Anda di halaman 1dari 7

RISALAH KEBIJAKAN

PENGUATAN PARTISIPASI
PUBLIK UNTUK PERCEPATAN
TRANSFORMASI PSP DAN IKM
DI KABUPATEN KUNINGAN
"Risalah ini berisi pokok-pokok pikiran tentang partisipasi publik dan stakeholder
pendidikan untuk mendorong percepatan transformasi Program Sekolah Penggerak
dan Implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Kuningan"

TIM PMO PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK


KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
TAHUN 2022
Perkembangan, Capaian,
dan Masalah Terkini

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Aktivasi akun belajar.id merupakan katalisator
Republik Indonesia merilis Program Sekolah Penggerak (PSP) utama bagi peserta didik, Kepala Sekolah, Guru,
dan Kurikulum Merdeka, sebagai bagian dari kebijakan Merdeka dan unsur lainnya yang terkait untuk dapat
Belajar. Secara umum kedua kebijakan tersebut ditujukan untuk mengakses berbagai macam layanan yang
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan disediakan Kemendikbud Riset dan Teknologi.
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang Namun, sangat di sayangkan aktivasi akun belajar
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, i.d di Kabupaten Kuningan masih rendah, yaitu
mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan baru sekitar 19,12% dari 99278 akun, terdiri dari
berkebinekaan global. PAUD/TK sekitar 5,6% dari 8414 akun, SD baru
24,34% dari 24243 akun, dan SMP baru sekitar
Di Kabupaten Kuningan, sampai pertengahan Oktober 2022
22,11% dari 41936 akun yang disediakan.
baru 81 atau sekitar 4,84% dari 1673 satuan pendidikan yang
Rendahnya aktivasi akun belajar.id tersebut,
ditetapkan sebagai pelaksana PSP, terdiri dari 29 PAUD/TK atau
berkorelasi secara langsung terhadap rendahnya
3,05% dari 884 satuan (561 Kober dan 323 TK), 41 SD atau
pemanfaatan fitur Pelatihan Mandiri pada
6,24% dari 657 SD Negeri dan Swasta, serta 11 SMP atau 9,82%
Platform Merdeka Mengajar (PMM), dari 462
dari 112 SMP Negeri dan Swasta. Satuan-satuan pendidikan
satuan pendidikan pelaksana IKM, baru sekitar
pelaksana PSP tersebut, otomatis memperoleh pendampingan
68% yang menyelesaian satu topik, 43% baru
langsung dari Kemendikbud Riset dan Teknologi, antara lain
selesai dua topik, 30,5% baru selesai tiga topik,
untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, aktivasi akun
16% baru selesai empat topik, dan belum
belajar.id, optimalisasi Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan
seorang-pun guru yang menyelesaikan lima topik.
Rapor Pendidikan. Sementara itu, satuan pendidikan lainnya
Padahal pemanfaatan fitur tersebut akan
yang non-PSP tidak memperoleh pendampingan tersebut, akan
berdampak pada terjadinya peningkatan
tetapi mereka tetap harus di dorong untuk bertransformasi
kompetensi guru terhadap kebijakan merdeka
menjadi Sekolah Penggerak dan mengimplementasikan belajar, kurikulum merdeka, profil pelajar
Kurikulum Merdeka melalui jalur mandiri. Pancasila, perencanaan pembelajaran, asesmen,
penyesuaian pembelajaran, dan implementasi
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

1
Dampak dan Implikasi

Masih banyaknya (95,16%) satuan pendidikan PAUD/TK, SD, dan SMP di Kabupaten
Kuningan yang belum di fasilitasi Pemerintah maupun Pemerintah Daerah untuk
bertransformasi menjadi Sekolah Penggerak disinyalir dapat menghambat terwujudnya
misi Kabupaten Kuningan yaitu "Kabupaten Pendidikan di tahun 2025" yang tentunya
akan berdampak pula pada pencapaian visi Kabupaten Kuningan untuk menciptakan
masyarakat yang MAJU (Mandiri, Agamis, Pinunjul), karena penyelenggaraan PSP dan
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) menjadi katalisator untuk mendorong terjadinya
peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU) pemerintah daerah Kabupaten Kuningan di
bidang urusan pendidikan.

Di sisi yang lain, antusias Kepala Sekolah di luar satuan pendidikan PSP di Kabupaten
Kuningan untuk bertransformasi menjadi Sekolah Penggerak dan mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka sangatlah tinggi, terutama pada jenjang PAUD/TK/RA, karena pada
jenjang ini baru sedikit sekali yang ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak. Pun
demikian halnya dengan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) dan PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) sebagai satuan pendidikan nonformal, tidak satupun ditetapkan
sebagai Sekolah Penggerak, padahal mulai tahun ini, Kurikulum Merdeka
direkomendasikan untuk diterapkan di seluruh satuan pendidikan, mulai dari TK-B, SD
dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK kelas X.
Artinya, implementasi kurikulum merdeka tidak hanya sebatas pada satuan pendidikan
pelaksana Sekolah Penggerak saja, melainkan harus diterapkan oleh semua satuan
pendidikan di Kabupaten Kuningan.

Rendahnya aktivasi akun belajar.id oleh


Kepala Sekolah, Guru, dan stakeholder
pendidikan terkait lainnya, berdampak
secara langsung terhadap rendahnya
pemanfaatan fasilitas pendukung program
Merdeka Belajar, seperti platform Sumber
Daya Sekolah (SDS), Rapor Pendidikan,
ARKAS, SIPLah, TanyaBos, dan Platform
Merdeka Mengajar (PMM).

2
Selain terhambatnya proses transformasi
Sekolah Penggerak dan Implementasi
Rendahnya akses ke berbagai macam Kurikulum Merdeka, rendahnya pemanfaatan
platform Merdeka Belajar, pada akhir akan fitur layanan Pelatihan Mandiri pada Platform
berdampak pada lemahnya pemahaman Merdeka Mengajar (PMM) dikhawatirkan akan
terhadap esensi Merdeka Belajar yang mengakibatkan:
berujung pada timbulnya hambatan dalam Rendahnya kemampuan Guru dalam
transformasi PSP dan implementasi melaksanakan asesmen diagnotik dan
Kurikulum Merdeka di Kabupaten Kuningan. merancang pembelajaran yang
Dengan kata lain, Kepala Sekolah dan guru berdiferensiasi;
di satuan-satuan pendidikan (terutama yang Terhambatnya proses pengembangan
di luar PSP) tidak mempunyai “arah” yang kompetensi guru;
tepat terkait substansi dan mekanisme apa Tidak terjadinya sharing praktik baik antar
yang harus dilakukan jika akan sesama guru; dan
mentransformasikan satuan pendidikannya Terhambatnya pencapaian tujuan dari
menjadi Sekolah Pengerak dan penerapan Kurikulum Merdeka, yaitu
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka terciptanya Pelajar Pancasila yang
dalam aktivitas pembelajarannya. beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar
kritis, kreatif, bergotong royong, dan
berkebinekaan global.

3
Kerangka
Regulasi dan Kebijakan

Standar nasional pendidikan yang meliputi pengembangan, pemantauan, dan pelaporan standar
nasional pendidikan; kurikulum; evaluasi hasil belajar peserta didik dan evaluasi sistem pendidikan;
akreditasi; dan sertifikasi yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Evaluasi sistem pendidikan yang diatur dalam Permendikburistek Nomor 9/2022 tentang Evaluasi
Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Pemenuhan standar pelayanan minimum pendidikan anak dini usia, pendidikan dasar, pendidikan
kesetaraan, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus oleh daerah sebagai mandat Permendagri
Nomor 59/2021 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimum.
Pemanfaatan dana BOS untuk kegiatan yang menjadi prioritas sebagaimana amanat Permendikbud
Nomor 2/2022 tentang Petunjuk Pengelolaan Dana BOS.
Penguatan anggaran, kebijakan, dan intervensi PSP sebagaimana amanat Surat Dirjen PAUD
Dikdasmen Nomor 3497/C/DM.05.03/2022 tentang Peran dan Dukungan Pemda dalam Implementasi
PSP.

Peningkatan capaian dan target pada indikator


kinerja urusan pendidikan kabupaten/kota sesuai
dengan amanat Surat Mendikbudristek Nomor
16019/MPK.A/PR.07.00/2022 perihal Indikator
Kinerja Urusan Pendidikan Kabupaten/Kota.
Panduan penerapan kurikulum merdeka
sebagaimana diamanatkan dalam
Kepmendikbudristek Nomor 262/M/20/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Panduan pelaksanaan program sekolah
penggerak sebagaimana diamanatkan dalam SK
Mendikbudristek Nomor 162/M/2021 tentang
Program Sekolah Penggerak
Mandat pendampingan konsultatif dan asimetris
yang dilakukan oleh BBPMP sebagaimana
diamanatkan dalam Kepmendikbudristek Nomor
55/0/2022 tentang Peta Proses Bisnis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.

Penguatan pendidikan berkualitas sebagai bentuk pencapaian Sustainable Development Goals


Jawa Barat yang merupakan amanat Peraturan Gubernur (PERGUB) Nomor 18/2018 tentang
Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
Substansi Nota Kesepakatan antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12163/c/HK.02.06/2021 Nomor
MO44/2021 tentang Penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak.

4
Analisis
dan Pilihan Kebijakan

Potensi terhambatnya transformasi Program Sekolah


Penggerak (PSP) dan Implementasi Kurikulum Merdeka
(IKM) di Kabupaten Kuningan, tentunya membutuhkan solusi
yang efektif dengan melibatkan berbagai unsur terkait untuk
bergerak bersama secara sistematis dan masif. Karena 95,16%
penyelenggaraan PSP dan IKM, bukan semata tanggung
Satuan pendidikan (PAUD/TK, SD, dan
jawab Pemerintah, melainkan juga tanggung jawab dari SMP) di Kabupaten Kuningan perlu di
Pemerintah Daerah, sebagaimana yang di maklumatkan fasilitasi untuk bertransformasi menjadi
pada Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Sekolah Penggerak dan
tentang Pemerintah Daerah, bahwa "Pendidikan termasuk mengimplementasikan Kurikulum
ke dalam urusan pemerintahan wajib yang berkaitan Merdeka.
dengan pelayanan dasar, karena itu urusan PAUD dan
nonformal, serta pendidikan dasar (SD dan SMP) menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten/kota".
80,91%
Satuan pendidikan (PAUD/TK, SD, dan
Demikan juga halnya yang dijelaskan pada Keputusan
SMP) di Kabupaten Kuningan perlu di
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
fasilitasi untuk melakukan aktivasi akun
Indonesia Nomor 371/M/2021 tentang Program Sekolah belajar.id supaya mampu
Penggerak, bahwasannya tujuan dari penyelenggaraan PSP mengoptimalkan platfrom-platfrom
antara lain menciptakan iklim kolaboratif bagi para pendukung program Merdeka Belajar.
pemangku kepentingan di bidang pendidikan, baik pada
lingkup sekolah, pemerintah daerah, maupun pemerintah.
84%
Oleh karena itu, dengan mengacu bunyi pasal dan isi dari
kedua regulasi di tersebut, maka Pemerintah Daerah Dari 462 satuan pendidikan pelaksana
Kabupaten Kuningan dapat melakukan: Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Optimalisasi peran kepala sekolah dan guru dari Sekolah di Kabupaten Kuningan perlu
Penggerak untuk melakukan Diseminasi atau
pendampingan untuk optimasilisasi dan
fungsionalisasi fitur Pelatihan Mandiri
pengimbasan kepada satuan-satuan pendidikan lainnya
pada Platform Merdeka Mengajar
agar mempercepat proses terjadinya transformasi
(PMM)
Sekolah Penggerak, IKM, dan pemanfaatan fitur
Pelatihan Mandiri pada PMM;
"Masih tingginya disorientasi kualitas
Meningkatkan peran Pengawas, Penilik, Widyaprada,
pembelajaran, rendahnya budaya manajemen
Pamong belajar, dan Co-Kapten untuk mendorong
kelas, belum konstruktifnya dukungan afektif
terjadinya percepatan dan pemanfaatan akun belajar.id, dan aktivasi kognitif, serta masih lemahnya
serta penjaminan mutu penerapan Kurikulum Merdeka; aktivitas untuk menciptakan lingkungan
dan belajar kondusif yang ditandai masih
Melibatkan komunitas belajar (MGMP, KKG, MKKS, dan rawannya terjadi perundungan, intoleransi
K3S) dan asosiasi profesi guru dan tenaga kependidikan agama dan budaya di satuan pendidikan-
pada jalul formal maupun nonformal untuk mendorong satuan pendidikan di Kabupaten Kuningan"
terjadinya percepatan Implementasi Kurikulum Merdeka
di Kabupaten Kuningan.

5
Rekomendasi

Perlunya dukungan alokasi anggaran dari Pemerintah Daerah, terutama untuk peningkatan
kompetensi pengawas, penilik, kepala sekolah, guru pamong belajar, unsur komunitas
belajar, tenaga kependidikan, dan organisasi mitra agar dapat terlibat secara lebih optimal
pada mempercepat dan penjaminan mutu transformasi Sekolah Penggerak dan
Implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Kuningan

Perlu disusun pedoman-pedoman maupun petunjuk teknis


tingkat daerah yang diformulasikan ke dalam bentuk Peraturan
Bupati atau Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan untuk menjadi acuan pelaksanaan dan akuntabilitas
program-program yang diselenggarakan dalam rangka
percepatan transformasi Sekolah Penggerak dan Implementasi
Kurikulum Merdeka di Kabupaten Kuningan.

Sebaiknya dibentuk tim khusus dalam bentuk Pokja (Kelompok


Kerja) tingkat kabupaten yang diliris melalui SK Bupati dan
mempunyai fungsi pengawasan, pengendalian, serta evaluasi
untuk mendorong percepatan transformasi Sekolah Penggerak
dan Implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Kuningan.
Tim tersebut di dalamnya menyertakan unsur pemangku
kepentingan kebijakan, seperti Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda,
Bappeda, BPKAD serta penyelenggara pendidikan dari mulai
Kadis, Kabid, Kasi/Kasubag, Koordinator Pengawas, KKKTK,
KKKS SD, dan MKKS SMP.

Pengarah:
Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kuningan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan.
Penyusun:
Tim Program Management Office (PMO) Program Sekolah Penggerak (PSP) Kabupaten Kuningan.
Kontibutor:
Rusmiadi, AP, M.Si, Pipin Aripin Mansur
Mansur,, S.Pd., M.Pd, Tatang Nursita S.Pd, M.Pd, Doni Muhammad Sirajuddini, Rubiyana Septian, Eri Museri,
S.Pd, MM, Edi Rusmaya, S.Pd, MM, Supriyadi, M.Pd, Ida Suprida, M.Pd, Eli Jubaedah, M.Pd, Aris Risyana, Sade, Yusman, Dini Irawati, Riva
Febrianty, dan Agus Ramdani.

Anda mungkin juga menyukai