2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN
KONSTRUKSI
Modul 07 Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Modul Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai sebagai Materi Substansi
dalam Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Air Baku Tingkat Dasar. Modul ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
di bidang sumber daya air.
Modul Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai disusun dalam 5 (lima) bab
yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok 3 (tiga) Bab dan Penutup. Penyusunan
modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam
memahami Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai . Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Modul Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai disusun oleh PT. Binatama
Wirawredha Konsultan dengan Koordinator Penyusun Modul Adalah DR. Ir. F.J.
Putuhena. akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada
Tim Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang sumber daya air.
DAFTAR ISI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 07 Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai terdiri dari kegiatan belajar
mengajar untuk memahami pengertian mengenai Pengawasan Bangunan
Pengambilan Dari Sungai yaitu bendung, pengambilan bebas, pengambilan melalui
pintu dan bendung karet.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk dapat memahami
Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai khususnya dari sungai. Setiap
kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur
tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini.
Persyaratan
Sifat pembelajaran dalam pelatihan ini adalah andragogy (belajar orang dewasa) dan
Widyaiswara/pengajar bertindak sebagai fasilitator/coaching. Untuk itu peserta
pelatihan diharapkan dapat menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar
dan melakukan diskusi ataupun sharing secara interaktif dengan pengajar maupun
dengan peserta lainnya, sehingga dapat memahami dengan baik materi yang
merupakan peraturan dan perundangan yang mengatur pelaksanaan konstruksi air
baku.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/proyektor, Laptop, white board dengan spidol dan
penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENGAWASAN BANGUNAN PENGAMBILAN
2.1 Umum
Bangunan pengambilan air dari sungai untuk keperluan air baku dapat
dilakukan melalui prasarana bendung, pengambilan bebas, pengambilan
melalui pintu dan bendung karet.
2.2 Bendung
2.2.1 Pengertian Bendung
Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud
untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di
bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai
dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-tempat yang
memerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung diantaranya adalah
bendung tetap (weir), bendung gerak (barrage) dan bendung karet
(inflatable rubber dams). Bangunan bendung biasanya dilengkapi
dengan bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan,
bangunan pembilas, kantong lumpur dan tanggul banjir.
Gambar 2-9. Pengambilan Air Baku Melalui Pompa Dari Sungai Brantas
2.6 Latihan
Setelah para peserta pelatihan mengikuti pelatihan, baik yang di kelas
maupun yang dilapangan, peserta pelatihan diharapkan melakukan latihan
untuk dapat mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman materi baik
mengenai substansi bangunan maupun pengawasan pelaksanaan
pembangunan.
2.7 Rangkuman
Setelah mempelajari modul 7 Pelatihan pengawasan pelaksanaan bangunan
pengambilan air baku dengan berbagai jenis bangunannya yaitu
Bendung
Pengambilan bebas
Pintu
Bendung karet
Maka dapat disimpulkan bahwa pengambilan air baku dari sungai dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti tersebut diatas. Kondisi topographi
serta pengaliran dan karateristik setempat menentukan jenis bangunan yang
sesuai dan yang diperlukan. Pengawasan masing masing bangunan
pengambilan juga mempunyai kekhususan, sehingga perhatian terhadap
pengawasan pelaksanaan pembangunan pengambilan air baku juga harus
memperhatikan hal hal yang telah dibahas didepan secara seksama.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pelatihan pengawasan pembangunan bangunan pengambilan air baku tingkat
dasar ini memberikan pengetahuan dasar mengenai substansi (fungsi
kegunaan dan karakteristik) bangunan pengambilan yang berpa bendung,
pengambilan bebas, pintu dan bendung karet, serta ketrampilan untuk
melaksanakan dasar dasar pengawasan. Tentu saja, kegiatan pengawasan
secara umum adalah kegiatan terintegrasi oleh organisasi yang dilakukan
secara sistemtis melekat disetiap lini, pada setiap tahapan pelaksanaan
pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Latihan Bab.II.6
Jawaban.
1) Sebelum melaksanakan kegiatan pembangunan para pengawas harus membaca
dan mendiskusikan dokumen kontrak antara pemberi jasa dan penyedia jasa
untuk memastikan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dapat dilaksanakan secara
baik.
2) Pengawas dapat menyusun daftar simak yang lebih rinci dengan merujuk pada
metode kerja, BOQ dan spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen kontrak.
3) Kerjasama dengan hubungan fungsional, yaitu hubungan/ikatan yang terbentuk
atas dasar keterkaitan pekerjaan secara profesional yang diatur dalam uraian
tugas masing-masing.
4) Mengingatkan dan melakukan peneguran sampai kepada melaporkan kepada
PPK.
5) a. Kesesuaian antara gambar kerja dengan kondisi lapangan yang ada;
b. Metoda kerja serta rencana kerja pembangunan bendung;
c. Waktu/musim saat pelaksanaan pekerjaan bangunan/saluran pengelak
6) a. Tidak terjadi sedimentasi yang sedemikian berat sehingga mengganggu
mekanisme kembang-kempisnya tabung karet.
b.Tidak mengangkut sedimen kasar.