PENDAHULUAN
Penyakit ini sering terjadi pada neonatus, bayi dan anak. Sebanyak 90%
penderita impetigo Bullosa adalah anak-anak usia dibawah 2 tahun. Namun bisa
juga ditemukan pada orang dewasa yang memiliki imunitas rendah. Impetigo ini
sering muncul di daerah kulit wajah, lengan dan tungkai. Pada orang dewasa,
impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya, bisa juga terjadi setelah suatu
infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau infeksi virus lainnya).
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Impetigo bisa terjadi akibat trauma superficial yang membuat robekan kulit
dan paling sering merupakan penyakit penyerta (secondary infection) dari
Pediculosis, Skabies, Infeksi jamur, dan pada Insect bites (Beheshti, 2:2007).
2.2 Etiologi
Impetigo jenis ini utamanya menyerang bayi dan anak di bawah usia 2 tahun.
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Impetigo bulosa terdapat
pada anak dan juga pada orang dewasa, paling sering muncul di ketiak, dada,
dan punggung. Kelainan kulit berupa eritema, vesikel, dan bula. Kadang-
kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula telah pecah.
Impetigo ini meski tak terasa sakit, tapi menyebabkan kulit melepuh berisi
cairan. Bagian tubuh yang diserang seringkali badan, lengan dan kaki. Kulit di
sekitar luka biasanya berwarna merah dan gatal tapi tak terasa sakit. Luka
akibat infeksi ini dapat berubah menjadi koreng dan sembuhnya lebih lama
ketimbang serangan impetigo jenis lain
2.4 Patofisiologi
a. Impetigo Krustosa
Tempat yang sering terserang pada impetigo krustosa adalah di wajah,
terutama sekitar lubang hidung dan mulut, karena pada daerah tersebut
dianggap sumber infeksi. Tempat lainnya yang dapat terkena, yaitu anggota
gerak (kecuali telapak tangan dan kaki), dan badan, tetapi umumnya terbatas,
walaupun penyebaran luas dapat terjadi (Boediardja, 2005; Djuanda, 2005).
Biasanya mengenai anak pra sekolah. Gatal dan rasa tidak nyaman dapat
terjadi, tetapi tidak disertai gejala konstitusi. Pembesaran kelenjar limfe
regional lebih sering disebabkan oleh Streptococcus.
Kelainan kulit didahului oleh makula eritematus kecil, sekitar 1-2 mm.
Kemudian segera terbentuk vesikel atau pustule yang mudah pecah dan
meninggalkan bekas. Cairan serosa dan purulen akan membentuk krusta tebal
berwarna kekuningan yang memberi gambaran karakteristik seperti madu
(honey colour). Lesi akan melebar sampai 1-2 cm, disertai lesi disekitarnya.
Lesi tersebut akan bergabung membentuk daerah krusta yang lebar. Eksudat
dengan mudah menyebar secara autoinokulasi (Boediardja, 2005).
b. Impetigo Bulos
Tempat yang sering terserang pada impetigo bulosa adalah di ketiak, dada,
punggung. Sering bersama-sama dengan miliaria. Terdapat pada anak dan
dewasa. Kelainan kulit berupa vesikel (gelembung berisi cairan dengan
diameter 0,5cm) kurang dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan kulit sekitar
normal atau kemerahan. Pada awalnya vesikel berisi cairan yang jernih yang
berubah menjadi berwarna keruh. Bagian atas dari bulla pecah dan
meninggalkan gambaran “collarette” pada pinggirnya. Krusta “varnishlike”
terbentuk pada bagian tengah yang jika disingkirkan memperlihatkan dasar
yang merah dan basah. Bulla yang utuh jarang ditemukan karena sangat rapuh.
Bila impetigo menyertai kelainan kulit lainnya maka, kelainan itu
dapat menyertai dermatitis atopi, varisela, gigitan binatang dan lain-lain. Lesi
dapat lokal atau tersebar, seringkali di wajah atau tempat lain, seperti tempat
yang lembab, lipatan kulit, ketiak atau lipatan leher. Tidak ada pembengkakan
kelenjar getah bening di dekat lesi. Pada bayi, lesi yang luas dapat disertai
dengan gejala demam, lemah, diare. Jarang sekali disetai dengan radang paru,
infeksi sendi atau tulang.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
c. Riwayat penyakit sekarang. Misalnya : menurut ibu pasien mulai 10 hari yang
lalu pasien mengeluhkan gatal pada regio lumbal posterior dekstra, tanpa
adanya keluhan gatal di daerah lain. Awalnya muncul vesikel, karena gatal,
lalu digaruk oleh pasien kemudian vesikel pecah dan menimbulkan
kerak.vesikel-vesikel semakin lama semakin bertambah banyak dan
menyebar.pasien sudah dibawa berobat ke dokter, diberi salep dan tablet
namun keluhan tidak berkurang.akhirnya pasien berobat ke rsud.
e. Riwayat penyakit keluarga. Ada atau tidak yang menderita penyakit yang
sama dengan pasien.
g. Riwayat alergi. Kaji apakah ada riwayat alergi makanan atau obat atau jenis
alergi lainnya.
a. Status Generalis
· Kesadaran: Komposmentis
· Thorak
b. Status Lokalis
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
Monitor kulit yang terdapat ruam Untuk mengetahui perkembangan
kemerahan penyakit
Potong kuku dan jaga kebersihan Untuk menghindari luka atau lesi
tangan klien semakin parah karena kuku yang
pendek akan mengurangi garukan
Anjurkan klie untuk mengganti Baju yang longgar akan
baju dengan baju yang longgar mengurangi gesekan pada kulit
sehingga mengurangi lesi pada
kulit
Jaga kebersihan kulit agar tetap Kulit yang bersih dan kering akan
bersih dan kering menghindari perkembangbiakan
dari bakteri
Mandikan klien dengan air hangat Air hangat akan mengurangi ruam
dan sabun (antiseptic) merah dan membunuh bakteri.
Sabun antiseptic akan mengurangi
atau membunuh bakteri pada kulit
Kolaborasi untuk pemberian Antibiotic topical dapat memutus
antibiotic topical pada klien atau menghambat pertumbuhan
bakteri Staph dan kolaborasi akan
mempercepat proses penyembuhan
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Beri penjelasan tentang masalah Agar klien dan keluarganya dapat
penanganan dan proses penyakit memahami proses penyakit yang
kepada klien dan keluarganya. diderita dan beranggapan bahwa
hal yang terjadi adalah hal yang
wajar bagi penderita.
Dorong individu untuk Agar klien dapat merasa diterima.
mengekspresikan perasaan
khususnya mengenai pikiran dan
pandangan dirinya.
Mampu mengurangi rasa gatal pada jaringan kulit sehingga klien tidur
nyenyak.
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji kebiasaan tidur klien Untuk mengetahui pola kebiasaan
tidur klien
Observasi vital sign klien Dengan mengobservasi vital sign
klien dapat diketahui pembuluh
yang terjadi pola tidur
Beri posisi nyaman pada klien Dengan posisi yang nyaman
dengan kepala klien rendah kaki kepala lebih rendah daripada kaki
dapat melancarkan aliran darah ke
otak
Anjurkan klien untuk melakukan Pengompresan pada daerah kulit
kompres pada area kulit yang gatal yang gatal dapat mengurangi rasa
gatal
Kolaborasi untuk pemberian Antibiotikbetadine dapat
antibiotikbetadine mengurangi rasa gatal
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam klien tidak
mengalami gangguan rasa nyaman.
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji tingkat rasa nyaman pada Dapat mengetahui skala rasa
klien gatal / nyeri yang dirasakan klien
Monitor kulit klien Dengan mengobservasi kulit dapat
diketahui perubahan yang terjadi
pada kulit
Anjurkan klien untuk melakukan Dengan melakukan personal
personal hygiene pada kulit hygiene dapat mencegah
penyebaran baud an infeksi pada
area kulit lain
Kolaborasi dengan pemberian Dengan pemberian antibiotic
antibiotic topical, penisilin oral topical dapat mengurangi rasa
indikasi jika ada lesi yang besar gatal.
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Monitor tanda dan gejala infeksi Untuk mengetahui ada atau
tidaknya tanda-tanda infeksi
Ajarkan klien pola hidup bersih Agar klien dapat mengerti pola
yang baik hidup bersih yang baik dan dapat
menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Jelaskan kepada klien dan keluarga Agar klien dan keluarga dapat
tentang proses penularan penyakit mencegah dan menghindari
dan faktor yang mempengaruhi adanya penularan penyakit.
penularan.
6. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada hipotalamus
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Monitor tanda dan gejala Untuk mengetahui ada atau
hipertermi tidaknya tanda-tanda hipertermi
Observasi vital sign klien Dengan memonitor vital sign klien
dapat diketahui suhu tubuh klien.
Anjurkan klien untuk mengganti Agar sirkulasi panas dari
baju dengan baju yang tipis dan pembuluh darah dapat keluar
mudah menyerap keringat. dengan lancar.
Kolaborasi dengan pemberian Dengan pemberian parasetamol
parasetamol dapat menurunkan suhu tubuh
klien.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Impetigo bisa terjadi akibat trauma superficial yang membuat robekan kulit
dan paling sering merupakan penyakit penyerta (secondary infection) dari
Pediculosis, Skabies, Infeksi jamur, dan pada Insect bites (Beheshti, 2:2007).
4.2 Saran