1 PB
1 PB
Abstrak
Berita olahraga digemari masyarakat Indonesia, namun masih jarang diteliti. Untuk itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan pemberitaan media
cetak Jawa Pos dan Harian Surya dalammembingkai dan memberitakan klub sepakbola
Persebaya Surabaya. Hal ini berkaitan dengan pasca peralihan media partner dari Jawa
Pos ke Harian Surya. Dulu media partner Persebaya (2017) adalah Jawa Pos, di mana
Presidennya, Azrul Ananda, merupakan CEO Jawa Pos. Namun, setelah Presiden
Persebaya tersebut tidak berada di institusi Jawa Pos lagi, media partner Persebaya
beralih menjadi Harian Surya.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis
framingdengan metode kualitatif. Adapun model analisis framing yang digunakan
adalah milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky. Hasil yang didapatkan dari
penelitian ini adalah bahwa pembingkaian berita oleh Jawa Pos dan Harian Surya
memiliki perbedaan dalam pemberitaannya. Jawa Pos tidak memperlihatkan
keberpihakan dalam pemberitaannya, sementara Surya sudah berusaha menyuguhkan
berita yang berimbang meski kurang selaras dan kurang memenuhi kelengkapan unsur
berita.
Abstract
Sports news is popular with Indonesian people, but is still rarely studied. Becauseof this
reason, this study aims to find out how the differences in the coverage of the print media
of Jawa Pos and Harian Surya in framing and reporting on the Persebaya Surabaya
football club. This relates to the displacement of media partners from Jawa Pos to
Harian Surya. Previously, Persebaya's media partner was Jawa Pos (2017), where the
President, Azrul Ananda, was the CEO of Jawa Pos. However, after the President of
Persebaya was no longer in the Jawa Pos institution, Persebaya's media partner switched
to Harian Surya. This study uses a framing analysis approach with qualitative methods.
The framing analysis used is from Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicky’s model. The
results obtained from this study are that the news framing by Jawa Pos and Harian
Surya has differences in reporting.Jawa Pos does not show partiality in its reporting,
while Surya has tried to present balanced news, although it lacks in harmony and less
complete on the news elements.
82
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
83
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
sebagai official partner. Hal ini menarik sosiologis, framing berfungsi membuat
untuk diteliti karena dalam membingkai suatu realitas menjadi teridentifikasi,
berita, masing-masing media akan dimengerti dan dipahami, karena di
memberitakan sekaligus mengostruksi dalamnya sudah terdapat label tertentu.
sesuai dengan ideologi yang dimiliki. Pan dan Kosicky mengartikan
Untuk itu penelitian membandingkan bahwa analisis framing merupakan
berita di dua media cetak menggunakan sebuah proses membuat pesan yang
analisis framing dengan model lebih menonjol, menempatkan
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky. informasi lebih daripada yang lain
sehingga khalayak lebih tertuju
TINJAUAN PUSTAKA padapesan tersebut (Eriyanto dalam
Framing dapat berperan sebagai Surbakti 2013).
metode maupun teori. Modelanalisis Dalam pendekatan Pan dan
yang digunakan adalah Zhongdang Pan Kosiky, mereka membagi perangkat
dan Gerald M. Kosicky, karena model farming menjadi 4 bagian, yaitu
ini adalah model paling tajam untuk sintaksis. Perangkat ini berhubungan
mengupas dan meneliti tentang analisis dengan headline berita, lead berita, latar
framing. Model ini cocok digunakan informasi, pernyataan, opini, kutipan,
untuk menganalisa pesan dari media dan pengamatan atas peristiwa ke dalam
tertentu dalam mengonstruksi dan bentuk susunan kalimat yang terbingkai
membingkai suatu teks berita. di berita. Yang kedua adalah struktur
Zhongdang Pan dan Kosicky skrip yaitu berhubungan dengan
telah merumuskan dalam teorinya, bagaimana cara wartawan dalam
menurut mereka, framing adalah mengkisahkan berita dan mengemas
strategi atau cara untuk mengkonstruksi berita. Yang ketiga adalah struktur
dan memproses berita. Perangkat tematik, hubungan antar kalimat yang
kognisi yang digunakan dalam membentuk teks berita secara
mengkode informasi, menafsirkan keseluruhan. Yang keempat adalah
sebuah peristiwa yang dihubungkan struktur retoris, berhubungan dengan
dengan rutinitas dan konvensi dalam cara wartawan memakai dan
pembentukan makna. Zhongdang Pan memainkan susunan kata dalam berita
dan Kosicky telah merumuskan, dalam yang diterbitkan. Struktur ini melihat
modelnya, terdapat 2 hal, yaitu bagaimana wartawan menggunakan
sosiologis dan psikologis. Dalam pilihan kata, grafik, idiom, dan gambar
konsep psikologis, framing diartikan bukan hanya untuk mendukung tulisan,
dengan struktur dan proses kognitif, tetapi juga menekankan arti tertentu
karena menekankan bagaimana kepada pembaca. Model Zhongdang
seseorang memproses informasi dalam Pan dan Gerald M Kosicky dapat
dirinya. Sementara itu, secara digambarkan melalui tabel berikut:
84
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
85
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
yang sudah ada. Pendekatan kualitatif Paradigma ini mempunyai posisi dan
berusaha menjelaskan realitas dengan pandangan tersendiri terhadap media
menggunakan penjelasan deskriptif dan teks berita yang dihasilkannya.
dalam bentuk kalimat. Jika pendekatan Konep mengenai konstruksionime
kuatitatif bisa sangat terukur dan diperkenalkan oleh sosiolog
obyektif, maka pendekatankualitatif, interpretative, Peter L. Berger.
keterukurannya sangat subyektif dan Pendekatan ini mempunyai penilaian
bisa diperdebatkan. (Pujileksono, 2015) sendiri bagaimana media, wartawan,
Jenis penelitian yang diambil dan berita dilihat. Dalam pandangan
merupakan penelitian deskripi yang konstruksionis, media dilihat
memaparakan data atas uraian terhadap sebaliknya. Media bukanlah sekadar
pembingkaian berita dan menggunakan saluran yang bebas, ia juga subjek yang
media cetak Jawa Pos dan Harian Surya mengkonstruksi realitas, lengkap
edisi Minggu, 01 September 2019. dengan pandangan, bias, dan
Peneliti mempelajari arti atau makna pemihakannya. Di sini media dipandang
dari keterkaitan antarkalimat dalam sebagai agen konstruksi sosial yang
penulisan berita. mendefinisikan realitas. Apa yang
Untuk penelitian kualitatif tersaji dalam berita, dan kita baca tiap
terhadap pesan media, banyak hari, adalah produk dari pembentukan
pendekatan dan analisis yang bisa realitas oleh media. Media adalah agen
digunakan. Cohtohnya, kita bisa yang secara aktif menafsirkan realitas
menggunakan analisis semiotika dan untuk disajikan kepada khalayak
framing. Semiotika, misalnya, (Eriyanto, 2011).
digunakan dalam mempelajari Data-data yang diperoleh dan
representasi bromance dalam film Jawa dianalisis oleh peneliti menggunakan
(Hanani dan Reza, 2019). Sementara skema dan konsep model analisis
itu, framing dapat digunakan untuk Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky,
meneliti bingkai pemberitaan Jawa Pos yang mengelompokkan ke dalam empat
tentang Persebaya Junaedi, F. (2016). sub kategori yaitu, sintaksis (bagaimana
Dalam penelitian ini, framing cara wartawan menyusun berita), skrip
yang dipilih sebagai metode. Menurut (bagaimana cara wartawan untuk
Eriyanto (2002: 3) analisis framing menyusun fakta), tematik (bagaimana
adalah bagaimana media memahami cara wartawan menuliskan fakta), dan
dan memaknai realitas, dan dengan cara retoris (bagaimana cara wartawan
apa realitas itu di tindakan, inilah yang menekankan fakta). Analisis ini
menjadi pusat perhatian dari analisis digunakan untuk melihat bagaimana
framing. Pengertian sederhana dari media cetak Jawa Pos dan Harian Surya
framing adalah pendekatan untuk membingkai dan memberitakan klub
mengetahui bagaimana perspektif atau Persebaya, usai peralihan media partner
cara pandang yang digunakan oleh Persebaya dari Jawa Pos ke Harian
wartawan ketika menseleksi isu dan Surya. Peneliti menggunakan data
menulis berita (Eriyanto, 2007:68 dalam penelitian media cetak koran Jawa Pos
Damayanti 2016). dan Harian Surya, dengan hasil dan
pembahasan sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN Sintaksis
Penelitian ini menggunakan Pada bagian struktur sintaksis,
analisis framing yang termasuk ke koran Jawa Pos memberikan dua berita
dalam paradigma konstruksionis. dan sudut pandang yang berbeda dalam
86
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
87
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
karena di dalam prinsip atau elemen tersebut diraih tanpa kehadiran empat
jurnalisme, wartawan harus bisa pemain kunci, yaitu Ruben Sunadi,
menyuguhkan kebenaran (Kovach Irfan jaya, Hansamu Yama, dan
dalam Ishwara, 2011). Dengan kata lain, Manuchekhr Dzhalilov.
wartawan tidak boleh mengutamakan Sementara itu, untuk skrip
keberpihakan dan harus bisa meliputi pemberitaan Persebaya di Harian Surya,
semua obyek yang dia beritakan. Hal meliputi: (1) What: Selebrasi David
tersebut biasa dikenal dengan cover untuk anak; (2) When: 31 Agustus
both sides. 2019; (3) Where: Stadion Patriot
Altschul dalam Surbakti (2013) Candrabhaga, Bekasi; (4) Who: David
mengatakan bahwa isi dari media da Silva, Bejo Sugiantoro, dan Yeyen
mencerminkan kepentingan dari siapa Tumena; (5) Why: karena David da
yang membiayainya. Hal ini dapat Silva mempersembahkan golnya untuk
terlihat dalam Harian Surya yang mana anaknya yang baru saja lahir. Sementara
menunjukkan pemberitaan yang optimis itu, peneliti kesusahan untuk
terhadap Persebaya dalam headline-nya. menganalisis unsur how dalam berita
Adapun Jawa Pos,meskipun media ini. Sebab, judul berita ini adalah
cetak tersebut sudah bukan merupakan tentang selebrasi David da Silva. Akan
media partner dari Persebaya, tetapi dia tetapi, isinya tidak berkata demikian.
tetap membuat headline yang fair dan Harian Surya lebih banyak
sesuai dengan apa yang terjadi. Dengan membicarakan tentang jalannya
demikian, meskipun pemberitaan pertandingan dan komentar-komentar
seringkali dikaitkan dengan kepentingan pelatih Persebaya dan rivalnya,
dari pemilik media, hal ini tidak Bhayangkara FC.
nampak dalam pemberitaan Jawa Pos Di dalam menuliskan berita,
mengenai Persebaya kali ini. terutama di media cetak, kelengkapan
isi berita adalah hal yang harus
Skrip diperharikan. Dalam skrip, Zhongdang
Untuk struktur skrip, Jawa Pos dan Kosicky memberlakukan analisis
memenuhi unsur 5W+1H yang 5W+1H. Dalam kajian jurnalistik,
merupakan syarat kelengkapan dalam 5W+1H ini merupakan kelengkapan isi
penulisan berita.Semua unsur 5W+1H berita yang seyogyanya dipatuhi.
tersebut dapat ditemukan pada Adanya pengurangan unsur berita, bisa
pemberitaan tentang kemenangan jadi mengindikasi bahwa sebuah media
Persebaya di Jawa Pos. Unsur 5W+1H sedang tidak objektif atau berpihak,
tersebut meliputi: (1) What: Persebaya yang mana hal tersebut tidak ditemukan
pede songsong putaran kedua; (2) dalam Jawa Pos. Sebab, mereka
When: Sabtu, 31 Agustus memberitakan Persebaya dengan unsur
2019;(3)Where: pertandingan Persebaya berita yang lengkap.Hal yang berbeda
melawan Bhayangkara FC di justru terlihat dalam Harian Surya.
laksanakan di Stadion Patriot Berdasarkan pengamatan
Candrabhaga, Bekasi; (4) Who: David kami,kelengkapan isi berita mereka
da Silva, Bejo Sugiantoro; (5) Why: kurang terpenuhi. Juduldan isi berita
karena datangnya pemain lama juga akan lebih baik jika lebih linier
Persabaya David da Silva yang menutup sehingga tidakmembuat bingung
putaran pertama Liga 1 2019 dengan pembaca.
kemenangan (2-0) atas Bhayangkara Hal ini membuktikan bahwa
FC; (6) How: kemenangan Persebaya sebagai mantan media partner, Jawa
88
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
Pos tidak melakukan keberpihakan di memberitakan hal yang serupa, yaitu ide
dalam pemberitaan Persebaya. Mereka utamanya adalah mengenai kemenangan
tidak mengurang-ngurangi unsur berita Persebaya dengan David da Silva
yang seharusnya disampaikan kepada sebagai pahlawan. Meski Jawa Pos
pembaca, atau dengan kata lain Jawa lebih fokus pada pelatih dan Surya
Pos terbilang independen. Hal ini fokus pada jalannya pertandingan,
disebut oleh Devolder dalam Ishwara keduanya bermuara pada hal yang sama,
(2011) sebagai “obyektivitas yang yaitu kemenangan Persebaya. Baik
subyektif”, di mana “dari sebuah obyek Jawa Pos maupun Surya tidak memiliki
muncul berbagai pandangan yang menunjukkan tendensi tertentu selain
obyektif yang bersifat subyektif (karena memberitakan tentang kemenangan
didiungkapkan oleh seorang subyek)”. klub tersebut. Dengan demikian,
obyektivitas dilakukan oleh kedua
pihak.
Tematik
Pemberitaan pertama Jawa Pos Retoris
tentang Persebaya lebih fokus pada Salah satu penekanan yang
David da Silva yang telah dilakukan oleh Jawa Pos terlihat dari
memenangkan Persebaya 2-0 dengan foto yang dibidik oleh jurnalis di
Bhayangkara FC. Headline kedua headline pertama.Foto itu menceritakan
mereka juga selaras dengan berita kegembiraan pemain Persebaya atas
pertama. Akan tetapi, headline mereka kemenangan yang dicetak oleh David
yang ada di halaman utama Da Silva. Bidikan foto yang ada diberita
Sportainment lebih banyak mengulas kedua bisa dimaknaipermainan yang
pelatih Persebaya yang baru, yaitu kasar atau bisa menimbulkan
Alfred Riedl.Adapun hubungan antar pelanggaran dari Bhayangkara FC. Di
kalimat yang ada dalam berita-berita foto itu,bek Bhayangkara FC, Bagas
tersebut selaras. Adi Nugroho, menarik baju Osvaldo
Pada Harian Surya, berita lebih Haay, salah seorang pemain Persebaya
ditekankan kepada bagaimana David da untuk menghentikan
Silva, striker Persebaya, melakukan pergerakannya.Pada pemberitaan
selebrasi.Meskipun judul mereka Harian Surya, terdapat penekanan kata
tentang selebrasi tersebut, namun fokus “DAVID” yang menunjukan bahwa
isi beritaadalah tentang berita itu dimuat dengan membingkai
bagaimanaPersebayamemenangkan selebrasi David da Silva, striker
pertandingan. Hal tersebut nampak pada Persebaya yang merayakan golnya.
proporsi kalimat yang digunakan. Gambar yang dipotret pun juga
Kalimat terbanyak justru pada jalannya menunjukkan tentang selebrasi David.
pertandingan yang berujung pada Foto-foto yang disuguhkan oleh
kemenangan Persebaya, bukan selebrasi Jawa Pos dan Persebaya memiliki
David da Silva. penekanan yang berbeda. Jawa Pos
Jawa Pos dan Surya memang lebih menonjolkan pada tegang dan
memiliki gaya yang berbeda dalam serunya pertandingan. Adapun Surya
merangkai antarkalimat. Mereka juga lebih menonjolkan pada selebrasi David
memiliki tingkat koherensi yang da Silva. Foto ini mendukung sintaksis
berbeda dalam menyusun detil-detil pemberitaan Surya yang sedari awal
pemberitaan. Namun, keduanya masih terkesan membangun pesan tentang
terbilang seirama. Kedua media kebanggaannya akan Persebaya. Foto
89
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
90
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 2, Edisi September 2019
91