2 Anjungan Lepas Pantai
2 Anjungan Lepas Pantai
2.1 Umum
Anjungan lepas pantai adalah bangunan yang beroperasi di lepas pantai. Yang dimaksud dengan
lepas pantai adalah bagian lautan yang permukaan dasarnya dibawah pasang surut terendah atau
bagian lautan yang berada di luar daerah gelombang pecah arah ke laut.
Ciri-ciri anjungan lepas pantai adalah:
- Beroperasi di daerah sekitar sumur minyak atau daerah pertambangan yang terbatas, tidak
dapat beroperasi di daratan dan tidak dapat berpindah-pindah.
- Struktur tidak dibangun langsung dilapangan tetapi komponen-komponennya dibuat di darat
lalu kemudian diangkut dan dirakit langsung dilapangan.
- Beroperasi dilapangan (dilaut) untuk perioda waktu yang lama sehingga bangunan harus
mampu bertahan dalam kondisi cuaca baik maupun kondisi cuaca buruk yang mungkin terjadi
selama beroperasi
1. Exploration
Kegiatan exploration adalah pencarian/penentuan lapisan tanah yang menyimpan minyak atau
bahan tambang lainnya di dasar lautan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh ahli-ahli geologi dan
geofisik.
2. Exploratory Drilling
Setelah daerah yang diperkirakan mengandung minyak ditentukan, pemboran harus dilakukan
untuk memastikan perkiraan. Biasanya pemboran dilakukan dengan menggunakan mobile drilling
rig yang diikatkan ke kapal atau dengan menggunakan moveable platform. Untuk kedalaman 15 m
2- 1
sampai 76 m digunakan Jack-Up mobile rig. Untuk kedalaman lebih kecil dari 15 m alat submersible
dapat digunakan. Sedangkan untuk kedalaman lebih dari 76 m digunakan floating drilling rig.
3. Development Drilling
Development drilling adalah proses pembuatan/pemboran lubang ke dalam tanah yang diketahui
mengandung minyak untuk diambil dengan cara yang paling ekonomis dan efisien. Development
drilling yang efisien biasanya membutuhkan pemboran beberapa sumur sekaligus dari satu lokasi.
Desain platform saat ini memungkinkan pemboran 32 sampai 40 sumur dari satu platform.
4. Production Operations
Pekerjaan ini dilakukan setelah selesainya development drilling. Di laut dalam, peralatan produksi
dan pemrosesan ditempatkan pada self contained platform yang sama yang digunakan untuk
development drilling. Di laut dangkal drilling platform biasanya dijadikan well-protector platform
setelah proses produksi dimulai. Suatu platform yang terpisah tetapi berdekatan dengan well
protector platform dibangun untuk pemrosesan atau penempatan peralatan.
Penyimpanan minyak perlu mendapatkan perhatian utama. Umumnya setelah proses pengeboran
selesai, drilling platform (jika cukup besar) dijadikan well protector platform dan platform
penyimpanan. Tanki dengan kapasitas besar mampu menampung hingga 10.000 s/d 30.000 barrels.
5. Transportation
Dalam fase transportasi ini biasanya untuk laut dangkal, minyak diangkut ke darat dengan
menggunakan barge atau pipa panjang. Sedangkan untuk laut dalam penyimpanan dan
transportasi minyak disimpan dalam kapal tanker.
Sistem bangunan lepas pantai yang ada saat ini dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis
berdasarkan petimbangan-pertimbangan yang diambil oleh engineer diantaranya faktor kedalaman
laut, faktor lingkungan, faktor banyaknya jumlah cadangan minyak yang tersimpan, dan lain-lain.
Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut engineer juga harus memperhatikan keinginan dari
owner tanpa mengurangi fungsi dari platform tersebut. Beberapa konsep struktur bangunan lepas
pantai yang lazim dioperasikan hingga saat ini, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
utama, yaitu :
2.4.1 Anjungan Tetap (Fixed Offshore Platform)
Anjungan lepas pantai terpancang merupakan anjungan paling tua dan paling banyak dibangun,
untuk kegiatan eksplorasi minyak dan gas. Suatu anjungan lepas pantai dikategorikan sebagai
anjungan terpancang bila anjungan tersebut dalam operasinya bersifat menahan gaya-gaya
lingkungan tanpa mengalami displacement/deformasi yang berarti.
Di laut yang dangkal anjungan dapat dipancangkan ke dasar laut. Kaki-kaki terbuat dari beton atau
baja memanjang dari anjungan ke dasar laut. Untuk struktur dari beton, berat dari kaki-kaki akan
membuat anjungan menyandar di dasar laut.
Penggunaan anjungan terpancang tipe jacket hanya ekonomis untuk pengoperasian pada perairan
dengan kedalaman 1000 – 1600 ft.
Contoh anjungan terpancang diantaranya adalah :
1. Jacket template
Contoh anjungan terpancang ini memiliki ciri khas, yaitu jacket bagi conductor dan template untuk
pemancangan pile. Tipe ini dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang
dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Anjungan ini disokong oleh tiang baja yang dipancang
melalui kaki-kaki dari struktur rangka baja ke dasar laut. Tiang pancang ini juga menyokong
struktur terhadap beban lateral yang dialami yang diakibatkan oleh angin, gelombang, dan arus.
Gambar 2.2 menunjukkan ilustrasi sebuah anjungan tipe jacket template.
2. Caissons
Platform kecil dengan dek kecil, dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal (tidak lebih dari 60 m)
dengan kandungan minyak yang tidak banyak. Dalam hal ini,pile dipancang sampai kedalaman
yang cukup untuk menyokong dek kecil.
Gambar 2.3 Platform tipe caisson.
1. Semi-submersible platform
Jenis platform ini memiliki kemampuan membor di laut dalam. Sistem kerja platform ini adalah
pada saat udara dikeluarkan dari lambung bawah, rig tidak seluruhnya terendam ke dasar laut tapi
hanya sebagian, masih mengapung di atas titik pemboran. Lambung bawah diisi dengan air untuk
memberikan kestabilan pada rig. Rig-rig semisubmersible ditahan di lokasi oleh sauh atau dengan
sistem dynamic positioning.
2. Jack-up platform
Rig jack-up digunakan untuk pemboran di perairan darat yang dangkal yang tenang seperti di
danau, rawa, sungai dan kanal. Rig jack-up ini berupa anjungan besar yang mengapung yang harus
ditarik dengan kapal tunda ke lokasi. Setelah rig jack-up ditarik ke lokasi, tiga atau empat kakinya
diturunkan sampai menyentuh dasar laut, anjungannya terletak di atas permukaan air. Sesuai untuk
perairan dangkal.
Gambar 2.6 Jack-up platform.
Wind Wav e Current Tide Soil Characteristic Material Selection Installation Equipment Flotation Buoyancy
And Corrosion
Scour
Design for Fabrication & Installation
Gambar 2.10 Skema teknologi yang terlibat dalam desain bangunan lepas pantai
Keterangan : diambil dari diktat Kuliah Perencanaan Bangunan Lepas Pantai , Dr. Ir. Ricky Lukman Tawekal.
Tahapan dalam perencanaan struktur dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1. Desain Konseptual
Pekerjaan dalam tahap desain konseptual mencakup :
a. Informasi mengenai derrick dan cargo barge yang tersedia.
b. Studi peralatan produksi, meliputi penentuan Preliminary Process Flow Diagram
(PFD), informasi daftar peralatan utama, gambar lay-out fasilitas di deck, gambar
piping dan instrument diagram (P&ID).
c. Analisis awal pembebanan, meliputi perhitungan ukuran struktur utama, orientasi
dan lokasi platform.
d. Penyelidikan oseanografi, hidrografi, dan meteorologi.
e. Penyelidikan geofisik dan geoteknik.
f. Rute dan ukuran pipa penyalur (pipeline).
g. Perkiraan biaya dan jadwal pembangunan.
h. Menyiapkan dokumen dan informasi untuk keperluan tahapan perencanaan
berikutnya.
2. Desain Detail
Pekerjaan dalam tahapan desain detail mencakup :
a. Analisis struktur yang meliputi semua kondisi, yaitu :
- Analisis in-place (kondisi operasi, kondisi badai/storm)
- Analisis dinamik akibat gempa (strength dan ductility)
- Analisis kelelahan struktur (fatigue)
- Analisis saat konstruksi (fabrikasi, transportasi, instalasi, termasuk pile
conductor driveability).
- Analisis perlindungan korosi.
- Analisis pipeline riser.
b. Gambar desain yang meliputi :
- Deck plan and elevations.
- Deck framing.
- Connections (joint) and stiffeners.
- Welding detail.
- Pile and conductor detail.
- Padeye and other lifting connections.
DESAIN KRITERIA
Tersedia atau tidaknya Derrick dan Cargo barge Perhitungan ukuran-ukuran utama struktur Studi Peralatan Produk
Analisa awal pembebanan
Orientasi dan lokasi platform Rute dan ukuran pipeline
Penyelidikan oceanografi, hidrografi, dan meteorologi Penyelidikan geofisik dan geoteknik
DESAIN KONSEPTUAL
Penelitian beban-beban
Analisa Inplace (Operating, Storm) Analisa Dinamik (Gempa)
Analisa Lelah (Fatique) Analisa Tiang Pancang Analisa Transportasi
Analisa Instalasi
Analisa Pipeline Riser
DESAIN DETAIL Detail Struktur
Spesifikasi Teknis
PEMERIKSAAN PIHAK KETIGA
Laporan Desain
Fungsi Anjungan
KRITERIA OPERASIONAL Cara Pengeboran
Pola Transportasi Personil
Pola Transportasi Minyak
Roll-Up
Kedalaman Laut
KRITERIA LINGKUNGAN
Kondisi Tanah Dasar Laut
Angin, Gelombang Laut, Arus, Pasang Surut (Tide), Korosi
2 - 13
Jacket ini menyangga deck dan melindungi conductor dan juga menyokong sub-struktur lainnya
seperti boat landing, barge bumper dan lain-lain.
3. Deck
Deck berfungsi sebagai penunjang segala peralatan yang digunakan dalam proses operasi yang
berlangsung, seperti pengeboran, peralatan produksi dan tempat tinggal di anjungan.
Biasanya deck terdiri dari beberapa tingkat sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang dibutuhkan,
yaitu:
a. Main deck (deck utama)
b. Cellar deck
c. Mezzanine deck
B. Susunan Rangka
Kaki-kaki jacket saling dihubungkan dan diikat oleh 3 jenis pengaku (bracing) yaitu :
1. Bracing diagonal pada bidang vertikal
2. Bracing horisontal pada bidang horisontal
3. Bracing diagonal pada bidang horisontal.
Sistem bracing memiliki 3 fungsi:
1. Membantu memindahkan beban-beban horisontal ke pondasi
2. Memberikan kesatuan struktural selama fabrikasi dan instalasi
3. Menyokong anoda korosi dan kepala konduktor dan meneruskan gaya-gaya gelombang yang
dihasilkan ke pondasi.
2- 14
Gambar 2.14 Bentuk umum pola brace.
Keterangan : diambil dari diktat Kuliah Perencanaan Bangunan Lepas Pantai , Dr. Ir. Ricky Lukman Tawekal.
Tipe 1 : K-braced
a. Memiliki jumlah joint yang sedikit.
b. Tidak simetris dan tidak mempunyai sistem redundansi yang baik.
c. Biasanya digunakan di lokasi yang tidak membutuhkan kekakuan tinggi tanpa gaya seismik.
Tipe 2 dan 5 : V-braced
a. Memiliki jumlah joint yang sedikit.
b. Tidak mempunyai sistem redundansi yang baik.
c. Tidak memiliki sistem transfer beban yang baik dari satu level ke level lainnya.
d. Jarang digunakan.
Tipe 3 : N-braced
a. Tidak mempunyai sistem redundansi yang baik.
b. Kegagalan buckling pada salah satu batang tekan akan menyebabkan kegagalan pada batang
lainnya dan menyebabkan keruntuhan.
c. Tidak dianjurkan untuk digunakan.
Tipe 4 : Plus X-braced
a. Memiliki bentuk simetris dengan redundansi dan daktilitas yang cukup.
b. Memiliki jumlah joint yang banyak dan bentuk cabang V pada sisi transversal akan
menyebabkan ukuran horizontal brace yang besar.
c. Paling banyak digunakan pada lokasi perairan yang tidak dalam.
Tipe 6 : X-braced
a. Memiliki kekakuan horizontal, daktilitas, dan redundansi yang tinggi.
b. Memiliki jumlah joint dan batang yang dibutuhkan lebih banyak.
c. Umum digunakan di laut dalam dan di daerah gempa yang membutuhkan kekakuan dan
daktilitas tinggi untuk mengurangi perioda goyangan alami struktur.
Setelah diketahui elevasi deck maka selanjutnya akan dilakukan penentuan ukuran deck leg, sebagai
berikut:
1. Penentuan diameter luar deck leg yang biasanya adalah sama dengan diameter luar Pile yang
direncanakan.
2. Perhitungan tegangan aksial yang diizinkan (allowable axial stress) Fa, dilakukan menurut
standar AISC (American Institute of Steel Construction) berdasarkan rasio kerampingan.
3. Perhitungan perkiraan gaya aksial dan momen maksimum pada deck leg dilakukan berdasarkan
beban konservatif dari struktur, beban peralatan, gaya angin, dan gaya gelombang.
4. Perhitungan interaction ratio dengan mengambil suatu harga ketebalan dinding deck leg awal,
axial stress, dan bearing stress hingga diperoleh nilai interaction ratio lebih kecil dari 1.
B. Layout Equipment
Posisi, dimensi, dan berat peralatan yang akan dipasang di atas deck harus diperhatikan secara
seksama sehingga dapat memberikan ruang diantara equipment. Perlu diperhatikan juga framing
untuk menahan beban equipment dan ruang antara equipment. Hal ini berguna untuk
mendapatkan dimensi, ruang, dan kekuatan framing deck yang akan direncanakan.
C. Deck Framing
Deck framing berfungsi mentransfer beban-beban dari area deck ke deck leg untuk diteruskan ke
jacket lalu ke pondasi. Sistem yang biasa digunakan adalah dengan menyalurkan beban pada lantai
deck yang biasanya berupa deck plate dan balok-balok utama (beams) kepada sistem rangka
longitudinal yang tersusun dari elemen-elemen tubular atau balok standar.
Pemilihan ukuran awal deck plate dilakukan dengan menggunakan beban merata maksimum pada
deck. Pelat pada deck didesain untuk dapat menerima beban yang bekerja di atasnya, kemudian
disalurkan ke balok-balok utama deck (deck beams). Dalam desain pelat harus diperhatikan
kemungkinan korosi, tegangan, dan lendutan yang mungkin terjadi. Lendutan yang berlebihan
harus dapat dihindari dengan mempertebal pelat atau memperpendek bentang. Untuk struktur
anjungan dianjurkan ketebalan minimal pelat adalah 5/16 inch, tetapi umumnya digunakan pelat
3/8 inch.
Beban dari deck plate diteruskan ke balok utama deck. Pada umumnya balok utama dipasang pada
setiap bentang yang sama. Jarak antara deck beams biasanya ditentukan oleh jarak antara wellhead.