Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)


SENTRA INDUSTRI KONVEKSI DAN BORDIR DI DESA PADURENAN,
KECAMATAN GEBOG, KABUPATEN KUDUS

Oleh:
Definta Aliffiana, Nina Widowati

Departemen Ilmu Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum, Tembalang, Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRAK
Usaha mempercepat pembangunan ekonomi merupakan salah satu strategi pemerintah
dalam memberdayakan masyarakat untuk mengurangi angka pengangguran, salah satunya
dengan adanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), karena UMKM merupakan
salah satu pengerak bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang memiliki kontribusi
dalam menciptakan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat. Kehadiran UMKM
tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan tetapi juga dalam rangka pemerataan pendapatan
bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan sektor UMKM dapat melibatkan banyak orang dengan
beragam usaha. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kondisi pemberdayaan UMKM Sentra
Konveksi dan Bordir di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa upaya pemerintah daerah yang terwakili oleh Dinas Perindustrian,
Koperasi dan, UKM Kabupaten Kudus dalam melakukan pemberdayaan sudah berhasil,
namun belum maksimal, karena dari beberapa indikator keberhasilan pemberdayaan masih
ada yang belum bisa diberikan oleh pemerintah yaitu mengenai pemberian bantuan dana
sebagai modal usaha untuk para pelaku usaha UMKM konveksi dan border. Rekomendasi
berdasarkan penelitian ini yaitu Pemerintah Daerah agar membantu mencarikan bantuan dana
kepada pihak swasta lainnya yang ada di Kabupaten Kudus atau di luar Kabupaten Kudus.

Kata Kunci: Upaya Pemerintah, Pemberdayaan, UMKM


PENDAHULUAN tumbuh dan kembangnya lapangan
usaha. Pemerintah daerah harus
A. Latar Belakang
memberikan kontribusi yang nyata
Penyelenggaraan pemerintah bagi UMKM dalam mempertahankan
dalam pembangunan dapat dilakukan produk yang ada pada saat banyak
dengan berbagai cara, salah satunya serbuan produk impor yang masuk
dengan memberdayakan masyarakat dipasaran dalam negeri. UMKM
untuk mengurangi angka yang banyak tumbuh di berbagai
pengangguran dan kemiskinan. daerah harus dikembangkan oleh
Pembangunan ekonomi dilakukan pemerintah daerah, karena menjadi
dengan pemberdayaan pada Usaha salah satu kunci bagi peningkatan
Mikro Kecil Menengah (UMKM) ekonomi daerah.
karena UMKM merupakan salah satu Pemberdayaan merupakan salah
pengerak bagi pertumbuhan dan satu tugas pemerintah untuk
pembangunan ekonomi yang mengangkat serta memberikan
memiliki kontribusi dalam dukungan kepada masyarakat secara
menciptakan tenaga kerja dan nyata agar memiliki kemampuan
sumber pendapatan bagi masyarakat. untuk mengembangkan potensi yang
Kehadiran UMKM tidak hanya dapat ada di dalam masyarakat dengan
meningkatkan pendapatan, tetapi pengembangan pada usaha lokal
juga dalam rangka pemerataan yang akan tercipta suatu lapangan
pendapatan bagi masyarakat. Hal ini pekerjaan untuk masyarakat, serta
dikarenakan sektor UMKM dapat mengembangkan inovasi masyarakat
melibatkan banyak orang dengan secara mandiri untuk memenuhi
beragam usaha. kebutuhan ekonominya.
Usaha Mikro Kecil Menengah Usaha Mikro, Kecil, dan
(UMKM) memiliki peran penting Menengah (UMKM) merupakan
dalam pembangunan ekonomi di kegiatan usaha yang mampu
daerah untuk mengurangi angka memperluas dan memberikan
pengangguran. Pemerintah daerah peluang bagi masyarakat untuk
harus memberikan perhatian bagi pemerataan dan peningkatan
pendapatan,mendorong pertumbuhan Kecil, dan Menengah Kabupaten
ekonomi, yang berperan dalam Kudus bahwa pemberdayaan
mewujudkan stabilatas nasional. ekonomi rakyat melalui peningkatan
Selain itu UMKM merupakan salah nilai tambah sektor-sektor produktif
satu pilar utama ekonomi nasional Koperasi dan UMKM menjadi
yang harus memperoleh kesempatan prioritas, mengingat peran yang
dalam mendapatkan dukungan, sangat besar bagi penyerapan tenaga
perlindungan dan pengembangan kerja dengan sasaran peningkatan
sebagai wujud keberpihakan yang kapasitas kelembagaan, permodalan
tegas kepada kelompok usaha dan sumber daya manusia pelaku
ekonomi masyarakat, tanpa usaha mikro, kecil dan menengah

mengabaikan peranan usaha besar, serta akses pasar produk UMKM,

dan Badan Usaha Milik Negara dengan pemberdayaan UMKM dan

(BUMN). Koperasi maka perekonomian akan

Kabupaten Kudus merupakan semakin tumbuh.

salah satu Kabupaten di Jawa Tengah Berbagai permasalahan

yang dapat berkembang pesat dalam pemberdayaan UMKM

melalui kemajuan Usaha Mikro Kecil adalah rendahnya kemampuan

dan Menengah (UMKM) sumber daya manusia, terbatasnya

masyarakat, Desa Padurenan di penguasaan dan pemilikan aset

Kecamatan Gebog, Kabupaten produksi terutama permodalan,

Kudus merupakan desa yang konsentrasi pekerjaan sumber daya

mendapatkan penghargaan oleh yang bergerak pada usaha yang

Pemerintah Kabupaten Kudus turun temurun, dan rendahnya

sebagai Desa Produktif karena penguasaan teknologi proses

terdapat banyak UMKM masyarakat roduksi dan informasi pemasaran.

di desa tersebut khususnya di bidang Melalui optimalisasi peranan

konveksi dan bordir. beberapa lembaga pendamping

Di dalam Rencana Strategis untuk memperkuat peranan UMKM

(Renstra) Dinas Tenaga Kerja, dan koperasi, penciptaan semangat

Perindustrian, Koperasi, Usaha kewirausahaan dan pengembangan


pemasaran produk diharapkan mengetahui dan menganalisis kondisi
dapat meningkatkan kesejahteraan pemberdayaan UMKM Sentra
masyarakat secara merata. Konveksi dan Bordir di Desa
Berdasarkan uraian di atas, Padurenan, Kecamatan Gebog,
maka penulis tertarik untuk meneliti Kabupaten Kudus.
bagaimana upaya pemerintah daerah
dalam pemberdayann UMKM D. Kerangka Teori
tersebut, sehingga peneliti tertarik 1. Administrasi Publik
mengkaji permasalahan tersebut Administrasi Publik menurut
melalui penelitian yang berjudul Nigro & Nigro: “Administrasi Publik
“Upaya Pemerintah Daerah dalam adalah usaha kerja sama kelompok
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dalam kerangka organisasi negara
dan Menengah (UMKM) Sentra yang meliputi ketiga cabang yaitu
Industri Konveksi dan Bordir di eksekutif (pemerintahan), legislatif
Desa Padurenan, Kecamatan (DPR), yudikatif (kehakiman) dan
Gebog, Kabupaten Kudus”. hubungan timbal balik antar
ketiganya yang mempunyai peran
B. Perumusan Masalah penting dalam pembuatan kebijakan
Berdasarkan latar belakang publik sehingga merupakan bagian
tersebut, maka peneliti merumuskan dari proses politik.” (dalam Syafri,
permasalahan yitu bagaimana 2012: 20)
kondisi pemberdayaan UMKM Rosenbloom and Goldavan
Sentra Konveksi dan Bordir di Desa mendefinisikan bahwa:“Administrasi
Padurenan, Kecamatan Gebog, publik adalah penggunaan
Kabupaten Kudus? kepemimpinan secara politis dan
berbagai proses dan teori yang sah
C. Tujuan Penelitian untuk menjalankan tugas-tugas
Berdasarkan latar belakang legislatif, eksekutif, dan yudikatif
masalah dan rumusan masalah yang dalam penyediaan peraturan bagi
telah dijelaskan diatas, maka tujuan pelayanan seluruh atau sebagian
penelitian ini adalah untuk
masyarakat.” (dalam Syafri, 2012: mengarah pada perbaikan pelayanan
20) publik yang diberikan oleh
Woodrow Wilson pemerintah untuk masyarakatnya.
mendefinisikan:“Administrasi Publik Overman dalam Pasolong
adalah urusan atau praktik urusan (2007:83) manajemen publik adalah
pemerintah karena tujuan pemerintah suatu studi interdisipliner dari aspek-
ialah melaksanakan pekerjaan publik aspek umum organisasi, dan
secara efisien dan sejauh mungkin merupakan gabungan antara fungsi
sesuai dengan selera dan keinginan manajemen seperti planning,
rakyat, dengan administrasi publik, organizing, dan controlling di satu
pemerintah berusaha memenuhi sisi, dengan SDM, keuangan, fisik,
kebutuhan masyarakat yang tidak informasi, dan politik di sisi lain.
dapat atau tidak akan dipenuhi oleh Pasolong dalam bukunya
usaha privat/ swasta.” (dalam Syafri, Teori Administrasi Publik
2012: 21) mengemukakan perkembangan
Dari pendapat diatas, dapat manajemen publik dipengaruhi oleh
ditarik kesimpulan bahwa beberapa pandangan, diantaranya:
Administrasi Publik adalah suatu 1. Manajemen Normatif
ilmu sosial yang mempelajari tiga 2. Manajemen Deskriptif
elemen penting dalam kehidupan 3. Manajemen Stratejik
bernegara yang meiputi lembaga 4. Manajemen Publik
legislatif, eksekutif, dan yudikatif 5. Manajemen Kinerja
dan hal-hal yang berkaitan dengan 3. Pemberdayaan
publik dalam memberikan pelayanan Menurut Sumodiningrat
kepada masyarakat untuk (1999) (dalam Mardikanto dan
penyelenggaraan negara. Soebiato, 2012:47), bahwa
2. Manajemen Publik pemberdayaan masyarakat
Manajemen publik adalah merupakan upaya untuk
sebuah studi yang mempelajari cara memandirikan masyarakat lewat
mengelola proses pelaksaan perwujudan potensi kemampuan
organisasi publik yang umumnya yang mereka miliki. Adapun
pemberdayaan masyarakat senantiasa produksi barang dan jasa
menyangkut dua kelompok yang masyarakat
saling terkait, yaitu masyarakat 4. Pelatihan bagi sosial ekonomi
sebagai pihak yang diberdayakan dan masyarakat
pihak yang menaruh kepedulian 5. Penguatan kelembagaan kepada
sebagai pihak yang memberdayakan. masyarakat
Di dalam pengertian yang 5. Karakteristik Usaha Mikro,
lebih luas, pemberdayaan masyarakat Kecil, dan Menengah
merupakan proses untuk (UMKM)
memfasilitasi dan mendorong UMKM saat ini sebagian
masyarakat agar mampu besar usahanya bersifat perorangan
menempatkan diri secara dan keberadaan UMKM juga
proporsional dan menjadi pelaku memiliki posisi tawar yang lemah
utama dalam memanfaatkan terhadap pasar. Hal ini disebabkan
lingkungan strategisnya untuk karena sifat usahanya yang kurang
mencapai suatu keberlanjutan dalam teroganisir. Di dalam memahami
jangka panjang. permasalahan tersebut, diperlukan
4. Indikator Pemberdayaan pemahaman mengenai karakteristik
Menurut Sunyoto Usman Usaha Kecil. Karakteristik tersebut,
(2004:21) keberhasilan dalam sebagai berikut (Anoraga dan
pemberdayaan yang dilakukan oleh Sudantoko, 2002:225):
pemerintah maupun swasta 1. Sistem pembukuan yang relatif
mempunyai 5 (lima) indikator pokok, sederhana dan cenderung tidak
yaitu: mengikuti kaidah administrasi
1. Bantuan dana sebagai modal pembukuan standar, kadangkala
usaha pembukuan tidak di up to date,
2. Pembangunan prasarana sebagai sehingga sulit untuk menilai
pendukung pengembangan kinerja usahanya.
kegiatan sosial ekonomi rakyat 2. Margin usaha yang cenderung
3. Penyediaan sarana untuk tipis mengingat persaingan yang
memperlancar pemasaran hasil sangat tinggi.
3. Modal terbatas. mendalam mengenai kenyataan atau
4. Pengalaman manajerial dalam fakta yang relevan terkait upaya
mengelola perusahaan masih pemerintah daerah dalam
sangat terbatas. pemberdayaan UMKM sentra
5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, industri konveksi dan bordir di Desa
sehingga sulit diharapkan untuk Padurenan, Kecamatan Gebog,
mampu menekankan biaya Kabupaten Kudus.
mencapai titik efisiensi jangka
panjang. HASIL PENELITIAN DAN
6. Kemampuan pemasaran dan PEMBAHASAN
negosiasi serta diversifikasi pasar Kondisi pemberdayaan
sangat terbatas. pelaku usaha UMKM konveksi dan
7. Kemampuan untuk memperoleh bordir di Desa Padurenan,
sumber dana dari pasar modal Kecamatan Gebog, Kabupaten
rendah, mengingat keterbatasan Kudus, Saat ini industri konveksi dan
dalam sistem administrasinya bordir di Desa Padurenan terus
untuk mendapatkan dana di pasar berkembang dan meningkat untuk
modal, sebuah perusahaan harus produksinya, karena setelah
mengikuti sistem administrasi dicanangkan sebagai Desa Produktif,
standard an harus terapan. Desa Padurenan menjadi terkenal
oleh masyarakat luar. Keberhasilan
E. Metode Penelitian dalam maju pesatnya industri
Jenis penelitian yang akan konveksi dan bordir tersebut tidak
digunakan adalah penelitian terlepas dari campur tangan
kualitatif karena metode kualitatif pemerintah dan pihak swasta untuk
digunakan untuk memahami makna- mengembangkan Desa Padurenan
makna secara mendalam. Penelitian sebagai klaster konveksi dan bordir.
kualitatif deskriptif dipilih oleh a. Bantuan Dana Sebagai Modal
penulis karena penelitian ini akan Usaha
mengeksplorasi untuk mendapatkan Berdasarkan hasil penelitian
pemahaman dan penjelasan yang yang telah dilakukan, Desa
Padurenan adalah salah satu desa menyediakan bahan baku dan bahan
yang mempunyai banyak umkm pendukung yang dibutuhkan oleh
konveksi dan bordir, serta menjadi para pengusaha industri konveksi dan
sentra industri klaster konveksi dan bordir yang tidak jauh dari tempat
bordir. Di dalam pelaksanaan tinggal produksi mereka. Banyaknya
kegiatan industri tersebut para pelaku bahan baku dan bahan pendukung di
usaha membutuhkan modal usaha KSU Padurenan Jaya, membantu
untuk keberlangsungan produksi, pelaku usaha industri konveksi dan
tetapi dari pemerintah daerah tidak bordir tidak harus bepergian jauh
dapat memberikan banyak bantuan untuk mendapatkan bahan baku dan
modal dana usaha karena terlalu bahan penunjang. Hal tersebut dapat
besar dana untuk produksi konveksi menghemat biaya transportasi dalam
dan bordir serta berkaitan dengan memperoleh bahan baku, sehingga
tanggungan dan resiko yang sangat sarana koperasi tersebut dapat
besar. Pemerintah daerah membantu mengembangkan ekonomi
lewat KSU (Koperasi Serba Usaha) masyarakat pelaku usaha industri
untuk memfasilitasi para pengusaha konveksi dan bordir
industri konveksi dan bordir yang Selain sarana yang
ada di Desa Padurenan. mendukung, prasarana juga
b. Sarana dan Prasarana dibutuhkan untuk mendukung
Pendukung Pengembangan dalam mengembangkan klaster
Kegiatan Sosial Ekonomi industri konveksi dan bordir di
Masyarakat Desa Padurenan, Kecamatan
Sarana bagi pelaku usaha Gebog, Kabupaten Kudus, yaitu
industri konveksi dan bordir di Desa dengan adanya pembangunan
Padurenan saat ini yaitu adanya jalan, atau pembangunan
Koperasi Serba Usaha (KSU) lingkungan di desa, dan
Padurenan Jaya,dengan adanya membangun tugu identitas yang
koperasi tersebut dapat membantu menyangkut prasarana untuk
para pelaku usaha untuk memenuhi mendukung Desa Klaster
kubutuhannya. Koperasi tersebut
konveksi dan bordir di Desa setiap tahunnya, salah satunya
Padurenan. industri konveksi dan bordir.
c. Penyedia Sarana untuk d. Penguatan Kelembagaan Sosial,
Memperlancar Pemasaran Ekonomi Masyarakat
Hasil Produksi Peran pemerintah dalam
Pemberdayaan yang mengembangkan UMKM sentra
dilakukan oleh Pemerintah Daerah industri konveksi dan bordir di Desa
terkait UMKM yaitu ditangani Dinas Padurenan, Kecamatan Gebog,
Tenaga Kerja, Perindustrian, Kabupaten Kudus diperlukan untuk
Koperasi dan UKM Kabupaten mengatur dan mengendalikan suatu
Kudus dalam pemberdayaan UMKM usaha kecil dan memberikan peluang
sentra industri konveksi dan bordir di untuk pihak swasta dalam membantu
Desa Padurenan adalah dengan cara terlibat dalam pemberdayaan
mengembangkan dan meningkatkan UMKM sentra industri konveksi dan
akses pemasaran hasil produksi. bordir di Desa Padurenan.
Pemerintah saerah bekerjasama Pemerintah daerah dalam hal ini
dengan pihak-pihak swasta untuk yang mengelola perkembangan
melakukan pengenalan produk industri konveksi dan bordir di Desa
UMKM kepada masyarakat luar Padurenan adalah Kopersi Serba
Kabupaten Kudus, salah satunya Usaha (KSU) Padurenan Jaya yang
bekerjasama dengan Telkom Kudus berkerjasama dengan lembaga non
terkait pemasaran online, langkah ini pemerintah yaitu Bank Indonesia,
dilakukan agar para pelaku usaha Bank BPD Jateng, Telkom Kudus
industri konveksi dan bordir dapat dan pihak swasta lainnya yang ikut
mempromosikan hasil produksi dari membantu dalam pengembangan
luar daerah yang belum terjangkau. usaha kecil secara bersama-sama.
Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, e. Pengembangan Sumber Daya
Koperasi dan UKM Kabupaten Manusia
Kudus juga mengadakan pameran Pemerintah daerah dalam
produk UMKM yang ada di Kudus melakukan pemberdayaan UMKM
sentra industri konveksi dan bordir di
Desa Padurenan yang dalam hal ini Pemerintah Daerah dalam
peran pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil,
Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Menengah Sentra Industri
Koperasi dan UKM Kabupaten Konveksi dan Bordir di Desa
Kudus telah melakukan Padurenan, Kecamatan Gebog,
pemberdayaan dalam Kabupaten Kudus” bahwa industri
mengembangkan sumber daya tersebut merupakan usaha
manusia kepada pengusaha kecil perorangan yang mengandalkan
khususnya industri konveksi dan modal milik pribadi dengan jumlah
bordir di Desa Padurenan, yang sangat terbatas.
Kecamatan Gebog, Kabupaten Kondisi pemberdayaan
Kudus, dengan adanya pelatihan dan UMKM Sentra Konveksi dan Bordir
pembinaan untuk para pelaku usaha, di Desa Padurenan, Kecamatan
program dari pemerintah tersebut Gebog, Kabupaten Kudus., sudah
dapat membantu untuk dapat dikatakan baiktapi belum
mengembangkan sumber daya sepenuhnya mendukung, beberapa
manusia, dulu pernah diadakan hal yang mendukung yaitu:
pelatihan tingkat nasional yaitu a. Bantuan sarana dan prasarana
didatangkan desainer Ramli dan pengembangan kegiatan ekonomi
pakar bordir dari Jawa Barat yaitu masyarakat, dengan adanya KSU
Hery Suhersono, untuk (Koperasi Serba Usaha) dapat
meningkatkan SDM pengusaha membantu memenuhi kebutuhan
bordir. Selain adanya pelatihan, juga para pelaku usaha konveksi dan
dilakukan pembinaan pembukuan bordir untuk mempermudah
sederhana, pembinaan untuk mendapatkan bahan baku, bantuan
meningkatkan kualitas tenaga kerja pembangunan jalan, dan
dan produktivitas UMKM. membangun tugu identitas untuk
dapat mendukung UMKM sentra
PENUTUP
industri konveksi dan bordir di
A. Kesimpulan
Desa Padurenan.
Kesimpulan dari hasil
penelitian tentang “Upaya
b. Penyedia sarana untuk mendukung kualitas sumber daya
memperlancar hasil produksi, manusia.
dengan mengikutsertakan para Beberapa hal yang
pelaku usaha dalam pameran yang mendukung di atas, ada salah satu
memperkenalkan hasil hal yang menghambat dalam
produksinya dan ada juga keberhasilan pemberdayaan yaitu
bantuan pemasaran lewat online mengenai modal usaha, Pemerintah
untuk memperluas jangkauan Daerah tidak dapat memberikan
pemasaran, sehingga produk bantuan modal dana usaha karena
konveksi dan bordir tidak hanya terlalu besar dana untuk produksi
dikenal dalam lingkup Kabupaten konveksi dan bordir serta berkaitan
Kudus. dengan tanggungan dan resiko yang
c. Penguatan kelembagaan sosial sangat besar.
ekonomi masyarakat, untuk
mengembangkan usaha konveksi B. Saran
dan bordir Desa Padurenan, Berdasarkan penelitian yang
pemerintah daerah bekerjasama telah dilakukan terdapat beberapa
dengan pihak swasta untuk ikut saran untuk Pemerintah Daerah dan
membantu dalam mendukung masyarakat pelaku usaha konveksi
pengembangan usaha konveksi dan bordir Desa Padurenan untuk
dan bordir di Desa Padurenan, keberhasilan pemberdayaan, bahwa
seperti Bank Indonesia, Bank salah satu hal yang menghambat
BPD Jateng, Telkom Kudus, serta keberhasilan pemberdayaan UMKM
adanya bantuan lewat Koperasi sentra industri konveksi dan bordir
Serba Usaha (KSU) Padurenan mengenai modal usaha, perlu
Jaya. adanya dukungan anggaran dana
d. Pengembangan sumber daya mengenai modal usaha untuk para
manusia, pemerintah memberikan pelaku usaha konveksi dan bordir
bantuan pelatihan dan pembinaan dari pemerintah untuk
serta adanya sosialisasi untuk pengembangan UMKM industri
konveksi dan bordir Desa
Padurenan, dengan membantu Herlambang, Susatyo. (2013).
mencarikan bantuan dana kepada Pengantar Manajemen.
pihak swasta lainnya yang ada di Yogyakarta: Gosyen
Kabupaten Kudus atau di luar Publishing.
Kabupaten Kudus, karena di Herujito, M. Yayat. (2006). Dasar-
Kabupaten Kudus sendiri banyak Dasar Manajemen. Jakarta:
industri besar yang bisa membantu PT Grasindo.
untuk memberikan modal usaha Lexy J. Moleong. (2007).
kepada para pelaku usaha dalam Metodologi Penelitian
mengembangkan insudustri Kualitatif. Bandung: Remaja
konveksi dan bordir Desa Rosdakarya.
Padurenan. Lexy J. Moleong. (2009).
Metodologi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kualitatif Edisi Revisi.
Buku Bandung: Remaja
Anoraga, Pandji dan Djoko Rosdakarya
Sudantoko. (2002). Koperasi, Mardikanto, Totok dan Soebiato.
Kewirausahaan dan Usaha (2012). Pemberdayaan
Kecil. Jakarta: Rineka Cipta. Masyarakat Dalam Perspektif
Arikunto, Suharsimi. (2010). Kebijakan Publik. Bandung:
Prosedur Penelitian Suatu Alfabeta.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Nugroho, R & Randy, R. (2007).
Rineka Cipta. Manajemen Pemberdayaan:
Creswell. John W. (2009). Research Sebuah Pengantar dan
Design: Pendekatan Panduan untuk Pemberdayaan
Kualitatif, Kuantitatif, dan Masyarakat. Jakarta: Elex
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Media Komputindo.
Pelajar.
Pasolong, Harbani. (2007). Teori
Handoko, T. Hani. (2011).
Administrasi Publik. Bandung:
Manajemen. Yogyakarta:
Alfabeta.
BPFE.
Suharto, Edi. (2009). Membangun tanggal 13 September 2017,
Masyarakat Memberdayakan pukul 20.26 WIB.
Rakyat. Bandung: PT Refika
Aditama Jurnal
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Rohmah, Fathatur Rohmah. (2015).
Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Strategi Pemerintah Daerah
Bandung: Alfabeta dalam Pemberdayaan Usaha
Syafri, Wirman. (2012). Studi Mikro Kecil Menengah Olahan
tentang Administrasi Publik. Mangga (Studi pada Sentra
Jakarta: Erlangga. Olahan Mangga Desa
Tambunan, Tulus. (2002). Usaha Banjarsari, Kecamatan
Kecil dan Menengah di Sumberasih, Kabupaten
Indonesia. Beberapa Isu Probolinggo). Universitatas
Penting. Jakarta: Salemba Brawijaya: Jurnal Administrasi
Empat. Publik (JAP). Vol. 3, No. 12
Usman, Sunyoto. (2004). Firmansyah, Robby. (2014). Strategi
Pembangunan dan Pemerintah Daerah dalam
Pemberdayaan Mayarakat. Pemberdayaan Usaha Mikro,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kecil Dan Menengah Di
Offset. Kabupaten Madiun (Studi pada
Dinas Koperasi, Perindustrian,
Undang-Undang Perdagangan dan Pariwisata
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Kabupaten Madiun dan Sentra
2014 tentang Pemerintahan Industri Brem Desa Kaliabu
Daerah Kecamatan Mejayan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun Kabupaten Madiun).
2008 tentang Usaha Mikro, Universitatas Brawijaya: Jurnal
Kecil, dan Menengah Administrasi Publik (JAP).
Internet Vol. 2, No. 1
http://kecgebog.co.id/p/sekilas-desa- Rifa’I, Bachtiar Rifa’I. (2013).
padurenan.html. Diakses pada Efektivitas Pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Krupuk
Ikan dalam Program
Pengembangan Labsite
Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kedung Rejo Kecamatan
Jabon Kabupaten Sidoarjo.
Universitas Airlangga. Vol. 1,
No. 1
Purnanto, Cahyo Uji. (2014).
Implementasi Program
Pemberdayaan Usaha Mikro
Batik Dalam Lingkup Klaster
Batik Kota Semarang.
Universitas Diponegoro:
Journal of Public Policy and
Management Review. Vol.2,
No.3
Kurniawan, Duwi. (2014).
Pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (Umkm)
dalam Penanggulangan
Kemiskinan. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. Vol.
2, No. 2

Anda mungkin juga menyukai