Anda di halaman 1dari 10

SUBSEA PRODUCTION SYSTEM

Sistem produksi subea adalah sebuah sumur yang terletak di dasar laut, baik untuk perairan dangkal
maupun perairan dalam. Secara umum diistilahkan sebagai sistem produksi terapung, dimana
minyak bumi diekstraksi di dasar laut dan dapat dikaitkan kembali dengan platform prooduksi yang
sudah ada atau langsung ke fasilitas darat. Sistem produksi bawah laut menyediakan cara untuk
menghasilkan hidrokarbon dari daerah yang tidak ekonomis atau sulit dikembangkan dengan
menggunakan platform lepas pantai. Sistem ini menggunakan sejumlah blok bangunan yang
ditempatkan di dasar laut yang terhubung ke jaringan pipa bawah laut, dimana terdapat sumur
minyak yang di bor dan minyak atau gas yang diekstraksi diangkut oleh pipa bawah laut dan
kemudian naik ke fasilitas pengolahan dengan aman dan efisien.

Alasan mengapa instalasi subsea dipilih untuk memproduksi minyak dan gas :

- Memungkinkan untuk mengekspoitasi ladang minyak yang marginal


- Memungkinkan untuk memproduksi dari laut yang lebih dalam
- Kapasitas yang lebih fleksibel untuk dikembangkan secara bertahap atau menambah umur
lapangan
- Adanya pembatasan yang berhubungan dengan lingkungan hidup atau estetika

Disisi lain, ada hal yang perlu diperhatikan :

- Instalasi yang lebih kompleks


- Perlu reliabilitas yang tinggi
- Beberapa teknologi masih dalam tahap pengembangan, belum terbukti.

Secara umum, fasilitas subsea akan mengalirkan produksinya dari dalam tanah lewat sumur, pada
bagian atas sumus ini biasa dipasang tree untuk pengoperasian sumur tersebut. Dari beberapa
sumur, aliran hasil produksi dikumpulkan jadi satu oleh manifold untuk dikirim ke tempat proses dan
penyimpanan selanjutnya yang biasanya mengapung, berdiri di atas struktur tetap atau berada di
darat. Untuk menghubungkan tree dengan manifol, dibutuhkan jumper/flowline. Untuk tieback yang
banjang, pipeline akan dibutuhkan untuk menghubungkan manifold dengan fasilitas penerima. Di
kedua ujung pipeline ini, biasanya akan dipasang FTA (Flow Termination Assembly) atau PLET
(Pipeline End Termination) untuk memungkinkan koneksi dengan eiser atau jumper dari jarak jauh.

Secara umum, gambaran fasilitas subsea adalah seperti berikut :


Komponen sistem produksi bawah laut :

- Tree
Tree merupakan rangkaian dari valve dan fitting yang digunakan untuk mengontrol aliran
produksi dari sumur melalui beberapa valve dan choke, ke manifold atau tempat lain, selain
itu juga untuk mengontrol arus pengeboran, produksi atau cairan injeksi seperti gas dan air.
Apabila lapangan migas berada di lepas pantai, untuk memproduksinya ada dua alternatif
dalam menentukan lokasi tree : di dasar laut (wet tree) atau di atas permukaan air yaitu di
fixed/floating platform (dry tree).

(https://akersolutions.com/what-we-do/products-and-services/subsea-production-
systems/)
- Wellheads/Kepala sumur
Wellhead adalah alat yang digunakan dalam pengeboran minyak yang berfungsi untuk
menjadi dudukan tree dan untuk menggantungkan casing atau tubing pada suatu sumur.
Selain itu fungsi wellhead adalah sebagai penahan tekanan utama untuk sumur bawah laut.
Berdasarkan tekanan kerja dan sambungan wellhead memiliki beberapa jenis :
- Low pressure wellhead – tread connected : mempunyai rating tekanan kerja rendah
antara 3000 – 5000 psi dan sambungannya menggunakan tread.
- Flanged low and medium pressure well head : 2000 – 5000 psi.
- High pressure wellhead flange : 10000 psi, 15000 psi dan 20000 psi.
- Clamped connected high pressure wellhead : diatas 5000 psi dan sambungannya
menggunakan klem

(https://akersolutions.com/what-we-do/products-and-services/wellheads/)
- Konfigurasi sumur
Konfigurasi sumur adalah bentuk perangkaian sumur-sumur dalam satu drill centre atau satu
lapangan subsea. Jenis-jenis konfigurasi :
- Single satellite
pada konfigurasi ini, masing-masing sumur dihubungkan langsung ke fasilitas penerima.
Sangat cocok untuk lapangan kecil/besar dengan jumlah sumur yang sedikit.
Relaibilitasnya tinggi karena tidak ada fasilitas tambahan yang lain dari sumur sampai
penerima. Walaupun sederhana, namun biaya kapital yang dibutuhkan cukup tinggi.

- Cluster
Konfigurasi ini dikembangkan untuk mengurangi resiko kejatuhan benda pada saat
beroperasi. Pada konfigurasi ini, sumur-sumur terletak disekeliling manifold yang
dihubungkan dengan jumper/flowline dan flying leads untuk kontrol sistem. Sistem ini
sangat cocok dengan intervensi jarak jauh dengan ROV.

- Template
Konfigurasi template merupakan teknologi yang pertama dipakai dalam pengembangan
subsea sejak diperkenankannya pengeboran beberapa sumur dari lokasi yang sama.
Dalam sistem ini beberapa sumur dipasang dalam satu struktur dan manifold terintegrasi
di dalamnya. Dengan sistem ini jumper/flowkine dan flyin leads dari sumur manifold tidak
diperlukan lagi.
Sistem ini lebih ekonmis untuk pengembangan dengan jumlah sumur yang banyak,
namun hanya cocok untuk reservoir yang berpemeabilitas tinggi. Sistem ROV juga lebih
rumit. Karena bentuknya yang besar, sistem ini juga lebih beresiko untuk kejatuhan
benda pada saat beroperasi.

- Manifold
Manifold subsea merupakan interface antara pipeline atau riser, flowline dan sumur.
Manifold mempunyai fungsi mengumpulkan hasil produksi dari masing-masing sumur untuk
didistribusikan ke tempat selanjutnya. Manifold juga mendistribusikan chemical, kontrol
fluida, suplay elektrik dan hidrolik.

Manifold biasanya juga mempunyai fasilitas untuk pigging. Berdasarkan lokasi manifold ini
ada dua jenis : template manifold dan cluster manifold. Pada template manifold, manifold
letaknya jadi satu dengan sumur sedangkan lokasi cluster manifold ada diluar lokasi struktur.
Secara struktur juga ada dua jenis : integral manifold dan retrievable manifold. Integral
manifold yang merupakan satu struktur yang menyatu, sedangkan retrievable manifold yang
terdiri dari beberapa modul yang bisa diambil lagi ke atas air secara terpisah. Dari manifold
ini, pengiriman ke stasiun penerima bisa melewati pipeline atau langsung ke riser.
Struktur manifold harus men-support dan melindungi semua jaringan pipa di dalamnya.
- FTA (Flowline Termination Assembly)
Ada beberapa jenis FTA untuk menyambung pipeline dengan fasilitas lainnya : PLET, PLEM,
Riser Base.
- PLET (Pipeline End Termination) adalah sebuah perangkat keras yang dipasang dikedua
ujung pipeline dan dilengkapi dengan porch untuk sistem koneksi tertentu sehingga
memungkinkan untuk dihunungkan dengan fasilitas subsea lainnya seperti manifold.
- PLEM (Pipeline End Manifold) adalah FTA yang mempunyai hub porch lebih dari satu
sehingga bisa mengakomodasi beberapa sambungan.
- Riser base adalah FTA untuk pipeline dan riser yang merupakan modul tersendiri. Riser
base harus dipasang tersendiri sehingga butuh dua konektor untuk menghubunfkan riser
dan pipeline.

PLET, riser base, plem


- Riser
Riser adalah pipa konduktor yang berfungsi untuk menghubungkan suatu bangunan
terpancang maupun terapung dengan wellhead atau sumur produksi minyak dan gas yang
berada pada seabed.

Secara material hanya ada dua jenis riser : rigif dan flexible.
Karakteristik flexible : respon dinamik yang bagus, minimum bending radius (MBR) yang
kecil, instalasi yang lebih mudah, koneksi di topside lebih sederhana, lebih tahan terhadap
kelelahan. Kekurangan : harganya mahal, dibatasi oleh kedalaman dan ukuran.
Karakteristik rigid : biaya murah, ukuran pipa lebih besar, collaps depth yang lebih dalam dan
lebih ringan di air. Namun koneksi topside untuk rigid kurang toleran dengan gerakan.
- Sistem tie-in
sistem tie-in adalah blok bangunan penting dalam instalasi bawah laut. sistem ini
menyediakan koneksi yang aman dan tahan bocor antara infrastruktur bawah laut dan jalur
arus, umbilical, modul dan jaringan pipa untuk impor atau ekspor minyak atau gas.

(https://akersolutions.com/what-we-do/products-and-services/tie-in-systems/)
- Sistem tieback
Tieback adalah proses menghubungkan fasilitas subsea ke stasiun pengumpul.
- Tieback ke FPSO
FPSO disini bukan kapal saja, namun berupa ke FPSO, SPAR, TLP, Semisub. Tieback jenis
ini umum dilakukan di laut dalam yang jauh dari onshore dan fasilitas yang sudah ada.
Opsi ini juga memungkinkan untuk mengelolla lapangan produksi yang berumur relatif
pendek. Karena FPSO bisa ditempatkan dimana saja, jarak tieback umumnya relatif
pendek.
- Tieback ke fixed platform

- Tieback ke onshore

- Sistem intervensi dan workover bawah laut


Sistem workover merupakan alat penting sepanjang kehidupan sumur bawah laut. sistem ini
memungkinkan akses sumur yang aman untuk pemasangan dan penyelesaian sumur bawah
laut, diagnosa, perawatan, perbaikan, peningkatan produksi dan akhirnya pemasangan dan
abandonment.
(https://akersolutions.com/what-we-do/products-and-services/intervention-and-workover-
systems/)
- Sistem subsea umbilical
Umbilical menghubungkan permukaan dan peralatan minyak dan gas dasar laut untuk
kontrol, tenaga atau tekanan. Umbilical menyediakan sinyal listrik dan serat optik, tenaga
listrik dan cairan injeksi hidrolik dan kimia ke unit bawah laut, dan juga dapat memperkuat
penguat dan kompresi bawah laut, serta menyediakan pemanas aliran untuk mencegah
pembentukan lilin dan hidrat yang dapat memperlambat produksi minyak.

(https://akersolutions.com/what-we-do/products-and-services/umbilicals/)
https://en.wikipedia.org/wiki/Subsea_production_system

http://akersolutions.com/what-we-do/products-and-services/subsea-production-systems/

https://apiif.wordpress.com/2016/01/19/wellhead/

https://www.slideshare.net/DerprisFolmen/teknologi-dan-instalasi-subsea

Pada awal September, Royal Dutch Shell memulai produksi dari Stones, proyek
minyak dan gas lepas pantai terdalam di dunia. Terletak sekitar 200 mil
(320 km) barat daya New Orleans, lapangan Batu terletak di 9.500 kaki
(2.896 m) air. Proyek ini mencakup delapan blok sewa landas kontinental
luar negeri AS dalam tren geologi Lower Tertiary Teluk Meksiko.

Pada tahun 2005, Transocean semisubmersible Deepwater Horizon mengebor


sumur penemuan di blok Walker Ridge 508 pada 9.576 kaki (2.919 m). Kemudian
pada tahun itu kapal Transocean lainnya, drillship Penemu Spirit, mendorong
sumur Stones-2 ke kedalaman vertikal sejati 28.560 kaki (8.705 m). Hal ini
juga menegaskan adanya beberapa pasir bantalan hidrokarbon di Lower
Tersierary. Pada tahun 2008, sumur eksplorasi Stones-3 menegaskan kembali
beberapa pasir bantalan minyak. Batu diperkirakan mengandung lebih dari 2
Bboe di tempat.

Pada bulan Mei 2013, Shell, pemilik 100% dan operator, menyetujui proyek
Stones. Perkembangan bertahap terdiri dari dua sumur produksi bawah laut
yang diikat kembali ke kapal FPSO. Enam sumur produksi selanjutnya akan
ditambahkan kemudian, dan pemompaan dasar laut multi fase direncanakan
untuk fase selanjutnya. Kedalaman waduknya sekitar 26.500 kaki (8.077 m) di
bawah permukaan laut dan 17.000 kaki (5.181 m) di bawah daerahumpur. Pada
akhir 2017, produksi tahap pertama diperkirakan mencapai 50.000 boe / d
dengan cadangan yang dapat dipulihkan sebesar 250 MMboe. Tanker tiba setiap
beberapa hari untuk mengangkut minyak mentah dari FPSO ke kilang-kilang AS
di sepanjang pantai Texas dan Louisiana. Gas alam terkait diangkut dengan
pipa ke sistem pengumpulan terdekat.

Turboor FPSO sepanjang 900 kaki (274 m) dan 157 kaki (48 m m) ditambatkan
pada 9.500 kaki (2.896 m) air di Teluk Meksiko. (Semua gambar milik SBM
Offshore)

Menurut operator, proyek ini memiliki desain sumur yang lebih hemat biaya,
yang membutuhkan lebih sedikit bahan dan menurunkan biaya instalasi; Hal
ini diharapkan dapat memberikan pengurangan biaya sumur sebesar $ 1 miliar
begitu semua produsen selesai.

Inti dari proyek Stones adalah FPSO Turritella. FPSO pertama Shell ini
tidak hanya di Teluk Meksiko, tapi juga merupakan unit produksi terdalam
yang pernah dipasang.

Pada bulan Juli 2013, Shell Offshore Inc. mengontrak SBM Offshore untuk
memasok dan menyewakan FPSO berdasarkan piagam 10 tahun awal. Ini adalah
proyek pertama yang diberikan sebagai bagian dari perjanjian kerangka kerja
perusahaan, yang ditandatangani oleh SBM Offshore and Shell pada bulan
Maret 2012, untuk penyediaan FPSO menengah dan kecil secara sewa dan guna.
Pada bulan September 2013, SBM Offshore menyewa Keppel Shipyard untuk
mengubah kapal tanker Suezmax menjadi FPSO 2-desain SBM Offshore
Generation. Lingkup kerja halaman termasuk perbaikan dan perpanjangan
hidup; peningkatan tempat tinggal; fabrikasi dan pemasangan sistem
pelampung terputus internal dan modul pendukung topsides; serta pemasangan
dan integrasi modul topsides.

Turritella memiliki menara dengan tambatan menara apung yang


memungkinkannya berada dalam kondisi normal dan melepaskan diri dari kapal
pada pendekatan badai.

Pada bulan November 2015, kapal sepanjang 900 kaki (274 m) dan 157 kaki (48
m) meninggalkan galangan kapal di Singapura dan memulai perjalanan 15.000
mil (24.140 km) ke Teluk Meksiko. Turritella dimiliki oleh perusahaan
patungan yang terdiri dari SBM Offshore (55%), Mitsubishi Corp (30%), dan
Nippon Yusen Kabushiki Kaisha (15%).

The Turritella, FPSO kedua di Teluk Meksiko, memiliki kapasitas pengolahan


60.000 b / d minyak dan 15 MMcf / d perlakuan gas dan ekspor. Lambung kapal
tersebut mampu menyimpan 800.000 bbl minyak mentah. Kapal ini memiliki
menara dengan pelampung yang bisa diputuskan (pelampung kubah yang apung)
yang memungkinkannya berada dalam kondisi normal dan melepaskannya dari
kapal pada pendekatan badai. Kemampuan dilepas ini memungkinkan FPSO untuk
segera melanjutkan produksi setelah cuaca dingin kembali. Menurut SBM
Offshore, dengan tinggi 82 kaki (25 m), berdiameter 82 kaki, dan berat
3.150 metrik ton, pelampung ini tidak hanya terputus di dunia, namun juga
merupakan yang pertama dengan balok gelombang malas - - Pipa baja dengan
daya apung in-line yang menyerap gerak kapal dan meningkatkan kinerja riser
pada kedalaman yang ekstrim. Pelampung tersebut diamankan ke dasar laut
oleh tumpukan hisap dan sembilan jalur tambat yang terdiri dari rantai dan
poliester, disusun dalam tiga buntelan tiga. Sistem mooring juga
menggabungkan kemampuan untuk mengatur ketegangan garis selama operasi
dengan menggunakan konektor mooring in-line.

Begitu Turritella tiba di Teluk pada bulan Januari 2016 dan tambat menara
yang apung dipulihkan oleh FPSO, lingkup kerja InterMoor terdiri dari
penyesuaian ketegangan akhir rantai melalui sistem konektor tambat in-line,
pemotongan dan penghapusan rantai berlebih, dan tarikan riser -di tali
peregangan dan transfer ke FPSO. Perusahaan saudara Acteon bekerja sama
dengan InterMoor dalam proyek tersebut, yang selesai pada bulan Juni. UTEC
memberikan survei penentuan posisi untuk kapal dan Mirage yang dirancang
khusus dan membuat pemotongan kawat berlian dan sistem penjepitan.

https://www.offshore-mag.com/articles/print/volume-76/issue-12/top-5-projects/shell-takes-ultra-
deepwater-to-record-depths-with-stones.html

Anda mungkin juga menyukai