MAJALAH / JURNAL
GENERASI KAMPUS
VOLUME 6, NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
DITERBITKAN OLEH :
PEMBANTU REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN,
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, TAHUN 2013
MAJALAH/JURNAL
GENERASI KAMPUS
ISSN 1978-869X
(CAMPUS GENERATION)
VOLUME 6, NOMOR 2, SEPTEMBER 2013 APRIL 2011
Terbit Dua kali setahun pada bulan April dan September. Berisi ringkasan
hasil penelitian, gagasan kopseptual, kajian teori, aplikasi teori yang
dimuat dalam Majalah/jurnal Generasi Kampus .
Pelindung
Pengarah
Penanggung jawab :
Ketua Penyunting
Sekretaris Penyunting
Penyunting Pelaksana
: *Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd *Prof. Dr.
Bornok Sinaga, M.Pd *Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T., M.M. *Lamhot
Basani Sihombing, S.Pd, M.Pd. *Dr. Paningkat Siburian, M.Pd *Dr.
Sukarman Purba *Syamsul Gutom SKM, M.Kes. * PD 3 FIP, *PD 3 FBS, *PD 3
FT, *PD 3, *PD 3 FIS *PD 3 FIK, dan *PD 3 FE
Penyunting Ahli
:
Prof. Selamat Triono, M.Sc, PhD (Universitas Negeri Medan)
Prof. Dr. Hamka (Universitas Negeri Padang)
Dr. Herminarta Sofyan (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Yusuf Sudo Hadi (Institut Pertanian Bogor)
Eddy Nur Ilyas, S.H, M.Hum (Universitas Syah Kuala
Darussalam B. Aceh)
Ir. H.RB. Ainurrasyid, NIS (Universitas Brawijaya)
Syarif A. Barmawi, S.H, M.Si (Universitas Pajajaran Bandung)
Prof. Dr. H.R. Boenyamin (Universitas Jendral Sudirman)
Kontributor
: *Samrah, S.Pd. *Nurhaida, SH, M.Kn. *Surbita, SH. *Dra.
Hayati Tamba. *Dra. Susiarni. *Nusawati BA. *Drs. Idrus.
*Dra.Nismawarni Harahap. *
Pelaksana Tata Usaha
Alamat
e-mail : kemahasiswaanunimed@gmail.com
Penyunting
menerima
sumbangan
tulisan
yang
belum
pernalh
diterbitkan
media
dalam
cetak
lain.
dengan
jumlah
baca
petunjuk
bagi
penulis
pada
sampul
dalam
belakang).
Naskah
penyunting
ahli.
Penyunting
dapat
melakukan
perubahan
pada
tulisan
yang
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas Rahmat dan
PetunjukNya, sehingga Jurnal Generasi Kampus Volume 6 Nomor 2 September tahun 2013 dapat
terbit sesuaidengan harapan kita bersama. Jurnal merupakan salah satu media ilmiah yang
menyuguhkan artikel hasil penelitian dan artikel non hasil penelitian (kajian teori) yang
menjelaskan berbagai fenomena bidang pendidikan maupun non pendidikan.
Pada kesempatan yang baik inidisampaikan terima kasih kepada para penulis, penyunting
pelaksana, dan para penyunting ahli yang telah membantu dalam rangka penyusunan artikel pada
jurnal ilmiah ini. Dalam jurnal Volume 6 Nomor 2 September 2013 ini akan disuguhkan beberapa
artikel diantaranya adalah : 1) Profesionalisme, Esensi Kepemimpinan, dan Manajemen
Organisasi, 2) Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran, 3) Peningkatan
Komitmen Organisasi Kepala Sekolah Efektif pada Era Globalisasi, 4) Peningkatan Kualitas
Bernalar Mahasiswa dalam Penulisan Karya Ilmiah, 5) Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VII, 6) Suatu Pendekatan Strategi dan Metode Pendidikan Seni Melalui Kegiatan Bernyanyi
sebagai Aspek-Aspek Pengembangan Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini, 7)
Menghentikan Kebiasaan Merokok dengan Behaviour Therapy, 8) Suatu Upaya dalam
Pelaksanaan Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Seni Musik Berbasis Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa di Sekolah-Sekolah Maupun Lembaga-Lembaga Pendidikan di Indonesia, 9)
Upaya Pembentukan Karakter Melalui Olahraga Permainan Kecil pada Siswa SD, 10) Penekanan
Unsur Dekoratif melalui Aplikasi Ornamen Ulos Batak Toba pada Perancangan Busana, 11)
Medan,
September 2013
ISSN 1978-869X
MAJALAH/JURNAL
GENERASI KAMPUS
(CAMPUS GENERATION)
V VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2008
IL 2008
Syamsul Gultom
Danny Ivanno Ritonga
Dewi Endriani
Indah Verawati
Yetti Pangaribuan
Johannes Jefria Gultom
Profesionalisme,
Esensi
Kepemimpinan,
dan
Manajemen Organisasi
Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam
Pembelajaran
Peningkatan Komitmen Organisasi Kepala Sekolah
Efektif pada Era Globalisasi
Peningkatan Kualitas Bernalar Mahasiswa dalam
Penulisan Karya Ilmiah
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII
Suatu Pendekatan Strategi Dan Metode Pendidikan
Seni Melalui Kegiatan Bernyanyi Sebagai AspekASpek Pengembangan Pendidikan Karakter pada Anak
Usia Dini
Menghentikan Kebiasaan Merokok dengan Behaviour
Therapy
Suatu Upaya dalam Pelaksanaan Pengajaran dan
Pembelajaran Pendidikan Seni Musik Berbasis
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di SekolahSekolah Maupun Lembaga-Lembaga Pendidikan di
Indonesia
Upaya Pembentukan Karakter Melalui Olahraga
Permainan Kecil pada Siswa SD
Penekanan Unsur Dekoratif melalui Aplikasi Ornamen
Ulos Batak Toba pada Perancangan Busana
ii
1-16
17-29
30-40
41-50
51-62
63-74
75-81
82-98
99-104
105-111
112-121
1
PEMIMPINAN DAN
PROFESIONALISME, ESENSI KEPEMIMPINAN, DAN
MANAJEMEN ORGANISASI
Biner Ambarita
Abstrak
Wujud pembangunan generasi muda Indonesia agar insan yang professional adalah (a)
pemberdayaan pemuda untuk membangkitkan potensi pemuda untuk berperan serta dalam
pembangunan. (2) Pengembangan pemuda untuk menumbuhkembangkan potensi manajerial,
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, dan (3) perlindungan pemuda menolong pemuda
dalam menghadapi demoralisasi, degradasi nasionalisme, tindakan destruktif, regenerasi dan
perlindungan hak dan kewajiban pemuda. Jadi dengan demikian diharapkan di masa depan
akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa dari generasi muda yang berwawasan kebangsaan,
cinta tanah air, yaitu pemuda yang memiliki sikap intelektualitas, dan perilaku yang luhur
Kata Kunci: Profesionalisme, Kepemimpinan, Pemuda.
A. PENDAHULUAN
Era
globalisasi
yang
penuh
menyertakan
pemuda
baik
diminta
negara
dari
kemakmuran
sesungguhnya
bangsa,
berakar
maka
kekuatan
menjadi
utama
untuk
dan
tujuan nasional.
membangun
Pemuda
kekuatan
bangsa
Indonesia
adalah
masyarakat.
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
2
generasi muda masa kini adalah keharusan
kemajuan masyarakat.
Pemuda
menyadari
sepenuhnya
dengan
profesi
dan
Profesionalisme
adalah
sebutan
menjalankannya, (KBBI,1994).Sedangkan
profesionalisme
adalah
tingkah
laku,
meningkatkan
professional.
dapat
mental
perwujudan
memiliki
karena
Profesionalisme
kualitas
serta
profesionalnya.
komitmenya
dan
peningkatan
terhadap
kualitas
keahlian
dan
keterampilan
dirinya
pendidikan
dan
latihan,
perkembangan
zaman
sehingga
keberadaannya
senantiasa
memberikan
dan
bahwa
sesuai
dengan
tuntutan
makna profesional.
profesionalisme
ruang
dalamnya
karena
keahlian
(kompetensi)
dan
kelayakan
kosong.
ada
manusia
dan
sistem
entitas
bukan
yang
manusia
mesin
di
yang
atau
3
dengan sistem luar, manusia dianugerahi
sikap
hormat
tanggung
dan
jawab,
sopan
disiplin
santun,
dan
(5)
pemuda
percaya
Strategi
negara
di
pembangunan
atas
kepentingan
pribadi,
diri,
kreatif
dan
pantang
pandang pemuda
mengikuti
saling
menghargai,
dan
memelihara
cara
terhadap eksistensi
perkembangan
zaman
kehidupan
Prioritas
pembangunan
masyarakat.
dan
Wawasan
pancasila.
improvement
pemuda
pengembangan
Character
Improvement
upaya
atau
(2)
Competency
merupakan
kemampuan
building
merupakan
kuat,
(8)
kemampuan
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
4
komunikasi, (9) mandiri, dan (10) mampu
penerus
pembangunan
bangsa
yang
teknologi
dan
seni
character
(2008)
mengatakan
materialisme
building
(1)
Sakhyan
adanya
dan
arus
di
ketidakjujuran
kalangan
yang
remaja,
(2)
merajalela,
(3)
dan
pemimpin,
(4)
tindakan
hedonisme
nasionalisme
persaudaraan
tajamnya
terbuka
mengakibatkan
di
redupnya
dan
era
menimbulkan
semakin
reformasi,
sehingga
anarkhisme,
tindak
adalah:
(1)
adanya
ledakan
jumlah
lapangan
pengangguran
kerja pemuda.
kerja,
sehingga
tinggi,
angka
dan
(2)
of
change
(agen
merupakan
Pemuda
terhadap
sangat
berpengaruh
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
5
strategis dari setiap peristiwa penting yang
berkembangan
perjuangan
berbagai
sektor.
bangsa
dalam
Sejarah
telah
dalam
Perkembangan
mengisi
IPTEKS
telah
kesejahteraan
kehidupan
umat
dunia,
dengan
perubahan
sosial
politik
hal
tersebut,
penerapan
dan
pemanfaatan
akan
pengalaman
sepuluh
pemuda,
maka
akan
kuguncangkan dunia
pesat
hasil-hasil
pentingnya
perkembangan
landasan
etika
pembangunan
tersebut, juga
dibanyak
ditandai
Sejarah
membuktikan,
bahwa
dan
penguasaan,
pengembangan
dengan
pendayagunaan
IPTEKS
pencerahan
proses
tidak
Sekarang
peningkatan
belum
berbangsa
yang
dan
bernegara,
kehidupan
dan
dengan
yang diharapkan
dan
terwujud.
keilmuan,
sehingga
dalam
perspektifnya
serta
melakukan
pemimpin
membagi
kekuasaan
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan
6
para anggota (pengikut) sehingga kedua
Kepemimpinan
pemuda
jiwa
zaman
disesuaikan
ada
sehingga
keefektifitan
kita
pada
besar
bagi
menghantar
yang
lebih
dengan
harus
organisasi.
Kita ketahui bahwa pemuda saat ini
sebelumnya,
muda
mengawal
pergantian
sangat
vital
generasi
dalam
muda
menjaga
untuk
itu
diperlukan
prestasi baru.
F. KEPEMIMPINAN PEMUDA
Secara konseptual, kepemimpinan
dapat dikatakan kemampuan seseorang
(pemimpin)
untuk
mempengaruhi,
mampu
(bawahan),
mau
yang
bawahan
mengikuti
sehingga
dan
mereka
melakukan
apa
mempengaruhi
tersebut
pihak
lain,
sesungguhnya akan
7
berharap seorang pemimpin akan diikuti
memberikan
menampilkan
merangsang
bawahannya,
sehingga
mereka
melaksanakan
tugasnya
sosok
keteladanan
dan
penguatan
mau
bagi
seorang
melaksanakan
dengan
pekerjaannya.
Perlu
aspek-aspek
kepemimpinan?.
semua
melaksanakan
Dibutuhkan
bawahan
tugasnya
dapat
secara
mandiri.
pemimpin
tugas
yang
bersifat
administratif
ketimbang
dapat
apakah
tugasuya.
mereka
memiliki
persamaan
tugas-tugas
dijadikan
manajerial.
landasan,
mengapa
ikut
mencerdaskan
kehidupan
adalah
bangsa
tujuan organisasi ?
yang
dapat
dimanifestasikan
motivasi
dan
untuk
mampu
memberikan
terangsang
energinya
dalam
organisasi.
Secara
psikologis,
untuk
mampu
melakukan
berbagai
mendukung
Sinergitas
rangsangan
inilah
kedua
bentuk
yang
biasanya
membangun,
penguatan
sumber
mengembangkan
daya
atau
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
8
institusi, baik pemerintah maupun swasta
atau
bantuan
kalau
dengan
pihak
lainnya. Bahkan
luar
negeri.
Kedua
visioner,
(2)
memiliki
kecerdasan
Bersifat Visioner
harus
memiliki
upaya
karakteristik
visioner,
penataan,
pengembangan
dan
mengubah
maupun
Pemuda
yang
visioner
secara
eksternal
mendasar
kalau
terhadap
dibutuhkan.
harus
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
9
yang merasa tidak nyaman dengan adanya
perubahan
hal
cemoohan
bahkan
harus
perbaikan
organisasi
tersebut
tersebut,
tetapi
meningkatkan
kalau
kualitas
ancaman,
atau
demi
lembaga.
kemampuan
berfikir
seseorang
yang
bertujuan
untuk
mencapai
dan
emosional.
seorang
pemuda
hendaknya
mampu
Kecerdasan
pikiran
dapat
sendiri.
perspektif
orang
lain,
sehingga
mereka,
mengapresiasikan
dimaknai
sebagai
mengubah
nasib
enterpreneur
dapat
adalah
(a)
kemampuan
untuk
diinginkan,
sendiri,
dengan
mengetahui
memiliki
apa
cita-cita
yang
secara
positif,
usaha
dan
arah
hal
(1974),
yang
bersifat
kemajuan.
tersebut
simultan
Sejalan
Sumahamijaya
dengan
karakteristik
enterpreneur,
memiliki
(c)
mampu
disiplin
yang
menciptakan
tinggi
&
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
10
menolong diri sendiri dan orang lain, (g)
kepribadian
yang baik
serta
mampu
tersebut.
Pemimpin
dalam
akan
6.
berimplikasi
pada
kredibilitas
memiliki
karakter
tangguh,
artinya
Perjuangan
menanti
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
untuk
11
ringan. Ketangguhan seorang pemuda
pandangannya
mutlak
rasional
diperlukan.
konsisten
dalam
Pemuda
menjaga
pandangannya,
sejauh
harus
sikap
sikap
tersebut
benar-benar
dan
dapat
dan
dan
selalu
berpihak
yakni
peran
kepemimpinan
dan
komitmennya
tanggung
menjaga
jawab
dalam
persatuan
dan
dalam
masyarakat.
memfokuskan
Terkait
penyusunan
pemuda
untuk
dan
menggerakkan
kepeloporan
Kalau
kita
ingin
pembicaraan,
strategi
dan
mengenai
peran
pembangunan,
maka
pemuda
konteksnya
peran
belajar,bereksperimen
berlatih
menjadi
Social
Control.
dengan
membangun
kemampuannya,
dipimpinnya
Pemuda
dan
Sehingga
memiliki
kepeloporan
dalam
adalah
pemuda
masyarakat.
kepeloporan
dalam
dan
pembangunan,
semangatnya,
dan
atau
pengalamannya.
panutan
bagi
Kepeloporan
jelas
menunjukkan
sikap
Kepeloporan
terpuji,
merintis,
ada
unsur
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
12
setiap perjuangan, pembangunan, dan
sebelumnya,
Modernisasi
dapat
dikatakan
untuk
itulah
diperlukan
sesungguhnya
yang
akan
dengan
dicanangkan,
manajerialnya.
pemuda,
sesungguhnya
diproyeksikan
meningkatkan
program
kerja
termasuk
Kedua
yang
telah
kontrol
yang
berinisiatif,
hal
ini
kinerja
cerdas
Beberapa
parameter
untuk
terkait
dengan
penataan,
peningkatan
kinerja
pemuda
kemandiriannya
Pertama
produktif.,
organisasi
dapat
dicermati.
dalam
dari
melaksanakan
seorang
setiap
sebelumnya.
program
yang
dicanangkan
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
13
Keempat disiplin, seorang pemuda
berbagai
mampu
keluhan,
Ketujuh
mengandung
bekerja
kepentingan
akuntabel,
makna
dan
hal
bahwa
ini
seorang
sama
pihak
dimaksud
lain
yang
dilayani
serta
adalah
kemampuan
dalam
menangkap
seorang
pemuda
berbagai
kebutuhan
pihak
lain
dan
kontemplasi.
dan
kepemimpinan
dan
Crutchfield
memandang
bahwa
pengertian
dan
kelompok, (2)
keunggulan
mengenai
pemimpin
kepemimpinan adalah
seseorang
atau
beberapa
dan
kepemimpinan
(5)
kerja
pemimpin
sama
yang
merupakan
adalah
besar,
kekuatan
individu
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
yang
14
anggota
kelompok
bergerak
Sondang
untuk
(1994)
menyimpulkan
yang
pertanyaan pertama
teori kepemimpinan.
Muncul
untuk
dua
menjawab
pertanyaan
dan
bahwa
memimpin
satu
organisasi
dengan
sendirinya
dapat
dialihkan
kepada
kesempatan
ditempa
berpendapat
luas
kepada
yang
memimpin
satu
mengembangkan
merupakan
jaminan
efektivitas
kepemimpinannya.
memimpin
organisasi
tidak
keberhasilannya
organisasi
lain.
dan
komitmennya
tanggung
menjaga
jawab
persatuan
dalam
dan
terlibat
membangun
kepemimpinan
Control),
kepentingan masyarakat.
maka
pemuda
bagian
dari
untuk
dibina
di
Organisasi-
kepeloporan
yang
berpihak
dan
kepada
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
15
Perkembangan ilmu pengetahuan
pada
terpatri
bidang-bidang
tertentu,
tetapi
daya
juang,
nasionalisme,
kepada masyarakat.
K. PENUTUP
Pada
prinsipnya
faktor
menghadapi
perkembangan
IPTEKS,
organisasi,
termasuk
di
lingkungan
maupun IPTEKS
meningkatkan
kualitas
kepemimpinan
kualitas
kepemimpinan
dan
pendayagunaan
dapat terwujud.
Selanjutnya,
bahwa
berada
teknologi,
etika
serta
suatu
ditandai
dan
moralitas
negara.
disadari
dimensi
spiritualitas
dalam
pembangunan
Kemajuan
IPTEKS
di
dalam
dan
jalur
nilai-nilai
seni
dan
16
bangsa dan negara yang berkualitas di
berbagai sektor.
DAFTAR PUSTAKA
Bronovsky, J. 1972. The Ascent of Mean.
Boston : Little Brown.
Dick, W and Lou, Carey. (1990). The
systematic design of instruction.
Florida : Harper Collins.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Departement Pendidikan Nasional.
Fishbein, M dan Ajzan, Icek. (1990).
Belief, attitude, intention, and
behavior. New York : McGraw Hill
Sumberdaya
Habibie B. J. 2012.
Manusia
Andalan
Masyarakat
Madani. Makalah disampaikan pada
Konvensi
Nasional
Penddikan
Indonesia VII 2012 di Yogayakarta.
Hadari, Nawawi, 2005. Manajemen
Strategik, Yogyakarta : Gadjah Mada
Pers.
Parkhe Arvind. 1991. Interfirm Diversity,
Organizational
Learning,
and
Longevity in Global Strategic
Alliances.
Indiana:
Indiana
University.
(www://jstor.org/discover)
Gerakan Menyongsong
Seratus
Tahun
Indonesia
Merdeka.
Makalah
Disampaiakan
pada
Konvensi
Nasional
Penddikan
Indonesia VII 2012 di Yogayakarta
Semiawan, Conny, dkk. 1984. Memupuk
Bakat dan Kreativitas Siswa
Sekolah Menengah. Jakarta : PT.
Gramedia.
Slamet, Margono. 2003. Filosofi Mutu dan
Penerapan
Prinsip-prinsip
Manajemen Mutu Terpadu di
Perguruan Tinggi. Makalah. Jakarta :
Depdikbud.
Slocum, John W., Jr. dan Hellriegel, Don,
2009. Principles of Organizational
Behavior, 12th Edition. Cina: SouthWestern Cengage Learning.
Sutarno. 2012. Pendidikan Multikultural.
Jakarta: Gramedia.
Tilaar, H.A.R. (1999). Pendidikan dalam
Pembangunan
Nasional
Menyongsong Abad XXI. Jakarta :
Balai Pustaka.
Wiles,
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
17
KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela
Abstrak
Kurikulum 2013 menuntut agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa diberi kebebasan
berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide
secara bebas dan terbuka. Kegiatan guru dalam pembelajaran adalah melatih dan
membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Guru harus
berupaya untuk mengorganisasikan kerjasama dalam kelompok belajar, melatih siswa
berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel. Diharapkan seluruh hasil
kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil
penyelesaian masalah, aturan serta prinsip yang ditemukan melalui proses pembelajaran.
Pembelajaran tidak hanya ditekankan pada satu aspek saja tetapi keseimbangan pada aspek
afektif, aspek psikomotorik, dan aspek kognitif.
Kata Kunci : kurikulum 2013, guru, siswa, afektif, psikomotorik, kognitif
A. PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 merupakan suatu
depan.
kurikulum
2013
dibanding
dengan
perubahan
pada
pendidikannya
tingkat
dimana
satuan
implementasi
harus
disesuaikan
dengan
konsep
tersebut
itu sendiri.
Kurikulum
diharapkan
keseimbangan
dalam
dapat
aspek
hal
ini
memberikan
kognitif,
aspek
yaitu
Hal
ini
harus
menilai
ditunjukkan
aspek
dengan
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
18
sendiri. Artinya kurikulum 2013 itu tidak
menata
sekedar
seharusnya
hanya
dokumen
sebuah
semata
implementasinya,
konsep
tetapi
kurikulum
dan
dalam
bagaimana
dan
dilakukan
apa
guru
yang
dalam
melaksanakan pembelajarannya.
2013 itu
B. PEMBAHASAN
1. Pola Pikir Kurikulum 2013
Seperti
yang
diungkapkan
pemisahan
aspek
menurunkan
kebutuhan.
Berbeda
kurikulum
sebelumnya
mata
kognitif.
pelajaran
untuk
Kurikulum
mata
2013
pelajaran
dari
halnya
dengan
yaitu
standar
mata pelajaran.
dirumuskan
mata
pelajaran
berdasarkan
dirinci
tujuan
menjadi
standar
mata
Karena
pelajaran
harus
berkontribusi
pembelajaran
lebih
banyak
berpusat
pada
siswa
akibatnya
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
19
2013
juga
menuntut
agar
dalam
multimedia
teknologi
mampu
kurikulum
menyelesaikan
permasalahan-
yaitu
berbagai
pendidikan
2013
peralatan
yang
yaitu
mampu
siswa
dalam
sesuai
mengakibatkan
materi
materi
diajarkan.
terlalu
banyak
Penyampaian
dengan
ketertarikannya
dan
yang
apakah
tidak
tersebut.
kurikulum
siswa
pengetahuan
memahami
yang
ini
atau
diberikan
memaksa
guru
agar
sama.
Hal
ini
menggugurkan
yang
pertukaran
tadinya
hanya
transfer
pengetahuan
antara
ilmu
guru
pendekatan
yang
dalam
pendekatan
ilmiah.
pendekatan
adalah
dapat
2013,
maka
pembelajaran
pendekatan
saintifik
yaitu
ini
dijelaskan
menggunakan
Kriteria
menekankan
dalam
beberapa
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
20
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
aspek
mengapa..
subjektif,
yang
Mendorong
apa..
atau
penalaran
dan
menginspirasi
siswa
sikap
menggamit
transformasi
Aspek
Hasil
psikomotorik
akhir
dari
kegiatan
pembelajaran
dalam
memahami,
dan
mengidentifikasi,
memecahkan
masalah,
mengaplikasikan
Mendorong
materi
dan
pembelajaran.
menginspirasi
siswa
baik
adalah
diharapkannya
memiliki
kecakapan dan
pengetahuan
Mendorong
mampu
dan
menginspirasi
memahami, menerapkan,
mengembangkan
pola
berpikir
siswa
dan
yang
pendekatan
ilmiah.
pembelajaran
pendekatan
observing
dipertanggungjawabkan;
pembelajaran
yang
ini
Langkah-langkah
dilakukan
dalam
adalah.
1)
kegiatan
(mengamati);
2)
kegiatan
6)
Tujuan
questioning(menanya);
3)
kegiatan
dirumuskan
secara
associating(menalar);
4)
kegiatan
sistem penyajiannya.
networking(membentuk
Berdasarkan
penjelasan
jejaring
atau
menyimpulkan.
Pembelajaran
yang
diterapkan
dalam
psikomotorik,
kognitif.
setiap
yang
Sehingga
harus
diperhatikan
dan
aspek
langkah-langkah
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
21
guru, pembelajaran ini disebut dengan
guru
pelajaran
dalam
bentuk
utuh,
tetapi
harus
memberikan
kesempatan
ahli
guru
Learning
pembimbing
berperan
dengan
matematika.
sebagai
dituntut
memberikan
kegiatan
untuk
Bahan
ajar
melakukan
menghimpun
tidak
berbagai
informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
harus
dapat
membimbing
dan
kesimpulan-kesimpulan.
pada
dilanjutkan
memberi
yang
guru
untuk
sebagai
pembelajarannya
tidak
fasilitator
dengan
memulai
mengajukan
persiapan
dapat
pemecahan
masalah.
mengembangkan
dan
bahan.
kemudian
dirumuskan
(jawaban
masalah)
salah
satunya
dalam
sementara
dipilih
bentuk
atas
dan
hipotesis
pertanyaan
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
22
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Pada tahap ini berfungsi untuk
relevan,
membaca
sumber
belajar,
benar
tidaknya
hipotesis,
dengan
Syah
data
(2004:244)
merupakan
kegiatan
bacaan,
wawancara,
sebagainya,
observasi,
semuanya diolah,
dan
diacak,
diperoleh
para
siswa
baik
melalui
ditafsirkan
tertentu
pada
tingkat
kepercayaan
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan
pemeriksaan
secara
membuktikan
benar
cermat
untuk
tidaknya
dalam kehidupannya.
atau
menarik
maka
mendasari
atau
masalah
generalisasi/
yang
sama,
dengan
model pembelajaran
yang
kurikulum
Berbasis
Proyek.
Kedua
model
harus
dilaksanakan
2013.
dalam
Model-model
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
23
dengan catatan bahwa model pembelajaran
berdasarkan
masalah,
guru
harus
prinsip-prinsip
pembimbing.
Peran
guru
Dalam
ilmu
pengetahuan.
model
pembelajaran
dalam
pembelajaran
ini
melibatkan
presentasi
dan
berdasarkan
instruction)
ditekankan
bahwa
pembelajaran
dikendalikan
dengan
berdasarkan
terkadang
sebagai
masalah
pembimbing
guru
berperan
dan
fasilitator
berdasarkan
masalah
masalah
(problem-based
dimulai
dengan
sendiri.
lebih
pembelajaran
masalah
dengan
masalah,
pembelajarannya
berdasarkan
masalah
yang
kompleks,
kemungkinan
mengevaluasi
masalah
kesimpulan.
kompleks
tersebut.
Dalam
pemecahan
pilihan,
dan
masalah,
menarik
dan
mengajarkan
prinsip-prinsip
konsepmateri
beberapa
cara.
Dalam
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
24
penyampaiannya dimulai dari ilustrasi
masalah
dengan
percakapan
dipahami,
nyata
yang
yang
dekat
mudah
terkandung
dalam
konsep
dan
Guru
dalam
pembelajaran
mengatur
memungkinkan
dalam
tingkat
pengamatan
pengetahuan
otak
didasarkan
dari
pada
berbagai
bidang,
pembelajaran
guru untuk
yang
terhadap
memandu
dangkal
dalam
pembelajaran
berdasarkan
masalah,
berbagai
diinginkan.
pencapaian
tahap
pembelajaran
model
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
25
siswa. Setelah guru menetapkan tujuan
Ibrahim
dan
Nur
(2000:
13)
pembelajaran
(problem-based instruction)
berikut :
berdasarkan
masalah
pada tabel
tahapan-tahapan
melibatkan
pilihan
menginterpretasikan
lebih aktif.
siswa
sendiri,
dalam
penyelidikan
memungkinkan
dan
siswa
menjelaskan
dalam
penyelidikan
dan
menemukan
pada
kompleks
pembelajaran
kepada
ini
siswa
maka,
tergolong
kepada
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
26
masalah
yang
kompleks,
selanjutnya
yang
lebih
dengan
maksud
mencari
solusi
dari
masalah tersebut.
spesifik
Pembelajaran
Berbasis
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
penilaian,
menghasilkan
hasil
merupakan
melakukan
eksplorasi,
berbagai
metode
bentuk
belajar
yang
untuk
awal
permasalahan
dalam
atau
solusi
atas
tantangan
yang
mengumpulkan
dan
pengetahuan
baru
dalam
mengintegrasikan
berdasarkan
menentukan
pengalamannya
Berbasis
Proyek
permasalahan;
5)
Proses
evaluasi
pada
dirancang
untuk
digunakan
proses
perubahan.
memahaminya.
Melalui
PjBL,
berbasis
dalam
sebuah
disiplin
yang
sedang
proyek
sebaiknya
sebagai
27
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start
dalam
Pembelajaran
dimulai
melakukan
suatu
aktivitas.
dan dimulai
siswa
dan
kemajuan
Guru
didik.
2. Mendesain
Perencanaan
Proyek
dilakukan
untuk
bertanggungjawab
secara
didik.
siswa
aktivitas
yang penting.
Dengan
yang
emikian
dapat
mendukung
cara
mengintegrasikan
pengajar
dalam
mengevaluasi
proyek.
kemajuan
mengukur
masing-
menyusun
jadwal
aktivitas
dalam
pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate
the Experience)
28
Pada
akhir
proses
pembelajaran,
dilakukan
individu
diajukan
pembelajaran.
baik
secara
pada
tahap
pertama
C. PENUTUP
Kompetensi yang dituntut oleh
kurikulum
2013
tergambar
pada
dalam
menteri.
pembelajaran
aspek
diharapkan
menumbuhkan
respons
dalam
pembentukan
sikap
Aspek
keterampilan
pembelajaran.
psikomotorik
positif
siswa.
merupakan
kegiatan-kegiatan
digabungkan
peraturan
motorik
dengan
yang
psikomotorik
dapat
dapat
membentuk
siswa
sehingga
memperbaiki
yang
keterampilan
mikroskop
untuk
29
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
30
PENINGKATAN KOMITMEN ORGANISASI KEPALA SEKOLAH EFEKTIF
PADA ERA GLOBALISASI
Paningkat Siburian
Abstrak
Komitmen organisasi kepala Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sikap yang merefleksikan
loyalitas pada organisasi yang dipimpinnya perlu ditingkatkan secara terus menerus agar
mereka mau melaksanakan setiap program pendidikan dengan sebaik baiknya, sehingga
tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Model Integrasi Perilaku Organisasi
menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen organisasi. Peningkatan komitmen organisasi kepala SMK dapat dilakukan melalui
pengabadian budaya organisasi. Pengabadian budaya organisasi terdiri atas dua proses, yaitu:
sosialisasi dan internalisasi. Jadi, kedua proses pengabadian budaya organisasi tersebut sangat
diperlukan untuk menjadikan kepala SMK memiliki komitmen organisasi yang diperlukan
dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Kepala Sekolah.
A. PENDAHULUAN
Implementasi Kurikulum
2013
dalam
memimpin
guru
melakukan
nonsosisal.
Menteri
Sehubungan
Pendidikan
dengan
dan
itu,
Kebudayaan
Hechinger
dalam
Direktorat
Tenaga
(http://www.poskotanews.com/2013/09/01
/mendikbud-optimis-bisa-laksanakan-
untuk
sekolahnya.
menyukseskan
Kurikulum
berbagai
kualitas
2013
faktor,
guru,
pendukung,
sekolah
sangat
seperti
sarana
penguatan
serta
implementasi
peran
dan
Jadi,
kepala
sekolah
ditentukan
peningkatan
prasarana
manajemen
pemerintah
di
dan
harus
profesional
serta
memiliki
organisasi
kepala
pada
organisasi
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
yang
31
dipimpinnya perlu ditingkatkan secara
terus
menerus
agar
mereka
mau
memberhasilkan
pendidikan tercapai
efektif
program
pada
era
pendidikan
globalisasi.
B. PEMBAHASAN
Sekolah
Menengah
Kejuruan
menjadi
manusia
produktif,
mampu
bekerja
mandiri,
2013
potensi,
dan
serta
yang
berpusat
pada
perkembangan,
kepentingan
kebutuhan,
peserta
didik
lingkungannya.
bertujuan
kreatif,
mengisi
Kementerian
dan
kurikulum
dikembangkan
pengetahuan
Maha
sehat,
warga
2013
Esa,
negara
Pendidikan
yang
berakhlak
yang
mulia,
demokratis
dan
teknologi
(Iptek),
dan
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
32
untuk dapat mengembangkan diri secara
terencana
berkelanjutan.
Bachtiar
(Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPTK/JUR.
untuk
sesuai
meningkatkan
dengan
mutu
kebutuhan
_PEND.TEKNIK_ELEKTRO/195512041
981031BACHTIAR_HASAN/PENDIDIK
kepala
AN_KEJURUAN_DI_INDONESIA.Pdf)
fungsi
penyelenggaraan
Tenaga
menjelaskan
tersebut,
Penyelenggaraan
pendidikan
sekolah
profesionalisme
dilakukan
Kependidikan
bahwa
(2007:
seseorang
untuk
10)
kepala
13)
professional
yang
dikemukakan
Australia
menyatakan
profesional
bahwa
bahwa
sangat
pengembangan
penting
untuk
tinggi
dalam
Technical
and
melakukan
Vocational
bahwa
sekolah.
83)
peningkatan
Mulyasa
mengemukakan
profesionalisme
bahwa
kepala
(2009:
sekolah
Kepala
Sekolah
Menengah
perlu
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
33
(4) Wiraswastawan; (5) Penyelia; (6)
Pencipta
Sehubungan
dengan
itu,
Direktorat
penuh
pendidikan.
terhadap
sebagai
manajer
harus
mampu
penyelenggaraan
dikemukakan
bahwa
seseorang
waktu
terhadap
memahami
dan
penyelenggaraan
mengkoordinasikan
administrasi
sekolah
lembaga
yang
keinginan organisasi
dipimpinnya.
guna mencapai
sekolah,
dan
memberikan
pelayanan
bahwa
organizational
(2009:
menganalisis
memanfaatkan
mampu
bahwa
peluang,
mengkomunikasikan
penyeliaan,
program
melaksanakan,
67)
dan
(6)
menjadi
anggota
organisasi.
Jadi,
menciptakan
keindahan,
sebagai
kebersihan,
pendidik
harus
(7)
memiliki
rinci,
Colquitt,
Lepine,
dan
Wesson
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
34
membentuk komitmen secara keseluruhan
berikut
ini.
Behaviour.
McGraw-Hill. p. 64
komitmen
organisasi,
definisi
komitmen
dengan
meninggalkannya,
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
dan
35
definisi
komitmen
normatif
sebagai
Jadi,
kepala
sekolah
yang
dari
memimpin
sebuah
organisasi
karena
rasa
harus
dibarengi komitmen
sesuai
dapat
untuk
sunguh-
249)
diartikan
sebagai
melakukan
sesuatu
sungguh.
Luthans
janji
dengan
(2006:
mengemukakan
bahwa
komitmen
organisasi
sering
didefinisikan
paling
keinginan
sekolah
organisasi
dalam
pendidikan,
dalam
memberhasilkan
Direktur
Tenaga
merupakan
(3)
refleksi
dari
kompetensi
maupun
keinginan
dibuat
organisasi
sekolah
yang
tidak
pada
langsung
Gambar
sebagaimana
berikut
dipimpinnya.
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
ini.
36
dapat
diketahui
mekanisme
budaya
organisasi
yang
organisasi,
dan
bahwa
meliputi
struktur
organisasi;
keputusan,
individual
pengaruh
kepemimpinan,
karakteristik
tim;
dan
proses
tim,
karakteristik
Jadi,
selanjutnya
tersebut
Model
mekanisme
secara
Integrasi
langsung
Perilaku
langsung
mempengaruhi
mekanisme
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
37
Gibson,
mengandung
Sehubungan
dengan
itu,
gabungan
nilai-nilai,
atas
organisasi
behaviors,
are
dengan
dan
budaya
semua
dan
dan efisien.
and
symbols
pernyataan
Lunenburd
organisasi
kepercayaan,
that
perasaan,
adalah
perilaku,
menunjukkan
hakikat
yang
dapat
Budaya
budaya
menuntun
organisasi
perlu
mengemukakan
organizational
budaya
891)
bahwa
proses
anggotanya
(sosialisasi)
internalisasi
budaya
bahwa
mengemukakan
organisasi
upaya
kepada
anggota
organisasi
dan
organisasi
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
untuk
proses
oleh
38
nilai-nilai,
norma,
dan
kepercayaan
pencapaian
pengabadian
lembaga
berikut ini.
Mulai
tujuan
budaya
pendidikan
organisasi.
organisasi
dapat
Proses
pada
dilakukan
Lulus?
Tidak
Tidak
Calon ditolak
Lulus ?
Ya
Seremoni, wisuda,
sumpah, baiat jadi
anggota organisasi baru
Selesai
Penguatan melalui
pemberian imbalan dan
hukuman
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
39
Sesuai dengan Gambar 3 dapat
dijelaskan
bahwa
pengabadian
mendapatkan
yang
sebagai
diberi
dijelaskan,
proses
calon
dan
anggota
dirembesi
budaya
anggota
organisasi.
penghargaan
dan
Untuk
imbalan,
dikemukakan
baru
dan
dilakukan
melalui
organisasi
atau
dan
organisasi.
diajari
bagaimana
organisasi.
berpikir
Hasil
orientasi,
bahwa
peningkatan
penguatan
budaya
pengabadian
budaya
C. PENUTUP
Komitmen
organisasi
kepala
memberhasilkan
pencapaian
tujuan
SMK
tenaga
bertanggungjawab
sebagai
penyelenggaraan
penuh
terhadap
pendidikan
sangat
kerja
faktor
diperlukan
yang
dalam
dapat
diandalkan
keunggulan
kompetitif
yang
pengorganisasian,
pengarahan,
dan
budaya
organisasi
kepala
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
SMK
40
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar Hasan. 2009. Arti dan Tujuan
Pendidikan
Teknologi
dan
Kejuruan.
Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPT
K/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKT
RO/195512041981031BACHTIAR_HASAN/PENDIDIK
AN_KEJURUAN_DI_INDONESI
A.Pdf), p.5 diakses 27 Maret 2012
Basuki
Menengah
Indikator
Sekolah
. Jakarta:
Menengah
Yuwono,
ANDI
et.
al.,
Yogyakarta:
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
41
PENINGKATAN KUALITAS BERNALAR MAHASISWA
DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
Wanapri Pangaribuan
Jongga Manullang
Abstrak
Kualitas bernalar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya berdasarkan teori
pembelajaran Piaget, Bruner, Bloom, Gagne, dan Marzano. Kemampuan bernalar tingkat
tinggi sangat menentukan kualitas karya ilmiah mahasiswa, khususnya karya ilmiah dalam
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Kata Kunci: Kualitas Bernalar, Karya Ilmiah
A. Pendahuluan
Penerapan
baru
dalam
teknologi
ilmu
industri
menyebabkan
penemuan-penemuan
pengetahuan
dalam
terjadinya
perubahan-perubahan
dan
menyolok
akselerasi
dalam
banyak
ketertinggalan
yang
mampu
melanjutkan
penjajahan
pada
tahun
yang
kecanggihan
memasuki
dibiayai
Revolusi
revolusi
daerah
masyarakat
bahkan
negara.
di
turut
membentuk
nyata
mengakibatkan
berpartisipasi
kehidupan
harus
industri
industri III
yang
menjadikan
rakyat
masyarakat
Indonesia
untuk
mengembangkan
(Pangaribuan, 1989:1-2).
Indonesia
ketertingalan
terjaminnya
tersebut,
mengalami
namun
kesejahteraan
ilmu
pengetahuan,
demi
rakyat
42
untuk
berkembang
karena
tidak
harus
memegang
peran
penting
dalam
persaingan global.
Kebijaksanaan
membangun
dibangun
dari
manusia
kemampuan
bermental
Perkembangan
2012:4).
harus
kemudahan-kemudahan
(Covey,
yang
memiliki
yang
baik.
Manusia
Indonesia
2005:22-23).
Kebijaksanaan
dengan
pola
serta
berpikir
tingkat
tinggi.
B. Hakikat Penalaran
Segala sesuatu yang terjadi di
penalaran
membangun
yang
sebab-akibat
fenomena-fenomena
tersebut.
Pemahaman
induksi
(Wildan,
2012).
Penalaran
harus
dipicu
oleh
khayalan,
khayalan
diproses
secara
sistematis
dengan
proses
yang
selanjutnya
menarik
kesimpulan.
43
(fenomena)
umum
dan
selanjutnya
menarik kesimpulan.
penarikan kesimpulan secara deduktif.
disusun
dan
sebuah
konklusi
(pernyataan)
dari
dua
proposi
Kesamaan
tersebut
dapat
lebar
yang
renyah
akan
sebagian
kerupuk
besar
gejala
yang
diminati
tetap
lebar
dan
renyah.
generalisasi
fakta,
karakteristik-
kecenderungan
contoh,
dibuktikan
data
karakteristik
khusus,
statistik,
khusus,
fenomena
dengan
khusus.
Contoh
hal
yang
banyak
persamaanya.
44
dimasukkan
ke
dalam
botol
hingga
berkelanjutan.
Pada
gambar
berikut
yang
botol.
kesimpulan
menjadi
tren
dalam
penarikan
sementara.
dilakukan
berurutan
dan
preposisi
Konsep
Konsep
teori
Variabel
Variabe
l
hipotesis
Defenisi
Operasional
Penarikan
Defenisi
Operasiona
kesimpulan
adalah
pengaruh
fenomena
berdasarkan
gambar
di
atas
atau
hubungan
antara
dua
(variabel).
Pengambilan kesimpulan dari dua atu lebih preposisi dapat bersyarat. Misalkan,
Premis I: Yang disebut mahasiswa Unimed adalah mahasiswa yang terdaftar di buku
induk mahasiswa.
Premis II: Yang disebut mahasiswa Unimed adalah mahasiswa yang masih aktif
kuliah.
Premis III: Setiap mahasiswa wajib mengikuti peraturan dan tata tertib Unimed.
Premis IV: Budi adalah mahasiswa.
Konklusi: Budi terdaftar di buku induk dan masih aktif kuliah serta mengikuti
peraturan dan tata tertib Unimed.
C. Penalaran berbasis Taxonomi Bloom dan Taxonomi Anderson
Penalaran berada dalam ranah
Anderson
memahami,
menurut
menganalisis,
Bloom
menyangkut
ingatan,
terdiri
dari
mengingat,
mengaplikasikan,
mengevaluasi,
dan
45
analisis, sintesa, dan evaluasi. Penalaran
tingkat
tinggi
berdasarkan
taxonomi
dan
pertanyaan
dalam
kreasi.
Level 1, Knowledge
problem.
Level 4, Analysis
Level 2, Comprehension
of ?
3. If , then .
hypothesis is .
7. Make a model of .
8. Take notes on .
9. Draw a picture to .
enabling to ?
Level 5, Synthesis
Level 3, Application
ideas.
for.
4. Practice .
7. Calculate the .
7. Prescribe a new way to.
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
46
8. Give a book a new title.
problem of
Level 6, Evaluation
1. In your opinion.
penalaran
dilakukan
bagi
sangat
gnerasi
bernalar
Semakin
bernalar
teori
tinggi
dalam
kemampuan
peningkatan
kemampuan
dilakukan
melalui
keaktivan
Gagne
kompleks
mengungkap
19-21).
Gagne
mengatakan
melatih
berikut
dan
abtrak.
dimensi-dimensi
(King,
Marzano
beripir
2012:
22):
Concept
Knowledge and self
Element
Commitment, attitudes, attention
control
Knowledge and control
process
Executive control of
behavior
Critical and
Critical thinking
Goals, disposition
creative thinking
Creative thinking
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
47
Dimension
Concept
Element
getting away from intensive engagement to allow
free-flowing throught..
Application.
thinking
Thinking
Concept formation
Lebels, levels
processes
Principle formation
Comprehension
Processes, strategies
Problem solving
Processes, strategies
Decision making
Models, processes
Research
Composition
Oral discourse
Process, application
Relationships between
processes and skills
Core thingking
Focusing
skill
Information gathering
Remembering
Encoding, recalling
Organizing
analyzing
Generating
Integreting
Summarizing, restructing
evaluating
Relationship of
Types of schema
content area
dependent
knowledge to
thinking
and metaphors
Tasks, systems
bodies of knowledge
Conditions needed
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
48
Dimension
Concept
Element
approaches to
investigation
pada
Jenis PKM
tabel
berikut.
Penjelasan umum
PKM
Penelitian
(PKM-P)
PKM
Kewirausahaan dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan
salah satu modal dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar.
Jadi pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan
masyarakat, ataupun mitra lainnya.
PKM
Pengabdian
Masyarakat
(PKM-M)
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
49
Jenis PKM
Penjelasan umum
masyarakat baik formal maupun non-formal, yang sementara ini dinilai
kurang produktif. Disyaratkan dalam usulan program ini adanya komitmen
bekerjasama secara tertulis dari komponen masyarakat yang akan
dibantu/menjadi khalayak sasaran.
PKM
Penerapan
Teknologi
(PKM-T)
status usaha dan lain-lain) atau lainnya bagi industri berskala mikro atau
kecil (industri rumahan, pedagang kecil atau koperasi) dan menengah
yang menyangkut kepentingan masyarakat luas dan sesuai dengan
kebutuhan calon mitra program. Mitra program yang dimaksud dalam hal
ini adalah kelompok masyarakat yang dinilai produktif.
PKM-T mewajibkan mahasiswa bertukar pikiran dengan mitra terlebih
dahulu, karena produk PKM-T merupakan solusi atas persoalan prioritas
mitra. Dengan demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra.
PKM-Karsa
Cipta
(PKM-KC)
PKM Artikel
Ilmiah (PKM-
AI)
PKM Gagasan
merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari ide atau
Tertulis
(PKM-GT)
isu aktual yang ada di masyarakat dan memerlukan solusi hasil karya pikir
yang cerdas dan realistik.
F. PENUTUP
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
50
Peningkatan kualitas penalaran
mengharapkan
kemampuan
kemampuan
dan
membutuhkan
berpikir,
berpikir
tingkat
terutama
tinggi.
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
51
berhubungan
Matematika
dengan
adalah
sistem
deduktif
anak
berinteraksi
Untuk
lebih
sedangkan
terpusat
pada
guru
aktif
memanipulasi
dengan
meningkatkan
Permasalahan
dan
aktif
lingkungannya.
aktivitas
ini
belajar
diharapkan
pembelajaran
yang
mengikutsertakan
peran
siswa.
Banyak
pembelajaran
lain
merupakan
Hal ini bertolak belakang dengan
aktif
yang
sebuah
dapat
model
digunakan,
kelompok
strategi
berkolaborasi
untuk
mencapai
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
52
tujuan bersama. Model pembelajaran
satunya
adalah
kooperatif
model
pembelajaran
tipe
Jigsaw.
Model
ini
menerapkan
sistem
melatih
pembelajaran
keberanian
siswa
untuk
ajar
lain.
menjadi
kemudian
beberapa
setiap
bagian
anggota
dan
kelompok
Berdasarkan
batasan
masalah
teman sekelompok.
Beberapa
keuntungan
di
kelas
VIII
SMP.
B. PEMBAHASAN
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan suatu
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
activities, (5).
Drawing
menghasilkan
perubahan
pengetahuan-
activities, (6).
pengetahuan,
nilai-nilai
sikap,
dan
yang
dilaksanakan
Menurut
Paul
B.
secara
sengaja.
Diedrich
(dalam
Oral
activities,
Listening
activities,
Emosional
activities.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan
belajar
pembelajaran
Hasil
mencapai
belajar
tujuan-tujuan
merupakan
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
53
pengetahuan, sikap, keterampilan setelah
melalui
kegiatan
belajar
yang
Hasil
mengikuti
belajar
yang
dimaksud
proses
dalam
pembelajaran.
ditugaskan
untuk
mempelajari
dan
mendalami
topik
yang
dan
menyelesaikan
berhubungan
kemudian
kelompok asal.
sama
tugas-tugas
dengan
dijelaskan
yang
topiknya
kepada
untuk
anggota
Trianto
(2009:73),
mengemukakan
langkah-langkah
1.
ketergantungan
positif
dan
model
2.
3.
pembelajaran
kelompok
induk
siswa
4.
yang
Kelompok
asal
5.
merupakan
6.
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
54
C. METODE PENELITIAN
Jenis
adalah
harus
difokuskan
sebagai
penelitian
kepada
usaha
ini
tindakan-tindakan
untuk
meningkatkan
dilakukan.
Banyaknya
siklus
rumus:
Pi
3,6 4,0
Sangat baik
2,6 3,5
Baik
1,6 2,5
Kurang
1,0 1,5
Sangat kurang
secara
menggunakan
deskriptif
persentase
dengan
rumus
secara
kuantitatif.
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
55
Adapun kriteria penilaian aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
PAS<60%
60% PAS<70%
70% PAS<85%
PAS 85%
tes
yang
dianalisis
diperoleh
melihat
untuk
untuk
apa
selanjutnya.
yang
dialami
siswa
dalam
perbaikan
pada
tindakan
Kriteria Kemampuan
90% - 100%
Sangat tinggi
80% - 89%
Tinggi
65% - 79%
Sedang
55% - 64%
Rendah
0% - 54%
Sangat Rendah
Terdapat dua hal yang akan diukur melalui hasil dari setiap tes yang diberikan
kepada siswa, yaitu:
1. Ketuntasan belajar individu
Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara perorangan digunakan rumus:
KB
T
x 100 %
Ti
Dimana :
KB
: Ketuntasan belajar
Ti
Kriteria:
0 % KB < 65%
65% KB 100%
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika KB siswa tersebut mencapai skor 65%
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
56
2. Ketuntasan belajar secara klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:
PKK
Keterangan :
PKK
b) Semakin
banyak
siswa
yang
hasil
belajar
apabila
ada
75%
kategori tersebut.
dikatakan
dan
meningkat
siswa
yang
memperoleh
dikatakan
tercapai
apabila
a) Proses
pembelajaran
4. Hasil Penelitian
Hasil
analisis
tes
diagnostik
3) Siswa
tidak
mampu
menentukan
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
57
Alternatif
yang
juga
pemecahan
merupakan
masalah
perencanaan
yaitu
tindakan, yaitu:
1. Merancang
yang
untuk
menguji
berisikan
pembelajaran
lembar
langkah-langkah
bahan
sarana
ajar
untuk
melihat
siswa
dalam
proses
pembelajaran
observasi
aktivitas
yaitu
tes
pendukung,
yang dirancang
kegiatan pembelajaran.
Rata-rata Skor
Pada Siklus I
Hasil Observasi
Kategori
Pertemuan I
2,875
Baik
Pertemuan II
Baik
Pertemuan III
3,125
Baik
Dari keenam jenis aktivitas siswa (Visual, Oral, Listening, Writing, Mental dan
Emosional) yang diamati, diperoleh hasil sebagai berikut:
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I
Persentase
Aktivitas Siswa
Jumlah Siswa
Kategori
(PAS)
Pert I
Pert II
Pert III
SIKLUS I
PAS<60%
Kurang Aktif
18
10
60%PAS<70%
Cukup Aktif
11
12
70%PAS<85%
Aktif
10
19
23
18
PAS85%
Sangat Aktif
Terdapat 24 dari 41 orang siswa atau 58,54% yang termasuk ikut berperan aktif
(PAS70%) selama Siklus I berlangsung.
Dari Tes Hasil Belajar yang telah diberikan setelah siklus I diperoleh:
Tingkat Penguasaan Siswa Siklus I
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
58
Persentase
Penguasaan
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
0% - 54%
Tingkat
Kemampuan
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Banyak
Siswa
0
4
27
5
5
41
Persentase
Jumlah Siswa
0%
9,75%
65,85%
12,20%
12,20%
100%
Rata-rata
Skor kemampuan
66,20%(66%)
Sedang
Keterangan
Jumlah Siswa
KB 65%
Tuntas Belajar
31
KB < 65%
10
66,20
Refleksi I
Untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar maka dilanjutkan siklus dua,
dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi.
Pelaksanaan Siklus dua
Kesulitan-kesulitan siswa pada siklus satu adalah:
1. Siswa masih berkesulitan menyelesaikan masalah pada luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar.
2. Siswa sulit memahami materi ketika diskusi kelompok asal berlangsung jika terlalu banyak
subbab yang harus dipahami.
3. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat.
Alternatif Pemecahan Masalah dan pelaksanaan tindakan
Pada siklus II, pembagian kelompok dibedakan menjadi 4 tim ahli sesuai dengan
materi yang akan dipelajari dan pada saat diskusi ahli, kelompok dengan materi yang sama
dibagi menjadi 2 bagian.
Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa kelemahan-kelemahan
yang terdapat pada siklus I mengenai pengelolaan kelas dan efisiensi waktu tidak lagi
ditemukan pada siklus II dan pembelajaran berada pada kategori baik sehingga pembelajaran
tersebut dapat dikatakan berhasil.
Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran II
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
59
Pertemuan
Pada Siklus II
Pertemuan V
Pertemuan VI
Pertemuan VII
Rata-rata Skor
Hasil Observasi
3,125
3,250
3,250
Kategori
Baik
Baik
Baik
Jumlah Siswa
Kategori
Kurang Aktif
Cukup Aktif
Aktif
Sangat Aktif
Pert I
Pert II
Pert III
SIKLUS I
2
11
25
3
0
9
27
5
1
8
24
8
1
9
23
8
pembelajaran
siklus
II
berlangsung
selama
Siklus
II
berlangsung.
Tingkat
Banyak
Persentase
Rata-rata
Penguasaan
Kemampuan
Siswa
Jumlah Siswa
Skor kemampuan
90% - 100%
Sangat tinggi
9,76%
80% - 89%
Tinggi
19,51%
65% - 79%
Sedang
24
58,54%
55% - 64%
Rendah
7,32%
0% - 54%
Sangat rendah
4,87%
41
100%
73,54%(74%)
Sedang
Jumlah Siswa
36
5
73,54
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
60
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 36 dari 41 orang siswa yang telah tuntas
belajar (nilainya 65), dengan demikian diperolehlah Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK)
sebesar 87,80 %.
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil
terdapat
penelitian
data
dan
menunjukkan
Siklus I
Pertemuan
Siklus II
Skor
Kategori
Skor
Kategori
Pertama
2,875
Baik
3,125
Baik
Kedua
Baik
3,250
Baik
Ketiga
3,125
Baik
3,250
Baik
Rata-rata
Baik
3,208
Baik
0,208
Kategori
Kurang Aktif
Cukup Aktif
Aktif
Sangat Aktif
Jumlah siswa
Siklus II
Siklus I
`1
10
9
7
23
18
8
6
Jumlah Siswa
Keterangan
Siklus I
Siklus II
KB 65%
Tuntas Belajar
31
36
KB < 65%
10
66,20
73,54
pembelajaran
Model
Jigsaw.
Adapun
belajar
Yunivo
siswa
setelah
diterapkan
(2012)
dengan
menggunakan
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
61
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
15,21%
setelah
diterapkan
model
2012/2013.
semakin
diperolehnya.
baik
hasil
belajar
yang
sebagai berikut:
1.
Pembelajaran
yang
dilaksanakan
(58,54%)
ikut
berlangsung.
Pada
II,
pembelajaran
yang
dilaksanakan
setelah
yang
tergolong
dianalisis
siklus
berada
pada
rata-rata
berlangsung.
belajar
Sehingga,
ada
kelas
siswa
sebesar
setelah
73,54.
diterapkan
setelah
diterapkan
model
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
62
datar di kelas VIII SMP Swasta
2012/2013.
Berdasarkan
dan
agar
dalam
guru
hasil
menggunakan
model
pembagian
waktu
agar
lebih
baik.
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan, (2011), Buku
Pedoman Penulisan Proposal dan
Skripsi Mahasiswa Program Studi
Kependidikan, FMIPA Unimed.
63
Abstrak
Seni bagi anak-anak merupakan kegiatan bermain, berekspresi, dan kreatif yang
menyenangkan. Salah satu kegiatan seni dalam pendidikan untuk anak usia dini adalah
bernyanyi. Pada usia pra sekolah (4-6 tahun) tidak semua anak mampu mengomunikasikan
pikiran dan perasaannya secara verbal atau tertulis, dan pada usia tersebut, daya tangkap
anak masih sangat terbatas. Oleh karenanya, melalui kegiatan bernyanyi diharapkan anak
dapat memahami dan memaknai pesan moral yang disampaikan, yang nantinya dapat
berpengaruh terhadap karakter dan kepribadian serta tingkah laku anak tersebut. Kegiatan
bernyanyi yang sering dilakukan adalah kegiatan bernyanyi aktif. Dimana seluruh aspek
pengembangan masuk di dalamnya, antara lain : (1) Ekspresi dan emosi anak; (2)
Mengembangkan kecakapan hidup; (3) Kemampuan berbahasa; (4) Hubungan sosial.
Kata Kunci : Bernyanyi, Pengembangan Diri, Pendidikan Seni
A. PENDAHULUAN
Tujuan
adanya
struktur
intelektual,
mandiri
serta
mampu
dimana
aspek perkembangan
Sejumlah
untuk
memajukan
pertumbuhan
budi
stimulasi
riset
berperan
menunjukan
seluruh
penting
bahwa
64
Apabila pada usia tersebut anak tidak
berkaitan
secara optimal.
dengan
keindahan
(K.H
(pra
kesempatan
mengembangkan
nilai
dan
berbahasa,
mengalami
dimana
sekitar.
untuk
agama,
kemandirian,
sosial,
emosional
kemampuan
masa
Pendidikan
kepekaan,
merupakan
kegiatan
pada
anak
upaya
untuk
menarik
manfaat
merupakan
salah
yang
seni
sekolah)
satu
dapat
diterima
secara
nantinya
dapat
berpengaruh
perhatian
penulis
terhadap
untuk
pendidikan
kognitif
seni
dan
yang
lebih
psikomotor.
65
B. PEMBAHASAN
Taman Kanak-Kanak merupakan
2004,
disembunyikan,
pendidikan
di
Taman
Kanak bertujuan
kemampuan
Kanak-
mengembangkan
fisik,
mulai
sosial-
anak
menggunakan
Tingkat
Satuan
bahasa,
gerakan-gerakan
Pendidikan),
bidang
mulai
mampu
berkomunikasi
simbol-simbol,
mampu
merancang
bidang-bidang
lainnya,
dengan
pengembangan
diantaranya
terintegrasi
pendekatan
umumnya dan
khususnya.
dan
nilai-nilai
Anak
yang
akan
menyukai
agama
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/1
2/pendidikan-seni-untuk-taman-kanak-
suasana
pengembangannya
strategi,
metode,
menarik
serta
mencakup
semua
menyenangkan
dalam
materi
mudah
proses
dan
media
diikuti
anak.
berdasarkan
dan
(Pekerti,
bernyanyi,
tingkatan
2008
3.5),
umur
tahap-tahap
guru
lebih
mudah
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
66
pesan-pesan
yang
disampaikan
guru.
(http://bintangbangsaku.com/artikel/.berny
anyi).
bernyanyi
pasif
mendengar
suara
menikmatinya,
anak
hanya
nyanyian
dan
secara
dimana
tanpa
terlibat
bernyanyi.
mengenai
melakukan
secara
langsung
kegiatan
bernyanyi,
baik
bernyanyi
sendiri,
mengikuti,
maupun
berkelompok
nyata
Berikut
aspek-aspek
oleh
pendidikan
analisis
penulis
pengembangan
anak
setelah
menerima
seni
melalui
kegiatan
bernyanyi di TK :
1. Membentuk Ekspresi dan Emosi Anak
Peran bernyanyi bagi anak-anak
(http://www.medicalera.com/index.phpopti
on=com_myblog&show=10manfaat_berm
ain_alat_musik_bagi_anak-
anak.html&itemid=314).
Oleh karena itu, menjadi tugas
bernyanyi
anak dapat
guru
untuk
memperkenalkan
dipikirkan,
pribadi.
kata-kata
diimpikan
di
secara
dalamnya
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
67
suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
mereka.
dibagi
perulangan.
Wilayah
suara
anak
memaksakan
sesuai
anak
dengan
nyanyian
dengan
syair
lagu
yang
bernyanyi.
baik
secara
gerak ritmik
emosional
ditentukan
ditimbulkan
anak dapat
aktifitas
yang
anak
dan
dipadukan
mengenai
rasa
karena
aman
seluruh
diungkapkan
gerak
dan
dengan
ketukan,
yang
ekspresi
melalui
bernyanyi
68
guru
kepada
anak-anak
melainkan
menyajikan
anak.
juga
mengasah
lagu
dengan
kecerdasan
emosi
dan
pendengarannya
(http://bintangbangsaku.com/artikel/.berny
membedakan
sedih,
rasa
perasaan
puas
dan
senang,
spontan
bisa
Meskipun
pertumbuhan
fisiknya
mengalami
perlambatan,
namun
ketrampilan
halus
ekspresi
gerak
Hirmaningsih
yang
bersemangat.
berpendapat
selama
justru
masa
anak-anak
yang berkembang
pesat
bahwa
belajar
adalah
sesudah
dewasa,
bagaikan
waktu
yang
pembentukan
Tuhan
stimulasi
tanggung jawab.
berperan
seluruh
penting
aspek perkembangan
untuk
Maha
anak
untuk
Yang
perilaku
tepat
Esa,
melalui
kejujuran,
tugas
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
69
Kegiatan
bernyanyi
memiliki
dipahami
anak.
Melalui
kegiatan
memelihara
dan
untuk dilakukan.
memiliki
dirinya
kemampuannya,
akademik
makhluk
maupun
sukma
atau
kesadaran
terhadap
baik
akademik.
roh,
non
Menjadi
Tidak
hanya
moral
yang
haruslah
dapat
memelihara
alam
dan
tanggung
mandi,
jawab
menggosok
anak,
gigi,
bahwa
setiap
tindakannya
akan
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
70
mempunyai pengaruh bagi orang lain
rasa
anak
guru,
sama
karakter
berkarakter
tanggung
jawab
misalnya
kepada
bersama
diri
anak.
baik,
Seseorang
yang
cenderung memiliki
Menanamkan
nilai-nilai
moral
cukup
dengan
pada
jiwanya
berdasarkan
akan
Apabila
tumbuh
nilai-nilai
anak,
tidak
moral
mengajarkan
menyayangi
Dari
sebait
lirik
anak
dan
untuk
menghormati
saling
dalam
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
71
nada yang digunakan mudah diingat oleh
menemukan
mengingatnya.
solusi
sehingga
mampu
untuk
secara
kekreatifitasan
media
maka
seseorang
Selain
pengembangan
digunakan
general
untuk
anak
berani
skill,
dan
menghadapi
besar
kemungkinan
bernyanyi
nama-nama
hari
Smilansky
dalam
b) Membayangkan
penting,
dengan
begitu
anak
bisa
sesuai
urutannya.
Beaty
(1994)
situasi(terutama
dialog)
c) Mengatur permainan.
berupa
lain
gambar,
tulisan
dan
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
72
secara alamiah anak akan menirukan apa
dan
mudah
tersebut
salah
anak
juga
mengingatnya
akan
apabila
lebih
lagu
satu
contoh
penyampaian
mengembangkan
penyampaian
bisa
gambar
mengarahkan
milah,
mempersiapkan
kemampuan
materi,
tersebut
untuk
guru
kemampuan
mengelompokkan
berpikir
serta
pengembangan
berpikir
secara
teliti.
penting
pengembangan
bernyanyi
peran
anak
bagi
dikenalkan
dengan
73
maupun dari pembiasaan yang dilakukan
dikenalkan
menghargai
dengan
sesama,
bagaimana
Realitas
lainnya
yang
sering
bagaimana
untuk bersosialisasi
berinteraksi
bernyanyi
makanannya.
dan
membantu
anak mengembangkan
kemampuan
anak
guru.
yang
dirasa
masih
pasif dalam
untuk
menyampaikan
materi.
Melalui
lebih
mudah
nyanyian
bernyanyi
anak
anak
akan
juga
untuk mengekspresikan
diberi
apa
wadah
yang
ada
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
74
diterima oleh anak. Baik perkembangan
afektif,
datang.
kognif
serta
psikomotor.
yakni
penerus
membangun
generasi
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan.
Bandung : Rosda.
http://bintangbangsaku.com/artikel/.bernya
nyi
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/12
/pendidikan-seni-untuk-tamankanak-kanak
http://www.medicalera.com/index.phpopti
on=com_myblog&show=10manf
aat_bermain_alat_musik_bagi_an
ak-anak.html&itemid=314
Shepard, Philip. 2007. Peran Musik Dalam
Perkembangan Anak. Jakarta :
PT. Gramedia Pusataka Utama.
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
75
MENGHENTIKANKEBIASAAN MEROKOK DENGAN BEHAVIOUR THERAPY
Syamsul Gultom
Abstrak
Merokok merupakan masalah besar yang harus kita tangani bersama karena rokok telah
menyebar di seluruh lapisan masyarakat sampai ke kalangan anak-anak dan remaja. Apalagi
rokok merupakan pintu masuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
Salah satu cara menghentikan kebiasaan merokok adalah dengan behavior therapy.
Kata Kunci: kebiasaan merokok, behavior therapy, cara menghentikan
A. PENDAHULUAN
Merokok merupakan suatu masalah
sosial bukan hanya di Indonesia tetapi juga
konsumen
didunia.Data
ini
merokok
penyakit,
Peningkatan
oleh
2030,
rokok
menyebutkan
terbesar
prevalensi
tersebut
dipicu
gangguan
kematian
kesehatan
akibat
bahkan
merokok
akan
Penanggulangan
Masalah
Tembakau
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
76
menyatakan pada tahun 2001 sebanyak 9,2
kedua
dengan
rokok.
Secara
global
rokok
karena
pelampiasan
bukanlah
individu
itu
diperkirakan
penggunaan
Selain
rokok
itu
rokok
juga
dapat
kenikmatan.
emosional.
merasa
Namun
harus
bisa
karena
merokok,
sejati.
saluran
disebabkan
belajar merokok.
pernapasan
kronik
Lingkungan
kita
menanamkan
juga
menghirupnya.
rokok
dan
mengkonsumsinya,
sekitar
tetapi
Karena
60
zat
rokok
asap
penyebab
kanker
(Sulistyowati, 2008).
(2008)
Hipnosis
Center
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
77
menjadi bagian dari hidup. Lingkungan juga
memperkuat
Melihat
dari
dan
prilaku
seolah-olah
merokok
mendapat
pembenaran
rokok,
individu
mulai
merokok,
Dengan
dihadapi.
bahwa
merokok
itu
wajar.
merasa
bahwa
merokok
adalah
mengurangi
permasalahan
rokok
telah
tetapi
masyarakat.
lingkungan
yang
menganggap
perokok
hasilnya
belum
Bahkan,
tampak
Mejelis
oleh
Ulama
(2006)
menyatakan
memperbudaknya
prilaku
selama
ini.
Namun
merokok
yaitu;
Pertama
Cold
merasa
tidak
mungkin
bisa
berhenti
merokok.
emosi.
untuk
Manusia
punya
mencurahkan
menenangkan
dirinya.
Perokok
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
78
mukosa nasal (nicotine nasal spray) atau
tujuannya
menurunkan
harganya
adalah
untuk
mahal.
Ketiga
Penggunaan
dan
Varenicline
Bupropion
(Zyban)
(Chantix);
Bupropion
digunakan
untuk
untuk
disorder.
yang
nicotine.
Chantix
adalah
obat
terapi
menghilangkan
kombinasi
prilaku
penggunaan
merokok
nicotine
dan
tentang
kombinasi
penghentian
konsumsi
rokok,
behavior
ini
therapy.
Penggunaan
menghilangkan
prilaku
therapy.
tidak
treatment
dengan
menghentikan
Tetapi
program
ini
mengkombinasikannya
dengan
yang
dilakukan
ketagihan
nikotine
untuk
pada
individu.
B. PEMBAHASAN
terapi
yang
bentuk
diberikan
untuk
merubah
intervensi
keperawatan
untuk
menghilangkan
prilaku
yang
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
tidak
79
diinginkan
dari
Behaviour
efektif
hari.
dalam
seseorang.
menghentikan
prilaku
(2)
Fading
jumlah
techniques:
nikotin
coba
merokok
menurunkan
dengan
(http://www.chantixhome.com/smoking_ces
sation.html).
factor
predisposisi
terjadinya
prilaku
adalah
dengan
Kebiasan
rokok
Mengidentifikasi
sama
sendiri
merokok.
Caranya
menjadi
susah.
merokok
dengan
untuk
dihentikan
suicide.
dengan
Contingency
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
80
pikiran dan prilaku positif dengan prilaku
tehnik
bagaimana
dirinya,
tehnik
maladaptive.
relaksasi;
cara
koping
relaksasi
individu
diajarkan
meningkatkan
yang
agar
konsep
adaptif
dalam
individu
tidak
C. KESIMPULAN
Masalah rokok merupakan masalah
untuk
menghilangkan
prilaku
merokok
DAFTAR PUSTAKA
Megan dkk (2004). Strategies for Smoking
Cessation.
Dibuka
pada
http://www.chestnet.org/education/o
nline/pccu/vol15/lessons13_14/lesso
n13.php tanggal
Jam 19.00 WIB
20 Maret 2009
Anonim
(2008).
Smoking
Cessation
Treatments.
Dibuka
pada
http://www.chantixhome.com/smokin
g_cessation.htmltanggal20
Maret
2009 Jam 19.15
WIB
Tim Penanggulangan Masalah Tembakau
(2008). Tembakau: Dampaknya
Yang Merusak Kesehatan.
Dibuka
pada
http://langitan.net/?page_id=111
tanggal 20 Maret 2009 Jam 19.15
WIB
Shubinski (2006). Methods of Smoking
Cessation.
Dibuka
pada
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
81
Therapies.
Dibuka
pada
http://www.aafp.org/afp/20020315/1
107.pdf tanggal 20 Maret 2009 Jam
20.30 WIB
http://wolfweb.unr.edu/homepage/sh
ubinsk/smokmet1.html tanggal 20
Maret 2009 Jam
19.15 WIB
Sulistyowati (2008). Lingkungan Bebas
Asap Rokok Demi Hak Asasi
Masyarakat.
Dibuka
pada
tanggalhttp://www.madinask.com/in
dex.php?option=com_content&task=
view&id=562&
tanggal
20
Maret 2009 Jam 20.00 WIB
Leshner (2001). Nicotine Addiction. Dibuka
pada
http://www.hooah4health.com/4you/s
toptobaccoshop/docs/nicotinerr.pdf
tanggal 20
Maret 2009 Jam
20.15 WIB
Mallin
(2002).
Smoking
Cessation:
Integration of Behavioral and Drug
Jawa
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
82
SUATU UPAYA DALAM PELAKSANAAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN SENI MUSIK BERBASIS PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER
BANGSA DI SEKOLAH - SEKOLAH MAUPUN LEMBAGA-LEMBAGA
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Danny Ivanno Ritonga
Abstrak
Salah satu bidang pendidikan yang berpotensi untuk mengubah moralitas peserta didik
adalah pendidikan seni. Berdasarkan hasil survei, sekolah-sekolah maupun lembagalembaga pendidikan di Indonesia perlu meningkatkan pengajaran pendidikan seni dengan
menggunakan paradigma sebagai berikut: materi pelajaran berakar dari budaya lokal bukan
dari budaya luar, pelajaran seni musik diajarkan sebagai upaya memberikan pengalaman
estetis bukan usaha mencetak seniman, dan pengajaran materi seni musik diiringi dengan
penanaman nilai atau makna tidak hanya sekedar belajar praktek, sehingga semua materi
seni musik yang diajarkan harus yang mengandung makna, bermakna, dan dibermaknakan.
Kata kunci : pembelajaran seni musik, pengajaran pendidikan seni musik, pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
A. PENDAHULUAN
Persoalan karakter bangsa kita
kini menjadi sorotan tajam masyarakat.
untuk
mengurangi
dan
nasional,
maupun
Persoalan yang
seperti
internasional.
muncul di masyarakat
mengatasi
masalah
mengurangi
Memang
atau
diakui
paling
tidak
tersebut
penyebab
bahwa
yakni
berbagai
hasil
dari
kehidupan
ekonomi
yang
konsumtif,
masyarakat.
Harapannya
melalui
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
83
bangsa bisa teratasi, akan tetapi hal
merupakan
Karakter
pendidikan
karakter
negara, ada
proses
dari
bangsa
dari
dapat
dibangun
suatu
bagian
pembentukan
delapan belas
pembelajaran,
nilai-nilai
sebagai
berikut:
pada
mulai
pendidikan
dari
lingkungan
keluarga
dan
dan
muda.
Namun,
diharapkan
penggerak
berkembangnya
dunia
dapat
untuk
semua
jenjang
dasar,
mulai
tingkat
menengah,
hingga
generasi
pendidikan
menjadi
motor
berbagai
di
memfasilitasi
di
Indonesia
mencerminkan
jati
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
diri
84
Bangsa Indonesia. Melalui kesenian dan
diperkenalkan,
ditanamkan
kepada
kesetiakawanan,
budayanya.
Melalui
pendidikan
seni
di
dan
rasa
individualisme
empati
karena
kepada
permainan
Indonesia
tidak
luntur
dan
tetap
memgimplementasikannya.
adalah
pemberian
pengalaman
penanaman
dan
mengambil
pengekspresian
sikap
apresiasi
musik
bentuk-bentuk
dalam
pemahaman
musik
dari
rangka
proses
tersebut
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
85
(psikomotor), 2) belajar melalui seni
(afektif)
akan
dapat
pada
kepada
yang
pada
memberikan
peserta
akhirnya
kesempatan
didik
tentang
segala
dalam
tujuan
pendidikan
nasional.
mengungkapkan
ekspresi,
memberikan
tantangan,
melatih
disiplin
dan
bagaimana
peserta
yang
musik
merasakan
didik.
juga
Peserta
dapat
didik
membantu
harus
dan
berbuat
membuat
selembut
harmonisasi
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
86
lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan
sehingga
kepedualian
yang
dimunculkan
dari
yang
dipelajari,
nantinya
akan
mampu
menciptakan
simpulkan
bahwa
seni
musik
Pembelajaran
seni
keunikannya
dapat
kelompok
estetika
meningkatkan
mata
dimaksudkan
pelajaran
untuk
maupun
bernegara.
2.
kehidupan
musik
dengan
membaur
dan
berbangsa
dan
611)
musik
dan
regional,
mengemukakan
3.
(2006
bahwa
pentingnya
seni
seni
musik,
2)
maupun
global.
pengembangan,
pengembangan potensi
perbaikan,
berperilaku
baik,
(2)
budaya
untuk
bermartabat.
4.
bertanggung
jawab
dalam
dan
karakter
bangsa
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
yang
87
Pendidikan Budaya dan Karakter
bangsa
bertujuan
untuk
mengembangkan
1)
potensi
(ansambel
mengembangkan
musik),
kemampuan
4)
peserta
ini
dapat
dicontohkan
dengan
lagu-lagu
internasional
media
mengembangkan
mengembangkan
tingkat
untuk
kepribadiannya,
2)
lokal,
internasional,
3)
regional,
maupun
menanamkan
jiwa
dapat
daerah,
yang
membuat
serta
dapat
lagu-lagu
menjadikan
harmonis
kehidupan
individu,
masyarakat,
bahkan
bernegara,
serta
kelesatarian
dengan
keluarga,
sosial
berbangsa
dapat
budaya
dan
menjaga
bangsa.
akan
dipaparkan
berikut:
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
88
agama
dan
toleransi
antar
umat
jadwal latihan
musik, bernyanyi
Semangat
Kebangsaan,
dapat
dimunculkan
dengan
sikap
dan
rasa
sehari-hari
dengan sungguh-sungguh
beragama
peserta didik merasa salah dalam
setelah
memainkan
atau
nasionalisme
Menghargai
Prestasi,
dapat
dimunculkan
memperindah
mengembangkan
dimainkan/dinyanyikan
bertepuk tangan
dan
ketika
dan
peserta
didik
Bersahabat/Komunikatif,
dapat
dimunculkan
didik
orang lain
ketika
peserta
paduan suara
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
89
Cinta
Damai,
dimunculkan
ketika
menampilkan
peserta
didik berlatih
musik
Penanaman
atau
dan
nyanyi
nilai-nilai
yang
Karakter
notasi musik/lagu
sekolah
dapat
dalam
tetap
mengaplikasikan
kehidupan
dapat
sehari-hari
untuk
Bangsa
di
maupun
atas,
dapat
lembaga-lembaga
hakekat
Peduli
dimunculkan
menyanyikan
yang
nyaman,
tangguh/kerja
6.
Sosial,
dapat
lagu-lagu
materi
jujur,
peduli,
Standar
cerdas,
dan
keras.
para
musik
adalah
1)
sesuai
dengan
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
90
interval, dan ekspresi yang dapat diolah
Pembelajaran,
pembelajaran,
pengaplikasian
yang
musik
langkah
pembelajaran
serta
mengakomodir
nilai-nilai
dikembangkan
budaya
dalam
dan
proses
tidak
terlepas
dari
perangkat
tergabung
pembelajaran.
yang
berpedoman
pada
Standar
ke
dalam
langkah-langkah
Selanjutnya
akan
pembelajaran
sebagai berikut:
seni
musik
berbasis
No.
1.
Tahap
Pembelajaran
Seni Musik
Kegiatan Awal
Nilai-Nilai Pendidikan
Budaya dan Karakter
Bangsa
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
91
No.
2.
Tahap
Pembelajaran
Seni Musik
Kegiatan Inti
Nilai-Nilai Pendidikan
Budaya dan Karakter
Bangsa
Gemar membaca
Demokratis
Disiplin
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
92
No.
Tahap
Pembelajaran
Seni Musik
Nilai-Nilai Pendidikan
Budaya dan Karakter
Bangsa
Kerjasama
Kerjasama
Tanggung jawab,
demokratis
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
93
No.
3.
Tahap
Pembelajaran
Seni Musik
Kegiatan Akhir
Nilai-Nilai Pendidikan
Budaya dan Karakter
Bangsa
12)
gemar
Demokratis
Demokratis
membaca,
13)
peduli
atas
nilai-nilai
Indonesia.
terdapat
empat
belas
Dalam
pengajaran
pendidikan
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
94
penggalian
nilai-nilai
atau
pencarian
Ada
tiga
hal
yang
perlu
mereka
sendiri,
itu
berarti
mereka
lembaga-lembaga
pengetahuan
dan
keterampilan
akan
pendidikan
sebagai
menerapkan
dan
demikian,
dan
sebagai
keterampilan.
mengerti
Dengan
makna-makna
yang
nilai-nilai
lokal,
pengalaman
yakni
estetis,
dan
kemampuan
menerapkan
diberikan,
menutup
seni
cenderung
segala
apapun resikonya.
1.
maka
tidak
dalam
menemukan
makna-makna
dan
yang
musik
yang
lebih
usaha
mengubah
diri
sendiri,
Tidak
mereka
melakukan
pergerakan
yang
jarang
penulis
temukan,
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
para
95
kini berubah haluan menjadi misionaris
kulitnya
antara
sebuah
lain
memudarnya
hubungan
saja,
sementara
panduan
way
of
nilai-nilai
live
tetap
Jadi,
ikatan
pendidik
orang
yang
melepaskan
seni
musik
yang
memiliki
seni
tidak
kian mengglobal.
2.
musik
adalah
terbiasa
Pengalaman Estetis
Kekeliruan
di
sekolah
pendidikan
maupun
di
yang
terjadi
lembaga-lembaga
Indonesia,
antara
lain
hanya
dianalogikan
sebagai
seorang
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
96
(penari). Akibatnya, peserta didik yang
pengalaman
dengan
seorang
khususnya
banyak
pencalonan
seni
peserta
menuju
musik.
menutup
menenggelamkan
pengalaman
membantu
baik
memiliki
estetis
segi
yang
tidak
kurang
dari
didik
Dampaknya,
estetis
dapat
psikomotor,
kognitif,
maupun afektif.
mereka
kecerdasan
sedalam-
intelektual
keindahan
dan
moral.
adalah
melatih
daya
sentuh
Menggali Makna
Banyak nilai-nilai kearifan yang
melalui
nilai
Dalam
di
seni
dengan
untuk
pendidikan
kemudian
seni
musik
dipahami
dan
kearifan
dengan
lokal.
cara
nilai-nilai
Dalam
hal
menghubungkannya
kearifan,
ini,
kemudian
seni.
pendidik
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
seni
97
sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal.
peserta
diberi
melakukan
ini
lebih
tahap
dapat
didik,
kesempatan
penilaian.
artinya
untuk
Agar
sistematis,
mereka
ikut
kegiatan
maka
pemilihan
implementasi,
klasifikasi
pada
ini
hasil
peserta
memahami
didik
dan
tahap
menerapkannya
diharapkan
tentang
mampu
nilai-nilai
yang
C. PENUTUP
Dari hasil pembahasan di atas,
dapat
disimpulkan
untuk
budaya
seni
dan
diperlukan
pembelajaran
bahwa
karakter
peserta
terobosan
atau
yang
berbasis
didik
inovasi
musik
peningkatan
yang
inovatif.
Sehingga
pembelajaran seni
musik
pada
individu,
bangsa Indonesia.
sekolah,
sosial/masyarakat
satunya
ini
dapat
diaplikasikan
dengan
sekolah
dapat
maupun
dilakukan
melalui
lembaga-lembaga
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
98
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
genre
khususnya
berikut.
seni
upaya
generasi
menanamkan
dalam
perkembangan zaman.
musik
adalah
sebagai
diajarkan
sebagai
seni
melalui
tiga
penerus
yang
kearifan
menghadapi
cara
1)
mampu
lokal
perubahan
dan
atau
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
99
kualitas
suatu
bangsa
adalah
Indonesia
(Likona,
kasus
pendidikan
sangat kompleks
1992).
Sekarang
ini
dan meprihatinkan.
yang
diterapkan
karakter
sudah
dalam
diterapkan
berkarakter
anak
Menciptakan
Menumbuhkan
yang
Rentannya
pendidikan
salah
di
satunya
social
sekolah
adalah
and
dasar.
dengan
emotional
100
pendidikan
jasmani
(Santrock,
2002).
mengimplementasikan
nilai-nilai
jawab,
adil,
terbuka
sehingga
dapat
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan Apakah Melalui Olahraga
Permainan Kecil dapat membentuk Karakter Pada Siswa SD
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Meminimalisir
moral
penyimpangan
ataupun
perilaku
nilai
yang
permainan
yang
terciptanya
jiwa
perilaku
sosial
positif
menuju
berkarakterdengan
kecilpadasiswa
sekolah
dasar.
3. Menghasilkan
sebuah
pembelajaran
siswa
yang
memiliki
D. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
sekolah dasar kelas IV SD Negeri 101815
metode
Metode
eksperimen
eksperimen
serta
meramalkan
pada
tingkat tertentu.
lapangan.
lapangan
hasil-hasilnya
adalah
Variabel
Karakter.
terikat
adalah
Pendidikan
3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara
skala
a. Tahap
1.
persiapan
pembuatan
serta
menguji
Reliabilitas.
Instrumen
101
b. Tahap 2. Merancang bentuk olahraga
d. Tahap
Implementasi
Olahraga
4.
kolmogorov-smirnov
dengan taraf
Uji
dalam
pengaruh
olahraga
Hipotesis
permainan
kecil
E. PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan di SD
ini
dengan
metode
penelitian
eksperimen
menggunakan
semu,
hasil
102
tetapi dalam permainan kecil, siswa dapat
dapat
mengimplementasikan
positif
nilai-nilai
mengembangkan
dari
kecerdasan
jawab,
emosional.
adil,
terbuka
sehingga
dapat
anak
aspek
dan
kinestetik
pribadi
membangun
dan
kecerdasan
penting
anak
melalui
dikarenakan
memperoleh
keterampilan
skenario
Pembelajaran
diterapkan
mata
dapat
sosial
ditumbuhkan
pembelajaran.
emosional
dapat
untuk
pembentukan
pada
masa
ini
anak
pengetahuan
dari
dan
lingkungannya.
Menumbuhkan
karakter
karakter
ada
keluarga
dan
sekolah,
school)
namun
di
terkandung
dalam
kegiatan
nilai-nilai
yang
jasmani
dapat
kondisi
lingkungan
psiklogis
yang
dan
bagaimana
akhirnya
dapat
menumbuhkan
mengamalkan
ilmu
Pendidikan
berkarakter
memfokuskan
karakter
bermutu
lainnya.
lebih
mengarah
kepada
F. KESIMPULAN
1) Dewi Endriani, 2) Indah Verawati adalah Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
dan
perubahan.
103
Berdasarkan hasil penelitian dan
dari
materi
kesimpulan
pembelajaran
harus
perkembangan
luas
kehidupan selanjutnya.
memperhatikan
juga
dan
mendalam,
mengenai
Education
Curriculum
for
Elementary Schools Students.
International on Social Science
Economics & Art Vol.02 No.04.
Halit, K. (2011) Transfer of Values in the
Turkish and Western Childrens
Literary
Works:
Character
Education in Turkey. Academic
Journals Educational Research
and Reviews Vol.6 pp.472-480,
June 2011.
Josephson, M (2005). Character Counts:
The Basic Primer on Using the
Six Piliiars of Character to Make
Better Decisions and Better
Life.Wes
Hanson.Josephson
Institute
Likona, T. (1992) Educating For
Character: How Our Schools
Cant
Teach
Repect
and
Responsibility.
New
York.
Bantam Book.
Liputan
6
diakses
dari
(http://berita.liputan6.com/read/3
104
77976/polisi-periksa-temanpelaku-penikam-syaiful 2012).
Masngudin
HMS,
Dikutip
dari
http://www.depsos/Puslitbang/
Mark T. Grenberg; Roger P. Weissberg;
Mary Utne OBrien; Joseph E.
Zins; Linda Fredericks dan Hank
Resnik; Maurice J. Elias; (2003)
(Enhancing
School-Based
Prevention
and
Youth
Development
Through
Coordinated Social, Emotional
and Academic Learning. Journal
American
Psychologist
Association Vol. 58 No 6/7 466474.
Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan
Karakter: Membangun Karakter
Anak Sejak dari Rumah,
Yogyakarta : Pedagogia.
Santrock,
J.W
(2002)
Life-Span
Development
(Perkembangan
Masa Hidup) Penerbit Erlangga.
Jakarta
Seputar
Indonesia
diakses
dari
http://berita.seputar
indonesia.com/read/377976
Zins, JE,. R.B Michelle,. Weissberg, R.P,.
Walberg,
H.J,.(2004)Building
Academic Succes on Social and
Emotional Learning.Columbia
University New York and
London.Teachers College Press.
105
suku
menjadikan
bangsa
beragam
di
pula
sudah
membuatkan
berbagai
model dari
yang
tak
ternilai
artefak
artefak
bahan tenunan
ulos, dan
polos
dengan ditail
motif
Artefak teraga
misalnya
bangunan
ukiran,
bersulam
dengan
guna
semakin
Seperti
yang
dinyatakan
dan sebagainya.
peradaban, keahlian,
keterampilan serta
beraneka
masyarakat
batak
melestarikannya
tetap
berupaya
macam
sintetis lainnya
yang
bukan
daerah
alat tenan
minat
106
masyarakat dalam mengkonsumsi pakaian
menjadi
meningkat
pesat,
hal
ini
pesatnya
terkecuali
butik
lokal
yang
relatiif
banyak
sehingga
menjadikan
peran
dan
ulos
harganya
tetap
sama
B. PEMBAHASAN
1. Ornamen Ulos Batak
yang ada pada kain strimin, belacu,
Ornamen
Ornamen berasal dari kata ornare
bahasa Latin
dekorasi
sering
dekoratif
atau
juga
yang
untuk
tersebut
bentuk
hiasan
disain
ini
yaitu
merupakan
disain
disebut
karya
seni
yaitu
diciptakan untuk
Terdapat
empat
macam
tersebut.
ornamen
Ornamen ada dua macam, yaitu
stilasi, dan
4) Ornamen
geometri
applied. Ornamen
structural
misalnya tekstur
ialah ornamen
yang bentuk
107
motif hias dengan cara :1) Menjejerkan
Batak Toba
menggambarkan
secara
alamiah,
rumah,
pohon,
sebagainya.
bentuk
benda
bunga,
daun
Ornament
dan
organis
diresapi
khas kebudayaan
tradisional
adalah
berwujud
benda yang
ragam
diberkati
kehidupannya. c. Ornament
stilasi
tetapi,
1980)
menampilkan
sumber
pokok
dengan
kekuatan
keramat.
adalah pola
108
corak ulos batak
batak toba
ulos,
bertolak belakang
dipinggir
motif
yang
ulos
menyerupai
pakis
c) Andor andor,
dan
sebagainya.
yaitu terdapat
dengan
strukturnya,
memberikan
strukturnya.
Konteks
pembahasan
aspek
structural
menggunakan
pemakainya
harus
memenuhi
syarat-syarat;
tidak
hias,
pada
busana
ornamen
kelihatan
tampilan
busana
Batak
seperti
akan
dengan
Toba
obor
lebih
109
berbicara. Penggunaan Ornamen ulos
Namun
tetap
dengan
penuh
syarat
(tradisi).
hiasnya
atau
ornament
digunakan
modern
suku batak.
d. Konsep
material,
material
yang
masyarakat.
sebagai
penerapan
ornamennya
bentuk geometris.
b. konsep gubahan ,
ulos),
yang
membentuk
untaian
lurus atau
berombak maksudnya
mewah.
110
kedua garis batas dan tak boleh sampai
baik.
bawah
bagian
pusat,
blus,
8)
bagian
lengan
dan
motif ulos
diterapkan
adat,
4)
garis leher,
selain
karena
itu
mempunyai
bentuk
fungsi
motif
dan
ditentukan
111
C. PENUTUP
Suku batak adalah salah satu suku
Untuk
tetap
memperkenalkan
artefak teraga
busana
simbolik,
banyak
yang mempunyai
arti
modern
dan
tradisioal.
Roesbani.1982.Ketrampilan
Menghias Kain.BandungAngkasa.
1. Artikel belum pernah dimuat dalam media cetak/elektronik lain, diketik 1,5 spasi pada kertas
A4 sepanjang 10 15 halaman, dalam betuk soft copy (MS Work) dan hasil ceak (print out)
sebanyak satu eksemplar. Diserahkan paling lambat satu bulan sebelum bulan penerbitan.
2. Artikel merupakan hasil penelitian atau non penelitian ( gagasan konseptual, kajian teori,
aplikasi teori) yang dimuat dalam Majalah/Jurnal Generasi Kampus.
3. Artikel ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading). Peringkat judul subbab
dinyatakan dengan karakter huruf yang berbeda : 1) peringkat 1 (huruf besar semua rata dengan
tepi kiri). 2) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan cetak tebal), 3) Peringkat 3 (huruf besar pada
awal subbab, dicetak miring dan tebal)
4. Artikel hasil penelitian memuat :
a. Judul
b. Nama Penulis
c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia (memuat tujuan, metode, dan hasil penelitian : 50 80
kata)
d. Kata-kata kunci)
e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, dan
rangkuman kajian teoritik)
f.
Metode penelitian
g. Hasil penelitian
h. Pembahasan
i.
j.
Daftar pustaka
j.
Daftar pustaka
6. Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber yang dirujuk dalam uraian tulisan saja, diurutkan
secara alfabetis, disajikan seperti contoh berikut :
Dryden G dan Dr. Vos Jeannette. (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa.
Heninic, Molenda. Russel dan Smadino (1996). Intructional Media and Technology for Learning. New
Jersey :Prentice Hall Inc
ISSN 1978-869X