IMPETIGO
BULOSA
KRUSTOSA
Mutiara Adisti (1102013190)
Pembimbing:
dr. Yanto Widiantoro, Sp.KK
PENDAHULUAN
Pioderma
Pioderma superfisial adalah infeksi bakteri pada kulit bagian epidermis, dibawah
stratum korneum atau di folikel rambut. Pada negara maju, Staphylococcus aureus
adalah penyebab utama dari pioderma superfisial. Sementara pada negara
berkembang umumnya disebabkan oleh Streptococcus. Jika tidak diobati, pioderma
dapat meluas ke bagian dermis menghasilkan ektima dan formasi furunkel. Salah
satu bagian dari pioderma adalah impetigo.
Impetigo
• Impetigo, Istilahnya berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, merupakan salah satu bentuk
pioderma yang paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan
bisa muncul di bagian tubuh manapun setelah terjadi cedera pada kulit, seperti luka maupun pada
infeksi virus herpes simpleks.
• Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya. Impetigo bisa juga terjadi setelah
suatu infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau infeksi virus lainnya). Sumber infeksi yang
sering ditemukan pada anak-anak adalah berasal dari hewan peliharaan, kuku yang kotor, dan
penularan dari teman sekolahnya. Sedangkan pada orang dewasa, penularan penyakit dapat
diperoleh dari tempat cukur, salon kecantikan, kolam renang dan tertular dari anak.
• Terdapat dua jenis impetigo yaitu impetigo bulosa yang disebabakan oleh Staphylococcus aureus dan
non-bulosa yang disebabkan oleh Streptococcus-β-hemoliticus.
• Tempat predileksi tersering pada wajah terutama sekitar mulut dan hidung, pada ketiak, dada serta
punggung. Gambaran klinisnya berupa vesikel, bula atau pustul yang apabila pecah membentuk
krusta tebal kekuningan seperti madu atau berupa koleret di pinggirnya.
PEMBAHASAN
DEFINISI
STREPTOCOCUS STAPHYLOCOCCUS
- Bakteri gram positif, bentuk bulat, - Bakteri sel gram positif, bentuk bulat,
rantai kokus tunggal berpasangan, tetrad
- Jenis yang menjadi penyebab - Mampu mengadakan pembelahan dan
impetigo adalah grup A menyebar ke jaringan lewat roduksi
(Streptococus pyogenes) bahan ekstraseluler
- Produk ekstraseluler: streptokinase, - Bahannya adalah enzim dan toksin
streptodornase, hyaloronidase, (katalase, koagulase, hyaluronidase,
eksotoksin pirogenik, hemolisin, dll eksfoliatin, eksotoksin, enterotoksin, dll)
Faktor Predisposisi
01 Higienitas
. kurang
Lain-Lain
04 Kontak langsung dengan pasien impetigo,
cuaca panas maupun lingkungan lembab, dll
KLASIFIKASI IMPETIGO
1. Impetigo Krustosa / Non bullous (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo
Tilibury Fox)
Lesi awal berupa makula eritematosa 1-2mm -> berubah Pada impetigo bulosa:
jadi bula / vesikel Bula timbul secara tiba-tiba pada kulit yang
Pada impetigo krustosa: sehat dari plak merah, ukuran 1-5cm,
Makula -> papul 2-5mm ->vesikel/pustul yang mudah ukuran bula miliar –lentikular dan dapat
pecah -> keropeng/krusta warna kuning madu dengan bertahan 2-3 hari.
kemerahan minimal disekitar. Bila pecah krusta coklat, datar, tipis
Krusta lebih tebal
MANIFESTASI KLINIS
IMPETIGO KRUSTOSA
1 2 3
1 2 3
5 4
01 02 03 04
01 02 03
Pemfigus
Pemfigoid Vulgaris
Varisela .
Bulosa Manifestasi klinis berupa bula yang tidak
terasa gatal, ukurannya bervariasi antara 1
Vesikel bermula di badan Vesikel dan bula
sampai beberapa sentimeter, muncul secara
dan menyebar ke tangan muncul secara cepat
bertahap dan menjadi generalisata. Terjadi
kaki dan wajah berdinding pada daerah yang
erosi selama beberapa minggu sebelum
tipis yang berdasar gatal serta muncul plak
penyembuhan disertai hiperpigmentasi.
eritem; vesikel pecah dan urtikaria
terbentuk krusta.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pewarnaan gram
Kultur Cairan
Pemeriksaan Lain
Titer ASTO
Kultur dan Sensifita bakteri.
• Terapi lokal dengan salep atau cream mupirocin, pelepasan krusta, dan
TERAPI higienitas yang baik sangat baik untuk mengobati kasus impetigo ringan
sampai sedang. Salep retapamulin 1% efektif untuk impetigo
IMPETIGO terlokalisasi dan impetiginized dermatitis sekunder. Fusidic acid efektif
dan memiliki efek samping sedikit
• Impetigo staphylococcal berespon baik dengan terapi yang tepat. Pada
orang dewasa dengan lesi berat atau lesibulosa, dicloxacillin (atau penisilin
sejenis-penisilin semisintetik resisten), 250 – 500 mg secara oral, 4 kali
sehari, atau eritromisin (pada pasien alergi penisilin), 250 – 500 mg secara
oral, 4 kali sehari, biasa diberikan, dosis pada anak 12,5-50 mg/Kg/dosis, 4
x sehari. Pengobatan sebaiknya dilanjukan selama 5 – 7 hari
• Pemberian azitromisin oral (pada dewasa 500 mg pada hari pertama, 250
mg per hari pada 4 hari selanjutnya) telah menunjukkan efektivitas yang
sama dengan dicloxacilin untuk infeksi kulit pada orang dewasa dan anak-
anak.
Untuk impetigo yang disebabkan oleh S. Aureus resisten eritromisin, yang
TERAPI biasanya diisolasi dari lesi impetigo anak-anak,
amoksisilin ditambah asam clavulanic (25 mg/kg BB/haridiberikan 3 kali sehari),
IMPETIGO cephalexin (40 – 50 mg/kg BB/hari),
cefaclor (20 mg/kgBB/hari),
cefprozil (20 mg/kg BB 1 kali sehari), atau
klindamisin (15 mg/kgBB/hari 3-4 kali sehari )
Diberikan selama 10 hari adalah terapi alternatif yang efektif
a. Cuci tangan dengan sabun setelah menyentuh kulit anak Anda yang sakit atau pakaian maupun
handuknya.
b. Cuci tangan anak sampai bersih. Potong pendek kuku tangan anak.
c. Jaga agar tangan anak tidak menyentuh hidungnya.
d. Simpan pakaian, handuk, dan barang-barang anak terpisah dengan anggota keluarga yang lain.
Cucilah dengan sabun dan air panas.
KOMPLIKASI
IMPETIGO