Anda di halaman 1dari 7

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT PADA


KECAP ASIN YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

Windy Sumarauw,Fatimawali,Adithya Yudistira


Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

The salty ketchup is one of the food additives commonly added to food. The purpose of this
study was to identily and determine levels of use of benzoic acid compound as a preservative
in salty ketchup turn in Manado. The samples used were four different ketchup brands
produced locally in Manado. Sample identification is done by extracting the sample using
diethyl ether solvent. Ether was evaporated to obtain dried ketchup extract. The extracted
residue was reacted with 5 % FeCl3 resulting in brown precipitate which proves that it
contains benzoic acid. Determination of the preservative (benzoic acid) was determined using
UV-Vis spectrophotometer. The results showed that four samples of ketchup used benzoic
acid as a preservative. Using preservative not weather threshold set out in Decree
PERMENKES RI No 722/MenKes/Per/IX/88.

Keywords : benzoate, ketchup, Manado, UV-Vis spectrophotometer.

ABSTRAK

Kecap asin merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang biasa ditambahkan ke dalam
makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar
penggunaan asam benzoat sebagai bahan pengawet dalam produk kecap asin yang beredar di
kota Manado. Jenis sampel di ambil dari empat merek kecap asin yang beredar di kota
Manado. Identifikasi sampel dilakukan dengan mengekstraksi sampel dengan menggunakan
pelarut dietil eter, kemudian dietil eter di uapkan hingga diperoleh ekstrak kering. Residu
hasil ekstraksi di reaksikan dengan FeCl3 5 % terjadi endapan coklat membuktikan adanya
kandungan asam benzoat. Penetuan kadar pengawet asam benzoat di tentukan dengan
menggunakan metode spektrofotometer ultraviolet-visibel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ke empat sampel kecap asin menggunakan pengawet asam benzoat, dan penggunaan
pengawet asam benzoat pada sampel tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan
dalam PERMENKES RI No. 722/MENKES/PER/IX/88.

Kata kunci : benzoat, kecap asin, Manado, spektrofotometer UV-Vis.

12
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Latar Belakang Waktu dan Tempat
Makanan dan minuman yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dihasilkan oleh industri makanan sebagai Agustus - Desember 2012 di laboratorium
produsen bahan makanan diolah Analisis Farmasi Program Studi Farmasi
sedemikian rupa sehingga makanan dan Fakultas Matematika dan Ilmu
minuman dapat disukai oleh konsumen, Pengetahuan Alam Universitas Sam
salah satunya dengan menambahkan bahan Ratulangi.
kimia sebagai bahan tambahan makanan Alat-alat
(Branen, 1990). Bahan tambahan makanan Alat-alat yang akan digunakan adalah
digunakan untuk membuat makanan seperangkat instrumen spektrofotometer
tampak lebih berkualitas, lebih menarik, UV-Vis, neraca analitik, kertas lakmus,
serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. kertas saring, corong pisah, pemanas
Bahan-bahan kimia tersebut ditambahkan listrik, tabung reaksi, labu ukur 100
hanya dalam jumlah sedikit (Wilga, 2001). mL,labu ukur 250 mL, erlenmeyer 100
Penambahan bahan tambahan pada mL, erlenmeyer 250 mL, pipet.
makanan memiliki dosis tertentu karena Bahan-bahan
bahan tambahan makanan dapat Bahan-bahan yang akan digunakan
menyebabkan bahaya kesehatan. adalah kecap asin, akuades, dietil eter
Penggunaan bahan tambahan makanan (C2H5OC2H5), asam klorida (HCl),
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan natrium hidroksida (NaOH), amonium
Republik Indonesia Nomor hidroksida (NH4OH), natrium klorida
722/MENKES/PER/IX/88. (NaCl), natrium sulfat (Na2SO4), besi III
Kecap asin merupakan salah satu klorida (FeCl3).
produk bahan makanan yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat baik secara Prosedur Kerja
langsung maupun ditambahkan pada Analisis Kualitatif
makanan. Masyarakat di Indonesia Sampel kecap asin masing-masing
menjadikan kecap asin sebagai bahan dari diambil sebanyak 20 gram, dimasukkan ke
menu harian, sehingga kebutuhannya dalam beker gelas dan di campur dengan
semakin meningkat dari tahun ke tahun larutan NaCl jenuh sampai volume 100
(Astawan, 2004). Produk kecap asin sering mL. Ke dalam larutan sampel ditambahkan
menggunakan asam benzoat sebagai bahan larutan NaOH 10 % sampai larutan
pengawet agar waktu simpan produk lebih bersifat alkalis, dan diaduk dengan
lama. Di Jepang, Cina, dan di Indonesia pengaduk listrik selama lima menit,
kecap khususnya kecap asin merupakan selanjutnya larutan di biarkan semalam
bahan makanan yang paling sering dan di saring. Filtrat yang diperoleh di
dikonsumsi sesuai dengan jenis makanan, tambah dengan 10 tetes larutan HCl 3 M
dan merupakan sumber utama terdapatnya sampai larutan bersifat asam, kemudian di
asam benzoat yang di gunakan sebagai tambahkan lagi dengan 1 mL larutan HCl
pengawet makanan (Wibbertmann et al, 3 M.
2000). Larutan yang bersifat asam diekstraksi
sebanyak 3 kali dengan dietil eter masing-

13
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

masing 25 mL. Ekstrak eter dicuci Penentuan Kadar Asam Benzoat pada
sebanyak 3 kali dengan akuades masing- Kecap Asin
masing 10 mL, selanjutnya ekstrak eter Sebanyak 10 gram sampel
diuapkan dalam penangas air selama 5 dipindahkan ke dalam Erlenmeyer,
menit pada suhu antara 80-85 o C. kemudian sampel dilarutkan dalam 100
Larutan didinginkan dan ditambah mL larutan NaCl jenuh. Tambahkan
beberapa tetes NH4OH pekat sampai beberapa tetes HCl sampai larutan bersifat
larutan bersifat alkalis. Kelebihan amoniak asam (kertas lakmus biru menjadi merah)
dihilangkan dengan penguapan di atas kemudian di campur dengan baik (Helrich,
penangas air, kemudian larutan di tambah 1990).
dengan beberapa tetes larutan FeCl3 5 %. Larutan diekstrak dengan dietil eter
Apabila terbentuk endapan berwarna sebanyak 3 kali masing-masing: 30, 20, 10
kecoklatan menunjukkan adanya asam mL. Hasil ekstraksi dicuci dengan larutan
benzoat dalam sampel (Helrich, 1990). HCl sebanyak 3 kali, masing-masing : 25,
Menurut Dean (1987) penambahan 20 dan 15 mL. Ekstrak asam diekstraksi
FeCl3 ke dalam larutan asam benzoat yang lagi dengan larutan NH4OH sebanyak 4
telah dinetralisasi dengan amoniak akan kali masing-masing : 25, 20, 15, 10 mL.
menghasilkan endapan asam benzoat Hasil ekstraksi diekstraksi dengan dietil
berwarna coklat kemerahan. eter sebanyak 3 kali masing-masing : 30,
20, dan 10 mL. Hasil ekstraksi dicuci
Analisis Kuantitatif dengan Na2SO4 dan diencerkan dengan
Kurva Standar dietil eter sampai tanda batas dalam labu
Pembuatan larutan standar didahului takar 100 mL (Hawley, 1981).
dengan pembuatan larutan induk 100 mg/L Larutan hasil ekstraksi dibaca
yang dibuat dengan melarutkan 25 mg absorbansinya dengan menggunakan
asam benzoat ke dalam 250 mL dietil eter. spektrofotometer UV-Vis pada panjang
Larutan standar di buat dengan mengambil gelombang, kemudian konsentrasi asam
: 5; 10; 15; 20; 25; 30; 35; 40 mL dari benzoat dalam sampel ditentukan
larutan induk asam benzoat 100 mg/L ke berdasarkan kurva standar (Helrich, 1990).
dalam labu takar 50 mL kemudian masing-
masing diencerkan dengan dietil eter HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai tanda batas. Konsentrasi larutan Hasil Penelitian
standar yang di peroleh berturut-turut
adalah : 10; 20; 30; 40; 50; 60; 70; 80 Analisis Kualitatif
mg/L. Seluruh sampel yang telah dianalisis
Deteksi absorbansi larutan standar menunjukkan keberadaan asam benzoat
pada rentang panjang gelombang 265-280 dalam sampel dengan terbentuknya
nm dengan menggunakan instrumen endapan benzoat berwarna coklat
spektrofotometer UV-Vis. Selanjutnya kemerahan. Hasil analisis secara kualitatif
dibuat kurva standar yang menghubungkan terhadap adanya kandungan asam benzoat
absorbansi dengan konsentrasi dari dalam beberapa sampel kecap asin dapat
masing-masing larutan standar. dilihat dalam tabel 2.

14
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Tabel 2. Hasil Analisis Kualitatif terhadap adanya mengukur nilai absorbansi maksimum
Asam Benzoat dalam Beberapa Sampel Kecap konsentrasi larutan standar. Untuk
Asin
memperoleh panjang gelombang
No Bahan Benzoat
maksimum pengukuran absorbansi
Pangan
dilakukan pada rentang panjang
1 Kecap asin A Cokelat
kemerahan gelombang 265- 280 nm. Hasil
2 Kecap asin B Cokelat pengamatan untuk absorbansi maksimum
kemerahan adalah pada panjang gelombang 280 nm
3 Kecap asin C Cokelat kemudian dilakukan penentuan nilai
kemerahan absorbansi pada delapan larutan standar.
4 Kecap asin D Cokelat
kemerahan Kurva Standar
Nilai absorbansi asam benzoat hasil
Analisis sampel secara kualitatif analisis kuantitatif sampel kecap asin A, B,
dimaksudkan untuk menunjukkan C, D dalam 100 mL dietil eter. Dari kurva
keberadaan asam benzoat dalam sampel standar antara absorbansi terhadap
kecap asin. Pada sampel kecap sebanyak konsentrasi diperoleh persamaan garis
20 gram ditambahkan larutan garam NaCl linier yang merupakan hubungan antara
jenuh untuk memecahkan emulsi kecap absorbansi (y) dengan konsentrasi (x)
asin, karena emulsi dapat dipecahkan larutan standar sebagai berikut : y = 0.279
dengan menambahkan elektrolit. + 0.006 dengan harga r sebesar 0.999. Hal
Penambahan elektrolit pada lapisan berair ini menyatakan bahwa kurva kalibrasi
akan mengurangi kelarutan komponen memiliki keakuratan dalam penentuan
dalam air misalnya dengan penambahan konsentrasi sebesar 99 %.
larutan NaCl. Tujuan dari penambahan
larutan NaCl jenuh adalah untuk
menambah tingkat ionisasi dari air menjadi
lebih polar sehingga tingkat tidak
bercampurnya air dengan dietil eter akan
bertambah yang bermanfaat dalam
pemisahan fase.

Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dapat diketahui
dengan menggunakan spektrofotometer Gambar 3. Kurva Standar larutan baku asam
UV-Vis. Penentuan panjang gelombang benzoat dalam 100 mL dietil eter.
maksimum yang digunakan dalam
pengukuran absorbansi larutan standar
maupun larutan sampel ditentukan dengan

15
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Penentuan Kadar Asam Benzoat dalam Kecap Asin


Tabel 3. Nilai Absorbansi Ekstrak Sampel Kecap A, B, C, D dalam 100 mL Dietil eter

Kecap Botol Absorbansi


A A1 0.436
A2 0.446
B B1 0.445
B2 0.447
C C1 0.439
C2 0.444
D D1 0.432
D2 0.448
Penentuan kadar asam benzoat dengan cara mensubstitusikan nilai
dalam sampel dilakukan pengukuran absorbansi larutan sampel terhadap (y)
absorbansi larutan sampel. Konsentrasi (x) pada persamaan y = 0.279 + 0.006x.
asam benzoat dalam sampel diperoleh

Tabel 4. Hasil Pengukuran Konsentrasi Asam Benzoat Ekstrak Sampel Kecap Asin

Kecap Ulangan Konsentrasi (mg/L) Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


asin rata-rata rata-rata rata-rata rata-rata (x) (g/kg)
(x) (mg/L) (x) (mg/100mL) (x) (mg/kg)
A A1 26.16 26.99 2.699 269.9 0.2699
A2 27.83
B B1 27.66 27.83 2.783 278.3 0.2783
B2 28
C C1 26.66 27.08 2.708 270.8 0.2708
C2 27.5
D D1 25.5 26.83 2.683 268.3 0.2683
D2 28.16

Pencucian dengan akuades 10 mL perubahan kertas lakmus merah menjadi


sebanyak tiga kali adalah untuk membuat biru menyebabkan terjadi kelebihan
fase organik menjadi bening (transparan) amoniak yang dapat dihilangkan dengan
dari warna merah kecoklatan yang pemanasan dalam penangas air pada suhu
merupakan warna khas kecap yang terikut 80-850 C selama lima menit. Jika
dalam proses ekstraksi. Residu asam kelebihan amoniak tidak dihilangkan akan
benzoat dalam air yang dihasilkan dari terjadi pengendapan antara amoniak
pemanasan ekstrak sampel di tambahkan dengan garam besi (III) menjadi oksida
NH4OH akan membentuk amonium terhidrasi Fe2O3.H2O (Vogel, 1994).
benzoat C6H5COONH4. Namun FeCl3 + 6 H2O Fe(H2O)3++3Cl

penambahan amonium hidroksida sampai


Fe( H2O)6 3+ + 3 NH3 Fe (H2O)3(OH)3 + 3 NH4+
larutan bersifat basa ditunjukkan oleh

16
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Reaksi antara C6H5COO NH4 dengan besi DAFTAR PUSTAKA


(III) klorida (FeCl3) akan menghasilkan Anonim. 2003. http://www.1911 encyclopedia.
org /B/BE/BENZOIC
endapan feri benzoat berwarna salmon ACID.htm. (14 Oktober 2012)
Astawan, M. 2004. http ;//www. kompas.com
atau kecoklatan (Siaka, 2009).
/kesehatan/ news/ 0404/11/143157.htm (14
Oktober 2012)
KESIMPULAN DAN SARAN Branen, A. L., Davidson P. M., and Salminen S.,
Kesimpulan 1990. Food Additives. Marcel Dekker Inc.,
Dari hasil penelitian dapat New York
Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis Bahan
disimpulkan bahwa : Tambahan Pangan. Edisi Pertama. Bumi
1. Berdasarkan analisis secara kualitatif Aksara : Jakarta.
diketahui semua sampel produk kecap Cahyadi, W. 2007. Kajian dan Aspek Kesehatan
Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara :
asin yang di teliti menggunakan asam Jakarta.
benzoat sebagai bahan pengawet. Day, A. R. Jr., dan Underwood, A.L., 2002.
Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke-6
2. Kandungan asam benzoat dalam terjemahan Iis Sopyan. Erlangga. Jakarta.
sampel produk kecap asin A, B, C, D Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.
yang di analisis secara kuantitatif Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.
sebagai berikut : 269.9 mg/kg, 278.3 Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta.
mg/kg, 270.8 mg/kg, 268.3 mg/kg. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1988.
Produk dinyatakan tidak melebihi Peraturan Menteri kesehatan Republik
Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/88
ambang batas penggunaan asam tentang Bahan Tambahan Pangan.
benzoat yang telah di tentukan dalam DepKes RI : Jakarta.
Hawley, G. G. 1981. The Condensed Chemical
Peraturan Meteri Kesehatan Republik Dictionary. Tenth Edition. Van Nostrand
Indonesia Nomor Reinhold Company, New York.
722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 Helrich, K. 1990. “Official Methods Of
Analysis”, 15 ed. Association Of Official
mg/kg Analytical Chemists Inc. Boulevard-
Saran Arlington-Virginia, USA.
Skoog, A. D. M. D. West, dan J. F. holler. 1991.
Didasarkan penggunaan asam benzoat
Fundamental Of Analitical Chemystry.
pada sampel sehingga disarankan Sixth Edition. Saunders College Publising.
sebaiknya : Florida.
Wibbertmann, A. J. Kielhorn, G. Koennecker, I.
1. Dilakukan pemeriksaan rutin oleh Mangelsdorf, dan Melber. 2000. Concise
lembaga yang berwenang terhadap International Chemical Assessment
bahan makanan yang beredar luas Document No 26. http;//www.inchem.org.
(14 Oktober 2012)
dipasaran. Wilga.2001.http://www.indomedia.com/intisari/2
2. Untuk konsumen agar lebih berhati- 001/feb/makanan%20kemasan.htm
(14 Oktober 2012)
hati dan bijaksana dalam memilih Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas! Bahaya Lezatnya
bahan makanan, lebih memperhatikan di Balik Makanan. Penerbit Andi,
label komposisi dan tanggal Yogyakarta.
kadaluarsa produk.

17
Filename: 3
Directory: G:\jurnal pharmacon\pharmacon ed.3\terbit
Template: C:\Documents and Settings\User\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: user
Keywords:
Comments:
Creation Date: 1/19/2013 10:11:00 AM
Change Number: 42
Last Saved On: 2/1/2013 2:22:00 PM
Last Saved By: User
Total Editing Time: 127 Minutes
Last Printed On: 2/1/2013 2:23:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 6
Number of Words: 2,201 (approx.)
Number of Characters: 12,548 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai