Penulis:
Narayana Mahendra Prastya, Firdan Rastama Faherty, Fadlan Afdallah
Ramadan, Surya Dharma Purba, Mozaik Al Isamer, Rizky Gama Prayoga,
Ramzy Hamzah Umar
i
HUMAS DALAM ORGANISASI OLAHRAGA:
Konsep dan Aplikasi
Penulis:
Narayana Mahendra Prastya, Firdan Rastama Faherty, Fadlan Afdallah
Ramadan, Surya Dharma Purba, Mozaik Al Isamer, Rizky Gama Prayoga,
Ramzy Hamzah Umar
978-602-51425-5-0
Editor:
Narayana Mahendra Prastya
Desain cover :
Rifa Rammah Chalifah
Tata Letak:
Zarkoni
Diterbitkan oleh:
Penerbit Komunikasi UII
Dan Program Studi Ilmu komunikasi FPSB UII
Jalan Kaliurang Km 14,5, Besi, Sleman 55584
Daerah Istimewa Yogyakarta, Telepon: (0274) 898444 ext 3267
Email: komunikasi@uii.ac.id
ii
Pengantar Penyunting
Narayana Mahendra Prastya
iii
sepakbola dan operator kompetisi sepakbola. Satu tulisan membahas
mengenai strategi organisasi esports atau olahraga elektronik dalam
memprompsikan olahraga tersebut di Indonesia.
Tulisan pertama merupakan karya dari Firdan Rastama Faherty yang
membahas mengenai strategi kehumasan Indonesia e-Sports Association
(IeSPA) dalam mengkampanyekan olahraga elektronik di Indonesia.
Olahraga elektronik merupakan hal yang masih asing di Indonesia.
Masyarakat lebih familiar memandang olahraga elektronik sebaai
permainan video (video game) semata. Sebagai permainan, tentu tujuannya
adalah untuk bersenang-senang belaka. Padahal permainan video saat ini
juga menjadi ajang olahraga prestasi. Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pemuda dan Olahraga juga telah mengakui olahraga
elektronik sebagai salah satu cabang olahraga. Namun begitu masih ada
kendala dalam upaya kampanye. Organisasi IeSPA yang keanggotaannya
bersifat cair, tidak terlalu mengikat, menjadikan aktivitas kampanye hanya
dilakukan secara terbatas karena ketebatasan sumber daya manusia.
Tulisan kedua hingga keempat membahas mengenai klub sepakbola
Indonesia. Tulisan kedua berasal dari Fadlan Afdallah Ramadhan yang
menceritakan tentang gambaran umum kompetensi yang diperlukan untuk
posisi media officer di klub sepakbola Indonesia. Kompetensi itu mencakup
pengetahuan teknis, skill, dan motivasi baik itu di ranah teknis atau pun
manajerial.
Tulisan ketiga adalah karya Surya Dharma Purba membahas
mengenai strategi branding yang dilakukan klub sepakbola Bali United di
masa awal berdirinya klub tersebut. Di era industri olahraga, klub
sepakbola pun juga perlu melakukan branding. Di awal masa berdirinya,
Bali United hendak memposisikan diri sebagai tim yang memiliki perhatian
pada pemain usia muda. Masuknya Indra Sjafrie sebagai kepala pelatih –
beberapa tahun sebelumnya ia sukses mengantar tim sepakbola U-19 juara
Piala AFF- menegaskan upaya branding tersebut. Yang dilakukan Bali
United sebagai klub baru berbeda dengan pendekatan klub-klub di
Indonesia pada umumnya, yakni membeli pemain-pemain bintang
(misalkan PSPS Pekanbaru di awal tahun 2000an atau Persisam Samarinda
iv
di sekitar tahun 2008). Bali United mempublikasikan pesan-pesan tentang
"concern" mereka dalam pembinaan usia muda melalui publisitas,
kunjungan ke sekolah-sekolah, komunikasi pemasaran, dan memanfaatkan
official media klub tersebut.
Tulisan keempat merupakan karya dari Mozaik Al Isamer mengenai
pemanfaatan media berbasis internet guna mendukung aktivitas
kehumasan klub PSS Sleman. Konteks media berbasis internet di sini
adalah website dan media sosial. PSS Sleman yang berkompetisi di kasta
kedua Liga Indonesia, merupakan klub sepakbola ketiga di Indonesia yang
akun Twitter-nya mendapatkan centang biru (verified) setelah PErsija
Jakarta dan Persib Bandung. Apabila dibandingkan dengan dua klub
terakhir, maka PSS Sleman “belum ada apa-apanya”. PSS Sleman memiliki
beberapa akun resmi seperti website, Twitter, YouTube yang berfungsi
untuk publikasi informasi, mengantisipasi krisis, dan memantau isu
berkaitan dengan PSS yang beredar di media sosial. Pengelolaan media
sosial ditangani oleh divisi media officer. Pihak media officer sendiri
mengakui bahwa belum adanya divisi khusus media sosial menjadikan
komunikasi baru bersifat satu arah dan belum bisa terlalu interaktif dengan
suporter. Jajaran manajemen klub pun belum terlalu menganggap media
sosial penting, sehingga teknologi yang digunakan pun belum terlalu
mendukung.
Tulisan kelima dan keenam berkaitan dengan operator kompetisi.
Organisasi ini memang belum terlalu familiar. Tidak jarang orang
menganggap kompetisi dikelola langsung oleh federasi. Misalnya kompetisi
sepakbola dikelola oleh PSSI, kompetisi basket dikelola oleh Perbasi, dan
lain-lain. Padahal operator kompetisi adalah pihak yang ditunjuk oleh
federasi untuk mengelola kompetisi. Pengelolaan kompetisi mencakup
penjadwalan, distribusi subsidi pada klub, hak siar, promosi, aktivitas-
aktivitas komersial, dan sebagainya.
Tulisan kelima merupakan karya dari Rizky Gama Prayoga,
berdasarkan pengalaman magang di Divisi Komunikasi dan Teknologi
Informasi di PT Liga Indonesia. PT Liga Indonesia adalah operator
kompetisi Indonesia Super League dan Divisi Utama hinggat tahun 2015
v
(kompetisi kala itu dihentikan karena adanya intervensi Kementrian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia). Tugas-tugas kehumasan di PT
Liga Indonesia antara lain adalah manajemen konten website dengan tugas
meliput dan memberitakan pertandingan, analisis berita tentang sepakbola
Indonesia di media massa (media monitoring), dan mengelola aktivitas
jumpa pers dalam event-event pertandingan olahraga yang digelar PT Liga
Indonesia.
Buku ini ditutup dengan tulisan mengenai manajemen krisis
berkaitan dengan pengelolaan kompetisi sepakbola profesional di
Indonesia. Antara tahun 2015 sampai dengan 2016, sepakbola Indonesia
memang dihantam persoalan sangat besar. Awal persoalan adalah
penghentian kompetisi oleh PSSI karen ada campur tangan dari
Kemenpora RI. Campur tangan ini merupakan bagian dari konflik antara
PSSI dan Kemenpora yang terjadi beberapa waktu sebelumnya. Ketika
kompetisi berhenti, tentu banyak persoalan yang menjadi tanggungjawab
dari masing-masing pemangku kepentingan. Tulisan Ramzy Hamzah Umar
membahas tentang apa saja yang dilakukan oleh PT Liga Indonesia dalam
krisis penghentian kompetisi Liga Indonesia tahun 2015. PT Liga Indonesia
sebenarnya sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk yakni
pengehentian kompetisi yakni berkomunikasi dengan intens dengan pihak-
pihak terkait seperti pemerintah, klub peserta, dan PSSI. Ketika kompetisi
kemudian dihentikan, maka PT Liga Indonesia fokus dalam
menyelamatkan aset-aset mereka yakni sponsor dan klub. PT Liga
Indonesia menjaga jarak untuk tidak terlalu terlibat dalam perseteruan
antara PSSI dengan Kemenpora RI.
Penulis mengucapkan terima kasih yang pertama kepada Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia yang telah
memfasilitasi terbitnya buku seri penelitian ini. Kedua, terima kasih kepada
organisasi yang telah bersedia untuk diteliti. Terakhir, semoga hasil-hasil
riset dalam buku ini bermanfaat dan bisa menjadikan bahan rujukan bagi
akademisi dan praktisi bidang komunikasi olahraga.
vi
DAFTAR ISI
vii
viii
Humas dalam Organisasi Olahraga:
Tinjauan Konseptual
Pendahuluan
Di jajaran manajemen organisasi olahraga, public relations (PR)
atau humas memiliki peranan penting dalam hal melakukan komunikasi
dengan pemangku kepentingan dan publik secara umum. Idealnya humas
tidak hanya sebatas dalam menyampaikan pesan, namun juga menampung
pendapat-pendapat, masukan-masukan dari pihak lain untuk kemudian
disampaikan kepada jajaran pengambil keputusan di tingkat manajemen.
Fokus utama dari humas adalah mengelola arus informasi antara organisasi
olahraga dengan publik, baik itu internal atau pun eksternal (Syadzwina,
2016 : 147)
Kesalahan dalam mengelola informasi dapat berakibat fatal bagi
reputasi organisasi olahraga. Boyle dan Haynes (2014) mencontohkan
ketika klub sepakbola Inggris, Liverpool, sangat kerepotan dalam merespon
kejadian penolakan jabat tangan oleh Luis Suarez kepada Patrice Evra
(Manchester United), saat kedua tim saling berhadapan di pertandingan
medio Februari 2012. Sebelumnya, kedua pemain tersebut terlibat konflik
seputar rasisme.
1
Narayana Mahendra Prastya
2
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
3
Narayana Mahendra Prastya
4
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
5
Narayana Mahendra Prastya
6
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
7
Narayana Mahendra Prastya
8
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
9
Narayana Mahendra Prastya
10
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
11
Narayana Mahendra Prastya
12
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
Daftar Pustaka
Alciato, Alessandro (2016) I Think Therefore I Play (judul asli Penso
Quindi Gioco. Terj. Bahasa Indonesia : Ivan Atmanagara). Jakarta :
Kepustakaan Populer Gramedia
Andretti, Yosephin R (2016) INTEGRATED MARKETING
COMMUNICATIONS DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN PT.
DBL INDONESIA (Studi tentang Implementasi Integrated
Marketing Communications dalam Komunikasi Pemasaran PT. DBL
Indonesia 2014). URL
http://www.jurnalkommas.com/view.php?nama=Jurnal%20Yoshe
pin.pdf, tanggal akses 15 Juli 2019
Anshari, Faridhian dan Prastya, Narayana Mahendra (2014) "New Media
dan Social Media sebagai Sarana Branding Klub Sepakbola di
Indonesia" dalam Bonaventura Satya Bharata, Fajar Junaedi, Setio
Budi HH (Editor) Sport, Komunikasi, dan Audiens. Yogyakarta :
ASPIKOM, Fikom Tarumanagara, Fisip UAJY, dan Buku Litera.
Boyle, Raymond dan Haynes, Richard (2014) "Sport, public relations and
social media". dalam Andrew C.Billings dan Marie Hardin
(Editor). Routledge Handbook of Sport and New Media. Routledge:
London and New York. URL
http://eprints.gla.ac.uk/92902/1/92902.pdf, tanggal akses 8 Maret
2019
Ernawati, Santi; Surya, Iman dan Hairunissa (2019) "Strategi Komunikasi
Pemasaran Terpadu dalam Membangun Brand Image Klub
Sepakbola Profesional Borneo Football Club Samarinda". eJournal
Ilmu Komunikasi, Vol.7, No 2 : 54-67
Hopwood, Marina; Kitchin, Paul, & Skinner, James (2012) “Bringing Public
Relatiosn and Communication Studies to Sport” . URL
https://www.academia.edu/21331331/Bringing_Public_Relations_
and_Communication_Studies_to_Sport, tanggal akses 8 Maret
2019
13
Narayana Mahendra Prastya
Pedersen, Paul M.; Laucella, Pamela C.; Miloch, Kimberly C.; & Fielding,
Larry W. (2007) ‘The Juxtaposition of Sport dnd Communication:
Defining The Field of Sport Communication’. URL:
https://www.researchgate.net/publication/247834511_The_juxtap
osition_of_sport_and_communication_Defining_the_field_of_spo
rt_communication. Tanggal akses: 10 Mei 2018
Prastya, Narayana M. (2018) “Analisis Framing terhadap Pernyataan Resmi
Kemenpora RI dan PSSI dalam Kasus Sanksi FIFA terhadap
Indonesia”. Jurnal Komunikator, Volume 10, Nomor 1, Mei : 10-23
Prastya, Narayana M. (2019) "Antisipasi Krisis dengan Literasi
Kehumasan" dalam Sirajudin Hasbi dan Moddie A. Wicaksono
(Editor). Merawat Sepakbola Indonesia. Yogyakarta : Fandom
Indonesia
Pratama, Muhammad R.A. (2018) Strategi Marketing Sponsorship PSIM
Yogyakarta di Liga 2 Indonesia 2017. URL:
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18905?show=full.
Tanggal akses : 1 Agustus 2018
Putra, Muhammad Andrya Surya dan Anshari, Faridhian (2016) "Cyber
Public Relations dalam Klub Sepakbola di Indonesia". CoverAge:
Journal of Strategic Communication, Volume 7, Nomor 1 : 43-54
Rahman, Fajar (2016) "Profesionalisme dan Transparansi Semu Sepakbola
Indonesia" dalam Sirajudin Hasbi dan Ferry T. Sasono (Editor)
Sepakbola 2.0. Yogyakarta : Fandom Indonesia
14
Humas dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Pengantar
15
Narayana Mahendra Prastya
16
Strategi IeSPA
(Indonesia Esports Association)
dalam Mengkampanyekan
Olahraga Elektronik (Esports) di
Indonesia
Pendahuluan
Ketika kita mendengar kata “permainan video” (video game),
anggapan umum yang terbentuk adalah hal tersebut merupakan
permainan, merupakan hiburan untuk ajang melepas penat. Ketika
kemudian kita mendengar kata pelaku permainan video game (gamer),
maka yang terlintas adalah orang yang sudah kecanduan permainan video
sehingga rela menghabiskan seluruh uang dan waktunya di game center
untuk bermain. Permainan juga “identik” dengan pengaruh negatif. Sebagai
contoh, pemerintah kota Padang, Sumatera Barat sempat mewacanakan
untuk memblokir game online, karena potensi negatif yang mungkin timbul
(Setiawan, 2016).
Apakah video game hanya sekadar hiburan yang sekadar membuang
waktu, menghabiskan uang, dapat menimbulkan kecanduan, sehingga akan
dapat merugikan diri sendiri? Ternyata anggapan itu tidak sepenuhnya
benar. Saat ini permainan video seperti League of Legends, Dota 2,
17
Firdan Rastama Faherty
18
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
19
Firdan Rastama Faherty
20
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
21
Firdan Rastama Faherty
Tinjauan Pustaka
1. Mengkampanyekan Olahraga
Penulis akan memaparkan rangkuman dari sejumlah penelitian
dengan tema “mengkampanyekan olahraga yang masih baru kepada
masyarakat”. Berkaitan dengan olahraga elektronik, penelusuran penulis
baru menemukan satu penelitian yang membahas mengenai sosialisasi
dengan target audiens atlet olahraga elektronik. Hal yang disosialisasikan
adalah tentang hal-hal yang harus diperhatikan atlet olahraga elektronik
guna meningkatkan kemampuan mereka, mulai dari teknik bermain secara
individual, kemampuan bekerjasama, dan kualitas dari alat-alat (seperti
keyboard, mouse, mousepad, dan headset). Pelatihan atlet olahraga
elektronik oleh IeSPA juga diharapkan dapat mempersiapkan para atlet
untuk berlaga di turnamen olahraga elektronik internasional (Fajri, 2016).
Berkaitan dengan olahraga yang masih baru, penelitian Kartika
(2015) membahas strategi kampanye olahraga freelatics di kota Bandung,
Jawa Barat. Freeletics merupakan masih terbilang olahraga yang baru di
Indonesia, freeletics adalah olahraga fisik, berintensitas tinggi serta dapat
22
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
2. Kampanye Humas
Kampanye merupakan salah satu kegiatan yang berada dalam lingkup
kegiatan kehumasan, kampanye digunakan sebagai untuk membantu
perusahaan mencapai tujuan untuk membuat khalayak umum dapat
mengerti terhadap pesan-pesan yang disampaikan melalui kampanye
tersebut.(Ruslan, 2013:63).
Menurut Gregory (2004: 78) terdapat tiga level dalam tujuan
kampanye. Level pertama yakni membentuk kesadaran target publik,
dengan capaian berupa target publik memahami terhadap pesan yang
disampaikan melalui kampanye. Level kedua, setelah target publik
memiliki pengetahuan, kemudian pesan kampanye tersebut dapat
membentuk sikap dan opini publik. Level ketiga adalah publik bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan sesuai tujuan kampanye.
Contoh sederhananya, sebuah organisasi hendak mengkampanyekan
tentang kejuaraan olahraga untuk orang berkebutuhan khusus
23
Firdan Rastama Faherty
24
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
25
Firdan Rastama Faherty
Pembahasan
Tulisan ini menggunakan data penelitian yang bersumber dari
wawancara langsung dengan pengurus pusat IeSPA. Wawancara dilakukan
secara tatap muka dan juga menggunakan surat elektronik guna
melengkapi informasi. Narasumber dari pengurus IeSPA adalah Prana
Adisapoetra selaku Sekretaris Jenderal IeSPA dan William Tjahyadi selaku
wakil Ketua Umum IeSPA. Wawancara dilakukan dalam dua kesempatan
berbeda yakni tanggal 28 Desember 2017 dan 26 Jaunari 2018.
Untuk mendukung data penelitian ini penulis juga mengambil
beberapa data dari beberapa media yaitu Kotakgame, GameQQ, Ligagame,
26
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
27
Firdan Rastama Faherty
28
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
29
Firdan Rastama Faherty
30
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
IeSPA sendiri masih perlu menyiapkan beberapa hal yang berkaitan dengan
pelatihan nasional untuk Olahraga elektronik, jika berdasarkan tujuan
utama dari IeSPA yaitu meregulasi olahraga elektronik di Indonesia,
seharusnya IeSPA sudah memiliki pelatihan nasional untuk olahraga
elektronik pasalnya pelatihan nasional akan dapat lebih mengasah
ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh para pemain Olahraga
elektronik di Indonesia dan juga karena saat ini olahraga elektronik akan
menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade maka dari itu
pelatihan nasional untuk olahraga elektronik perlu dibuat untuk kemajuan
olahraga elektronik di Indonesia.
Dalam kegiatan memberi pengajaran, konsultasi, dan pelatihan
IeSPA melakukan hal ini dalam salah satu kegiatannya yaitu melakukan
workshop – workshop di sekolah – sekolah dan kampus, dalam setiap
kegiatan workshop yang dibuat IeSPA selalu memberikan pengertian dan
pemahaman tentang Olahraga elektronik yang benar dan juga memberikan
informasi tentang apa saja yang keuntungan yang didapat jika masuk ke
dalam dunia olahraga elektronik, sehingga masyarakat umum yang belum
paham dan mengerti tentang olahraga elektronik menjadi paham
bagaimana olahraga elektronik itu sebenarnya.
Menurut Moore (2002:19) Dasar hubungan komunitas yang baik
suatu perusahaan dapat bertanggung jawab terhadap komunitas yang
terkait dari perusahaan itu sendiri dengan melibatkan beberapa komunitas
untuk ikut menjadi bagian dari perusahaan. Namun dalam di tahun 2016
dan 2017, kegiatan yang digelar IeSPA ternyata memunculkan masalah
dengan komunitas gamer.
Di tahun 2016 IeSPA pernah menggelar ajang IeSF World
Championship 2016 dalam ajang ini diikuti oleh 40 Negara yang bertanding
dalam beberapa kategori game yang dipertandingkan. Saat pelaksanaan
event itu di hari pertama sudah terjadi masalah yang bisa dibilang cukup
fatal yaitu masalah pada koneksi internet, dan akibat dari permasalahan
koneksi internet tersebut semua jadwal pertandingan menjadi tertunda dan
mundur hampir seluruhnya, faktor koneksi internet merupakan salah satu
hal yang paling penting untuk di persiapkan matang – matang karena
dalam pertandingan olahraga elektronik 100% pertandingan
memanfaatkan koneksi internet, dan koneksi internet yang cepat dan stabil
31
Firdan Rastama Faherty
32
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
33
Firdan Rastama Faherty
yang dibuat oleh IeSPA pada tahun 2016, dalam salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan yaitu olahraga elektronik yang diikuti oleh 30
Negara. Para peserta bertanding dalam beberapa kategori game yang ada.
Mengundang pejabat pemerintahan untuk meresmikan suatu acara,
dalam kegiatan yang dibuat IeSPA mengundang pejabat dari pemerintah
terkait yaitu dari menkominfo maupun kemenpora, dalam setiap kegiatan
yang perlu melibatkan dari pejabat pemerintah IeSPA mengundang
menkominfo dan kemenpora tergantung dari ketersediaan jadwal dari
setiap pejabat untuk ikut berpartisipasi dan meresmikan event yang dibuat
oleh IeSPA.
Melakukan kegiatan lobby secara baik dengan pemerintah untuk
memperlancar kegiatan suatu perusahaan, dalam melakukan kegiatan
lobby salah satu upaya yang dilakukan oleh IeSPA yaitu dengan masuknya
olahraga elektronik sebagai salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan di Asian Games, khususnya olahraga elektronik masuk
sebagai exhibition match di Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Dalam upaya IeSPA untuk memasukkan Olahraga elektronik sebagai
exhibition match di Asian Games 2018 IeSPA pertama melakukan
pengiriman surat kepada Sekertaris Kemenpora
Dalam surat permohonan tersebut di atas IeSPA sebagai induk
organisasi resmi Olahraga elektronik mengajukan perhomonan audiensi
terkait penyampaian keinginan agar olahraga elektronik bisa dimasukkan
sebagai exhibition match pada Asian Games 2018. Dari dibuatnya surat
perhomonan tersebut Olahraga elektronik secara resmi akan menjadi
pertandingan ekshibisi (tidak memperebutkan medali) pada Asian Games
2018 di Jakarta dan Palembang, untuk kategori game yang akan dijadikan
dalam exhibition match tersebut IeSPA masih belum bisa memberikan
kepastian game yang akan di perlihatkan dalam pertandingan ekshibisi
tersebut karena masih banyak pertimbangan dan perlu disiapkan.
34
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
35
Firdan Rastama Faherty
36
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
Weakness (Kekurangan)
No Kekurangan Efek pada Kampanye olahraga elektronik
1 Pemanfaatan media Penyebaran informasi jadi tidak update. Akibatnya
internet organisasi informasi mengenai olahraga elektronik menjadi
minim. Masyarakat umum yang tidak tahu tentang
olahraga elektronik tidak mendapatkan informasi;
ada pun komunitas gaming di Indonesia berisiko
memandang pengelolaan informasi oleh IeSPA
masih belum bagus.
2 Kepengurusan Dalam pelaksaan program IeSPA yaitu yang salah
IeSPA daerah di satunya melakukan sosialisasi tentang olahraga
Indonesia kurang elektronik kepada masyarakat umum menjadi tidak
aktif merata dan hanya terfokus pada sosialisasi yang
dilakukan oleh IeSPA pusat. Menurut Gregory
(2004:99-105) dalam pelaksanaan program
kampanye diperlukan koordinasi dengan
melibatkan tim yang terlibat dalam pencapaian
tujuan program.
Opportunities (Peluang)
No Peluang Aktivitas yang perlu dilakukan agar dapat
memaksimalkan peluang
1 Memberikan IeSPA dapat memberikan kepelatihan dan fasilitas
dukungan penuh yang dapat digunakan untuk para atlet olahraga
kepada para atlet elektronik yang ada untuk dapat meningkatkan skill
Olahraga elektronik dan juga dapat meningkatkan mental dalam
di Indonesia pertandingan olahraga elektronik dengan
pembuatan pelatnas di Indonesia. Menurut
Anggoro dan Estu(2002:130) dasar hubungan
komunitas yang baik adalah dapat meyakinkan
komunitas untuk ikut menjadi bagian dari kegiatan
yang dilakukan oleh suatu perusahaan
2 Upaya yang dapat Melakukan koordinasi yang lebih terhadap
dilakukan IeSPA kepengurusan semua daerah di Indonesia dan
pusat dan IeSPA melakukan sosialisasi olahraga elektronik di tiap
daerah untuk daerah di Indonesia dengan melibatkan
37
Firdan Rastama Faherty
Threats (Ancaman)
No Ancaman Hal yang dilakukan untuk meminimalkan ancaman
1 Para atlet Olahraga Dengan salah satunya yaitu pembuatan pelatnas
elektronik di dan juga pembuatan program yang lebih
Indonesia kurang melibatkan atlet olahraga elektronik di dalamnya
merasakan seperti secara berkala membuat sebuah turnamen
kehadiran IeSPA skala nasional yang dapat diikuti oleh para atlet
olahraga elektronik
2 IeSPA pusat dan IeSPA perlu melakukan koordinasi lebih bak lagi
IeSPA daerah tidak dengan pengurus daerah IeSPA, dengan melakukan
memiliki program bersama seperti melakukan sosialisasi
koordinasi olahraga elektronik dan juga dapat membuat even
terhadap program dan turnamen yang diselenggarakan oleh IeSPA
kerja bersama pusat dan Idaerah di dalam wilayah kepengurusan
daerah IeSPA daerah .
Penutup
Dalam tahap Kampanye IeSPA melakukan analisis terlebih dahulu
terhadap opini yang berkembang di dalam masyarakat hasil dari analisis
yang dilakukan bahwa publik di Indonesia sebagian masih belum mengerti
dan paham apa yang dimaksud olahraga elektronik itu, dalam analisis yang
38
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
dilakukan oleh IeSPA terdapat dua kategori dalam masyarakat itu sendiri
yaitu adalah masyarakat umum, dan orang – orang yang memang sudah
mengetahui olahraga elektronik baik itu memang sudah bekerja di dunia
Olahraga elektronik ataupun hanya sebagai penikmat olahraga elektronik.
Dalam menetapkan sasaran tujuan kampanye IeSPA menjadi masyarakat
umum menjadi sasaran utama dalam kampanye, masyarakat umum yang
belum mengetahui tentang olahraga elektronik perlu diberikan pemahaman
yang benar dan mengetahui benefit apa yang bisa didapatkan dari Olahraga
elektronik dengan melakukan sosialisasi tentang olahraga elektronik
kepada masyarakat umum.
Dalam aktivitas kehumasan yang dilakukan IeSPA menjalin
hubungan dengan beberapa media yang bekerjasama untuk memberitakan
tentang IeSPA ataupun memberitakan seputar olahraga elektronik, media
berbasis internet yang bekerjasama dengan IeSPA dalam meberitakan
olahraga elektronik dan IeSPA antara lain Ligagame, Kotakgame, GameQQ,
dan Metrotvnews, untuk mendukung dalam aktivitas kehumasannya IeSPA
juga melakukan beberapa konferensi pers dan membuat press release
sebagai informasi ke komunitas maupun ke masyarakat umum. Dalam
menjalin hubungannya dengan komunitas IeSPA memberikan dukungan
kepada komunitas yang ingin membuat event dan turnamen Olahraga
elektronik dan juga IeSPA mengundang komunitas untuk ikut
berpartisipasi dalam event dan turnamen yang dibuat oleh IeSPA untuk
menjaga hubungan baik antara IeSPA dan komunitas.
Dalam menjalin hubungan dengan pemerintah IeSPA bertugas
untuk meregulasi olahraga elektronik di Indonesia dan IeSPA juga turut
mengundang pejabat dari pemerintah terkait untuk ikut berpartisipasi
dalam event yang dibuat IeSPA, pejabat dari pemerintah yang biasanya
diundang oleh IeSPA untuk membuka sebuah even yang diselenggarakan
oleh IeSPA yaitu bisa dari Menkominfo maupun Menpora tergantung dari
ketersediaan jadwal yang bersangkutan, dalam kegiatannya untuk
melakukan lobby dengan pemerintah yaitu IeSPA melakukan upaya untuk
memasukkan Olahraga elektronik sebagai laga ekshibis di Asian Games
2018 di Jakarta dan Palembang..
Dalam publikasi yang dilakukan IeSPA menggunakan beberapa
media untuk memberikan informasi seputar Olahraga elektronik dan
39
Firdan Rastama Faherty
kegiatan yang dilakukan oleh IeSPA, beberapa media yang digunakan oleh
IeSPA yaitu website resmi IeSPA dan media sosial yang dimiliki oleh IeSPA,
media sosial resmi IeSPA antara lain yaitu, facebook, instagram, dan
twitter.
Aktivitas kampanye IeSPA memiliki keunggulan dalam hal IeSPA
sudah memahami mengenai persepsi publik mengenai olahraga elektronik
dan banyaknya event olahraga elektronik yang digelar. Ada pun kekurangan
adalah pada pemanfaatan media berbasis internet dan kepengurusan IeSPA
di daerah yang masih belum semuanya aktif. Ini membuat penyebaran
informasi mengenai olahraga elektronik masih belum bisa menjangkau
publik yang luas. Pihak IeSPA hendaknya juga berkaca pada dua
pengalaman kurang mengenakkan yang pernah terjadi di tahun 2016 dan
2017, yang berpotensi dapat menurunkan reputasi IeSPA di benak
komunitas gaming di Indonesia.
Keterbatasan Penelitian
1. Penulis hanya melakukan penelitian terhadap IeSPA (Indonesia
eSport Association), penulis tidak melakukan penelitian terhadap
respon dari publik terkait dengan olahraga elektronik dan
kampanye yang dilakukan oleh IeSPA
2. Karena IeSPA memiliki keanggotaan yang tidak tetap, penulis sulit
untuk melakukan wawancara langsung dengan beberapa sumber
dari IeSPA
Saran
1. Diharapkan kepada IeSPA (Indonesia eSport Association) untuk
lebih meratakan kampanye ESport dengan membuat kepengurusan
IeSPA di daerah menjadi lebih aktif lagi
2. Diharapkan kepada IeSPA (Indonesia eSport Association) untuk
lebih memperluas publikasi ESport di Indonesia dengan bekerja
sama dengan berbagai media olahraga dan media umum yang ada
di Indonesia
40
Strategi IESPA (Indonesia Esport Association)
dalam Mengkampanyekan Esport di Indonesia
Daftar Pustaka
Anggoro, M.Linggar dan Estu Rahayu. (2002). Teori dan Profesi
Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT.Bumi
Aksara
Beard, Mike. (2001). Manajemen Departement Public Relations. Jakarta:
PT. Gelora Aksara Pratama
Fajri, N Bayu. (2016). "Sosialisasi Program Pelatihan Nasional Atlet eSport
Indonesia Melalui Website." Skripsi Sarjana. Fakultas Desain
Universitas Komputer Indonesia, Bandung
Gregory, Anne. (2004). Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public
Relations. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Kusumadewi, Kartika. (2015)." Kampanye Gaya Hidup Sehat Melalui
Olahraga Freeletics Pada Masyarakat di Kota Bandung". Skripsi
Sarjana, Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom, Bandung
Maulidika, Wira dan Waspada, Agung Eko Budi (2014) “Kampanye
Memperbaiki Citra Olahraga Biliar di Indonesia”. Jurnal Tingkat
Sarjana bidang Senirupa dan Desain, Volume III (Agustus), hal 1-10
Moore, Frazier. (2002). Humas Membangun Citra dan Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Putra, Ukaysah Q.A. dan Tirtawidjaja, Indarsjah (2012)“Perancangan
Kampanye Sosial Mendorong Kecintaan Remaja Terhadap
41
Firdan Rastama Faherty
42
Potret Kompetensi SDM
Public Relations di Klub Sepakbola
di Indonesia
Pendahuluan
Salah satu unit kerja komunikasi yang perlu dimiliki oleh klub
sepakbola Indonesia adalah media officer. Dalam Regulasi Liga 1 (2017)
disebutkan bahwa klub harus menunjuk media officer yang tetap untuk
bertugas dalam mengatur hubungan klub dengan media massa atau
wartawan. Tugas media officer secara umum adalah mengkoordinir
wartawan yang akan meliput di hari pertandingan (bagi klub yang menjadi
tuan rumah), mengahdiri konferensi pers resmi, dan menyerahkan
informasi detil sesuai dengan permintaan operator kompetisi yang
selanjutnya akan didistribusikan juga ke media massa atau untuk promosi
(Manual Liga 1 2017: 48-49)
Namun faktanya praktek media officer di klub sepakbola lebih luas
daripada yang tertera di peraturan. Artinya, praktek media officer tidak
sekadar mengurusi media massa, tetapi juga sampai harus melakasanakan
kegiatan-kegiatan kehumasan yang lain. Menurut Syadzwina (2016: 145,
147), memang ada anggapan di manajemen klub sepakbola Indonesia
bahwa media relations sering kali dianggap sama dengan public relations.
Padahal media relations merupakan salah satu fungsi dari public relations
yang dijalankan oleh petugas media atau media officer. Alhasil masih
sangat jarang yang memiliki public relations yang menjalankan fungsi
43
Fadlan Afdallah Ramadan
44
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
45
Fadlan Afdallah Ramadan
Tinjauan Pustaka
Peran dan Kompetensi Public relations di Organisasi
Berbicara mengenai kompetensi public relations, maka hal pertama
yang perlu dipahami adalah apa saja peran public relations dalam sebuah
organisasi. Ini karena kompetensi yang dibutuhkan akan menyesuaikan
dengan peran yang dijalani.
Secara garis besar, peran public relations terdiri dari peran
manajerial dan peran teknisi komunikasi. Menurut Moss, dkk. (dalam
Prastya, 2016), secara operasional peran tersebut berupa : (1) memberikan
masukan pada organisasi, (2) manajemen isu, (3) pembuatan kebijakan dan
strategi, (4) keterlibatan dalam penyelesaian masalah, (5) pemantauan dan
evaluasi program PR, (6) negosiasi, (7) administrative, dan (8)
tanggungjawab teknis komunikasi
Ada pun kompetensi public relations dapat dilihat dari pengetahuan,
skill dan motivasi mencakup di level teknis dan level manajerial
(Kriyantono, 2014: 274-275). Selengkapnya adalah sebagai berikut :
Pengetahuan teknis
Saya memahami teori komposisi fotografi
Saya memiliki pengetahuan tentang elemen-elemen yang
dibutuhkan untuk menulis artikel, press release, dan material
komunikasi lainnya
Saya memahami cara mengedit naskah
Saya mengenal desain grafis dan prinsip-prinsip layout
Skill teknis
Saya seorang yang excellence dalam menulis artikel, press release,
dan material komunikasi lainnya
Saya memiliki skill dalam desktop publishing
Saya mengikuti tujuan yang telah ditetapkan manajemen
Saya memiliki skill dalam mengekspresikan respons organisasi pada
isu melalui produksi pesan
Saya excllence dalam mengadaptasikan pesan untuk publik-publik
yang berbeda
46
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
Motivatsi teknis
Saya menikmati bekerjasama dengan media
Saya menikmati mengedit material komunikasi
Tidak ada yang lebih saya nikmati selain memproduksi pesan public
relations
Saya menikmati melakukan pekerjaan me-layout dan mendesain
Saya merasa seara umum tidak etis untuk menahan informasi untuk
media dan publik
Pengetahuan manajerial
Saya mengetahui cara mengevaluasi penelitian survei
Saya memahami konsep-konsep yang diugnakan mengidentifikasi
problem dan solusinya
Saya familiar dengan teori-teori manajemen
Saya memahami bagaimana men-scan lingkungan organisasi
Saya mengetahui cara mengestimasi biaya dan ketersediaan sumber
daya
Skill manajerial
Saya memiliki kemampuan yang baik untuk mengidentifikasi
masalah yang potensial yang dihadapi organisasi saya
Saya memiliki kemampuan excellence dalam mngestimasi sumber
daya dan menghitung anggaran program
Saya memiliki kemampua yang baik dalam mengidentifikasi solusi
untuk masalah yang dihadapi organisasi saya
Saya memiiki skill mengevaluasi penelitian survei
Saya memiliki kemampuan yang baik untuk membuat segmentasi
public
47
Fadlan Afdallah Ramadan
Motivasi manajerial
Tidak ada yang lebih memuaskan daripada merencanakan program
public relations
Saya termoitvasi untuk memenuhi tujuan organisasi
Saya menikmati terlibat daam politik organisasi dan pembuatan
keputusan
Penting menjadi anggota organisasi profesional
Saya menikmati memanajemen public relations
Lebih penting menjaga etika daripada mempertahankan pekerjaan
saya
Loyalitas ke manajemen lebih penting daripada melindungi
kepentingan publik
Lebih penting untuk membuat manajemen merasa baik daripada
menyampaikan kebenaran kepada mereka
48
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
Pembasahan
Selama kegiatan kuliah kerja komunikasi penulis melaksanakan
kegiatan ini di dalam divisi Media officer PSM Makassar selama dua bulan
terhitung sejak 10 September 2017 sampai dengan 12 November 2017.
Sebelumnya dalam Media officer ini terbagi beberapa bagian, ada
fotografer, videographer, pengelola website, media social, desain grafis,
Selama mengikuti kegiatan dalam divisi Media officer ini penulis banyak
belajar dunia kerja mengenai hal-hal yang terjadi di belakang “lapangan”.
Mulai dari peliputan tim saat latihan, peliputan pemain-pemain, tim lawan,
adanya press conference menjelang pertandingan dan setelah pertandingan
atau jika ada pengumuman penting seperti perpanjangan kontrak pemain,
atau pelatih, bagaimana cara wartawan langsung membuat berita,
bagaimana cara host broadcasting membawakan siaran langsung pada saat
pertandingan, mengetahui mekanisme sebelum pertandingan dengan
adanya match coordinator meeting, dan mengetahui bagaimana peran
humas dengan menjalankan program-program yang telah dibuat, dan
mengetahui cara publikasi tim melalui akun media social, website dan lain
lain.
Dalam hal ini penulis tidak hanya menekuni pada bagian humas atau
public relation saja melainkan penulis juga dituntut untuk serba bisa
seperti hal promosi klub membuat event, kemudian memotret
pertandingan, menjadi videografrer, kemudian editing video, dan sedikit
mendesain konten media sosial untuk kebutuhan klub PSM Makassar.
Untuk jam kerja dalam divisi Media officer PSM Makassar tidak ada jam
tetap atau tidak ada masuk pada jam-jam tertentu seperti contohnya di
perkantoran. Namun biasanya berpatokan dengan kegiatan latihan klub.
Biasanya dilakukan jika PSM Makassar latihan sore pukul 16.00 WITA
penulis datang pada pukul 13.00 WITA di sekertariat PSM Makassar untuk
sebelumnya berdiskusi atau rapat untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.
Secara umum terdapat lima kegiatan yang penulis jalani, yakni desain
materi komunikasi secara visual, hubungan dengan media, administrative,
pemantauan dan evaluasi, dan pembuatan strategi dalam manajemen
acara. Masing-masing kegiatan tersebut menuntut kompetensi tersendiri.
49
Fadlan Afdallah Ramadan
50
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
51
Fadlan Afdallah Ramadan
52
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
53
Fadlan Afdallah Ramadan
oleh dead line, dimana hasir pekerjaan editor harus siap untuk
ditayangkan.
Terkadang editor tidak memiliki cukup banyak waktu untuk
melihat seluruh gambar yang ada pada video mentahan dalam
durasi yang aslinya. Biasanya editor melihat seluruh gambar dengan
cepat dan mutar tombol fast-forward atau rewind dan berhenti di
bagian-bagian yang paling menarik atau paling dari rangkaian
gambar master shot yang panjang. Selama memutar video editor
harus mengingat-mengingat gambar-gambar yang akan digunakan
serta posisi gambar.
Selain itu, editor juga harus mengingat berbagai gambar penyela
(buffer shot) atau cutaways yang disediakan juru kamera. Gambar
penyela ini akan sangat membantu editor ketika akan menyambung
dua gambar yang memiliki masalah dengan kontinuitas. Di mana
jika terdapat dua gambar penting, namun kedua itu tidak dapat
disambungkan karena terbentur masalah kontinuitas, maka editor
harus segera mencari gambar penyela.kemampuan editor untuk
mengingat posisi gambar penyela di video merupakah sebuah
keahlian yang harus dilatih, dimana hal itu dapat membantu
mempercepat proses editing.
Menurut Morissan ada teknik editing yang dipakai dalam
berbagai program televisi, yaitu Editing Analitis (Morissan, 2004:
240). Editing ini yaitu teknik edit yang menggunakan beberapa
gambar yang memiliki ukuran yang berbeda. Contohnya seperti
sekuen yang dimulai dari pengambilan gambar long shot untuk
menunjukan hubgungan dan situasi geografi subjek dengan
lingkungan di sekitarnya dan dilanjutkan dengan gambar yang lebih
mendekat ke arah subjek, untuk menunjukkan detil subjek dan
fokus kepada aksi yang terpenting.
Teknik edit ini biasa dilakukan oleh penulis dalam kegiatan
kuliah kerja komuniasi selama di PT Persaudaraan Sepakbola
Makassar divisi media officer, dimana pemotongan gambar selalu
mgengikuti apa yang sedang VO bahas (jika ada) atau beat music
54
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
yang ada, semakin detail yang di bahas maka semakin detal juga
grafis yang harus ditayangkan pada saat di edit.
c. Mendesain Thubmnail Youtube, header Google form
PSM U19
Penulis juga ditugaskan untuk mendesain bebera thumbnail
atau cover untuk video di akun Youtube PSM Makassar seperti
highlight pertandingan, behind the scene, dan header google form
PSM Makassar U19 untuk form pengisian seleksi pada saat itu.
2. Hubungan Media
Hubungan media merupakan aktivitas yang sebenarnya “paling
sesuai” dengan nama unit kerja media officer itu sendiri. Pada klub
sepakbola di Indonesia pada umumnya, unit kerja yang melakukan
aktivitas kehumasan bernama media officer (Syadzwina, 2016).
Penyebutan istilah “media officer” itu pula yang tercantum dalam
peraturan kompetisi (Manual Liga 1, 2017).
Bekerjasama dengan media merupakan salah satu kompetensi teknis
yang harus dimiliki oleh praktisi public relations. Dalam bekerjasama
dengan media, praktisi PR perlu memiliki motivasi bahwa media merpakan
mitra. Menurut Kriyantono (2014), praktisi PR yang kompeten akan
menikmati kerjasama dengan media. Sementara menurut Setiansah
(2008), praktisi PR perlu memiliki kompetensi berupa akses dengan media
dan kemampuan untuk menjalin jaringan, salah satunya dengan media
massa.
Menurut Philip (1997: 7) mendefinisikan media relations sebagai
hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau
merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi. Sedangkan
Stanley J Baran (2004: 361) mendefinisikan media relations sebagai sebuah
relasi yang dibangun dan kembangkan dengan media untuk menjangkau
public guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya
tujuan-tujuan individu meupun organisasi/ perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa menjalin
hubungan baik merupakan sebuah langkah penting untuk dilakukan
seorang public relations officer, karena melalui terjalinnya hubungan baik
55
Fadlan Afdallah Ramadan
56
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
57
Fadlan Afdallah Ramadan
dibuatkan kontennya agar tim media officer bisa mengetahui waktu yang
tepat untuk mengupload konten dilihat dari respon yang ditunjukan
subscriber dan viewers, baik dari like ataupun komentar yang muncul.
Analisis tersebut dilakukan menggunakan Youtube Analytic pada video
creator yang dianggap dapat membantu proses analisis untuk melihat
kedepannya. Sebelumnya sebelum penulis masuk dalam media officer PSM
Makassar ini akun youtube dari PSM Makassar kurang diperhatikan dan
masih sedikit subscriber dan viewersnya karena kesibukan dan lain hal.
Akhirnya penulis berinisiasi untuk mengurus akun youtube tersebut.
Analisis terhadap media sosial yang penulis lakukan berkaitan
dengan analisis jumlah pengunjung. Namun sebaiknya analisis tidak hanya
sebatas menghitung traffic atau engagement, tetapi juga apa yang tengah
dibicarakan publik mengenai organisasi kita. Ini karena media sosial juga
memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai alat untuk memantau
lingkunan.
Penelitian Pienrasmi (2015: 202) menyatakan bahwa kehadiran
media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui isu yang sedang
berkembang di seldtar wilayah operasional perusahaan mereka. Praktisi
menyatakan bahwa dengan kehadiran media sosial mereka dapat
melakukan monitoring mengenai perkembangan isu serta tren yang teijadi
di masyarakat. Monitoring isu akan membantu perusahaan dalam
mengantisipasi berbagai ancaman yang dapat berdampak kurang baik bagi
perusahaan sehingga praktisi dapat memberikan konfirmasi untuk
meredam isu yang sedang berkembang.
Dari monitoring kritik dan saran maka menjadi pertimbangan
tersendiri bagi organisasi untuk dapat mengeluarkan kebijakan berkaitan
dengan merespon kebutuhan publik. Karena dengan memperhatikan saran
dan kritik publik maka akan semakin meningkatakan kualitas dari
hubungan antara organsiasi dengan publik (Pienrasmi, 2015: 207)
4. Manajemen Acara
Kemampuan merenanakan program PR dalam upaya membangun
citra merupakan kompetensi yang perlu dimiliki praktisi humas. Salah satu
upaya itu adalah manajemen marketing PR (Setiansah, 2008).
58
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
59
Fadlan Afdallah Ramadan
60
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
5. Administratif
Administratif merupakan salah satu peran PR dalam organisasi
(Moss et.al, dalam Prastya, 2016). Ada dua kegiatan berkaitan dengan
administrative yakni pertama mengikuti match coordination meeting.
Macth coordination meeting merupakan kegiatan rutin yang diikuti oleh
penulis setiap PSM Makassar akan menggelar pertandingan di Stadion
Mattoanging atau dengan kata lain saat menggelar pertandingan pada laga
kandang (home) baik pertandingan pada PSM Makassar U19 maupun PSM
Makassar senior. Kegiatan ini dilakukan H-1 pertandingan biasanya
61
Fadlan Afdallah Ramadan
Penutup
Aktivitas kehumasan yang penulis lakukan mayoritas berkaitan
dengan komunikasi visual yakni tugas-tugas videographer. Secara khusus,
tugas videographer adalah mengambil gambar dan mengedint gambar. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi visual adalah kompetensi
yang penting dimiliki oleh humas di klub olahraga.
Kemampuan desain materi komunikasi visual merupakan hal yang
disyratkan dalam pengetahuan teknis humas (Kriyantono, 2014). Guna
memiliki tenaga humas yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan, maka
62
Pengantar Potret Kompetensi SDM Public Relations
di Klub Sepakbola di Indonesia
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro (2011) Metodologi Penelitian untuk Public relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Baksin, Askurifai. (2006), Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset
Baran, Stanley J (2004) Introduction to Mass Communication, Media
Literacy and Culture. New York: McGraw-Hill.
63
Fadlan Afdallah Ramadan
Internet :
http://psmmakassar.co.id/tentang-psm/ (diakses 28 November 2017)
64
Aktivitas Kehumasan
dalam Branding Klub Sepakbola
Bali United Fc Sebagai Klub yang
Mendukung Pembinaan Usia Muda
(2015-2016)
Pendahuluan
Bali United merupakan klub yang terhitung baru di kancah
persepakbolaan Indonesia. Bali United Football Club adalah klub
profesional Indonesia yang bermarkas di Gianyar, Bali. Didirikan pada
tahun 1989, awalnya bernama Putra Samarinda sebelum berganti markas
ke Bali dan mengubah namanya menjadi Bali United Pusam pada tahun
2014 (http://www.baliutd.com/club/about-us/).
Bali United sejauh ini membuktikan diri sebagai klub yang stabil
dan kompetitif. Sebelumnya, tidak banyak klub sepakbola asal Pulau
Dewata yang bisa sepeti ini. Di tahun 1990-an, pernah ada klub bernama
Gelora Putra Dewata. Namun klub tersebut kemudian pindah ke Sidoarjo
dan berubah nama menjadi Deltras Sidoarjo (selengkapnya baca
Fahamsyah, 2019). Setelahnya bisa dikatakan tidak banyak klub asal Bali
yang cukup moncer di kompetisi nasional. Tercatat pernah ada Perseden
Denpasar, Persegi Gianyar, dan Bali De Vata (di kompetisi Liga Prima
Indonesia), tetapi mereka bisa dikatakan hanya numpang lewat.
65
M. Surya Dharma Purba
66
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
di awal tahun 2000-an atau Persisam Samarinda saat masa awal promosi
ke Liga Super Indonesia (tahun 2009-2011)
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana manajemen
kehumasan dalam branding Bali United sebagai tim sepakbola yang
mendukung pembinaan usia muda. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan bagaimana manajemen kehumasan
membranding Bali United dengan membentuk identitas diri sebagai klub
yang berfokus pada pembinaan usia muda.
Aktivitas kehumasan merupakan bagian penting dari manajemen
kehumasan yang memiliki fungsi sebagai pengatur dari aktivitas
kehumasan. Terdapat lima tahapan dalam manajemen kehumasan yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan adanya
pengelolaan dari manajemen kehumasan, aktivitas kehumasan yang akan
dilaksanakan akan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga tujuan akhir
dari dilaksanakannya aktivitas kehuamsan akan tercapai.
Tinjauan Pustaka
1. Branding dalam Industri Olahraga
Massachusetts Institute of technology (MIT), membagi industri
olahraga kedalam lima segmen: sport media (marketing, broadcasting,
sport writing, public relations), sport team administration (personel atau
karyawan yang terlibat dalam tim yang terdiri dari orang-orang profesional,
sport related engineering (fasilitas, peralatan, dan alat-alat olahraga,
permainan eletronik, komputer serta perangkat latihan), sport medicine
(pelatihan atlet, gizi, psikologi, rehabilitasi, ortopedi dan lainnya
(keuangan, manajemen, aspek hukum, statistik, retail, grosir) (dalam
Syadzwina, 2016).
Segmen sport media merupakan salah satu bidang yang masuk dalam
industri olahraga, didalamnya terdapat aktivitas komunikasi seperti
marketing, broadcating, sport writing dan public relations. Hal tersebut
menjelaskan bahwa klub-klub olahraga juga dapat memanfaatkan sport
media dalam aktivitas klubnya untuk meningkatkan nilai klub, misalnya
adanya public relations dalam sebuah klub olahraga yang berperan sebagai
67
M. Surya Dharma Purba
68
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
69
M. Surya Dharma Purba
70
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
2. Manajemen Kehumasan
Hubungan masyarakat adalah salah satu usaha antara organisasi atau
perusahaan kepada masyarakat untuk menciptakan keharmonisan melalui
sebuah proses komunikasi dua arah, adanya mutual understanding,
mutual confidence dan image yang baik merupakan hasil dari terciptanya
hubungan yang harmonis. Langkah-langka tersebut merupakan hal yang
harus dilakukan oleh hubungan masyarakat untuk menciptakan hubungan
yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan masyarakat (
Rachmadi, 1992:42-44).
Hubungan masyarakat tidak hanya melakukan aktivitas sebagai
penghubung antara perusahaan dan masyarakat, nmaun juga terdapat
aktivitas manajemen yang juga sebagai pengelola hubungan masyarakat
untuk berbagai aktivitas yang dilaksanakan.
Fungsi manajemen humas tidak hanya mengatur tentang siapa saja
pihak yang bertugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
komunikasi maupun media yang digunakan dalam mengkomunikasikan
pesan. Fungsi manajemen humas juga ditujukan untuk mengelola dan
mengatur jenis pesan yang disampaikan oleh suatu instansi/organiasi
kepada publik
Salah satu wujud dari pengelolaan pesan komunikasi humas dapat
dilihat dari bagaimana media resmi suatu instansi/organisasi dikelola
dengan baik dan tepat. Dalam tahap ini, setiap unsur yang terdapat dalam
proses komunikasi perlu dikelola dengan sedemikian rupa dengan
mengaitkan beberapa fungsi manajemen. Yang harus dilakukan dalam
mengelola pesan komunikasi adalah :
71
M. Surya Dharma Purba
72
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
3. Aktivitas Kehumasan
Aktivitas kehumasan tentunya erat kaitanya dengan profesi humas
pada sebuah perusahaan atau organisasi, namun tidak jarang aktivitas
humas juga mampu dilakukan oleh yang bukan praktisi humas, tetapi
tentu harus tetap mengetahui dasar-dasar dari profesi humas
sesungguhnya, karna jika hanya menjalankan aktivitas humas tanpa
mengetahui dasar dari profesi humas akan riskan terhadap citra
perusahaan, karna humas erat kaitanya sebagai garda terdepan sebuah
perusahaan atau organisasi.
Aktivitas kehumasan dalam branding tentunya menjalankan kegiatan
yang mampu memperkenalkan brand/merek ke pada khalayak dengan
dasar identitas yang telah dimiliki. Public Relations Society of America
(PRSA), sebuah organisasi public relations di Amerika, merumuskan
banyak aktivitas-aktivitas kehumasan, namun penulis hanya mengambil
sebagian beberapa yang termasuk didalam aspek aktivitas kehumasan
dalam branding (Dennis L. Wilcox. Etc,2003:8-9) :
1) Publicity : menampilkan pesan terencana melalui media tertentu
untuk menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh lagi.
2) Industrial Relations : menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga
lain yang berhubungan dengan aktifitas organisasi. Hal ini bias
diwujudkan dengan tergabung dalam asosiasi usaha yang
berhubungan dengan jalur bisnis organisasi.
3) Special Events : menarik perhatian publik terhadap organisasi
atau produk dari organisasi dengan mengadakan kegiatan khusus.
4) Marketing Communication : memadukan aktivitas
pemasaran dengan mengadakan kegiatan khusus sekaligus
membangun citra baik perusahaan.
4. Branding
Branding merupakan bagian yang sangat mendasar dalam suatu
kegiatan pemasaran yang sangat perlu dilakukan untuk memperkuat
73
M. Surya Dharma Purba
74
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
5. Identitas Korporat
Identitas sebuah perusahaan merupakan manifestasi aktual dari
realita perusahaan yang menyampaikan identitas melalui nama
perusahaan, logo, moto, produk, layanan, bangunan, alat-alat tulis,
seragam dan barang-barang bukti nyata yang dibuat oleh organisasi
tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam konsituen.
Kemudian terbentuklah presepsi berdasarkan pesan-pesan yang
perusahaan buat dalam bentuk nyata. Program identitas tersebut akan
berhasil jika citra-citra realita dari perusahaan akurat dalam
mencerminkan perusahaan. Namunu jika tidak sama sekali dengan realita,
maka strateginya tidak efektif atau pemahaman diri perusahaan itu
membutuhkan perbaikan.
Citra adalah sebuah cerminan dari sebuah organisasi. Citra
merupakan sudut pandang dari konsituen. Sebuah organisasai memiliki
berbagai citra yang berbeda, tergantung melalui konsiten mana yang
terlihat.Dengan begitu, untuk mengerti identitas dan citra sama dengan
mengetahui seperti apa organisasi itu sebenarnya dan kemana ia menuju
(Argenti,2010:78-79 ).
Sebagaian besar pusat dari identitas korporat adalah visi yang
meliputi nilai-nilai inti perusahaan, filosofi,standar dan tujuan. Garis
umum yang dapat dirasakan semua karyawan dan idealnya juga semua
konsituen merupakan visi dari korporat. Melalui narasi atau cerita dalam
memikirkan visi dapat membantu memastikan koheren dan
keberlangsungan dari visi perusahaan keseluruhan dan pesan-pesan
kolektif yang akan dikirimkan kepada konsituen. Caes B.M van Riel,
seorang profesor universitas Eramus, Belanda, menghubungkan
pentingnya narasi dalam suksesnya reputasi korporat. Ia mengatakan
bahwa ”komunikasi akan menjadi lebih efektif jika organisasi
mengandalkan citra korporat yang berkelanjutan sebagai sebuah sumber
inspirasi bagi program-program komunikasi eksternal dan interna"l
(Argenti,2010:81).
75
M. Surya Dharma Purba
Pembahasan
Pada penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan
dari pengaruh sosial. Penelitian ini juga merupakan metode penyelidikan
untuk mencari jawaban atas suatu pertanyaan, dilakukan secara sistematik
menggunakan seperangkat prosedur untuk menjawab pertanyaan dan
mengumpulkan fakta. Dalam metode kualitatif menggunakan paradigma
konstruktivisme, paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis
sistematis atas socially meaning action melalui pengamatan langsung
terhadap aktor sosial dalam setting yang alamiah agar dapat memahami
dan menafsirkan bagaimana aktor sosial menciptakan dan memelihara
dunia sosial.
Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumen
yang dilakukan pada Bali United. Wawancara yang dilakukan peneliti guna
untuk memperoleh informasi secara langsung dan mendalam pada Bali
United, wawancara yang dilakukan peneliti yaitu dengan media officer
76
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
77
M. Surya Dharma Purba
1. Publicity
Manajemen humas dalam publicity memiliki pengertian
merencanakan pesan yang akan ditampilkan melalui media tertentu yang
bertujuan untuk menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh lagi. Ada lima
yang masuk di dalam penyusunan manajemen perencanaan yaitu
komunikator, pesan, media, khalayak dan rencana pengaruhnya
(soeprapto, 2009:132).
Dalam manajemen kehumasan dengan adanya penetapan tujuan
komunikasi, pemilihan khalayak sasaran serta memilih media yang akan
digunakan tentu dapat meminimalisirkan kemungkinan tidak efektifnya
aktivitas komunikasi yang akan dilakukan. Selain itu, dengan adanya tahap
perencanaan, pihak komunikator dapat memprediksi berbagai
kemungkinan kegagalan sehingga dapat menyiapkan rencana alternatif
guna mengantisipasi hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan
aktivitas komunikasi.
Berdasarkan temuan pada bab tiga, identitas produk, identitas non
produk dan identitas pengalaman adalah identitas yang digunakan dalam
aktivitas kehumasan Publicity Bali United. Identitas produk adalah sosok
pelatih, sosok pemain serta prestasi klub. Bali United menggunakan Indra
Sajfri yang masuk dalam kategori Identitas produk (sosok pelatih) pada
aktivitas Publicity, namun juga terdapat beberapa pemain pada aktivitas
publicity. Sementara aktivitas kehumasan dengan identitas non produk
(sejarah klub, pemilik klub dan kota atau wilayah tempat klub berada)
adalah Yabes Tanuri yang merupakan pemilik klub dan juga berperan
dalam aktivitas kehumasan publicity Bali United dan identitas pengalaman
yang terdiri dari pengalaman kelompok,stadion,sponsorship dan website,
identitas ini berkaitan dengan publicity bali united summer camp yang
diselenggaakan oleh bali united.
1) Perencanaan
Pada perencanaan publicity manajemen Bali United melakukan
perencanaan dengan menentukan komunikator, media dan khalayak
sasaran. Pada proses perencanaan penentuan komunikator menjadi hal
yang paling utama dilakukan, mengingat peran komunikator yang
78
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
79
M. Surya Dharma Purba
2) Pengorganisasian
Pada tahap pengorganisasian publicity, manajemen Bali United
melakukan beberapa aktivitas yaitu pengorganisasian komunikator dan
80
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
3) Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan publicity peran dari komunikator cukup baik, ini
terlihat dari keterlibatan komunikator dalam setiap publicity yang ada, baik
sebagai speaker ataupun hanya memuat gambar komunikator. Misalnya
pada saat media online goal.com mewancari komunikator yaitu Indra Sjafri
81
M. Surya Dharma Purba
4) Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam manajemen branding
Bali United. Tahap ini dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan dan
sebagai tolak ukur aktivitas komunikasi yang telah di lakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi. Secara umum evaluasi
yang dilakukan manajemen adalah lebih meningkatkan kinerja yang telah
dilakukan, karena Bali United merupakan klub baru yang tentu tidak bisa
hanya sekali dalam melakukan branding, melainkan harus lebih sering
dilakukan.
82
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
5) Analisis
Berdasarkan data publicity, manajemen kehumasan yang berkaitan
dengan pembinaan usia muda memiliki keunggulan pada perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang baik. Perencanaan yang baik terlihat dari
pemilihan komunikator yang berkaitan dengan pembinaan dan penentuan
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan
pembinaan cukup efektif. Pelaksanaan cukup baik juga terlihat dari peran
komunikator yang telah melakukan tugasnya dengan baik yaitu
memberikan infromasi mengenai pembinaan usia muda Bali United. Tahap
evaluasi juga dapat dikatakan baik, ini terlihat dari adanya evaluasi
publicity, yang berkaitan dengan komunikator dan juga media yang telah
digunakan.
Sementara kekurangannya adalah pada tahap pengorganisasian yang
menurut penulis, pengorganisasian yang dilakukan tidak berkaitan dengan
pembinaan usia muda. Seharusnya pada tahap pengorganisasian publicity,
bali united melakukan pengorganisasian komunikator dengan menentukan
waktu dan kapan komunikator akan memberikan informasi yang berkaitan
dengan pembinaan usia muda dan juga melakukan pengorganisasian pesan
dengan menentukan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan yang
berkaitan dengan pembinaaan usia muda.
2. Special Event
Special event merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk
menarik perhatian publik terhadap organisasi atau produk dari organisasi
dengan mengandakan kegiatan khusus. Dalam hal ini, maka kegiatan
83
M. Surya Dharma Purba
special events dari humas tersebut akan mampu memuaskan bagi pihak-
pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan-serta dalam suatu
kesempatan pada acara khusus humas, baik untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge), Kesadaran (awareness), upaya pemenuhan
selera (pleasure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu
menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya,
kegiatan ini dapat menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau
publik sebagai target sasarannya (Ardianto, 2009).
Berdasarkan temuan pada bab tiga, identitas produk adalah identitas
yang digunakan dalam aktivitas kehumasan Special Event yang dilakukan
Bali United. Identitas produk adalah sosok pelatih, sosok pemain serta
prestasi klub. Bali United menggunakan Indra Sajfri yang masuk dalam
kategori Identitas produk (sosok pelatih) pada aktivitas Special Event.
Manajemen Bali United banyak menyelenggarkan spesial event yang
bertujuan untuk memperkenalkan Bali United kepada masyarakat bali
khususnya. kegiatan-kegiatan seperti Bali United Summer Camp, Bali
United Go to School dan Coaching Clinic adalah beberapa spesial event
yang pernah diselenggarakan oleh manajemen.
1) Perencanaan
Dalam perencanan untuk spesial event perencanaan sangat
diperlukan mengingat kegiatan tersebut akan melibatkan banyak
masyarakat langsung yang akan berpatisipasi. Perencanaan yang dilakukan
adalah dengan menentukan komunikator,menentukan pesan, khalayak
sasaran dan rencana pengaruhnya.
Dalam perencanaan Bali United Go to School penentuan komunikator
menjadi hal yang penting dikarenakan komunikator merupakan pemberi
informasi pada kegiatan tersebut. Terdapat banyak sekolah dan Universitas
yang menjadi tujuan kegiatan ini, yang menjadi komunikator ialah indra
Sjafri yang mewakili manajemen Bali United dan perwakilan dari YCAB
(Yayasan Cinta Anak Bangsa) yang merupakan salah satu sponsor dari Bali
United yang memang organisasi tersebut bergerak di bidang sosial.
Penentuan indra sjafri sebagai pembicara dalam kegiatan sosial
dikarenakan daya tarik dari Indra Sjafri yang memang telah dikenal oleh
masyarakat luas, sehingga dengan menjadikan indra sjafri sebagai
84
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
85
M. Surya Dharma Purba
86
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
2) Pengorganisasian
Pada tahap pengorganisasian special event, manajemen Bali United
melakukan beberapa aktivitas yaitu pengorganisasian komunikator dan
pengorganisasian media. Pengorganisasian komunikator yang dilakukan
adalah dengan menentukan perwaklian dari tim pelatih yang akan
menemani indra sjafri pada saat pelaksanaan coaching clinic, karena
memang pada setiap pelaksanaanya tidak semua tim bali united yang
berpatisipasi dalam kegiatan, biasanya hanya ada dua dari tim pelatih yang
akan berpatisipasi dalam coaching clinic
Sementara untuk pengorganisasian pesan dalam special event, yang
dilakukan adalah dengan menentukan pesan apa yang ingin disampaikan.
Sesuai dengan tujuan komunikasi dari diadakannya special event untuk
memnunjukkan bahwa bali united adalah lebih dari sekedar klub sepakbola
dan tidak hanya melulu mengenai sepakbola, namun juga terdapat
kegiatan-kegiatan sosial yang peduli akan lingkungan sekitar.
3) Pelaksanaan
Pada pelaksanaan kegiatan special event oleh manajemen bisa
dikatakan cukup baik, selain dikarenakan kegiatan tersebut jarang
dilakukan oleh klub-klub profesional lainnya, kegiatan yang banyak
melibatakan anak-anak muda juga semakin menunjukkan visi misi dari bali
United yang fokus pada pembinaan pemain muda.
Dalam pelaksaanaannya peran dari komunikator sangat baik, ini
terlihat dari antusias siswa-siswa yang hadir dalam kegiatan bali united
school. Materi yang diberikan oleh Indra sjafri yang di buat oleh Ycab
foundation cukup menarik perhatian peserta dan feedback berupa
pertanyaan mampu di jawab oleh komunikator dengan baik. Secara umum
peran komunikator pada saat kegiatan berlangsung cukup baik dan sangat
berpengaruh.
Pada perencaanya, pesan yang ingin disampaikan adalah berkaitan
mengenai bahaya narkoba, rokok, alkohol, seks bebas, dan ugal-ugalan di
jalan raya. pesan-pesan tersebut telah tersampaikan kepada peserta dan
87
M. Surya Dharma Purba
4) Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari kegiatan special event yang
telah dilaksanakan. Tahap ini dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan dan
sebagai tolak ukur untuk aktivitas komunikasi yang telah dilakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan manfaat yang
ditimbulkan dari pelaksanaan special event tersebut. Secara umum evaluasi
88
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
yang dilakukan manajemen adalah lebih manfaat yang telah diperoleh dari
kegiatan tersebut, dikarenakan kegiatan sperti ini belum dilakukan oleh
klub-klub lainnya di Indonesia.
Misalnya, setelah kegiatan tersebut selesai dlaksanakan, manajemen
menerima banyak pesan dari sekolah-sekolah yang belum Bali United
kunjungi, mereka berharap sekolah mereka juga akan dikunjungin bali
united. Ini salah satu dampak baik yang terlihat, bahwa kegiatan sosial dari
bali united disukai oleh masyarakat bali. Selain itu manajemen bali united
juga telah banyak mendapat email dari SSB (sekolah Sepakbola) yang
berada di pulau Bali hingga di luar Bali untuk memberikan coaching clinc
di daerah lainnya, dimana bali united memang membuka kesempatan bagi
ssb-ssb yang ingin mengadakan coaching clinic bali united.
Secara keseluruhan, kegiatan sosial bali united melalui dua
kegiatannya yaitu Bali United Go to School dan Coaching clinc telah
dilaksanakan dengan baik, meskipun masih memiliki beberapa
kekurangan.
5) Analisis
Berdasarkan data special event, manajemen kehumasan yang
berkaitan dengan pembinaan usia muda, manajemen bali united telah
melaksanakan tahapan-tahapan sesuai dengan tahapan manajemen
kehumasan dan berakaitan pembinaan usia muda. Ini terlihat dari
perencaanan yang sangat baik dalam merencanakan komunikator dari
kegiatan Bali United go to School dan Coachig clinic, pengorganisasian juga
baik dengan telah mempersiapkan pesan-pesan yang akan disampaikan
oleh komunikator pada saat kegiatan, pelaksanaannya juga cukup baik,
sesuai dengan yang telah direncanakan manajemen dan antusias yang
tinggi dari peserta kegiatan.
Sementara evaluasi merupakan kekurangan dari tahapan manajemen
kehumasan special event. Tidak adanya evaluasi dari hasil kegiatan yang
telah dilakukan, membuat tidak ada perbaikan untuk kegiatan yang sama
kedepannya. Namun evaluasi yang dilakukan adalah hanya lebih kepada
manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan pembinaan tersebut, mengingat
klub lain di indonesia belum ada yang melakukannya.
89
M. Surya Dharma Purba
3. Website
Website merupakan salah satu aktivitas dalam kehumasan, website
sendiri memiliki pengertian sebagai kumpulan halaman yang digunakan
untuk menampilkan informasi berupa teks, gambar, animasi, suara atau
gabungan dari semuanya. Dalam penyusunan manajemen perencanaan ada
lima tahapan yang termasuk dalam pengelolaan website yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Identitas pengalaman adalah yang digunakan dalam aktivitas
kehumasan website Bali United. Identitas pengalaman yang memiliki
pengertian pengalaman kelompok,stadion,sponsorship dan website. Bali
United memanfaatkan website sebagai media mereka untuk memberikan
berbagai infromasi termasuk juga mengenai pembinaan pemain muda yang
dilakukan Bali United.
1) Perencanaan
Dalam penggunaan website oleh manajemen Bali United, memiliki
tahap perencanaan yang dilakukan dengan menentukan
komunikator,menentukan tujuan komunikasi, menentukan media yang
digunkakan, menentukan khalayak sasaran serta pengaruh yang diinginkan
oleh manajemen Bali United. Penentuan komunikator merupakan salah
satu hal utama dilakukan pada saat mengelola website
Penentuan tujuan komunikasi merupakan salah satu yang harus
dimiliki dalam perencanaan website. Karena dalam pengelolaan wesbite
idealnya ditetapkan dahulu apa saja yang menjadi tujuan yang ingin dicapai
dalam aktivitas komunikasi yang dilakukan melalui website. Dengan
melakukan tujuan komunikasi, aktivitas yang dilakukan dapat berjalan
dengan efektif, kaitannya jika telah menetapkan tujuan komunikasi maka
pengelola website telah memiliki gambaran terkalit materi yang ingin
dipublikasikan.
Website bali united sendiri memiliki tujuan komunikasi yaitu
memberikan informasi berbagai hal terkait bali united, seperti berita
terbaru tim, informasi mengenai pelatih dan pemain,berita mengenai
kegiatan pembinaan seperti coaching clinic dan seleksi pemain muda yang
90
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
2) Pengorganisasian
Pada tahapan pengorganisasian dalam website Bali United,
manajemen melakukan dua aktivitas yaitu pengorganisasian komunikator
dan pengorganisasian pesan. Komunikator atau pengelola website Bali
United terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi masing masing
yaitu pengelola website yang bertugas memuat informasi kedalam website
serta mengelola konten dan juga pengelola yang memiliki tugas
memperoleh infromasi yang dibutuhkan untuk dimuat di dalam website.
91
M. Surya Dharma Purba
3) Pelaksanaan
Pengelolaan website bali united dapat dikatakan sudah baik. Hal ini
terlihat dari cukup rapi nya tampilan website Bali United dengan terdapat
menu-menu untuk setiap informasi. Sebagai contoh menu news yang
menampilan berita-berita terbaru dari Bali United, menu team yang
memuat informasi mengenai pemain dan pelatih, menu the club yang berisi
mengenai Bali United serta ada menu fans dan forum yang sepertinya
belum sering dimanfaatkan oleh pengelola.
Pada menu home yang merupakan tampilan awal dalam membuka
website terdapat salah satu infromasi penting dan biasa dicari oleh
pengunjung website yaitu jadwal pertandingan dan hasil pertandingan.
Setiap hariya website Bali United secara rutin melakukukan updateing
informasi. Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa website bali United
sudah terkelola dengan baik, mengingat updateing konten merupakan salah
satu bentuk konsistensi dalam sebuah web.
Fokus informasi yang diberkaitan dengan pembinaan pemain muda
banyak di temukan pada menu home. Di kolom featured news dan media
92
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
4) Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam pengeloaan website.
Tahap ini dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan dan sebagai tolak ukur
aktivitas komunikasi yang telah dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi. Berkaitan dengan evaluasi, kegaiatn
evaluasi sangat jarang dilakukan oelh peneglola website, ini dikarenakan
pengelola hanya melanjutkan dari dasar yang telah dibuat untuk website,
sehingga hanya tinggal memuat konten yang layak untuk di muat di
website.
Harapannya tentu evaluasi dan perbaikan harus dilakukan oleh
pengelola website, ini dikarenakan perkembangan media yang cukup cepat,
sehingga jika website bali united tidak ingin tertinggal dengan website
lainya yang sejenis, maka pengelola harus selalu mencari infromasi
mengenai berbagai hal yang sedang hangat berkaitan dengan website.
Selain itu sebagai klub yang memiliki identitas fokus pada
pembinaan, kedepannya harapanya pada website dibuat khusus menu
pembinaan yang berisi mengenai infromasi yang berhubungan dengan
pembinaan, seperti seleksi pemain muda di berbagai daerah, kegiatan yang
dilakukan dalam pembinaan, profil pemain muda hasil pembinaan dan
lain-lain
93
M. Surya Dharma Purba
5) Analisis
Berdasarkan data website, manajemen kehumasan yang berkaitan
dengan pembinaan usia muda dalam website bali united masih sangat
kurang. Ini terlihat tidak adanya tujuan khusus dari dibuatnya website bali
united untuk fokus memberikan informasi terkait dengan pembinaan usia
muda, pengorganisasian yang kurang dapat dilihat dengan pengelola
website yang tidak berada di bali, yang tentunya menyulitkan koordinasi
antara pengelola website dan manajemen tim. Untuk pelaksannaan dai
website dapat dikatakan cukup baik dengan banyak infromasi yang
berkiatan dengan pembinaan usia muda, baik yang di tulis sendiri oleh
manajemen bali united maupun yang dimuat kembali dari media lokal dan
nasional.
Penutup
Branding merupakan salah satu kegiatan yang penting dilakukan
oleh klub Indonesia, dengan banyak melakukan kegiatan untuk
mengkomunikasikan identitas klub, tentunya klub akan dikenal oleh
masyarakat. Dengan melakukan kegiatan ini akan lebih mudah bagi klub
untuk memperoleh sponsor, dikarenakan kegiatan klub tidak hanya
melakukan pertandingan, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan lain yang
juga dilakukan melalui aktivitas branding klub.
94
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
Bali United sebagai sebuah brand memiliki tiga jenis identitas diri
yaitu identitas diri melalui produk, pengalaman dan non produk. Bali
United sangat mengandalkan figur Indra Sjafrie untuk menonjolkan
identitas diri dan identitas pengalaman. Lewat Indra Sjafrie -- yang identik
dengan presatinya saat menangi tim usia muda-- "Serdadu Tridatu" hendak
menunjukkan bahwa mereka memiliki concern terhadap pemain muda.
Brand seperti ini merupakan pembeda Bali United dengan klub-klub
Indonesia pada umumnya, yang memiliki kebijakan mendatangkan pemain
yang sudah berpengalaman. Identitas pengalaman juga mengandalkan
sosok Indra Sjafrie. Identitas berdasarkan pengalaman menyasar pada
anak-anak usia 10-17 tahun. Mereka diajak merasakan pengalaman berlatih
di bawah arahan Indra Sjafrie melalui kegiatan Bali Summer Camp.
Identitas non-produk dihadirkan Bali United melalui sosok CEO
YAbes Tanuri. Aktivitas CEO yang melakukan publicity melalui media
massa menunjukkan adanya keterlibatan CEO dalam membentuk identitas
diri Bali United melalui media massa.
Dalam kegiatan branding klub perlu menggunakan aktivitas
kehumasan. Bali United merupakan klub yang menggunakan aktivitas
kehumasan dalam mendukung branding. Terdapat empat aktivitas
kehumasan yang menurut penulis yang sering digunakan oleh bali united
dalam kegiatan brandingnya yaitu Publicity, special event, marketing
communication dan website.
Keunggulan dari publicity Bali United ialah Bali United memiliki
Indra Sjafri sebagai komunikator utama dalam kegiatan publicity. Selain itu
adanya kerjasama dengan media massa baik lokal mau pun nasional. Bali
united juga memanfaatkan sosial media seperti Facebook,Twitter dan
Instagram dalam aktivitasnya. Namun Bali United tidak bisa selamanya
mengandalkan Indra Sjafri. Manajemen klub perlu menyiapkan
komunikator lain yang memiliki daya tarik mana kala Indra Sjafri
berhalangan.
Dalam aktivitas kehumasan special event, keunggulan special event
dalam kegiatan branding bali united adalah, bali united membuat event
coaching clinic di sekolah, yang (ketika itu) belum pernah di laksanakan
oleh klub sepakbola indonesia lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut
95
M. Surya Dharma Purba
96
Aktivitas Kehumasan dalam Branding Klub Sepakbola Bali United Fc
Sebagai Klub yang Mendukung Pembinaan Usia Muda (2015-2016)
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro. (2009). Public Relations Praktis. Bandung : Widjaya
Padjajaran.
Argenti, Paul A. (2010) Komunikasi Korporat, vol.5. Jakarta: Salemba
Dennis L. Wilcox, Phillip H. Ault, Warren K. Agee, Glen T. Cameron (2003)
”Public Relations Strategies & Tactics”, 7th Edition, (Addison-Wesley
Educational Publisher. Inc. United States
Fahamsyah, Kalandra. 2019. “Deltras (Bukan) dari Bali” Artikel di
Fandom.id tanggal 6 Februari 2019. URL :
https://fandom.id/artikel/feature/sejarah/deltras-bukan-dari-bali/,
tanggal akses 10 Mei 2019
Ja Joon Ko. (2009) Brand Management Strategy for Korean Profesional
Football Teams : A Model for Understanding the relationship between
Team Brand Identity, Fans’ dentification with Engineering and
Design, Brunel University. URL:
http://core.ac.uk/download/pdf/336175.pdf, tanggal akses : 11
November 2015
Junaedi, Fajar (2014) Merayakan Sepakbola: Fans, Identitas, dan Media.
Yogyakarta: Buku Litera
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong (2001) Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid
2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta
Prastya, Narayana Mahendra (2015) "Pemanfaatan Website dan Media
Sosial dalam Aktivitas Branding Klub Bali United Pusam". Ido
Prijana Hadi (Editor). Information and Communication Technology
dan Literasi Media Digital. Yogyakarta : ASPIKOM
Rachmadi, F (1992) Public Relations dalam Teori dan Praktek: Aplikasi
dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah.Jakarta:PT
Gramedika Pustaka Utama
Rizki, Aditya (2017) Di Balik Logo Juventus yang Sederhana dan Mudah
Diingat. URL : http://fandom.id/analisis/tatakelola/di-balik-logo-
juventus-yang-sederhana-dan-mudah-diingat/ tanggal akses 15
Agustus 2018
97
M. Surya Dharma Purba
98
Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola
PSS Sleman (tahun 2016-2017)
Mozaik Al Isamer
Pendahuluan
Dewasa ini, kehadiran Internet memberikan dampak kepada para
pekerja public relations (PR) atau Humas. Seperti yang dijelaskan oleh
Dewi (2012:23), bahwa “di era teknologi yang semakin maju, diikuti dengan
perkembangan internet dan perangkatnya, praktisi PR dituntut untuk terus
beradaptasi, karena publik sebagai tujuan akhir dari PR telah mengalami
perubahan dan mengaplikasikan teknologi serta perangkat pendukungnya
dalam berbagai aspek kehidupan”.
Kemudian Dewi (2012:24), menambahkan dan mempertegas bahwa
“dengan kemajuan teknologi yang sangat berkembang saat ini, yang
tentusaja berdampak kepada perubahan dalam masyrakat, seorang PR
harus tentu harus tetap berhubungan langsung dengan masyrakat atau
publiknya melalui internet. Jadi pandangan konvensional bahwa seorang
PR hanya memiliki partner jurnalis atau pekerja media, harus diubah.
Karena tentusaja dengan adanya internet ini, seorang PR diharapkan dapat
99
Mozaik Al Isamer
100
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
kemudian hal itu telah sangat diseriusi, itu terbukti dengan salah satu
contoh dengan verifiednya akun-akun federasi tersebut di salah satu sosial
media, twitter contohnya dan PSSI salah satu contoh federasinya. Verified
sendiri memiliki makna bahwa akun tersebut memang benar-benar
dikelola dan dimiliki oleh federasi yang bersangkutan, bukannya akun
kloning atau bajakan.
Hal tersebut menjadi alasan penulis memilih PSS Sleman sebagai
objek penelitian. Klub sepakbola asal Sleman yang pada saat ini berada di
kasta nomer 2 kompetisi yang ada di Indonesia saat ini, liga 2 (Catatan
penulis : penelitian ini berlangsung tahun 2016 – 2017, di mana saat itu
PSS masih berkompetisi di kasta kedua sepakbola nasional. Di tahun
2019, PSS berhasil promosi ke kompetisi kasta tertinggi, Liga 1).
Klub yang juga memiliki julukan Super Elang Jawa (Super Elja) ini
menjadi lebih menarik lagi untuk diteliti. Karena meskipun berada di kasta
kedua kompetisi Indonesia klub yang juga memiliki website http://pss-
sleman.co.id/, juga memiliki akun sosial media yang cukup komunikatif,
seperti akun Instagram @pssleman yang telah memiliki followers
sebanyak 122K, halaman facebok dengan nama PSS Sleman Official yang
telah disukai oleh 24.574 orang, serta memiliki akun Twitter @PSSleman
dengan followers sebanyak 81,2K, yang bahkan akun twitter tersebut sudah
verified. Atas hal ini lah dapat dikatakan bahwa klub ini memiliki
keseriusan terhadap penggunaan media online dan Internet (Catatan
penulis: data per Mei 2017 saat tulisan ini diselesaikan).
Berdasarkan penjelasan tersebut menjadi alasan penulis untuk
mengetahui bagaimana pemanfaatan Cyber PR oleh PSS Sleman, dan
bagaiana pengelolaan Cyber PR oleh PSS Sleman. Sedangkan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan dan pengelolaan
Cyber PR yang dilakukan oleh PSS Sleman.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat akademis dengan menjadi pustaka acuan untuk proses
pembelajaran bagi penelitian serupa. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah referensi bukti empiris ilmu tentang analisis Cyber PR,
terutama yang dilakukan oleh humas PSS Sleman.
101
Mozaik Al Isamer
102
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
103
Mozaik Al Isamer
104
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
105
Mozaik Al Isamer
106
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
Pembahasan
Tulisan ini disusun berdasarkan penelitian yang penulis lakukan
terhadap yang penulis lakukan di di Kantor PSS Sleman, PT Putra Sleman
Sembada. Komplek Stadion Maguwoharjo Sayap Barat. Sleman Yogyakarta,
sebagai proses pencarian dan pengambilan data yang diperlukan.
Narasumber dari pihak PT PSS Sleman adalah Syahrul Ramadhan
selaku media Officer PSS. Selain itu peneliti juga melakukan observasi pada
website dan sosial media PSS Sleman, dan juga melakukan FGD kepada
terhadap website dan sosial media PSS sebagai data pembanding. Proses
pengambilan data berlangsung antara bulan Februari sampai dengan Mei
tahun 2017.
107
Mozaik Al Isamer
108
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
109
Mozaik Al Isamer
2) Kelemahan (Weakness)
Informasi-informasi pada website PSS Sleman masih jarang
dibuka oleh suporter PSS Sleman. Hal ini disebabkan karena,
mereka beranggapan bahwa website PSS Sleman agak susah untuk
dibuka, karena harus membuka browser terlebih dahlu, lalu
kemudian baru bisa mereka buka. Sementara mereka membutuhkan
sesuatu yang lebih praktis.
Informasi yang ada pada website PSS Sleman masih dianggap
kurang up to date. Dikarenakan PSS masih membutuhkan waktu
dalam update berita kedalam website. Menurut mereka setidaknya
jika dicontohkan dalam berita pertandingan, PSS membutuhkan
waktu 1 hari setelah pertandingan untuk kemudian baru dapat
mengupdate berita tersebut. Sementara para fans membutuhkan
110
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
berita yang lebih cepat. Hal ini sendiri terjadi karena tidak ada staff
khusus yang memang benar-benar mengelola offisial media dari
PSS Sleman, selain itu kebijakan pihak media offiser yang membagi
jam-jam khusus untuk beberapa berita yang diupdate,
menyebabkan hal ini terjadi.
Informasi yang ada didalam website masih kurang mewadahi
para suporter. Narasumber ketika FGD mengungkapkan bahwa
informasi yang ada ada website tidak selengkap yang ada di website
suporter. Konten yang ada pada website suporter dianggap lebih
variatif, dibandingkan konten-konten yang dibagikan website PSS.
Sehingga para suporter menganggap seperti ada 2 akun offisial yang
ada pada PSS Sleman. Yang dimana akun non offisial seperti akun
offisial, ,sementara akun offisial terlihat seperti akun non offisial. Ini
disebabkan karena tujuan awal dari didirikan website adalah
memang untuk menjawab informasi yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
Website hanya berinteraksi satu arah. Hal ini juga membuat
narasumber ketika melakuka FGD mengungkapkan bahwa interaksi
yang hanya satu arah ini juga menjadi salah satu alasan dari mereka
untuk sering mengunjungi akun-akun non offisial, karena jauh lebih
responsif dan tidak ada kesan kaku pada akun-akun tersebut. Hal
ini juga terjadi karena website PSS Sleman yang tidak membuka
kolom komentar, dan SOP yang dimiliki oleh pihak PSS Sleman.
3) Peluang (Opportunities)
Ketika dilakukan FGD suporter menginginkan berita yang cepat
dan juga praktis. Hal ini dapat dilakukan dengan dibuatnya aplikasi
yang berisi langsung berita-berita terkini yang ada didalam website.
Atau juga dapat dilakukan dengan terus memberikan link terusan
pada akun-akun sosial media PSS. Sehingga para suporter dapat
dengan mudah membuka informasi-informasi yang ada didalam
website PSS Sleman.
Mengenai interaksi satu arah, PSS Sleman dapat membuka
kolom komentar ataupun membuatkan kolom kritik dan saran
kepada manajemen PSS Sleman didalam website. Sehingga tidak
terjadi jarak antara suporter dan manajemen didalam website.
111
Mozaik Al Isamer
4) Ancaman (Treats)
PSS Sleman yang terpaku dengan SOP, akan semakin membuat
jarak antara suporter dan manajemen. Hal ini memuat PSS jadi
kurang luwes dalam menghadapi website-website non offisial yang
dianggap dekat dengan para suporter, dapat mengancam
keberadaan website resmi dari PSS Sleman. Karena kecenderungan
para suporter yang lebih memilih untuk membuka website dari
akun suporter yang notabene merupakan akun non offisial. Selain
itu Kurangnya kepekaan pihak manajemen akan tekonologi juga
akan menjadi hambatan bagi offisial media PSS.
2) Kelemahan (Weakness)
PSS Sleman tidak banyak terlibat interaksi dengan suporter.
Hal ini sendiri merupakan kebijakan dari media offisel PSS, yang
berkaca dengan klub lain.
Akun sosial media masih terlalu kaku, kebijakan dari pihak
offisial media yang telah membuat SOP akan sosial media.
Secara visual tampilan instagram masih dianggap kurang
menarik, karena ketidak konsistenan antar feed masing-masing foto
di Instagram.
112
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
3) Peluang (Opportunities)
Peluang yang teridentifikasi dalam Sosial Media PSS Sleman
yang peneliti temukan adalah sebagai kemudahan akses internet,
seharusnya membuat sosial media PSS Sleman lebih interaktif dan
responsif lagi kepada para suporter.
PSS Sleman dapat memanfaatkan suporter yang mengikuti
sosial media, dengan melakukan pemberdayaan sehingga suporter
dan PSS Sleman dapat lebih dekat lagi dengan suporter.
PSS Sleman dapat memanfaatkan sponsor untuk terlibat
didalam sosial media, dengan mengadakan kuis atau perlombaan.
4) Ancaman (threat)
Dengan adanya akun-akun suporter yang jauh lebih responsif
dan lebih interaktif membuat akun sosial media PSS Sleman
menjadi tidak diprioritaskan atau tidak diikuti.
Akun-akun suporter yang lebih dekat dengan suporter
membuat jarak antara suporter ke pihak manajemen klub.
113
Mozaik Al Isamer
114
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
Results, Media, dan Contact US. Menu-menu itu sendiri sudah tersedia
atau terisi dengan konten-konten yang sesuai dari menu tersebut.
Pada sosial media sendiri, seperti yang diungkapkan oleh pihak PSS
bahwa diharapkan dengan media online ini dapat menarik minat suporter.
Seperti yang dicontohkan bahwa Sleman sendiri sudah digital, tidak seperti
PSCS yang harus menggunakan baliho untuk pengumuman. Dengan
adanya media online dapat memangkas anggaran klub sehingga dapat lebih
efisien dan lebih aktif.
Selain itu dari sisi penggunaan (uses), masing-masing sosial media
dari PSS memiliki peranan dan fungsi masing-masing, hal ini diungkapkan
oleh tim media officer ketika di wawancaram, seperti pada twitter yang
digunakan untuk penyambung berita pada web, instagram yang tidak
dikhususkan untuk berita, melainkan dikhususkan untuk share foto yang
dimana kemudian foto tersebut deisgnnya dibuat oleh bagian dari tim
media officer, dan facebook yang kemudian merangkap seperti twitter
menyebarkan berita dan foto.
Lalu untuk interaktivitas, website PSS Sleman sendiri hanya
melakukan interaksi satu arah. Dengan kata lain website PSS Sleman tidak
menyediakan halaman, atau ruang khusus dimana suporter atau
pengunjung dapat berinteraksi langsung kepengelola website langsung
didalam websitenya. Bahkan tidak ada kolom komentar yang disediakan
didalam website. Semua menu dan konten yang ada didalam website hanya
berisi tentang informasi ataupun penjelasan mengenai PSS itu sendiri.
Sedangkan sosial media PSS Sleman, akun Sosial media PSS Sleman
sendiri tidak banyak melakukan interaksi kepada suporter. Kebanyakan
interaksi yang dilakukan oleh sosial media PSS Sleman hanya bersifat satu
arah. Seperti pada website, PSS Sleman hanya memberikan informasi-
informasi kepada para suporter.
Seperti pada twitter, selain memberikan informasi, twitter PSS
Sleman terkadang memberikan balasan kepada para followers yang
memberikan mention kepada @PSSleman. Meskipun jumlah balasan dari
twitter @PSSleman tidak sebanding dengan jumlah tweet PSSleman
sendiri, ataupun jumlah respon dari para penggemar atau fans PSSleman.
Itu terlihat dari banyaknya mention suporter yang mengetag atau mention
115
Mozaik Al Isamer
116
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
117
Mozaik Al Isamer
118
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
119
Mozaik Al Isamer
resmi dari PSS. Bahkan ketika FGD, mereka mengatakan bahwa akun resmi
PSS seolah menjadi tidak resmi, dan akun-akun slemanfootball seperti
akun resmi dari PSS, karena banyaknya informasi serta kedekatan mereka
terhadap para suporter.
Dengan adanya offisial media, PSS dapat memberikan konforimasi
terhadap isu-isu yang belum dikonfirmasi, atau memberikan jawaban dari
isu-isu yang beredar dan tidak jelas kebenerannya. Isu-isu seperti kepastian
harga tiket, jadwal pertandingan yang belum pasti, sanksi, ataupun
mengenai transfer pemain kemudian dapat diberikan klarifikasi atau
diluruskan didalam website ataupun sosial media.
Seperti ketika terjadi pertandingan antara PSS Sleman melawan
Bali United yang harga tiketnya mahal. Saat itu media offisial PSS Sleman
berperan untuk menetralisir. Ketika semua mention twitter, komentar
facebook, komentar instagram dipenuhi dengan mahalnya harga tiket.
Media Officer dari PSS kemudian menyampaikan kepada manajemen, dan
kemudian hasil keluh kesah tersebut, akan mendapatkan umpan balik dari
manajemen, dalam bentuk konferesi pers ataupun klarikasi lewat berita.
Hal itu juga berlaku misalkan ada isu jelekk tentang PSS, dan
ternyata cuma hoax. Jika saat itu media offiser dari PSS tahu, maka akan
langsung diklarifikasi dengan mengatakan bahwa berita tersebut adalah
hoax. Ini seperti yang juga diungkapkan oleh Pienrasmi (2015:205-206),
bahwa “Internet dengan media sosialnya bahkan juga dapat memberikan
respon interaksi yang lebih cepat. Kemudahan akses, serta respon yang
tinggi membuat Internet melebihi media-media konvensional”.
Selain itu PSS juga telah melakukan beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh seorang PR melaluii media internet, seperti yang
diungkapkan oleh Darmastuti (2005:147), yaitu:
1) Publikasi.
PSS Sleman sendiri kerap melakukan publikasi dengan
memberikan informasi-informasi pada website dan sosial
media. Berita-berita yang muncul diwebsite, yang menjadi
prioritas dari penggunaan media resmi PSS adalah contoh dari
publikasi yang dilakukan oleh offisial media PSS Sleman.
120
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
2) Media Relations.
Sayangnya PSS tidak memanfaatkan hal ini. Didalam
website ataupun sosial media PSS tidak terdapat media
relations. Padahal hal ini dapat dilakukan, seperti website PSSI
ataupun fifa.com yang menyediakan laman khusus untuk media
relations.
3) Mencari Informasi yang up to date
Hal ini sangat jelas dilakukan oleh pihak PSS Sleman,
karena PSS dapat mencari informasi apa saja yang beredar
dikalangan suporter, yang kemudian dapat diklarifikasi,
ataupun dibahas atau disampaikan kepada pihak manajemen.
Karena PSS sendiri menggunakan hal ini ketika ingin membahas
isu atau membuat klarifikasi terhadap hal tertentu. Biasanya
PSS akan mengamati apa yang sedang beredar di Supoter, lalu
jika itu memang perlu diklarifikasi tentusaja PSS akan langsung
mengklarifikasi melalui website, yang kemudian diteruskan ke
sosial media.
Selanjutnya tentu saja Cyber Public Relation juga memiliki kendala,
seperti yang diungkapkan oleh Pienrasmi (2015:209), bahwa “beberapa
kendala juga dihadapi oleh para praktisi dalam mengelola media baru ini,
salah satunya seperti pandangan pihak perusahaan yang masih tertutup
menghadapi perkembangan teknologi baru. Disamping itu juga
mengakibatkan bertambahnya beban kerja dan waktu kerja pada praktisi
yang berdampak pada ketersediannya staf pendamping pengelola media
sosial serta terjadinya ketidakselarasan konten informasi pada aplikasi
media sosial yang digunakan oleh Perusahaan”.
Ini juga yang terjadi pada PSS Sleman, bahwa kepekaan CEO PSS
terhadap tim media offiser masih kurang. Karena walaupun masih tetap
bisa berjalan, tetap saja alat yang diperbaharui masih diperlukan, dan jika
itu dilakukan maka akan dapat menjadi lebih baik lagi. Sifat manajemen
dan CEO yang belum terbuka dan terlalu care terhadap media, dimana
media seharusnya penting karena dapat membantu promosi klub,
marketing, serta informasi ke suporter.
121
Mozaik Al Isamer
122
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
PR. Ini juga yang kemudian menyebabkan perusahaan harus merekrut staf
pendamping”.
Kemudian sosial media yang dipegang oleh admin yang berbeda,
juga membuat gaya interaksi antar sosial media menjadi berbeda. Seperti
twitter yang dianggap kurang berinteraksi, padahal jika diamati dari sosial
media seperti facebook justru kerap membalas komentar dari pengunjung.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pienrasmi (2015:206), bahwa
“terkadang perusahaan juga menggunakan lebih dari satu aplikasi sosial
media, yang kemudian diserahkan tugas pengelolaannya tidak kepada satu
divisi yang sama seperti divisi operasional dan divisi media relations. Inilah
yang kemudian membuat bingung tentang konten yang akan dibagikan.
Terlebih hal ini tidak baik untuk perusahaan karena, publik akan menerima
informasi yang berbeda dari perusahaan”.
Penutup
Peneliti menyimpulkan bahwa PSS Sleman memanfaatkan Website,
serta Sosial Media resmi untuk menjawab informasi-informasi yang
sebelumnya sering beredar di masyrakat dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan. Atas dasar itulah kemudian PSS Sleman membuat official
website, serta sosial media, yang terdiri dari akun twitter yang telah
verified, facebook, dan juga instagram. Offisial Website PSS Sleman sendiri
sudah sesuai dengan pernyataan Hidayat (dalam Putra, 2015), terkait
official website, bahwa official website dibangun oleh perusahaan dan
disesuaikan dengan kebutuhkan publikasi informasi perusahaan. Hal ini
dikarenakan fungsi dari official website sendiri yang secara umum
berfungsi untuk menyebarkan informasi dengan segera dan sebagai sarana
untuk meningkatkan reputasi perusahaan, hal inilah yang kemudian
menuntut pihak perusahaan harus dapat memanfaatkan official website
sebagai sarana untuk meningkatkan kekuatan perusahaan baik dari
internal maupun eksternal.
Sementara itu keunggulan dari website PSS Sleman menurut
pengguna adalah kualitas konten yang dibagikan, berita website yang up to
date, dan tampilan website yang sudah cukup menarik.
123
Mozaik Al Isamer
124
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
125
Mozaik Al Isamer
Selanjutnya kendala PSS juga adalah tidak adanya staff khusus atau
admin yang benar-benar mengelola sosial media dari PSS. Pengelolaan
offisial media PSS masih dirangkap oleh divisi media offiser yang memiliki
tugas masing-masing diluar pengelolaan offisial media, seperti menjadi
fotografer, editor, reporter, dan design grafis. Sehingga pengelolaan offisial
media dari PSS masih sangat tertinggal dibandingkan dengan suporter.
Hal-hal seperti interaktivitas ataupun penggunaan dari website ataupun
sosial media masih dianggap suporter masih kurang. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Pienrasmi (2015:206), bahwa “Sementara sifat internet
yang 24 jam nonstop, inilah yang membuat waktu kerja dari para praktisi
PR bertambah. Karena tentusaja ini adalah tanggung jawab yang
dibebankan perusahaan kepada seorang PR. Ini juga yang kemudian
menyebabkan perusahaan harus merekrut staf pendamping”.
Dalam penelitin ini kemudian, adapun keterbatasan dan hambatan
yang diterima oleh peneliti adalah narasumber yang diberikan oleh PSS
Sleman yang hanya berjumlah satu orang. Sehingga data yang diterima
tidak priemer, tidak bisa dianalisis lebih mendalam. Kemudian secara
kajian penelitian yang dilakukan peneliti masih mengkaji secara luas, tidak
mengkhususkan pada pemanfaatan media berbasis internet tertentu, atau
aktivitas tertentu.
Lalu saran lain untuk penelitian selanjutnya adalah mungkin
penelitian dapat lebih difokuskan kepada respon pengguna terhadap offisial
media klub. Sehingga dapat dijelaskan tentang apa yang dibutuhkan oleh
suporter, dan apa yang dapat disediakan oleh offisial media klub.
126
Pemanfaatan dan Pengelolaan Cyber Public Relations
di Klub Sepakbola Lokal : Studi Deskrpitif di PSS Sleman
Daftar Pustaka
Agustin, Ikfina (2010) “Cyber Public Relation Pada Website Klub Sepakbla
Pro Titan”. Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Andrew, Richard dan Suryawan, Ian Nurpatria (2015) "Studi Literasi
Pengembangan Manajemen Klub Sepakbola di Indonesia" Jurnal
MODUS, 27 (2) : 175-182
Darmastuti, Rini (2007) “Etika PR dan E-PR”. Yogyakarta: Penerbit Gava
Media.
Dewi, Mutia (2012) “Media Relations 2.0,” Jurnal komunikasi, 7 (1),
Oktober: 17-28.
Fajar, Arief (2011) “Media Sosial: Agen Konstruksi Trust dalam Hubungan
Sosial” dalam Fajar Junaedi (Editor). Komunikasi 2.0: Teoritisasi
dan Implikasi. Yogyakarta: Buku Litera, ASPIKOM, & Perhumas
BPC Yogyakarta
Harianto, Rahmad (2013) "Social Media dan Sepak Bola : Penggunaan
Twitter sebagai Media Reportase Pertandingan Sepak Bola" Jurnal
Ilmu Komunikasi, 3 (2)
Lumintuarso, Ria (2002) Pola Kegiatan Humas pada Organisasi Olahraga
di Indonesia. Master Tesis (tidak dipublikasikan). Jakarta:
Universitas Indonesia
Novitaria, Ika (2017) "The Role of Public Relations In Sport Organization
In Indonesia" Jurnal Advanced Science Letters, 23 (1), January:
528-531
Pienrasmi, Hanindyalaila (2015) “Pemanfaatan Social Media oleh Praktisi
Public Relations di Yogyakarta,” Jurnal Komunikasi, 9 (2), April :
199-209.
Prastya, Narayana Mahendra (2015) "Pemanfaatan Website dan Media
Sosial dalam Aktivitas Branding Klub Bali United Pusam". Ido
Prijana Hadi (Editor). Information and Communication
Technology dan Literasi Media Digital. Yogyakarta : ASPIKOM
127
Mozaik Al Isamer
Website:
http://pss-sleman.co.id/ (diakses januari-agustus 2017)
128
Mengenal Aktivitas Public Relations
di Operator Kompetisi
Pendahuluan
Operator kompetisi olahraga. Mungkin bagi sebagian orang istiliah
tersebut masih belum familiar. Apa tugas dari operator kompetisi? Lalu apa
perbedaan antara operator kompetisi dengan federasi? Sekarang kita coba
ambil contoh dari kompetisi basket profesional di Indonesia. Kompetisi ini
dalam kurun waktu sekitar satu decade terakhir, mengalami dua kali
pergantian nama. Di tahun 2010 hingga 2015 bernama National Basketball
League (NBL), kemudian di tahun 2015 hingga saat ini bernama Indonesia
Basketball League (IBL). Lantas apa perbedaannya?
Perbedaan terletak pada operator kompetisi. Meski pengurus pusat
Perbasi (federasi basket Indonesia) mengatakan bahwa perubahan nama
itu merupakan bentuk "mengembalikan kepada amanat dari hasil
musyawarah nasional Perbasi tahun 2003", namun tak bisa dipungkiri
perubahan nama itu mengiringi pergantian operator kompetisi, dari PT
DBL Indonesia (pengelola NBL) ke PT Starting Five (Kardi, 2015).
129
Rizky Gama Prayoga
130
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
Tinjauan Pustaka
Aktivitas kehumasan di organisasi olahraga seringkali dianggap sama
dengan aktivitas hubungan media, meski sebenarnya ruang lingkup dari
kehumasan tidak hanya sebatas itu (Syadzwina, 2016: 146). Begitu pula di
PT Liga Indonesia, aktivitas yang cukup dominan adalah hubungan media.
Menurut Syadzwina (2016 : 150-151) aktivitas hubungan media di
organisasi olahraga profesional mencakup hubungan dengan wartawan dan
pengelolaan media resmi milik organisasi seperti misalnya website dan
media sosial (Syadzwina, 2016: 150). Di PT Liga Indonesia, hubungan
dengan wartawan misalkan menggelar konferensi pers, mengirimkan press
132
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
release, dan mengurusi registrasi wartawan yang akan meliput event. Ada
pun berkaitan dengan pengelolaan konten website adalah mengisi
informasi-informasi terbaru mengenai kompetisi. Menurut Syadzwina
(2015: 151) memperbarui informasi di website resmi merupakan hal
penting bagi organisasi olahraga profesional. Hal tersebut dapat semakin
mendekatkan dengan penggemar.
Aktivitas hubungan media tidak hanya sebatas produksi pesan.
Aktivitas lain yang juga penting dilakukan adalah monitoring pemberitaan
media massa. Terlebih lagi di dunia olahraga sepakbola yang sarat konflik.
Menurut Novitaria (2017), konflik di organisasi olahraga –baik itu internal
organisasi atau antar organisasi- lebih membuat wartawan tertarik untuk
meliputnya.
Monitoring atau pemantauan pemberitaan media massa penting
dilakukan, agar organiasai mengetahui bagaimana pemberitaan tentang
mereka. Dengan melakukan monitoring, maka organisasi dapat
mengetahui bagaimana merespon sebuah isu.
Gambaran umum aktivitas media monitoring adalah memantau dan
merekapitulasi pemberitaan di berbagai bentuk media, kemudian
mendistribusikan hasil monitoring dan rekapitulasi kepada pimpinan
organisasi, menganalisa hasil pemberitaan, dan melaporkan trend
pemberitaan (Nila, 2012).
Namun kelemahan yang umum terjadi dalam aktivitas monitoring
adalah hanya berhenti pada kliping berita. Tidak ada analisis terhadap
trend pemberitaan, sehingga sebuah organisasi menjadi tidak memiliki
bahan yang cukup sebagai materi untuk merilis informasi atau mersepon
sebuah isu. Sehingga respon yang diberikan pun bisa tidak tepat
(Farhatiningsih, 2013).
Bagi sebuah organisasi, media relations bergfungsi untuk
meningkatkan citra perusahaan, menumbuhkan kepercayaan publik
terhadap kinerja organiasasi, dapat membantu untuk meningkatkan
penjualan produk organisasi, dan membantu organiasasi untuk meredam
isu negatif (Wahidin dan Nasrullah, 2011:134)
Menurut Ardianto (2011: 268), sda beberapa aktivitas media relations
yang dilakukan oleh humas yakni :
133
Rizky Gama Prayoga
Pembahasan
Tulisan ini bersumber dari pengalaman penulis melakukan praktek
kerja di Divisi Communication and IT PT Liga Indonesia antara
bulan Desember 2014 hingga Januari 2015. Divisi Communication
dan IT berada di bawah direktur kompetisi. Direktur kompetisi
membawahi 3 Divisi yaitu Divisi Communication and IT , Divisi
Administrasi Kompetisi dan Divisi Urusan pemain. Divisi Communication
and IT PT Liga Indonesia memiliki 5 orang staff, 1 orang Manajer
Communication and IT , serta 2 orang staff Komunikasi dan 2 orang staff
IT. Bagian Communication and IT bertempat di kantor PT Liga Indonesia.
Divisi Communication and IT merupakan divisi yang melakukan praktek
Komunikasi secara langsung
Bagian komunikasi PT Liga Indonesia bertugas di aktivitas hubungan
dengan media, memonitor isi media, pengelolaan konten website
www.ligaindonesia.co.id dan pekerjaan tambahan mendukung panitia
pelaksana pertandingan. Berikut adalah tugas-tugas berkaitan dengan
komunikasi yang dikerjakan oleh Bagian Komunikasi dan IT PT Liga
Indonesia:
134
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
1. Hubungan Media
Menjalin hubungan yang baik dengan para media yang ada
hubungannya dengan publikasi merupakan tugas yang penting.
Pengiriman informasi kepada para media, mengundang para media
untuk hadir dalam kegiatan ataupun program dari perusahaan, mendata
kontak para media, melakukan workshop atau penyuluhan terkait
regulasi media di suatu pertandingan atau suatu kompetisi merupakan
tigas dari bagian komunikasi terkait menjali hubungan yang baik dengan
para media
2. Publikasi Via Website
Publikasi via web salah satu tugas pokok dari divisi ini. Segala jenis
kegiatan yang terkait dengan sepak bola Indonesia dan PT Liga
Indonesia akan ada beritanya dan kemudian di publikasikan via web.
Segala bentuk jenis informasi akan di publikasi kan via web.
www.ligaindonesia.co.id merupakan alamat website yang dimiliki PT
Liga Indonesia untuk menyebarkan berita dan informasi terkait
kompetisi yang dijalankan. entuk bentuk informasi yang terkait PT Liga
Indonesia adalah berita tim peserta ISL, Divisi Utama, ISL U-21 dll.
Statistik kompetisi yang ada juga merupakan salah satu informasi yang
perlu dipublikasikan.
3. Pembuatan Press Release dan Sosial Media
Pembuatan release dilakukan setelah berbagai kegiatan yang
dilakukan PT Liga salah satu contohnya, setelah pertandingan, atau
setelah rapat-rapat yang berkaitan dengan kebijakan untuk ISL atau DU.
Release biasanya disebar lewat hardcopy ataupun lewat softcopy di
website atau email.
4. Organize Press Conference
Penyelenggaran konferensi pers diadakan pre-match maupun post-
match, disinilah tugas dari bagian komunikasi untuk mengatur dan
memastikan konferensi pers berjalan baik dan lancar. Konferensi pers
yang disiapkan pun sesuai dengan kebutuhan maupun level
pertandingan. Bagian komunikasi harus bisa mempersiapkan segala
bentuk konferensi pers dari level nasional hingga internasional.
135
Rizky Gama Prayoga
136
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
138
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
139
Rizky Gama Prayoga
140
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
141
Rizky Gama Prayoga
142
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
144
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
merupakan gabungan dari staff yang ada di PSSI dan PT Liga Indonesia.
Penulis ditempatkan di bagian pendaftaran dan registrasi peserta Kongres
Tahunan PSSI 2015. Penulis bertugas menjadi fotografer. Fungsi nya
adalah mengambil foto para peserta dengan format resmi kemudian foto
tersebut dicetak menjadi kartu tanda pengenal/ ID Card.
Penutup
Aktivitas komunikasi dan kehumasan merupakan hal yang penting
bagi sebuah organisasi olahraga profesional, termasuk di dalamnya
operator kompetisi. Terlebih lagi apabila kompetisi yang digelar adalah
sepakbola, sebuah olahraga yang sangat diminati di Indonesia. Operator
kompetisi perlu untuk terus menyampaikan pesan-pesan berupa informasi
pertandingan, aturan dari kompetisi, penjelasan atau klarifikasi terhadap
isu tertentu, dan hal-hal terkait kompetisi lainnya, kepada masyarakat.
Dari pengalaman yang penulis peroleh, secara umum terdapat dua
saluran komunikasi yang digunakan oleh operator kompetisi untuk
menyampaikan pesan kepada publik, yakni lewat media massa dan lewat
website resmi organisasi.
Berkaitan dengan media massa, maka operator kompetisi perlu
menjalin hubungan yang baik dengan rekan-rekan wartawan. Artinya,
hubungan media yang berlangsung tidak hanya sebatas penyebaran press
release, tetapi juga fasilitas dalam liputan seperti penerjemahan bahasa
dalam jumpa pers, pembagian akreditasi liputan di setiap event, dan
pengaturan lokasi liputan saat pertandingan berlangsung.
Namun hubungan dengan media massa tidak hanya sebatas
penyampaian pesan dari organisasi (dalam konteks tulisan ini adalah
operator kompetisi) kepada wartawan. Operator juga perlu memantau
pemberitaan-pemberitaan seputar organisasi dan juga perhelatan
kompetisi sepakbola, di media massa. Pemantauan tersebut
memungkinkan organisasi mengetahui isu apa yang tengah berkembang.
Dengan mengetahui isu yang sedang berkembang, maka (seharusnya)
operator kompetisi bisa mempersiapkan klarifikasi atau penjelasan dengan
baik dan tepat.
146
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro (2011) Handbook of Public Relations. Jakarta : Simbiosa
Rekatama Media.
Farhatiningsih, Lizzatul (2013) “Audit Media Relations Humas Setda Jawa
Tengah untuk Peningkatan Publisitas”. Jurnal. Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Diponegoro Semarang
Nila (2012) "Strategi Gerai Informasi dan Media dalam Membangun Citra
Positif Melalui Diseminasi Informasi Publik" Jurnal Wacana, XI (1),
Februari
Novitaria, Ika. (2017) "The Role of Public Relations In Sport Organization
In Indonesia" Journal Advanced Science Letters, 23 (1), January:
528-531
Syadzwina, A. Widya (2016) “Peranan Public Relations dan Media Officer
dalam Organisasi Sepakbola Profesional”. Sirajudin Hasbi dan Ferry
Triadi Sasono (Editor). Ssepakbola 2.0 Yogyakarta : Fandom
Indonesia
Wahidin, Saputra & Nasrullah, Rulli (2011) Public Relations 2.0: Teori dan
Praktik Public Relations di Era Cyber. Depok: Gramata Publishing.
148
Mengenal Aktivitas Public Relations di Operator Kompetisi
149
Rizky Gama Prayoga
150