Anda di halaman 1dari 14

USNAFIQOH – 122.13.

027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Mikroskopi Mineral Bijih Pada Endapan Greisn

Genesa Greisn

Sistem endapan greisen merupakan system endapan bijih yang terbentuk pada fase post
magmatik suatu pembekuan magma. Fase post magmatik merupakan fase dimana batuan
sudah membeku dan mengahasilkan fluida sisa pembekuan magma yang didominasi fase gas,
kemuadian fluida inilah yang akan bereaksi dengan batuan samping. Proses ini juga
diistilahkan sebagai fase Penumatolitis.

Lebih jauh dalam suatu endapan mineral dimana fluidahidrotermal menjadi salah satu faktor
pengontrolnya maka fluidahidrotermal ini dapat di bagi menjadi dua yaitu fase gas dan fase
cair. Pada fase gas inilah yang disebut sebagai fase penumatolitis dan fase cair sebagai fase
hidrotermal.

Sistem endapan greisen biasanya beraosiasi dengan beberapa unsur yaitu Sn, W, Mo, Be, Bi,
Li dan F. Sistem ini dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu endogreisen dimana fluida tetap
didalam batuan granitiknya tipe ini juga disebut sistem tertutup. Kemudian tipe eksogreisen
dimana fluida keluar melalui rekahan-rekahan yang ada pada batuan samping tipe ini juga
disebut sebagai sistem terbuka.

Untuk endapan timah yang berkaitan dengan intrusi granit dan greisen sangat tergantung dari
faktor tipe granitnya. Tipe Granit dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu granit tipe S dan
granit tipe I. Untuk granit yang biasanya berkaitan dengan endapan timah adalah granit tipe
S. Hal ini berkaitan dengan geokimia magma pembawa timah.

Pada I tipe (magnetite series) yang kaya akan Fe , kandungan Sn pada magma akan
tergantikan oleh Fe dan Ti untuk membentuk mineral sperti Sphen, magnetite, dan
Hornblend, sehingga tidak akan cukup untuk membentuk endapan timah yang ekonomis.
Sedangkan pada S tipe (Ilmenit series) yang tidak kaya akan Fe, Sn tidak akan tergantikan
oleh Fe dan Ti sehingga memungkinkan untuk dapat terbentuk endapan Sn.

Berdasarkan Shcherba (1970) greisen dapat di bedakan menjadi tiga tahap yaitu tahap fase
alkali , fase gresenisasi, dan fase pengendapan pada urat. Pada fase alkali yang terjadi adalah

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 1


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

proses alkali metasomatisme yang menghasilkan alterasi berupa albitisasi dan mikrilonisasi.
Albitisasi merupakan hasil dari Na- Metasomatisme dimana yang terjadi adalah penggantian
unsur K ( K-feldspar ) contoh pada mineral albit menjadi Na. Biasanya pada zona alterasi ini
berasosiasi dengan mineral berupa Nb, Ta, Sn, W, Li dan Bi. Sedangkan untuk alterasi
Mikrolinisasi merupakan hasil dari K-Metasomatisme yaitu penggantian unsur K oleh Na.
Biasanya zona Alterasi ini berkaitan dengan asosiasi Rb, Li, dan Za.

Pada fase greisenisasi biasanya yang terjadi adalah yang bekerja adalah proses H-
Metasomatisme. Terbentuk pada kontak bagian atas antara intrusi granit atau kadang-kadang
muncul berupa stockwork. Mineralisasi muncul secara irregular (tidak beraturan) yang
terkonsentrasi pada sekitar zona kontak. Host rock menunjukkan komposisi granitik dan
berkembang.

Sedangkan untuk fase urat dimana kontrol struktur sangat berpengaruh, fluida yang berasal
dari sisa pembekuan magma akan mengisi rekahan-rekahan yang ada dalam batuan samping
membetuk sustem urat (vein).

Ore mineral utama: Huebnerite – ferberite series (FeMnWO4) dan cassiterite (SnO2).

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 2


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Asosiasi Mineral pada Endapan Greisn

Sumber: http://www.atlas-of-ore-minerals.com/

Gambar di atas merupakan gambar sayatan poles pada saat pengamatan PPL, perbesaran 80x.

Kristal cassiterite (abu-abu terang) menunjukkan variasi bireflectance yang samar karena
adanya kembaran di bagian pusat. Kristal zircon (abu-abu menengah) yang mengelilingi
cassiterite menunjukkan zonasi, dengan reflectance yang rendah di sekitar inti dengan
reflectance yang lebih tinggi. Thorite (tengah bawah) memiliki reflektansi rendah dengan
daerah yang kaya dengan hematite memiliki reflektansi yang sedikit lebih tinggi. Kuarsa
adalah silikat utama dengan adanya beberapa feldspar (kanan bawah) menunjukkan refleksi
iinternal yang merah karena hematite sangat halus dan menyebar. Banyak dari mika yang
rusak akibat pemolesan dan menunjukkan striations paralel karena rusaknya microprobe.
Lubang-lubang hasil polesan ini terlihat berwarna hitam dan mirip dengan rutil.

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 3


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Sumber: http://www.atlas-of-ore-minerals.com/

Gambar di atas merupakan gambar sayatan poles pada saat pengamatan PPL, perbesaran 40x.

Sfelerit (abu-abu terang, kiri) adalah inklusi bebas dan memiliki reflektansi yang sedikit lebih
besar dari cassiterite (abu-abu terang, kanan tengah). Dua kristal thorite tidak teratur (abu-
abu, tengah bawah, gelap, satu dengan lubang hasil polishing, tengah bawah) memiliki
reflektansi rendah, daerah reflektansi yang lebih tinggi karena inklusi dari hematite. Kristal
zircon yang euhedral (kiri bawah) dan memiliki reflektansi yang lebih besar dari thorite tetapi
lebih rendah dari cassiterite. Kuarsa (abu-abu gelap, kiri bawah) dan mika (reflektansi lebih
rendah) adalah silikat utama. Daerah hitam akibat polishing, beberapa diantaranya berisi
grinding grit. Pada perbesaran 40 x seperti ini identifikasi fase aksesori sulit terlihat.

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 4


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Sumber: http://www.atlas-of-ore-minerals.com/

Gambar di atas merupakan gambar sayatan poles pada saat pengamatan PPL, perbesaran
160x.

Pada gambar di atas merupakan kondisi dimana sayatan poles dibawah immersion oil yang
terlihat kmbaran dari cassiterite berbeda, refleksi internal berwarna coklat-oranye samar
terlihat. Meskipun berwarna terang, refleksi internal zirkon terlihat sangat jelas daripada di
udara (kiri tengah). Hal ini sangat sulit untuk melihat fitur permikaan thorite tetapi
kehadirannya ditandai dengan kuatnya oranye-merah akibat internal reflektansi, serta adanya
hematite halus di dalamnya. Zirkon di atas thorite membungkus hematit (reflektansi lebih
tinggi dari cassiterite). Lingkaran gelap yang terlihat merupakan gelembung udara yang
terperangkap dalam immersion oil.

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 5


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Sumber: http://www.atlas-of-ore-minerals.com/

Gambar di atas merupakan gambar sayatan poles pada saat pengamatan PPL, perbesaran
160x, diberikan immersion oil.

Dua agregat dari kristal thorite memiliki refleksi internal yang sangat kuat berwarna merah-
oranye karena inklusi halus dari hematite. Ini adalah fitur karakteristik thorite dari batu-batu
ini. Meskipun beberapa fitur permukaan yang dilihat, inti dari agregat kanan adalah zircon.
Cassiterite euhedral dan kembar. Zircon dengan reflektansi internal kuat terletak di
bawahnya.

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 6


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Sumber: http://www.atlas-of-ore-minerals.com/

Polished thin section, plane polarized light, x 160, oil

Kasiterit dikategorikan euhedral ( abu-abu terang, atas kiri dan kanan). Zonasi yang
ditunjukkan oleh perbedaan reflektansi. Wolframite (pusat) terlihat kembar dan telah
mengalami ubahan oleh hasil polesan dari scheelite. Sebuah zona terluar tipis juga
menunjukkan perubahan ke scheelite dan terlihat hasil polesannya kurang baik. Kuarsa dan
feldspar menunjukkan sifat khusus fase buram dan inklusi fluida di sepanjang belahan.

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 7


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

Sumber: http://www.atlas-of-ore-minerals.com/

Polished thin section, plane polarized light, x 80, air

Butiran kasar wolframite (abu-abu terang) tealh banyak digantikan oleh scheelite (abu-abu
menengah). Banyak dari scheelite yang memiliki bentuk rhombic. Feldspar (abu-abu kiri
bawah) dan phyllosilicates (reflektansi terendah, polesan buruk, kiri atas) adalah fase silikat
gangue

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 8


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

A. Cassiterite

mm

Sumber: http://virtualmicroscope.org/content/cassiterite-1

Formula : SnO2
System : Tetragonal
Kilap : sub- metallic
Kekerasan (Mohs) : 6-7
Type : Uniaxial (+)
RI Value : nω = 1.990 - 2.010 nε = 2.093 - 2.100
Birefringence Max : δ = 0.103
Surface Relief : very high
Type : anisotropic
Anisotropisme : kuat
Color in Reflected Light : abu-abu terang
Internal reflectance : putih menuju coklat
Pleochroism : lemah

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 9


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

B. Wolframite

Sumber : http://www.turnstone.ca/rom152co.htm

Formula : (Fe2+)WO4 to (Mn2+)WO4


System : monoclinic
Kilap : sub- metallic
Kekerasan (Mohs) : 4 – 4,5
Morfologi : kristal tabular atau prismatik pendek
RI Value : 3.5776
Asosiasi : kuarsa, topaz, scheelite
Surface Relief : low relief
Class : prismatic
Gores : coklat kemerahan
Color in Reflected Light : keabuan
Internal reflectance : coklat tua
Pleochroism : none

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 10


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

C. Scheelite

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/444589794441418789/

Formula : Ca(WO4)
System : tetragonal
Kilap : adamantine
Kekerasan (Mohs) : 4,5 – 5
Type : uniaxial (+)
RI Value : nω = 1.918 - 1.921 nε = 1.935 - 1.938
Birefringence Max : δ = 0.017
Surface Relief : very high
Class : dipyramidal
Belahan : jelas pada {101}, samar pada {112}, tidak
terlihat pada {001}.
Density : 6.1(2) g/cm3 (Measured) 6.09 g/cm3
(Calculated)
gores : putih

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 11


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

D. Huebnerite

Sumber: http://rruff.info/Hubnerite/R050139

Formula : MnWO4
System : monoclinic
Kilap : metallic
Kekerasan (Mohs) : 4 – 4,5
Type : Biaxial (+)
RI Value : nα = 2.170 - 2.200 nβ = 2.220 nγ = 2.300
- 2.320
Birefringence Max : δ = 0.130
Surface Relief : Very high
Type : Anisotropic
Anisotropisme : Jelas
Color in Reflected Light : Putih menuju abu-abu
Internal reflectance : Merah darah tua
Pleochroism : Terlihat

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 12


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

E. Ferberite

Sumber: http://rruff.info/Ferberite/R040044

Formula : FeWO4
System : Monoclinic
Kilap : Sub- metellic
Kekerasan (Mohs) : 4 – 4,5
Type : Biaxial (+)
RI Value : nα = 2.255 nβ = 2.305 nγ = 2.414
Birefringence Max : δ = 0.159
Surface Relief : Very high
Type : Anisotropic
Anisotropisme : Jelas
Color in Reflected Light : Abu-abu menuju putih
Internal reflectance : Merah kecoklatan tua
2V : Measured: 66° , Calculated: 72°

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 13


USNAFIQOH – 122.13.027
FRIDA ROSIDATUL MU’AWANAH – 122.13.030

DAFTAR PUSTAKA

http://www.atlas-of-ore-minerals.com

http://virtualmicroscope.org

http://www.mindat.org

MIKROSKOPI MINERAL BIJIH Page 14

Anda mungkin juga menyukai