Anda di halaman 1dari 11

Laporan Prosedur Short Wave Diathermy Pada Kasus

Low Back Pain dan Frozen Shoulder

Disusun Oleh :
Bingah Fiahksani Syahla (1020002751)

D III Fisioterapi / Semester 3


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pekalongan
2020 / 2021
Pendahuluan

Low back pain


Low back pain atau sering disebut nyeri punggung bawah merupakan fenomena yang
seringkali dijumpai pada setiap pekerjaan. Gangguan ini merupakan gejala
ketidaknyamanan yang dirasakan pada daerah punggung di bagian bawah yang berupa rasa
sakit, dan dapat menjadi tanda adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal yang terkait
seperti masalah pada tulang dan sendi baik vertebra maupun pelvis kompleks, diskus, faset,
otot, ligamen maupun karena gangguan lainnya pada sistem saraf, vaskuler, viseral dan
psikogenik (Tanderi et al., 2017)

Frozen shoulder
Frozen shoulder adalah istilah yang merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi
bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkup gerak. Pembatasan lingkup gerak
sendi bahu akibat gangguan miofasial sering dimasukkan dalam frozen shoulder. Dalam
wadah tersebut ditampung juga bursitis subacromialis, tendinitis subscapularis, tendinitis
bicipitalis, yang sebenarnya lebih tepat bila digolongkan ke dalam kelompok periartritis
humeroscapularis (Sidharta, 1983).
SWD (Short Wave Diathermy)
SWD (Short Wave Diathermy) adalah metode pemanasan dalam dengan menggunakan
energi elektromagnetik yang dihasilkan arus listrik frekwensi tinggi ( 27 Mhz).
PRAKTIKUM I
Praktikum Modalitas Short Wave Diathermy (SWD) pada kasus Low Back Pain sub Akut.

A. Pengertian
Low back pain akut di definisikan sebagai timbulnya episode Low back pain menetap
dengan durasi atau rasa sakit yang telah hadir selama enam minggu atau kurang. Untuk
durasi 6 sampai 12 minggu di definisikan sebagai Low back pain sub akut, sedangkan untuk
durasi nyeri yang hadir lebih dari 12 minggu adalah Low back pain kronis (Arya, 2014).

B. Tujuan
Untukmengetahui pemberian SWD apakah dapat meningkatkan LGS meningkatkan
kekuatan otot, mengurangi nyeri, mengurangi spasme, dan meningkatkan aktivitas
fungsional.

C. Indikasi
a. Kekakuan sendi
b. Nyeri pada tengkuk, punggung bawah, miofascial, neuralgia post herpetik, dll

D. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi pemanasan secara umum :
a. Trauma akut, inflamasi
b. Gangguan sirkulasi
c. Edema
d. Scar yang besar
e. Gangguan sensibilitas
f. Keganasan
g. Gangguan kognitif dan komunikasi sehingga sulit melaporkan nyeri

2. Kontraindikasi SWD secara khusus :


a. Adanya logam (perhiasan, pacemaker, IUD, implant, dll)
b. Lensa kontak
c. Kehamilan dan menstruasi
d. Imaturitas tulang

E. Alat dan Bahan


1. Alat terapi Short Wave Diathermy
2. Tes tensibilitas
3. Kapas
4. Tisu
5. Pet elektrode
6. Gelas elektrode
7. Handsanitizer
8. Tabung reaksi
9. Handuk

F. Prosedur
1. Persiapan Alat
a. Tempat tidur atau kursi untuk pasien harus terbuat dari kayu.
b. Saklar power mesin dalam keadaan on
c. Pilih electrode sesuai dengan bagian tubuh yang akan diobati
d. Sediakan handuk sebagai pelapis electrode

2. Persiapan Pasien
a. Berikan penjelasan kepada pasien maksud dan tujuan terapi dan efek yang di rasakan
b. Dilakukan tes sensasi kulit dengan cara tantakan kepada pasien pada menit pertama
(saat pelaksanaan terapi) apakah terasa panas atau tidak
c. Bagian tubuh yang akan diobati harus dibebaskan dari bahan-bahan logam misalnnya
jam tangan, peniti, kalung dan lainnya
d. Posisi pasien diatur seenak mungkin agar rileks.
e. Dijelaskan bahwa alat tersebut menimbulkan rasa hangat dan bila panas pasien harus
melaporkan pada fisioterapis

3. Pelaksanaan
a. Pasang handuk pada bagian yang akan diterapi
b. Tempatkan electrode pada bagian yang akan diobati.
c. Putar timer + 15 menit.
d. Cari tunning dan naikkan dosis pelan-pelan sampai toleransi pasien, selama
menaikkan dosis tanyakan pada pasien apakah rasa hangat sudah dirasakan
e. Ingatkan pada pasien bila panas yang diterima terlalu panas untuk diminta
melaporkan
f. Selama pengobatan cek panas yang diterima oleh pasien minimal 3 kali
g. Bila panas yang diterima berlebihan dosis dikurangi.
h. Apabila pengobatan selesai, elektrode diangkat, tombol dosis dipastikan antara 1 – 0
PRAKTIKUM II
Praktikum Modalitas Short Wave Diathermy (SWD) pada kasus Low Back Pain Kronis.

A. Pengertian
LBP kronis merupakan nyeri di punggung bagian bawah yang menyerang lebih dari 6
bulan dan bersifat kambuhan. Iqbal mengatakan, fase ini biasanya memliki onset yang
berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.

B. Tujuan
Untukmengetahui pemberian SWD apakah dapat meningkatkan LGS meningkatkan
kekuatan otot, mengurangi nyeri, mengurangi spasme, dan meningkatkan aktivitas
fungsional.

C. Indikasi
a. Kekakuan sendi
b. Nyeri pada tengkuk, punggung bawah, miofascial, neuralgia post herpetik, dll

D. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi pemanasan secara umum :
a. Trauma akut, inflamasi
b. Gangguan sirkulasi
c. Edema
d. Scar yang besar
e. Gangguan sensibilitas
f. Keganasan
g. Gangguan kognitif dan komunikasi sehingga sulit melaporkan nyeri

2. Kontraindikasi SWD secara khusus :


a. Adanya logam (perhiasan, pacemaker, IUD, implant, dll)
b. Lensa kontak
c. Kehamilan dan menstruasi
d. Imaturitas tulang

E. Alat dan Bahan


1. Alat terapi Short Wave Diathermy
2. Tes tensibilitas
3. Kapas
4. Tisu
5. Pet elektrode
6. Gelas elektrode
7. Handsanitizer
8. Tabung reaksi
9. Handuk

F. Prosedur 1.
Persiapan Alat
a. Tempat tidur atau kursi untuk pasien harus terbuat dari kayu.
b. Saklar power mesin dalam keadaan on
c. Pilih electrode sesuai dengan bagian tubuh yang akan diobati
d. Sediakan handuk sebagai pelapis electrode

2. Persiapan Pasien
a. Berikan penjelasan kepada pasien maksud dan tujuan terapi dan efek yang di rasakan
b. Dilakukan tes sensasi kulit dengan cara tantakan kepada pasien pada menit pertama
(saat pelaksanaan terapi) apakah terasa panas atau tidak
c. Bagian tubuh yang akan diobati harus dibebaskan dari bahan-bahan logam misalnnya
jam tangan, peniti, kalung dan lainnya
d. Posisi pasien diatur seenak mungkin agar rileks.
e. Dijelaskan bahwa alat tersebut menimbulkan rasa hangat dan bila panas pasien harus
melaporkan pada fisioterapis

3. Pelaksanaan
a. Pasang handuk pada bagian yang akan diterapi
b. Tempatkan electrode pada bagian yang akan diobati.
c. Putar timer + 15 menit.
d. Cari tunning dan naikkan dosis pelan-pelan sampai toleransi pasien, selama
menaikkan dosis tanyakan pada pasien apakah rasa hangat sudah dirasakan
e. Ingatkan pada pasien bila panas yang diterima terlalu panas untuk diminta
melaporkan
f. Selama pengobatan cek panas yang diterima oleh pasien minimal 3 kali
g. Bila panas yang diterima berlebihan dosis dikurangi.
h. Apabila pengobatan selesai, elektrode diangkat, tombol dosis dipastikan antara 1 – 0
PRAKTIKUM III
Frozen Shoulder Kontra Planar Aktualitas Rendah

A. Pengertian
Frozen shoulder merupakan suatu kondisi dimana terdapat kekakuan pada sendi bahu
akibat penebalan dan kontraksi kapsul sendi yang menyebabkan menurunnya kapasitas
volume kapsul (Marcel, 2015).

B. Tujuan
Tujuan pemberian intervensi tersebut untuk mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup
gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan aktivitas fungsional sehari-hari.

C. Indikasi
a. Kekakuan sendi
b. Nyeri pada tengkuk, punggung bawah, miofascial, neuralgia post herpetik, dll

D. Kontra Indikasi
1. Kontraindikasi pemanasan secara umum :
a. Trauma akut, inflamasi
b. Gangguan sirkulasi
c. Edema
d. Scar yang besar
e. Gangguan sensibilitas
f. Keganasan
g. Gangguan kognitif dan komunikasi sehingga sulit melaporkan nyeri

2. Kontraindikasi SWD secara khusus :


a. Adanya logam (perhiasan, pacemaker, IUD, implant, dll)
b. Lensa kontak
c. Kehamilan dan menstruasi
d. Imaturitas tulang

E. Alat dan Bahan


1. Alat terapi Short Wave Diathermy
2. Tes tensibilitas
3. Kapas
4. Tisu
5. Pet elektrode
6. Gelas elektrode
7. Handsanitizer
8. Tabung reaksi
9. Handuk

F. Prosedur
1. Persiapan Alat
a. Tempat tidur atau kursi untuk pasien harus terbuat dari kayu.
b. Saklar power mesin dalam keadaan on
c. Pilih electrode sesuai dengan bagian tubuh yang akan diobati
d. Sediakan handuk sebagai pelapis electrode

2. Persiapan Pasien
a. Berikan penjelasan kepada pasien maksud dan tujuan terapi dan efek yang di rasakan
b. Dilakukan tes sensasi kulit dengan cara tantakan kepada pasien pada menit pertama
(saat pelaksanaan terapi) apakah terasa panas atau tidak
c. Bagian tubuh yang akan diobati harus dibebaskan dari bahan-bahan logam misalnnya
jam tangan, peniti, kalung dan lainnya
d. Posisi pasien diatur seenak mungkin agar rileks.
e. Dijelaskan bahwa alat tersebut menimbulkan rasa hangat dan bila panas pasien harus
melaporkan pada fisioterapis

3. Pelaksanaan
a. Pasang handuk pada bagian yang akan diterapi
b. Tempatkan electrode pada bagian yang akan diobati.
c. Putar timer + 15 menit.
d. Cari tunning dan naikkan dosis pelan-pelan sampai toleransi pasien, selama
menaikkan dosis tanyakan pada pasien apakah rasa hangat sudah dirasakan
e. Ingatkan pada pasien bila panas yang diterima terlalu panas untuk diminta
melaporkan
f. Selama pengobatan cek panas yang diterima oleh pasien minimal 3 kali
g. Bila panas yang diterima berlebihan dosis dikurangi.
h. Apabila pengobatan selesai, elektrode diangkat, tombol dosis dipastikan antara 1 – 0
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Arsanto. (2012). SHORT WAVE DIATHERMY. Jumat, 14 September 2012, 1-2.


https://www.rspantiwaluyo.com/berita-154-short-wave-diathermy.html
Wulandari, A. R. (2018). PENATALAKSANAAN FISIOTER KONDISI FROZEN
SHOULDER. JOURNAL PENA Vol. 32 No. 2 Edisi September 2018, 38-48.
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena/article/download/805/624
Malang, U. M. (2012). Low Back Pain. Saddam, Kosasih & Tika, 2012, 11-36.

Anda mungkin juga menyukai