Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN: 2598-1218 Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023

e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v6i1.265-271


PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
PADA PAUD MELALUI KEGIATAN PARENTING KEMITRAAN
BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN DI KELURAHAN
GADING KASRI KECAMATAN KLOJEN
Sri Wahyuni, Endang Sri Redjeki, Rezka Arina Rahma,
Carolina Shofia Rachmawati, Azzaroh Swaibatul I. A

Fakultas Ilmu Pendidikan,


Departemen Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang
sri.wahyuni.fip@um.ac.id.

Abstract

The Independent Curriculum is a new policy which certainly raises several problems. At Early Childhood
Education institutions (PAUD). The independent curriculum in PAUD means freedom to play, but there
are still many PAUD institutions that do not take advantage of the potential of the environment for
children's play areas, including 2 PAUD institutions in Gading Kasri Village, Klojen District, Malang
City. The idea of environmental potential-based parenting partnerships is expected to help PAUD
managers and teachers to establish partnerships with various elements around the institution, to
implement the Merdeka curriculum which prioritizes project based learning. The targets of this mentoring
activity are 2 PAUD institutions in Gading Kasri Village, namely TK Aisyiyah 24 and TK Muslimat NU.
This service activity will actively involve all administrators, teachers, and parents and guardians of
students.

Keywords: independent curicculum, parenting, SDGs.

Abstrak

Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan baru yang tentunya menimbulkan beberapa permasalahan.
Pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kurikulum merdeka di PAUD bermakna sebagai
merdeka bermain, tetapi masih banyak lembaga PAUD yang kurang memanfaatkan potensi lingkungan
untuk tempat bermain anak-anak, diataranya 2 lembaga PAUD di Kelurahan Gading Kasri Kecamatan
Klojen Kota Malang. Gagasan tentang parenting kemitraan berbasis potensi lingkungan ini, diharapkan
dapat membantu pengelola dan guru PAUD untuk menjalin kemitraan dengan berbagai elemen di sekitar
lembaga, untuk mengimplementasikan kurikulum Merdeka yang mengutamakan project based leraning.
Sasaran kegiatan pendampingan ini adalah 2 lembaga PAUD di Kelurahan Gading Kasri yaitu TK
Aisyiyah 24 dan TK Muslimat NU. Kegiatan pengabdian ini akan melibatkan secara aktif semua
pengelola, guru, dan orang tua wali murid.

Kata kunci: kurikulum merdeka, pengasuhan, SDGs.

PENDAHULUAN atau Agenda 2030. Salah satu tujuan


Pendidikan Anak Usia Dini atau dari agenda ini adalah penyediaan
lebih dikenal dengan istilah PAUD pendidikan anak usia dini berkualitas
memiliki nilai strategis untuk yang diarahkan untuk memastikan
mengembangkan kualitas sumber daya seluruh anak memperoleh akses
manusia, sebagaimana amanat terhadap perkembangan, perawatan,
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan pendidikan pra sekolah yang

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│265


MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 Tahun 2023 Hal 265-271

bermutu. Nilai strategis ini didukung (1) belum semua pengelola dan
dengan hasil penelitian yang pendidik memiliki persepsi dan
menyimpulkan bahwa pendidikan sejak pemahaman yang sama tentang
dini memiliki dampak terhadap Kurikulum Merdeka, (2) belum ada
perkembangan kognitif anak upaya maksimal dari pengelola untuk
(Setyaningrum, Triyanti, and memanfaatkan lingkungan sekitar
Indrawani 2014); (Lazuardi, N.A, lembaga sebagai mitra atau sebagai
Rahmadi 2016); (Veronica 2018), sumber belajar, (3) sumber belajar
perkembangan bahasa (Mahfuddin yang dimiliki lembaga PAUD masih
2016), dan kemandirian anak (Vidya terbatas, (4) dukungan dan partisipasi
and Mustikasari 2019). Para ahli juga dari masyarakat dan orang tua belum
bersepakat bahwa masa usia dini maksimal, (5) kemampuan dan
merupakan masa “golden age” karena kreatifitas guru dalam mengembangkan
pada usia 3-6 tahun, 80% otak anak kemitraan dengan stakeholder di
berkembang dengan pesat dan semua lingkungan sekitar masih belum
aspek perkembangan tumbuh dengan maksimal, (6) terbatasnya kesempatan
baik. pembinaan yang bisa diikuti oleh para
Mengingat pentingnya nilai pengelola dan guru.
keberadaan PAUD, maka diperlukan Berbagai permasalahan inilah
sebuah jaminan layanan yang yang menyebabkan sebagian besar
berkualitas dari lembaga PAUD. Setiap lembaga PAUD hanya menjalankan
lembaga PAUD wajib mengembangkan kegiatan rutinitas di dalam kelas,
layanan terbaik untuk tumbuh kembang sehingga anak-anak kurang
anak. Ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan pengalaman bermain di
dilakukan oleh lembaga PAUD untuk luar kelas dan di lingkungan sekitar
memberikan layanan yang berkualitas sekolah. Tentunya hal ini tidak terlalu
kepada anak, yaitu aspek ke-khasan, menguntungkan bagi perkembangan
kenyamanan, harapan, dan anak dalam berbagai aspek.
keterjangkauan (Wahyuni, 2016; Berdasarkan analisis situasi
Wahyuni, 2019). Aspek ke-khasan yang telah memaparkan 6
terkait dengan penerapan kurikulum, permasalahan di lembaga PAUD, maka
kenyamanan terkait dengan ada 2 permasalahan utama yang
ketersediaan sarana dan sumber menjadi masalah prioritas untuk diatasi
belajar, harapan terkait dengan di kedua lembaga PAUD di Kelurahan
kemampuan lembaga memenuhi Gading Kasri adalah permasalahan
kebtuhan anak dan orang tua, sebagai berikut (1) belum semua
sedangkan keterjangkauan terkait pengelola dan pendidik memiliki
dengan pembiayaan. persepsi dan pemahaman yang sama
Berdasarkan hasil penelitian tentang Kurikulum Merdeka (2) Belum
tersebut, implementasi kurikulum ada upaya maksimal dari pengelola
menjadi hal penting untuk diutamakan. untuk memanfaatkan lingkungan
Kehadiran kurikulum Merdeka menjadi sekitar lembaga sebagai mitra atau
tantangan bagi para guru dan pengelola sebagai sumber belajar
PAUD untuk mampu menterjemahkan Kedua permasalahan ini dinilai
dan mengimplementasikan. Ada menjadi akar masalah yang perlu
beberapa permasalahan yang dihadapi diatasi, karena dengan mengatasi kedua
oleh lembaga PAUD terkait dengan masalah ini, maka masalah yang
kebijakan kurikulum Merdeka, adalah lainnya secara tidak langsung akan

266
Sri Wahyuni,dkk. Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Paud…

teratasi. Dengan memberikan memfasilitasi para guru dan pengelola


pemahaman yang sama kepada para untuk mendapatkan pengetahuan
pengelola dan guru tentang kurikulum tentang implementasi Kurikulum
Merdeka, maka mereka akan mampu Merdeka, (5) menumbuhkan sikap
menterjemahkan dan positif kepada para guru dan pengelola
mengimplementasikan kurikulum untuk meningkatkan komitmen dalam
dengan benar. Dengan memberikan mensukseskan implementasi kurikulum
pembinaan tentang pemanfaatan Merdeka.
lingkungan sebagai sumbder belajar Beberapa solusi yang
dan mitra belajar, maka permasalahan ditawarkan ini, bisa dilakukan melalui
keterbatasan sumber belajar teratasi, kegiatan berikut, yaitu (1) sosialisasi
partisipasi masyarakat sekitar menjadi kurikulum Merdeka dan
meningkat, dan kreatifitas guru dan implementasinya, (2) workshop
pengelola dalam menjalin kemitraan penyusunan program kerja kemitraan
juga akan berkembang. dengan lingkungan sekitar untuk
Alternatif solusi yang akan diversifikasi sumber belajar, sehingga
ditawarkan untuk mengatasi kedua para pengelola dan guru memiliki
permasalahan prioritas tersebut, dapat ketrampilan dalam mengidentifikasi
dijelaskan sebagai berikut. Pertama, kebutuhan sumber belajar dan
solusi untuk permasalahan sekaligus mengidentifikasi mitra yang
ketidaksamaan pemahaman terhadap dapat menyediakan atau menjadi
Kurikulum Merdeka. Pengelola dan sumber belajar, (3) memfasilitasi
guru PAUD merupakan dua pihak yang proses implementasi program
memiliki peran besar dalam kemitraan, agar lembaga memiliki
menggerakkan pembelajaran. keterampilan dalam membangun
Pengelola dan guru perlu memiliki kemitraan dan memiliki kepercayaan
pemahaman yang sama dan visi yang diri dalam berinovasi dan berkolaborasi
sama untuk melakukan kegiatan di Ketiga kegiatan tersebut
lembaga PAUD. Khusus tentang disatukan dalam paket kegiatan yang
implementasi Kurikulum Merdeka ini diberi titel “Pendampingan
antara pengelola dan guru perlu Implementasi Kurikulum Merdeka
bekerjasama dalam menterjemahkan pada PAUD melalui Kegiatan
kurikulum dalam proses pembelajaran. Parenting Kemitraan Berbasis Potensi
Beberapa alternatif solusi yang bisa Lingkungan”
ditawarkan untuk mengatasi Jenis luaran yang didapat
permasalahan ini adalah (1) melalui kegiatan pendampingan ini
membangun persepsi para pengelola adalah sebagai berikut (1) diperolehnya
dan guru tentang Kurikulum Merdeka persamaan persepsi para pengelola dan
dan implementasinya, (2) guru tentang kurikulum Merdeka, (2)
Meningkatkan keterampilan para Meningkatnya keterampilan pengelola
pengelola dan guru untuk dan guru dalam mengidentifikasi
mengidentifikasi kebutuhan sumber sumber belajar yang berbasis potensi
belajar yang dibutuhkan oleh lembaga, lingkungan sekitar, (3) Meningkatnya
(3) meningkatkan keterampilan para keterampilan pengelola dan guru dalam
pengelola dan guru untuk mengidentifikasi para pihak yang bisa
mengidentifikasi pihak-pihak mitra diajak sebagai mitra untuk menjadi
yang bisa diajak berkolaborasi untuk sumber belajar, (4) Diperolehnya
penyelenggaraan pembelajaran, (4) materi pendampingan yang dapat

267
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 Tahun 2023 Hal 265-271

digunakan oleh para pengdelola dan para pengelola, guru dan


guru dalam mengimplementasikan orang tua
Kurikulum Merdeka, (5) Terbentuknya 2. Adanya fasilitator, yaitu
sikap positif pada diri pengelola dan orang yang memiliki
guru untuk mensukseskan kompetensi dalam
implementasi Kurikulum Merdeka. memfasilitasi dan
memberikan motivasi kepada
METODE pengelola, guru dan orang tua
dalam implementasi
1) Strategi Pelaksanaan kurikulum Merdeka
Kegiatan pengabdian yang 3. Terdapat sasaran
dirancang untuk mengatasi pendampingan, yakni para
permasalahan mitra perlu dilaksanakan pengelola, guru, dan orang
dengan sebuah strategi yang sesuai tua yang menjadi pihak kunci
dengan karakteristik kelompok sasaran. (key person) dalam
Maka strategi yang dinilai sesuai adalah pelaksanaan kurikulum
melalui kegiatan pendampingan yang Merdeka
didalamnya ada 3 bentuk kegiatan, yaitu 4. Terdapat proses
sosialisasi, workshop, dan memfasilitasi pendampingan, yaitu proses
proses. Rangkaian kegiatan tersebut transfer of knowledge dan
dapat divisualisasikan melalui gambar transfer of skill, dan transfer
berikut. of character pada sasaran
pendampingan
5. Terdapat bahan
pendampingan, yaitu paket
pengetahuan/ informasi yang
digunakan sebagai dasar bagi
sasaran pendampingan

2) Metode Pelaksanaan
Proses pelaksanaan
pendampingan akan dilakukan dengan
Gambar 1. Ruang Lingkup Kegiatan strategi partisipatif, yaitu pendampingan
Pendampingan Implementasi Kurikulum yang bersifat aktif, mengajak para
Merdeka pengelola, guru, dan orang tua untuk
terlibat penuh dalam berpartoisipasi dan
Proses pendampingan akan akan berkontribusi dalam proses
dilaksanakan secara partisipatif yang pendampingan. Pelaksanaan kegiatan
melibatkan para pengelola, guru, dan pendampingan akan dipandu oleh
orang tua wali murid secara aktif untuk seorang narasumber dan fasilitator yang
memahami dan mengimplementasikan kompeten di bidang pendidikan anak
Kurikulum Merdeka. Aspek-aspek yang usia dini dan pemberdayaan
perlu dipersiapkan untuk melaksanakan masyarakat. Teknik yang digunakan
kegiatan pendampingan ini diantaranya pada kegiatan pendampingan lebih
adalah: diarahkan pada problem-based learning
1. Adanya narasumber yang dan project-based learning. Para
akan menyampaikan pengelola dan guru dilatih untuk
informasi baru tentang melaksanakan proyek-proyek
Kurikulum Merdeka kepada

268
Sri Wahyuni,dkk. Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Paud…

kolaboratif dengan lembaga mitra untuk Muslimat Nu 16 dan TK Aisyiyah 24


memfasilitasi dan memberikan Kecamatan Gadingkasri Kota Malang
kebebesan belajar bagi anak. Kelompok sasaran kegiatan ini
adalah 2 lembaga PAUD di keluraha ini
3) Partisipasi mitra yaitu:
Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini dilaksanakan secara 1. TK Aisyiyah 24 Gading Kasri
partisipatif dengan melibatkan seluruh
unsur kegiatan termasuk lembaga Mitra.
Dalam hal ini lembaga Mitra kegiatan
ini adalah TK Aisyiyah 24 dan TK
Muslimat NU di Kelurahan Gading
Kasri. Peran partisipatif yang dilakukan
oleh lembaga mitra adalah sebagai
berikut: (1) Menyiapkan tempat dan
sarana prasarana untuk pelaksanaan
kegiatan; (2) Menerima dan
mensosialisasikan ide kegiatan dari tim
kepada orang-orang kunci di desa mitra;
(3) Memberikan dukungan dalam
proses penyiapan surat menyurat; (4)
Mendukung terimplementasinya tindak
lanjut dari kegiatan Gambar 2. Lokasi TK Aisyiyah 24 Gading
Kasri
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. TK Muslimat NU 27 Gading
Kegiatan pengabdian telah Kasri
dilaksanakan sesuai perencanaan,
diantaranya, melalui 3 tahapan yaitu:
1) Sosialisasi
Tujuan kegiatan ini adalah untuk
menyamakan persepsi pengelola dan
guru tentang Kurikulum Merdeka dan
bagaimana implementasinya di lembaga
PAUD. Aspek apa saja yang harus
dipahami dan dilakukan. Pada langkah
ini diharapkan para pengelola dan guru
memperoleh informasi yang banyak
tentang kurikulum Merdeka. Wujud
kegiatannya adalah transfer of
knowledge konsep dan prinsip
pelaksanaan.
Kegiatan sosialisasi telah
Gambar 3. Lokasi TK Muslimat NU 27
menghasilkan kesepakatan antara pihak
Gading Kasri
pelaksana pengabdian dan pihak
lembaga sasaran/ lembaga mitra. 2) Workshop
Adapun lembaga sasaran yang telah Kegiatan workshop
menyatakan bersedia adalah TK dimaksudkan sebagai proses transfer of

269
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 Tahun 2023 Hal 265-271

skill tentang dua hal penting dalam


membangun kemitraan dengan lembaga 3) Fasilitasi
mitra dalam rangka implementasi Kegiatan ini merupakan kegiatan
kurikulum Merdeka. Keterampilan yang memberikan waktu kepada kelompok
akan ditularkan pada proses workshop sasaran untuk membantu lembaga
ini adalah (1) keterampilan untuk dalam proses pelaksanaan kemitraan
melihat kebutuhan lembaganya terkait dengan lingkungan sekitar. Tujuan
dengan ketersediaan sumber belajar kegiatan ini lebih pada proses transfer
untuk memfasilitasi bekajar anak; (2) of character, yaitu kepercayaan diri
keterampilan untuk melihat potensi lembaga dalam membangun kemitraan
lingkungan sekitar dan mengidentifikasi dan kepercayaan diri guru/ lembaga
lembaga/pihak/mitra/tempat mana yang dalam berinovasi dan berkolaborasi.
bisa diajak untuk bermitra dalam
memerankan sebagai sumber belajar SIMPULAN
atau mitra belajar.
Workshop dilakukan selama 1 Kurikulum merdeka di PAUD
hari pada tanggal 14 Oktober 2022 bermakna sebagai merdeka bermain,
untuk menyusun rencana implementasi tetapi masih banyak lembaga PAUD
kurikulum Merdeka dan pengembangan yang kurang memanfaatkan potensi
media untuk pembelajaran yang lingkungan untuk tempat bermain anak-
melibatkan orang tua dan guru. anak, diataranya 2 lembaga PAUD di
Kegiatan ini bertujuan untuk Kelurahan Gading Kasri Kecamatan
menyamakan persepsi guru dan orang Klojen Kota Malang. Gagasan tentang
tua tentang pengasuhan dan pendidikan parenting kemitraan berbasis potensi
anak usia dini. Kegiatan ini lingkungan ini, diharapkan dapat
menghadirkan 2 orang narasumber, membantu pengelola dan guru PAUD
yaitu Ibu Sadia Mewar, dan Ibu untuk menjalin kemitraan dengan
Rahayu. Kgiatan diikuti oleh para guru berbagai elemen di sekitar lembaga,
dari kedua lembaga dan para orang tua untuk mengimplementasikan kurikulum
wali murid dari kedua lembaga. Merdeka yang mengutamakan project
Kegiatan dilaksanakan di TK based leraning.
Laboratorium UM. Laporan kegiatan ini
telah dipublikasikan melalui media
massa, Harian Radar Malang, facebook, DAFTAR PUSTAKA
dan instagram.
Lazuardi, N.A, Rahmadi, F.A. 2016.
“Hubungan Perkembangan
Kemampuan Kognitif Adaptif
Dengan Pendidikan Anak Usia
Dini Nonformal.” Jurnal
Kedokteran Diponegoro 5(4):
1354–63. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/medico
.
Mahfuddin. 2016. .. “.. Hubungan
Perkembangan Kemampuan
Bahasa Dengan Pendidikan
Gambar 4. Pelaksanaan Kegiatan Workshop Anak Usia Dini Nonformal.”

270
Sri Wahyuni,dkk. Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Paud…

Jurnal Kedokteran Diponegoro https://journal.unnes.ac.id/nju/in


5(4): 287–297. http://ejournal- dex.php/jne/article/view/20347.
s1.undip.ac.id/index.php/medico Vol 5 Nomor 2 hal 1-12 Tahun
. 2019
Setyaningrum, Sari Rahayu, Triyanti
Triyanti, and Yvonne
Magdalena Indrawani. 2014.
“Pembelajaran Di Pendidikan
Anak Usia Dini Dengan
Perkembangan Kognitif Pada
Anak.” Kesmas: National Public
Health Journal: 243.
http://dx.doi.org/10.21109/kesm
as.v0i0.375.
Veronica, Nina. 2018. “Permainan
Edukatif Dan Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini.”
Pedagogi : Jurnal Anak Usia
Dini dan Pendidikan Anak Usia
Dini 4(2): 49.
http://dx.doi.org/10.30651/pedag
ogi.v4i2.1939.
Vidya, Henny, and Surya Mustikasari.
2019. “HUBUNGAN POLA
ASUH ORANGTUA DENGAN
KEMANDIRIAN PERSONAL
HYGIENE ANAK USIA
PRASEKOLAH DI TKIT
PERMATA MULIA DESA
BANJARAGUNG
KECAMATAN PURI
KABUPATEN MOJOKERTO.”
Nurse and Health: Jurnal
Keperawatan 7(1): 51.
http://dx.doi.org/10.36720/nhjk.
v7i1.33.
Wahyuni, Sri. 2016. “Strategies to
Enhance Early Childhood
Education Institution Selling
Point.” Journal of Social
Sciences (COES&RJ-JSS) 5(4):
523–39.
http://dx.doi.org/10.25255/jss.20
16.5.4.523.539.
Wahyuni, Sri. 2019. Excellent Service
Dimension from the Early
Childhood Education Institute.
Journal of Nonformal Education.

271

Anda mungkin juga menyukai