1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Ariadi Nugraha
Fuad Aminur Rahman
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Ahmad Dahlan
e-mail: ariadi.@bk.uad.ac.id
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 128
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 129
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 130
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 131
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
intern maupun ekstern. Dettmer, Dyck & memastikan bahwa hal ini tidak terjadi
Thurston dalam Hidayat (2013) adalah untuk mempelajari semua hal
menawarkan sudut pandang lain dengan mengenai layanan berdasarkan sekolah
mengajukan pendekatan konsultan sekolah dan para profesional yang menampilkan
kolaboratif (collaborative school consultant) fungsi-fungsi tersebut. Pada waktu yang
yang memerlukan keterampilan bersamaan, konselor mempelajari orangtua
komunikasi fasilitatif konselor, hubungan dan wali siswa di sekolah. Seperti yang
kooperatif dengan personel sekolah, dan telah dijelaskan sebelumnya, kolaborasi
koordinasi layanan yang diperlukan. dengan orangtua dan wali memiliki
Dalam Hidayat (2013) dijelaskan bahwa dampak signifikan terhadap layanan
ada banyak kelompok dan profesional konseling langsung dengan siswa.
yang berkolaborasi bersama sekolah untuk Sekolah memiliki agen utama di
mengembangkan layanan yang efektif bagi masyarakat, tetapi sekolah tidak dapat
para siswa. Kelompok-kelompok ini menawarkan semua layanan manusia yang
diklasifikasikan kedalam dua kategori, diperlukan untuk membantu kota, desa
yakni layanan sekolah dan agen atau lembaga untuk mendidik warganya;
masyarakat. menyediakan perawatan kesehatan, dan
Sekolah dan sistem sekolah terdiri menawarkan layanan dasar untuk
dari sejumlah besar profesional dan meningkatkan kondisi manusia. Misi
sukarelawan yang menyediakan layanan utama sekolah, khususnya misi utama
tak terbatas bagi para siswa, orangtua dan program konseling sekolah adalah untuk
guru. Dalam program-program memastikan perkembangan pendidikan
komprehensif, konselor sekolah semua siswa. Dalam upaya mereka
berinteraksi secara langsung maupun tidak mencapai tujuan ini, personel sekolah
langsung dengan semua kelompok ini. menawarkan sejumlah layanan yang
Memang hal ini bukan merupakan berhubungan seperti konseling, evaluasi
pencapaian yang mudah. Tuntutan waktu psikologis dan layanan sosial. Mereka
seringkali menghambat para konselor menawarkan layanan ini untuk membantu
dalam mencari layanan suportif di balik sekolah dalam misi pendidikan utamanya.
program konseling mereka sendiri. Karena Asumsinya adalah bahwa ketika
peran utama konselor adalah untuk kebutuhan pribadi, masalah kesehatan dan
menyediakan layanan langsung bagi siswa kesulitan belajar siswa teridentifikasi, maka
di sekolah, konselor jarang sekali kemajuan pendidikan siswa dipastikan
menciptakan fokus yang dangkal bagi akan berkembang, dan kesempatan
program mereka, namun sangat keberhasilan siswa dalam hidup dapat
menekankan layanan konseling dan tercapai. Bila layanan yang ditawarkan
konsultasi sendiri dengan siswa. Sebagai oleh sekolah tidak cukup untuk
hasilnya, konselor tidak melakukan memperbaiki masalah siswa dan keluarga,
kolaborasi dan konsultasi dengan agen dan para konselor dan guru beralih kepada
individu yang dapat mendukung layanan- sumber-sumber masyarakat. Karena tidak
layanan tersebut. Pada beberapa kasus, semua masyarakat memiliki layanan yang
kecenderungan untuk mengawasi program mencukupi, maka konselor sekolah
sekolah atau masyarakat, sering menempatkan layanan yang tersedia dan
melewatkan layanan penting yang dapat mengembangkan hubungan profesional
digunakan konselor untuk membantu kolaboratif untuk menguntungkan siswa,
siswa secara langsung dan efektif apabila orangtua, dan guru. Hubungan kolaborasi
dibandingkan dengan melakukannya yang berhasil, sebagian terletak pada
sendiri. Langkah pertama dalam kemampuan sekolah untuk memenuhi
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 132
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
peran dan misinya pada sumber dan aspek psikomotorik. Prestasi belajar
masyarakat ini, sambil mempelajari peran menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu
agen. Misi utama dari agen masyarakat ”kognitif, afektif dan psikomotorik”.
dan para praktisi pribadi di masyarakat Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah
adalah untuk membantu satu atau lebih aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan,
wilayah layanan manusia. Misalnya, pemahaman, dan penerapan. Prestasi
belajar ditunjukkan dengan skor atau
kebanyakan masyarakat memiliki akses
angka yang menunjukkan nilai-nilai dari
kepada departemen kesehatan yang
sejumlah mata pelajaran yang
menawarkan sejumlah layanan medis dan
menggambarkan pengetahuan dan
program pendidikan kesehatan
keterampilan yang diperoleh siswa, serta
3. Hakikat Sukses Studi untuk dapat memperoleh nilai digunakan
Sukses studi atau keberhasilan studi tes terhadap mata pelajaran terlebih
merupakan suatu indikator untuk dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan
mengetahui sejauh mana kemajuan siswa keadaan tinggi rendahnya prestasi yang
dalam menyelesaikan suatu aktivitas. dicapai oleh siswa. Prestasi belajar sebagai
Keberhasilan belajar yang tinggi hasil dari proses belajar siswa biasanya
menggambarkan bahwa siswa mampu pada setiap akhir semester atau akhir
mencapai tujuan belajarnya, sedangkan tahun ajaran yang disajikan dalam buku
keberhasilan belajar yang rendah laporan prestasi belajar siswa atau raport.
memperlihatkan siswa belum dapat Melihat dari pengertian prestasi atau hasil
mencapai tujuan belajar yang diharapkan. belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
Bagi siswa dengan keberhasilan belajar prestasi belajar adalah perubahan tingkah
yang rendah perlu diadakan perbaikan laku yang berwujud perubahan ilmu
agar tujuan dapat tercapai. Sukses studi pengetahuan, keterampilan motorik, sikap
sama halnya dengan prestasi belajar siswa. dan nilai yang dapat diukur secara aktual
Menurut Djalal (2009) bahwa “prestasi sebagai hasil dari proses belajar. Sebuah
belajar siswa adalah gambaran ikhtisar bidang keterampilan utama sedang
kemampuan siswa yang diperoleh dari disediakan, didukung oleh penelitian yang
hasil penilaian proses belajar siswa dalam sedang berlangsung di bidang
mencapai tujuan pengajaran” Prestasi pembelajaran sosial-emosional, bersamaan
belajar merupakan hasil yang telah dicapai dengan strategi dan aktivitas berbasis
dari suatu proses belajar yang telah penelitian yang telah ditemukan untuk
dilakukan, sehingga untuk mengetahui meningkatkan hasil akademik dan sosial
sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak bagi semua siswa. Kunci untuk pelajaran
diperlukan suatu pengukuran. bimbingan di dalam kelas disertakan dan
“Pengukuran adalah proses penentuan disertai dengan panduan spesifik untuk
luas/kuantitas sesuatu” (Nurkancana, bagaimana konselor sekolah dapat
2009). Dalam kegiatan pengukuran hasil menerapkannya, penelitian terbaru telah
belajar, siswa dihadapkan pada tugas, memberikan bukti efektif yang kuat bagi
pertanyaan atau persoalan yang harus siswa yang dipimpin oleh konselor yang
dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran berhasil mendapatkan keterampilan dalam
tersebut masih berupa skor mentah yang menerapkan secara positif prestasi
belum dapat memberikan informasi akademis dan kompetensi sosial dari siswa
kemampuan siswa. Agar dapat (Webb, 2006). Selain itu, konselor sekolah
memberikan informasi yang diharapkan memberikan intervensi tidak langsung
tentang kemampuan siswa maka diadakan untuk meningkatkan kinerja akademis
penilaian terhadap keseluruhan proses siswa seperti mengidentifikasi hambatan
belajar mengajar sehingga akan siswa terhadap keberhasilan akademik dan
memperlihatkan. banyak hal yang dicapai berkolaborasi dengan orang tua, guru dan
selama proses belajar mengajar. Misalnya administrator dan konselor sekolah
pencapaian aspek kognitif, aspek afektif memahami peran mereka dalam
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 133
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
keberhasilan akademik adalah kunci untuk pihak yang penting bagi proses
meningkatkan hasil akademis dan perkembangan siswa berhak
melanjutkan evolusi konseling sekolah menerima layanan bimbingan dan
(Niforos, 2016) konseling.
4..Implikasi Kolaborasi Antara Konselor c) Bagi guru BK/konselor sekolah agar
dan Orangtua meningkatkan lagi kerjasamanya
Orangtua sejatinya merupakan dengan sesama guru di sekolah; agar
pendidik utama bagi siswa ketika berada berusaha memasuki setiap organisasi
di luar lingkungan sekolah. Orang tua profesi BK yang ada; dan agar
terlibat dalam proses komunikasi timbal meningkatkan lagi kerjasama
balik tentang program BK dan dengan tenaga profesi lain (Efendi,
perkembangan peserta didik. Orang tua dkk, 2013)
juga membantu dalam pengumpulan Keluarga adalah tempat lahirnya
data dan informasi, serta membantu benih generasi berkarakter dan sekolah
kesuksesan layanan BK dengan adalah tempat tumbuh kembangnya
monitoring di luar sekolah. Berbagai generasi tersebut. Mengingat peran
peranan di atas menjadi kontribusi orangtua sebagai pendidik terpenting
penting dalam penyelenggaraan program dalam masa tumbuh kembang anak,
BK di sekolah secara efektif dan efisien. maka orangtua adalah mitra sejati bagi
Hal ini mengingat bahwa masing-masing pendidik. Sebagai orangtua, tidak
pihak memiliki kebutuhan tersendiri cukup hanya berdiri di luar pagar
dalam peranannya sebagai stakeholder sekolah mengamati proses pendidikan
bimbingan dan konseling. Jika anak-anak kita dari jauh. Tentu perlu
kebutuhan-kebutuhan berbagai pihak kerja keras dari dua sisi. Kolaborasi
tersebut hendak dipenuhi, ada implikasi yang aktif dan positif antara orangtua
berikut ini yang harus dilakukan, yaitu dan konselor sekolah untuk
sebagai berikut: menyukseskan dan menyelaraskan
a) Keadaan dan kebutuhan pihak-pihak program pendidikan yang
yang memberi sumbangan signifikan dikembangkan sekolah, termasuk
pada perkembangan siswa harus pendidikan budi pekerti anak-anak kita.
dipertimbangkan dan dijadikan Berikut adalah bentuk kolaborasi
dasar untuk merumuskan program orangtua di sekolah (Sukiman dkk,
BK yang realistis. Oleh karena itu, 2016):
orang tua dan warga komunitas 1. Hadir dalam pertemuan dengan
(kelompok masyarakat asal siswa) wali kelas pada hari pertama
sudah harus dilibatka sejaka proses masuk sekolah
asesmen. Keterlibatan mereka dalam 2. Mengikuti pertemuan dengan
hal ini dapat berupa: menjadi wali kelas, minimal dua kali
sumber data yang akurat tentang dalam satu semester
keadaan (latar belakang keluarga, 3. Mengikuti kelas orangtua
latar belakang pendidikan, latar minimal dua kali dalam satu
belakang sosial-ekonomi) dalam tahun
panggilan kebutuhan. 4. Hadir sendiri pada setiap
b) Layanan bimbingan dan konseling pembagian rapor
(guidance services) tidak hanya 5. Hadir sebagi narasumber kelas
disediakan bagi siswa, tetapi juga inspirasi
bagi semua pihak yang akan terlihat
dalam proses tumbuh kembang
siswa. Dengan kata lain, semua
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 134
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
6. Terlibat aktif dan hadir pada tujuan pendidikan, baik pihak dari dalam
acara pentas kelas pada akhir maupun dari luar lembaga pendidikan.
tahun ajaran Program bimbingan dan konseling sekolah
7. Terlibat aktif pada paguyuban juga menekankan adanya kolaborasi. Adapun
orangtua di kelas anak kolaborasi dalam bimbingan itu sendiri
Berbagai kolaborasi orangtua di melibatkan berbagai stakeholder, mulai dari
sekolah tersebut dapat memberikan kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
dukungan serta hal positif bagi koordinator BK, guru BK, guru mata
perkembangan siswa di sekolah, dan pelajaran, wali kelas, staf administrasi, komite
alasan perlu adanya keterlibatan sekolah sampai dengan orang tua. Orang tua
orangtua dalam kegiatan di sekolah sejatinya merupakan pendidik utama bagi
(Sukiman dkk, 2016): siswa ketika berada di luar lingkungan
1.Orangtua dapat lebih memahami dan sekolah. Orang tua terlibat dalam proses
mendukung program sekolah komunikasi timbal balik tentang program BK
2.Orangtua dapat menyelaraskan dan perkembangan peserta didik. Orang tua
kegiatan anak di rumah juga membantu dalam pengumpulan data dan
3.Orangtua dapat saling berbagi dan informasi, serta membantu kesuksesan
menambah pengetahuan dalam layanan BK dengan monitoring di luar
mendukung keberhasilan sekolah. Berbagai peranan di atas menjadi
pendidikan anak kontribusi penting dalam penyelenggaraan
4.Orangtua dapat mengetahui dan program BK di sekolah secara efektif dan
berperan aktif dalam mengantisipasi efisien. Sehingga berbagai keterlibatan
berbagai ancaman yang ada di orangtua di sekolah tersebut dapat
sekitar anak seperti kekerasan, memberikan dukungan serta hal positif bagi
narkoba, pornografi, paham radikal, perkembangan siswa di sekolah.
dan tindakan amoral lainnya
5.Orangtua dapat memberikan masukan DAFTAR PUSTAKA
untuk kemajuan sekolah Alwasilah, Chaedar. (2007). CTL Menjadikan
6.Orangtua dapat mengikuti kemajuan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan
belajar dan memberikan dukungan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning
untuk kemajuan anak Center.
Berikut adalah prinsip kemitraan
Barr, R. D., & Parrett, W. H. (2009). The kids left
keluarga dengan sekolah (Sukiman dkk,
behind: Catching up the underachieving
2016):
children of poverty. Solution Tree Press.
1.Kesamaan hak, kesejajaran, dan saling
menghargai Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan Dan Konseling
2.Semangat gotong royong dan Komprehensif: Dari Paradigma Menuju
kebersamaan Aksi. Jurnal Fokus Konseling, 1(2), 93-106.
3.Saling melengkapi dan memperkuat Bhakti, C, Safitri, N & Rahman, F. (2016).
4.Saling asah, saling asih, dan saling Improving Quality Of Education Through
asuh Collaboration System In The Perspective
PENUTUP Of Comprehensive Guidance And
Counseling. Proceeding International
Pendidikan saat ini menuntut adanya Conferences On Education And Training,
kolaborasi dengan berbagai pihak dalam 2016, 1218-1223. Malang: Faculty Of
berbagai kegiatan pendidikan. Kolaborasi Education State University Of Malang
adalah kegiatan dimana terjadi kerjasama
Calvery, Suzannah V., & Jung H. Hyun. (2013).
antara berbagai pihak dalam mewujudkan Sustaining Education Through Enhanced
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 135
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Collaboration Between Teachers and Webb, L., & Brigman, G. (2006). Student
School Counselors. Educational Research success skills: Tools and strategies for
Journal, Vo. 28, No. 1 & 2, 2013, Hong improved academic and social outcomes.
Kong Educational Research Association. Professional School Counseling, 10(2), 112-
120.
Djalal, M.F. (2009). Penilaian Dalam Pengajaran
Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang Weiser, D. A., & Riggio, H. R. (2010). Family
background and academic achievement: does
Efendi, Gusfar, dkk. (2013). Kompetensi Sosial
self-efficacy mediate outcomes? Social
Guru BK/Konselor Sekolah (Studi
Psychology of Education, 13, 367–383.
Deskriptif Di SMA Negeri Kota Padang).
Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2, No. 1,
Januari 2013, hlm. 162-166.
Gysbers, N. C. (2012). Developing and Managing
Your School Guidance and Counseling
Program Fifth Edition. Alexandria:
American Counseling Assosiation.
Hidayat, Dede Rahmat. (2013). Bimbingan dan
Konseling Kesehatan Mental Di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Juntika. (2011). Membangun Peradaban Bangsa
Indonesia Melalui Pendidikan dan
Komprehensif Bernutu. Pidato Pengukuhan
Prof. Dr. H. Juntika, M.Pd sebagai Guru
Besar/Profesor dalam Bidang Bimbingan
dan Konseling Pada Fakultas Imu
Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 136