koneksi yang sangat
pada konservasi dan keanekaragaman tentang tingkat komitmen terhadap signifikan - terowongan yang lebih
hayati ekosistem.”180 perlindungan lingkungan. Ini termasuk pendek akan memungkinkan lebih
poin yang berkaitan dengan: banyak peluang untuk mempertahankan
konektivitas di antara sub-populasi
- Proses pembangunan proyek: orangutan.

Proses penilaian dampak awal dilakukan Penempatan terowongan, jalan akses dan
tanpa kolaborasi dengan organisasi saluran listrik di tepi barat sungai
konservasi keanekaragaman hayati yang membahayakan blok hutan besar ini dan
telah aktif di daerah tersebut selama menimbulkan ancaman yang lebih besar
beberapa tahun, atau dengan IUCN SGA. terhadap sub-populasi orangutan
Tapanuli yang terbesar dan
Risiko primata dan satwa liar lainnya konektivitasnya dengan blok Timur
tersengat listrik pada saluran listrik, yang daripada kalau terowongan ditempatkan
telah didokumentasikan di lokasi-lokasi di tepi timur sungai.
lain181 182, tampaknya tidak
dipertimbangkan dalam Addendum Penerapan 'prinsip kehati-hatian'
ESHIA, dan tidak ada usulan langkah- menentukan bahwa kurangnya aliran gen
langkah mitigasi.. antar populasi harus dibuktikan dengan
studi genetik sebelum melakukan
- Keputusan perencanaan proyek: kegiatan yang dapat mencegah
konektivitas antar populasi.
Timbunan-timbunan limbah galian telah
ditemukan di dalam ekosistem Batang
Toru, dan sebagian di daerah berhutan183
dan bukannya memindahkan sampah
tersebut ke lokasi yang kurang sensitif.

Rute Utara saat ini untuk saluran


transmisi (seperti yang diusulkan oleh
PLN) telah diadopsi oleh NSHE meskipun
lebih merusak lingkungan daripada
alternatifnya seperti rute Tenggara184
sebagaimana disarankan sebelumnya.

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
23
KESIMPULAN

Di antaranya termasuk beberapa dengan Bagian IUCN tentang Kera


Tinjauan ini telah pernyataan tentang penggunaan Besar dan studi yang kokoh tentang
kawasan proyek oleh orangutan dampak proyek pada orangutan
menemukan beberapa Tapanuli serta dampak lingkungan Tapanuli sangat diperlukan segera.
kasus pernyataan yang yang lebih luas pada orangutan,
kawasan hutan dan habitat perairan.
Oleh karena itu tinjauan ini
mendukung posisi IUCN SGA bahwa
dibuat dalam dokumen Klaim tentang permintaan energi yang proyek PLTA Batang Toru harus
dihasilkan oleh pembangkit listrik dan mengumumkan penghentian segera
NSHE untuk konsumsi manfaat emisi gas rumah kaca juga semua kegiatan proyek di lapangan
dapat diragukan. Selain itu, sementara dilakukan penyelidikan
publik yang persyaratan Standar Kinerja 6 IFC penuh atas dampak pada populasi
belum dipenuhi, dan hubungan orangutan.
bertentangan dengan
temuan dalam laporan
penilaian dampak
NSHE sendiri dan
dengan pengetahuan
ilmiah terkini.

24
PERNYATAAN SGA TENTANG ORANGUTAN TAPANULI

Bagian Kera Besar (SGA) Kelompok IUCN SGA, yang mencakup para ilmuwan
Spesialis Primata IUCN SSC sangat dari negara-negara yang memiliki daerah
prihatin dengan ancaman yang sedang jelajah kera besar maupun tidak memiliki
dihadapi maupun yang sedang timbul daerah jelajah, membuat kelompok ini
terhadap orangutan Tapanuli yang sangat cocok untuk memimpin kajian
Terancam Punah (Pongo tapanuliensis) tersebut. Oleh karena itu SGA IUCN
di Sumatra, Indonesia. Kami khususnya mendesak Pemerintah Indonesia untuk
prihatin dengan ancaman dari terlibat dalam dialog untuk memulai
pembangunan proyek pembangkit listrik kajian tersebut. Kegiatan lebih lanjut di
tenaga air di habitat inti orangutan yang kawasan APL hanya dapat
saat ini tidak terlindungi. dipertimbangkan setelah tinjauan
lengkap hasil kajian tersebut selesai.
Kawasan inti yang terancam ini sangat
penting untuk menjaga konektivitas IUCN SGA juga meminta perusahaan
antara tiga blok hutan yang dibutuhkan North Sumatra Hydro Energy (PT NSHE),
Bagian Kera Besar untuk memastikan kelangsungan hidup yang mengembangkan proyek
spesies, tetapi ditetapkan sebagai APL pembangkit listrik tenaga air di Batang
(SGA) Kelompok (Areal Penggunaan Lain). Kekhawatiran Toru, untuk segera menghentikan
kami mengenai nasib kawasan inti ini dan aktivitasnya agar dapat dilakukan
Spesialis Primata IUCN orangutan sejalan dengan pernyataan dari penilaian dampak proyek secara hati-hati.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Menunda pembangunan ini penting
SSC menyerukan Alam dan Ekosistem, Bpk. Wiratno, yang karena kajian ini dapat merekomendasikan
baru-baru ini mengatakan bahwa “… perubahan pada desain proyek yang akan
moratorium sebagai kementerian yang memiliki mengurangi dampak negatif pada
kewenangan, kami menjamin bahwa orangutan, atau bahkan mungkin
pembangunan di orangutan Sumatra, Tapanuli, dan menyarankan relokasi pembangkit energi
Kalimantan tidak akan punah. Salah satu ini ke lokasi lain atau ke sumber energi
daerah jelajah elemen yang mendasari jaminan ini yang berbeda jika dampaknya tidak
adalah bahwa bagian inti dari habitat dapat dimitigasi.
orangutan Tapanuli. mereka tercakup dalam peta moratorium
permanen hutan primer dan lahan gambut.” Orangutan Tapanuli adalah spesies kera
besar baru pertama yang ditetapkan sejak
Sejalan dengan pernyataan ini, IUCN SGA tahun 1920-an. Seluruhnya hanya berada
menyerukan penghentian total semua di Ekosistem Batang Toru dengan
perambahan dan pembangunan di areal perkiraan populasi kurang dari 800
APL ini. Pedoman internasional yang individu, spesies ini terdaftar sebagai
diterbitkan oleh International Finance Sangat Terancam Punah dalam Daftar
Corporation dan untuk semua Bank Merah Spesies Terancam IUCN. Ini adalah
Equator sekarang mensyaratkan seperti jumlah individu terendah dalam satu
yang tertuang dalam Standar Kinerja 6 spesies kera besar, dan akibatnya setiap
Catatan Panduan 6 berikut: “Pertimbangan kehilangan habitat, gangguan, atau
khusus harus diberikan kepada kera besar pembunuhan orangutan lebih lanjut
(gorila, orangutan, simpanse, dan bonobo) dapat mendorong spesies ini menuju
karena signifikansi antropologisnya. Bila kepunahan.
ada kemungkinan potensi ditemukan kera
besar, Komisi Spesialis Primata (PSC) IUCN IUCN SGA siap mendukung lembaga
/ Species Survival Commission (PSG) pemerintah, LSM, dan institusi pendanaan
tentang Kera Besar (SGA) harus Indonesia yang berkomitmen untuk
dikonsultasikan sedini mungkin untuk mencegah kepunahan orangutan Tapanuli.
membantu dalam menentukan
keberadaan kera besar di daerah terkena October 5, 2019
pengaruh proyek. Setiap kawasan di mana (abridged version 27th April, 2020)
terdapat kera besar akan diperlakukan
sebagai habitat kritis. Proyek-proyek di
kawasan seperti itu hanya akan dapat Russell A. Mittermeier, Ketua, Kelompok
diterima dalam keadaan luar biasa, dan Spesialis Primata SSC IUCN
individu-individu anggota SGA PSG IUCN /
SSC harus dilibatkan dalam Dirck Byler, Wakil Ketua, Bagian tentang
pengembangan strategi mitigasi apa pun.” Kera Besar; dirckbyler.sga@gmail.com

IUCN SGA selanjutnya mengusulkan Serge Wich, Wakil Ketua, Bagian tentang
bahwa Komite Eksekutifnya memimpin Kera Besar: serge.wich@gmail.com
kajian independen terhadap berbagai
ancaman bagi orangutan yang terjadi di Rebecca Kormos, Deputi Wakil Ketua,
areal APL, dan apakah ancaman-ancaman Bagian tentang Kera Besar;
tersebut dapat dimitigasi. Dengan luasnya rebeccakormos@yahoo.com
ruang lingkup keahlian para anggota

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
25
REFERENCES

1 NSHE / GIS (2014) “ANDAL: Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air 35 NSHE 2018, Executive Summary
(Plta) Batangtoru Kapasitas 500 Mw Dan Jaringan Transmisi 275 Kv Dari Plta 36 NSHE 2018, h6
Batangtoru Sampai Desa Parsalakan Kec. Angkola Barat Kab. Tapanuli Selatan Prov. 37 NSHE 2018, h40
Sumatera Utara” PT. North Sumatera Hydro Energy / CV. Global Inter System, 38 Laporan ini ditulis sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu spesies
Medan, 2014 tersendiri
2 NSHE/GIS 2014 39 NSHE 2017, Annex A h66
3 NSHE (2017) “Final Report: Addendum Environmental, Social and Health Impact 40 Meijaard E, Albar G, Nardiyono, Rayadin Y, Ancrenaz M, et al. (2010) Unexpected
Assessment (ESHIA)” PT. North Sumatra Hydro Energy, February 2017 Ecological Resilience in Bornean Orangutans and Implications for Pulp and Paper
4 Pusaka Kalam / NSHE (2018) “LAPORAN AKHIR PENELITIAN - Dampak Plantation Management. PLoS ONE 5(9)
Pembangunan PLTA Batang Toru Terhadap Hutan Primer, 41 Campbell-Smith G, Campbell-Smith M, Singleton I, Linkie M (2011) Apes in
Habitat dan Populasi Orang Utan, Kekeringan dan Banjir, Emisi Gas Rumah Kaca Space: Saving an Imperilled Orangutan Population in Sumatra. PLoS ONE 6(2)
dan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar” Pusat Kajian, Advokasi dan Konservasi 42 S. A. Wich, I. Singleton, M. G. Nowak, S. S. Utami Atmoko, G. Nisam, S. M. Arif, R.
Alam (Pusaka Kalam) / PT North Sumatera Hydro Energy, Tim Peneliti: Prof. Dr. Ir. H. Putra, R. Ardi, G. Fredriksson, G. Usher, D. L. A. Gaveau, H. S. Kühl, Land-cover
Yanto Santosa, DEA; Dr. Ir. Iwan Hilwan, MS; Dr. Ir. Nana Arif Jaya, MS; Dr. Ir. changes predict steep declines for the Sumatran orangutan (Pongo abelii). Sci. Adv.
Arzyana Sunkar, MS; Dede Aulia Rahman, PhD; Ir. Idung Risdiyanto, M.Sc 2, e1500789 (2016)
5 NSHE (2018) “PLTA Batangtoru “A Socially and Environmentally Responsible 43 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11
Development””, Dharma Hydro – PT North Sumatera Hydro Energy October 2018 44 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11
6 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’: “Batang Toru Hydropower Plant – PLTA 45 NSHE 2018, Executive Summary
Batangtoru A Socially and Environmentally Responsible Development”, Dharma 46 Laporan ini disusun sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu
Hydro – PT North Sumatera Hydro Energy, 16 halaman spesies tersendiri
7 NSHE ‘Common Misconceptions’: “Common Misconceptions about Our Projects”, 47 NSHE 2017, h76
Dharma Hydro – PT North Sumatera Hydro Energy, 2 halaman 48 Laporan ini disusun sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu
8 Nater dkk. (2017) “Morphometric, Behavioral, and Genomic Evidence for a New spesies tersendiri
Orangutan Species” Current Biology 27, 3487–3498 49 NSHE 2017, Annex B h31-32
9 Nowak, M.G., Rianti, P., Wich , S.A., Meijaard, E. & Fredriksson, G. 2017. Pongo 50 Nowak dkk 2017
tapanuliensis . The IUCN Red List of Threatened Species 2017: 51 NSHE 2018, h1
e.T120588639A120588662 52 “Terms of Reference: Conservation Initiatives For The Tapanuli Orangutan”, Joint
10 Wich SA, Fredriksson G, Usher G, Kühl HS, Nowak MG. The Tapanuli orangutan: Program Committee Between NSHE-PanEco “Collaboration On The Conservation
Status, threats, and steps for improved conservation, Conservation Science and Of The Tapanuli Orangutan And Its Habitat In The Batang Toru Ecosystem,
Practice, 2019; 1:e33. https://doi.org/10.1111/csp2.33 Sumatra”, briefing untuk workshop yang diselenggarakan oleh NSHE tanggal 19
11 IUCN adalah “organisasi internasional dengan keanggotaan yang terdiri dari Februari 2020 di Medan
pemerintah dan organisasi masyarakat sipil [yang] memanfaatkan pengalaman, 53 Changing Times “Hydropower project ‘imperils world’s rarest great ape species’”
sumber daya, dan jangkauan lebih dari 1.300 organisasi anggotanya dan masukan 28th February 2020 (Annette Gartland)
dari lebih dari 15.000 pakar [untuk menjadikannya] otoritas global tentang status 54 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11
alam dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindunginya.” 55 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11
https://www.iucn.org/about diakses 09/03/2020 56 NSHE 2017, h91
12 https://www.iucn.org/news/secretariat/201904/iucn-calls-a-moratorium- 57 Laporan ini disusun sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu
projects-impacting-critically-endangered-tapanuli-orangutan diakses 09/03/2020 spesies tersendiri
13 IUCN PSG SGA (2019) “IUCN SSC Primate Specialist Group’s Section on Great 58 NSHE 2017, Annex A h66
Apes calls for a moratorium on development in the Tapanuli orangutan’s range” 59 NSHE 2017, Annex B h64
Mittermeier R.A., Wich S., Byler D., Kormos R., October 2019; tersedia di 60 Laporan ini disusun sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu
http://www.primate-sg.org/great_apes/ diakses 09/03/2020 spesies tersendiri
14 Wich dkk 2019 61 NSHE 2017, p111 & Annex B, h64
15 PanEco/YEL 2015: PanEco / Yayasan Ekosistem Lestari, 31 of August 2015, 62 IUCN PSG SGA 2019
Prepared by PanEco / Yayasan Ekosistem Lestari, requested by ERM / PT. North 63 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11
Sumatra Hydro Energy “FINAL REPORT Biodiversity Monitoring: Batang Toru river 64 van Schaik C. P., Wich S. A., Utami S. S., Odom K. (2005) A simple alternative to
area, PT. North Sumatra Hydro Energy Target Area, South Tapanuli, North line transects of nests for estimating orangutan, Primates 46:249–254
Sumatra”, h(ix) 65 Singleton, I., van Schaik, C.P. Orangutan Home Range Size and Its Determinants
16 Andrew B. Davies, Marc Ancrenaz, Felicity Oram, Gregory P. Asner, Orangutan in a Sumatran Swamp Forest. International Journal of Primatology 22, 877–911
use of disturbed Bornean forests, Proceedings of the National Academy of (2001)
Sciences Aug 2017, 114 (31) 8307-8312 66 NSHE ‘Common Misconceptions’
17 Utami-Atmoko, S. Traylor-Holzer, K. Rifqi, M.A., Siregar, P.G., Achmad, B., 67 NSHE 2018, h29
Priadjati, A., Husson, S., Wich, S., Hadisiswoyo, P., Saputra, F., Campbell-Smith, G., 68 HIND 1058 Sheet LI First Edition, tersedia di ubl.webattach.nl/cgi-
Kuncoro, P., Russon, A., Voigt, M., Santika, T., Nowak, M., Singleton, I., Sapari, I., bin/iipview?krtid=5683&marklat=1.431&marklon=98.7821&sid=3g36bh5081484&sv
Meididit, A., Chandradewi, D.S., Ripoll Capilla, B., Ermayanti, Lees, C.M. (eds.) (2017) id=455650&lang=1#focus, diakses 30/03/2020
Orangutan Population and Habitat Viability Assessment: Final Report. IUCN/SSC 69 Indonesia 1:250,000, Series T503, U.S. Army Map Service, 1954-, tersedia di
Conservation Breeding Specialist Group, Apple Valley, MN http://legacy.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/index.html /
18 Singleton, I., Wich, S., Husson, S., Stephens, S., Utami Atmoko, S. S., Leighton, M., http://legacy.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/txu-oclc-21752461-na47-11.jpg,
… Byers, O. (2004). Orangutan population and habitat viability assessment: Final diakses 09/03/2020
report. Apple Valley, MN: IUCN/SSC Conservation Breeding Specialist Group. 70 S Wich, pers comm
19 Wich dkk 2019 71 Wich dkk 2019
20 NSHE website, judul halaman ‘Environment and Biodiversity Efforts’, 72 NSHE 2018, h29
https://www.nshe-hydro.com/page/-environment-and-biodiversity-efforts.html 73 PanEco/YEL 2015, h19
diakses 01/04/2020 74 NSHE 2018, h38
21 Wich dkk 2019 75 Sumutpos.co “Orangutan Hidup Harmoni Berdampingan Dengan PLTA
22 mdpl: meter di atas permukaan laut Batangtoru” / “Orangutans Live In Harmony Together With The Batangtoru
23 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11 Hydroelectric Power Plant” 1st October 2019
24 Nater dkk 2017 https://sumutpos.co/2019/10/01/orangutan-hidup-harmoni-berdampingan-
25 Wich S. A., Singleton I., Utami-Atmoko S. S., Geurts M. L., Rijksen H. D. and van dengan-plta-batangtoru-2/ diakses 11/03/2020
Schaik C. P. (2003) The status of the Sumatran orang-utan Pongo abelii: an update, 76 PanEco/Yel 2015, h(ix)
Oryx, 37(1), 49–54 77 NSHE 2017, Annex B h35
26 Kramm, W. (1879). "Tochtjes in Tapanoeli." Sumatra-Courant 20(180 (Thursday 30 78 IUCN PSG SGA 2019
October)): 1-2 79 Nowak dkk 2017
27 Miller, G. S. (1903). "Mammals collected by Dr. W.L. Abbott on the coast and 80 E Meijaard, pers comm
islands of northwest Sumatra." Proceedings US National Museum, Washington 26: 81 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11
437-484 82 NSHE 2018, h14
28 Makalah ini ditulis sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu spesies 83 Changing Times, February 2020
tersendiri 84 Changing Times, February 2020
29 Rijksen H.D. and Meijaard E. 1999, “Our vanishing relative The status of wild 85 Laman website NSHE ‘Environment and Biodiversity Efforts’, 30/01/2020
orang-utans at the close of the twentieth century”, © 1997 Stichting Tropenbos / 86 Laporan ini disusun sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu
H.D. Rijksen spesies tersendiri
30 Wich dkk 2003 87 NSHE 2017, Annex B h43
31 NSHE 2018, h25 88 Laporan ini disusun sebelum Pongo tapanuliensis ditetapkan sebagai satu
32 NSHE/GIS 2014, hII-35 spesies tersendiri
33 S Wich, pers comm 89 NSHE 2017, Annex B h64
34 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h(ii) 90 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h(ii)

26
91 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11 136 PLN RUPTL 2019
92 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h23 137 Berdasarkan angka-angka dari RUPTL PLN 2019-2028 / Okefinance 2018, lihat
93 van Schaik CP, Azwar, Priatna D (1995) Population estimates and habitat B2E2 2020 untuk kalkulasinya
preferences of orangutans based on line transects of nests. In: Nadler RD, Galdikas 138 Fearnside P. M. (2015) “Emissions from tropical hydropower and the IPCC”,
BMF, Sheeran LK, Rosen N (eds) The neglected ape. Plenum Press, N.Y., h129–147 Environmental Science & Policy (5) 2015 225-239
94 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h(ii) 139 Fearnside 2015
95 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11 140 IESR 2019
96 S Wich, pers comm 141 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h4
97 Wich dkk 2016 142 NSHE website, judul halaman ‘North Sumatera Hydro Energy’,
98 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h11 https://www.nshe-hydro.com/page/north-sumatera-hydro-energy.html diakses
99 NSHE 2017, Annex B h51 01/04/2020
100 NSHE 2017, p103 & Annex B h55 143 NSHE 2017, Annex E
101 NSHE 2017, p127 & Annex B h82 144 “Energi Terbarukan PLTA Solusi Lindungi Bumi” / “Hydropower Renewable
102 Wich, Serge & Fredriksson, Gabriella & Usher, G. & Peters, Helga & Priatna, Energy Solution to Protect the Earth” Investor Daily Indonesia, 23 October 2019
Dolly & Basalamah, F. & Susanto, W. & Kühl, Hjalmar. (2012). Hunting of Sumatran (Nurjoni/Rangga Prakoso) https://investor.id/business/energi-terbarukan-plta-
orang-utans and its importance in determining distribution and density. Biological solusi-lindungi-bumi diakses 01/04/2020
Conservation. 146. 163–169. 10.1016/j.biocon.2011.12.006. 145 NSHE 2017, Annex E h13
103 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h(ii) 146 B2E2 2020
104 NSHE 2018, h5 147 B2E2 2020
105 PanEco/YEL 2015, h(ix) 148 Investor Daily Indonesia, 23 October 2019
106 Hatfield 2015: “Final Project Report To Conduct Habitat Mapping In Pt North 149 Investor Daily Indonesia, 8 October 2019
Sumatera Hydro Energy, Field Verification, Batang Toru, South Tapanuli North 150 Dahlan E.S. (2008) “JUMLAH EMISI GAS CO2 DAN PEMILIHAN JENIS
Sumatra Province 13 - 20 April 2015”, PT Hatfield Indonesia, June 2015 TANAMAN BERDAYA ROSOT SANGAT TINGGI: STUDI KASUS DI KOTA BOGOR (The
107 http://www.fao.org/3/i1757e/i1757e13.pdf diakses 13/03/2020 Amount of CO2 Gasses Emission and Selection of Plant Species with Height
108 NSHE 2017, Annex A h21 Carbon Sink Capability: Case Study in Bogor Municipality)” Media Konservasi Vol.
109 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h7 13, No. 2 August 2008: 85 – 89
110 NSHE 2018, h11 151 “Keberadaan PLTA Batang Toru akan Hemat Devisa Rp5,6 Tiriliun/Tahun” / “The
111 NSHE 2018, h25 existence of the Batang Toru Hydroelectric Power Plant will save foreign exchange
112 NSHE ‘Common Misconceptions’ Rp.5.6 trillion / year”, Waspada Aceh, 5 April 2019 (Oleh Redaksi)
113 NSHE 2017, h96 https://waspadaaceh.com/2019/04/05/keberadaan-plta-batang-toru-akan-hemat-
114 NSHE 2017, h96 devisa-rp56-tiriliun-tahun/ diakses 10/03/2020
115 “Dam project pushes threatened orangutans from forest to farms” Mongabay 152 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h(i)
5th October 2018 (Hans Nicholas Jong) available from 153 Pusaka Kalam / NSHE 2018, h(vi)
https://news.mongabay.com/2018/10/dam-project-pushes-threatened-orangutans- 154 NSHE 2017, h114
from-forest-to-farms/ diakses 01/04/2020 155 NSHE 2017, Annex B h45
116 Fredriksson G.M. and Usher G. (2013) “Menuju Pengelolaan Lestari Hutan 156 NSHE 2017, p100 & Annex B h53
Batang Toru” 16 hal, diterbitkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) / Fredriksson 157 NSHE 2017, p131 / Annex B h86
G.M. and Usher G. (2013) “Towards Sustainable Management of the Batang Toru 158 NSHE 2017, Annex B h67
Forest” 16 pages, published by the Sustainable Ecosystem Foundation (YEL) 159 NSHE 2017, Annex B h49
117 “Usulan agar APL yang berhutan primer di Daerah Aliran Sungai [DAS] Batang 160 NSHE 2017, Annex D h45
Toru dijadikan Kawasan Lindung di luar Kawasan Hutan untuk menjaga keutuhan 161 Anderson D, Moggridge H, Warren P & Shucksmith J (2015) “The impacts of
masa depan jasa air” untuk Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara, ‘run-of-river’ hydropower on the physical and ecological condition of rivers” Water
20 hal / “The proposal for a primary forested APL in the Batang Toru River Basin to and Environment Journal 29 (2015) 268–276
be used as a Protected Area outside the Forest Zone to safeguard the integrity of 162 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h4
the future of water services” for South Tapanuli Regency, North Sumatra Province, 163 NSHE 2017, Annex D h57
20 pages 164 NSHE 2017, h144
118 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, p11 165 NSHE 2018, h31
119 NSHE 2017, Annex B p50 166 Data dari database U.S. Geological Survey yang dapat ditelusuri online:
120 PLN RUPTL 2019: “Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT Perusahaan https://tinyurl.com/yyf648lq diakses 10/03/2020
Listrik Negara (PERSERO) Tahun 2019 Sampai Dengan Tahun 2028”, Menteri Energi 167 Hurukawa N, Wulandari B R, Kasahara M (2014) “Earthquake History of the
Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Februari 2019 Sumatran Fault, Indonesia, since 1892, Derived from Relocation of Large
121 Okefinance “Perkembangan Pembangunan Listrik di Sumut, dari Krisis hingga Earthquakes” Bulletin of the Seismological Society of America (2014) 104 (4): 1750–
Surplus” / “Development of Electricity Development in North Sumatra, from Crisis 1762
to Surplus” 27 Oct 2018 (Erie Prasetyo) 168 Natawidjaja D H (2018) “Major Bifurcations, Slip Rates, and A Creeping
https://economy.okezone.com/read/2018/10/27/320/1969836/perkembangan- Segment of Sumatran Fault Zone in Tarutung-Sarulla-Sipirok-Padangsidempuan,
pembangunan-listrik-di-sumut-dari-krisis-hingga-surplus diakses 01/04/2020 Central Sumatra, Indonesia” Indonesian Journal on Geoscience Vol. 5 No. 2, August
122 IESR (2019), Peta Jalan Ketenagalistrikan Indonesia: Energi Terbarukan Sebagai 2018: 125-147
Sumber Listrik Jawa-Bali dan Sumatera, Institute for Essential Services Reform 169 Hurukawa dkk. 2014
(IESR), Jakarta 170 Kalkulasi dari
123 “Analisis Kebutuhan Listrik di Provinsi Sumatra Utara dan Dampak Rencana http://www.anycalculator.com/earthquakemagnitudecalculator.html diakses
Pembangkit Listrik Tenaga Air Batang Toru”, Januari 2020, Laporan disusun oleh 10/03/2020
B2E2 (Brown Brothers Energy and Environment, LLC) 171 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h15
124 “Pasokan Listrik PLN Berlebih, Pembangkit Berpotensi Nganggur”/ “Excessive 172 International Finance Corporation’s Guidance Note 6: Biodiversity Conservation
PLN Electricity Supply, Power Plants Potentially Unemployed”, CNN Indonesia, 9th and Sustainable Management of Living Natural Resources, January 1, 2012
March 2020 https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200309083655-85- (updated June 27, 2019), GN73
481618/pasokan-listrik-pln-berlebih-pembangkit-berpotensi-nganggur diakses 173 NSHE/GIS 2014, h(i)
01/04/2020 174 IUCN PSG SGA 2019
125 Okefinance, October 2018 175 S Wich, pers comm
126 Kalkulasi untuk laporan ini dibuat berdasarkan angka-angka di dalam teks 176 IFC Guidance Note 6, GN83
127 B2E2 2020 177 NSHE 2017, Annex B h31-32
128 NSHE 2018, Executive Summary 178 NSHE 2017, Annex A h70
129 Okefinance, October 2018 179 Mongabay October 2018
130 Jakarta Post “Orangutan, hydro power plant can coexist” Friday 26th July 2019 180 NSHE ‘Batang Toru Hydropower Plant’, h4
(Emmy Hafild) tersedia di 181 Katsis, L., Cunneyworth, P.M.K., Turner, K.M.E. dkk. Spatial Patterns of Primate
https://www.thejakartapost.com/academia/2019/07/26/orangutan-hydro-power- Electrocutions in Diani, Kenya. Int J Primatol 39, 493–510 (2018)
plant-can-coexist.html accessed 01/04/2020 182 Impacts of Infrastructure on Apes, Indigenous Peoples and Other Local
131 B2E2 2020 Communities. (2018). In Arcus Foundation (Ed.), Infrastructure Development and
132 Jakarta Post, July 2019 Ape Conservation (State of the Apes, pp. 40-79). Cambridge: Cambridge University
133 “Batang Toru Hydroelectric Power Equivalent 12 Million Trees”, Investor Daily Press, p53 / Annexes. (2018). In Arcus Foundation (Ed.), Infrastructure Development
Indonesia, Tue 8th October 2019 (Rangga Prakoso) investor.id/business/plta- and Ape Conservation (State of the Apes, h. 264-278). Cambridge: Cambridge
batang-toru-setara-12-juta-pohon diakses 01/04/2020 University Press, h264-5
134 CO2e adalah kepanjangan dari Carbon Dioxide Equivalent (Ekuicalen Karbon 183 NSHE/GIS 2014, hI-23 – I-24
Dioksida) dan merupakan ukuran emisi Global Warming Potential (GWP) atau 184 NSHE/GIS 2014, hI-10
Potensi Pemanasan Global, dibandingkan dengan jumlah CO2 murni GWP yang
sama
135 B2E2 2020

PROYEK PLTA BATANG TORU | CEK FAKTA DAN REFERENSI PERMASALAHAN KUNCI
27

Anda mungkin juga menyukai