Dosen Pengampu :
Muhammad Nur, M.Hum
Disusun oleh :
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Filsafat Barat. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Nur, M.Hum selaku
dosen pengampu mata kuliah Filsafat Barat Abad Pertengahan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Dan supaya ke depannya penulis
mampu membuat makalah yang lebih baik di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. Latar Belakang.............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................................................2
3. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................2
1. Pengertian Hellenisme.................................................................................................2
2. Asal Mula Hellenisme.................................................................................................3
3. Ciri Khas Filsafat Hellenisme-Romawi.......................................................................4
BAB 3 Penutup..................................................................................................................9
1.1 Kesimpulan.................................................................................................................9
1.2 Saran dan Kritik..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
3. Tujuan Pembahasan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hellenisme
Helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa Yunani kuno hellenizein yang
berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang Yunani” (to speak or make greek).
Helenisme klasik yaitu kebudayaan Yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM.
Helenisme secara umum istilah yang menunjuk pada kebudayaan yang merupakan gabungan
antara budaya Yunani dan budaya Asia Kecil, Syiria, Mesopotamia, dan Mesir yang lebih tua.
Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (masa Alexander Agung atau
meninggalnya Aristoteles) hingga 20 SM (berkembangnya agama kristen atau zaman philo).
Jadi pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat Yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau
sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa Yunani kuno.1
Dalam perkembangan masa Helenisme ini ditandai dengan perubahan bentuk filsafat dari
filsafat teoritis menjadi filsafat praktis dan membuat filsafat menjadi bagian dari seni hidup.
Berbagai aliran yang muncul pada saat itu yang semuanya bertujuan untuk menentukan cita-
cita hidup manusia. Keinginan memperoleh pengetahuan teori semakin beralih kepada ilmu-
ilmu spesial. Makin mendalam penyelidikan ini dan makin tampak gunanya bagi
penghidupan sehari-hari, akan tetapi orang makin acuh tak acuh terhadap teori-teori
metafisika umum.2
Fase Helenisme ialah fase ketika pemikiran filsafat hanya dimiliki oleh orang-orang
Yunani sendiri, yaitu sejak abad ke 6 atau ke 5 sebelum masehi sampai akhir abad
ke 4 sebelum masehi. Adapun fase Helenisme Romawi ialah fase yang datang sesudah fase
Helenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat yang ada pada masa Romawi, yang ikut
1
Drs. Atang Abdul Hakim, M.A, Filsafat Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008). Hlm. 97
2
M. Syafieh, M.Phil. I dan Ismail Fahmi Arrauf, M.A, Filsafat Umum Sebuah Pengantar, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis), hlm. 6
6
serta membicarakan peninggalan pikiran yunani, antara lain pikiran Romawi di Barat dan di
Timur yang ada di Mesir dan di Siriah, fase ini di mulai dari abad ke 4 sebelum masehi
sampai pertengahan abad ke 6 masehi di Bizantium dan Roma, atau pertengahan abad ke 7
masehi di Iskandariah, atau abad ke 8 masehi di Siria dan Irak.
7
melainkan dalam waktu panjang, akan tergantung pada kerukunan dengan rakyat yang
ditaklukkan.
b. Bangsa Timur tidak terbiasa dengan pemerintahan apapun kecuali pemerintahan oleh
seorang dewa-raja, yang oleh Alexander dirasakan tepat untuk dibawakannya sendiri.
Anggapan bahwa bangsa Yunani adalah bangsa yang lebih unggul derajatnya daripada
bangsa Barbar pernah diungkapkan pada sebuah ungkapan pandangan umum yang
menyatakan ras utara bersemangat, ras selatan beradab, namun hanya bangsa Yunananilah
yang penuh semangat sekaligus beradab. Plato dan Aristoletes berpendapat bahwa tidak
selayaknya bangsa Yunani dijadikan budak, namun mereka tidak berpendapat demikian
mengenai bangsa Barbar.
Sikap terpelajar, sikap inipun menciptakan hasil berupa hubungan timbal balik antara
bangsa Yunani dan bangsa Barbar. Orang Barbar memetik sesuatu hal dari ilmu pengetahuan
Yunani, sedangkan orang Yunani mendapat banyak pelajaran dari takhayul bangsa Barbar.
Peradaban Yunani, setelah menjangkau wilayah lebih luas, menjadi tidak sepenuhnya Yunani.
Pembauran serta penerimaan budaya yang berbeda, namun masih Yunani (mengadopsi
budaya Yunani) inilah yang dikenal dengan Helenisme, sebuah paham “ke-Yunani-an” yang
menerima bangsa lain dalam kehidupan bermasyarakatnya dibawah pemerintahan Alexander.
4
Ahmad Hanafi, MA, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996), hlm. 30.
8
Masa pertama, masa ini dimulai empat abad sebelum Masehi sampai pertenghan abad
pertama sebelum Masehi. Aliran-aliran yang terdapat di dalamnya adalah :
Masa Kedua, masa ini dimulai dari abad pertengahan abad pertama sebelum Masehi sampai
pertengahan abad ketiga abad ketiga Masehi. Corak pemikiran pada masa ini ialah seleksi dan
penggabungan, yaitu memilih beberapa pikiran filsafat kuno dan menggabungkan pikiran-
pikiran itu satu sama lain, atau menggabungkan pikiran-pikiran itu di satu pihak dengan
ketentuan agama dan tasawuf timur di lain pihak. Masa in terkenal dengan adanya ulasan
ilmiah terhadap kerja-kerja para filosof Yunani. Aliran yang terdapat pada masa ini ialah : (1)
aliran Peripatetik terakhir; (2) aliran Stoa baru; (3) aliran Epicure baru; (4) aliran Pythagoras;
dan (5) aliran filsafat Yuhadi dan Plato.
Masa Ketiga, masa ini dimulai dari abad ketiga Masehi sampai pertengahan abad keenam
Masehi di Bizantium dan Roma, atau sanpai pertengahan abad ketujuh atau kedelapan di
9
Iskandariah dan Timur Dekat (Asia Kecil). Pada masa ketiga ini kita mengenal aliran-aliran:
(1) Neo Platonisme; (2) Iskandariah; (3) Filsafat di Asia Kecil, yang terdapat di Antiochia,
Harran, ar Ruha, dan Nissibis. Aliran-aliran ini merupakan kegiatan terakhir menjelang
timbulnya “aliran Baghdad”, yaitu aliran filsafat Islam.
Aliran Iskandariyah mempunyai corak tersendiri yang lain dari aliran Neo Platonisme,
meskipun kedua aliran tersebut memberikan ulasan-ulasan terhadapnya. Perhatian aliran
Iskandariyah lebih banyak ditujukan kepada lapangan, eksakta, seperti matematik, fisika,
daripada kepada lapangan metafisika, bahkan dengan berlalunya masa maka soal-soal
metafisika ditinggalkan sama sekali.
Tokoh-tokoh aliran Iskandariyah ialah Hermas, Stepanus, dan Yoannes, Philoponos. Di antara
aliran-aliran filsafat masa ketiga, Neo Platonisme-lah yang terpenting dan yang paling banyak
pengaruhnya terhadap filsafat Islam.
Dalam perkembangannya, hellenisme dibagi menjadi dua fase yaitu fase hellenisme dan
fase hellenisme romawi. Fase Helenisme ialah fase ketika pemikiran filsafat hanya dimiliki
oleh orang-orang Yunani sendiri, yaitu sejak abad ke 6 atau ke 5 sebelum masehi sampai
akhir abad ke 4 sebelum masehi. Adapun fase Helenisme romawi ialah fase yang datang
sesudah fase Helenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat yang ada pada masa Romawi,
yang ikut serta membicarakan peninggalan pikiran yunani, antara lain pikiran romawi di barat
dan di timur yang ada di mesir dan di siriah, fase ini di mulai dari abad ke 4 sebelum masehi
sampai pertengahan abad ke 6 masehi di bizantium dan roma, atau pertengahan abad ke 7
masehi di iskandariah, ayau abad ke 8 masehi di siria dan irak.5
5
Ahmad Hanafi, MA, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996), hlm. 30.
10
BAB 3
PENUTUP
1) Kesimpulan
Helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa Yunani kuno hellenizein yang
berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang Yunani” (to speak or make greek).
Helenisme klasik yaitu kebudayaan Yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM.
Helenisme secara umum istilah yang menunjuk pada kebudayaan yang merupakan gabungan
antara budaya Yunani dan budaya Asia Kecil, Syiria, Mesopotamia, dan Mesir yang lebih tua.
Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (masa Alexander Agung atau
meninggalnya Aristoteles) hingga 20 SM (berkembangnya agama kristen atau zaman philo).
Jadi pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat Yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau
sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa Yunani kuno.
11
s
DAFTAR PUSTAKA
Syafieh. 2012. Filsafat Umum Sebuah Pengantar. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Jurnal Ali M. Hassan Pallawa. Sejarah Transmisi Filsafat Hellenisme Dalam Filsafat Islam.
12