07(01): 16-24
ISSN: 2621-1645 2020
doi: 10.22236/komunika.v7i1.5562
ABSTRAK
Kata kunci: Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bahasa verbal dipergunakan oleh
Bahasa kelompok suporter The Jak Mania. Penelitian ini menggunakan paradigma
Etnografi konstruktivime dan teori speech code. Teori ini di g un a ka n un t u k menjawab tentang
Jakmania
Komunikasi keberadaan kode bicara dalam kelompok suporter The Jak Mania yang memiliki ciri
khas yang membedakannya dengan kelompok lain. Pendekatan yang digunakan
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data
meggunakam: observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suporter The Jak Mania
sesungguhnya tidak menciptakan bahasa atau kode khas secara resmi, tetapi
bahasa atau kode khas itu dibentuk oleh para pendiri, ketua umum, leader dan anggota
untuk mempermudah mereka dalam berkomunkasi, sehingga menjadi efektif. Bahasa
atau kode khas itu sering digunakan dan bisa bertahan, karena m er e ka m em a h a m i
maknanya ya n g t el a h disepakati bersama. Dalam membuat bahasa dan kode khas
tersebut, suporter The Jak Mania membuatnya dengan makna y a n g kreatif,
inovatif dan mempunyai nilai motivasi.
ABSTRACT
Keyword: The purpose of this study is to find out how verbal language is used by The Jak Mania’
Communication supporter groups and forms of verbal language. This study uses a constructivism
Etnografi paradigm. The theory used in this research is speech code theory. This theory tries to
Jakmania
Language answer the existence of a speech code in the group of supporters of The Jak Mania which
has a characteristic that distinguishes it from other groups. The approach used in this
study is qualitative, descriptive research type and using ethnographic communication
methods. Data collection techniques for participant observation, in-depth interviews and
documentation. The results of this study indicate that supporters of The Jak Mania
actually do not officially issue specific languages or codes, but that specific language or
codes are formed from the founders, chairmen, leaders and members to facilitate
communication so that they become effective. Typical language or code is often used and
can survive because of its meaning and mutual agreement. In making the distinctive
language and code, supporters of The Jak Mania make it meaningfully creative,
innovative and have motivational value.
dibentuk dalam sejumlah komponen yang
PENDAHULUAN
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan
Manusia sebagai mahluk sosial yang (Chaer, 2010). Bahasa itu alat yang
senantiasa berinteraksi dengan sesamanya, digunakan manusia untuk saling
maka manusia membutuhkan komunikasi berkomunikasi atau berinteraksi, bisa lewat
antara satu sama lain dalam kegiatan tulisan atau lisan dengan tujuan
bersosialisasi. Berkomunikasi sebenarnya menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
mengharapkan atau bertujuan terjadinya perasaan kepada lawan bicara atau orang lain
perubahan sikap atau tingkah laku orang lain (Chaer, 1994). Pendapat tersebut diperkuat
untuk memenuhi harapan sebagaimana pesan oleh Liliweri (2003) dan Litlejohn dan Karen
tersebut disampaikan. (2011).
Salah satu faktor yang mendukung Dalam olahraga sepakbola, bahasa
terjadinya komunikasi adalah bahasa. Bahasa menjadi hal terpenting dikarenakan untuk
adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu berkomunikasi atau berinteraksi dalam
Email: komunika@uhamka.ac.id 16
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
17
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
18
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
19
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
21
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa istilah khas seperti Sajete (Salam Jempol
pergaulan Jakarta yang mudah dipahami oleh Telunjuk), Jak Angel (Suporter wanita
lawan bicaranya, sedangkan untuk Jak Mania pendukung Persija Jakarta), Rojali
Outsiders yang berasal dari wilayah geografis (Rombongan Jak Liar), Jakmania12 (untuk
yang sama akan berkomunikasi dengan The Jak Mania sebagai pemain Persija ke-
bahasa daerah asalnya. 12), Jakmania Outsiders (sebutan The Jak
Komunikasi The Jak Mania yang Mania yang berdomisili diluar Jakarta), Aing
terbilang dinamis, komunikatif dan efektif Persija (Saya Persija). Kode- kode tersebut
dapat mempermudah dalam proses merupakan contoh kode khas kelompok
komunikasi. Bahasa ini digunakan dan suporter The Jak Mania dalam
disepakati bersama oleh kelompok suporter berkomunikasi.
The Jak Mania, pada akhirnya bahasa ini Pada proposisi kedua, khususnya
berkembang dan terus memproduksi bahasa- substansi kode berbicara, Philipsen
bahasa yang baru sesuai dengan menekankan adanya pengaruh psikologi,
perkembangan zaman. sosiologi maupun retorika yang membangun
Sebagaimana dikemukakan oleh kode berbicara itu (menurut Philipsen dalam
Vardiansyah (2008), isu dasar etnografi Griffin, 2012: 424). Contohnya dalam
komunikasi adalah bahasa, budaya dan sosiologi yang berhubungan dengan bahasa
komunikasi. Ketiga isu tersebut menurut ini yakni akan menjadi pembendaharaan
penulis sesuai dengan apa yang dikaji di dalam kosa kata bahasa baru dikalangan
kelompok suporter The Jak Mania. Ketika masyarakat. Untuk psikologi, kode SFO atau
berbicara mengenai bahasa dan kode khas Aing Persija ini akan menjadi tambahan
yang terdapat di suporter The Jak Mania, semangat yang di bawa oleh The Jak Mania
akan muncul dalam benak seseorang bahasa yang berdomisili diluar Jakarta untuk
yang terbilang unik dan komunikatif. Bahasa mendukung Persija Jakarta bertanding. Untuk
tersebut digunakan dalam komunikasi antar retorika, gaya bahasa yang diucap oleh
The Jak Mania. Cara berkomunikasi dengan pendiri dan ketua maupun leader akan
bahasa yang unik, membuat kelompok menjadi bahasa yang cepat tersebar karena
suporter The Jak Mania memiliki karakter mudah diterima oleh The Jak Mania. Kemudia
yang khas dan memiliki budaya sendiri. pada proposisi ketiga, Philipsen
menginterpretasi kode berbicara sebagai satu
Analisis Speech Code Theory (Teori Kode kesatuan yang utuh. Artinya kode berbicara
Bicara) dan Hubungannya dengan ini akan berlaku apabila ada kesamaan
Kelompok Suporter The Jak Mania persepsi antara komunikan dan komunikator
Penulis menggunakan Speech Code (Philipsen dalam Griffin, 2012).
Theory sebagai grand theory dalam Bahasa dan kode khas kelompok
penelitian ini. Teori kode bicara dilandaskan suporter The Jak Mania yang dapat
atas kajian etnografi atau kebudayaan. disalahartikan oleh masyarakat atau
Melalui pola pikir yang dikembangkan kelompok lain yang belum paham yaitu
yaitu setiap komunitas memiliki ciri khas Rojali (Rombongan Jak Liar) menjadi rokok
yang membedakannya dengan komunitas jarang beli atau rombongan jarang beli.
yang lain, salah satunya yaitu kode bicara Selanjutnya pada proposisi keempat, ketika
dalam proses komunikasi. Philipsen berbicara tentang pemetaan kode berbicara,
menemukan lima proposisi yang dapat Philipsen menggambarkan bahwa kode
menjelaskan tentang teori tersebut, yaitu; pada berbicara itu sendiri muncul dari pencitraan
proposisi pertama kekhasan kode berbicara publik atau komunitas yang saling berinteraksi
philipsen menegaskan bahwa setiap b udaya satu dengan yang lainnya (menurut Philipsen
yang terbentuk, baik itu budaya yang ada di dalam Griffin, 2012).
komunitas ataupun lokal maupun komunitas Pemetaan kode bicara dalam kelompok
umum, memiliki kode berbicara tertentu suporter The Jak Mania contohnya adalah
(Philipsen, dalam Griffin, 2012). kode Rojali yang dapat menjadikan citra
Dalam hal ini kelompok suporter The buruk untuk Persija Jakarta dan The Jak
Jak Mania juga memiliki kekhasan kode Mania. Kode Jak Mania Outsiders, SFO dan
bicara seperti penggunaan kata atau istilah- Aing Persija ini adalah kode khas untuk
22
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
23
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
© 2020 Oleh authors. Lisensi KOMUNIKA: Jurnal Ilmu Komunikasi, Uhamka, Jakarta. Artikel ini bersifat open access yang didistribusikan
di bawah syarat dan ketentuan Creative Commons Attribution (CC-BY) license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).
24