ID Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualit
ID Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualit
zurmelis@gmail.com
Abstract
The purpose of study was to identify the correlation between the family support and quality of life
of patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy at Arifin Achmad general
hospital Pekanbaru. This study was description correlation with cross sectional approach.
Sampling technique in this study was total sampling with 105 respondents. Instruments used were
questionnaires which were tested the validity and reliability. Data analysis used univariate and
bivariate analysis. The result showed that pvalue = 0.002, it could be concluded that there was a
relationship between family support and quality of life of CRF patients undergoing hemodialysis
therapy at Arifin Achmad general hospital Pekanbaru. Families who have family member
undergoing hemodialysis therapy are expected to always give both moral and material support, so
that the quality of life of patients undergoing hemodialysis CRF can be maintained.
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ tubuh yang penyakit umum diluar ginjal (Muttaqin &
sangat penting bagi kelangsungan hidup Sari, 2011).
manusia. Fungsi ginjal antara lain, pengatur GGK merupakan gangguan fungsi ginjal
volume dan komposisi darah, pembentukan yang progresif dan irreversible dimana tubuh
sel darah merah, membantu mempertahankan gagal untuk mempertahankan metabolisme
keseimbangan asam basa, pengaturan tekanan dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
darah, pengeluaran komponen asing (obat, menyebabkan uremia (retensi urea dan
pestisida dan zat-zat berbahaya lainnya), sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer,
pengaturan jumlah konsentrasi elektrolit pada Bare, Hinkle & Ceever, 2010). Kegagalan
cairan ektra sel (Tarwoto & Watonah, 2011). ginjal ditandai dengan keadaan klinis yakni
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan penurunan fungsi ginjal sehingga
suatu proses patofisiologi dengan berbagai membutuhkan terapi penganti ginjal yang
penyebab (etiologi) yang beragam, tetap seperti dialysis atau transplantasi ginjal
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang (Sudoyo, 2006).
progresif, pada umunnya berakhir dengan GGK dapat disebabkan oleh penyakit
gagal ginjal (Sudoyo, 2006). Pasien dikatakan seperti diabetes melitus, kelainan ginjal,
mengalami GGK apabila terjadi penurunan glomerulonefritis, nefritis intertisial, kelainan
Glomerular Filtration Rate (GFR) yakni <60 autoimun, sedangkan komplikasi GGK adalah
ml / menit /1.73 m2 selama lebih dari 5 bulan : edema (baik edema perifer maupun edema
(Black & Hawks, 2009). Penyakit GGK juga paru), hipertensi, penyakit tulang,
merupakan komplikasi dari beberapa penyakit hiperkalsemia, dan anemia. Walaupun
baik dari penyakit ginjal sendiri maupun demikian komplikasi gagal ginjal kronik
670
1
dapat diantisipasi dengan tindakan kontrol terapi hemodialisis. Peningkatan jumlah
ketidakseimbangan eletrolik, kontrol pasien terjadi karena perubahan gaya hidup
hipertensi, diet tinggi kalori rendah protein dan peningkatan jumlah pasien diabetes
dan tentukan tatalaksana penyebabnya melitus serta hiperkalemia, anemia dan
(Davey, 2005). hipertensi sebagai penyebab utama GGK.
Penyakit GGK dinegara berkembang Gaya hidup penderita GGK banyak
telah mencapai 73.000 orang dan merupakan disebabkan oleh gaya hidup yang salah
penyakit terbanyak di negara dunia ketiga dengan mengkomsumsi alkohol secara
dengan jumlah 350.000 orang (conference of berlebihan, kurangnya istirahat dan
the Asian Sociaty of Transplantation (CAST), mengkonsumsi suplemen yang berlebihan.
2005 dalam Wijayakusuma, 2008). Setiap Dari berbagai penyakit yang ada sekarang ini,
tahun di Indonesia diperkirakan hampir sumber akarnya tidak lain adalah pola hidup
150.000 penderita gagal ginjal tahap akhir yang keliru dan gagal ginjal merupakan salah
yang ditemukan (Wijayakusuma, 2008). satu penyakit yang banyak disebabkan karena
Berdasarkan hasil studi dari data yang gaya hidup yang salah (Price & Wilson,
didapat dari rekam medik RSUD Arifin 2006).
Achmad tercatat bahwa penyakit gagal ginjal Tindakan hemodialisis ini digunakan
pada tahun 2012 termasuk peringkat ke 5 untuk pasien GGK tahap akhir dalam jangka
jumlah pasien yang mengalami GGK yaitu panjang secara permanen dan juga pasien
sebanyak 521 orang dan 8.588 kali menjalani GGK akut yang membutuhkan dialisis dalam
tindakan hemodialisis. Pada tahun 2013 waktu singkat yaitu dalam beberapa hari
mengalami peningkatan yaitu 657 orang dan ataupun beberapa minggu saja. Walaupun
10.838 kali menjalani tindakan hemodialisis. hemodialisis dapat memperpanjang usia
Sedang pasien yang menjalani terapi pasien, tindakan ini tidak akan mengubah
hemodialisis pada bulan September 2014 perjalanan alami penyakit ginjal yang
tercatat 166 orang dan menjalani tindakan mendasari tidak akan mengendalikan seluruh
hemodialisis 945 kali. fungsi ginjal (Suharyanto & Madjid, 2009).
Pasien GGK harus menjalani Pasien gagal ginjal kronik yang
hemodialisis yang merupakan salah satu menjalani hemodialisis akan mengalami
terapi yang menggantikan sebagian kerja dari berbagai masalah yang dapat menimbulkan
fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil perubahan atau ketidakseimbangan yang
metabolisme dan kelebihan cairan serta zat- meliputi biologi, psikologi, sosial dan spritual
zat yang tidak di butuhkan tubuh melalui pasien (Charuwanno, 2005). Dukungan
difusi dan hemofiltrasi (O`callaghan, 2009). keluarga merupakan suatu masalah yang akan
Pada pasien GGK tindakan hemodialisis tidak dialami pasien GGK karena dukungan
dapat menyembuhkan atau mengembalikan keluarga adalah prilaku melayani yang
fungsi ginjal secara permanen. Tindakan dilakukan oleh keluarga, baik dalam bentuk
hemodialisis tersebut dapat menurunkan dukungan emosional (perhatian, kasih sayang,
resiko kerusakan organ-organ vital lainnya empati), dukungan penghargaan (menghargai,
akibat akumulasi zat toksis dalam sirkulasi. umpan balik), dukungan informasi (saran,
Hemodialisis adalah suatu metode terapi nasehat, Informasi) maupun dalam bentuk
dialisis yang digunakan untuk mengeluarkan dukungan instrumental (bentuan tenaga, dana
cairan dan produk limbah dari dalam tubuh dan waktu) ( Bomar, 2004).
ketika secara akut ataupun secara progresif Menurut Ratna (2010), dukungan
ginjal tak mampu melaksanakan proses keluarga merupakan Faktor penting seseorang
tersebut. Hal ini dilakukan dengan ketika menghadapi masalah (kesehatan) dan
menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi sebagai strategi preventif untuk mengurangi
dengan membran penyaring semi permeabel stress dimana pandangan hidup menjadi luas
(ginjal buatan) (Muttaqin & Sari 2011). dan tidak mudah stress. Terdapat dukungan
Pengunaan terapi hemodialisis ini yang kuat antara keluarga dan status
bertambah seiring dengan peningkatan jumlah kesehatan anggotanya dimana keluarga sangat
penderita gagal ginjal yang harus menjalani penting bagi setiap aspek perawatan,
671
perawatan kesehatan anggota keluarganya oleh Togatorop, (2011) diruangan
untuk mencapai suatu keadaan sehat hingga hemodialisis RSUP Haji Adam Malik Medan.
tingkat optimum. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan
Menurut Friedman (2010), dukungan yang signifikan anatara peran perawat
keluarga adalah sikap, tindakan dan pelaksana dengan kualitas hidup pasien GGK
penerimaan keluarga terhadap penderita yang yang menjalani terapi hemodialisis. Penyakit
sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem GGK dipastikan akan berdampak kepada
anggotanya dan anggota keluarga memandang kualitas hidup penderitanya dan perawat
bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu memiliki peran penting dalam mengantisipasi
siap memberi pertolongan dengan bantuan dampak terhadap penurunan kualitas hidup
jika diperlukan. Menurut Gottlieb (1998) pasien dengan GGK untuk mencegah
dalam Ali (2009), dukungan keluarga adalah timbulnya permasalahan baru akibat terapi
dukungan verbal dan non verbal, saran, hemodialisis.
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang Kualitas hidup GGK yang menjalani
diberikan oleh orang-orang yang akrab terapi hemodialisis masih merupakan masalah
dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya yang menarik perhatian para profesional
atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat kesehatan. Kualitas hidup pasien yang
memberikan keuntungan emosional atau optimal menjadi isu penting yang harus
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. diperhatikan dalam memberikan pelayanan
Dukungan keluarga erat kaitannya keperawatan yang komprehensif. Pasien bisa
dalam menunjang kualitas hidup seseorang. bertahan hidup dengan bantuan mesin
Hal ini di karenakan kualitas hidup hemodialisis, namun masih menyisakan
merupakan suatu persepsi yang hadir dalam sejumlah persoalan penting sebagai dampak
kemampuan, keterbatasan, gejala serta sifat dari terapi hemodialisis. Hasil penelitian
psikososial hidup individu baik dalam Ibrahim (2009), menunjukkan bahwa 57,1%
konteks lingkungan budaya dan nilainya pasien yang menjalani hemodialisis
dalam menjalankan peran dan fungsinya mempersepsikan kualitas hidupnya pada
sebagaimana mestinya (Zadeh, Koople & tingkat rendah dan 42,9% pada tingkat tinggi.
Block, 2003). Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Kualitas hidup merupakan suatu yang dilakukan melalui wawancara terhadap
persepsi yang hadir dalam kemampuan, 10 orang yang menjalani tindakan
keterbatasan, gejala serta sifat psikososial hemodialisis, 4 orang mengatakan mendapat
hidup individu baik dalam konteks dukungan dari keluarga karena merupakan
lingkungan, budaya dan nilai dalam tanggung jawab keluarga untuk mendampingi
menjalankan peran dan fungsinya sebagimana pasien menjalani hemodialisis, 4 orang lagi
mestinya (Zadeh, Koople & Block, 2003). mengatakan tidak mendapat dukungan dari
Menurut Centers for desease Control keluarga untuk menjalani hemodialisis yang
and Prevention atau (CDC 2007 dalam merupakan rutinitas yang membosankan dan
Smelthtzer, Bare, Hinkle, & Ceever, 2010), 2 orang mengatakan kadang-kadang keluarga
kualitas hidup adalah sebuah konsep mendukung untuk hemodialisis, kadang-
multidimensi yang luas yang biasanya kadang keluarga tidak mendukung karena
mencakup evaluasi subjektif dari kedua aspek mempunyai kesibukan masing-masing.10
positif dan negatif dalam kehidupan. Hal-hal pasien GGK tersebut juga menunjukkan
yang mempengaruhi kualitas hidup adanya penurunan kualitas hidup akibat
diantaranya adalah aspek kesehatan fisik, kurangnya dukungan keluarga. Kualitas hidup
kesehatan mental, nilai dan budaya, yang menurun ini di kaitkan dengan
spiritualitas, hubungan sosial ekonomi yang perubahan kehidupan ekonomi, kesehatan
mencakup pekerjaan, perumahan, sekolah dan fisik dan psikososial, dimana 10 pasien GGK
lingkungan pasien. menyatakan bahwa telah berhenti bekerja
Hubungan peran perawat pelaksana sejak menjalani terapi hemodialisis dan
dengan kualitas hidup pasien GGK yang mengalami perubahan kesehatan fisik yang
menjalani terapi hemodialisis pernah diteliti cukup drastis, pasien mengalami cepat merasa
672
lelah sehingga kegiatannya harus dibantu oleh Prosedur: Tahapan awal peneliti
orang lain. Rata-rata pasien yang menjalani mengajukan surat permohonan ke PSIK UR
hemodialisis di RSUD Arifi Achmad yang selanjutnya diteruskan ke RSUD Arifin
Pekanbaru berasal dari luar kota ke pekanbaru Achmad Pekanbaru.
hanya untuk melakukan hemodialisis dan
pasien juga mengaku bahwa sudah tidak lagi HASIL PENELITIAN
mengikuti kegiatan sosial dilingkungan nya Analisa Univariat
seperti wirid dan arisan sejak menjalani
hemodialisis. Tabel 1
Menurut Boworth (2009), dukungan Distribusi karakteristik responden
keluarga sangat berpengaruh terhadap berdasarkan umur di ruang hemodialisis
kesehatan mental angota keluarganya. RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Sedangkan menurut Friedman (2010) ,
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penarimaan keluarga tarhadap anggota yang Kategori umur Jumlah %
sakit. Hasil studi di Amerika Serikat dan di Dewasa awal (26 – 40 tahun) 18 17,1
negara lain menunjukan aspek kesehatan dan Dewasa tengah (41 – 65 tahun) 72 68,6
perawatan keluarga akan berpengaruh Dewasa lanjut (66 – 75 tahun) 15 14,3
terhadap kualitas hidupnya. Dari uraian Total 105 100
diatasmaka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Hasil analisis data dari variabel umur
dukungan keluarga dengan kulitas hidup menunjukkan mayoritas responden berada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani pada kategori dewasa tengah, yaitu sebanyak
terapi hemodialisis di RSUD Arifin Achmad 72 orang (68,6%).
Pekanbaru”
Tabel 2
TUJUAN PENELITIAN Distribusi karakteristik responden
Untuk mengetahui hubungan dukungan berdasarkan jenis kelamin di ruang
keluarga terhadap kualitas hidup penderita hemodialisis RSUD Arifin Achmad
GGK yang menjalani terapi hemodialisis di Pekanbaru
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jenis kelamin Jumlah %
Laki-laki 67 63,8
METODE Perempuan 38 36,2
Desain penelitian merupakan suatu Total 105 100
bentuk rancangan penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehinga dapat menuntun Hasil analisis data dari variabel jenis
peneliti untuk dapat memperoleh jawaban kelamin menunjukkan mayoritas reponden
terhadap pertanyaan penelitian (Sasroasmoro adalah laki-laki berjumlah 67 orang (63,8%).
& Ismael, 2008). Jenis penelitian ini adalah
korelasi dengan pendekatan Cross Sectional Tabel 3
yaitu penelitian yang menekankan waktu Distribusi karakteristik responden
pengukuran atau observasi data variabel berdasarkan tingkat pendidikan di ruang
independen dan dependen hanya satu kali hemodialisis RSUD Arifin Achmad
pada satu saat (Nursalam, 2003). Pekanbaru
Sampel: Pada penelitian ini jumlah Tingkat pendidikan Jumlah %
sampel sebanyak 105 orang. Sampel dari Tidak Sekolah 4 3,8
penelitian ini adalah seluruh pasien GGK SD 9 8,6
yang menjalani hemodialisis di Ruangan SMP 31 29,5
Hemodialisis RSUD Arifin Achmad SMA 51 48,6
Pekanbaru dari tanggal 21-23 Januari 2015 Perguruan tinggi 10 9,5
Instrument: instrument yang digunakan Total 105 100
berupa kuesioner.
673
Hasil analisis data dari variabel tingkat lama menjalani hemodialisis adalah 27,33
pendidikan menunjukkan paling banyak bulan (95% CI: 22,8 – 31,78), median 24
responden dengan pendidikan akhir SMA bulan dengan standar deviasi 23 bulan.
berjumlah 51 orang (48,6%). Responden yang paling baru menjali
hemodialisis adalah 6 bulan dan yang paling
lama menjalani hemodialisis adalah 96 bulan.
Tabel 4 Tabel 7
Distribusi karakteristik responden Distribusi frekuensi dukungan keluarga
berdasarkan pekerjaan di ruang hemodialisis responden GGK yang menjalani terapi
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Hemodialisis diruang hemodialisis RSUD
Jenis pekerjaan Jumlah % Arifin Achmad
Tidak bekerja 26 24,8 Dukungan keluarga Jumlah %
Swasta 27 25,7 Positif 53 50,5
Wiraswasta 42 40 Negatif 52 49,5
PNS / TNI / POLRI 6 5,7 Total 105 100
IRT 4 3,8
Total 105 100 Hasil analisis data dari variabel
dukungan keluarga menunjukkan bahwa lebih
Hasil analisis data dari variabel jenis dari separuh dukungan yang diberikan oleh
pekerjaan menunjukkan sebagian besar keluarga kepada responden yang mengalami
responden adalah wiraswasta berjumlah 42 gagal ginjal dan menjalani terapi hemodialisis
orang (40%). adalah positif yaitu sebanyak 53 orang (50,5
%).
Tabel 5
Distribusi karakteristik responden Tabel 8
berdasarkan status pernikahan di ruang Distribusi frekuensi kualitas hidup responden
hemodialisis RSUD Arifin Achmad di ruang hemodialisis RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Pekanbaru
Status pernikahan Jumlah % Tingkat kualitas hidup Jumlah %
Menikah 105 100 Baik 51 48,6
Belum menikah 0 0 Kurang baik 54 51,4
Total 105 100 Total 105 100
Hasil analisis data dari variabel status Hasil analisis data dari variabel kualitas
pernikahan menunjukkan semua status hidup responden menunjukkan lebih dari
pernikahan responden adalah menikah 105 separuh responden memiliki kualitas hidup
orang (100%). kurang baik sebanyak 54 orang (51,4%).
Tabel 6 Tabel 9
Distribusi karakteristik responden Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
berdasarkan lama menjalani hemodialisis di hidup
ruang hemodialisis RSUD Arifin Achmad Kualitas Hidup
Pekanbaru Dukungan
Baik
Kurang ρvalue OR
Mean Standar Min - 95% Keluarga Baik
Variabel
Median Deviasi Maks CI n % n %
Lama menjalani 27,33 6 – 96 22,8 – Positif 34 64,2 19 35,8
23 0,002 3,684
hemodialisis 24 bulan 31,78
Negatif 17 32,7 35 67,3
Total 105 100 Total 51 48,6 54 51,4
679
Notoatmodjo. (2010). Prinsip-prinsip dasar Sasroasmoro & Ismael. (2008). Dasar-dasar
ilmu kesehatan masyarakat. Cetakan metodologi penelitian klinis. Edisi ke 3.
kedua. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Sanggung seto.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset
penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rineka Cipta. Setiadi. (2008). Konsep dan proses
Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan keperawatan keluarga. Yogyakarta: graha
prilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ilmu.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik Sityowati, S & Arita, M. (2008). Asuhan
& geriatrik. Jakarta: EGC. keperawatan keluarg: konsep dan aplikasi
Nursalam. (2006). Asuhan keperawatan pada kasus. Yogyakarta: Mitra Cendikia
pasien dengan gangguan system Sidartha, B. (2008). Kompas. Usia muda
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. makin rentan gagal ginjal. Diperoleh
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan tanggal 23 Januari 2015 dari
metodologi penelitian ilmu keperawatan. http://www.biofirstore.com/penjelasan-
Jakarta: Salemba Medika. biofir/usia-muda-makin-rentan-gagal-
Nursalam & Batticaca, F. B. (2008). Asuhan ginjal.html.
keperawatan pada pasien dengan Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J, L., &
gangguan system perkemihan. Jakarta: Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Salemba Medika. Suddarth`s textbook of medical surgical
O`callaghan, C. (2009). At a glance sistem nursing. (12 th edition ed.). Philadelpia:
ginjal. (2 edision ed). (E. Yasmine, Lippincott. Williams & Wilkins.
penerj.). Jakarta: Erlangga. Suharyanto, T,. & Madjid, A. (2009). Asuhan
Patricia, G. (2012). Keperawatan kritis keperawatan pada pasien dengan
pendekatan asuhan holistik. Ed 8. Jakarta: gangguan sistem perkemihan. Jakarta:
EGC. Trans Info Media.
Polonsky, A. (2007). Understanding & Suyono, S. (2001). Buku ajar ilmu penyakit
assessing diabetes specific quality or life. dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Diperoleh tanggal 14 September 2014 dari Sudoyo. (2006). Buku ajar ilmu penyakit
http//www.Journal. Diabetes.org dalam jilid 11. Jakarta Pusat: Pusat
Price, A. S., & Wilson M. L. (2006). Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Patofisiologi konsep klinis proses-proses Sutanto, P. H., & Sabri. L. (2011). Statistik
penyakit. Jakarta: EGC. kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
PSIK-UR. (2014). Pedoman penulisan skripsi Tarwoto & Watonah. (2011). Kebutuhan
dan penelitian. Pekanbaru: Program Studi dasar manusia dan proses keperawatan.
Ilmu Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Ratna, W. (2010). Sosiologi dan antropologi Togatorof, L. (2011). Hubungan dukungan
kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama. perawat dengan kualitas hidup pasien
Rekam Medik. (2014). Jumlah pasien CKD. Medan. Di peroleh pada tanggal 14
Pekanbaru: RSUD Arifin Achmad desember 2014 dari
Provinsi Riau. http://repository.usu.ac.Id./bilstream/cover
Roach, S. (2010). Introductory gerontological .pdf.
nursing. Philadelphia: Lippincott World Health Organization. (2014) The
Williams & Wilkins. world health organization; quality of life
Rubianto. (2009). Pengobatan gagal ginjal (Mardiati, R, Joewono, S. Terj). Diperoleh
kronik, di peroleh tanggal 16 Juli dari. tanggal 22 November 2014 dari
http://www. Mediacastore.com. http//www. whoqol.breff.org
Sapri, M. (2008). Pengaruh dukungan World Health Organization. (1997).
keluarga terhadap respon sosial pasien WHOQOL: Measuring quality of life .
hemodialisis. Diperoleh tanggal 20 Diperoleh pada tanggal 8 Januari 2015
Januari 2015 dari http://digg.com/ dari
educational
680
http://www.who.int/mental_heaith/media/
68.pdf.
Wijayakusuma, H. (2008). Bebas penyakit
ginjal & saluran kemih. Jakarta: Pustaka
Bunda.
Yosep, I. (2007). Keperawatan jiwa.
Bandung: Refika Aditama.
Zadeh, K. K., Koople, J. D., & Blok, G.
(2003). Association among SF-36 quality
of life measures and nutrition,
hospitelization and mortality in
haemodialisis. Diperoleh pada tenggal 16
oktober 2014. http://www.asjournals.org.
681