1 Marcion Marcion berasal dari Sinope, pesisir laut hitam. Diketahui dia adalah seorang kaya yang memiliki perusahaan perkapalan didaerah itu. Marcion memiliki pandangan-pandangan tersendiri mengenai Injil, lalu menyebarkannya sampai keluar kotanya. Sekitar tahun 144, dia dikucilkan oleh gereja karena ajarannya dianggap sesat, dan akhirnya mendirikan gereja sendiri. Abad ke V, konstantinus mempersatukan gereja dan menyebabkan ajaran Marcion perlahan hilang. 2 Alasan, mengapa Marcionisme ? Marcion menginsafi bahwa intisari dari Injil adalah pembenaran manusia hanya oleh Iman seperti yang diajarkan oleh Paulus. Marcion melihat bahwa Gereja saat itu sudah melupakan satu-satunya jalan keselamatan sehingga terperosok ke dalam Moralisme yang menukarkan rahmat Allah dengan moral, amal dan usaha manusia. Menurut Marcion Allah perjanjian Lama adalah Allah yang kejam, kurang sempurna dan menghukum dengan meletakkan dasar-dasar yang sukar dilakukan bagi manusia. Sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang baik, mahamurah, penyayang yang tampak dalam diri Yesus. Maksud utama Marcion adalah untuk mengkritik tersesatnya jemaat Kristen di hadapan umum, agar berpaling dari Moralismenya dan kembali kepada Injil Yesus juga Theologia Paulus, yaitu pembenaran manusia hanya oleh Iman. 3 Ajaran Marcion Menurut Marcion, Allah perjanjian Lama itu lebih rendah derajatnya dari pada Allah Perjanjian Baru. Allah PL ingin berbuat baik tapi tak sanggup melakukannya. Itu terlihat dari diberikannya taurat tapi mustahil untuk dilakukan. Menurutnya, Allah perjanjian baru menaruh belas kasih, sehingga mengutus Anak-Nya (Allah PB) untuk membebaskan manusia dari tindakan Khalik-Nya (Allah PL). Dia beranggapan bahwa Allah PL merasa terancam karena itu Allah PL merencanakan membunuh Yesus di Kayu Salib. Marcion juga beranggapan bahwa dengan karya Yesus, maka Allah PL dihukum menurut aturan pembalasannya sendiri : Allah PL harus menyerahkan kepada Allah PB tiap- tiap orang yang percaya akan Yesus dan segala orang itu akan dibenarkan oleh imannya dan mewarisi keselamatan yang kekal. Marcion menolak mentah-mentah kitab PL, membuat kanon Alkitab tersendiri dengan hanya memakai Injil Lukas saja karena injil Lukas kurang berbau PL/Yahudi. Begitu juga riwayat kelahiran Yesus dihilangkan olehnya. 4 Ending Dari pandangan Marcion tersebut, maka Gereja menyimpulkan bahwa Marcion kurang mengerti Teologia Paulus sebagai Rasul panutannya. Karena bagi Paulus, Allah PL dan Allah PB adalah sama saja, yaitu yang mengaruniakan rahmat-Nya dalam Yesus Kristus. Dan siapa yang memisahkannya, merusakkan Injil. Dengan kejadian ini, Gereja akhirnya mulai menyusun kanonnya sendiri untuk menangkal kejadian penyesatan seperti ini terulang lagi. dikemudian hari. TERIMAKASIH TUHAN MENYERTAI