Anda di halaman 1dari 14

KONSEP BERPIKIR DALAM ALQURAN

Ahmad Badwi

Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN)


DPK pada STAI Al-Furqan Makassar

Abstract:
The term thinking as the root of the word think the meaningful intellect, memory, and then the word
is laced with the prefix " ber " so be thinking the meaning of using reason to consider and decide
something. The word matched by the term ratio, according to common sense reasoning, intellect,
reason. Thinking is the essence of philosophy, while the purpose of philosophy is to find the absolute
truth. Therefore the purpose of thinking is to seek the truth. Doing so with a view of the crisis on the
universe and the phenomenon as well as the history of mankind, came to observe the inner side and
outer side of human beings based on logical thinking, then obtained a science

Abstrak
Istilah berpikir sebagai kata dasar dari kata piker yang bermakna akal budi, ingatan, selanjutnya kata
tersebut dibubuhi awalan “ber”sehingga menjadi berpikir dengan makna menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. kata ini disepadankan dengan istilah rasio,
yakni pemikiran menurut akal sehat, akal budi, nalar. Berpikir adalah hakikat filsafat, sedangkan
tujuan filsafat adalah mencari kebenaran yang mutlak. Dengan demikian tujuan berpikir adalah
mencari kebenaran. Begitu halnya dengan melakukan pandangan krisis terhadap alam raya dan
fenomenanya serta sejarah umat manusia, sampai kepada mengamati sisi dalam dan sisi luar
manusia berdasarkan logika berpikir, maka diperoleh sebuah ilmu pengetahuan.

Kata Kunci: Berpikir, Alquran

I. PENDAHULUAN beberapa pertanyaan yang dilontarkan


kepadanya. Keunggulan dan kemampuan-
Kata al-insan hayawan natiq dengan nya berpikir dengan menghafalkan nama-
makna manusia sebagai mahluk yang nama benda itulah , maka adam pun terpilih
berpikir adalah istilah yang sangat popular menjadi khalifah yang lebih tinggi
khususnya dikalangan pakar ilmu matik. derajatnya dari para malaikat.
Dalam istilah ini “berpikir” adalah sifat Manusia sebagai Homo Sapiens,
utama manusia dan factor pembeda antara makhluk yang berpikir, makhluk yang
manusia dan binatang serta mahluk lainnya. selalu ingin tahu, serta mempunyai ikhtiar
Bahkan Descartes (1590-1650 M) (usaha bebas) dalam amal perbuatan
mangemukakan sebuah teori sebagaimana menuru petunjuk pemikirannya. Sebagai
dikutip oleh M. Quraish Shihab bahwa makhluk yang berpikir, ia tidak pernah
“Aku berpikir maka maujud” atau “Aku menerima stimulus secara pasif, namun
ragu maka aku ada.1 selalu berusaha member makna kepada
Peristiwa penciptaan Adam a.s. juga stimulus yang diterimanya. Ia selalu
ada isyarat yang menunjukkan bahwa terpanggil untuk merumuskan teori yang
Adam mampu menjadi pemenang dari dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa di
perlombaan yang diadakan tuhan karena sekitarnya.2
dapat mengungguli peserta (Malaikat) dari
2 Lihat Jalaluddin Rahmat, islam aktual 9 cet. VIII;
1 M Quraish Shihab, Membumikan Alquran – jilid 2: bandung; Mizan, 1996), h.61. lihat dalam syekh muhammad
Menfungsikan Wahyu dalam kehidupan (Cet. I; Jakarta; lentera Abduh, Risalah al- Tauhid , terj. KH. Firdaus A.N., Risalah
Hati,2011) h.335 Tauhid (cet. VII; Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h.96.

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 50


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Dengan potensi yang diberikan oleh Untuk mengetahui hakikat dari
Allah kepada manusia berupa pikiran, sesuatu, haruslah diolah melalui proses
menjadikan sebagai makhluk termulia berpikir. Berpikir itulah merupakan sebuah
dibanding dengan makhluk lainnya. Al- proses yang akan membuakan pengetahuan,
Ragib al Ashfani dalam Kitabnya, Mu‟jam dengan menggunakan lam-bang yang
Mufradat Alfaz Alqur‟an mengemukakan merupakan abstraksi dari objek yang
makna Taqwim yang terdapat dalam QS. Al sedang dipikirkan. 6 dorongan yang kuat
Tin: 04, bahwa kekhusuan dan kelebihan untuk mengetahui hakikat sesuatu
manusia dibanding makhluk lainnya diplementasikan melalui sesuatu peng-
(hewan) adalah dari segi kemampuan akal, amatan.
pemahaman dan bentuk tegak lurus.3
II. PEMBAHASAN
Sedangkan Prof. Abd. Muin Salim
mengemukakan bahwa walaupun manusia A. Makna dan Hakekat Berpikir
dilahirkan tanpa pengetahuan, namun Berpikir adalah sebuah proses yang
karena potensi pengetahuan yang diberi-kan bebas, menyangkut segala kegiatan kognitif
kepadanya (pendengaran, pengeliha-tan, terhadap semua alam wujud dan kehidupan.
dan budi) manusia mampu menemu-kan Aktivitas berpikir sebagai karakter utama
dan mengembangkan pengetahuan. 4 manusia mendapat perhatian yang istimewa
kelihatannya Muin Salim memahami kata dalam Alquran. Dalam makna berpikir
fu‟ad/af‟idah dalam ayat sebagai makna diungkapkan dalam berbagai kata, antara
„budi; yakni dalam ayat yang berbunyi: lain: „aqala, nazara, tafakkara, fahima,
faqiha, tazakkara, tadabbara dan beberapa
        
kata lain yang sepadan dengan makna
berpikir.
      Menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) Istilah berpikir sebagai
kata dasar kata pikir yang bermakna akal
 budi, ingatan. Selanjutnya kata tersebut
Terjemahnya: dibubuhi awalan “ber” sehingga menjadi
Kemudian dia menyempurnakan dan berpikir dengan makna menggunakan akal
meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)- budi untuk mempertimbangkan dan
Nya dan dia menjadikan bagi kamu memutuskan sesuatu 7 “kata ini disepadan-
pendengaran, penglihatan dan hati; kan dengan istilah rasio, yakni pemikiran
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. menurut akal sehat, akal budi, nalar.8
Selanjutnya Muin Salim mengemu- Pakar-pakar agama islam berbahasa
kakan bahwa kemuliaan yang dimiliki oleh arab menerjemahkan kata fikr al-fikrah,
manusia adalah berkenan dengan kehidupan yakni memikir-kan sesuatu secara men-
ilmiah dan budaya yang dimilikinya. dalam lewat akal pikirn untuk mengetahui
Dengan potensi ilmiah memungkinkan sesuatu. Karenanya nerpikir itu hanya
baginya untuk mengembangkan kebu- dimiliki oleh manusia, tidak pada binatang.
dayaannya, yang tidak dimiliki oleh Begitu halnya dengan objek yang dipikir-
makhluk lain. 5 Tentu saja potensi ilmiah kan, yaitu dibatasi hanya kepada sesuatu
dan budaya tafakkur, tafaqquh melalui akal yang dapat dijangkau oleh akal budi.9
dan hati yang dimilikinya.
6 Jujun S. Suriyasumantri, ilmu dalam perspektif ( cet. II;
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), h. 2
3 Lihat al-Asfahani, mu‟jam Mufradat Alfaz Alquran 7 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamusbesar
(bairut: Dar al-fikr,t.t), h. 434. bahasa indonesia, Edisi II (cet, VII; jakarta, Balai pustaka,1996),
4 Lihat Prof.Dr.H.Abd. Muin salim, fiqh siyasah: h.767.
konsepsi kekuasaan politik dalam Al-Quran (Jakarta: PT. Raja 8 Ibid,. h. 820.
Grafindo Persada, 1994), h. 103 9 Ibn faris, Mu‟jam Maqayis al-lugah, jilid IV(cet. I;
5 Ibid Bairut: dar al-jail, 1991), h.446

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 51


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Dari penjelasan yang telah dikemu- ketiga yaitu adanya tabiat gerak, ber-kreasi,
kakan maka dapat dikatakan bahwa berpikir berbicara,komunikasi dan memiliki daya
adalah suatu proses pengamatan secara cipta seperti yang dimiliki oleh hewan pada
bebas menyangkut segala kegiatan kognitif umumnya pada tingkat insaniyah diser-
terhadap semua alam wujud dalam takanlah yang namanya potensi berpikir
kahidupan. Pada saat yang sama proses dalam rangka mengem-bangkan dan
berpikir yang bebas ini, dituntut untuk membangun sesuatu ke arah yang lebih
selalu bersifat ilmiah, kritis dan meto- baik.
dologis. Muhammad baduh mengemukakan
Terhadap beberapa aspek yang tentang spesies manusia bahwa telah
melatarbelakangi manusia untuk berpikir, di menjadi ketentuan hukum bagi manusia.
antaranya: Keinginannya tidak terbatas dan peng-
hidupannya tidak bisa dihalangi oleh musim
1. Potensi internal
apa pun dan tidak pula oleh keadaan dan
Manusia sebagai makhluk yang tempat ia diberi oleh tuhan kekuatan
dipersiapkan oleh sangat khalik untuk berpikir yang dapat dipergunakan untuk
memangku amanah (jabatan) sebagai mencapai keinginannya.12
khalifah di bumi, Maka tentu saja diser- Dari penjelasan tersebut maka dapat
takan suatu potensi yang dapat menunjang dikatakan bahwa manusia berpikir oleh
dan mendukung pelaksanaan amanah karena ia diberi potensi pemikiran.
tersebut. Beberapa potensi yang dimiliki Adapun potensi sebagai alat untuk
oleh manusia, namun ada satu potensi yang berpikir tersebut sebagaimana yang
membedakan dengan mahluk lainnya dikemukakakn oleh Muhammad Abd. Al-
adalah adanya memiliki potensi berpikir. wahid Hajazi adalah bernama allub, al-
Prof. Dr. H. Muin salim memberikan Nuhay dan al-Qaib.13
gambaran pertumbuhan dan perkem-bangan
2. Potensi Eksternal
keadaan manusia sampai pada capaian
tingkat kesempurnaan yaitu berpikir dan Sejak Allah Swt. Menyampaikan
berkaidah, mulai dari fase jamud, kemudian keinginannya untuk memilih dan meng-
fase nabatiya, fase hayawaniyah selanjut- angkat yang namanya manusia menjadi
nya mencapai fase insaniyah dan basya- khalifah di bumi, sejak itu pula adanya
riyah.10 perbedaan dan pertentangan dari makhluk
Sejalan dengan pemikiran Muin lainnya (malaikat dan Jin). Pendirian
Salim, Muhammad Abd. Al-Wahid Hijazi malaikat untuk tetap dirinya dipilih menjadi
mengemukakan pertumbuhan dan per- Khalifah tidak membuahkan hasil walaupun
kembangan manusia sampai kepada puncak dia telah mengemukakan berbagai
kesempurnaan berpikir oleh karna diser- argumen. 14 pilihan tuhan tertuju kepada
takan dua unsur utama, yaitu alzawahir al- manusia bukan tidak beralasan. Paling tidak
tabi‟yyah dan segala yang berhubungan akasan yang dapat diterima adalah adanya
dengannya seperti sifat tumbuh-tumbuhan manusia sebagai makhluk asing (di mata
dan hewan, dan kedua adalah al-insaniyyah malaikat dan jin) memiliki spesies yang
dengan potensi akidah/keyakinan, pikiran, berbeda dengan lainnya, dan kekhusuan
dan bersosial kemasyarakatan.11 itulah yang menjadikannya terpilih dan
Keadaan fase pertama yakni adanya mengungguli yang lainnya.
gairah untuk hiduo bersama bersama Menurut al-Razi bahwa kemuliaan
kemudian meningkat ke fase tumbuh- yang disandang oleh manusia karena
tumbuhan dengan tabiat kemampuan dan
kekuatan reproduksi dan selanjutnya fase 12 Syekh Muhammad Abduh, op,cit, h.107
13 Ibid, h.211
10 Dr.Muin Salim, penjelasan pada pertemuan mat 14 Lihat 16 Lihat misalnya dialog tuhan dengan
11 al-Ragib al-Asfahani, Mu‟jam Mufradat Alfaz malaikat tentang pengangkatan manusia menjadi khalifah, dalam
Alquran (Bairut: Dar al-Fikr, t.th.), h.398. Q.S al – Baqarah /2: 30-33

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 52


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
adanya potensi akal sebagai alat berpikir tuhan maha pencipta dan maha pengatur
dlam rangka menemukan suatu ilmu alam semesta.
pengetahuan. Dengan demikian ilmu yang Dapat dijabarkan pula bentuk
diajarkan oleh Allah kepada manusia pengungkapan berpikir dalam Alquran
(Adam) melalui penyebutan nama-nama sebagai berikut.
benda alam adalah merupakan simbol 1. Kata-kata yang berasal dari fakara yang
kemuliaan.15 berarti berpikir
Di samping memiliki akal pikiran
bersumber dari unsur rohani, manusia juga Kata yang berakar dari kata fa-ka-ra
memiliki unsur jasmani yang bersumber dengan berbagai derivasinya berulang
dari bumi, yakni tanah air. Quraish Sihab sebanyak 17 kali yang terletak dalam
menjelaskan bahwa untuk maksud masing-masing satu ayat Alquran.
kekhalifahan dibumi maka di samping Semua ayat rersebut mengandung
tanah (jasmani) dan ruh ilahi (akal dan perintah kepada manusia untuk berpikir
ruhani), makhluk yang bernama manusia tentang semua penomena wujud, baik
dianugrahi pula berupa potensi untuk alam raya maupun diri manusia itu
mengetahui nama dan fungsi benda-benda sendiri. Demikian halnya dengan dalil-
alam.16 dalil tentang tauhid dan kebenaran
Dilihat dari fungsinya air sebagai risalah Nabi Muhammad Saw.
sumber kehidupan dan penghidupan bagi Ayat-ayat dimaksud, antara lain Q.S
makhluk hidup sebgai makhluk sosial yang Al-Baqarah (2). 266
posisinya sebagai pengolah alam raya yang
mendorong baginya untuk berpikir dalam      
rangka mempertahankan dan melanjutkan
kesinambungan perbaikan alam lingkungan.      
Kata ayat dalam Alquran, mempunyai
hubungan yang erat dengan pekerjaan
berpikir. Secara harfiah kata tersebut      
bermakna tanda, kemudian dipakai untuk
penomena alam, yang biasa disebut sebagai     
ayat al-kauniyyah yaitu ayat Alquran yang
membicarakan penomena alam.17
Demikian halnya dengan ayat al-      
kauniyyah Alquran sering menyebut bahwa
alam ini penuh ayat, tanda-tanda yang harus
diteliti , dipelajari, dan dipikirkan untuk
    
mengetahui rahasia yang terletak dibela-
kangnya penelitian dan pemikiran secara   
mendalam kepada tanda-tanda yang terjadi
pada alam akan membawa kepada Terjemahanya :
terungkapnya hukum alam yang mengatur Apakah ada salah seorang diantarmu
perjalanan alam dan akhirnya akan sampai yang ingin mempunyai kebun kurma
kepada tujuan akhir dari semuanya yaitu dan anggur yang mengalir
menumbuh kembangkan keyakinan kepada dibawahnya sungai-sungai; dia
mempunyai dalam kebun itu segala
15 Lihat imam Fakhr al-din Muhammad bin „umar bin macam buah-buahan, kemudian
al-husain bin „aliy, Al-tafsir al-kabir, jilid II ( bairut: Daral-Kutub datanglah masa tua pada orang itu
al_ilmiyah, 1990), h.182.
16 M. Quraish Shihab wawasan AL QURAN Tafsir
sedang dia mempunyai keturunan
tematik atas pelbagai persoalan Umat ( cet. I; Bandung: Mizan, yang masih kecil-kecil. Maka kebun
2007), h.373 itu ditiup angin keras yang
17 Prof.Dr. harun Nasution,Islam Rasional: gagasan dan mengandung api maka terbakarlah.
pemikiran (bandung: Mizan, 1995), h. 55.

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 53


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Demikianlah Allah menerangkan dari perintah Allah seperti dijelaskan
ayat-ayatnya kepada kamu supaya dalam ayat selanjutnya ( Q.S 2: 267).19
kamu memikirkan-Nya.18 Dalam ayat lainnya QS. Al-
Ayat tersebut mengandung unsur Jasiyah/45: 13, berbunyi sebagai berikut.
Tasywiq, yakni Allah memberikan
perumpamaan tentang seseorang yang       
telah berumur lanjut dan memiliki anak
keturunan yang masih membutuhkan        
perawatan, tentu saja mereka itu akan
merindukan sebuah kebun yang telah
siap panen dalam rangka menghidupi   
keluarganya, lebih lagi jika kebun
dimaksud seperti yang digambarkan oleh Terjemahanya :
Allah dalam ayat. Namun yang perlu Dan dia menundukkan apa yang ada
mendapat perhatian dan pemikiran bagi dilangit dan apa yang ada di bumi
mereka yang berpikir adalah sebagai- untukmu semuanya (sebagai rahmat)
mana seandainya kebun yang siap panen dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang
lagi dirindukan oleh setiap orang, tiba- demikian itu benar-benar terdapat
tiba musibah datang maenimpahnya tanda-tanda (kebesaran allah) bagi
dalam bentuk hantaman angin topan orang orang yang berpikir.20
disertai api sehingga menghanguskan Berpikir seperti disebutkan dalam
seluruh tanaman tersebut. ayat merupakan hal yang sangat penting.
Akhir ayat ditutup dengan kalimat Karna Allah telah Menghamparkan dan
yang demikan itu Allah menerangkan menundukkan alam raya ini untuk
ayat-ayatnya kepadamu supaya kamu manusia maka pada saat yang sama
memikirkan. Kata ayat dalam kalimat manusia harus aktif dan dinamis.
tersebut mengandung dua pengertian, Kedinamisan ini diwujudkan dalam
yakni yang pertama adalah untaian kata bentuk menelaah, mengadakan eksperi-
yang membentuk kalimat seperti yang men, dan memanfaatkan alam demi
terbaca, dan yang kedua adalah kesejateraan umat manusia. Pengen-
kandungan dari perumpamaan yang dalian dan pemanfaatan segala apa yang
digambarkan oleh Allah dalam ayat terhempar di alam raya ini sebagai
tersebut berupa kebun dengan dengan objek; alam raya, langit dan bumu akan
segala isinya. Baik makna pertama dapat meningkatkan kehidupan spiritual,
maupun makna kedua merupakan objek sebagaimana yang ditegas-kan dalam
yang patut dipikirkan oleh setiap orang ayat lain, QS. Fussilat/41: 53, yang
dalam rangka menumbuhkan kesadaran berbunyi:
dengan melaksanakan kewajiban yang
terkait dengan harta, sehingga terhindar
     
dari mara bahaya. Iktibar yang
dikemukakan oleh Allah seperti dalam        
ayat diatas dapat saja terjadi kepada
setiap orang, karna Allah maha kuasa
terhadap segalanya lebih lagi jika       
pemilik harta tersebut tidak
Terjemahannya :
menginfakkan sebagianya sebagai bagian

19 Dalam ayat tersebut diperintahkan kepada orang


berimanuntuk menginfakkan harta bendanya baik harta yang
18 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya mereka peroleh melalui hsil usaha maupun harta berupa temuan
(jakarta: Dirjen Bimas Islam dan penyelenggaraan haji Direktorat dari dalam bumi berupa harta karun.
Urusan agama Islam, 2005), h. 56 20 Ibid., h. 719

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 54


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Kami akan memperlihatkan kepada Hal tersebut dapat dilihat misalnya
mereka tanda-tanda (kekuasaan) QS. Al-A‟raf /7: 179, Berbunyi:
kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas      
bagi mereka bahwa Alquran itu
adalah benar. Tidak cukupkah (bagi       
kamu) bahwa tuhanmu menjadi saksi
atas segala sesuatu.
Ayat tersebut nmengemukakan bahwa        
alam raya yang terbentang luas dan
bahkan diri manusia sendiri adalah
sebagian dari objek penelitian manusia,
      
seperti antara lain: penelitian terhadap
benda-benda langit dapat dicapai melalui      
ilmu dalak, 21 Benda-benda yang ada di
bumi berupa gunung yang menjulang Terjemahannya:
tinggi, sungai, irigasi dan padang pasir Dan sesungguhnya kami jadikan
dapat dipelajari melalui geografi dan untuk (isi neraka jahannam)
geologi,22 serta penciptaan manusia yang kebanyakan dari jin dan manusia,
terdiri dari fisik dan akal dapat dipelajari mereka mempunyai hati, tetapi tidak
melalui ilmu kedok-teran dan ilmu dipergunakannya untuk memahami
jiwa.23 (ayat-ayat Allah) dan mereka mem-
punyai mata (tetapi) tidak diper-
2. Kata yang berasal dari basira (ba, sad, gunakannya untuk melihat (tanda-
dan ra)
tanda kekuasaan Allah), dan mereka
Kata ini makna dasarnya adalah mempunyai telinga (tetapi) tidak
mengetahui sesuatu, 24 sesuatu dapart dipergunakannya untuk mendengar
diketahui hakikatnya karena tampak dan (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
jelasnya dari penglihatan. Di dalam binatang ternak, bahkan mereka lebih
Alquran beberapa ayat yang mengan- sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
dung makna meneliti dan meng-gunakan yang lalai.25
akal secara rasional terhadap semua Yang dimaksud oleh ayat ini adalah
fenomena kehidupan yang tampak secara orang-orang yang tidak meng-gunakan
empiric di depan mata. indra mereka sebagai proses peng-
hayatan dan pemahaman melalui feno-
mena alam jagat raya berupa ayat
21 ibid., h. 692 kauniyyah dan ayat-ayat Alquran
22 Beberapa ayat yang emnjelaskan tentang anjuran sebagai ayat qauluyyah adalah ter-masuk
mengadakan penelitian terhadap alm jagat raya termaksud golongan orang-orang yang lalai dan
matahari dan bulan, karena apa yang terjadi di alam ini adalah
merupakan hukum-hukum alam. ayat yang dimaksud antara lain
sesat.26
QS Yasin/ 36:-40 yang artinya bahwa kami tetapkan bagi bulan Dalam ayat ini dan beberapa ayat
tempat beredarnya sendiri . sehingga (setelah dia sampai ke lainnya menganjurkan untuk meng-
manzilah terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tadan yang tua. gunakan mata dan telinga. Ini bukti
tidak mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak
dapat mendahului siang. dan masing – masing beredar pada garis
bahwa yang diperintahkan untuk dilihat
edarnya. dan di dengar itu adalah sesuatu yang
23 Lihat misalnya QS. Al-Mursalat/77:25-27, yang tampak. Alquran menganjurkan untuk
maksudnya bahwa bumi sebagai tempat berkumpulnya para melakukan pelajaran dan menjadikan
makhluk, diatas bumi terdapat gunung yang menjualang tinggi
dan air yang tersedia untuk diminum oleh makhluk hidup.
24 Lihat misalnya Qs Al-Mursalat/77:25-27, yang 25 Lihat misalnya perintah memperhatikan segala aspek
maksudnya bahwa bumi sebagai tempat berkumpulnya para dalam diri manusia, Misalnya QS. as-Tarik 86/5-7; QS al-Zariyat
makhluk, diatas bumi terdapat gunung yang menjulanh tinggi, dan 51/21.
air yang tersedia untuk diminum oleh makhluk hidup. 26 Lihat ibn Faris, op.cit, jilid I; h. 253-254

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 55


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
pengalaman sebagai pelajaran yang gunakan akal pikiran. Hal itu dapat
harus dimanfaatkan. Karenanya, dapat dipahami dari peryataan Allah dengan
dikatakan bahwa dalam Alquran, segala memakai kata kaipa, yakni suatu kata
yang tampak yang terjangkau oleh Tanya untuk menanyakan cara membuat
penciandra dapat diandalkan dan bahwa suatu (proses). Tentu saja dimaksud
apa yang dijangkaunya adalah suatu bahwa bagaimana cara dan proses
kenyataan, Namun, perintah memper- penciptaan unta? Bagaimana caranya
gunakan mata untuk melihat sesuatu, langit ditingikan tanpa tiang? Dan
tidak hanya terbatas kepada apa yang bagaimana cara dan proses penciptaan
tampak dari suatu itu akan tetapi juga gunung-gunung yang begitu banyak dan
harus dilihat dibalik yang tampak dengan menjulang tinggi? Serta bagaimana cara
melalui nalarny. 27 Manusia juga Allah melebarkan bumi?
diperintahkan untuk menggunakan nalar- Dalam ayat tersebut paling tidak ada
nya dalam menimbang ide yang masuk tiga disiplin ilmu yang harus dilibatkan
kedalam benaknya. Itu membuktikan dalam memandang dan mengkaji
bahwa akal pun mampu meraih fenomena alam raya tersebut. Ketiga
pengetahuan dan kebenaran. disiplin ilmu dimaksud adalah: A. ilmu
hewan, b. ilmu falak, c. ilmu geografi
3. Kata yang berasal dari nazara
dan geologi. Walaupun ketiga pakar
Kata-kata yang berasal dari nazara yang berbeda dilibatkan untuk menjawab
yang berarti melihat terdapat dalam 129 pertanyaan di atas, maka paling tidak
ayat, ada yang bermakna melihat dengan jawabnya adalah Allah mahakuasa
mata secara biasa, tetapi secara umum terhadap semua itu.
member makna melihat dengan akal
4. Kata faqiha
pikiran.
Adapun ayat dimaksud antara lain Kata faqiha dengan berbagai
QS. Al-Gasyiyah/88: 17-20; derevasinya terulang 20 kali, yang
tersebar dalam 20 ayat dimaksud antara
      lain QS. Al-Munafiqun/63: 3;

      


     

    


     
Terjemahannya:
    Yang demikian itu adalah karena
bahwa sesungguhnya mereka telah
Terjemahannya: beriman, kemudian menjadi
Maka apakah mereka tidak mem- kafir(lagi) lalu hati mereka di kunci
perhatikan unta bagaimana dia mati, karena itu mereka tidak dapat
menciptakan? Dan langit, bagaimana mengerti.29
ia ditinggikan? Dan gunung-gunung Dalam ayat lain QS.Al-A‟raf/7: 179,
bagaiman ia ditegakkan? Dan bumi berbunyi:
bagaimana ia dihamparkan?28
Perintah melihat dalam ayat tidak      
hanya mengandung perinttah meng-
gunakan pancaindra berupa penglihatan       
mata kepala tetapi juga harus meng-
27 Departemen Agama, op.cit, h. 233
28 Kandungan ayat yang semakna dengan itu dapat
dilihat misalnya QS. al-zariyat/51:21; QS al-Sajadah/32:28. 29 Departemen Agama, op., cit., h.810

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 56


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
ayat dimaksud antara lain dalam QS. Sad
        /38: 29;

    


      
    
     
Terjemahannya:
Terjemahannya: Ini adalah sebuah kitab yang kami
Dan sesungguhnya kami jadikan turunkan kepadamu penuh dengan
untuk (isi neraka jahannam) kebanya- berkah supayah mereka memper-
kan dari jin dan manusia, mereka hatikan ayat-ayat-nya dan supanya
mempunyai hati, tetapi tidak diper- mendapat pelajaran orang orang
gunakan untukmemahami (ayat-ayat yang mempunyai pikiran.31
Allah )dan mereka mempunyai mata Ayat tersebut memberi perintah untuk
(tetapi) tidak dipergunakan untuk menadaburkan ayat-ayat Alquran.
melihat (tanda-tanda kekuasaan Tadabur dalam ayat bermakna mengkaji
Allah), dan mereka mempunyai dan mendalami kandunganya. Dalam
telinga (tetapi) tidak dipergunakan- buku daras metodologi penelitian tafsur
nya untuk mendengar (ayat-ayat mauduhu‟iy oleh penyusunya mengemu-
Allah). Mereka itu sebagai binatang kakan secara rinci tentang makna kata
ternak, bahkan mereka lebih sesat tersebut, selanjutnya member kesimpu-
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lan bahwa kata tadabbara bermakna
lalai. mencari sesuatu yang ada dibelakang,
Makna dari kata yafqahun dari kedua yakni mencari sesuatu yang ada di
ayat tersebut adalah men-dalami, seperti belakang ayat-ayat Alquar.32
mendalami ilmu syariat, dan faqihah Dalam ayat lain yang semakna
termasuk proses berfikir yang tinggi adalah QS.An-Nisa‟/4:82;
dengan demikian kan-dungan ayat
tersebut adalah untuk ayat pertama yaitu       
disebapkan karna hati mereka tertutup
sehingga tidak mampu memahami dan
mendalami ayat-ayat Allah, begitu hal      
nya dengan ayat ke dua di sebapkan
adanya mereka tidak mempergunakan  
indra mata dan telinganya untuk melihan
dan men-dengar, serta hatinya untuk Terjemahannya:
memahami dan mendalami ayat-ayat Maka apakah mereka tidak mem-
Allah menjadikan mereka sebagai perhatikan Al-quran? Kalau kiranya
penghuni neraka jahannam. al-quran itu bukan dari sisi allah,
5. Kata dabbara/tadabbara tentukanlah mereka pendapat per-
tentang yang banyak didalamnya.33
Kata kata yang berasal dari tadab-bara Dalam ayat diatas megandung
yang secara bahasa bermakna memikir- perintah untuk menadaburkan alquran
kan, mempertim-bangka. 30 dalam supanya kebenaran alquran sebagai
Alquran terdapat dalam 4 ayat yang wahyu tuhan terbukti. Ini berarti bahawa
semuanya berkaitan dengan ayat-ayat
Alquran sebagai objek yang dipikirkan
31 Departemen Agama , op.cit , h.651
32 Prof.Dr.H.Abd Muin salim, dkk., buku daras:
metodologi penelitian tfsir Maudhu‟iy ( Makassar Alauddin Press,
30 Lihat A.W. Munawwir , Kamus Al-Munawwir Arab- 2009)., h. 12.
Indonesia Terlengklap (surabaya: pustaka Progressif1997) h. 38 33 Departemen Agama RI., op.cit., h. 118

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 57


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
tadabbur sebagai cara kerja memahami bahwa akal tidak memiliki makna kalau
kandungan Alquran Bukan hanya tidak digunakan.
bertujuan untuk kepentingan eksploratif, Menurut Ahmad bin Faris bahwa kata
tapi juga bertujuan untuk kepentingan aql makna dasarnya adalah menahan
verikatif.34 sesuatu, yakni menahan diri dari per-
Ayat lainnya (QS.Muhammad/47:- kataan dan perbuatan tercela.41 Dengan
24), mengandung pemahaman adalah demikian akal merupakan suatu kekuatan
adanya Allah mencela sifat orang-orang aplikatif dalam rangka pengendalian diri
yang tidak mengamati Alquran. Dan dari perbuatan yang buruk. jika dikaitkan
memerintahkan agar mereka mempela- dengan kata ya‟qilun dengan makna
jari dan menadaburkan isinya. paham maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi pemahaman seseorang
6. Kata Aqala
maka semakin besar pula sesungguhnya
Beberapa ayat yang menyuruhkan untuk mengendalikan diri. Hal itu
berpikir dengan menggunakan akal ditegaskan dalam ayat bahwa sesung-
sebagai kekuatan alami yang dimiliki guhnya yang paling takut kepada Allah
manusia. Di antaranya adalah QS. An- adalah orang-orang yang memiliki ilmu
Nahl/16: 12; pengetahuan.42 Dengan adanya rasa takut
yang dimiliki oleh seorang hamba maka
     ia pun dapat mengendalikan dirinya dari
perbuatan maksiat.
     
B. Berpikir Ilmiah, Kritis dan Matodologis
      Selain memberikan kebebasan akal
Terjemahnya : untuk melakukan tugas-tugasnya sesuai
Dan dia menundukkan malam dan dengan kewenangan yang dimiliki, Alquran
siang, matahari dan bulan untukmu, memberikan banyak bukti perlunya berpikir
dan bintang-bintang itu ditundukkan ilmiah, kritis, dan metologi di antaranya:
(untukmu)dengan perintah-Nya. Alquran dengan teliti dan dengtan
Sesungguhnya pada yang demikian penuh tanggung jawab memaparkan
itu benar-benar ada tanda-tanda pendapat-pendapat lawan. Alquran men-
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang catat pandangan orang-orang Quraisy
memahami (nya).35 orang-orang kafir, dan orang musyrik,
Penggunaan kata aql dalam Alquran kemudian menjawab pandangan-pan-
yang berulang 49 kali tidak satu pun kata dangan mereka dengan jawaban yang tepat
aql digunakan dalam bentuk kata benda dan rasional. Sebagai contoh, ketika orang
(ism), namun semuanya memakai bentuk kafir mangingkari adanya hari kebangkitan
kata kerja (fi‟il). Namun ada beberapa dan mengatakan “kehidupan ini tidak lain
kata sebagai pengganti makna akal hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati
dalam bentuk kata benda /ism yang biasa dan kita hidup dan tidak ada yang
dipergunakan, yakni; al-qbl, al-fu‟ad,al- membinasakan kecuali waktu” Alquran
nuha, dan al-lubb,36 mermberi jawaban dengan kata tegas dalam
Hal ini memberi indikasi bahwa akal ayat selanjutnya bahwa “dan mereka sekali-
sebagai sebuah proses berpikir yang kali tidak mempunyai pengeta-huan tentang
beketerusan dan tidak boleh berhenti dan itu dan mereka tiadak lain hanyalah
menduga-duga saja”.37
Dari penjelasan ayat diatas tersebut,
34Prof.Dr.H.Abd.Muin Salim, dkk., op.cit., h. 22
Alquran membedakan pengelihatan
35Departemen Agama., Aop.cit., h.365 terhadap kepentingan (zaan), mengajak
36 Muhammad „Abd al-Wahid Hajazi, Alquran wa untuk mempergunakan pengelihatan ter-
manhaj al-tafkir (cet. I; kairo : al-Zahra‟ li al-„ilmi al‟-arabiy,
1993),211 37 Ibn Faris op.cit., jilid IV; h. 69.

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 58


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
hadap kepentingan penelitian dan peng- bila metode itu mampu menentukan fakta
kajian secara mendalam tentang hukum- yang dapat dibuktikan , (2) bila fakta itu
hukum dan keputusan-keputusan dengan barasal dari suatu unsur yang diperoleh dari
dasar yang pasti. Alquran memperingatkan hasil pemeriksaan yang kritis terhadap
dan melarang manusia mkengeluarkan ide dokumen sejarah.41
dan keputusan-keputusan yang mengeluar- Alquran banyak membicarakan tentang
kan keputusan itu sendiri tidak mengeta- kejadian masa lampau dan memperintahkan
huinya, dengan per-tanyaan: “dan jangan- kepada manusia generasi sesudahnya untuk
lah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memperhatikan secara serius dan
miliki pengetahuan tentangnya”.38 memperbincangkan kembali keadaan dan
Maish dalam persoalan yang sama, pengalaman umat manusia di masa lalu.
ketika orang-orang kafir beranggapan Dan menyuruh setiap manusia untuk
bahwa para malaikat itu adalah orang-orang melihat dan menemukan hokum-hukum
perempuan. Alquran menjawab spekulasi sunnatullah yang terdapat didalam setiap
mereka dengan pernyataan “apakah mereka peristiwa . hal seperti ini dapat dilihat
menyaksiakan penciptaan malaikat- misalnya QS. Ali Imran/3:137, sebagai
malaikat itu? Kelak akan ditulis persaksian berikut :
mereka dan mereka akan dimintai pertang-
gungjawaban”.39        
Dari ayat tersebut dapat dipahami
bahwa Alquran menginginkan kepada      
mereka untuk setiap pernyataan haruslah
didasari dengan alasan yang benar pula
dengan pijakan melalui penelitian, yang Terjemahnya :
merupakan salah satu sarana untuk Sesungguhnya telah berlalu sebelum
memperoleh suatu ilmu pengetahuan. kamu sunnah-sunnah Allah. Karena itu
Alquran menceritakan kepada umat berjalan kamu dimuka bumi dan
tenang nabi Ibrahim a.s dan kaumnya perhatikan bagaimana akibat orang-
perdebatan yang terjadi antara kedua belah orang yang mendustakan (rasul-
pihak, dan argumentasi-argumentasi rasul).42
rasional yang tersususn dala metode logika Dalam ayat terdapat kata sunnah
yang tepat, dan sampai kepada konklusi Allah, yang artinya ukuman-hukuman Allah
yang benar dan meyakinkan. Hal itu dapat yang berupa malapetaka, bencana yang
dilihat dalam ayat diakhir cerita: dan ditimpakan kepada orang-orang yang
demikinlah kami perlihatkan kepada mendustakan rasul adalah bagian dari
ibrahim termaksud orang-orang yang sunnah rasul.
yakin”.40 Demikian juga Alquran memerin-
Beberapa contoh lain yang tahkan kepada orang beriman untuk
diperkenalkan oleh Alquran sebagai metode meneliti kebenaran setiap informasi dan
berpikir ilmiah dan metologis, antara lain: data-data sejarah yang diterimanya, dengan
ungkapan yang maksudnya “hai orang-
1. Metode sejarah orang beriman, jika dating kepadamu
Sejarah merupakan salah satu sumber orang fasik membawa suatu berita maka
informasi pengetahuan. Menurut louis periksalah dengan teliti”.43
gottschalk sebagaimana yang dikutip oleh Alquran telah meletakkan dasar yang
M. Syuhudy Ismail dua syarat, yakni (1) palingh utama dalam kritik sejarah, dimana
ia telah meletakkan etika penyampaian
38 QS. Al-Jasiyah/45: 24
39 QS. Al-isra‟/17:36 41 Prof.Dr.H.M. Syuhudi Ismail, kaedah kesahihan
40 QS.Al-zuhruf/ 43:19. Bahkan dalam ayat selanjutnya sanad hadis: telah kritis dan tinjauan dengan pendekatan sejarah
ayat 20; dikatakan bahwa mereka tidak mempunyai ilmu sedikit (Jakarta: bulan bintang, 1995)., h. 14
pun tentang tuduhannya. tidak lain mereka hanyalah menduga- 42 Departemen Agama RI., op.cit h. 85
duga belaka. 43 Lihat misalnya QS. Al-Hujarat/49: 6,

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 59


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
berita sebagai factor yang paling dominan manusia dapat menggunakan akal dan
untuk menilai kandungan sebuah berita. pikirannya dengan membandingkan dua hal
yang berlawanan, seperti: antara yang hak
2. Metode Silogisme
dengan yang batil, baik dan buruk, orang
Metode silogisme adalah sebuah metode yang berilmu dan tidak berilmu, orang yang
yang dikenal dalam ilmu mantik dengan melihat dan yang buta, dan antara tuhan
makna suatu metode yang membicarakan yang patut di sembah dan tidak. “Adakah
tentang bentuk, cara berpikir atau menarik Allah yang menciptakan semuanya itu sama
simpulan yang terdiri atas premis umum, seperti mahluk yang tidak menciptakan
premis khusus, dan sampai kepada suatu sesuatu?46
simpulan.44 Selain metode yang telah dikemuka-
Metode ini digunakan untuk men- kan di atas, Masih ada beberapa metode
dapatkan keputusan atau hasil dari dua yang ditetapkan oleh Alquran, antara lain:
premis atau mukadimah. Metode seperti ini metode indikusi, metodeqiyas, metode
digambarkan oleh Alquran dalam bentuk agrumentasi.
kisah iblis ketika menolah untuk bersujud
C. Tujuan berpikir
dan menghormat kepada Adam.ayat
dimaksud kurang lebih: “Allah berfirman: Berpikir adalah hakikat filsifat,
hai iblis apa yang meng-halingimu untuk sedangkan tujuan filsifat adalah mencari
tidak bersujud kepada adam yang telah aku kebenaran yang mutlak. Dengan demikian
ciptakan dengan kekuasaan-ku?Adakah tujuan berpikir adalah mencari kebenaran.
engkau berlaku sombong , ataukah engkau Begitu halnya dengan melakikan pandangan
merasa lebih tinggi (terhormat)? iblis kritis terhada alam raya dan fenomenanya
menjawab : saya lebih baik dan lebih mulia serta sejarah umat manusia sampai kepada
dari pada adam dengan alasan unsur mengamati sisi dalam dan sisi luar manusia
penciptaan saya dari api sedangkan dia berdasarkan logika berpikir, maka diperoleh
hanya berasal dari tanah”.45 sebuah ilmu pengetahuan.
Dalam peristiwa ini iblis membuat Dalam QS.An-Nahl/16:78, Allah
silogisme sebagai berikut: Saya (iblis) menegaskan bahwa:
diciptakan dari api, Adam diciptakan dari
tanah(premis I). Api lebih baik dari pada      
tanah (premis II). Maka saya (iblis) lebih
baik dari pada adam (konklusi). Dalam ilmu     
mantik, untuk mendapatkan keputusan yang
benar, premis pernama dan kedua harus
benar dan ilmiah. Struktur soligisme yang     
digunakan iblis ini memang benar tetapi
tidak ilmiah, karena premis yang dibangun Terjemahannya:
bersifat subjektif dan masih dapat Dan Allah mengeluarkan kamu dari
diperdebatkan. Bagi iblis api lebih baik dari perut ibumu dalam tidak mengetahui
pada tanah, tapi bagi manusia”tanahlebih sesuatu pun, dan dia memberi kamu
baik dan lebih bermanfaat dari pada api”. pendengaran, pengliharan, dan hati,
Dengan demikian dalam perpektif manusia agar kamu bersyukur.53
Adam lebih baik dari pada iblis. Dari ayat ini memberikan informasi
bahwa alat-alat pokok yang digunakan
3. Metode perbandingan untuk meraih pengetahuan adalah mata dan
Alquran bayang menggunakan telinga dan sedangkan objek yang bersifat
metode seperti ini sebagai tujuan agar niskala adalah akal dan hati.47

44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., h.


940 46 Lihat misalnya QS. al-Nahl/16:17
45 Lihat misalnya QS.Sad/38: 75-76 47 Lihat departemen Agama RI, op. cit., h. 375

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 60


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Dari ayat ini juga dapat dipahami
bahwa tujuan akhir dari pada berpikir      
adalah menfungsikan hasil berpikir tersebut
(ilmu) kepada yang lebih bermanfaat untuk     
dirinya dan masyarakat sebgai aplikasi dari
makna syukur yang telah disebutkan dalam
ayat.     
Al-Alusi menjelaskan akhir ayat
tersebut dengan mengatakan bahwa tujuan
allah memberikan tiga macam sarana
 
kepada manusia secara bertahap agar Terjemahnya :
manusia bersyukur kepada-nya dalam Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-
bentuk mengfungsikan serana tersebut Nya adalah bahwa dia mengirimkan
sesuai keinginan Allah Swt. 48 M. Quraish angin sebagai pembawa berita gembira
Shihab menambahkan ketika Allah dan untuk merasakan kepadamu
mengeluarkan manusia dari perut ibunya sebagian dari rahmat-Nya dan supaya
yang tidak mengetahui sesuatu pun yang kapal dapat berlayar dengan perintah-
ada di sekelilingnya, lalu dia menjadikan Nya dan ( juga ) supaya kamu dapat
bagi manusia pendengaran, pengelihatan, mencari karunia-Nya; mudah-mudahan
dan aneka hati sebagai bekal dan alat-alat lemu bersyukur.51
untuk meraih pengetahuan agar dia Ayat tersebut diatas menjelaskan
bersyukur dengan menggunakan alat-alat bahwa angin yang dikirim oleh Allah
tersebut sesuai dengan tujuan Allah ternyata membawa kegembiraan kepada
menganugrahkan kepadanya. 49 Lebih manusia, yakni dengan angin itu ditiupkan
lanlanjut beliau menambahkan nahwa awan yang tebal sehingga dapat
pentingnya memanfaatkan ilmu pengeta- menurungkan hujan yang dibutuhkan oleh
huan, ilmu dicari bukan untuk tujuan manusia. Yakni , dengan air hujan dapat
mengetahui, tetapi lebih untuk diamalkan dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya
dan dimanfaatkan bagi keselamatan seluruh biji-biji yang telah di semaikan dan
makhluk.50 menghijaunya tanam-tanaman serta ber-
Ayat lain menjelaskan bahwa buahnya tumbuh-tumbuhan dan sebagainya,
seterusnya manusia memperlihatkan bukti- serta dengan angin pula berlayar berbagai
bukti kekuasaan Allah Swt. Antara lain kapal di atas samudra yang luas. Semua itu
adanya penciptaan awan yang membawa berjalan dan berlaku sebagai sunnah
rahmat untuk manusia serta kapal yang (kehendak)-Nya agar manusia memahami
dapat berlayar diatas samudra nan luas, dan menyadari sampai akhirnya bersyukur
yang kesemuanya itu agar manusia pandai kepada-Nya.
bersyukur setelah memperhatikan dan Wahbah al-zuhaili mengomentari ayat
memikirkan ke-Mahakuasaan Allah Swt. ini dengan mengatakan bahwa salah satu
Ayat dimaksud terdapat dalam QS. bukti kekuasaan Allah adanya mengirimkan
Al-Rum/30: 46, brbunyi sebagai berikut : angin yang mengantarkan air hujan, dan
dengan air hujan itu tumbuh berbagai
macam tumbuhan dan kemudian meng-
hasilkan buah-buahan, serta dengan angin
48 Lihat M.Quraish Shihab ( membumikan ), op., cit., h. itu pula berlayarlah perahu dan kapal diatas
349
49 Lihat Abu al- Fadl Syihab al-Din al-Sayyid Mahmud
lautan lepas yang ditumpangi oleh manusia
al-Alusi, Ruh al-Ma‟ani fil Tafsir al-Quran al-azim wa al-sab‟u untuk mencari nafkah, yang semuanya
al-masani, jus XIV ( cet, I; bairut: Dar Ihya al-turas al-arabi, adalah bagian dari nikmat Allah yang wajib
1999), h. 591
50 Lihat M.Quraish Shihab , Tafsir al- mishbah: pesan,
kesandan keserasian Alquran, jilid VI ( cet, III Jakarta: lentera
Hati, 2002), h. 672 51 ibid., h. 351

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 61


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
disyukuri dalam bentuk ketaatan kepada- sanakan hak sebagai bukti mensyukuri
Nya.52 nikmat Allah Swt.
Dengan demikian tujuan dari pada
berpikir adalah mencari kebenaran mutlak,
yakni pengetahuan akal kekuasaan Allah, DAFTAR PUSAKA
yang selanjutnya menumbuhkan kesadaran
untuk mengamalkan segala hak tersebut Abduh. Syekh Muhammad. 1979. Risalah
sebagai wujud dari sebuah temuan
Al-Tauhid, Terj. K.H. Firdaus
kebenaran. A.N., Risalah Tauhid. Cet. Vii
III. KESIMPULAN Jakarta: Bulan Bintang.
Berdasarkan uraian yang telah Abdullah. Taufik. 1979. Kata Pengantar
dikemukakan, maka pat ditarik beberapa Dalam Abdurrahman Surjomi-
kesimpulan sebagai berikut: harjo. Pembina Bangsa Dan
1. Pikiran adalah akal budi, sedangkan Masalah Histtotoriografi.Jakarta:
berpikir adalah suatu aktivitas dengan Idayu.
menggunakan akal budi dalam rangka Al-Alusi Abu Al-Dadl Syihab Al-Din Al-
mengetahui hakikat sesuatu. Atau suatu Sayyid Mahmud. 1999. Ruh Al-
upaya pengamatan secara mendalam Ma‟ani Fii Tafsir Al-Quran Al-
melalui akal pikiran untuk memahami Azim Wa Al- Sab‟u Al-Masani, Jus
hakikat sesuatu. Xiv.Cet. I; Bairut: Dar Ihya‟ Al-
2. Aspek yang melatarbelakangi pikiranya Turas Al-Arabi.
manusia ada dua hal, yaitu disamping
secara internal yakni manusia adalah Al-Asfahani. Al-Ragib. T.Th Mu‟jam
makhluk yang berpikir, dengan potensi Mufradat Alfaz Al-Quran. Bairut:
akal yang dimiliki manusia menjadi- Dar Al-Fikr.
kannya berbeda dengan makhluk Departemen Agama RI. 2005. Alquran Dan
lainnya, juga secara eksternal yaitu Terjemahnya. Jakarta: Ditjen
manusia sebagai bagian dari alam ini Bimas Islam Dan Penyeleng-
yang selalu berinteraksi dengan lainnya, garaan Haji Direktorat Urusan
sehingga dengan benturan dan interaksi Agama Islam.
dengan alam sekitar memerlukan
pemikiran dan lagi pula manusia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
diamanatkan untuk menjadi pengolah 1996. Kamus besar bahasa
dan pengelola alam raya. Indonesia, edisi II. Cet. VII;
3. Bentuk Ungkapan berpikir dalam Jakarta: Balai pustaka.
Alquran antara lain fakkara, basira, Hijazi. Muhammad Abd Alwahid. 1993. Al-
nazara, faqiha, tadabbara, aql. Qur‟an wa manhaj al-Tafkir. Cet.
Mengenai berpikir ilmiah, kritis, dan I. Kairo: al-Zahra li I‟lam al-arabi.
metodologis sebgaimana yang diper-
kenalkan Alquran, antara lain: metode Ibn Faris. Abu al-Husain Ahmad. 1991.
sejarah, metode silogisme, metode Mu‟jam maqayis al-lugah, jilid
perbandingan , metode qiyas, dan IV. Cet. I. Bairut:Dar al-jail.
metode argumentasi Ismail. M.Syuhudi. 1995. Kaedah kesahi-
4. Sedangkan aksiologi dari berpikir han sanad hadis: telaah kritis dan
sebagaimana yang diinginkan oleh ditinjauan dengan pendekatan
Alquran adalah untuk menemukan sejarah. Jakarta: Bulan Bintang.
kebenaran mutlak, dalam rangka melak-
Munawwir. A.W. 1997. Kamus Al-
Munawwir Arab-Indonesia Ter-
52 Dr. Wahbah al-Zuhaili al- Tafsir al-Munir fl al-Aqidat
wa al-syariat wa al-manhaj, Jus 108.XXI (bairut: Dar al-Fikr al- lengkap. Surabaya: Pustaka
Ma‟asir, 1998), h. 108. progressif.

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 62


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
Nasution. Harun. 1995. Islam Rasional: Shihab. M. Quraish. 2011. Membumikan
Gagasan dan Pemikiran.Bandung: Alquran-jilid 2: Memfungsikan
Mizan. Rahmat.jalaluddin. 1996. wahyu dalam kehidupan. Cet. I.
Islam Aktual. Cet.VIII. Bandung: Jakarta: Lentera Hati.
MIzan. _________, 2007. Wawasan Al-quran:
Al-Razi. Imam Fakhr al-Din Muhammad Tafsir tematik atas pelbagai
Bin „Umar bin al-Husain bin persoalan umat. Cet.I; Bandung:
„Aliy. 1990. Al-tafsir al-Kabir, Mizan
jilid II. Bairut: Dar al- Kutub al- _________, 2002. Tafsir al-Mishbah:
Ilmiyah. pesan, kesan, dan keserasian
Salim. Abd. Muin, Penjelasan pada Alquran, jilid VI. Cet. III. Jakarta:
pertemuan mata kuliah filsafat Lentera Hati.
alquran, hari kamis, 20 maret Suriyasumantri, Jujun S. 1994. Ilmu dalam
20011 di kampus I UIN Alaudin perpektif. Cet. II; Jakarta: Yayasan
Pasca Sarjana Obor Indonesia.
_________, 1994. Fiqhi siyasyah: konsepsi Al-Zuhali.Wahbah 1998. Al-tafsir al-Munir
kekuasaan politik dalam Al- fi al-aqidat wa al-syariat wa al-
Quran. Jakarta: PT Raja Grafindo manhaj, juz 108.XXI. Bairut: Dar
Persada. al-Fikr al-Ma‟asir.
_________, 2009. Buku Daras: Metodo-
logo penelitian Tafsir Maudhu‟iy.
Makassar: Alaudin press

Ahmad Badwi, Konsep Berpikir dalam Al-quran… 63


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM

Anda mungkin juga menyukai