Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BIDANG STUDI PAI

DOSEN PENGAMPU: DR.Yusyifi siti aminah, M. Pd

DISUSUN OLEH:

1: INDRA WIJAYA
NIM: 202111501058

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PALAPA NUSANTARA
TA.2022/2023
Abstrak

Artikel ini menjelaskan tentang besaran kredit pendidikan dan


permasalahannya di wilayah implementasi PAI di SMA dan MA di Kota
Lansa. Pertanyaan yang ingin dijawab bagaimana mempertanyakan
pelaksanaan KTSP di SMA dan MA. Akibatnya, persoalan implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMA dan MA, persoalan kompetensi guru PAI, MA antara
SMA/sekolah negeri dan swasta, sarana media pembelajaran , SMA dan MA
,Guru PAI Non PNS, Orang Tua Siswa Ekonomi Lemah dan Pendidikan
Rendah.

ii
A. Pendahuluan

Pendidikan nasional Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mengembangkan keterampilan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Untuk menjalankan fungsi
tersebut, Pemerintah telah menyelenggarakan Sistem Pendidikan Nasional3
berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kehadiran SMA dan MA di Indonesia mendidik ribuan
remaja berusia 17-20 tahun. Sebagian besar SMA dan MA memiliki tingkat
kelulusan mendekati 100% untuk peserta Ujian Nasional (UN), bahkan ada
yang lulus 100%. Sebagian besar lulusannya melanjutkan studi ke perguruan
tinggi negeri atau swasta, perguruan tinggi Islam, atau perguruan tinggi negeri.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sosial, ilmu pengetahuan dan
teknologi, satuan pendidikan SMA/MA-nya indonesia telah memperbaiki,
menyempurnakan, dan menerapkan kurikulum dari waktu ke waktu untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.1

1
Peraturan mentri pendidikan nasional nomer 22 tahun 2006 mei tentang standar isi.
UU Sisdiknas guru dan dosen Bab 1 pasal 1, yokyakarta, pustaka merah putih,2007,hlm.7

iii
B. Pembahasan

1. Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP)

Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.


Sebagai alat untuk mencapai tujuan, kurikulum menyesuaikan dengan
perubahan zaman dan kemajuan teknologi. 6 Nana menjelaskan bahwa
kurikulum berkembang seiring dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan. 7 Fakta menunjukkan bahwa kurikulum selalu berkembang sejalan
dengan dinamika perkembangan sosial dan keilmuan. Pada tahun 1856, istilah
kurikulum digunakan dalam bidang atletik dan pertandingan dimainkan dari
awal sampai akhir. Pada tahun 1955, perkembangan selanjutnya istilah
kurikulum berlaku dan menjadi istilah umum dalam pendidikan. Ini mengacu
pada beberapa mata pelajaran yang harus diambil di sekolah atau universitas
agar siswa dapat menyelesaikannya untuk mendapatkan ijazah. Namun
menurut Al-Syaibany, istilah kurikulum identik dengan kata manhajnya, atau
digunakan sebagai bentuk respon adaptif dan antisipatif terhadap kebutuhan
perkembangan di masyarakat. SMA/MA melakukan beberapa kali perubahan
kurikulum mulai dari Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK 2004) dan sejak tahun 2006/2007 Pemerintah
memperkenalkan kurikulum tingkat satuan yang disebut Kurikulum 2006.
Kurikulum (KTSP) diperkenalkan. Dan terakhir, sejak Juli 2013, Pemerintah
telah mengimplementasikan Kurikulum 2013. 4 KTSP dibuat sebagai
pelengkap KBK berbasis kompetensi. KBK tampaknya memperbaiki
kurikulumnya yang berorientasi materi untuk memenuhi tuntutan
perkembangan sosial dan ilmu pengetahuan. KTSP dan Kurikulum 2013 tidak
jauh berbeda. Mereka saling melengkapi dan bahkan saling menguatkan.
Artinya, pemahaman yang utuh dan komprehensif tentang konsep ideal KTSP

iv
PAI akan memudahkan konsepsi dan pengembangan kurikulum 2013 PAI-nya 2

di sekolah dan madrasah. Ini termasuk bekal kreativitas, inovasi guru, dan
perubahan dan evolusi yang konstan sesuai semangat KTSP. Atau kurikulum
2013. Selama masa KTSP, pemerintah mengembangkan lokakarya dan
memberikan pelatihan untuk mengembangkan konsep KTSP kecil atau besar.

Juga dokumen Kurikulum dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) BSNP di SMA/MA Tahun 2006, Dokumentasi Departemen Agama
Republik Indonesia, No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan Madrasah. Berbagai seminar di tingkat, negara, bahkan
nasional selalu dilakukan oleh pemerintah yang bertanggung jawab hanya
untuk keberhasilan pelaksanaan KTSP. Pembangunan tahunan Lembaga
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA dan MA membahas
perkembangan kurikulum, kurikulum, RPP, dan Lembaga Program Sertifikasi
Guru PAI nya di SMA/MA. Pemerintah telah melaksanakan berbagai program
untuk memfasilitasi pelaksanaan KTSP, terutama untuk kemajuan PAI-nya.
Namun pada tataran praktis tidak memotivasi guru untuk memaksimalkan
kualitas pelaksanaan KTSP PAI-nya (100%). Oleh karena itu, masih banyak
permasalahan dalam pengembangan kualitatif KTSP PAI SMA/MA di Kota
Langsa. Konsep ideal belum terwujud. Permasalahan implementasi KTSP PAI
dan permasalahannya antara lain:
Pertama, perencanaan administratif dan kuantitatif pembelajaran PAI di
SMA/MA berjalan dengan baik. Hal ini berkaitan dengan kewajiban guru dan
penghindaran sanksi administratif terhadap guru oleh kepala sekolah. Hanya
saja kualitas kurikulum dan RPP terkait dengan pengembangan indikator
kompetensi, dan skenario kegiatan pembelajaran tidak dikembangkan sesuai
paradigma pembelajaran berbasis kompetensi. Belum dikembangkan desain
penilaian berbasis kelas, termasuk konsep lembar observasi dan pengembangan

2
Omar muhamad al-taumyal-saybani ,falsafah, pendidikan islam {Jakarta bulan bintang 1997
],hlm.478, al-rasid syamsul ridzal filsafat pendidikan islam pendekatan historis,teoritis dan
peraktis, Jakarta,ciputat 2005, hlm.56

v
tes tambahan lainnya. Kedua, pelaksanaan pembelajaran kuantitatif berjalan
dengan baik,
Namun, pembelajaran berbasis kemampuan kualitatif tidak 100% optimal.
Beberapa guru PAI SMA dan MA-nya belum menerapkan konsep
pembelajaran berbasis kompetensi, sehingga lebih menekankan pada
pengalaman belajar yang berpusat pada siswa atau mengutamakan dominasi
yang berpusat pada guru. Sebagian siswa belum sepenuhnya (100%)
mengembangkan kreativitas, motivasi belajar mandiri, dan kesadaran untuk
memahami dan mengamalkan nilai-nilai PAI. Siswa sangat tergantung pada
gurunya dan konsep belajar mandiri di lingkungan siswa belum sepenuhnya
berkembang.
Konsep kompetensi dalam Kurikulum/RPP Berkualitas lolos dari
pengetahuan siswa dan ujian kritis. Dalam proses pembelajaran ini, sebagian
guru juga mengalami kesulitan untuk mengembangkan dari media
pembelajaran yang sederhana sedemikian rupa sehingga perangkat kerasnya
dapat memenuhi kebutuhan siswa. dan laporan penilaian Ujian Kelulusan
Alamat Standar Nasional (UAMBN) Madrasah Ariya (MA) menunjukkan
bahwa SMA dan MA telah menerapkan konsep dan pelaksanaan sistem
penilaian. Baik secara kuantitatif. Dan rata-rata nilai PAI untuk SMA dan MA
cukup bagus. Namun, guru PAI-nya, bagian dari proses penilaian, sarat dengan
pekerjaan rumah (PR), ujian tengah semester akhir semester sebagai
penyampaian akhir teks, dan konten normatif substantif kognitif, yang unik
dengan sifat buku teks. . Terbatas pada pengembangan tes yang lebih lisan atau
tertulis. Pengembangan non tes seperti latihan performance, portofolio yang
sarat dengan pengembangan psikomotorik (latihan nilai) dinilai minim.3

2. Pendidikan Agama Islam (PAI)


3
Muhamad zaini , pengembangan kurikulum: konsep impelemetasi evaluasi dan inovasi,
{Surabaya:Elkaf,2006,hlm.10-11

vi
Nomor UU. Sisdiknas Edisi 20 Tahun 2003 menyebutkan: pengendalian
diri budi pekerti, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, bangsa.16 Istilah pendidikan” dalam
konteks Islam adalah didefinisikan sebagai: -ta'dib, ar-riyadhoh" yang dikenal
luas. Masing-masing istilah ini memiliki arti yang berbeda karena perbedaan
teks dan konteks kalimat, namun dalam beberapa kasus istilah ini memiliki arti
yang sama. Dalam literatur Islam sedangkan istilah agama cenderung memiliki
makna Adin, diartikan sebagai agama Allah yang diturunkan setelah Nabi
Adam Alaihi Salam, seperti yang terlihat oleh Nabi Muhammad.Unsur ketiga
adalah kata Islam.Secara kebahasaan, kata Islam berasal dari bahasa Arab
salima dan dibentuk sebagai aslama.
IslamiSebuah mashdar (infinitif) bentuk kata aslama, yang berarti
pengabdian, kedamaian yang aman, atau untuk melindungi diri sendiri. 18
Sedangkan kata Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat Jibril dan mengatur kehidupan manusia. Islam
memiliki ajaran yang lengkap dan menyeluruh. Islam mengatur keseimbangan
untuk hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, umat Islam tetap
perlu bekerja dan belajar agar bahagia dunia dan akhirat. Sebagaimana
dijelaskan oleh Majid dan Dian (Kurikulum PAI, 2002), PAI adalah usaha
sadar dan terencana untuk mempersiapkan peserta didik agar mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani ajaran Islam.4
Disertai dengan instruksi untuk menghormati pemeluk agama lain dalam
hal kerukunan. antar umat beragama agar persatuan dan kesatuan bangsa dapat
terwujud. 19 Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama dalam Islam adalah
upaya untuk mendorong dan mendidik siswa agar selalu memahami ajaran
Islam secara utuh. 20 Kemudian jalani tujuan yang ditetapkan sehingga Anda
akhirnya bisa mempraktikkan Islam dan menjadikannya sebagai cara hidup.
Berikut definisi PAI dalam silabus PAI-nya yang dikutip Abdul Majid:

4
Undang Undang no.20tahun 2003 tetang system pendidikan nasional pasal 1 ayat 1
Muhaimin dan abdul majib, pemikiran pendidikan islam {bandung terigena 1993
]hlm.127

vii
Berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utama
kitabsuci, Al-Qur'an dan Al-Hadits, melalui kegiatan pendidikan, pendidikan,
pelatihan dan penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk
menghormati pemeluk agama lain dalam kaitannya dengan kerukunan antar
umat beragama dalam masyarakat sehingga tercapai persatuan dan kesatuan
bangsa. Mengamalkan ajaran Islam melalui pengajaran, pendidikan dan
pelatihan dalam kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan Indoktrinasi keyakinan tauhid kepada Allah hanya dapat dilakukan
melalui proses pendidikan agama Islam di lingkungan rumah,
sekolah/madrasah, dan komunitas Islam .
Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan primer bagi setiap
individu karena bertujuan untuk mengamalkan hukum-hukum Allah dalam

Islam. Termasuk di dalamnya pendidikan agama yang Allah tunjuk setiap


manusia di muka bumi ini sebagai khalifah yang mengemban misi untuk
mengamalkan nilai-nilai pendidikan agama Islam.5

C. KESIMPULAN
5
Abdul majid, belajar dan pembelajaran pembelajaran pendidikan agama islam, Bandung Remaja
Rosdakarya,202,hlm.12

viii
Dari paparan di atas, maka permasalahan implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SMA dan MA meliputi masalah kemampuan guru PAI dan masalah disparitas
di sekolah. jumlah siswa. Disimpulkan bahwa isi Pembelajaran dari fasilitas
media antara SMA/MA negeri dan swasta, status perpustakaan SMA dan MA,
-PAI, dan orang tua siswa berpenghasilan rendah dan berpendidikan rendah.
Oleh karena itu, saran yang dapat diberikan untuk pendalaman silabus, dan
RPP harus dalam semangat KTSP-nya dan dalam situasi saat ini harus
berdasarkan silabus 2013. Guru PAI lebih mengembangkan konsep dan
implementasi pembelajaran berbasis kompetensi yang bermutu bagi seluruh
siswa. Untuk pertumbuhan siswa SMA dan MA perlu dikembangkan muatan
lokal dan pengembangan diri secara kualitatif dan kuantitatif. Terkait
implementasi KTSP, pengembang kurikulum perlu melakukan kajian
signifikan untuk memperbaiki dan membuat SMA dan MA lebih merata.

D. SARAN

Tentang penulisan artikel ini tentu masih banyak kekurangan yang


harus di perbaiki guna menjadi acuan dan perbaikan kedepanya . untuk itu
penulis berharap adanya keritik yang membangun dari dosen mata kuliyah
guna menjadi acuan kedepamy

DAFTAR PUSTAKA

ix
Abdul Majid, Belajar dan Belajar Pendidikan Agama Islam, Bandung:
Pemuda Rosdakarya, 202 Al-Rosyidin, Samsul Rizal, Filsafat Pendidikan Islam:
Pendekatan historis, teoretis dan praktis, Jakarta:Ciputat Press, 2005 E. Mulyasa,
KTSP, Bandung: Rosda, 2007 Harun Nasution, Berbagai Aspek Islam, Jakarta:
UI Press, Majid dan Dian 1979, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung:
Rosdakarya, 2004 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam,
Bandung:
Trigenda, 1993 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum:

Anda mungkin juga menyukai