Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TESIS
OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK KOSMETIK SKIN CARE MELALUI OFFLINE DAN ONLINE
OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Era digitalisasi saat ini membuat dunia bisnis mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam segala bidang. Hal ini membuat persaingan dalam bisnis menjadi
sangat kompetitif terutama di bidang bisnis kosmetik survey yang dilakukan oleh
Jackpat dan EIBN diketahui bahwa adanya kesenjangan dan fenomena antara
transaksi pembelian produk secara umum yang dilakukan oleh Jackpat yang
menyatakan bahwa transaksi online lebih diminati konsumen dengan presentase
60,5% sedangkan pada data EIBN penjualan kosmetik (skincare) pada 2019 penjualan
produk secara offline lebih unggul dengan presentase 97% dibandingan online.
Diduga ada sejumah faktor yang meyebabkan perbedaan penjualan skincare di online
dan offline itu terjadi sehingga penulis tertarik melakukan penelitan mengenai
permasalahan pada penelitian tentang faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
keputusan pembelian produk kosmetik skincare melalui online dan offline.
Survey yang dilakukan pada konsumen seorang wanita yang pernah berbelanja
kosmetik selama 3 bulan terakhir dengan jumlah 200 responden online dan offline
dengan teknik probability sampling yaitu teknik sampling stratified random
sampling, yang disebar di 21 kecamatan kota Medan, dengan 6 variabel persepsi yaitu
1. Merek, 2. Harga, 3. Kualitas Produk, 4. Promosi, 5. Distribusi 6. Keputusan
Pembelian. Hasil penelitian menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis
(CFA), diketahui bawah terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk kosmetik skincare di online diantaranya adalah variabel merek
(2,68) dan promosi (2,06) sedangkan pada keputusan pembelian secara offline ialah
merek (2,58), distribusi (2,58), harga (2,22), dan kualitas produk (3,41), yang artinya
bahwa jika konsumen membeli produk kosmetik secara online faktor yang
berpengaruh pada keputusan pembelian adalah faktor merek dan promosi sedangkan
pada pembelian secara offline ialah faktor kualitas produk, merek, distibusi dan harga.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The current era of digitalization has made the business world experience very
rapid development in all fields. This makes competition in business very competitive,
especially in the cosmetic business. The survey conducted by Jackpat and EIBN
shows that there are gaps and phenomena between general product purchase
transactions made by Jackpat which states that online transactions are more
desirable to consumers with a percentage of 60.5 % while in the EIBN data, cosmetic
sales (skincare) in 2019, offline product sales were superior with a 97% percent
compared to online. It is suspected that several factors cause differences in online
and offline skincare sales so that the authors are interested in researching the
problem in research on what factors influence the decision to purchase skincare
cosmetic products online and offline.
The survey was conducted on consumers of a woman who had been shopping
for cosmetics in the last 3 months with 200 online and offline respondents using
probability sampling techniques namely stratified random sampling technique, which
was spread in 21 sub-districts of Medan city, with 6 perception variables, namely 1.
Brand, 2. Price, 3. Product Quality, 4. Promotion, 5. Distribution 6. Purchasing
Decisions. The results of the study using the Confirmatory Factor Analysis (CFA)
method, it is known that there are factors that influence the decision to purchase
skincare cosmetic products online, including brand variables (2.68) and promotion
(2.06) while offline purchasing decisions are brand (2.58), distribution (2.58), price
(2.22), and product quality (3.41), which means that if consumers buy cosmetic
products online the factors that influence purchasing decisions are brand factors and
promotion while offline purchases are factors of product quality, brand, distribution,
and price.
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur hadirat Allat SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “ Analisis Faktor-
Faktor Pengaruh Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Skin Care melalui
Offline dan Online”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan
untuk industri kosmetik yang berada di Kota Medan, dan juga sebagai masukan
untuk Asosiasi Perusahaan Kosmetik Indonesia (PERKOSMI).
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik dalam
penelitian, proses penyusunan tesis, maupun selama menjalankan S2 ini. Terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE, selalu guru besar
Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan sekaligus
menajadi pembimbing utama penulis yang telah banyak memberikan dukungan,
arahan, dan petunjuk dalam penyelesaian tesis ini. dan juga sebagai anggota
komisi pembimbing kedua yaitu almarhum Bapak M. Haikal Karana Sitepu, ST,
M.Eng, Ph.d, saya ucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan, arahan, dan
petunjuk dalam penyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Humala L Napitupulu, D.E.A, Bapak Ir. Nazaruddin Matondang, MT, Phd, dan
Ibuk Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT, sebagai tim penguji yang telah banyak
memberikan masukan serta saran yang membangun dan menyempurnakan tesis
ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Staf di Magister Teknik Industri
yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi dan dukungan selama
peneliti mengikuti pendidikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
Ayahanda Ir. Usman dan Ibunda Delianti, yang tidak henti-hentinya memberikan
semangat, doa dan dukungan secara moril dan materil selama penulis
menyelesaikan studi S2 dan dalam penyelesaian tesis ini.
iv
Universitas Sumatera Utara
Terimakasih juga penulis sampaikan untuk teman-teman khususnya
angkatan 25 dan 26 atas kerja samanya dalam menjalani perkuliahan dan
penyelesaian tesis ini, dan kepada sahabat-sahabat penulis, penulis ucapkan
terimakasih atas bantuannya selama ini, dalam proses pembuatan tesis ini. Serta
ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas dukungan dan doanya dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan pada
laporan penelitian ini.Sesungguhnya kekhilafan ada di manusia dan kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................... 8
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................ 8
1.4 Manfaat hasil penelitian ............................................................................. 9
1.5 Ruang lingkup dan batasan masalah .......................................................... 10
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 48
3.1 Jenis penelitian ........................................................................................... 48
3.2 Lokasi penelitian ........................................................................................ 48
3.3 Metodologi penelitian................................................................................. 49
3.3.1 Tahapan penelitian ........................................................................... 49
3.4 Pengumpulan data ...................................................................................... 51
3.4.1 Sumber data ..................................................................................... 51
3.4.2 Instrumen pengumpulan data........................................................... 55
3.5 Tahap penelitian ......................................................................................... 57
3.5.1 Uji validitas...................................................................................... 57
3.5.2 Uji realibilitas .................................................................................. 57
3.5.3 Metode Analisis data ....................................................................... 59
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 61
4.1 Analisis dan evaluasi .................................................................................. 61
4.2 Hasil pengimpulan data .............................................................................. 61
4.2.1 Kategori responden berdasarkan umur ............................................ 64
4.2.2 Kategori responden berdasarkan pendidikan ................................... 65
4.2.3 Kategori resonden berdasarkan pekerjaan ....................................... 65
4.2.4 Ketegori responden berdasarkan pendapatan .................................. 66
4.3 Perspektif Keputusan Pembelian Offline .................................................... 67
4.3.1 Pengenalan Kebutuhan .................................................................... 67
4.3.2 Pencarian Informasi ......................................................................... 69
4.3.3 Evaluasi Alternatif ........................................................................... 71
4.3.4 Pembelian ........................................................................................ 72
4.3.5 Pasca Pembelian .............................................................................. 75
4.4 Perspektif Keputusan Pembelian Online .................................................... 77
4.4.1 Pengenalan Kebutuhan .................................................................... 77
4.4.2 Pencarian Informasi ......................................................................... 79
4.4.3 Evaluasi Alternatif ........................................................................... 81
4.4.4 Pembelian ........................................................................................ 82
4.4.5 Pasca Pembelian .............................................................................. 84
4.5 Uji distribusi normal multivariate .............................................................. 86
4.6 Confirmatory factor Analysis ..................................................................... 87
4.6.1 Analisis first order CFA pada variabel merek ................................. 87
4.6.2 Analisis first order CFA pada variabel harga .................................. 90
4.6.3 Analisis first order CFA pada variabel kualitas produk .................. 93
4.6.4 Analisis first order CFA pada variabel promosi .............................. 96
4.6.5 Analisis first order CFA pada variabel distribusi ............................ 99
4.6.6 Analisis first order CFA pada variabel keputusan pembelian ......... 102
4.7 Uji model struktural (T-Value) second first order CFA ............................. 105
vii
Universitas Sumatera Utara
4.7.1 Uji model offline second first order CFA ........................................ 106
4.7.2 Uji model online second first order CFA ........................................ 108
4.8 Pembahasan ................................................................................................ 111
4.8.1 Pembahasan model structural offline .............................................. 111
4.8.2 Pembahasan model structural online .............................................. 115
4.8.3 Pembahasan Perbandingan Keputusan pembelian Off dan On ....... 119
4.9 Implikasi Manajerial................................................................................... 121
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 3.1 Populasi jumlah penduduk dan jenis kelamin kota Medan ................... 49
x
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 Fokus pertimbangan ............................................................................ 81
Tabel 4.25 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel merek ................... 89
Tabel 4.27 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel harga .................... 92
Tabel 4.31 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel promosi ............... 98
Tabel 4.33 Indikator Goodness Of Fit Index (GOFI) variabel distribusi.............. 101
Tabel 4.36 Validitas dan reliabilitas variabel keputusan pembelian ..................... 105
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
xii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
Era digitalisasi saat ini membuat dunia bisnis mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam segala bidang. Hal ini membuat persaingan dalam bisnis menjadi
wanita akan kecantikan. Sering kali menjadi sarana bagi konsumen untuk
kaum wanita. Disadari atau tidak, dalam kesehariannya wanita tidak bisa lepas dari
kosmetik. Produk kosmetik digunakan sebagian besar wanita mulai dari pagi hari
hingga malam hari. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang berusaha memenuhi
kebutuhan akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi dan variansi produk.
bahwa pertumbuhan kosmetik pada tahun 2020 diperkirakan mencapai nilai 335.6 $
yang sebelumnya berada pada nilai 323.7 $ atau naik sebesar 3.6%. Nilai ini
diperkirakan akan terus bertumbuh hingga mencapai nilai 344.4 $ pada tahun 2021.
Data pasar kosmetik global dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut ini:
1
Universitas Sumatera Utara
2
Sumber: https://www.raconteur.net/
Gambar 1.1. Data Pasar Kosmetik secara Global
Berdasarkan dari data di atas jelas bahwa pasar kosmetik masih sangat
diminati konsumen terutama bagi kaum wanita. Kosmetik dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, tergantung dari bagian dan kegunaannya, yaitu skincare, hair care,
make up, fragrances, hygiene products dan oral cosmetic dengan masing-masing
kosmetik di bawah ini menunjukkan bahwa pasar kosmetik skincare berada pada
posisi terbesar, yaitu 36% berdasarkan segmentasi pasar kosmetik terbukti bahwa
produk kosmetik jenis skincare paling diminati oleh konsumen yang dapat dilihat
Make Up
17%
Hair Care
23%
Sumber: https://www.raconteur.net/
Gambar 1.2 Segmentasi Pasar Kosmetik 2016
Pertumbuhan pasar kosmetik yang signifikan pada tiap tahunnya tak hanya
terjadi pada skala global tetapi juga skala nasional, berdasarkan data Kemenperin
pada tahun 2017 mencatat, industri kosmetik nasional tumbuh mencapai 6,35 persen
dan naik menjadi 7,36 persen ditahun 2018. Disamping itu, industri kosmetik didalam
negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga total saat ini
mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95 persen industri
kosmetik nasional merupakan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan sisanya
secara global, untuk kategori skincare atau produk perawatan kulit memberikan
beberapa informasi, yaitu bahwa persaingan yang terjadi pada industri kosmetik,
lebih spesifik pada kategori produk perawatan kulit saat ini, selain itu jumlah
persaingan industri untuk kategori ini di Indonesia sangat banyak, baik yang
merupakan perusahaan besar maupun kecil, lokal maupun perusahaan afiliasi asing.
dan merebut hati konsumen untuk memutuskan membeli produk yang mereka
pasarkan.
baru yaitu e-commerce/online shop. Online shop merupakan komunikasi baru antara
penjual dan pembeli melalui media internet. Munculnya online shop di Indonesia
langsung toko konvensional dan saat ini transaksi secara online menjadi lebih efektif.
Hal itu terjadi karena pembelian secara online dapat memberikan kemudahan pada
konsumen karena lebih praktis dilakukan kapan saja dan dimana saja, selain itu juga
dapat menghemat waktu. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Jacpat pada tahun
2019 bahwa 60,5% responden lebih memilih untuk melakukan transaksi belanja
suatu produk secara online dibandingkan offline yang dapat di lihat pada Gambar 1.3
berikut ini:
Sumber: https://jakpat.net/
Bedasarkan data tersebut terlihat bahwa transaksi belanja secara online lebih
dari pembelian offline adalah karena adanya tatap muka antara pembeli dan penjual
perorangan maupun bisnis (Rhonda dan Abram, 2008). Situasi pembelian suatu
produk baik secara online dan maupun offline, secara prespektif bisnis, membuat
konsumen mempunyai pilihan terhadap keputusan pembelian produk baik itu secara
Namun disamping itu survey yang dilakukan oleh Indonesia Business Network
mengungkapkan bahwa penjualan kosmetik dan skincare secara offline masih lebih
online dan 87% penjualan secara offline pada tahun 2019 yang dapat di lihat pada
Sumber: www.eibn.org
(skincare) secara offline masih mengalami pertumbuhan yang signifikan yang berarti
bahwa penjualan kosmetik secara offline masih diminati oleh konsumen sehingga, ini
menjadi fenomena yang mana pertumbuhan transaksi belanja secara online meningkat
penjualan kosmetik secara offline maupun online menjadi suatu fenomena. Dalam
terhadap produk kosmetik baik itu pembelian produk melalui offline maupun online.
adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian
produk. Jadi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu barang akan terealisasi
dengan perilaku konsumen untuk membeli barang. Jadi, transaksi pembelian produk
secara online maupun offline akan ada perbedaan yang mempengaruhi minat
konsumen dalam memberikan keputusan terhadap produk yang akan mereka beli.
Berdasarkan latar belakang diatas survey yang di lakukan oleh Jackpat dan
EIBN diketahui bahwa adanya kesenjangan dan fenomena antara transaksi pembelian
produk secara umum yang dilakukan oleh Jackpat yang menyatakan bahwa transaksi
online lebih diminati konsumen dengan presentase 60,5% sedangkan pada penjualan
kosmetik (skincare) pada 2019 penjualan produk secara offline lebih unggul dengan
presentase 97% dibandingkan dengan online. Diduga ada sejumah faktor yang
meyebabkan perbedaan penjualan skincare secara offline dan online itu terjadi,
1. Bagaimana proses keputusan pembelian produk skin care melalui offline dan
online?
dan online?
distribusi terhadap keputusan pembelian produk skin care melalui offline dan
online.
1. Bagi penulis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan, sebagai acuan dan sebagai
2. Bagi perusahaan
kini tengah dipasarkan, sehingga hasil nya dapat dipergunakan sebagai bahan
3. Bagi Mahasiswa
menambahkan metode strategi pemasaran suatu produk dari hasil yang dicapai
Agar penelitian ini lebih terarah, mudah dipahami dan topik yang dibahas
tidak meluas, maka perlu adanya pembatasan lingkup penelitian, dimana batasan-
1. Produk kosmetik yang diteliti adalah produk skincare. Produk skincare disini
LANDASAN TEORI
Kosmetik berasal dari bahasa Yunani; kosmetike tekhne yang memiliki arti
berhias diri. Adapun definisi kosmetik menurut FDA (Food And Drug
panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), untuk membersihkan,
Kosmetika merupakan salah satu produk yang digunakan rutin dan terus
menerus dikalangan wanita dan pria disegala usia. Salah satu pengguna kosmetika
kosmetika tentulah karena adanya daya tarik kosmetika yang dibelinya. Dengan
11
Universitas Sumatera Utara
12
Kata skincare berasal dari Bahasa Inggris, yaitu skin yang berarti kulit dan
care berarti perawatan, sehingga jika digabungkan berarti perawatan kulit. Dalam
cakupan yang lebih luas, skincare dapat diartikan pula sebagai serangkaian praktik
meringankan kondisi kulit. Skincare yang diakukan secara teratur dan intensif
dua jenis berdasarkan waktu pelaksanaan rutinnya, yaitu untuk sehari-hari dan
Belanja online adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media
Consumer (B2C) (Turban et. al, 2004). Hal ini biasanya terkait dengan transaksi
eceran dengan pembeli individu. Melalui belanja lewat internet seorang pembeli
bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak dibelanjakan melalui
web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja ini merupakan bentuk
komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung,
melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan ke seluruh dunia melalui
akses internet.
lain (Lalwani, 2016). Pembelian langsung adalah situasi ketika seorang penjual
akan terjadi apabila keinginan membeli / minat beli sudah terkumpul. Menurut,
Kotler dan Armstrong dalam Yoga (2017) keputusan pembelian adalah tahap
Engel et al. (1994) menyatakan terdapat lima tahap dalam proses pengambilan
1. Pengenalan Kebutuhan
diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan
ketidaksesuaian yang ada antara keadaan aktual (yaitu situasi konsumen sekarang)
dan keadaan yang diinginkan (yaitu situasi yang diinginkan oleh konsumen).
Rangsangan internal adalah kebutuhan dasar konsumen, seperti rasa lapar, haus
dan lain-lain yang akan timbul suatu saat pada suatu tingkat tertentu dan menjadi
tersebut.
2. Pencarian Informasi
karakteristik konsumen. Salah satu sumber pengaruh situasi adalah tekanan waktu.
pembelian.
3. Evaluasi Alternatif
konsumen harus (1) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk
(3) menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan dan (4) memilih dan
4. Pembelian
Pada tahap ini konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu: (1) kapan
membeli, (2) di mana membeli, (tempat pembelian dilakukan) dan (3) bagaimana
cara membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat
kategori yaitu produk dan kelas produk. Sedangkan pengaruh lingkungan terdiri
dari lingkungan informasi dan waktu yang tersedia untuk pengambilan keputusan.
5. Hasil
Hasil dari evaluasi dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika merasa puas,
maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap
2.1 berikut:
hukum permintaan. Hukum permintaan ini menjelaskan bila harga suatu komoditi
naik, maka jumlah yang diminta akan barang tersebut turun, dan sebaliknya jika
harga turun, maka jumlah yang diminta naik (ceteris paribus). Oleh karena itu,
kurva permintaan mempunyai bentuk miring dari kiri atas turun ke kanan bawah,
atau dikatakan dengan slope negatif, yang berarti bahwa antara jumlah yang
2.1.7 Brand
2..1.7.1Pengertian Brand
Brand adalah sebuah konsep yang menjadi salah satu poin penting dalam
konsumen terhadap suatu produk dan layanan yang diyakini tidak saja dapat
memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi dapat memberikan kepuasan yang lebih
kebanyakan definisi ada di sekitar gagasan bahwa brand adalah nama unik yang
atau fitur lain yang mengidentifikasi satu atau lain dari penjual yang berbeda dari
menciptakan nama, logo, atau simbol baru untuk produk baru, dia telah
Menurut Kotler & Keller dalam Venessa and Arifin, (2017)“Brand adalah
beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan
kebutuhan yang sama”. Sedangkan menurut Tjiptono dalam Venessa and Arifin,
(2017) “Brand adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat
dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek dapat menyampaikan
enam tingkat arti yaitu atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan
pemakaian”.
Keller (2013) mengatakan bahwa brand lebih dari produk karena brand
dapat memiliki dimensi yang membedakannya dari produk lain yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Perbedaan ini mungkin rasional dan
berwujud (tangible) - terkait dengan performa produk dari brand- atau lebih
simbolis, emosional, dan tidak berwujud (intangible)- terkait dengan apa yang
adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut
untuk membedakan barang dan Zatau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan
penting bagi sebuah brand memiliki visi (sering disebut brand identity),
menghadapi kompetitor yang agresif dan pasar yang dinamis. Brand kemudian
Menurut Stanton dan Lamarto dalam Supriyadi dkk (2016), “Brand adalah
nama, istilah, simbol, atau desain khusus, atau beberapa kombinasi unsur-unsur
penjual”.
mempertahankan pasar bagian perusahaan. Pelanggan setia selalu ada setia atau
loyal pada suatu merek, mereka membelinya kembali dan melalui dari mulut ke
simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara
lain:
atau produsen.
tertentu.
Dari berbagai definisi brand diatas dapat disimpulkan bahwa brand adalah
adalah tanda, nama, atau istilah yang digunakan pemasar pada barang atau jasanya
konsumen seperti menyampaikan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten
terhadap konsumen.
1. Dapat diingat
Merek sebaiknya dibuat dengan nama, istilah lambang, atau desain yang mudah
diingat, agar konsumen bisa mengingat barang atau jasa yang diinginkannya.
2. Disukai
Merek yang disukai adalah merek yang dapat memberikan kesan positif kepada
konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau
jasa tersebut.
saya
Bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix adalah
faktor yang dapat dikendalikan, di mana antara unsur lainnya saling berhubungan
Bauran pemasaran terdiri dari 4 unsur yang dikenal dengan 4P, yaitu mutu
2009).
pesaing. Semakin baik kualitas produk yang terdapat dalam suatu produk maka
akan semakin menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Jika dalam sebuah
produk terdapat kualitas yang sudah terjamin mutunya, maka konsumen tidak
akan melirik produk lain dan akan tetap membeli barang yang sudah terjamin
kualitasnya.
adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
produk mana yang sesuai dengan kebutuhan. Seringkali konsumen juga melihat
kualitas produk untuk menentukan apakah produk tersebut layak dibeli atau tidak.
kepuasan konsumen. Selain itu, produk juga merupakan elemen penting dalam
pertukaran dengan konsumen yang bisa dimiliki dan dikonsumsi baik itu produk
a) Kinerja (performance)
c) Keandalan (reliability)
f) Estetika (asthethic)
2.1.10 Harga
2.1.10.1Definisi Harga
pembelian. Harga itu sendiri merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata
uang sebagai alat tukar terhadap suatu barang. Menurut Kotler dan Armstrong
(2009) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat
dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga digunakan sebagai
tolak ukur atas kesesuaian manfaat produk. Harga bersifat subjektif karena harga
juga dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan tiap individu yang
yang besar untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Hal ini mungkin terjadi
menyertainya.
Lalu menurut Simamora (dalam Siti 2017) harga adalah sejumlah nilai
itu harga juga dapat diartikan sebagai jumlah yang akan dibayarkan oleh pembeli
untuk suatu barang maupun jasa. Sedangkan untuk penjual, harga dapat diartikan
1. Penetapan Harga
diberikan dan dapat dipahami oleh konsumen. Jika harganya terlalu tinggi
rendah daripada nilai yang diterima konsumen maka perusahaan tersebut tidak
gagal apabila terlalu tinggi dan akan mendapatkan keuntungan apabila terlalu
rendah. Namun pada akhirnya, konsumen yang akan menentukan apakah harga
suatu produk sudah tepat. Menurut Artika dan Sasi (2016) terdapat 5 tujuan
1) Meningkatkan penjualan
3) Menstabilkan investasi
Indikator harga menurut Kotler dan Armstrong (dalam Artika et all 2016),
adalah:
1) Keterjangkauan harga
2.1.11 Distribusi/place
eksposur, transportasi, distribusi, dan lokasi. Sebuah produk harus tersedia kepada
marketing mix biasanya disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk
pengawasan arus bahan dengan memperoleh produk akhir dari tempat produksi
tujuan distribusi adalah membawa barangdalam jumlah tepat, pada waktu yang
tepat, dan dengan biaya serendah mungkin. Kotler (2002) Saluran pemasaran
adalah lembaga yang saling terkait untuk menjadikan produk atau jasa siap
masyarakat untuk memperoleh barang yang mereka konsumsi. Jadi tugas saluran
Distribusi sangat penting bagi produsen, sebab produsen tidak akan sanggup
dan konsumen ada jarak yang bisa diisi oleh berbagai perantara, yang dikenal
produknya, karena tidak efisien, modal investasi besar, pengawasan lebih sulit,
banyak personil, dan sebagainya. Mereka sulit menjangkau daerah geografis yang
begitu luas.
4. Pembiayaan dilakukan sendiri oleh penyalur dan dalam beberapa hal dapat
5. Unsur resiko dipikul sendiri oleh pihak penyalur, kecuali ada perjanjian
Saluran distribusi dapat diukur dari beberapa indikator. Menurut Suharno dalam
a) Ketersediaan barang
b) Proses pemesanan
2.1.12 Promosi
2.1.12.1Definisi Promosi
Griffin dan Ebbert (2006) mengatakan bahwa promosi adalah setiap teknik yang
merupakan salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting
promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan
mereka dapat dikenal akan produk produk yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
mix. Kegiatan pemasaran yang satu ini dilakukan untuk memberitahu pembeli
menyampaikan informasi kepada khlayak ramai dalam satu waktu. Ada dua
dan jasa secara nonpersonal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan
intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera
perusahaan tersebut.
tersebut dalam penjualan langsung tanpa perantara. Dari beberapa definisi diatas
bahwa promosi berusaha mengubah sikap atau prilaku konsumen terhadap produk
atau jasa.
yang berkepentingan sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat. Indikator
1. Jangkauan promosi
menjadi dasar penelitian tersebut. Metode analisis yang dipilih untuk menganalisis
pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional. SEM juga dapat
yang sama SEM juga dapat mengukur pengaruh atau derajat hubungan faktor
(2008), bentuk umum dari SEM biasanya dikenal dengan sebutan Full atau Hybrid
Model.
merupakan refleksi dari variabel laten terkait. Lazimnya dalam SEM hubungan ini
bersifat con generic, yaitu satu variable teramati hanya mengukur atau
pengukuran yang terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama adalah CFA yang
terkait. Tingkat kedua menunjukkan hubungan antara variabel laten pada tingkat
teramati tersebut memang merupakan ukuran refleksi dari sebuah variabel laten.
Oleh karena itu, analisis model pengukuran ini disebut juga sebagai confirmatory
factor analysis. Hasil akhir CFA diperoleh melalui uji kecocokan keseluruhan
a. Spesifikasi model
Langkah pertama adalah kita menspesifikasikan model penelitian yang akan kita
analisis. Berdasarkan variabel – variabel teramati pada model, kita juga menyusun
b. Pengumpulan data
Berdasarkan spesifikasi model dan data yang telah tersedia, kita membuat
1) Kita periksa adanya offending estimate, seperti negative error variance dan
standardized loading factor > 1 ( yang paling sering terjadi), serta nilai standard
error yang sangat besar. Jika ada kita lanjutkan ke butir e yaitu respesifikasi
value dari standardized loading factor (λ) dari variabel – variabel teramati dalam
model ada yang < 1.96. Jika ada maka kita lanjutkan ke butir e. Jika tidak ada kita
lanjutkan ke (b) standardized loading factor (λ) dari variabel – variabel teramati
dalam model = 0.7 atau jika kita pilih salan Igbaria et.al. (1997) = 0.5. Jika ada
standardized loading factor yang < dari nilai cut off yang kita pilih, maka kita
lanjutkan ke butir e. Jika semuanya = dari nilai cut off yang kita pilih, maka kila
nilai Chi square dan p valuenya, RMSEA, Standardized RMR, GFI, AGFI, NFI,
NNFI, CFI dan lain- lain yang tercetak sebagi goodness of fit statistic. Jika nilai –
yang baik, maka kita lanjutkan langkah berikutnya yaitu butir 4. Jika nilai – nilai
tersebut menurut kita belum menunjukkan kecocokan yang baik, maka kita
lanjutkan ke butir e
construct reliability dan variance extracted dari nilai – nilai standardized loading
factors dan error variances. Reliabilitas model yang baik adalah jika contruct
estimates, validitas model yang belum baik, kecocokan keseluruhan model yang
belum cukup baik dan reliabilitas model yang belum baik. Untuk melaksanakan
Bila asumsi sudah dipenuhi, maka model dapat diuji dengan menggunakan
berbagai cara, dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Berikut ini adalah beberapa
indeks kesesuaian dan cut-off value untuk menguji apakah sebuah model dapat
1. 2 chi square statistik, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila nilai
chi squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2 semakin baik model itu dan diterima
berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p > 0,05 atau p > 0,10
goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair,
et.al., dalam Ferdinand, 2006). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan
sebuah close fit dari model itu berdasar degree of freedom (Browne dan Cudeck
3. NFI (Normed fit Index) nilai NFI berkisaran di antara 0 dan 1. Nilai NFI >.
0,09 menunjukan kemampuan model terbaik dalam mencocokan data (good fit).
direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih
6. Incremental fit index (IFI). Nilai IFI 0,90 menunjukan kemampuan model
fit yang paling tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006). Nilai yang
8. Goodness of fit index (GFI). Nilai GFI 0,90 menunjukan kemampuan model
9. RFI Relative fit index. Nilai RFI 0,90 menunjukan kemampuan model telah
10. Standardied RMR (SRMR) NIlai SRMR 0,05 menujukan kekampuan model
yang baik dalam hal mencocokan data. Berikut pada Tabel 2.1 adalah Goodness of
Fit Index:
1. Novita Ariestanty dkk (2019) The Effect of Marketing Mix and Brand
harga dan promosi terhadap keputusan pembelian dan citra merek sebagai
meliputi 100 konsumen online Ukhti dan Munira. Metode analisis yang
digunakan adalah Path Analysis dan Sobel Test dengan teknik accidental
kualitas dan harga adalah faktor penentu dua parameter utama yang wanita
dapat beralih dari satu merek ke merek lain. Citra merek adalah penyebab
utama, yang dipilih wanita saat membeli produk kecantikan. Makalah ini
ini bertujuan untuk menguji pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat
makeup.
harga, iklan, dan kemasan sangat luar biasa pengaruh terhadap perilaku
dan iklan memiliki dampak yang lebih besar pada keputusan pembelian
nama merek.
penelitian ini berjumlah 13 variable dengan 120 sampel yang dipilih secara
terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi menyatakan bahwa: 75,83%
diusulkan ini bersaksi dengan SPSS 15.0 dan AMOS 7.0 didukung.
Namun, 'identitas merek yang ramah lingkungan', hasil 'harga wajar' tidak
Jaya Swarasa Agung di Jakarta Pusat baik secara parsial maupun simultan
regresi linier berganda di mana data diolah oleh program SPSS. Ukuran
dengan peneliitan ini ialah: Ada hubungan antara variabel yang di teliti
yaitu kualitas produk, harga, promosi dan lokasi dan keputusan pembelian.
kualitas, merek, harga, iklan dan kemasan memiliki pengaruh yang luar
10. Sri Cahyani dkk (2017). The Effect Of Brand Image, Perceived Prce, And
pengaruh citra merek, harga yang dirasakan, dan kualitas yang dirasakan
merek, harga, dan kualitas produk Pond's. Hubungan dengan penelitian ini
11. Janany dan shivany (2017) The Factors Influencing on Purchase Intention
Lalu, Kualitas Produk dan Kata dari mulut. dieksplorasi melalui analisis
Harga dan status Sipil yang sebagian besar mempengaruhi niat pembelian
produk, pendidikan, pekerjaan dan preferensi band dan tidak ada hubungan
produk dan harga terhadap pembelian secara online dan metode yang sama
yaitu sem
Hasil menunjukkan bahwa Harga Persepsi (PP) dan Negara Asal (COO)
hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah peneliti ingin menganalisis pengaruh
sejauh mana berefek pada pembelian, secara langsung dan tak langsung, dengan
variabel yang digunakan diperoleh dari studi literature yang kemudian dilakukan
kualitas produk, promosi dan distribusi. Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel independen adalah variabel merek, harga, kualitas produk promosi dan
distribusi yang dapat dilihat dalam kerangka konseptual pada gambar 2.2 sebagai
berikut:
Merek
Harga
Keputusan
Kualitas pembelian
Produk
Promosi
Distribusi
1 Merek Merek dianggap sebagai nama dan simbol dari (Anjana, 2012).
perusahaan. Merek memainkan peran penting
dalam menciptakan citra positif di antara
pelanggan. Nama merek memiliki kemampuan
untuk menciptakan pelanggan setia serta
mempertahankan pasar bagian perusahaan.
2 Harga Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas Kotler dan
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang Armstrong
ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh (2009)
manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
3. Kualitas Mengungkapkan bahwa kualitas produk adalah Kotler dan
karakteristik produk atau jasa yang bergantung Armstrong
Produk
pada kemampuannya untuk memuaskan (2009)
kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau
diimplikasikan.
4 Promosi Promosi merupakan kegiatan yang ditunjukan Gitosudarmo
untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dalam Sunyoto
dapat dikenal akan produk produk yang (2014)”
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka
produk tersebut.
5 Distribusi Mendefenisikan tentang penyaluran distribusi Sumarni dan
adalah saluran yang digunakan oleh produsen Soeprianto
untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen (2010)
sampai ke konsumen atau industri pemakai.
6 Keputusan Keputusan pembelian adalah tahap proses Kotler dan
keputusan dimana konsumen secara aktual Armstrong
Pembelian
melakukan pembelian produk. dalam Yoga
(2017)
2.3 Hipotesis
Definisi hipotesis adalah suatu pernyataan hubungan logis antara dua atau
keputusan pembelian.
keputusan pembelian.
keputusan pembelian.
METODOLOGI PENELITIAN
sistematik, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan saifat-sifat suatu objek
Menurut Sumarwan et.al (2011) cross sectional adalah pegumpulan informasi dari
setiap elemen populasi sampel yang dilakukan hanya sekali pada waktu tertentu.
Pada penelitian ini data yang diambil berdasarkan 3 bulan terakhir responden
melakukan transaksi baik itu pembelian produk skin care melalui offline dan
online. Sedangkan survey yang di lakukan yaitu pada bulan Januari 2020 sampai
Maret 2020.
melalui offline dan online. Berikut Tabel 3.1 adalah jumlah populasi berdasarkan
48
Universitas Sumatera Utara
49
Penelitian ini dimulai dari penemuan kesenjangan yang terjadi pada data
Universitas Sumatera Utara
50
Mulai
Perumusan masalah
Tujuan penelitian
Keterangan konseptual
Pengumpulan data
Hasil analisis
Evaluasi proses keputusan pembelian Pengaruh persepsi merek, harga, kualitas
skincare promosi, distribusi, terhadap keputusan
pembelian produk skincare melalui online
dan offline
Implikasi manajerial
Kesimpulan Saran
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Blok Diagram Metode Penelitian
51
Sumber data penelitian adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
penelitian ini bersumber dari : Data primer yaitu data diperoleh langsung dari
responden offline dan online yang berjumlah total 200 responden dengan
3.4.1.1 Populasi
transaksi pembelian kosmetik melalui offline dan online di kota meda. Populasi
medankota.bpjs.go.id).
3.4.1.2 Sampel
Karena populasi dari penilitian ini adalah semua konsumen wanita yang
pernah berbelanja skin care melalui offline dan online dikota Medan dan
jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka digunakan teknik penentuan jumlah
………..……………………….(3.1)
Universitas Sumatera Utara
52
,
= 96,6
,
Keterangan:
n = Jumlah sampel
yang bagus minimal sebesar 96,6 yang dibulatkan keatas menjadi 97 sampel.
Namun nantinya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sejumlah 100 responden untuk responden offline dan 100 responden online.
populasi kedalam strata, memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan
Universitas Sumatera Utara
53
.
Medan Baru x100% = 0,02 x 100= 2
Universitas Sumatera Utara
54
Medan Area = x100% = 0,0045 x 100 = 4,5
.
Medan Barat = x 100% = 0,0033 x100= 3,3
.
Medan Baru x100% = 0,02 x 100= 2
Universitas Sumatera Utara
55
jenis kuesioner serta mencari data mentah yang nantinya digunakan dalam
untuk pembobotan kriteria sebagai mana di tampilkan pada Tabel 3.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
56
Berikut dapat dilihat jumlah item dan variabel penelitian pada tabel 3.3
dibawah ini:
Tabel 3.3 Variabel dan Item Penelitian
No Variabel Indikator Item Jumlah
1 Merek Dapat diingat, Mrk1, Mrk2, 7
disukai, merek Mrk3, Mrk4,
terkenal, merek Mrk5, Mrk6,
mencerminkan Mrk7
keperibadian
2 Harga Keterjangkauan Hrg1, Hrg2, Hrg3, 7
harga, kesesuaian Hrg4, Hrg5, Hrg6,
harga dengan kualitas Hrg7
produk, daya saing
harga, harga
mempengaruhi daya
beli konsumen
3 Kualitas Kinerja, Kprd1, Kprd2, 7
produk keistimewaan, Kprd3, Kprd4,
keandalan, Kprd5, Kprd6,
kesesuaian dengan Kprd7
spesifikasi, estetika
4 Promosi Jangkauan promosi, Prm1, Prm2, 7
kualitas penayangan Prm3, Prm4,
iklan, kualitas Prm5, Prm6,
penyampaian pesan Prm7
5 Distribusi Ketersediaan barang, Dstr1, Dstr2, 7
proses pemesanan, Dstr3, Dstr4,
kecepatan dalam Dstr5, Dstr6,
pengiriman, Dstr7
kemudahan dalam
memperoleh produk
6 Keputusan Keputusan tentang Kpem1, Kpem2, 7
Pembelian harga, keputusan Kpem 3, Kpem 4,
tentang promosi, Kpem 5, Kpem 6,
Keputusan tentang Kpem 7
tempat, rekomendasi
dari orang lain
Jumlah item 42
Sumber: pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
57
Uji validitas menunjukkan suatu alat pengukuran itu dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Menurut Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
apa yang seharusnya diukur. Meskipun validitas tidak akan pernah dapat
dengan program bantu statistik yaitu program LISREL 8.8. Menurut Rigdon dan
Ferguson (1991), dan Doll, Xia, Torkzadeh (1994) dalam Wijanto (2008), suatu
variabel yang mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel
latennya, jika:
1. Nilai t muatan faktornya (loading factors) lebih besar dari nilai kritis ≥
1,96.
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk.
Universitas Sumatera Utara
58
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
antara lain:
∑
∑
…………………………...….. (3.2)
∑
output program LISREL 8.8, dan “ej” adalah measurement error untuk setiap
indikator atau variabel yang teramati (Fornel dan Larker, 1981 dalam Wijanto,
2008).
∑
… … … … … . . … . … … … … 3.3
∑ ∑
Universitas Sumatera Utara
59
antara lain:
variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk skin care krim
wajah.
Factor Analysis (CFA) dengan bantuan aplikasi LISREL 8.8 yang memiliki
(Goodness of Fit), uji Validitas (SLF ≥ 0,70 atau ≥ 0,50), uji Reliabilitas (CR ≥
0,70 ; ve ≥ 0,50).
Universitas Sumatera Utara
60
g. Menganalisa model strukturan, antara lain uji keseluruhan model dan uji
h. Jika hasilnya tidak memenuhi persyaratan, maka akan dilakukan estimasi ulang.
3. Variabel yang sudah diuji menggunakan metode CFA dengan bantuan program
Universitas Sumatera Utara
61
BAB 4
2. Hasil pengujian data berkaitan dengan uji normalitas, uji CFA dan
Metode pengumpulan data seperti telah dijelaskan dalam bab tiga, yaitu
offline dan online yang ada di kota Medan. Data primer pada penelitian ini
61
Universitas Sumatera Utara
62
kota Medan, dengan cara diberikan secara langsung kepada para konsumen
dengan lokasi di kota Medan pada Februari 2020 hingga April 2020, dengan
ringkasan penyebaran data kuesioner responden offline pada Tabel 4.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
63
Universitas Sumatera Utara
64
Berikut di bawah ini adalah grafik responden berdasarkan umur yang dapat
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, Katagori
memakai kosmetik skincare pada umur 21-30 tahun dikategorikan banyak, karena
secara dewasa banyak wanita umur segitu yang sangat peduli dengan kecantikan
Universitas Sumatera Utara
65
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, kategori
Universitas Sumatera Utara
66
Berdasarkan Gambar 4.3 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, Kategori
Sedangkan kategori terkecil yaitu Wiraswasta dan IRT yang hanya berjumlah 31
responden.
Universitas Sumatera Utara
67
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat dilihat pada gambar bahwa, kategori
dikarenakan rata-rata pekerjaan responden yang paling banyak pada penelitian ini
ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual (situasi konsumen saat ini) dan
ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu maka kebutuhan ini
Universitas Sumatera Utara
68
konsumen bisa mendapatkan value lebih dengan membeli produk tersebut pusat
utama serta harapan konsumen dalam membeli produk skincare. Hal ini
tersedianya merek yang digunakan dan harga yang lebih murah secara dominan
merupakan alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare secara offline
konsumen dalam membeli produk skincare secara offline dapat dilihat pada Tabel
4.3:
cukup besar dipikirkan oleh seorang konsumen dalam membeli produk skincare
secara offline adalah irit dan harga murah yang mempunyai persentase 38%. Hal
ini menunjukkan bahwa skincare secara offline menjual skincare dengan harga
Universitas Sumatera Utara
69
yang relatif mahal, sehingga konsumen yang hendak membeli produk skincare
tersebut harus mengeluarkan lebih banyak uang dalam membeli skincare tersebut.
Selain itu harapan lain konsumen setelah harga yang murah ialah, dapat
memutihkan kulit yang artinya bahwa harapan konsumen sangat besar pada
manfaat dari skincare dalam memutihkan dan menjaga kulit. Dapat memutihkan
kulit memiliki persentase sebesar 35%. Harapan lain yang banyak dipilih adalah
hanya sedikit konsumen yang memilih flash sale dengan persentase sebesar 2%.
Dua harapan tertinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4, menekankan
bahwa produk skincare yang dicari konsumen harus memiliki nilai ekonomi yang
baik dan juga kualitas produk yang baik dalam hal memutihkan dan menjaga kulit
Universitas Sumatera Utara
70
informasi tentang produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.5,
diketahui bahwa referensi dari teman memiliki bobot tertinggi yaitu 66%,
informasi dengan metode mouth of mouth yang melalui teman merupakan sarana
informasi yang sangat efektif pada produk skincare, dikarenakan konsumen yang
ingin membeli skincare secara offline harus menerima testimoni yang terpercaya
terutama dari teman-teman mereka yang dapat di lihat pada Tabel 4.5 berikut:
tersebut diketahui bahwa hal yang menjadi perhatian utama responden adalah
harga yang ditawarkan dengan persentase sebesar 38%. Harga produk dianggap
penting oleh responden karena harga sebuah produk dapat menekan anggaran
belanja seorang konsumen sehingga menjadi lebih hemat dalam berbelanja. Selain
itu harga yang ditetapkan kepada suatu produk selain menunjukkan nilai
yang serupa terlampau jauh bedanya dengan harga yang ditetapkan oleh produk
kompetitor, sehingga fokus perhatian utama konsumen pada skincare ini lebih
Universitas Sumatera Utara
71
tertuju kepada harga produk. Akan tetapi tidak hanya harga produk yang menjadi
fokus utama responden, jenis/varian produk pun tidak luput dari fokus perhatian
jenis skincare yang disukai dan yang diminati oleh konsumen. Sedangkan untuk
promosi yang ditawarkan juga menjadi hal yang dicari oleh konsumen yang
produk skincare setelah membeli lebih dari 3 produk merupakan hal yang
dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini
Universitas Sumatera Utara
72
dalam membeli skincare secara offline dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
dalam menentukan pembelian produk skincare secara offline adalah faktor merek
dengan persentase sebesar 29%. Pemilihan merek sebagai faktor utama dalam
skincare. Selain itu lokasi sebagai faktor kedua dari penelitian ini memiliki
persentase 23%, yang menunjukkan bahwa lokasi menjadi faktor ke dua yang
4.3.4 Pembelian
perilaku konsumen (Engel et al. 1994). Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel
Universitas Sumatera Utara
73
terencana. Pembelian secara terencana ini dilakukan oleh 94% responden atau
offline. Pembelian yang tidak terencana atau tergantung situasi dilakukan oleh 6 %
spontan. Pembelian yang tergantung situasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
psikologis untuk melakukan pembelian. Selain itu penetapan harga yang menarik
pembelian. Diatas faktor yang sudah disebutkan, pada umunya konsumen akan
mudah tertarik dengan promosi yang diberikan terhadap produk. Promosi yang
menarik seperti penerapan strategi promosi extra value terhadap produk seperti
buy one get one dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Promosi potongan harga pun diyakini menjadi faktor lain yang tidak kalah penting
Universitas Sumatera Utara
74
potongan harga pada produk, konsumen akan lebih hemat dalam berbelanja.
konsumen yang loyal terhadap produk skincare. Akan tetapi apabila dihadapkan
dengan situasi yang dilematis seperti keberadaan stok produk yang biasa mereka
beli habis atau tidak tersedia di pusat perbelanjaan offline berdasarkan Tabel 4.9
sebesar 65% responden atau hampir memilih untuk mencari alternatif pengganti
untuk produk tersebut ke toko online, daripada harus mencari ke gerai pusat
pengganti ini terjadi karena adanya situasi mendesak yang memaksa konsumen
Keputusan pembelian produk skincare secara offline tidak akan luput dari
adanya intervensi orang lain yang akan mempengaruhi orang tersebut untuk
melakukan pembelian terhadap suatu produk tertentu. Hasil penelitian pada Tabel
Universitas Sumatera Utara
75
skincare secara offline atas inisiatif sendiri yaitu sebesar 84 % responden yang
Tugas pemasar tidak berhenti begitu penjualan terjadi, karena pembeli akan
melakukan evaluasi setelah melakukan pembelian suatu produk sama seperti pada
puas atau tidaknya konsumen terhadap produk yang mereka beli. Keyakinan dan
sikap yang terbentuk pada tahap ini juga akan langsung mempengaruhi niat
produk skincare yang mereka beli secara offline. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar konsumen merasa puas dengan produk skincare
yang terdapat pada hasil penilaian evaluasi alternatif oleh responden pada Tabel
Universitas Sumatera Utara
76
responden diantaranya adalah harga produk yang ekonomis dan lokasi yang dekat
pembelian produk. Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian pada Tabel 4.3
yang menjelaskan alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare secara
Konsumen yang puas sudah pasti mereka akan loyal. Kepuasan konsumen
untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk skincare secara offline dengan
ulang dikarenakan konsumen merasa puas terhadap produk tersebut. Hal ini
melalukan pembelian ulang sebagai mana di tampilkan pada Tabel 4.12 berikut:
Universitas Sumatera Utara
77
orang lain atau yang lebih dikenal dengan istilah WOM (word of mouth). Hal
yang dipakainya kepada orang lain dengan persentase sebesar 93%. Dan beberapa
Sama seperti pembelian skin care secara offline, konsumen yang berbelanja
produk skincare secara online juga mempunyai persepsi bahwa konsumen bisa
Universitas Sumatera Utara
78
mendapatkan value lebih dengan membeli produk tersebut secara online. Value
menarik, hal tersebut merupakan alasan utama serta harapan konsumen dalam
membeli produk skincare. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian di mana
meskipun hasilnya variatif namun tersedianya merek yang biasa digunakan secara
alasan utama konsumen dalam membeli produk skincare secara online dapat
cukup besar dipikirkan oleh seorang konsumen dalam membeli produk skincare
secara online adalah irit dan harga murah yang mempunyai persentase 13%. Hal
ini menunjukkan bahwa skincare yang dibeli secara online diminati karena
Universitas Sumatera Utara
79
menjaga kulit menjadi lebih putih dan lebih berseri dengan persentase sebesar
46%, dan konsumen juga memiliki harapan pada produk skincare yang memiliki
harga yang irit dan juga ketersediaan produk yang memadai, dengan persentase
yang sama sebesar 21%. Dua harapan tertinggi seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 4.15, menekankan bahwa produk skincare yang dicari konsumen harus
memiliki kualitas produk yang baik dalam hal memutihkan dan menjaga kulit,
serta harga dan ketersediaan produk yang memadai sebagai mana di tampilkan
informasi tentang produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.16,
diketahui bahwa referensi dari teman memiliki bobot tertinggi yaitu 43%,
Universitas Sumatera Utara
80
Sumber informasi dengan media internet seperti Instagram, Fecebook dan lain-
lainya dinilai cukup efektif pada produk skincare, yang dibeli secara online
Berdasarkan hasil pencarian informasi pada Tabel 4.16, ada beberapa hal
tersebut diketahui bahwa hal yang menjadi perhatian utama responden adalah
merek produk tersebut dengan persentase sebesar 62%. Merek dianggap penting
bagi konsumen karena secara pemakaian skincare yang memiliki citra merek yang
tinggi dan mahal akan membuat status sosial konsumen menjadi meningkat. Tidak
hanya merek dari skincare yang menjadi fokus utama responden, banyaknya
promosi yang ditawarkan juga menjadi fokus dari perhatian mereka. Informasi
tentang promosi pada produk skincare dipilih oleh sebanyak 16% yang dapat
Universitas Sumatera Utara
81
dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini
dalam membeli skincare secara online dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:
Universitas Sumatera Utara
82
faktor merek dengan persentase sebesar 38%. Pemilihan merek sebagai faktor
utama dalam pertimbangan pembelian dapat didasari oleh pengaruh dari merek
sebuah skincare. Selain itu promosi sebagai faktor kedua dari penelitian ini
4.4.4 Pembelian
perilaku konsumen (Engel et al. 1994). Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel
terencana. Pembelian secara terencana ini dilakukan oleh 94% responden atau
Universitas Sumatera Utara
83
yang ditemui diberbagai media internet dan kemudian timbul keinginan untuk
konsumen yang loyal terhadap produk skincare. Akan tetapi apabila dihadapkan
dengan situasi yang dilematis seperti keberadaan stok produk yang biasa mereka
beli disuatu e-comerce tertentu habis atau tidak tersedia. berdasarkan Tabel 4.20
sebesar 84% responden atau hampir memilih untuk mencari alternatif pengganti
untuk produk tersebut ke marketplace online lainya, dari pada harus mencari ke
gerai pusat perbelanjaan offline di kota Medan. Hal pencarian produk alternatif
pengganti ini terjadi karena adanya situasi mendesak yang memaksa konsumen
Tindakan responden jika produk kosmetik yang biasa di gunakan tidak ada dapat
intervensi orang lain untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk tertentu.
Hasil penelitian pada Tabel 4.21 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Universitas Sumatera Utara
84
melakukan pembelian produk skincare secara online atas pengaruh teman yaitu
sebesar 45% sebagai mana dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:
produk skincare yang mereka beli secara online. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar konsumen merasa puas dengan produk skincare
yang selama ini mereka gunakan. Kepuasan responden tersebut bisa disebabkan
oleh beberapa faktor seperti yang terdapat pada hasil penilaian evaluasi alternatif
oleh responden pada Tabel 4.18. Beberapa penilaian utama yang dapat
ekonomis dan lokasi yang dekat atau terjangkau sehingga konsumen memperoleh
kemudahan untuk melakukan pembelian produk. Hal ini pun sejalan dengan hasil
penelitian pada Tabel 4.14 yang menjelaskan alasan utama konsumen dalam
membeli produk skincare secara online. Di mana diperoleh hasil bahwa sebagian
utama konsumen dalam melakukan pembelian produk tersebut. Pada Tabel 4.22
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
85
Konsumen yang puas sudah pasti mereka akan loyal. Kepuasan konsumen
ulang dikarenakan konsumen merasa puas terhadap produk tersebut. Hal ini
produk skincare akan melakukan rekomendasi kepada orang lain atau yang lebih
Universitas Sumatera Utara
86
produk kepada orang lain karena faktor tertentu sebesar 16 % yang dapat di lihat
normal terhadap 6 variabel penelitian yaitu, Merek (Mrk), Harga (Hrg), Kualitas
Swekness &Kurtosis pada penelitian ini ialah 0,095, yang berarti bahwa data
berdistribusi normal multivariate dan H0 diterima yang dapat dilihat pada Gambar
4.5 berikut:
Universitas Sumatera Utara
87
metode CFA, analisis dimulai dari tahap first order, untuk mendapatkan nilai
dengan analisis validitas dan reabilitas pada setiap variabel untuk mengetahui
model dengan indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of fits serta valid
dan reliabel. Hasil pemodelan CFA first order pada merek digambarkan pada
Universitas Sumatera Utara
88
Gambar 4.6 adalah path diagram First Order CFA merek, yang
menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat
Variabel Mrk1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Mrk1 memiliki pengaruh
Identifikasi model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index,
yang dinilai dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada
Universitas Sumatera Utara
89
Standardized Root
Std. Kecocokan
Mean Square < 0.05 0,02
RMR Baik
Residuan
Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat
dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari
construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan
hipotesis nilai construct reliability (CR) >0,8, maka dinyatakan termasuk good
Universitas Sumatera Utara
90
Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan
reliabilitas variabel merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.26 sebagai berikut:
validitas yang baik dan juga dari hasil perhitungan, SLF, dan Error, dinyatakan
convergence.
Pada pengujian model first order pada variabel harga, dilakukan pengujian
model harga, dan didapatkan hasil optimum model dengan indikator yang telah
memenuhi kriteria goodness of fits serta valid dan reliabel. Hasil pemodelan CFA
first order pada harga digambarkan pada Gambar 4.7 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
91
Gambar 4.7 adalah path diagram First Order CFA harga, yang
menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat
variabel Hrg3 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Hrg2. Hal
model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai
dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.27
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
92
Kecocokan
NFI Normed Fit Index > 0.90 1,00
Baik
Non-Normed Fit Kecocokan
NNFI > 0.90 1,01
Index Baik
Comparative Fit Kecocokan
CFI > 0.90 1,00
Index Baik
Incremental Fit Kecocokan
IFI > 0.90 1,01
Index Baik
Relative Fit Kecocokan
RFI > 0.90 1,00
Index Baik
Standardized Root
Std. Kecocokan
Mean Square < 0.05 0,011
RMR Baik
Residuan
Adjusted
Kecocokan
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0,99
Baik
Index
Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat
dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari
construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan
hipotesis nilai construct reliability (CR) >0,8, maka dinyatakan termasuk good
Universitas Sumatera Utara
93
Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan
reabilitas variabel merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.28, sebagai berikut:
Tabel 4.28, menunjukkan bahwa semua variabel Hrg1, Hrg3, Hrg4, Hrg5,
Hrg6, Hrg7 memiliki validitas yang baik, tetapi Mrk2 menunjukan nilai tidak
valid dari variabel tersebut, maka oleh itu variabel Hrg2 harus dikeluarkan dari
variabel harga. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF, dan Error, dinyatakan bahwa
Pada pengujian model first order pada variabel kualitas produk. Setelah
fits serta valid dan reliabel. Hasil pemodelan CFA first order pada kualitas
Universitas Sumatera Utara
94
Gambar 4.8 adalah path diagram First Order CFA kualitas produk, yang
menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat
variabel Kprd2 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Kprd4.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kprd2, memiliki pengaruh terbesar terhadap
model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai
dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.29
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
95
Kecocokan
NFI Normed Fit Index > 0.90 0,99
Baik
Non-Normed Fit Kecocokan
NNFI > 0.90 1,01
Index Baik
Comparative Fit Kecocokan
CFI > 0.90 1,00
Index Baik
Incremental Fit Kecocokan
IFI > 0.90 1,01
Index Baik
Relative Fit Kecocokan
RFI > 0.90 0,99
Index Baik
Standardized Root
Std. Kecocokan
Mean Square < 0.05 0,01
RMR Baik
Residuan
Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat
dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari
construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan
hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good
Universitas Sumatera Utara
96
Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan
reliabilitas variabel kualitas produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.30, sebagai
berikut:
validitas yang baik dan juga reabilitas baik. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF,
dan Error, dinyatakan bahwa variabel laten kualitas produk menunjukkan good
Pada pengujian model first order pada variabel promsi. Setelah dilakukan
pengujian model pada promosi, dan didapatkan hasil optimum model dengan
indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of fits serta pengujian validitas
Universitas Sumatera Utara
97
dan reliabilitas. Hasil pemodelan CFA first order pada promosi digambarkan pada
Gambar 4.9 adalah path diagram First Order CFA promosi, yang
menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat
variabel Prm7 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Prm2 dan
Prm4. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Prm7, memiliki pengaruh terbesar
model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai
Universitas Sumatera Utara
98
dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.31
sebagai berikut:
Standardized Root
Std.
Mean Square < 0.05 0.028 Kecocokan Baik
RMR
Residuan
Goodness Of Fit
GFI > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index
Adjusted
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0.96 Kecocokan Baik
Index
Sumber : Pengolahan data
Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat
dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari
construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan
Universitas Sumatera Utara
99
hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good
reliability dan nilai extracted (AVE) > 0,5 menunjukkan adequate convergence.
Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan
reabilitas variabel promosi yang dapat dilihat pada Tabel 4.32, sebagai berikut:
validitas yang baik dan juga reliabilitas baik. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF,
dan Error, dinyatakan bahwa variabel laten promosi menunjukkan good reliability
Pada pengujian model first order pada variabel distribusi. Setelah dilakukan
pengujian model pada distribusi, dan didapatkan hasil optimum model dengan
indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of fits serta pengujian validitas
Universitas Sumatera Utara
100
dan reliabilitas. Hasil pemodelan CFA first order pada distribusi digambarkan
Gambar 4.10 adalah path diagram First Order CFA distribusi, yang
menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar terdapat
variabel Dstr1 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel Dstr7. Hal
model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit Index, yang dinilai
dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa dilihat pada Tabel 4.33
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
101
Relative Fit
RFI > 0.90 Kecocokan Baik
Index 0,98
Standardized
Std. Root
< 0.05 0.026 Kecocokan Baik
RMR Mean Square
Residuan
Goodness Of Fit
GFI > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index
Adjusted
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0.96 Kecocokan Baik
Index
Sumber : Pengolahan data
Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat
dilanjutkan untuk tahap validitas dan reliabilitas, dengan melihat nilai dari
construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan
hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good
reliability dan nilai extracted (AVE) > 0,5 menunjukkan adequate convergence.
Universitas Sumatera Utara
102
Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan
reliabilitas variabel distribusi yang dapat dilihat pada Tabel 4.34, sebagai berikut;
validitas yang baik dan juga reabilitas baik. Dilihat dari hasil perhitungan, SLF,
hasil optimum model dengan indikator yang telah memenuhi kriteria goodness of
Universitas Sumatera Utara
103
fits serta pengujian validitas dan reliabilitas. Hasil pemodelan CFA first order
Gambar 4.11 adalah path diagram First Order CFA keputusan pembelian,
yang menunjukkan nilai standardize nya, dimana nilai loading faktor terbesar
terdapat variabel Kpem7 dan nilai loading faktor terkecil ditunjukan oleh variabel
Kpem1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kpem7, memiliki pengaruh terbesar
model. Identifikasi model dilakukan dengan melihat kriteria dari Goodness Of Fit
Index, yang dinilai dari 9 indikator GOFI (Goodness Of Fit Index), yang bisa
Universitas Sumatera Utara
104
Standardized Root
Std.
Mean Square < 0.05 0.019 Kecocokan Baik
RMR
Residuan
Goodness Of Fit
GFI > 0.90 0.99 Kecocokan Baik
Index
Adjusted
AGFI Goodness of Fit > 0.90 0.98 Kecocokan Baik
Index
Sumber : Pengolahan data
Fit Index), dinyatakan memiliki kecocokan dan model yang baik, sehingga dapat
dilanjutkan untuk tahap validitas dan reabilitas, dengan melihat nilai dari
construct reliability (CR) dan juga average variance extracted (AVE), dengan
Universitas Sumatera Utara
105
hipotesis nilai construct reliability (CR) > 0,8, maka dinyatakan termasuk good
reliability dan nilai extracted (AVE) > 0,5 menunjukkan adequate convergence.
Dari hasil perhitungan nilai SLF dan Error didapatkan pengukuran validitas dan
reliabilitas variabel keputusan pembelian yang dapat dilihat pada Tabel 4.36,
sebagai berikut:
memiliki validitas yang baik dan juga reliabilitas baik. Dilihat dari hasil
variabel, selanjutnya pada penelitian ini akan menguji model strucktur pada
Universitas Sumatera Utara
106
Untuk dapat menguji hipotesa model struktur pada jenis pembelian offline,
analisis pengujian hipotesa terhadap 4 variabel laten eksogen yaitu, Mrk Hrg,
Kprd, Prm, dan Dstr terhadap variabel laten endogen Kpem, dapat dilihat pada
Universitas Sumatera Utara
107
Universitas Sumatera Utara
108
Dari hasil uji model struktural keputusan pembelian skincare secara offline
menggunakan software Lisrel, didapatkan hasil bahwa hipotesa H1, H2, H3, dan
nilai statistik-t < 1,96 yang berarti bahwa Variabel Prm (promosi) tidak memiliki
pada variabel Kprd memiliki nilai statistik-t tertinggi mencapai 3,41 yang berarti
Koefisien
Hipotesis Path Statistik-t Hasil
Standar
Universitas Sumatera Utara
109
endogen yaitu, Mrk, Hrg, Kprd, Prm, dan Dstr terhadap variabel laten eksogen
Universitas Sumatera Utara
110
Dari hasil uji model struktural keputusan pembelian skincare secara online
menggunakan software Lisrel, didapatkan hasil bahwa hipotesa H1, dan H4 yang
diterima sedangkan untuk hipotesa H2, H3, dan H5 ditolak dikarenakan pada
model struktural pembelian skincare secara online nilai statsitik-t < 1,96 yang
berarti bahwa Variabel Hrg (harga), Kprd (kualitas produk) dan Dstr (Distribusi)
Pembelian), dan pada variabel Mrk dan Prm memiliki nilai statistik-t > 1,96 dan
untuk variabel Mrk mempunyai nilai statistik-t tertinggi yaitu 2,68 yang berarti
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara merek terhadap
tersebut, dikarenakan merek yang baik dan terkenal sangat menarik perhatian
pengujian model struktural online dapat dilihat pada Tabel 4.38 sebagai berikut:
Koefisien
Hipotesis Path t-value Hasil
Standar
Universitas Sumatera Utara
111
4.8 Pembahasan
offline dan online, pada penelitian ini akan dilanjutkan dengan pembahasan
penelitian ini dimulai dari pembahasan model offline, model online dan
pembahasan perbandingan.
offline.
Dapat dilihat dari statistik-t yang bernilai 2,66 > 1,95 dan nilai
tinggi citra suatu merek produk skincare tersebut maka semakin tinggi
terkenal apabila dipakai, akan menaikan status sosial serta gensi dalam
Universitas Sumatera Utara
112
offline.
Dapat dilihat dari nilai statistik-t sebesar 2,22 yang > 1,95 dan
nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,21, yang berarti semakin
tersebut secara offline. Hal ini dapat terjadi karena rata-rata konsumen
penghasilan yang tidak tergolong tinggi, maka oleh itu tentu harga
secara offline.
secara offline.
Universitas Sumatera Utara
113
Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai paling tinggi yaitu 3,41 >
1,95 dan nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,29. Yang
produk cream wajah yang memiliki kualitas produk yang tinggi, tentu
melalui offline.
Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai 0,74 yang < 1,95 dan
nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,07. Yang berarti promosi
Universitas Sumatera Utara
114
tersebut. Hal ini dapat terjadi karena setiap konsumen yang membeli
tersebut sudah banyak dipakai oleh pasar apa tidak. Promosi dapat
melalui offline.
Dapat dilihat statistik-t yang bernilai 2,58 yang < 1,95 dan nilai
produk skincare secara offline. Hal ini dapat terjadi karena setiap
Universitas Sumatera Utara
115
online.
Dapat dilihat dari statistik-t yang bernilai 2,68 yang > 1,95 dan
Universitas Sumatera Utara
116
platfrom online.
Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai 1,64 yang < 1,95
dan nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,17. Yang berarti
tersebut sudah bisa sampai tepat waktu apa tidak. Harga dapat
Universitas Sumatera Utara
117
1,95 dan nilai standart koefisien yang bernilai negatif -0,06. Yang
Universitas Sumatera Utara
118
platform online.
Dapat dilihat dari Statistik-t yang bernilai 2,06 yang > 1,95
dan nilai standart koefisien yang bernilai positif 0,18. Yang berarti
diberbagai media online mulai dari by one get one, cashback dan
Platform online.
yang < 1,95 dan nilai standart koefisien yang bernilai negatif -
Universitas Sumatera Utara
119
offline dan online. Perbandingan tersebut menggunakan nilai R-square atau nilai
koefisien determinasi yang mana nilai tersebut menunjukan seberapa besar nilai
Universitas Sumatera Utara
120
Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan ialah Merek, Harga,
Dari Gambar 4.14 diatas dapat kita lihat bahwa keputusan pembelian
skincare secara offline mempunyai nilai R-square yaitu 0,58 atau 58%, yang
merek, harga, kualitas produk, promosi dan distribusi sebesar 58%, yang berarti
42% itu dijelaskan oleh variabel lain, yang tidak terdapat pada penelitian ini. Dari
pembelian secara offline lebih bisa menjelaskan variabel pada penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
121
dimiliki oleh persepsi Kualitas produk yang secara statistik-t memiliki nilai yang
paling tinggi sebesar 3,41 daripada variabel lainnya. Dengan kata lain, persepsi
kualitas produk memiliki andil yang paling besar dalam mempengaruhi keputusan
persepsi merek yang secara statistik-t memiliki nilai yang paling tinggi sebesar
2,68 daripada variabel lainnya. Dengan kata lain, persepsi merek memiliki andil
produk skincare secara online Melihat hasil dari analisis statistik yang dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh implikasi manajerial yang tepat dan
Universitas Sumatera Utara
122
Universitas Sumatera Utara
123
Universitas Sumatera Utara
124
BAB 5
5.1 Kesimpulan
online yang di survey pada tahun 2020, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
produk produk skin care secara offline dan online, dimulai dari
merek skin care yang biasa mereka gunakan sebagai alasan utama dalam
pembelian produk skin care secara offline dan online. Pada tahap
dalam pembelian produk skin care secara offline dan online. Pada tahap
mayoritas terletak pada merek sebuah produk skin care dalam pembelian
dalam pemakaina produk skin care terebut dan konsumen pun bersedia
124
Universitas Sumatera Utara
125
2. Dari Second Order CFA dibagi menjadi dua yaitu pembelian melalui
distribusi (2,58), harga (2,22), dan kualitas produk (3,41), yang berarti
dari T-values pada variabel merek (2,68) dan promosi (2,06), yang berarti
Universitas Sumatera Utara
126
5.2 Saran
dapat meningkat.
Universitas Sumatera Utara
127
DAFTAR PUSTAKA
Arif Rahman Hakim, Citra, Muhammad Daviya Nur Fauzi. (2016). Industri Kosmetik
dan Manfaat Bagi Konsumen Kosmetik di Indonesia.
127
Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edidi bahasa Indonesia. Buku Kedua.
Jakarta.
Infographics. (2010, mei 1). Infographics. Retrieved from raconteur:
www.raconteur.net/infographics.
Jackpat. (2020, juni 2). Jackpat. Retrieved from Indonesia Ecommerce Trend 1st
Semester of 2019 –JAKPAT Survey Report: https://blog.jakpat.net/indonesia-
ecommerce-trend 1st-semester-of-2019-jakpat-survey-report/.
Moslehpour, M., Wong, W.-K., Pham, K.V. and Aulia, C.K. (2017), "Repurchase
intention of Korean beauty products among Taiwanese consumers", Asia
Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 29 No. 3, pp. 569-588.
Nidia Sri Cahyani, S.L.H.V. Joyce Lapian, Johan Tumiwa. (2017). the effect of brand
image, perceived prce, and perceived quality on consumers’ purchase
decision of pond’s skin care product. Jurnal EMBA ISSN 2303-1174, Vol.5
No.2.
Nurhayati, Siti. (2017). “Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Samsung Di Yogyakarta”. JMBA, Vol.IV,
No.2 (September).
Novita Ariestanty, Y. I. (2019). The Effect of Marketing Mix and Brand Image on
Purchase Decisions of Fashion Online Products. Journal of Research in
Business, Economics and Managemet, ISSN.
Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Gramedia
Pustaka, Jakarta.
Parmana, I. F. (2019). The Influence Of Marketing Mix Factors In Purchasing
Decision For Wooden Furniture Case Of Furnimart Bogor. Indonesian
Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 5 No. 1.
Report, E. S. (2019, maret 1). Indonesian French Chamber of Commerce and
Industry. Retrieved
from www.eibn.org: https://indonesien.ahk.de/fileadmin/AHK_Indonesien/Pu
blication/PDF_Publication/EIBN/2019_EIBN_New_Report_-
_Sector_Cosmetics.pdf.
S, A. S. (2018). A study on factors influencing cosmetic buying. International
Journal of Pure and Applied Mathematics, Volume 118 No. 9.
Smt. Uma Minajigi, Dr. Asha. (2019). A Study of Consumer Behavior in the
Purchasing Decision of Cosmetics. research review International Journal of
Multidisciplinary ISSN: 2455-3085, Volume-04, Issue-02.
Sukristiani, D. (2014). Pengetahuan tentang kosmetika perawatan kulit wajah dan
riasan pada mahasiswi jurusan kesejahteraan keluarga fakultas
teknikuniversitas negeri padang. Ft unp.
Sumarwan, et al. (2011). Riset Pemsaran dan Konsumen. Bogor : IPB Press
Wijanto, S. (2008. Structural Equation Modelling dengan Lisrel 8.8. Graha Ilmu,
Yogyakarta
KUESIONER PENELITIAN
No.Responden
Kuesioner ini merupakan salah satu rujukan yang akan digunakan sebagai alat
pengumpulan data untuk penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pengaruh
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Skincare melalui Online dan Offline”, guna
menyelesaikan tugas akhir yang dilakukan oleh:
Bagian 1. Screening
Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada pilihan jawaban yang anda anggap sesuai.
132
Universitas Sumatera Utara
133
(Jika kecamatan tempat tinggal anda tidak tercantum dalam pilihan jawaban,
maka anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner)
Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada satu alternatif jawaban yang
sesuai dengan pilihan Anda.
A. Pengenalan Kebutuhan
1. Apa yang menjadi alasan utama Anda dalam membeli produk skincare
cream wajah melalui offline shop?
a. Harganya lebih murah di banding produk yang lain
b. Poduk cocok digunakan untuk kulit
c. Tersedia merek produk skincare yang biasa saya gunakan
d. Terdapat promosi yang menarik
B. Pencarian Informasi
a. Teman b. Saudara/keluarga
c. Media konvensional (melihat atau mendengar iklan spanduk koran)
d . Lainnya, sebutkan..........
c. Jenis/varian produk
d. Ketersediaan produk
C. Evaluasi Alternatif
D. Pembelian
E. Pasca Pembelian/Hasil
9. Apakah Anda puas dengan produk yang anda beli melalui offline shop?
a. Ya
b. Tidak
10.Apakah Anda akan melakukan pembelian kembali terhadap produk skincare
cream wajah melalui offline shop?
a. Ya
b. Tidak
Petunjuk: Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai dengan
pilihan jawaban Anda berdasarkan keterangan pilihan jawaban berikut:
gunakan
Mrk 7 Apabila ada perubahan harga dari
merek yang saya sukai maka saya tetap
membelinya
B Harga
Hrg 1 Saya memutusakan membeli skincare
krim wajah dikarenakan harganya yang
cukup terjangkau
Hrg 2 Saya akan beralih merek skincare krim
wajah jika ada merek yang lebih murah
dari merek yang biasa saya gunakan
Hrg 3 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah apabila harga yang
di tawarkan sesuai dengan kualitas
produk tersebut
Hrg 4 Saya tetap membeli produk skincare
krim wajah yang biasa saya gunakan
walaupun terdapat harga yang bersaing
dengan merek lainnya
Hrg 5 Saya memutusakan membeli produk
skincare krim wajah dikarenakan harga
nya sesuai dengan manfaat yang saya
rasakan
Hrg 6 Jika harga produk skincare krim wajah
melalui offline lebih mahal
dibandingkan melalui online. Maka
saya tetap membeliya.
Hrg 7 Harga produk menjadi pertimbangan
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden
Kuesioner ini merupakan salah satu rujukan yang akan digunakan sebagai alat
pengumpulan data untuk penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pengaruh
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Skincare melalui online dan Offline”, guna
menyelesaikan tugas akhir yang dilakukan oleh:
Bagian 1. Screening
Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada pilihan jawaban yang anda anggap sesuai.
1. Apakah Anda pernah belanja produk skincare cream wajah melalui online
shop dalam kurun waktu 3 bulan terakhir?
a. Ya b. Tidak
(Jika kecamatan tempat tinggal anda tidak tercantum dalam pilihan jawaban,
maka anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner)
e. > Rp 7.000.000
Petunjuk: Isilah dan beri tanda (x) pada satu alternatif jawaban yang
sesuai dengan pilihan anda.
A. Pengenalan Kebutuhan
3. Apa yang menjadi alasan utama anda dalam membeli produk skincare
cream wajah melalui online shop?
a. Harganya lebih murah di banding produk yang lain
b. Produk cocok digunakan untuk kulit
c. Tersedia merek produk skincare yang biasa saya gunakan
d. Terdapat promosi yang menarik
B. Pencarian Informasi
b. Teman
c. Saudara/keluarga
d. Media elektronik (melihat atau mendengar iklan di internet)
d . Lainnya, sebutkan ..........
e. Jenis/varian produk
f. Ketersediaan produk
C. Evaluasi Alternatif
D. Pembelian
f. Terencana
g. Tidak terencana/tergantung situasi
8. Apakah yang anda lakukan jika tidak menemukan skincare cream wajah
melalui online shop?
h. Mencari ke toko offline
i. Mencari merek alternatif pengganti di marketplace lainnya.
9. Siapa yang mempengaruhi anda dalam melakukan keputusan pembelian produk
skincare cream wajah melalui online shop?
a. Inisiatif sendiri
b. Iklan
c. Teman
d. Saudara/keluarga
e. Lainnya, sebutkan..........
E. Pasca Pembelian/Hasil
10. Apakah Anda puas dengan produk skincare cream wajah yang anda beli
melalui online shop?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah Anda akan melakukan pembelian kembali terhadap produk skincare
cream wajah melalui online shop?
c. Ya
d. Tidak
Petunjuk: Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan
jawaban Anda berdasarkan keterangan pilihan jawaban berikut:
3. Karateristik Responden
Statistics
Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
N Valid 200 200 200 200
Missing 0 0 0 0
Mean 2,52 4,48 3,01 2,40
Median 2,00 5,00 3,00 2,00
Mode 2 5 3 2
Std. Deviation ,716 ,907 1,345 ,850
Sum 503 895 602 479
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Vali <20 Tahun 11 5,5 5,5 5,5
d 21 - 30 Tahun 90 45,0 45,0 50,5
31 - 40 Tahun 84 42,0 42,0 92,5
>40 Tahun 15 7,5 7,5 100,0
Total 200 100,0 100,0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SMA 43 21,5 21,5 21,5
D3 33 16,5 16,5 38,0
S1 110 55,0 55,0 93,0
S2 14 7,0 7,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Vali Pelajar/Mahasiswa 39 19,5 19,5 19,5
d Ibu Rumah Tangga 31 15,5 15,5 35,0
Pegawai Swasta 50 25,0 25,0 60,0
PNS 49 24,5 24,5 84,5
Wiraswasta 31 15,5 15,5 100,0
Total 200 100,0 100,0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 22 11,0 11,0 11,0
1.000.000 - 3.000.000 101 50,5 50,5 61,5
3.000.000 - 5.000.000 55 27,5 27,5 89,0
5.000.000 - 7.000.000 20 10,0 10,0 99,0
>7.000.000 2 1,0 1,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
Tabel. Validitas & Reabilitas Merek Tabel. Validitas & Reabilitas Harga
SLF SLF*SLF Error SLF SLF*SLF Error
0.78 0.6084 0.39 0.78 0.6084 0.39
0.77 0.5929 0.41 0.42 0.1764 0.83
0.63 0.3969 0.61 0.8 0.64 0.36
0.72 0.5184 0.49 0.75 0.5625 0.44
0.72 0.5184 0.48 0.78 0.6084 0.4
0.69 0.4761 0.52 0.77 0.5929 0.41
0.68 0.4624 0.54 0.61 0.3721 0.62
CR 0.878617 CR 0.87481
VE 0.509517 VE 0.507895
Tabel. Validitas & Reabilitas Promosi Tabel. Validitas & Reabilitas Distribusi
SLF SLF*SLF Error SLF SLF*SLF Error
0.71 0.5041 0.49 0.76 0.5776 0.42
0.65 0.4225 0.57 0.74 0.5476 0.45
0.69 0.4761 0.52 0.74 0.5476 0.45
0.65 0.4225 0.58 0.7 0.49 0.51
0.71 0.5041 0.49 0.71 0.5041 0.5
0.76 0.5776 0.42 0.68 0.4624 0.54
CR 0.87595 CR 0.875324
VE 0.503243 VE 0.501692
CR 0.881844 CR 0.882459
VE 0.516715 VE 0.518785
Mrk1-Mrk7=Mrk
Relationships
Path Diagram
End of Problem
Covariance Matrix
Covariance Matrix
Mrk7
--------
Mrk7 1.26
Number of Iterations = 4
Measurement Equations
(0.064) (0.053)
12.61 7.86
Mrk
--------
1.00
Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 19.23 (P = 0.16)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 18.95 (P = 0.17)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 4.95
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 20.50)
Hrg1 Hrg3-Hrg7=Hrg
Path Diagram
End of Problem
Covariance Matrix
Number of Iterations = 3
Measurement Equations
(0.073) (0.070)
12.09 8.30
Hrg
--------
1.00
Degrees of Freedom = 9
Minimum Fit Function Chi-Square = 2.16 (P = 0.99)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 2.20 (P = 0.99)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 0.0)
Covariance Matrix
Covariance Matrix
Kprd7
--------
Kprd7 1.09
Number of Iterations = 4
Measurement Equations
Kprd
--------
1.00
Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 7.86 (P = 0.90)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 7.86 (P = 0.90)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 2.61)
Covariance Matrix
Covariance Matrix
Prm7
--------
Prm7 1.34
Number of Iterations = 4
Measurement Equations
Prm
--------
1.00
Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 15.08 (P = 0.37)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 15.49 (P = 0.35)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 1.49
Dstr1-Dstr7=Dstr
Path Diagram
End of Problem
Covariance Matrix
Covariance Matrix
Dstr7
--------
Dstr7 1.29
Number of Iterations = 4
Measurement Equations
(0.066) (0.058)
11.70 8.24
Dstr
--------
1.00
Degrees of Freedom = 14
Minimum Fit Function Chi-Square = 14.73 (P = 0.40)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 14.22 (P = 0.43)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.22
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 13.42)
Covariance Matrix
Kpem1 Kpem2 Kpem3 Kpem4 Kpem5 Kpem6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
Kpem1 1.25
Kpem2 0.59 1.27
Kpem3 0.56 0.62 1.10
Kpem4 0.57 0.66 0.62 1.41
Kpem5 0.62 0.58 0.53 0.64 1.24
Kpem6 0.58 0.69 0.60 0.77 0.64 1.31
Kpem7 0.71 0.75 0.68 0.83 0.73 0.80
Covariance Matrix
Kpem7
--------
Kpem7 1.31
Number of Iterations = 4
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
Measurement Equations
Kpem1 = 0.74*Kpem, Errorvar.= 0.71 , Rý = 0.43
(0.074) (0.078)
9.99 9.03
Kpem2 = 0.80*Kpem, Errorvar.= 0.63 , Rý = 0.50
(0.072) (0.072)
11.00 8.72
Kpem3 = 0.73*Kpem, Errorvar.= 0.57 , Rý = 0.48
(0.068) (0.065)
10.66 8.83
Kpem4 = 0.86*Kpem, Errorvar.= 0.67 , Rý = 0.52
(0.076) (0.078)
11.32 8.60
Kpem5 = 0.76*Kpem, Errorvar.= 0.66 , Rý = 0.47
(0.073) (0.074)
10.48 8.89
Kpem6 = 0.84*Kpem, Errorvar.= 0.60 , Rý = 0.54
(0.073) (0.070)
11.63 8.48
Kpem7 = 0.95*Kpem, Errorvar.= 0.40 , Rý = 0.69
(0.069) (0.056)
13.88 7.13
Relationships
Mrk1=1*MrkL
Mrk2-Mrk7=MrkL
Hrg1=1*HrgL
Hrg3-Hrg7=HrgL
Kprd1=1*KprdL
Kprd2-Kprd7=KprdL
Prm1=1*PrmL
Prm2-Prm7=PrmL
Dstr1=1*DstrL
Dstr2-Dstr7=DstrL
Kpem1=1*KpemL
Kpem2-Kpem7=KpemL
Covariance Matrix
Number of Iterations = 76
Measurement Equations
Structural Equations
Relationships
Mrk1=1*MrkL
Mrk2-Mrk7=MrkL
Hrg1=1*HrgL
Hrg3-Hrg7=HrgL
Kprd1=1*KprdL
Kprd2-Kprd7=KprdL
Prm1=1*PrmL
Prm2-Prm7=PrmL
Dstr1=1*DstrL
Dstr2-Dstr7=DstrL
Kpem1=1*KpemL
Kpem2-Kpem7=KpemL
Covariance Matrix
Number of Iterations = 23
Measurement Equations
4.15 8.91
3.19 9.34
(0.10) (0.12)
-0.15 10.21
Structural Equations