Analisis Kepribadian Chairul Tanjung Berdasarkan Teori Freud
Analisis Kepribadian Chairul Tanjung Berdasarkan Teori Freud
Nama Kelompok :
Pada masa SMP inilah ayah dari Chairul Tanjung mengalami pailit
karena percetakan surat kabar kecilnya dinyatakan pailit oleh pemerintah. Semua
koran yang dihasilkan dari percetakan ini dibrendel. Akhirnya semua aset dijual
dan berakhir tinggal bersama di losmen yang sempit. Chairul Tanjung pada masa
ini juga sudah bisa melihat kesulitan yang dihadapi keluarganya bahkan
bagaimana untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Dia juga bisa melihat
kesedihan di mata ibunya dan mendesak ibunya agar menceritakan apa yang
terjadi dan jawaban yang diterimanya adalah karena ibunya tidak punya uang
untuk berbelanja esok hari.
Setelah lulus SMA Boedi Utomo beliau diterima di jalur Ujian Masuk
Perguruan Tinggi Negeri di FKG Universitas Indonesia dan ditunjuk sebagai
ketua angkatan pada saat itu. Uang kuliah pertama Chairul Tanjung berasal dari
uang penggadaian kain halus milik ibundanya. Sejak saat itu Chairul Tanjung
bertekat untuk tidak meminta uang kepada orang tuanya lagi. Kedua orang tua
Chairul Tanjung memiliki prinsip: “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan,
pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan
upaya”. Uang pertama yang didapatkan Chairul Tanjung senilai lima belas ribu
didapatkan dari hasil usaha memfotokopikan buku asisten praktikum. Karena
fotokopi di Chairul tanjung dikenal murah dibanding toko-toko di sekitar kampus
maka banyak orang yang meminta bantuan untuk memfotokopikan beragam diktat
tidak hanya mahasiswa saja bahkan dosen juga. Chairul Tanjung perlu ke Grogol
untuk memfotokopikan namun dia melihat adanya ruang kosong di dekat tangga
yang bisa menjadi peluang untuk membuka bisnis fotokopi di sana agar tidak
perlu ke Grogol. Chairul tanjung juga melihat peluang dengan adanya alat
kedokteran gigi yang hanya bisa import dan juga harganya mahal untuk
menjualnya lagi dengan angsuran juga dan juga harga yang sedikit murah dari
harga yang ada di toko. Dia pun bermitra dengan ayah juniornya di FKG UI.
Bab II
Dinamika Kepribadian
Jika dilihat dari teori Psikoanalisis dan biografi maka Chairul tanjung termasuk
dalam kategori normal.
2. Masa Muda
Pada masa ini psyche sudah dianggap dan memiliki bentuk dan isi yang
terbatas. Fantasi anak-anak sudah berakhir. Kita akan memperhatikan kegiatan-
kegiatan yang bisa mendukung kita untuk persiapan menghadapi masa
depan.seperti menyiapkan pendidikan, memulai karier, menikah, dan mulai
berkeluarga. Pada biografi Chairul Tanjung dia memang menghadapi masa depan
dengan baik karena dia sudah berpendidikan yang baik bahkan diikuti dengan
mengikuti keorganisasian, memulai karier dari nol dan mengalami kegagalan dan
juga akhirnya berhasil. Pada saat berusia 32 tahun dia menikahi Anita Ratnasari,
seorang putri Jawa berparas cantik dan bersuara merdu yang berusia 26 tahun.
Dan mulai membina keluarga.
Menurut teori dan biografi mengalami kecocokan dan bisa dipastikan sudah tahap
normal. Tahap tidak normal bisa dikatakan abnormal bila ada salah satu tahap
yang belum dipenuhi. Tahap diatas belum dimasukkan masa tua karena memang
yang kelompok kami belum menemukan biografi tua Bapak Chaerul Tanjung.
BAB IV
SOLUSI UNTUK TOKOH
BAB V
KESIMPULAN
Dari serangkaian penjelasan diatas yang ditinjau dari berbagai teori dari
Sigmund Freud, Alfred Adler dan Carl Gustav Jung, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Chairul Tanjung adalah seseorang yang rajin, ambisius, pantang menyerah,
mudah berbaur, pintar mencari peluang, kreatif, dan juga penyayang.
Daftar pustaka
Feist Jess and Gregory J. Feist.2016.eori Kepribadian : Theories of
Personality.Jakarta: Salemba Humanika.