Anda di halaman 1dari 8

JTM Vol. XVI No.

4/2009

POTENSI IMBUHAN DAN IMBUHAN AIRTANAH


CEKUNGAN AIRTANAH BANDUNG
Leni Nurliana1, Lilik Eko Widodo1
Sari
Ketersediaan airtanah di Cekungan Bandung yang terus menurun, menjadi permasalahan yang serius di wilayah
ini. Indikasi menurunnya ketersediaan airtanah tersebut dapat dilihat dari penurunan muka airtanah yang
menunjukkan bahwa keseimbangan dalam keseluruhan sistem sumberdaya air di CAT Bandung dalam kondisi
defisit. Beberapa penyebab penurunan muka airtanah tersebut oleh adanya alih fungsi lahan pada kawasan
imbuhan airtanah sehingga imbuhan airtanah yang berasal dari air hujan semakin menurun. Pada kenyataannya
sumber imbuhan airtanah di CAT Bandung ini bukan hanya berasal dari air hujan namun berasal dari sumber
lainnya yaitu 1) imbuhan airtanah dari kawasan pemukiman dan pesawahan, 2) imbuhan airtanah dari air
permukaan, 3) imbuhan airtanah dari transfer antar akifer. Hasil penelitian menunjukan bahwa imbuhan airtanah
dari kawasan pemukiman dan pesawahan memberikan kontribusi potensi imbuhan sebesar 72 mm/thn, imbuhan
dari air permukaan sebesar 86 mm/thn dan transfer antar akifer sebesar 186.208 m3/hari dari akuifer atas (tak
tertekan) melewati akuitar atas dan menuju akuifer tengah sedangkan pada akuifer bawah (semi tertekan –
tertekan) terjadi aliran ke atas menuju ke akuifer tengah (melalui akuitar bawah) sebesar 31.400 m3/hari.

Kata Kunci: imbuhan airtanah, infiltrasi, transfer antar aquifer

Abstract
The declining groundwater reseource in Bandung basin has become serious problem, which is indicated by
continuously lowering groundwater level that may reflect the defisit of the groudnwater system. One of the main
causes resulting in the lowering of groundwater table can be atributed to the change of land use in the recharge
zone leading to the decreasing of natural recharge. In fact recharge into specific aquifer is not only due to natural
recharge at higher topography but it can also occure as follows: (1) recharge due to infiltration of domestic waste
water and paddy field water into a unconfined aquifer, (2) recharge from surface water bodies and (3) recharge
due to interaquifer transfer that was defined as aquifer leakage. Research results show that (1) the contribution of
annual recharge from paddy field amounts to arround 72 mm/year, (2) the contribution from annual surface water
bodies infiltration is about 86 mm/year and (3) the contribution from interaquifer transfer was estimated arround
314000 m3 per day.

Keywords: recharge, groundwater replenishment, infiltration, inter-aquifer transfer

1)
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi
Bandung. Email: lew@mining.itb.ac.id

I. PENDAHULUAN II. TUJUAN


Airtanah di CAT Bandung menurut beberapa Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
penelitian telah mengalami penurunan, salah mengetahui besarnya potensi imbuhan yang
satunya menurut hasil penelitian yang terjadi pada permukaan cekungan airtanah serta
dilakukan Wibowo dan Repoyadi (1995) yang dari dalam cekungan itu sendiri. Sumber
menyatakan bahwa muka airtanah periode imbuhan di permukaan cekungan, dapat berasal
1983-1985 adalah 2,5-10 meter di bawah dari kawasan pemukiman dan areal pesawahan
permukaan tanah, kondisi tersebut turun serta air permukaan sedangkan dalam cekungan
menjadi 10-25 meter di bawah permukaan tanah bisa bersumber dari transfer antar akifer.
pada tahun 1985-1990. Penurunan muka
airtanah ini berawal dari berubahnya fungsi III. LINGKUP DAN BATASAN
lahan pada kawasan imbuhan yaitu di Kawasan Batasan dalam penelitian ini merupakan batasan
Bandung Utara (KBU), Kawasan Bandung wilayah penelitian. Batas cekungan airtanah
Selatan (KBS) dan sebagian Kawasan Bandung berbeda dengan batas cekungan serta batas
Timur (KBT). Komponen imbuhan airtanah DAS, dalam penelitian ini batasan yang
menurut Rushton (1988) terdiri dari beberapa digunakan merupakan batas cekungan airtanah.
komponen diantaranya imbuhan dari kawasan Batas cekungan airtanah dimana zona imbuhan,
pemukiman dan areal sawah, imbuhan dari air transmisi dan luahan airtanah terdapat dalam
permukaan serta imbuhan yang berasal dari satu wilayah tertentu yang merupakan satu
transfer antar akifer. Ketiga komponen tersebut kesatuan sistem airtanah.
akan dibahas dalam penelitian ini. Dari hasil
penelitian ini dapat diketahui besarnya Sesuai dengan definisi dari Lerner, dkk (1990)
kontribusi dari ketiga komponen tersebut bahwa imbuhan airtanah merupakan air yang
terhadap penambahan cadangan airtanah di terinfiltrasi dan mampu menambah cadangan
CAT Bandung. airtanah. Menurut Rushton (1988), imbuhan

261
Lilik Eko Widodo, Leni Nurliana

airtanah terdiri dari beberapa komponen, namun tertekan - tertekan. Sedangkan di bawah
dalam penelitian ini hanya dibahas tiga kedalaman 150 m terdapat akuifer bawah
komponen yang terdiri dari 1) Imbuhan dari bersifat semi tertekan - tertekan. Antara akuifer
kawasan pemukiman (limbah domestik dan tidak tertekan (atas) dengan akuifer tengah dan
kebocoran saluran air) dan areal irigasi akuifer tengah dengan akuifer bawah
(pesawahan) 2) Imbuhan dari air permukaan terpisahkan oleh lapisan akuitar. Adanya
(DAS Citarum Hulu) 3) Imbuhan yang terjadi lapisan akuitar ini menyebabkan akuifer bawah
karena transfer antar akifer dalam cekungan bersifat artesian dan dapat menyebabkan
airtanah. terjadinya aliran antar akuifer melalui fenomena
aquifer leakage.
IV. KONDISI HIDROGEOLOGI CAT
BANDUNG Akuifer endapan vulkanik tua merupakan
Akuifer di CAT Bandung berdasarkan sistem akuifer tunggal yang biasanya bersifat
konduktivitas dan transmisivitas serta litologi komplek berkait dengan heterogenitas material
penyusunnya dapat dibagi menjadi 2 bagian dalam endapan ini yang umumnya telah
yaitu bagian tepi cekungan (Utara, Selatan dan mengalami kompaksi yang cukup besar.
Timur) serta bagian tengah cekungan. Bagian
tepi cekungan tersusun oleh litologi endapan V. METODE PENDEKATAN
vulkanik muda dan vulkanik tua. Kedua Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang
endapan tersebut pada umumnya merupakan diterapkan diantaranya menggunakan
akuifer yang baik. Bagian tepi ini diasumsikan pemodelan dengan bantuan program komputer
sebagai akuifer tidak tertekan. seperti Visual Modflow 3.1 serta WMS 8.0
serta pendekatan matematis sesuai dengan
Bagian Utara CAT Bandung tersusun oleh konsep yang diterapkan untuk masing-masing
batuan vulkanik muda dari Formasi Cikidang komponen imbuhan.
dan Cibeureum serta batuan vulkanik tua
Gunung Tangkubanprahu yang termasuk dalam 5.1 Komponen imbuhan dari kawasan
Formasi Cikapundung. pemukiman dan areal irigasi
Pendekatan secara matematis dilakukan dalam
Bagian Selatan CAT Bandung tersusun oleh penghitungan komponen imbuhan airtanah.
batuan vulkanik tua dari Pegunungan Selatan Imbuhan dari kawasan pemukiman dapat
Bandung (Gunung Malabar dan Komplek berasal dari limbah domestik, kebocoran
Gunung Wayang), sedangkan Bagian Timur saluran air bersih, kebocoran saluran air kotor.
CAT Bandung tersusun oleh batuan vulkanik Metode untuk mengetahui besarnya potensi
tua dari Gunung Mandalawangi. imbuhan yang berasal dari kawasan pemukiman
dilakukan dengan cara mengadopsi beberapa
Bagian Tengah CAT Bandung merupakan teori dari hasil penelitian terdahulu.
sistem multi akuifer yang terbentuk dari
beberapa endapan yaitu endapan danau, Kebocoran saluran air kotor (sewers),
endapan vulkanik muda dan endapan vulkanik menggunakan metode dari Lerner & Chisala
tua. Endapan danau terendapkan di atas (2007). Dimana metode ini menggunakan
endapan vulkanik muda (Formasi Cibeureum). pendekatan dari umur sewers serta frekuensi
Batas antara Endapan Danau dan vulkanik rehabilitasi sewers tersebut. Untuk mengetahui
muda tidak terlalu jelas. Endapan vulkanik volume air pada sewers ditentukan berdasarkan
muda sangat terlapukkan, sehingga volume buangan, dimana 75% dari air bersih
memungkinkan bertindak sebagai akuifer yang yang digunakan akan menjadi wastewater
sangat baik. Sistem akuifer terdapat baik pada (Metcalf & Eddy, 1991). Pada penelitian ini
Endapan Danau dan endapan vulkanik muda. sewers dikelompokan menjadi 3 kelompok
Batas bawah dari sistem akuifer ini adalah berdasarkan outletnya yang terdiri dari
Formasi Cilanang. S.Citepus, Inhoftank dan IPAL Bojongsoang.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung
Berdasarkan hasil pemboran di Ranca Sagatan, besarnya potensi imbuhan yang berasal dari
Gedebage (Dinas Pertambangan dan Energi sewers yaitu:
Propinsi Jawa Barat dan LPPM-ITB, 2006)
terlihat pada sistem multi akuifer tersebut,
 L grid 
bagian paling atas merupakan akuifer tak Q grid = RA  f age
tertekan yang terbentuk oleh endapan vulkanik  L 
muda dan Endapan Danau. Pada kedalaman
antara 50 – 135 meter terbentuk akuifer antara Dimana: R (m/hari) adalah rata-rata wastewater
atau akuifer tengah yang bersifat akuifer semi yang masuk ke dalam sewers, A (m2) adalah

262
Potensi Imbuhan dan Imbuhan Airtanah Cekungan Airtanah Bandung

luas area dimana nilai R diperoleh, Lgrid (km) Program GSSHA mampu menghitung
adalah panjang sewers didalam grid, L (km) komponen hidrologi baik di permukaan tanah
adalah total panjang sewers dari wilayah maupun bawah permukaan, serta interaksi antar
penelitian, dan f age adalah faktor umur dari keduanya. Data yang dibutuhkan GSSHA
sewers. adalah data yang sifatnya kontinu, baik untuk
durasi yang pendek maupun untuk durasi waktu
Wilayah administratif yang telah memiliki yang panjang.
jaringan sewers pada DAS Citarum Hulu yaitu
Kotamadya Bandung sedangkan untuk 3 Penghitungan distribusi hujan menggunakan
wilayah lainnya wastewater dibuang pada metode Poligon Thiessen, Persamaan Green dan
sump, selokan atau saluran drainase. Ampt Redistribution (GAR) untuk menghitung
Perhitungan potensi air pada wilayah yang tidak infiltrasi, Persamaan Penman-Monteith untuk
memiliki sewers dilakukan berdasarkan menghitung evapotranspirasi, persamaan aliran
koefisien resapan pada wilayah tersebut. permukaan dengan menggunakan rumus
Manning solusi eksplisit, serta Persamaan
Septic tank, pada penelitian ini septic tank Richard untuk menghitung kelembaban tanah di
diasumsikan memiliki fungsi yang sama dengan media tak jenuh.
sumur resapan sehingga air limbah yang masuk
pada septic tank akan diresapkan kedalam tanah 5.3 Komponen imbuhan dari transfer antar
sesuai dengan kemampuan infiltrasi dari tanah akifer
tersebut. Penelitian mengenai transfer antar akifer
pemodelannya dilakukan dengan menggunakan
Kebocoran saluran air bersih, metode yang program komputer Visual Modflow 3.1. Dalam
digunakan untuk mengetahui kebocoran melalui penelitian ini Sistem pemrosesan dan analisa
pendekatan produksi dan supply air. data dilakukan bertingkat dalam dua skala yaitu
skala regional dan skala lokal. Untuk skala
Kebocoran (m3/thn) = Produksi air (m3/thn) – regional dibuat permodelan aliran antar akifer
supply air (m3/thn) melalui fenomena aquifer leakage. Data debit
pemompaan air tanah dianalisa berdasarkan
Setelah besarnya kebocoran diketahui maka simulasi numerik dengan bantuan perangkat
nilainya dikalikan dengan kapasitas infiltasi lunak Modflow versi 3.1 dengan analisa zona
dari wilayah penelitian. Wilayah kebocoran ini budget.Sedangkan skala lokal permodelan
tidak dapat diprediksi secara tepat sehingga aliran antar akifer melalui fenomena aquifer
penentuan kapasitas infiltrasi menggunakan leakage didasarkan pada hasil uji pemompaan
nilai dominan pada wilayah setempat. sumur. Selanjutnya kedua analisa tersebut
dikorelasikan dan dianalisa ulang sehingga akan
Pertanian, standard konsumsi air yang diperoleh model aliran air tanah melalui
diperlukan untuk tanaman padi sebesar 8,6 fenomena aquifer leakage di CAT Bandung.
mm/hari sehingga untuk 1 hektar tanaman padi
diperlukan air sebesar 86 m3/hari atau satu VI. HASIL PENELITIAN
musim tanam (4 bln) tanaman padi Imbuhan airtanah bisa berasal dari atas
mengkonsumsi air sebesar 10320 m3/Ha permukaan cekungan maupun berasal dari
sedangkan untuk palawija adalah ¼ kebutuhan dalam cekungan itu sendiri. Komponen
air tanaman padi yang setara 2580 m3/Ha untuk imbuhan yang termasuk kedalam potensi
masa tanam satu musim (4 bulan). imbuhan dari permukaan cekungan yaitu
Penghitungan potensi imbuhan dari wilayah imbuhan yang berasal dari kawasan
pertanian merujuk hasil penelitian Abdullah K pemukiman, areal irigasi dan air permukaan
(2002) dan Sietan (2003) dalam Shyh Ting sedangkan imbuhan yang berasal dari dalam
Cheh, Tsou, Hsiang Lu Jung., (2005) : A Study cekungan berupa transfer antar akifer.
on The Estimation Of Groundwater Recharge
by Agriculture Irrigation. Taiwan dimana Pada tahun 2006, Widodo dkk telah melakukan
potensi imbuhan yan terjadi sebesar 7% dari air penelitian mengenai imbuhan airtanah yang
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan berasal dari air hujan. Hasil penelitian
pengairan. menunjukan besarnya infiltrasi airtanah dari
permukaan cekungan yang bersumber dari air
5.2 Komponen imbuhan dari air permukaan hujan terjadi sebesar 4.57 m3/det dengan
Dalam penelitian ini, pemodelan air permukaan pendistribusian sebagai berikut 2.6 m3/det (57
didasarkan pada model yang dikembangkan %) berasal dari KBU, dari KBS sebesar 1.48
Downer & Ogden (2002) yaitu Gridded Surface m3/det (32 %) dan dari KBT sebesar 0.50
Subsurface Hydrologic Analysis (GSSHA). m3/det (11 %).

263
Lilik Eko Widodo, Leni Nurliana

Dari hasil penelitian mengenai potensi imbuhan untuk menambah cadangan airtanah. Inflow ke
yang berasal dari kawasan pemukiman dan saluran sebesar 1.067.826.850 m3, jumlah ini
areal irigasi sebesar 76 mm/thn. Tabel 1 ini setelah simulasi berakhir berkurang sebesar
merupakan nilai potensi imbuhan dari masing- 1.048.697.127 m3 sebagai discharge dan
masing sumber di kawasan pemukiman. sisanya sebesar 19.129.723 m3 masih berada di
saluran.
Lingkup penelitian yang dilakukan oleh
Nurliana (2009) mengenai potensi imbuhan Hasil penelitian Tabel 3 (2009) menunjukan
airtanah yang berasal dari limbah domestik, bahwa presipitasi sebesar 1695 mm/tahun,
kebocoran saluran air bersih dan saluran air dengan evapotranspirasi aktual 816 mm/tahun,
kotor serta areal irigasi hanya berada pada infiltrasi sebesar 118 mm/tahun, discharge yang
lingkup unsaturated zone (upper aquifer). Pada keluar di Nanjung sebesar 602 mm/tahun. Dari
umumnya potensi imbuhan dari hasil penelitian sejumlah infiltrasi tersebut di atas, sekitar 86
Nurliana (2009) akan bersifat sebagai aliran mm/tahun menjadi imbuhan airtanah.
airtanah lokal atau setempat. Hal ini disebabkan
karena potensi imbuhan yang dihitung bukan Kedua hasil penelitian di atas menunjukan
potensi imbuhan yang mengalir dari wilayah bahwa infiltrasi yang terjadi pada permukaan
recharge yang berasal dari KBU mau pun KBS. cekungan sebesar 194 mm/tahun. Air yang
terinfiltrasi tersebut bersumber dari air hujan
Penelitian yang dilakukan oleh Nurliana (2009) dan air yang berasal dari kawasan pemukiman
ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya serta areal pertanian, namun yang menjadi
adalah land use dalam hal ini sebaran imbuhan dan menambah cadangan airtanah
penduduk. Dari hasil peelitia terlihat bahwa hanya sebesar 86 mm/thn.
penduduk tersebar di tengah Cekungan
Bandung , yang secara geologi bagian tengah Transfer antar akifer pada CAT Bandung terjadi
Cekungan Bandung didominasi oleh endapan karena adanya lapisan akuitar antara akifer atas
danau, endapan vulkanik muda dan endapan dan akifer tengah serta antara akifer tengah dan
vulkanik tua. Endapan vulkanik muda ini akifer bawah. Dimana akuitar ini sebagian
berupa Formasi Cibeureum yang memiliki berupa Formasi Cibeureum dengan karakteristik
kemampuan infiltrasi sebesar 31% dari total air ukuran butir yang halus dan mengalami
hujan (IWACO dan WASECO, 1990). kompaksi. Sehingga kebocoran antar akifer
Berdasarkan kondisi geologi dan kemampuan dapat terjadi melalui lapisan akitar ini.
infiltrasi tersebut maka air yang berada di
kawasan tersebut baik yang berasal dari limbah Berdasarkan hasil pemodelan transfer akifer
domestik (septic tank), kebocoran saluran air dengan menggunakan bantuan program Visual
kotor (wastewater) maupun air kotor yang tidak Modflow 3.1 oleh Arianto (2009) diperoleh
berada pada saluran (on site sanitation system) besarnya transfer air yang terjadi seperti pada
akan terinfiltrasi dan berpotensi sebagai tabel di bawah ini:
imbuhan bagi airtanah pada zona unsaturated
(upper aquifer). Selain itu secara hidrogeologi Dari Tabel 4 terlihat perubahan besarnya aliran
amupun morfologi, bagian tengah dari airtanah antara tahun 1960 dan 2008, hal ini
Cekungan Bandung ini merupakan kawasan disebabkan oleh adanya adanya gangguan
discharge sehingga potensi imbuhan yang berupa pemompaan yang banyak dilakukan
berasal dari kawasan pemukiman merupakan pada akifer tengah.
potensi imbuhan yang bersifat lokal (setempat).
Berdasarkan simulasi numerik yang dilakukan
Potensi imbuhan lain yang berada dipermukaan dengan Arianto (2009) dengan bantuan
cekungan dapat dilihat dari hasil penelitian perangkat lunak Modflow versi 3.1. bahwa
Tatas (2009) dengan menggunakan metode adanya penambahan sumur dengan kedalaman
GSSHA. Dari metode ini diperoleh volume saringan lebih dari 200 m telah menyebabkan
presipitasi, infiltrasi, evapotranspirasi aktual, terjadinya perubahan kecepatan aliran. Pada
dan discharge berturut-turut seperti dalam zona 3 (lihat Gambar 1) dengan adanya adanya
Tabel 2. penambahan sumur tersebut telah menyebabkan
terjadinya peningkatan laju aliran antar akifer
Dari program GSSHA ini diperoleh volume melalui fenomena aquifer leakage ke arah
airtanah selama satu tahun simulasi mengalami bawah dari akifer atas (tak tertekan) melalui
pengurangan volume, semula 27.530.520.404 akuitar atas menuju akifer tengah. Pada zona 5
m3 menjadi 26.616.044.069 m3. Kondisi (lihat Gambar 1) adanya penambahan sumur
tersebut mengindikasikan bahwa imbuhan menyebabkan penurunan laju aliran antar akifer
sebesar 5% presipitasi per tahun tidak cukup melalui fenomena aquifer leakage dari akifer

264
Potensi Imbuhan dan Imbuhan Airtanah Cekungan Airtanah Bandung

bawah melewati akuitar bawah menuju akifer 3. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi
tengah. Walaupun aliran air tanah antar Jawa Barat dan LPPM-ITB, 2002. Rencana
akifermasih cenderung ke atas namun Induk Pendayagunaan Air Bawah Tanah.
kuantitasnya berkurang. Laporan Akhir Distamben Jabar, tidak
dipublikasikan.
Dari hasil uji pemompaan juga terlihat adanya 4. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi
faktor kebocoran masing-masing akuitar yaitu Jawa Barat dan LPPM-ITB, 2006. Kajian
akuitar atas : 0,167 m, dan akuitar bawah : 1,25 Potensi Air Tanah, Rencana Induk
m. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa Kawasan Gedebage. Laporan Akhir
lapisan penyekat antar ketiga akifer tersebut Distamben Jabar, tidak dipublikasikan.
bersifat semipermeabel (akuitar) sehingga 5. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi
masih memungkinkan adanya aliran antar akifer Jawa Barat, 2006 dan LPPM-ITB, Evaluasi
(Arianto, 2009). Pendayagunaan Air Tanah di Cekungan Air
Tanah Bandung Soreang dan Cekungan Air
VII. KESIMPULAN Tanah Bogor. Laporan Akhir Distamben
Dari penelitian mengenai imbuhan airtanah dan Jabar, tidak dipublikasikan.
transfer antar akifer pada CAT Bandung ini 6. Iwaco dan Waseco, 1990. West Java
dapat ditarik kesimpulan bahwa : Provincial Water Sources Master Plan for
1. Potensi imbuhan airtanah yang berasal dari Water Supply – Volume A: Groundwater
kawasan pemukiman sebesar 76 mm/thn, Resources, Project Report of Cooperative
potensi ini merupakan potensi imbuhan Work between The Government of
untuk aliran airtanah yang bersifat lokal Indonesia and The Government of
atau potensi imbuhan pada zona airtanah Netherlands.
tidak terkekang. 7. LPPM-ITB dan Distamben Jabar, 2002.
2. Dari hasil simulasi GSSHA diperoleh Laporan Akhir : Rencana Pendayagunaan
bahwa dari presipitasi yang terjadi sebesar Air Bawah Tanah, Bandung.
2.952.054.614 m3/thn yang menjadi 8. Lerner, D.N., Issar, A.S. and Simmers, I.,
imbuhan airtanah hanya sebesar 1990, Groundwater Recharge : A Guide to
149.038.594 m3/thn atau sebesar 5% dari Understanding and Estimating Natural
jumlah hujan yang masuk kedalam Recharge, Trinity College Dublin.
cekungan airtanah. 9. Lerner, N.D and Chisala, B.N., 2007.
3. Transfer antar akifer pada CAT Bandung Distribution of Sewer Exfiltration to Urban
terjadi karena adanya lapisan akitar yang Groundwater. Proceedings of The
bersifat impermeabel. Dari hasil uji Institution of Civil Engineers.
pemompaan diperoleh bahwa masing- 10. Metcalf and Eddy, 1991. Wastewater
masing akitar memiliki faktor kebocoran Engineering “Treatment Disposal Reuse”.
yang berbeda-beda. McGraw-Hill International Editions. Civil
4. Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa Engineering Series. Singapore.
sumber imbuhan bagi CAT Bandung bukan 11. Nurliana, L., 2009. Studi Potensi Imbuhan
hanya berasal dari air hujan saja, tetapi air Airtanah Akibat Limbah Domestik, Irigasi,
permukaan yang berasal dari kawasan Kebocoran Saluran Air Bersih dan Air
pemukiman dan pertanian serta transfer Kotor Pada DAS Citarum Hulu, Tesis
akifer memberikan kontribusi yang cukup Program Magister, Institut Teknologi
bagi penambahan cadangan airtanah Bandung.
meskipun pada akhirnya tidak cukup untuk 12. Rushton, K.R., 1988. Numerical and
memenuhi kebutuhan akan airtanah pada Conceptual Models for Recharge
kawasan tersebut. Estimation in Arid and Semiarid
Zones,dalam Simmers, dkk. (1990), 223-
DAFTAR PUSTAKA 238.
1. Abdullah, K., 2002. Multi-functioal Roles 13. Tatas, 2009. Imbuhan Airtanah dari Daerah
in Paddy Field and on Farm-irrigation Aliran Sungai Citarum Hulu Berdasarkan
dalam Ting, C.S., Tsou, I., Lu, J.H. Data Meteorologi – Klimatologi Tahun
(2005): A Study on The Estimation Of 2006. Tesis Progrma Megister, Institut
Groundwater Recharge by Agriculture Teknologi Bandung.
Irrigation. Taiwan. 14. Ting, C.S., Tsou, I., and Lu, J.H., 2005. A
2. Arianto, S. S., 2009. Studi Transfer Antar Study on The Estimation Of Groundwater
Akifer di Cekungan Airtanah Bandung Recharge by Agriculture Irrigation.
Melalui Fenomena Aquifer Leakage. Tesis Taiwan.
Program Magister, Institut Teknologi 15. Wibowo W. dan Repoyadi P., 1995.
Bandung. Geometri Akifer dan Potensi Airtanah

265
Lilik Eko Widodo, Leni Nurliana

Bandung, Prosiding Seminar Sehari


Airtanah Cekungan Bandung, ITB.
16. Widodo, L.E., and Notosiswoyo, S.,
Hutasoit, L.M., Iskandar, I., 2006.
Perhitungan Imbuhan Airtanah di
Cekungan Airtanah Bandung untuk
Pengelolaan Suberdaya Airtanah Cekungan
Bandung Secara Terintregasi. LPPM. ITB.

Gambar 1. Model lapisan pembawa air di CAT Bandung, sayatan arah Utara-Selatan yang dibuat
berdasarkan rangkuman model Priowirjanto (1985), IWACO & WASECO (1990) serta Dinas
Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat dan LPPM-ITB, (2002 & 2006)

Tabel 1. Potensi imbuhan airtanah dari kawasan pemukiman (Nurliana, 2009)


Tahun Sumber (m3/thn) Total Total
Saluran air Sewers Septik tank Pertanian (m3/thn) (mm/thn)
bersih
1997 33,430,982.46 103,581,753.12 1,657,641 93,751,309 232,421,685.77 135.36
1998 33,407,425.47 103,416,930.64 1,663,010 90,990,039 229,477,404.67 133.65
1999 31,827,976.47 110,532,654.58 1,690,473 86,705,329 230,756,432.89 134.40
2000 34,340,620.63 119,341,186.92 1,905,570 86,413,760 242,001,138.00 140.94
2001 33,242,867.47 101,680,011.42 1,634,691 86,413,760 222,971,330.29 129.86
2002 42,390,747.33 127,755,689.24 1,854,332 66,784,929 238,785,697.68 139.07
2003 38,178,443.21 111,592,497.54 1,931,666 93,465,293 245,167,899.70 142.79
Sumber: Hasil Pengolahan

266
Potensi Imbuhan dan Imbuhan Airtanah Cekungan Airtanah Bandung

Tabel 2.Water Budget di DAS Citarum Hulu Tahun 2006

Komponen Volume (m3) Persentaseterhadap presipitasi

Presipitasi 2,952,054,619.00 -

Infiltrasi 205,703,214.00 7.0

Evapotranspirasi Potensial 1,486,747,388.00 50.4

Evapotranspirasi Aktual 1,421,532,948.00 48.2

Imbuhan Airtanah 149,038,594.00 5.0

Discharge 1,048,697,127.00 35.5

Volume air di permukaan 373,088,518.00 12.6

Tabel 3. Volume airtanah hasil simulasi GSSHA

Komponen Jumlah dalam m3 Jumlah dalammm/thn

Volume awal di tanah 9,525,227,741 5,469

Volume akhir di tanah 10,358,030,226 5,947

Volume awal airtanah 27,530,520,404 15,806

Volume akhir airtanah 26,616,044,069 15,281

Volume akhir di saluran 19,129,723 11

Eksfiltrasi 116,096,907 67

Inflow ke saluran 1,067,826,850 613

267
Lilik Eko Widodo, Leni Nurliana

Tabel 4. Debit aliran transfer antar akifer

Tahun Posisi akifer Arah aliran Besarnya aliran (m3/hari)

Akifer atas
Ke atas 13,430.00
Akifer tengah
1960
Akifer tengah
Ke atas 42,639.00
Akifer bawah

Akifer atas
Ke bawah 186,208.00
Akifer tengah
2008
Akifer tengah
Ke atas 31,400.00
Akifer bawah

268

Anda mungkin juga menyukai