Anda di halaman 1dari 23

Tumor Parotis

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Dari tiap 5 tumor
kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau
submandibularis dan 30 % adalah maligna. Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik
dan suku bangsa: pada orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan, penyebabnya tidak
diketahui. Sinar yang mengionisasi diduga sebagai faktor etiologi.1,2,3

Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama
yang terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar.
Tumor ganas parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada anak adalah
karsinoma mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat
menjadi ganas seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya
terjadi pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor
submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor
adalah ganas. 1,2,3,4

Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik, tumbuhnya lambat, dan
berbentuk massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29% pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya. Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan
atau obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri. Massa pada kelenjar liur yang tidak
nyeri dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (Fine Needle Aspiration) atau
biopsi. Pencitraan menggunakan CT-Scan dan MRI dapat membantu. Untuk tumor ganas,
pengobatan dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%, bahkan
pada keganasan dengan derajat tertinggi. 2,3

BAB II

KELENJAR PAROTIS

2.1 Anatomi Kelenjar Parotis

Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar. Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram dan
bentuknya irregular, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah
meatus akustik eksternus diantara mandibula dan otot sternokleidomastoideus.4

Gambar 2.1
Proyeksi Kelenjar Parotis Terhadap Organ Lain5
Kelenjar parotis bentuknya bervariasi, jika dilihat dari lateral 50% berbentuk segitiga, 30%
bagian atas dan bawahnya membulat. Biasanya kelenjar parotis berbentuk seperti piramida
terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut: permukaan superior yang kecil,
superficial, anteromedial, dan posteromedial. Bentuk konkav pada permukaan superior
berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustik eksternus dan bagian posterior
dari sendi temporomandibular. Disini saraf auriculotemporal mempersarafi kelenjar parotis.
Permukaan superfisialnya ditutup oleh kulit dan fascia superficial yang mengandung cabang
fasial dari saraf aurikuler, nodus limfatikus parotis superficial, dan batas bawah dari
platisma.4
Gambar 2.2
Penampang samping letak kelenjar parotis6
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan
sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter. Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh
telinga, prosesus mastoid, dan tepi anterior muskulus stemokleidomastoideus. Bagian dalam
yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring, dibatasi oleh prosesus stiloideus
dan ligamentum stilomandibular, muskulus digastrikus, serta selubung karotis. Di bagian
anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial ptetygoideus. Bagian lateral
hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus. Jaringan ikat dan jaringan lemak
dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini. Kelenjar parotis berhubungan erat dengan
struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna beserta cabangnya, arteri karotis
eksterna beserta cabangnya, kelenjar limfa, cabang auriculotemporalis dari nervus trigerninus
dan nervus fasialis.4

Pendarahan kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-cabang di
dekat kelenjar parotis. Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui vena yang
keluar dari kelenjar parotis. 4
Nodul kelenjar lime ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis
(kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri. Ada 10 kelenjar
limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar ditemukan pada bagian
superficial dari kelenjar diatas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis. Kelenjar limfe
yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas.4

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang
petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otik. Serabut
postganglionic mencapai kelenjar melalui saraf auriculotemporal.4

Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan


Stensen’s duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2; lokasi biasanya ditandai oleh
papilla kecil. 4

Gambar 2.3
Muara dari duktus parotis5
Gambar 2.4
Kelenjar parotis kiri, permukaan anteromedial 6
2.2 Fisiologi Kelenjar Parotis

Setiap hari diproduksi 1 sampai 2 liter air liur dan hampir semuanya ditelan dan direabsorbsi.
Proses sekresi dibawah kendali saraf otonom. Makanan dalam mulut merangsang serabut
saraf yang berakhir pada nucleus pada traktus solitaries dan pada akhirnya merangsang
nukleus saliva pada otak tengah. Pengeluaran air liur juga dirangsang oleh penglihatan,
penciuman melalui impuls dari kerja korteks pada nukleus saliva batang otak. Aktivitas
simpatis yang terus menerus menghambat produksi air lir seperti pada kecemasan yang
menyebabkan mulut kering. Obat-obatan yang menghambat aktivitas parasimpatis juga
menghambat produksi air liur seperti obat antidepresan, tranquillizers, dan obat analgesic
opiate dapat menyebabkan mulut kering (Xerostomia).7

Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk seperti lapisan gel pada mukosa oral dan
membasahi makanan (lubrikasi). Lubrikasi penting untuk mengunyah dan pembentukan bolus
makanan sehingga memudahkan untuk ditelan. Air liur juga mengandung amylase, yang
berperan dalam pencernaan karbohidrat. Air lir mengandung enzim antibakteri seperti
lysozyme dan immunoglobulin yang membantu mencegah infeksi serius dan mengantur
flora bakteri yang menetap di mulut. Saluran air liur relative impermeabel terhadap air dan
mensekresi kalium, bikarbonat,kalsium, magnesium, ion fosfat dan air. Jadi produk akhir dari
kelenjar air liur adalah hipotonik, cairan yang bersifat basa yang kaya akan kalsium dan
fosfat. Komposisi ini penting untuk mencegah demineralisasi enamel gigi.7
Gambar 2.5
Letak kelenjar parotis tampak depan7

Gambar 2.6
Letak kelenjar parotis dari sisi samping7
Gambar 2.7
Struktur mikroskopis kelenjar air liur7
BAB III

TUMOR PAROTIS

3.1 Definisi

Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru
suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.8

3.2 Epidemiologi

Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi, persentasenya kurang dari 3% dari seluruh
keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenajar liur berkaitan dengan
paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada. Sebagian besar tumor pada kelenjar
liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis
dan 80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas).8,9,10,11

3.3 Presentasi

Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pembesaran menyeluruh atau
berulang dari kelenjar yang terkena sepertinya akibat kalkulus atau peradangan dan
pembesaran kelenjar air liur global yang jarang dapat dilihat pada penyakit sistemik seperti
diabetes mellitus, myxoedema, sindroma Cushing, dan peminum alcohol. Pembesaran
kelenjar parotis juga dapat dilihat pada anorexia nervosa. Pasien dengan tumor jinak atau
keganasan derajat rendah dapat menampilkan gejala pertumbuhan massa yang lambat untuk
beberapa tahun.12,13

Pertumbuhan yang cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan
ke arah keganasan, tetapi bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII)
umumnya sebagai indikator dari keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3% dari
seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk. Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat
meluas ke area retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam,
melewati ruangan parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf kranial bagian bawah
dapat terjadi berupa disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan
struktur disekitarnya seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksternal, dan sendi
temporomandibular.Error! Bookmark not defined. Tumor ganas dapat bermetastasis ke kelenjar limfe
melalui ruangan parapharyngeal dan ke rangkaian jugular bagian dalam, dan ke pre-post
facial nodes. 13

Gambar 3.1
Adenoma Pleomorphic 14
Menurut Armstrong et al, sebanyak 16 % dari pasien dengan tumor parotis dan 8% pasien
dengan tumor pada submandibula atau sub lingual secara klinis menunjukkan keterlibatan
kelenjar limfe pada penampilannya.15

3.4 Pemeriksaan

Pada anamnesis harus ditanyakan mengenai radiasi terdahulu pada daerah kepala-leher,
operasi yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah dan penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan pembengkakan kelenjar ini (diabetes,sirosis,hepatitis, alkoholisme). Juga obat-
obat seperti opiate, antihipertensi, derivate fenotiazin, diazepam, dan klordiazepoksid dapat
menyebabkan pembengkakan, karena obat-obat ini menurunkan fungsi kelenjar ludah.16
Dengan inspeksi dalam keadaan istirahat dan pada gerakan dapat ditentukan apakah ada
pembengkakan abnormal dan dimana, bagaimana keadaan kulit dan selaput lendir di atasnya
dan bagaimana keadaan fungsi nervus fasialis. Kadang-kadang pada inspeksi sudah jelas
adanya fiksasi ke jaringan sekitarnya, dan langsung tampak adanya trismus. Penderita juga
harus diperiksa dari belakang, untuk dapat melihat asimetrisitas yangmungkin lolos dari
perhatian kita.16

Palpasi yang dilakukan dengan teliti dapat mengarah ke penilaian lokalisasi tumor dengan
tepat, ukuran (dalam cm), bentuknya, konsistensi, dan hubungan dengan sekelilingnya. Jika
mungkin palpasi harus dilakukan bimanual. Palpasi secara sistematis dari leher untuk
limfadenopati dan tumor Warthin yang jarang terjadi juga harus dilakukan. Berikut ini
kelainan patologi yang dapat terjadi :16

Penyakit dengan metastase ke kelenjar lymph


Reactive lymph nodes
HIV infection
Sarcoidosis
Masseteric hypertrophy
Prominent transverse cervical process of C1
Chronic parotitis
Lymphangioma (paediatric)
Haemangioma.
3.5 Pemeriksaan Pelengkap
Pemeriksaan sitologik (biopsi jarum kecil) sangat penting dalam diagnostic pembengkakan
yang dicurigai tumor kelenjar ludah. Dengan metode ini pada umumnya dapat dicapai
diagnosis kerja sementara. Dan pada mayoritas tumor klinis dan sitologik benigna, tidak
diperlukan lagi pemeriksaan tambahan dengan pencitraan. 16

Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang, tau
mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang
mengalami kalsifikasi). Foto toraks diperlukan untuk menemukan kemungkinan metastasis
hematogen. Dengan ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh
gambaran mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi,
letaknya di dalam atau di luar kelenjar limfe. Adenoma pleomorf dapat dibedakan dari tumor
kelenjar ludah yang lain dengan MRI. Metode ini tidak dapat membedakan antara tumor
benigna dan maligna. Pemeriksaan dengan rontgen kontras glandula parotidea dan glandula
submandibularis (sialografi) diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik)
atau kalsifikasi dan dapat mempunyai arti untuk diagnosis diferensial.16
3.6 Tumor Jinak Kelenjar Liur

A. Pada Anak-Anak

Tumor kelenjar jinak yang paling sering pada anak-anak adalah hemangioma kelenjar
parotis. Kulit terletak di bawah massa mempunyai perubahan warna kebiru-biruan, dan
kemungkinan terdapat fluktuasi dalam ukuran dari massa bila anak menangis. Tumor ini akan
menunjukkan peningkatan ukuran yang sedikit demi sedikit selama empat sampai enam bulan
pertama kehidupan, tetapi mulai tampak resolusinya pada usia dua tahun. Yang mirip dengan
hemangioma adalah limfangioma, yang juga timbul pada daerah kelenjar parotis. Adenoma
pleomorfik merupakan tumor ketiga terbanyak yang ditemui, dan paling sering tumor padat,
ditemukan pada anak-anak. Tumor jinak lain termasuk neurofibroma dan lipoma. Tumor
kelenjar liur pada anak-anak paling sering mengenai kelenjar parotis, sedang daerah
submandibula dan kelenjar liur minor jarang terjadi.1

B. Pada Dewasa

B.1 Adenoma Pleomorfik

Tumor campur jinak ini menyebabkan 75 % kelenjar parotis, baik jinak maupun ganas pada
dewasa. Kelainan ini paling sering pada daerah parotis, dimana tampak sebagai
pembengkakan tanpa nyeri yang bertahan untuk waktu lama di daerah depan telinga atau
daerah kaudal kelenjar parotis. Tumor ini tidak menimbulkan rasa nyeri atau kelemahan saraf
fasialis. Pada daerah parotis, meskipun diklasifikasikan sebagai tumor jinak, dalam
ukurannya tumor dapat bertambah besar dan menjadi destruktif setempat. Reseksi bedah total
merupakan satu-satunya terapi. Perawatan sebaiknya dilakukan untuk mencegah cedera pada
saraf fasialis dan saraf dilindungi walaupun jika letaknya sudah berdekatan dengan tumor.1,13

Tumor dapat berkembang pertama kali pada lobus profunda dan meluas ke daerah
retromandibula. Pada keadaan ini saraf fasialis dilindugi secara hati-hati dan di retraksi
dengan lembut sehingga tumor dapat diangkat dari lokasinya yang dalam ke ruang
parafaringeal. Kadang-kadang adenoma pleomorfik lobus profunda tampak di dalam mulut.
Hal ini dapat kita sadari dengan adanya deviasi palatum mole dan arkus tonsilaris ke garis
tengah oleh massa lateral dari daerah tonsil. Reseksi sebaiknya dilakukan melalui leher
daripada melalui dalam mulut. Ketika mengangkat tumor parotis, seluruh lobus superficial,
atau bagian kelenjar lateral dari saraf fasialis, diangkat sekaligus untuk keperluan biopsy,
dipotong dengan mempertahankan saraf fasialis. Pemeriksaan patologis dari pemotongan
beku tidak dapat memberikan asal tumor yang sebenarnya dan operasi radikal mungkin
dibutuhkan jika hasil pemotongan permanen sudah diperoleh. “Pelepasan” adenoma
pleomorfik pada lobus superficial kelenjar parotis tidak dianjurkan karena kemungkinan
kekambuhan yang tinggi.1,13

Gambar 3.2
Adenoma pleomorfik 17
Secara histologi, adenoma pleomorfik berasal dari bagian distal saluran liur, termasuk
saluran intercalated dan asini. Campuran dari epitel, mioepitel dan bagian stroma diwakilkan
dengan namanya: tumor campur jinak. Dari ketiga jenis diatas dapat lebih mendominasi
dibandingkan jenis lain namun ketiga jenis tersebut harus ada untuk mengkonfirmasi
diagnosis.1,13

Pada saat operasi massa tumor tampak berkapsul, tetapi pemeriksaan patologis
menunjukkan perluasan keluar kapsul. Jika seluruh tumor dengan massa kelenjar parotis yang
normal mengelilingi tumor direseksi, insidens kekabuhannya kurang dari 8 persen.
Seadandainya adenoma pleomorfik kambuh, terdapat kemungkinan cedera yang besar pada
paling sedikit satu dari bagian saraf fasialis ketika tumor direseksi ulang.1,13

Meskipun tumor ini dianggap jinak, terdapat kasus kekambuhan yang berkali-kali
dengan pertumbuhan yang berlebihan di mana tumor meluas dan mengenai daerah kanalis
eksterna dan dapat meluas ke rongga mulut dan ruang parafaringeal. Tumor yang kambuh
dapat mengalami degenerasi maligna, tetapi insidens ini kurang dari 6 persen. Terapi iradiasi
terhadap tumor yang kambuh berulang kali dan tidak dapat direseksi diberikan pengobatan
paliatif.1,13

Gambar 3.3
Adenoma Pleomorfik 18
Diagnosis banding untuk adenoma pleomorfik adalah neoplasma maligna: karsinoma
kistik adenoid, adenokarsinoma polimorfik derajat rendah, neoplasma adnexa dalam, dan
neoplasma mesenkimal. Komplikasi yang jarang dari adenoma pleomorfik adalah perubahan
ke arah ganas yaitu karsinoma ex-pelomorfik adenoma (carcinoma ex-pleomorphic
adenoma) atau nama lainnya tumor campur jinak yang bermetastasis (benign metastazing
mixed tumors).19

Prognosis adenoma pleomorfik adalah sempurna, dengan angka kesembuhan


mencapai 96 %.19

B.2 Limfomatosum Adenokistoma Papilar (Tumor Warthin)

Tumor jinak kelenjar liur lain yang relative sering. Tumor ini paling sering terjadi
pada pria usia 50-60 tahun dan ada hubunganya dengan faktor resiko merokok. Tumor ini
juga merupakan tumor yang paling sering terjadi bilateral. Tumor ini dikenali berdasarkan
histologinya dengan adanya struktur papil yang tersusun dari lapisan ganda sel granular
eusinofil atau onkosit, perubahan kistik, dan infiltrasi limfostik yang matang.19
Gambar 3.4
Gambaran histopatologi tumor warthin pada kelenjar parotis 20
Tumor ini berasal dari epitel duktus ektopik. CT-Scan dapat menunjukkan suatu massa
dengan batas jelas pada bagian postero-inferior dari lobus superficial parotis. Jika
pemeriksaan radiosialografi dilakukan maka dapat dilihat peningkatan aktivitas yang
berhubungan dengan adanya onkosit dan peningkatan isi dari mitokondrianya. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histology.19
Gambar 3.5
Tumor Warthin 21
Terapi terdiri dari reseksi bedah dengan melindungi saraf fasialis. Tumor ini
berkapsul dan tidak mungkin kambuh. Error! Bookmark not defined.

Tumor jinak kelenjar liur lain yaitu:1,19

1. Adenoma oksifil (sel asidofilik)

2. Adenoma sel serosa

3. Onkositoma

Terapi serupa pada adenoma pleomorfik.

Ruang parafaringeus merupakan daerah asal primer untuk tumor jinak. Paling sering
adalah tumor kelenjar liur yang timbul dari lobus profunda kelenjar parotis dan meluas ke
dalam ruang parafaringeal. Tumor yang berasal neurogenik seperti schwanoma mungkin
berasal pada daerah ini dari saraf vagus atau jaras simpatetik servikalis. Tumor ini nampak
sebagai massa lunak yang menekan dinding faring lateral ke arah medial. Tumor ini
sebaiknya dilakukan pendekatan melalui leher daripada dalam mulut karena adanya
pembuluh darah yang besar dan saraf kranialis yang penting pada ruang ini. Arteriogram
pendahuluan tidak hanya menunjukkan efek tumor pada lokasi dari arteri karotis interna tapi
juga berguna dalam mendeteksi tumor kemodektoma atau tumor neurogenik dalam ruangan
ini.1

Tumor yang paling sering pada ruang parafaringeal adalah adenoma pleomorfik.
Kedua yang tersering adalah karsinoma adenokistik maligna. Kelompok terbesar dari tumor-
tumor lain adalah yang berasal dari neurogenik, seperti schwanoma dan neuroma. Beberapa
tumor dari ruangan parafaringeal sebaiknya ditangani, melalui pendekatan trans-servikal
eksternal. Tindakan ini akan memberikan control yang lebih baik terhadap pembuluh darah
utama pada daerah ini. Juga mencegah metastasis tumor, yang dapat terjadi pada pendekatan
melalui transoral. Karena edema pasca operasi yang luas dapat terjadi, sering dibutuhkan
trakeostomi.1

Tabel 3.1 Perbedaan Massa-Massa Pada Kelenjar Liur 16

Jinak Kemungkinan Keganasan Ganas


Meningkat
1.Parotis 1. Submandibula 1. Kelenjar liur minor
2.Usia Muda 2. Paresis 2. Lebih tua
3.Wanita 3. Keras 3. Pria
4.Fungsi saraf fasialis 4. tumbuh cepat 4. Paralisis
utuh 5. Rasa tidak enak 5. Keras seperti batu
5.Kistik 6. Onset cepat (<>
6.Durasinya lama (>2 7. Nyeri
tahun) 8. Adenopati servikal
7.Asimptomatik
8.Tidak adenopati

3.7 Tumor Ganas Pada Kelenjar Liur

A. Tumor Ganas Kelenjar Liur pada Anak

A.1 Karsinoma mukoepidermoid

Tumor ganas parotis pada anak jarang. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Tumor ini merupakan jenis terbanyak dari
keganasan kelenjar liur yang diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling tinggi didapat
pada usia antara dekade 30-40. Hampir 75% pasien mempunyai gejala pembengkakan yang
asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan paralisis nervus
fasialis. Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan intralobar duktus saliva. Tumor ini
tidak berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %. Penentuan
derajat keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri atas derajat rendah,menengah, dan
tinggi.1,22

Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk oval,batas tegas, dan
adanya cairan mukoid). Tumor derajat menengah dan derajat tinggi ditandai dengan adanya
proses infiltratif. Pasien-pasien usia muda biasanya berderajat rendah.22

Pada keadaan tertentu,bahkan setelah dilakukan reseksi adekuat, jika terdapat bukti
penyakit metastasis, terapi radiasi pasca-operasi disarankan. Perlu dipertimbangkan secara
hati-hati untuk memberikan radiasi pada anak untuk mendapatkan gambaran komplikasi
potensial yang akan datang. Pada keadaan tertentu seperti jika timbul invasive pada saraf atau
pembuluh darah, atau timbulnya penyakit metastasis perlu dilakukan radiasi.22

A.2 Adenokarsinoma

Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak. Tumor ini terdapat pada 4
% dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien tanapa
gejala (80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau dibawahnya, 30
% pasien berkembang metastasis ke nodus servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis,
dan 15 % merasa sakit pada wajahnya. 22,23,24

Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained sel duktus.

Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang secara
keseluruhan mempunyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel asini dan karsinoma
adenokistik pada awalnya hampir mempunyai perjalanan penyakit yang jinak, dengan
harapan hidup yang lama, hanya menunjukkan kekambuhan terakhir pada daerah yang
pertama kali timbul atau distal dari daerah tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi
adekuat,total, regional. 22,23,24

B. Tumor Ganas Kelenjar Liur pada Dewasa

Dengan bertambahnya usia, kemungkinan bahwa massa dalam kelenjar liur menjadi ganas
bertambah besar, pada umumnya yang sering terjadi pada orang dengan usia 40 tahun adalah
25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari
seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas.1

Berdasarkan derajat keganasannya, tumor kelenjar liur dapat dibagi menjadi derajat tinggi,
sedang, dan rendah.1

1. Tumor ganas derajat tinggi

Yang termasuk derajat tinggi yaitu:1

1. Karsinoma mukoepidermoid
2. Karsinoma sel skuamosa
3. Adenokarsinoma yang tidak berdiferensiasi
4. Karsinoma adenokistik (silindroma)
Karsinoma adenokistik (silindroma) merupakan tumor kelenjar liur spesifik yang termasuk
tumor dengan potensial ganas derajat tinggi. Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh tumor
parotis, 15 % tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur minor. Sebagian dari pasien
merasa asimptomatik, walaupun sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau di
bawahnya. Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus, 25 % terdapat rasa sakit di wajah, 20
% terdapat keterlibatan nervus fasialis, dan metastasis limfatik terjadi sebanyak 15 %. Tumor
ini ditandai dengan penyebaran perineural awal. Asal tumor ini dipikirkan dari sel mioepitel.
Terdapat 3 pola pertumbuhan yaitu: cribriform, solid, dan tubular. Tumor ini berbeda dari
tumor-tumor sebelumnya karena mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai oleh
kekambuhan lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita
dengan karsinoma adenokistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga lima tahun,
angka harapan hidup yang secara keseluruhan sepuluh tahun ditemukan kurang dari 20
persen.1,22

Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor primer, jika perlu
struktur vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan bahkan tulang temporalis.
Agar eksisi yang sempurna pada tumor-tumor ganas ini, bagian saraf fasialis yang berdekatan
dengan tumor harus dieksisi. Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf
dapat dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf fasialis
tersebut. Jika telah menunjukkan paralisis saraf fasialis, maka prognosisnya buruk.1

Tabel 3.2 Tumor-Tumor Ganas Kelenjar Liur Pada Orang Dewasa 1


1. Karsinoma mukoepidermoid
Derajat rendah
Derajat tinggi
2. Karsinoma adenokistik
3. Kanker sel asini
4. Adenokarsinoma
Menghasilkan mucus
Tidak berdiferensiasi
5. Karsinoma yang timbul pada adenoma pleomorfik
6. Karsinoma sel clear
7. Karsinoma sel skuamosa
2. Tumor ganas derajat sedang dan rendah

Yang termasuk jenis tumor derajat ini adalah karsinoma mukoepidermoid dan karsinoma sel
asini. Jika tumor-tumor ini terjadi pada daerah kelenjar parotis,dilakukan parotidektomi total
dan saraf fasialis dilindingi jika perlindingan ini tidak membahayakan reseksi total dari
keganasan. Invasi langsung pada saraf akan menghalangi perlindungan bagian saraf tersebut.
Potongan beku harus dilakukan untuk menyingkirkan adanya invasi saraf, dan invasi ini
selalu terjadi pada bagian kranial. Jika memungkinkan dilakukan cangkok saraf pada waktu
reseksi bedah.1

Pembedahan leher radikal bukan merupakan bagian rutin dari reseksi awal untuk
keganasan parotis tetapi dibutuhkan jika teraba adanya metastasis servikal atau jika terdapat
kekambuhan tumor ganas pada daerah parotis. Pembedahan leher radikal digabung dengan
reseksi parotis radikal yang luas. Jika pada waktu operasi ditemukan bahwa salah satunya
berhubungan dengan tumor ganas parotis, prosedur yang lebih disukai adalah parotidektomi
total denga pengangkatan sekitarnya, jaringan lunak yang berdekatan. Saraf fasialis
dilindungi jika tidak membahayakan reseksi tumor. Cangkok saraf fasialis dilakukan jika
mungkin, khususnya jika jaras saraf harus direseksi. Jika mungkin, bagian dari mata
dilindungi, karena ini akan menyebabkan sejumlah masalah yang besar pasca-operasi. Nodus
digastrikus bagian atas dan nodus-nodus di daerah kelenjar parotis diangkat pada waktu
prosedur operasi awal. Jika nodus-nodus ini menunjukkan keganasa, dianjurkan pembedahan
leher radikal komplit atau pengobatan radiasi pasca-operasi. 1

Karsinoma mukoepidermoid derajat tinggi dan karsinoma sel skuamosa merupakan


tumor yang kemungkinan besar dapat menimbulkan metastasis servikal. Terdapat insiden
sebesar 40 % adanya metastasis untuk karsinoma sel skuamosa dan 16 % untuk karsinoma
mukoepidermoid derajat tinggi. Karsinoma adenokistik, adenokarsinoma, dan karsinoma
asini dapat bermetastasis langsung ke leher tetapi kemungkinan besar menyebar oleh karena
perluasan langsung. Tumor ini juga kemungkinan besar menimbulkan metastasis secara
hematogen ke paru-paru. Dilakukan reseksi untuk tumor-tumor parotis ini dan nodus
subdigastrikus. Jika pada saat itu ditemukan terdapat metastasis, dapat dilakukan pembedahan
leher total.1

Paralisis saraf fasialis merupakan tanda prognosis buruk, hal ini juga merupakan
indikasi dari kemungkinan terbesar adanya metastasis servikal dan merupakan indikasi untuk
dilakukan pembedahan leher radikal.1

Untuk terapi pasca-operasi dianjurkan terapi radiasi untuk kebanyakan tumor parotis
ganas. Terapi radiasi tambahan dapat menurunkan angka kekambuhan total. Terapi radiasi
bukan merupakan terapi pengganti untuk reseksi bedah yang adekuat dan tidak menurunkan
angka kekambuhan jika batas tumor positif. 1

Prognosis untuk dewasa dengan tumor parotis ganas tergantung dari stadium dan
ukuran tumor pada saat ditemukan, ada atau tidaknya paralisis saraf fasialis, dan
menunjukkan metastasis servikal. Patologi spesifik dari tumor penting dalam memastikan
harapan hidup dan prosedur operasi yang luas diperlukan. Keluhan awal dari nyeri dalam
beberapa penelitian menunukkan tanda prognosis yang buruk. 1,15,16,19

Tabel 3.3 Klasifikasi TNM dari Tumor Kelenjar Liur1


Tumor Primer (T)
T1 Diameter tumor terbesar 2 cm atau kurang tanpa perluasan lokal yang berarti (*)

T2 Diameter tumor terbesar lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 4 cm tanpa perluasan lokal
yang berarti

T3 Diameter tumor terbesar lebih dari 4 cm tapi tidak lebih dari 6 cm tanpa perluasan lokal
yang berarti

T4a Diameter tumor terbesar lebih dari 6 cm tanpa perluasan lokal yang berarti

T4b Berbagai ukuran tumor dengan perluasan lokal yang berarti (*)

(*) Perluasan lokal yang berarti dijelaskan sebagai tumor yang melibatkan kulit, jaringan
lunak, tulang, atau saraf lingual atasu fasialis1

2.1 Karsinoma sel asini

Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis. Tumor ini menyerang lebih banyak wanita
dibanding pria. Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6. Terdapat metastasis ke nodus
servikal pada 15% kasus. Tanda patologik khas adalah adanya amiloid. Asal mula sel ini
dipikirkan dari komponen serosa asinar dan sel duktus intercalated.24

2.2 Karsinoma sel skuamosa

Umumnya terjadi pada pria usia tua dan ditandai dengan pertumbuhan cepat. Insiden
metastasis ke nodus limfatikus sebanyak 47 %. Tumor ini biasanya terdapat pada kelenjar
parotis. Tumor ini dipikirkan berasal dari sel duktus ekskretorius.24

2.3 Karsinoma duktus saliva

Tumor ini jarang, menyerupai kanker duktus mammae. Duktus Stensen lebih sering terkena
dibandingkan dengan duktus Wharton. Tumor ini memiliki kecenderungan untuk terjadi
berulang pada tempat yang sama (35%) dan dapat berkembang ke metastasis jauh (62%),
dengan hanya 23 % pasien yang dapat hidup selama 3 tahun. 22,24

2.4 Karsinoma mioepitel

Tumor ini jarang. Tumor ini unik karena terdapat diferensiasi mioepitel dengan struktur
immunohisto-kimia dan struktur ultra yang unik. Diobati dengan radiasi pasca operasi dan
kemoterapi jika diindikasikan.24
2.5 Onkositoma maligna

Serupa dengan variasi benigna kecuali ditandai dengan adanya metastasis jauh, metastasis ke
nodus servikal, dan pembuluh darah, saraf, atau invasi ke limfatik.24

2.6 Lesi limfoepitel maligna

Tumor ini jarang, ditandai dengan adanya area jinak dan ganas pada satu tumor. Bagian
maligna mewakili kanker anaplastik yang berasal dari duktal. Metastasis ke nodus limfatikus
telah berulang kali ditemukan.24

2.7 Limfoma maligna

Limfoma maligna primer dari kelenjar saliva jarang, pada umumnya di dapat pada lelaki usia
tua. Hal ini juga diamati pada sekitar 5-10% pasien dengan tumor Warthin kelenjar parotis.
Terapi optimal adalah biopsy dengan terapi radiasi pada daerah itu. Prognosis lebih baik
untuk limfoma kelenjar saliva daripada limfoma nodus dengan penampilan histology yang
mirip. 23,24

2.8 Metastasis ke Kelenjar Parotis dari tempat lain

Kelenjar parotis dapat menjadi tempat metastasis dari keganasan yang berasal dari kulit,
ginjal, paru, payudara, prostat, dan saluran pencernaan.24

3.8 Kompikasi sesudah parotidektomi

A. Sindroma Frey

Gustatory sweating saat parotidektomi terdapat pada 50 % pasien. Terjadi re-inervasi silang
pada system persarafan otonom kelenjar parotis yang terjadi setelah dilakukan parotidektomi.
Serat parasimpatis, yang dirangsang oleh bau dan rasa dari makanan sekarang menginervasi
kelenjar keringat dan pembuluh darah melalui asetilkolin, lalu mengakibatkan keringatan dan
kemerahan pada kulit di atas area tersebut.22

B. Paralisis/Paresis nervus fasialis

Kejadian paralisis/paresis nervus paresis setelah operasi tumor saliva jinak biasanya kecil
(<5%).>22.24

3.9 Terapi tambahan


Karena banyaknya sub tipe histology dari keganasan parotis, pernyataan umum yang
berkaitan dengan kegunaan terapi tambahan tidak dapat dibuat. Jika dapat di bedah,
pembedahan adalah modalitas utama dalam pengobatan untuk sebagian besar tumor ganas
kelenjar parotis. Indikasi umum untuk terapi radiasi pasca operasi yaitu:24

1. Diameter terbesar tumor > 4 cm


2. Tumor derajat tinggi
3. Invasi tumor ke struktur lokal, limfatik, saraf, dan pembuluh darah
4. Tumor berada sangat dekat dengan saraf
5. Tumor berasal dari dalam atau luar lobus dalam
6.Tumor muncul kembali setelah dilakukan reseksi ulang
7. Batas yang positif dari pemeriksaan akhir patologi
8. Keterlibatan nodus limfatikus regional
Tidak ada kemoterapi yang telah terbukti efektif sebagai modalitas terapi tunggal.
Untuk beberapa sub tipe histology, beberapa ahli menyarankan kombinasi antara kemoterapi
dan radiasi. Saat ini, penggunaan immunoterapi sedang dalam tahap percobaan. 24

3.10 Prognosis

Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1% kasus.
Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul residif lokal. Hal ini
terutama dapat terjadi jika hanya dikerjakan enukleasi sederhana. Pada operasi ulang terdapat
kemungkinan yang lebih besar kerusakan saraf penting seperti nervus fasialis dan dalam
beberapa kasus residif demikian adalah maligna. 16,19,22,23,24

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology, perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar leher. Jika sebelum penanganan tumor
maligna telah ada kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya lebih buruk. Ketahanan hidup
5 tahun kira-kira 5%, namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya. 16,24

BAB IV

KESIMPULAN
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar. Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi,
persentasenya kurang dari 3% dari seluruh keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada
tumor kelenajar liur berkaitan dengan paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada
dada. Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% -
85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80% dari tumor ini adalah adenoma
pleomorphic jinak (benign pleomorphic adenomas).

Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa
berbentuk soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pertumbuhan yang
cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan ke arah keganasan,
tetapi bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya sebagai
indikator dari keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3% dari seluruh tumor
parotis dan prognosisnya buruk.

Tumor parotis dapat dibagi menjadi 2 yaitu jinak dan ganas. Tumor kelenjar jinak
yang paling sering pada anak-anak adalah hemangioma kelenjar parotis. Pada dewasa tumor
jinak nya adalah adenoma Pleomorfik dan Limfomatosum Adenokistoma Papilar (Tumor
Warthin). Tumor jinak kelenjar liur lain yaitu Adenoma oksifil (sel asidofilik), Adenoma sel
serosa, dan Onkositoma.

Tumor Ganas Pada Kelenjar Liur dapat terjadi pada anak dan dewasa. Tumor ganas
kelenjar liur paling sering pada anak adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya derajatnya
rendah. Pada dewasa dapat berupa Karsinoma mukoepidermoid,Karsinoma sel skuamosa,
Adenokarsinoma yang tidak berdiferensiasi, Karsinoma adenokistik (silindroma).
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya. Terapi tambahan berupa
radiasi pasca operasi atau kemoterapi dapat diberikan dengan mempertimbangkan resiko-
resiko yang harus dihadapi nantinya. Untuk prognosis sesudah terapi adekuat pada tumor
benigna terjadi residif lokal kurang dari 1% kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat
secara luas, sering timbul residif lokal.
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams LG, Boies RL, Paparella MM. Dalam: Buku Ajar Penyakit THT , Ed.6. Jakarta :
EGC, 1997: 305-319
2 Gregory Masters, Bruce Brockstein. Dalam :Head and Neck Cancer. USA: Kluwer
Academic Publishers,2003: 158-161
3 Beers MH, Porter RS. Dalam: Merck Manual of Diagnosis and Theraphy, Ver.10.2.3. USA:
Merck Research Laboratories,2007
4 Susan, Standring. Dalam: Grays Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice.
USA: Elsevier, 2005: 515-518
5 Grays Anatomy:The Anatomical Basis of Clinical Practice. USA: Elsevier, 2005: 515-518
6 Bate’s Guide To Physical Examination, hal. 115
7 Satish Keshav. Dalam: The Gastrointestinal System At A Glance. Australia: Blackwell
Science Ltd, 2004: 14-15
8 Leegard T, Lindeman H. Salivary gland tumours. Dalam: Clinical picture and treatment.
Acta Otolaryngologica, 1970; 263: 155–9
9 Belsy JL, Tachikawa K, Chihak RW, Yamamato T. Salivary gland tumours in atomic bomb
survivors. Hiroshima–Nagasaki. 1957–
1970. Journal of the American Medical Association, 1972; 2/9: 804–68.
10 Berg JW, Hutter RVP, Foote FWJ. The unique association between salivary gland cancer
and breast cancer. Journal of the
American Medical Association, 1968; 204: 771–7
11 Batsakis JG. Tumours of the head and neck (2nd edn). Baltimore: Williams and Wilkins,
1982: 64–194
12 Walsh BT, Croft CB. Salivary gland enlargement in anorexia nervosa. International
Journal of Psychiatric Medicine, 1981; 11: 255–7.
13 Robert L. Souhami. Oxford Textbook of Oncology (2 volume set) 2nd edition. England:
Oxford Press, 2002
14 Oxford Textbook of Oncology (2 volume set) 2nd edition. England: Oxford Press, 2002
15 Armstrong JG, Harrison LB, Thaler HT, et al. The indications for the elective treatment of
the neck in cancer of the major salivary glands. Cancer, 1992; 69: 615–19
16 C.J.H. van de Velde. Onkologie. Leiden: Stafleu, 1973
17 Robbins and Cotran : Pathologic Basic Of disease hal. 793
18 Color Atlas of ENT Diagnosis 4th edition, revised and expanded
19 Anil K. lalwani. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology-Head & Neck
Surgery. USA:Mc Graw Hill,2004
20 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/cb/Warthin_tumor_%282%29.jpg
21 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c3/Warthin%27s_tumor.jpg
22 K.J.Lee. Essential Otolaryngology-Head & Neck surgery ed.8 . Connecticut: McGraw-
Hill2003
23 Shikhani A, Samara M, Allam C, et al. Primary lymphoma in the salivary glands: report of
five cases and review of the literature. Laryngoscope. Dec 1987;97(12):1438-42
24 Bardia Amirlak. Dalam Parotid Tumors, Malignant:
http://www.emedicine.com/plastic/TOPIC372.HTM#ref12
You might also like:
 PEMBESARAN PROSTAT (BPH: Benign Prostate Hyperplasia)
 Anemia pada gagal ginjal kronis
 Kortikosteroid
Linkwithin

Posted by Koas Gadget at 8:30 PM


Labels: Budhi Asih, Koas, referat, THT, Tumor

Anda mungkin juga menyukai