1
Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, (Jateng: Madrasah Development Center (MDC), 2007) hal. 3
1
2
Kurikulum yang baik harus berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
perkembangan zaman, dan sejak tahun 2004-2005 pemerintah telah menetapkan
Kurikkulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai kurikulum yang berlaku di
Indonesia (E. Mulyasa, 2003: 5-7).
Bila dilihat dari berbagai sisi, KBK menjadi kurikulum yang memenuhi
kesempurnaan secara konseptual. Namum berdasarkan penelitian di lapangan KBK
menemukan berbagai kendala, terkait dengan pelaksanaannya. Sehingga perlu
perangkat khusus yang mengatur secara teknis dan detail tentang pelaksaannya
tersebut. Dimana perangkat tersebut disusun berdasarkan pada kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Maka
dibentuklah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam rangka
menjembatani hal itu. Akhirnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia,
3
Nomor; 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 (PP. 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23
dan 24 tahun 2006 mengamanatkan setiap satuan pendidikan untuk membuat KTSP
sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
pendidikan yang bersangkutan.2
Diperlukan penyikapan yang tepat dan proposional dari semua pihak agar
KTSP tidak memicu penolakan pada tataran psikologis atau praksis organisasi
sekolah. Implementasi KTSP akan menimbulkan konsekuensi yang berupa perubahan
sikap, kultur dan kebiasaan yang selama ini diikuti oleh semua pihak di dalam
lingkungan sekolah, karena KTSP memang menggunakan paradigma baru yang
berbeda dengan formatif dan operasional organisasi yang diikuti sebelumnya.
Pemberlakuan KTSP pada tahun 2006 ini merupakan awal yang baik untuk
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Sekolah mempunyai wewenang dalam
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Pengembangan KTSP tentunya berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain.
KTSP pada sekolah mandiri berbeda dengan sekolah standar. Sekolah kategori
standar merupakan sekolah yang memiliki komponen pendidikan yang memerlukan
bantuan penuh dari pemerintah dan belum bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan
sekolahnya. Sedangkan sekolah kategori mandiri dapat mengembangkan diri menjadi
sekolah yang unggul dan dapat mengalami percepatan dan pembelajaran (accelerated
learning).
2
Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, hal. 5
4
Kelas akselerasi itu bukan merupakan kelas khusus ,tetapi kelas reguler
dengan siswa yang memiliki tingkat kemampuan keberbakatan heterogen yang masih
jarang kita dapati di sekolah-sekolah.
Program kelas ini dimaksudkan untuk menampung anak siswa pintar yang
memiliki kemampuan lebih dari rata-rata kelas sehingga siswa kelas ini dapat
menyelesaikan sekolah setara SMU hanya 2 tahun. Kelas Aksel (demikian istilah
yang sering digunakan) ini mirip kelas Sekolah Luar Biasa (SLB) namun kategorinya
SLB plus.
Menyikapi KTSP dan apa yang telah dilakukan beberapa sekolah yang ada
dalam kategori mandiri dapat mengembangkan diri menjadi sekolah unggul dan dapat
mengalami percepatan dalam pembelajaran (accelerated learning) yang dapat ditiru
oleh sekolah-sekolah lain. Apabila semakin banyak sekolah yang menyelenggarakan
program kelas akselerasi ini, maka akan lebih banyak lagi siswa berkualitas tinggi di
negeri ini. Kelak mereka akan menjadi SDM unggul, seperti yang selama ini kita cita-
citakan dalam pembangunan SDM. Ditangan mereka inilah kelak nasib negeri ini
ditaruhkan.
3
http://helniemag.blogspot.com Tgl 15 Oktober 2008
5
Dilihat dari visi tersebut, maka kata kuncinya dari otonomi daerah adalah
”kewenangan” dan ”pemberdayaan”. Otonomi daerah di bidang pendidikan berusaha
memberikan kembali pendidikan kepada masyarakat pemiliknya (daerah) agar hidup
dari, oleh dan untuk masyarakat di daerah tersebut, atau berusaha memandirikan
suatu lembaga atau suatu daerah untuk mengurus dirinya sendiri melalui
4
http://www. Duniaguru.com Tgl 15 Oktober 2008 Lihat: Kompas Cyber Media
5
Muhaimin, Sutiah, Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 1
6
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, tahun 2006 tentang Standar Isi
(SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23, tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24, tahun 2006 tentang Pelaksanaan
dari kedua Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut.