Apakah Perempuan Boleh Berkhotbah Suatu Pandangan Dan Bahan Pertimbangan
Apakah Perempuan Boleh Berkhotbah Suatu Pandangan Dan Bahan Pertimbangan
“ Let your women keep silence in the churches: for it is not permitted
unto them to speak; but they are commanded to be under obedience [
υποτασσω hupotasso : pasif mematuhi ], as also saith the law.(KJV)”
Ayat 35. And if they will learn any thing, let them ask their husbands at home:
for it is a shame [ αισκρον aischron : dishonourable ] for women to speak in the
church.
Yoe 2:28-29 ITB 28 "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan
mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki
dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. 29 Juga ke
atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku
pada hari-hari itu.
MTJ. : ~ Ayat 34-35 dapat dilihat dahulu berkaitan dengan keteriban yang
harus dijaga untuk menghindari kekacauan dalam tata ibadah dalam
pertemuan jemaat.
Ketertiban dan kesopanan adalah salah satu yang disebut dalam pengejaran
kasih pada pasal 1Kr 13:5.
Berkaitan dengan kepatutan pada masa itu adalah perempuan tidak
diperkenankan tampil dan berbicara di depan umum.Suatu hal yang
memalukan dalam suatu pertemuan umum jika ada seorang perempuan
memimpin dan berbicara atau bertanya atau menyanggah pembicaraan.
Demikian Rasul Paulus sangat menjaga ibadah jemaat suci jangan dilecehkan
sebagai pertemuan yang melanggar norma kesopanan masyarakat sehingga
ibadah dianggap hina (1Kr 14:3). Kehormatan ibadah harus dipertahankan
karena ibadah adalah representasi kehadiran ALLAH.
Selain hal norma kepatutan di masyarakat terlebih penting adalah melihat apa
yang dituliskan dalam Kitab Taurat dalam Kej 3:16 “namun engkau akan berahi
kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.". Kata “berahi” / “desire” tidak
dikonotasikan sebagai keinginan sexual biasa (lihat Kej 4:7) tetapi itu berarti
pemutarbalikan keinginan posisi penentu yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki
atau dalam kata lain perempuan dalam keberdosaannya selalu memilik
keinginan menjadi pemimpin. Tetapi Allah telah menetukan laki-laki yang akan
berkuasa atas perempuan.
Selain itu dari orde penciptaan laki-laki lebih dulu diciptakan. Urutan ini
menunjukkan bahwa dalam penetapannya Allah menjadikan laki-laki sebagai
pemimpin perempuan. Tetapi dalam kejatuhan manusia dalam dosa
perempuan menjadi urutan yang pertama waktu digoda oleh iblis dan jatuh
dalam dosa. (1Ti 2:13-14). Demikian pemutarbalikan kebenaran adalah pola
iblis dalam merusak kehidupan manusia dan juga dalam ibadah umat Tuhan.
Beberapa penafsir seperti Albert Barnes, John Calvin, atau Matthew Henry
menyatakan perempuan tidak diperkenankan berkhotbah dan mengajar dalam
pertemuan ibadah dan juga tidak diperkenakan memegang jabatan dalam
gereja.
Demikian juga theolog John Mc.Arthur dalam khotbahnya menyatakan bahwa
perempuan tidak boleh berkhotbah dan mengajar.