105
Abstrak
Penelitian ini membahas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bidang studi PAI
implementasi dan problematikanya pada SMA dan MA di Kota Langsa. Masalah yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana problematikan implementasi KTSP di SMA
dan MA di Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematikan implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA
dan MA di Kota Langsa meliputi problem kompetensi guru PAI, kesenjangan jumlah siswa
di SMA/ MA antara negeri dan swasta, fasilitas media pembelajaran, kondisi perpustakaan
di SMA dan MA, kesejahteraan guru PAI non PNS, dan wali siswa berekonomi lemah dan
latar belakang pendidikan rendah.
Kata Kunci: KTSP, Implementasi, PAI
Abstract
This study discusses about implementing and problem of Education Unit Level Curriculum
(KTSP) subject Islamic Religious Education (PAI) in Senior High School (SMA) and Islamic
Senior High School (MA) in Langsa. Issues that will be answered in this research is problem
and implementation KTSP Senior High School (SMA) and Islamic Senior High School (MA) in
Langsa. The results showed that the implementation problem of KTSP in Religious Education
(PAI) are problem of teacher competence of Islamic Religious Education (PAI), the gap in the
number of students of SMA / MA between public and private school, facilities and infrastructure,
106 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
the condition of school library, welfare of public servent teachers, and non public servent teachers,
economic, and educational background.
Key Word: KTSP, Implementation, PAI
A. Pedahuluan
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 Bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik2 agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional3 sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Keberadaan SMA dan MA di Kota Langsa, hakekatnya telah memberikan
kontribusi dalam mendidik peserta didik usia remaja seputar usia 17 thn s/d
20 tahun yang jumlahnya ribuan. Sebagian besar SMA dan MA berhasil
meluluskan peserta Ujian Nasional (UN) mendekati 100%, dan ada yang
100%. Sebagian besar lulusan meneruskan studi lanjut di Perguruan Tinggi
Negeri atau swasta, di Perguruan Tinggi Islam atau Perguruan Tinggi Umum.
Dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat, sain dan
teknologi, satuan pendidikan di SMA/MA Kota Langsa, telah melakukan
perbaikan, penyempurnaan dan implementasi kurikulum dari waktu ke waktu
dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Proses tersebut dilakukan
1
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei tentang
Standar Isi.
2
“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.”
Lihat UU Sisdiknas Guru Dan Dosen Bab I Pasal 1, Yogyakarta, Pustaka Merah Putih, 2007,
hlm. 7
3
“Sistem pendikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.”
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bidang Studi PAI: Implementasi.... 107
sebagai wujud adaptif dan prediktif terhadap tuntutan perkembangan yang ada di
masyarakat. SMA/MA sudah beberapa kali melakukan perubahan kurikulum,
mulai kurikulum 1975, kurikulum 1984, sehingga kurikulum berbasis
komptensi (KBK 2004), dan sejak 2006/2007 pemerintah memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disebut Kurikulum 2006.
Dan akhirnya sejak Juli 2013 pemerintah memberlakukan Kurikulum 2013.4
KTSP lahir sebagai penyempurna dari KBK, yang orientasinya berdasarkan
kompetensi. KBK muncul untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya
yang berorientasi materi, dalam upaya memenuhi tuntutan perkembangan
social dan ilmu pengetahuan. KTSP dengan Kurikulum 2013 tidak berbeda
jauh, bahkan saling mengisi dan memperkuat. Artinya pemahaman yang utuh
dan komprehensip terhadap konsep ideal KTSP PAI, dapat memudahkan
konsep dan pengembangan Kurikulum 2013 Bidang PAI di sekolah dan
madrasah, dengan ketentuan kreatifitas, inovasi guru senantiasa berubah dan
berkembang sesuai dengan semangat KTSP atau Kurikulum 2013.
Sepanjang berlakunya KTSP pemerintah telah mengembangkan
workshop, pelatihan pengembangan konsep KTSP pada skala kecil atau
besar, dibekali pula dokumen pendukung silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dari BSNP di SMA/MA Tahun 2006, Dokumentasi
Keputusan Kementerian Agama RI, No. 2 Tahun 2008 tentang Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bagi Madrasah. Berbagai seminar
tingkat local, tingkat Propinsi, bahkan tingkat nasional, selalu dilakukan
oleh pihak pemerintah terkait, hanya untuk suksesnya implementasi KTSP.
Berkembangnya lembaga Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA
dan MA untuk membahas kurikulum dan pengembangan silabus dan RPP,
serta fasilitas program sertifikasi guru PAI di SMA/MA setiap tahun. Berbagai
program telah dilakukan oleh pemerintah untuk kemajuan implementasi
KTSP, khususnya kemajuan PAI. Namun dalam tataran praksis belum menjadi
4
Terhitung Juli 2013 oleh pemerintah secara formal telah diberlakukan kurikulum 2013,
bagi SMA/MA diawali kelas X untuk seluruh tanah air. Implementasi KTSP Bidang PAI menjadi
objek formal dan material dalam penelitian ini sejak awal 2009, di SMA/MA Kota Langsa.
KTSP dengan Kurikulum 2013, meski ada unsur perbedaan tetapi esensinya sama, karena
mengembangkan target pencapaian kompetensi. Dalam kontek PAI berkembangnya sikap
mental spiritual keagamaan, dan penghayatan untuk mengamalkan nilai PAI dalam kehidupan
sehari-hari, dan didukung kesadaran pengembangan ilmu yang berkualitas, secara mandiri.
108 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
5
Temuan penelitian Ali Mudhofir, di Madrasah Aliyah Darul Ulum, Sidoharjo 2008,
menawarkan konsep “Model Pengembangan kompetensi Psikomotor”. Menawarkan konsep
“Modelling, Strategi demonstrasi, dan pembiasaan”. Lihat Abstraksi Ali Mudhofir pada
Disertasi, Pascasarjana UIN Suka, hlm. iii
110 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum merupakan instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai instrumen untuk mencapai tujuan, kurikulum bersikap adaptif
terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu dan teknologi.6 Nana
menyatakan kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan.7 Oleh karena itu fakta menunjukkan bahwa kurikulum
selalu berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan sosial dan ilmu
pengetahuan.
Pada tahun 1856 istilah kurikulum digunakan dalam bidang olah raga,
kegiatan lomba lari dari start sampai finish. Perkembangan selanjutnya istilah
kurikulum tersebar luas pada tahun 1955 yang menjadi sebuah istilah yang
populer dalam bidang pendidikan. Yang maknanya sejumlah mata pelajaran
di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus dipelajari oleh
siswa atau mahasiswa sehingga selesai untuk kemudian memperoleh ijazah.
Tetapi Al-Syaibany istilah kurikulum di identikkan dengan kata manhaj atau
6
Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Bandung: Alfabeta, 2011,
hlm. 1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung:
7
jalan terang yang harus dipedomani oleh setiap manusia, untuk kebahagiaan
hidupnya.8
Apabila dibandingkan Al-Rosyidin dan Nizar, yang menyatakan
kurikulum merupakan dasar yang digunakan pendidik untuk membimbing
peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan,9 melalui
akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental. Sedangkan
menurut Syafruddin Nurdin mendefinisikan kurikulum adalah aktifitas
untuk mencapai suatu tujuan.10 Seperti halnya kegatan belajar mengajar,
bagaimana strategi mengembangkan proses belajar mengajar, bagaimana
mengevaluasi program pengembangan pengajaran dan sebagainya. Syafruddin
mendefinisikan kurikulum dalam perspektif yang luas.
Dalam dokumentasi Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 19
dinyatakan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.11 Interaksi pendidikan diarahkan untuk mencapai
aspek pengetahuan (cognitive), mengembangkan sikap (affective), ataupun
mengembangkan keterampilan (psikomotorik). Untuk mengembangkan
kompetensi tersebut dikembangkan materi ajar dalam proses pembelajaran,12
dengan menggunakan metode dilengkapi media yang dibutuhkan. Dalam
komponen kurikulum yang saling berkaitan, meliputi tujuan yang hendak
dicapai, isi atau materi, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,
serta evaluasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum
mengandung makna yang luas.
8
Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1997), hlm. 478 Al-Rosyidin, Samsul Rizal, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005, hlm. 56.
9
Al-Rosyidin, Samsul Rizal, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
Jakarta: Ciputat Press, 2005, hlm. 56.
10
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers.
2002) hlm. 34
11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional hlm. 2
12
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,
(Surabaya: Elkaf, 2006, hlm. 10-11
112 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
Ibid,. hlm 11
13
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bidang Studi PAI: Implementasi.... 113
16
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 1 ayat 1
17
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda, 1993),
hlm. 127
18
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979), hlm. 24
19
Majid dan Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004,Bandung: Rosdakarya, 2004 hlm. 130
116 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
20
Zakiah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1989,
hlm. 87
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung:
21
23
Pada umumnya di SMA Kota Langsa, Bahasa Arab, menjadi mata pelajaran Muatan
Lokal, diperoleh bukti tetulis dalam laporan bulanan, tahun 2010, 2011, 2012
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bidang Studi PAI: Implementasi.... 119
24
Model Silabus Dan RPP Mata Pelajaran: Akidah Akhlak MA Program IPA, IPS, dan
Bahasa,……………………Hlm. i
25
Data diperoleh dari Laporan Individu Sekolah Menengah, 31-07-2011, dari Kantor
Dinas Pendidikan Kota Langsa, dikutip bulan September 2011.
120 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
26
Undang-Undang Sisdiknas Guru Dan Dosen, Yoyakarta, Pustaka Merah Putih, 2007,
Hlm.92
122 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
Data Kantor Kementerian Agama RI, Langsa, Mapenda, tgl 6-3-2012, hari Selasa
27
Data Statistik Kementerian Agama RI Kota Langsa, dan wawancara dengan Sdr Zakki
28
29
Konsep Teori Modal Sosial mengedepankan Trust (kepercayaan), value (nilai-nilai
pendidikan), networking (jaringan). Dalam disertasi Rahmat Rais, meneliti penerapan Modal
Sosial pada MAN 1 Surakarta, 2008.
30
…..Wata’awanu ‘alalbirri wattaqwa wala ta’awanu ‘alalitsmi wal’udwan wattaqullaha
innallallaha sadidul ‘iqab, artinya: …..Dan bertolong tolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan
janganlah kamu bantu membantu dalam dosa dan kejahatan, dan takutlah dengan Allah, sesungguhnya
Sesungguhnya Allah sangat berat siksanya.
124 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014
D. Simpulan
Simpulan dari paparan di atas adalah bahwa problematikan implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMA dan MA di Kota Langsa meliputi problem kompetensi guru
PAI, kesenjangan jumlah siswa di SMA/ MA antara negeri dan swasta, fasilitas
media pembelajaran, kondisi perpustakaan di SMA dan MA, kesejahteraan
guru PAI non PNS, dan wali siswa berekonomi lemah dan latar belakang
pendidikan rendah.
Dengan demikian saran yang dapat diberikan adalah dalam upaya
pendalaman tentang Silabus dan RPP seharusnya didasarkan pada semangat
KTSP dan dalam konteks sekarang adalah kirikulum 2013. Guru PAI lebih
mengembangkan konsep dan implementasi pembelajaran berbasis kompetensi
peserta didik secara utuh dan berkualitas. Muatan lokal dan pengembangan
diri, perlu dikembangkan secara kualitas dan kuantitas bagi pengembangan
peserta didik, di SMA dan MA. Tinjauan kritis perlu dilakukan oleh
pengembang kurikulum untuk perbaikan dan pemerataan di SMA dan MA,
dalam rangka implementasi KTSP. Ketua Komite yang dipandang sederajat
dengan kedudukan Kepala sekolah, idealnya visioner serta memahami visi
dan misi pendidikan nasional. Memahami SNP dan Konsep kurikulum PAI
serta turut aktif mengembangkan kemajuan PAI. Dan Secara idealitas guru
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bidang Studi PAI: Implementasi.... 125
Daftar Pustaka
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 202
Al-Rosyidin, Samsul Rizal, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005
E. Mulyasa, KTSP, Bandung: Rosda, 2007
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: UI Press, 1979
Majid dan Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Rosdakarya, 2004
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda,
1993
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi, Surabaya: Elkaf, 2006
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek
Bandung: Remaja Rosda Karya 2002
Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Alfabeta, 2011
Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1997
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:
Ciputat Pers. 2002
Undang Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
126 Jurnal An Nûr, Vol. VI No. 1 Juni 2014