Anda di halaman 1dari 10

Print ISSN:1412-7873; Online ISSN: 2598-7402

PEMASARAN MUSIK PADA ERA DIGITAL


DIGITALISASI INDUSTRI MUSIK
DALAM INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA
Gerry Wahyu Dewatara, Sari Monik Agustin

Manajemen Komunikasi Pascasarjana, Universitas Indonesia, Depok.


dewataragerry@gmail.com

Diajukan: 18-03-2019; Direview: 25-04-2019; Diterima: 25-05-2019;

Abstract
This study we will discuss how digitalization in the music industry affects music marketing This has a big impact
on music industry in terms of music marketing and for consumers in terms of enjoying music. Streaming services
have become something very influential in the digital era that we know as industry 4.0. The music industry can no
longer rely on physical products and consumers are now more selective in enjoying music. The method used in this
study is a qualitative method with a phenomenological research strategy about what is experienced by research
subjects, such as; behaviors, perceptions, motivations, actions, etc. holistically and by means of descriptions in
the form of words and languages. The results of this study are that for consumers it is easier to find music and
industry players are very supportive of digitalization in the music industry because it makes it easier to market
their music and help protect their intellectual propertybecause it reduces piracy.

Keywords: Industrial revolution 4.0, Marketing, Music.

Abstrak
Penelitian ini akan membahas bagaimana digitalisasi dalam industri musik mempunyai dampak pada pemasaran
musik. Hal tersebut berdampak besar bagi para pelaku industri dalam hal pemasaran musik maupun konsumen
dalam hal menikmati musik. Layanan streaming menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh dalam era digital
yang kita kenal industri 4.0. Industri musik tidak lagi dapat bergantung pada produk fisik dan konsumen pun
kini lebih selektif dalam menikmati musik. .Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan strategi penelitian fenomenologi tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti; perilaku,
persepsi,motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa. Hasil penelitian ini adalah bagi konsumen adalah mudahnya pencarian musikdan pelaku industri sangat
mendukung adanya digitalisasi dalam industri musik karena mempermudah dalam memasarkan musik mereka
dan membantu melindungi kekayaan intelektual mereka karena mengurangi pembajakan.

Kata Kunci: Revolusi Industri 4.0, Pemasaran, Musik.

S
PENDAHULUAN produktivitas dan peningkatan kesejahteraan pada
etiap perubahan pada revolusi industri negara yang mampu mengambil semua pengaruh
membawa keuntungan dan tantangannya positif, termasuk di dalamnya barang dan jasa
sendiri.Pada revolusi industri keempat, dengan kualitas tinggi (Morrar et al,2017).
internet menjadi kunci utama dan sukses karena Hal ini juga berdampak pada industri musik,
itu dianggap sebagai teknologi infrastruktur musik sebagai bagian integral dari masyarakat
publik daripada teknologi yang bersifat paten dan juga bagian dari masyarakat di seluruh
(Carr,2003). Internet telah merubah wajah dunia adalah seni yang bertujuan untuk memberi
ekonomi di dunia, dan perubahan ini diharapkan “asupan” kepada jiwa dan mewarnai emosi melalui
untuk berlanjut dengan Internet of Things (IoT). lagu. Musik sebagai salah satu sarana hiburan yang
Semua revolusi industrial telah menghasilkan di nikmati di dunia mempunyai banyak genre di
pada perkembangan ekonomi, peningkatan dalamnya. musik berada di mana saja baik itu

1
WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 1 - 10

dalam film,iklan,video game, bahkan sampai smartphone dan Internet aktif telah mendukung
nada sambung panggilan pun menyediakan musik perkembangann industry musik digital, khususnya
sebagai pengganti nada panggilan konvensional. layanan musik streaming.
Pemasaran musik pun terus berkembang dari masa Seiring dengan munculnya layanan streaming
ke masa, diawali dengan penjualan fisik seperti musik musisi di indonesia tidak perlu takut lagi
piringan hitam, kaset, cd (yang seringkali disebut dalam memasarkan karya mereka.Pemunculan
dengan era analog) dan sekarang sampai dimana yang cepat dari teknologi baru telah mengakibatkan
penjualan musik tidak terbatas dengan pemasaran perubahan besar yang dulunya adalah bisnis
bentuk fisik saja tetapi juga pemasaran dalam model yang lurus untuk sukses di industri musik,
bentuk digital. Dalam era digital ini lah muncul mengakibatkan banyak pemimpin industri untuk
berbagai masalah dalam pemasaran musik., melihat lagi untuk menjalankan bentuk seni mereka.
sebelum masuk ke era digital pun di indonesia Pada era digital ini label rekaman mulai kehilangan
sendiri sudah mengalami masalah dengan yang peranan karena para musisi lebih mudah untuk
namanya pembajakan musik. tercatat pada tahun mempromosikan dan memasarkan karya mereka,
1967-1968 banyak dilakukan penjualan kaset gelap membuat para musisi untuk kepemilikan penuh
yang berisikan 24 lagu hanya dijual seharga Rp.600, dari karya yang mereka buat (Halonen-Akatwijuka
sedangkan rekaman yang resmi dijual dengan dan Regner,2004). Pada artikel ini akan membahas
harga Rp.1200 berisikan 12 lagu (Theodore,2013). teori tentang revolusi industri 4.0, pemasaran dan
Mengutip dari Antara news (2017) pembajakan pemasaran digital dan juga penggunaan media baru
musik meningkat di seluruh dunia dengan adanya untuk digunakan dalam memasarkan karya musik.
40% penikmat musik yang mengakses tanpa izin, Perkembangan teknologi yang pesat telah
International Federation of Phonogographic melahirkan sebuah era baru dalam industri musik.
Industry (IFPI) mengatakan bahwa mesin pencari Cepatnya perubahan yang terjadi serta-merta
di internet telah mempermudah pembajakan. Tetapi menggeser tatanan dan merombak ulang segala
disamping sisi negatif dari maraknya pembajakan yang telah dibentuk dahulu. Industri musik yang
musik secara digital ada juga sisi positif yang dahulu sangat bergantung pada penjualan musik
dapat diambil dan dimanfaatkan para musisi untuk melalui medium fisik, kini telah menjadi medium
memasarkan musik mereka dan meningkatkan digital. Perubahan penjualan dari fisik ke digital
penjualan musik mereka. Dalam revolusi industri pun merubah strategi dan juga cara yang digunakan
masa kini yang disebut dengan revolusi industri oleh pihak manajemen ,label, musisi independent
4.0 semua hal terhubung di internet dan ini dapat untuk memasarkan hasil produksinya.
dimanfaatkan oleh para pelaku di bidang industri
musik. LITERATUR DAN METODOLOGI
Sebagaimana teknologi dan media baru
semakin maju dan semakin canggih, begitu juga Industri 4.0
dengan pemasaran dan promosi untuk industri Industri 4.0 adalah apa yang disebut dengan
musik Mengutip dari Bisnis.com (2017) industri “pabrik pintar” (Dutton,2014). Buhr (2015)
musik digital diperkirakan akan menjadi tren mengatakan Pada pabrik pintar, salinan virtual
seiring dengan tingginya penetrasi smartphone dan dari dunia fisik dan pengambilan keputusan
Internet yang menurut data Asosiasi Penyelenggara desentralisasi dapat dikembangkan. Dan juga,
JasaInternet Indonesia telah mencapai angka sistem fisik dapat bekerja sama dan berkomunikasi
sebesar 132,7 juta pengguna Internet aktif.Ventha satu sama lainnya dan dengan manusia secara real
Lesmana, Asosiasi Industri Rekaman Indonesia time, semua dimungkinkan karena IoT dan servis
(ASIRI) mengemukakan dewasa ini hampir yang berhubungan. Konsep dari industri 4.0 berasal
seluruh penikmat musik Indonesia mulai beralih dari jerman dan telah diakui oleh negara yang
dari konvensional ke arah digital. Berdasarkan memimpin industri, walaupun itu dikenal dengan
data International Federation of the Phonographic “perusahaan terhubung” di Amerika dan “revolusi
Industry (IFPI) melalui Global Music Report industri keempat” di Inggris (Morrar et al,2017).
2016 disebutkan peningkatan jumlah pengguna Industri 4.0 dibangun oleh transformasi teknologi

2
Gerry Wahyu Dewatara, Sari Monik Agustin, Pemasran Musik Pada Era Digital...

sebelumnya yaitu tenaga uap, yang dimana Pemasaran


menjadi kekuatan pengubah di abad 19; listrik, Menurut Kotler dan Keller (2012:5), pemasaran
yang mengubah abad 20; dan era komputer yang adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan
dimulai pada tahun 1970 (Cordes dan Stacey,2017). seseorang atau kelompok untuk memperoleh
Schmitt (2017) menjelaskan tiga alasan mengapa sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan melalui
industri 4.0 sangatlah penting dan dianggap sebagai penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
hal yang revolusioner di era teknologi informasi Selanjutnya The American Marketing Association
dan operasi pasar terbuka. Pertama, industri 4.0 (AMA) mendefinisikan pemasaran sebagai
mengurangi beban dari tantangan saat ini untuk suatu fungsi organisasi dan proses perencanaan
pabrik dalam rangka untuk membuat perusahaan untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
lebih fleksibel dan lebih responsif terhadap tren memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
bisnis, diantara tantangan ini adalah yang dimana mengelola hubungan pelanggan dengan cara
tantangan ini meningkatkan perubahan pasar, siklus yang menguntungkan organisasi dan pemangku
hidup produksi yang lebih pendek, kompleksitas kepentingannya, sertapelaksanaan konsepsi,
produk yang lebih tinggi dan rantai suplai global. penetapan harga, promosi, dan distribusi ide,
Kedua, industri 4.0 memungkinkan perubahan dari barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran
ekonomi modern untuk menjadi lebih inovatif dan yang memuaskan tujuan individu dan Menurut
maka dari itu meningkatkan produktivitas. Kotler dan Keller (2012:47) mendefinisikan bauran
Diharapkan bahwa dengan penggunaan pemasaran atau marketing mix sebagai seperangkat
teknologi modern seperti rantai digital, sistem alat pemasaran perusahaan yang digunakan untuk
pintar, dan internet industrial akan mempercepat mencapai tujuan pemasarannya di pasar yang
inovasi karena bisnis model dapat diterapkan menjadi sasarannya; Produk (Product), Harga
dengan lebih cepat. Ketiga,ini menyorot peran (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion)
dari konsumen sebagai co-produser dan menaruh Menurut Kolter dan Keller (2012:20) Ada
mereka sebagai pusat dari segala aktivitas. enam konsep untuk bersaing yang digunakan oleh
Kustomisasi dari sebuah produk adalah aktivitas organisasi untuk memilih cara berbisnis yang
yang paling penting dalam rantai nilai produk, mereka lakukan: konsep produksi, konsep produk,
dan digitisasi akan memfasilitasi crowdsourcing, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep
yang dengan sebaliknya akan mempercepat proses pelanggan, dan konsep pemasaran masyarakat.
desain. Industri 4.0 menempatkan manusia sebagai Tiga konsep pertama mempunya manfaat
pusat dari produksi. Pekerja akan ditugaskan yang terbatas dewasa ini. Konsep pemasaran
dimana bantuan dibutuhkan, maka dari itu akan ada menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
permintaan yang besar kepada workforce untuk skill organisasi adalah menentukan kebutuhan dan
dalam menangani proyek yang kompleks, tetapi keinginan pasar sasaran memberikan kepuasan
juga selain itu pekerjaan yang fleksibel juga akan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien
tersedia. Acatech (2014) menjelaskan industri 4.0 dibandingkan pesaing.
sebagai IoT: data dan jasa akan merubah produksi
di masa depan,logistik dan proses kerja. Ini berarti Pemasaran Digital
bahwa evolusi dari IoT telah jauh melampaui Pemasaran digital sebagai konsep yang harus
aplikasi yang terhubung dengan interet dalam diperhatikan para pelaku industri musik saat
beberapa tahun terakhir integrasi dari teknologi ini memegang peranan sangat penting untuk
yang berbeda seperti mesin pembelajar, sistem mengenalkan karya yang mereka ciptakan untuk
yang tertanam, dan koneksi nirkabel. Vermesan diperkenalkan kepada publik. Menurut Chaffey
(2014) mengatakan bahwa tujuan utama dari (2008:339) istilah pemasaran digital (Pemasaran
IoT adalah untuk “membuat segala hal menjadi melalui Internet) cenderung mengacu pada
terhubung,kapan saja,dimana saja, denga apapun eksternal perspektif tentang bagaimana internet
dan siapapun dengan menggunakan semua jalur/ dapat digunakan bersama-sama dengan media
jaringan dan semua servis. tradisional untuk mendapatkan dan memberikan
layanan kepada pelanggan. Menurut Mohammed,

3
WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 1 - 10

Fisher, Jaworski, & Paddison, (2003:161): elemen- sangatlah penting (Murphy,2015).


elemen bauran pemasaran melalui internet terdiri Konsistensi sangatlah penting dalam
dari lima elemen yaitu: Produk, Harga Komunikasi, membangun identitas brand dan adalah kunci dari
Komunitas, dan Distribusi. teori pemasaran yang disebut dengan integrated
marketing communications (IMC) menjelaskan
Pemasaran Musik tentang “sebuah tampilan, sebuah perasaan,
Pemasaran musik melihat aktivitas itu sebuah suara” pendekatan pada kampanye promosi
berhubungan dengan pengembangan dan yang melibatkan integrasi yang cermat dari banyak
pembuatan produk musik yang melibatkan kanal komunikasi dari seorang musisi untuk
penulisan lagu,rekaman dan membawakan lagu menyampaikan, pesan yang konsisten dan menarik
yang telah dibuat dan setelahnya membagi atau (Kotler,2012:378). Pesan yang kurang jelas dari
menukarkan karya yang telah dibuat untuk berbagai sumber atau pendektan promosional
memuaskan kebutuhan akan sebuah hiburan dan yang kurang bagus dapat membuat bingung dan
juga koneksi sosial dan budaya (Murphy,2015). membuat penggemar tidak percaya tentang imej
Mengacu kepada konsep pemasaran, kesuksesan seorang musisi (Murphy,2015).
dari sebuah bisnis musik bergantung kepada Aspek kunci pemasaran seorang musisi
keinginan dan kebutuhan apa dari target audiens dan dijelaskan Murphy (2015)adalah mereka harus
kemudian mengantarkan paket hiburan yang lebih bisa menemukan tentang apa yang membuat
memuaskan dari pesaing lainnya (Kotler,2012:15). produk mereka berbeda dan menonjol dari artis
Proses pemasaran musik melibatkan hal-hal lainnya yang mempunyai produk yang hampir
seperti membentuk produk( produksi dari lagu, mirip. Proses dari penempatan dari seseorang
proses rekaman ,pertunjukan), mengemas produk musisi untuk menonjol dari sebuah kompetisi
itu (pengemasan fisik, format, karya seni, foto, atau lebih adalah sebagai berikut: (1 )Musik yang
simbol, logo, pengembangan citra), membuat mereka buat dan kemasannya, (2) Citra diri musisi
produk dapat dibeli(melalui sistem distribusi), dan identitas visual, (3) Mengembangkan cerita
dan membuat konsumen sadar melalui aktivitas yang menarik yang berhubungan dengan musisi
promosional( tradisional dan digital) (Lathrop, itu sendiri dan musik yang mereka buat termasuk
2003). didalamnya menetapkan genre musik, penjelasan
tentang musik, biografi, (4) Terlibat dan interaktif
Branding dan Positioning di media sosial.
Branding dan positioning berhubungan dengan
bagaimana seorang musisi dilihat oleh target pasar Era Digital Musik
yang sudah mereka tetapkan dan dibentuk oleh Simpson (2006) mengkategorikan bermacan
gaya komunikasi dan petunjuk dan juga ekspresi inkarnasi dari industri musik sebagai berikut:
artistik. Seorang yang ingin memasarkan musik Era mekanikal (pianolas dan lembaran musik),
harus mempunyai brand mereka sendiri dan Era elektronik (mikrofon,format produk rekaman
membuat mereka berbeda dari yang lain. analog), dan Era digital (CD, Download,
Lathrop (2003) menjelaskan perbedaan antara mengakses musik secara online).
penjualan jangka pendek yang hanya bertahan Murphy (2015) mengatakan Munculnya era
sebentar dan pembentukan hubungan jangka digital menghasilkan pada penurunan penjualan
panjang antara musisi dan penggemar mereka. produk fisik dan mendorong perubahan mendasar
Sebuah brand tidak hanya sebatas dari sebuah pada struktur bisnis dan ekonomi dari industri
logo atau merek dagang. Itu dibuat melalui segala musik, hal ini mempengaruhi bagaimana musik
interaksi antara konsumen dan musisi. Interaksi di produksi dan di konsumsi pada saat ini. Tren
dengan musik dan kemasannya, komunikasi ini didorong oleh pengembangan teknologi,
pemasaran (visual, tertulis dan audio-visual) aspek yang paling terlihat adalah bangkitnya
melalui website, media sosial dan bentuk lainnya, format musik digital dan relokasi dari distribusi
dan imej musisi semuanya digabung untuk musik,penyimpanan dan konsumsi menjadi
membentuk identitas brand holistik. Konsistensi berbasis online (O’Reilly et al,2013:24; Wikstrom,

4
Gerry Wahyu Dewatara, Sari Monik Agustin, Pemasran Musik Pada Era Digital...

2014). Istilah era digital muncul pertama kali konsep pemahaman dari perkembangan zaman
muncul dengan Compact Disc (yang menyimpan mengenai teknologi dan sains, dari semua yang
musik sebagai file digital) tetapi melalui investigasi bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua
mendalam era digital dapat dibagi menjadi tiga yang bersifat rumit menjadi ringkas. Salah satu
fase: bagian dari new media adalah “Network Society”.
Fase pertama: transisi dari kaset dan vinyl “Network society” adalah formasi sosial yang
menuju terkonologi CD. Fase ini memungkinkan berinfrastuktur dari kelompok,
untuk menjual produk digital (CD, digital
audiotape, digital compatt cassete,DVD) dengan Metodologi Penelitian
kualitas yang sama persis dengan kualitas audio Penelitian ini menggunakan pendekatan
dari master rekaman digital (Simpson, 2006:276). kualitatif, yakni hakikatnya merupakan penelitian
Fase kedua: muncul pada awal abad ke-21 yang bermaksud untuk memahami fenomena
dengan munculnya berbagi digital download melalui tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
teknologi kompresi MP3 yang dikembangkan seperti; perilaku, persepsi,motivasi, tindakan,
oleh Motion Picture Experts Group (MPEG). dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
Komersialisasi dan kepopuleran dari internet deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
publik dan munculnya jaringan peer-to-peer seperti suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
Napster yang memfasilitasi pembajakan musik memanfaatkan berbagai metode alamiah ( Kirk
(Ku,2002). Download digital secara legal muncul dan Miller, Jane Richie, Bogdan dan Bikley, Guba
pada fase ini dan iTunes menjadi yang pertama dan Lincoln). Paradigma yang digunakan adalah
melakukannya (Wikstrom,2014). konstruktivis, karena realitas harus disaring terlebih
Fase ketiga: adalah pada transisi saat ini dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat
yang telah terjadi perubahan signifikan menuju sesuatu (Morissan, 2009:107). Studi fenomenologi
streaming musik secara digital (gratis dan menjadi Strategi penelitian yang digunakan
melalui berlangganan) daripada penjualan sehingga peneliti berangkat ke lapangan dengan
produk secara digital yang menghasilkan mengamati fenomena yang terjadi dilapangan
kepada kepemilikan. Pertumbuhan dari model secara alamiah (Jailani, 2013).
streaming ini telah mengurangi pengaruh Subjek dalam penelitian ini yaitu masyarakat
finansial dari pembajakan musik secara digital penikmat musik serta musisi yang berada di
(Brandle,2014;Wikstrom,2014). Jakarta. Sumber data dipilih secara purposive
Wikstrom (2014) juga mengatakan bahwa era sampling agar sumber data dapat memberikan
digital dari musik ini telah mengubah pengalaman informasi secara maksimum (Anwika, 2013).
dalam mendengarkan musik dari “memainkan Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua
musik” menjadi “bermain dengan musik” jenis, yaitu sumber data primer yang dilakukan
menyoroti peranan dari media sosial dan juga dengan teknik wawancara serta sumber data
peran interaktif dari antarmuka aplikasi streaming. sekunder, yakni berdasarkan hasil studi literasi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga
Media Baru alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data
New Media merupakan media yang dan penarikan kesimpulan.
menggunakan internet, media online berbasis
teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi TEMUAN DAN DISKUSI
interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun Berdasarkan observasi peneliti di lingkungan
secara public (Mondry, 2008:13). Definisi media sosial peneliti selama kurang lebih 2 minggu,
online adalah media yang di dalamnya terdiri dari maka diperoleh informan yang dianggap mengenal
gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat keadaan industri musik sekarang adapun dua
konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa informan yang peneliti peroleh berasal dari
media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). penikmat musik dan musisi. Dari hasil observasi
Littlejohn (2009:686) mengemukakan, media dan wawancara di lingkungan sosial peneliti
baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah ditemukan mayoritas dari penikmat musik meng-

5
WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 1 - 10

install layanan musik streaming baik yang berbayar jika spotify digunakan di smartphone lagu yang
ataupun tidak pada gawai yang mereka gunakan dimainkan tidak bisa di lewati karena harus
baik di smartphone,tablet,dan laptop mereka. berlangganan tetapi jika digunakan melalui PC lagu
Dari hasil wawancara pada informan pertama yang didengar bisa lewat walaupun ada iklan (iklan
yang dimana ia adalah penikmat musik peneliti di spotify berupa suara yang tidak bisa dilewati
menemukan bahwa informan pertama lebih dan harus didengarkan sampai habis) karena tidak
menyukai mengakses musik melalui aplikasi berlangganan. Kelebihan joox antara lain adalah
streaming dikarenakan aplikasi streaming saat ini bisa menjadi anggota VIP (jika spotify menyebut
dirasa lebih simple karena tidak perlu mengunduh orang yang berlangganan sebagai anggota
lagu yang akan memenuhi kapasitas memori premium, joox menyebutnya sebagai VIP) hanya
smartphone ,alasan mengarpa informan memilih dengan membagikan lagu yang kita dengarkan ke
aplikasi streaming adalah karena gampang sosial media kita seperti facebook maka akan diberi
memilih lagu karena banyak daftar lagu yang dapat akses VIP untuk 4 jam dan jika sudah habis masa
dimainkan dari library aplikasi musik streaming akses VIP maka harus mengulangi langkah yang
ini, informan pun telah menggunakan aplikasi sebelumnya, kekurangan dari joox adalah daftar
streaming ini semenjak 3 tahun terakhir. sebelum lagu yang ada tidak selengkap di spotify terutama
informan pertama menggunakan aplikasi streaming musik-musik yang kurang mainstream. Dalam
untuk menikmati lagu ia akan mengunduh lagu menikmati musik di aplikasi streaming dalam
melalui situs gratis yang menyediakan musik hal ini aplikasi yang sering digunakan informan
untuk diunduh tanpa berbayar seperti 4shared.com. pertama adalah spotify dan ia tidak berlangganan
Adapun Keunggulan yang dirasakan oleh informan dikarenakan lebih banyak menggunakan PC saat
pertama dengan adanya aplikasi musik streaming mengakses aplikasi spotify. Menurut informan
ini adalah (1) Lebih mudah mencari musik yang pertama diantara aplikasi musik seperti apple
ingin didengarkan, (2) Aman dari virus karena music,spotify,joox,guvera dan langit musik yang
tidak perlu mengunduh file dari situs gratis yang paling lengkap koleksi musiknya adalah spotify.
dimana tidak jelas keamanan dari situs tersebut,(3) Dalam masalah biaya untuk berlangganan
Memori smartphone tidak penuh, (4)Update musik informan pertama walaupun tidak berlangganan
terbaru yang tergolong cepat memilih spotify dikarenakan ada fitur spotify
Walaupun keunggulan dari aplikasi musik family yang dimana fitur ini memperbolehkan kita
streaming sangatlah cocok pada keadaan sekarang berbagi akses premium dengan 5 anggota keluarga
semua hal ini tidak lah terlepas dari kekurangan yang tinggal serumah dan harganya relatif murah
berikut adalah kekurang yang dirasakan informan hanya RP 79.000 setiap bulannya.
pertama: (1) Jika tidak ada akses internet akan Dalam hal pembajakan berdasarkan hasil
susah mengakses aplikasi ini, (2) Tidak bisa wawancara dengan informan pertama adalah
menympan lagu jika bukan menjadi anggota menurut ia pembajakan pada saat ini lumayan
premium, (3) Baterai smartphone menjadi lebih berkurang karena ada akses yang lebih mudah
boros, (4) Jika tidak menggunakan wi-fi akan untuk mendengarkan dan menikmati karya dari
lumayan menghabiskan kuota internet artist favorit dan akses ini bersifat resmi, karena
Dalam menggunakan aplikasi streaming dari dengan mudahnya mengakses karya secara resmi
sekian banyak aplikasi yang beredar saat ini hal ini membuat kita tidak merugikan artist
di masyarakat, informan pertama lebih sering tersebut. Menurut informan pertama penyebab
menggunakan spotify walaupun terkadang maraknya pembajakan musik adalah CD asli yang
menggunakan aplikasi lain seperti joox, menurut dinilai cukup mahal dan dari album itu kemudian
informan pertama mengapa ia menggunakan 2 belum tentu semua lagu yang ada di album itu
aplikasi yang berbeda karena masing-masing disukai semua, jadi jika harus membeli satu album
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. yang dimana belom tentu suka dengan semua lagu
Keunggulan spotify diantara lain adalah tampilan akan merasa percuma untuk membeli satu album.
yang sederhana di aplikasi, dan banyaknya daftar Menurut informan pertama akses musik saat ini
lagu yang ada di spotify. Kekurangannya adalah sangatlah murah dan juga kualitas yang didapatkan

6
Gerry Wahyu Dewatara, Sari Monik Agustin, Pemasran Musik Pada Era Digital...

sama dengan jika membeli album asli, karena menggunakan label, mereka hanya menggunakan
pada jaman dulu sempat marak pembajakan dan manajemen artis untuk mengatur kegiatan dan
penjualan MP3 yang dimana kualitasnya belom pemasaran mereka. Menurut informan kedua jika
tentu bagus padahal sudah bayar walaupun itu hasil berbicara mengenai lebih menguntungkan mana
bajakan. Menurut informan pertama karena akses memasarkan musik melalui aplikasi streaming
musik saat ini sangatlah mudah dimana mayoritas atau melalui label, pada jaman sekarang label
orang sudah mempunyai gadget keadaan ini pun akan memasarkan musiknya melalui aplikasi
idealnya akan mengurangi pembajakan musik. musik streaming tetapi yang menjadi persoalannya
Pada wawancara berikutnya informan kedua apakah musisi tersebut bisa mengatur sendiri
adalah musisi, menurut informan kedua ia melihat pemasarannya tanpa harus melalui label tentu jika
padaawalberkembangnya musik dimana segala hal bisa dan banyak juga yang bisa mengatur sendiri,
dari hulu ke hilir baik itu dari proses pembuatan, keuntungan yang didapat lebih besar karena tidak
distribusi, pemasaran semuanya dipegang dan ada potongan pendapatan dari label.
dikendalikan oleh label musisi sangat bergantung Bicara soal pembajakan informan kedua
pada label karena jika tidak ada label mereka mengatakan bahwa pembajakan lumayan
tidak bisa memproduksi musik karena pada saat berkurang dengan hadirnya media digital,sosial
itu biaya sewa studio termasuk mahal dan belum dan aplikasi musik streaming, karena pada
ada sistem home recording seperti saat ini. Peran jaman dulu pembajakan yang marak sempat
label pada masa itu sangatlah besar karena label membuat industri musik lesu karena banyak
lah yang memegang kekuasaaan di industri musik musisi indonesia yang bergantung pada penjualan
jika musisi tidak tanda tangan kontrak dengan album fisik yang dijual di toko musik sehingga
label jangan berharap akan bisa menghasilkan karena hal itu pembajakan yang marak membuat
keuntungan dari musik. Menurut informan kedua para musisi berkurang pendapatannya. Menurut
label yang pada saat itu dipilih oleh para musisi informan kedua berkembangnya pembajakan
adalah label mayor seperti Sony,Aquarius,Emi dll musik adalah harga album yang mungkin buat
alasan mereka memilih itu adalah dikarenakan sebagian orang terasa mahal, dan juga terkadang
label-label mayor seperti itu mempunyai modal musik yang ada di album tidak semuanya menarik,
yang besar dan market share yang besar juga. yang menarik hanya single yang dirilis melalui
Menurut informan kedua pola musik saat ini radio, tv dll sehingga kebanyakan orang hanya
tidak seperti dulu yang dimana hanya musisi yang ingin mendengar single itu saja dan alternatif
dikontrak label mayor saja yang bisa terkenal dan yang kebanyakan orang lakukan adalah dengan
menghasilkan keutungan, pada saat ini dengan mengunduh lagu itu di situs berbagi musik
adanya sosial media seperti youtube,instagram dll gratis atau transfer bluetooth . menurut informan
para musisi yang tidak mau atau belum dikontrak kedua akses musik saat ini sangatlah mudah
oleh label bisa memasarkan musik mereka dan dan murah karena hampir semua orang punya
juga berinteraksi langsung dengan para penggemar gadget kita bisa mendengarkan musik yang kita
mereka, begitu juga halnya dalam pembuatan suka baik itu di youtube,joox,spotify,soundcloud
musik pada saat ini banyak sekali home recording dll dan dengan hadirnya platform tersebut bisa
yang kualitas nya juga tidak kalah dengan studio mengurangi pembajakan karena di platform itu
rekaman yang dimiliki label. Menurut informan karya yang tersedia adalah karya resmi dari musisi
kedua label akan tetap bertahan dan perannya tidak bersangkutan karena misal dari spotify untuk
banyak berubah dari jaman dulu tetapi kekuatannya setiap beberapa kali didengarkan maka musisi
tidak sebesar dulu karena musisi sekarang lebih akan mendapatkan uang dari spotify sehingga ini
mudah memproduksi dan memasarkan musik di menjadi win-win solution baik bagi musisi maupun
era digital ini, mungkin beberapa musisi akan tetap penikmat musik yang tidak ingin mengeluarkan
butuh label karena fasilitas yang diberikan oleh uang lebih untuk menikmati karya resmi.
label, tetapi label bukan satu satunya jalan untuk Penliti juga melakukan studi literatur dari
eksis dan menghasilkan keuntungan di industri berbagai sumber di internet dan menemukan artikel
musik, beberapa musisi ternama bahkan tidak daril Senior Director Tencent Joox Benny Ho yang

7
WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 1 - 10

mengemukakan pergeseran pola konsumsi musik fisik yang berpindah menjadi digital mengalami
yang terjadi saat ini dinilai sebagai potensi yang penurunan pembajakan. Pembajakan tetap tumbuh
akan terus berkembang dalam dunia digital. Dia dan berkembang bahkan di era digitalisasi semakin
mengatakan untuk menjadi dominan dalam industri marak. Penyebaran informasi yang semakin mudah
digital tersebut, pemain harus memiliki konten yang dan pesat maka pembajakan atau lagu ilegal yang
menarik untuk konsumen. Ho mengklaim Joox kini dapat di unduh pun semakin mudah di dapat setiap
sudah menguasai sekitar 34,7% pasar musik digital orang. Layanan streaming secara perlahan telah
di Indonesia, disusul oleh. Soundcloud 10,2%, merubah perilaku dari konsumen yang beralih dari
Langit musik 10,1% dan Spotify sekitar 9,8%. Dia mengunduh lagu menjadi menikmati lagu secara
menilai musik yang paling sering didengarkan streaming. Layanan streaming telah memberikan
oleh konsumen adalah genre Pop sekitar 81,4%, paradigma bahwa mereka menyajikan musik
R&B sekitar 34,9% dan Jazz 34,1% (Bisnis. dengan kualitas premium, databse musik yang
com,2017). Selain dari penggunaan aplikasi musik beragam dan lengkap serta dengan biaya murah.
para pelaku di industri musik dapat memanfaatkan Era digital pada industri musik memberikan
sosial media yang ada seperti facebook, instagram, berbagai alternatif pada industri ini. Pergeseran
youtube yang dapat juga disebut sebagai media yang terjadi pada industri ini tidak hanya berlaku
baru. Mengutip dari (Detikinet,2017) dari 132 juta pada mereka selaku produsen akan tetapi bagi
pengguna internet di Indonesia sebesar 40% adalah mereka konsumen. Perubahan yang terjadi
penggila Media sosial , dengan jumlah yang besar merupakan manifestasi yang dilakukan layanan
seperti itu merupakan salah satu kesempatan bagi streaming musik untuk memperbaiki hak kekayaan
para pelaku di industri musik untuk memanfaatkan intelektual yang dimiliki musisi. Kepentingan
applikasi musik dan media sosial sebagai tempat bisnis pun tidak terlepas dari penyedia layanan
untuk memasarkan dan mempromosikan karya- streaming untuk memberikan keuntungan bagi
karya yang mereka buat. dirinya maupun musisi.
Para pelaku industri musik di era digital ini
SIMPULAN harus bisa memanfaatkan media-media baru dalam
Penggeseran cara serta proses yang dilakukan menyampaikan karya mereka kepada target audiens
oleh para pelaku industri musik kini semakin mereka. Para musisi harus bisa meriset pasar yang
beragam dan variatif. Digitalisasi musik membuat akan mereka tuju dengan bantuan media sosial
para pelaku bisnis mampu melakukan produksi karena pengguna media sosial saat ini sudah cukup
dengan biaya yang relatif minim. Bagi para banyak maka hal itu akan mempermudah untuk
penikmat musik, mereka dapat menikmati konten menganalisis keinginan dan kebutuhan konsumen
dengan kualitas yang sangat baik atau dengan kata tentang hiburan. Selain pemanfaatan media sosial
lain resmi dengan biaya yang sangat murah juga. untuk memasarkan karya mereka, para musisi
Layanan streaming lagu yang beredar di juga harus bisa berinteraksi,membuat citra diri
indonesia telah memberikan banyak pilihan yang baik,dengan para konsumen, karena pada
kepada konsumen untuk menentukan preferensi era ini sangatlah mudah untuk berinteraksi dengan
mereka dalam menikmati musik. Di lain pihak para orang melalui dunia maya. Para pelaku harus
pelaku industri musik pun diberikan kemudahan bisa membuat musik yang mereka ciptakan untuk
melakukan pemasaran hasil produksinya. Dampak berbeda dari para pesaing yang menyajikan musik
yang dihasilkan adanya layanan streaming yang hampir mirip, dengan sering berinteraksi
membunuh secara perlahan penjualan fisik yang ada secara baik dengan penggemar di sosial media
di toko musik konvensional. Peralihan penjualan saja itu akan memberi nilai yang lebih bagi para
kepada konten digital dan juga fee hasil streaming penggemar,dan nantinya dari situ akan tersebar
menjadi solusi baru untuk industri musik. lagi tentang profil musisi ini.
Pembajakan atas karya musisi memang menjadi Para pelaku di industri juga harus bisa
hal serius dalam industri ini. Musisi yang menjadi menggunakan bauran pasar dengan tepat. Produk;
korban merugi tanpa batas atas adanya pembajakan harus mempunyai kualitas rekaman yang bagus
tersebut. Lalu apakah ketika musik dikemas secara secara profesional, teknik penulisan lagu yang

8
Gerry Wahyu Dewatara, Sari Monik Agustin, Pemasran Musik Pada Era Digital...

bagus Distribusi dan pemberian Harga; karena of Copyright: Napster and the new
sudah pada era digital banyak bermunculan juga economics of digital technology.
aplikasi streaming harus memanfaatkan dengan The University of Chicago Law Review,
baik seperti meng-upload karya-karya di media 263-324
sosial dan aplikasi streaming, lalu dari karya karya Lathrop, T. 2003. This business of music marketing
yang sudah diupload bisa dilakukan monetizing. & promotion. Revised &updated ed.
Promosi; bisa melakukan banyak cara seperti Lievrouw, L., Sonia, L. 2011 Handbook of New
tampil secara berkala, promosi di radio, promosi Media: Social Shaping and Social
online, kompetisi musik, musik licensing untuk Consequences of ICTs. London: Sage
film, tv, musik latar iklan dan lain sebagainya. Publications Ltd.
DAFTAR PUSTAKA Littlejohn, S.W., Karen, A.F. 2009.
Encyclopedia of Communication Theory.
Anwika, M. Y. 2013. Peran Pelatih P r o g r a m California: Sage publications
Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam
Meningkatkan Motivasi Dari Kemandirian Mohammed, R. Fisher, R..J.Jaworski, B.
Musisi Jalanan. Perpustakaan: upi.edu. Paddison,G. 2003. Internet Marketing
Bandung. Building Advantage in Networked
Economy.
Brandle, L. 2014. Streaming Services Make In
roads Into Piracy Down Under,Spotify’s Mondry. 2008. Teori dan praktik Jurnalistik.
Will Page Tells Bigsound. Bogor: Ghalia Indonesia.
(Http://www.billboard.com/biz/articles/ Morissan. 2009. Manajemen Media
news/6244180/streaming- S e r v i c e s - Penyiaran:Strategi Mengelola Radio dan
make-inroadsintopiracy-down-under- Televisi. Jakarta: Prenada Media
spotifys-will-page). Group.
Carr, N.G. 2003. IT Doesn’t Matter H a r v a r d Morrar, R., Arman, H., & Mousa, S. 2017. The
Business Review, 81, 41-49 Fourth Industrial R e v o l u t i o n
(Industry 4.0): A Social Innovation
Chaffey, D & & Smith, PR. .2008. E-marketing : Perspective. Technology Innovation
Excellence, UK: Butterworth- Management Review,7(11): 12–20.
Heinemann
O’Reilly, D., Larsen, G., & Kubacki, K..2013.
Cordes, F., & Stacey, N. 2017. Is UK Industry Ready Music, Markets and Consumption:
for the Fourth Industrial Revolution? Goodfellow Publishers,Limited.
Boston, MA: The Boston Consulting Group
Murphy,S.2015.Independent music Marketing in
Creeber, G. and Martin, R.. 2009. Digital the digital age: an Examination of the
Cultures: Understanding New Media. decision Making Process and Key Issues
Berkshire-England: Open University Press. Facing an Independent Singer-Songwriter
Dutton, H. W. 2014. Putting Things to Work: Social Producing and Marketing an album (LP) in
and Policy Challenges for the Internet of the Digital Age
Things. Info, 16(3): 1–21. Pride, W. M., Ferrell, O., Lukas, B. A., Schembri,
Halonen-Akatwijuka, M. Regner, M. 2004. Digital S., & Niininen, O. 2014.Marketing
Technology and the Allocation of Principles: Asia Pacific Edition: Cengage
Ownership in the Music Industry. Learning
Jailani, MS. 2013. Ragam Penelitian Ruben, D. B & Stewart. P. L. 2006.C
Qualitative. Edu-Bio Jurnal. 1(4): 41-50 Communication and Human B e h a v i o r,
Kotler, P. 2012. Principles of Marketing. (Aus): Pearson
Pearson Education Australia Schmitt, K. 2017. Top 5 Reasons Why I
Ku, R. 2002. The creative destruction Industry 4.0 Is Real And I Important.

9
WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 1 - 10

Simpson, S. 2006. Music business : Musician’s Gistrup, Denmark: Rivers Publishers.


guide to the Australian Music industry by Wikström, P. 2014. The music industry: Music in
top Australian lawyers and deal makers the cloud: Polity.
(3rd ed.). London ; Sydney: Omnibus http://industri.bisnis.com/read/20161130/
Press. 105/607764/industri-musik- d i g i t a l -
Theodore,K,S. 2013. Rock‘nRoll Industri Musik diprediksi- jadi-tren-2017
Indonesia: Dari Analog ke Digital.Jakarta: https://inet.detik.com/cyberlife/d-33659956/132-
Kompas juta-pengguna-internet-indonesia-40-p
Vermesan, O., Friess, P., Guillemin, P., penggila-medsos
&Sundmaeker, H. 2014. Internet https://www.antaranews.com/berita/653573/
ofThings Strategic Research and pembajakan-musik-terus-meningkat-ini
Innovation Agenda. Research and penyebabnya
Innovation to Market Deployment:7– 1 4 2 .

10

Anda mungkin juga menyukai