Tabel tersebut menunujukkan bahwa volume kayu yang terdapat dari hutan alam
di dalam AoI untuk food estate diperkirakan mencapai 243 juta m3 dengan perkiraan nilai
Rp 209,36 triliun. Hal ini mengindikaskan bahwa proyek food estate berbahaya untuk
keberlangsungan hutan lindung dan hutan produksi serta beresiko merusak alam dan
lingkungan. Akankah megaproyek food estate sejalan dengan cita-citanya untuk
membangun kedaulatan pangan Indonesia? Atau membangun kedaulatan kekuasaan
oknum tertentu atas wilayah hutan dan mengorbankan ekosistem penduduk lokal?
Dampak:
Land Grabbing
(Bollin 2010, Borras Hutan Terkonversi, 1. Masyarakat
& Franco (2012) dan berubah kehilangan “kintal-
fungsinya. kintal” atau hak
Terdapat indikasi ulayat.
krisis pangan dan
2. Pencemaran
ketahanan pangan di
lingkungan.
suatu negara atau
Aktor dan 3. Perekonomian
tuntutan dunia.
kepentingannya masyarakat
terhadap terganggu.
lingkungan (Bryant 4. Pangan lokal
& Bailey 1997) terganggu.
5. Kebudayaan
1. Pemerintah
menghilang.
2. Perusahaan
3. LSM
4. Masyarakat
Perusahaan (PT SIS) Setuju akan Memiliki akses lahan seluas 169.000 Ha pada
adanya MIFEE perjanjian tertulis, namun pada faktanya
mengambil lahan sebanyak 301.600 ha.
Artinya tidak sesuai dengan perjanjian kepada
masyarakat zanegi yang diberikan di awal.
Lembaga Swadaya Masyarakat Menolak akan Mengawal dan memperjuangkan hak
atau LSM (Yayasan Pusala, adanya MIFEE masyarakat Marind atas tanah dan sistem
Yasanto, WWF, dan SKP. penghidupan yang layak.
KAME)
Masyarakat Marind (Kampung Menolak akan 1. Menganggap hutan adalah sebagai
Zenegi, Kabupaten Merauke) adanya MIFEE mama, karena menyediakan seluruh
sumberdaya yang mencukupi kehidupannya
mulai dari sagu, kayu, rusa, dan lainnya.
2. Memiliki kintal-kintal yang bermakna
lahan dari marga di Marind.
Anonymous. 2020 Sep 20. Lumbung pangan: Proyek 'food estate' di lahan gambut
dituding ancam kebakaran lahan, KLHK sebut justru dapat meminimalisir
bencana. BBC.com. Indonesia. [diakses 2021 Mei 26].
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-54284365
Arnstein SR. 1969. A Ladder Of Citizen Participation. Journal of the American
Institute of Planners. J Am Inst Plann. 35 November 2012:37–41.
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/01944366908977225.
Bidang Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Timur 2013, Penyelenggaraan program transmigrasi di Provinsi Kalimantan
Timur, Samarinda.
Bollin A. 2011. Fenomena Global Perampasan Tanah. DTE 89-90. November
2011.
Borras dan Franco. 2012. Global Land Grabbing and Trajectories of Agrarian
Change A Preliminary Analysis. Journal of Agrarian Change 12(1) 34-59.
Bryant RL. and Bailey S. 1997. Third World Political Ecology. London:
Routledge
Cohen J, Uphoff N. 1980. Participation’s place in rural development:
Seeking clarity through specificity. World Dev. 8: 213–235.
Dewi R. 2012. Dilema Percepatan Pembangunan Dan Permasalahan
Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pelaksanaan MIFEE Di Merauke.
Ejournal Politik Lipi. 9(1): 47-57
Eryan A, Shafira D, Wongkar EELT. 2020. Analisis Hukum Pembangunan Food
Estate Di Kawasan Hutan Lindung, Seri Analisis Kebijakan Kehutanan dan
Lahan. Jakarta: Indonesian Center for Environmental Law.
Ginting, L and Pye, O 2013, ‘Resisting agribusiness development: The Merauke
Integrated Food and Energy Estate in West Papua, Indonesia’, ASEAS -
Austrian Journal of South-East Asian Studies, 6(1), pp. 160–182.
Keiya R. 2019. Merauke Integrated Food And Energy Estate (Studi kasus land
grabbing di Merauke Papua) [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineke Cipta.
Marie Y. 2020 Des 7. Proyek Food Estate di Kalimantan Tengah, untuk Siapa?.
Hutan. [diakses 2021 Mei 28].
https://www.mongabay.co.id/2020/12/07/proyek-food-estate-di-kalimanten-
tengah-untuk- siapa/
McCarthy, JF and Obidzinski, K 2015, ‘Responding to food security and land
questions: Policy principles and policy choices in Kalimantan, Indonesia’, in
Land grabbing, conflict and agrarian environmental transformations:
perspectives from East and Southeast Asia An international academic
conference 5 6 June 2015, Chiang Mai University Conference Paper No. 47,
pp. 1–20.
McDonnell JE. 2020. The Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE):
An ecologically induced genocide of the Malind Anim. Journal of Genocide
Research. 257-278.
Perlman J. 2010. Four Decades of Living on the Edge in Rio de Janeiro. New
York: Oxford University Press.
Permen LHK No. P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 tentang Penyediaan
Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food 17 Estate, Pasal 2.
Permen LHK No. P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 tentang Penyediaan
Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food 18 Estate, Pasal 3 ayat (2).
Pretty JN. 1995. Participatory learning for sustainable agriculture. World Dev.
23(8):1247–1263. doi:10.1016/0305-750X(95)00046-F.
Putri, A 2013, Sekuritisasi isu pangan di Indonesia studi pada kebijakan food
estate Pemerintah Republik Indonesia. Universitas Andalas.
Rahmat R. 2014 Agu 27. Dampak negatif kebakaran hutan gambut. Environment-
indonesia.com. [diakses 2021 Mei 26]. https://environment-
indonesia.com/dampak-negatif-kebakaran-hutan-gambut/
Ramadayanti E. 2020. Upaya Perlindungan Hak Masyarakat Adat setelah Satu
Dasawarsa Program MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy
Estate) Melalui Citizen Law Suit. Padjadjaran Law Review. 8(2): 15-26.
Rogers. EM. 2003. Diffusion of Innovations. 5th ed. New York: Free Press
Santosa E. 2014. Percepatan Pengembangan Food Estate Untuk Meningkatkan
Ketahanan Dan Kemandirian Pangan Nasional. Risalah Kebijakan
Pertanian dan Lingkungan. 1(2): 80-85.
Septyan AE. 2019 Apr 2. Deforestasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan
Pencegahan. Foresteract.com. Deforestasi [diakes 2021 Mei 26].
https://foresteract.com/
Sukarsa D. 2017. Metode kajian lingkungan hidup strategis dalam evaluasi
rencana tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat. Jurnal Bina Hukum
Lingkungan. 1(2): 219-230.
Supardi A. 2020 Nov 20. Kawasan Hutan untuk Food Estate, Pegiat Lingkungan:
Peluang Deforestasi Sangat Terbuka. Mongabay.co.id. Hutan. [diakses 2021
Mei 26]. https://www.mongabay.co.id/2020/11/20/kawasan-hutan-untuk-
food-estate-pegiat-lingkungan-peluang-deforestasi-sangat-terbuka/
USAID. 2006 . Usaid Country Profile Property Rights And Resource Governance
.
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Pasal 10.
UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, LN 167, TLN 3888, Pasal 26 beserta
penjelasannya
UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Wahyuni H, Suranto. 2021. Dampak deforestasi hutan skala besar terhadap
pemanasan global di Indonesia. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan.
6(1):148-162.
Walhi.or.id. 2021 Februari 17. [Rilis] Food Estate; benarkah atas nama
pemenuhan hak pangan? KLHS bukan stempel proyek food estate!. [diakses
pada 2021 Mei 27].
https://www.walhi.or.id/rilis-food-estate-benarkah-atas-nama-pemenuhan-hak-
pangan-klhs-bukan-stempel-proyek-food
estate#:~:text=Dalam%20arahan%20presiden%20RI%20pada,(3)%20mengurangi
%20ketergantungan%20impor.
Wibowo A. 2009. Peran lahan gambut dalam perubahan iklim global. Tekno
Hutan Tanaman. 2(1):19-28.
Wongkar EELT. 2020 Desember 23. Mega Proyek Food Estate: Babak Baru
Krisis Lingkungan di Indonesia. Kumparan.com. News. [diakses pada 2021
Mei 27]. https://kumparan.com/chenny-wongkar/mega-proyek-food-estate-
babak-baru-krisis-lingkungan-di-indonesia-1uptM9t8YK3/full
Zakaria RY, Kleden EO, dan Franky LY. 2011. MIFEE: Tak Terjangkau Angan
Malind. Jakarta: Yayasan Pusaka.