Anda di halaman 1dari 104

SISTEM SERTIFIKASI

KOMPETENSI KERJA NASIONAL


LATAR BELAKANG
KONDISI KETENAGAKERJAAN INDONESIA
Tantangan
BEKERJA
129,36 Juta (94,99%)

Non Formal 58% graduates 57% non formal


Formal 57% <Junior High worker
43%
ANGKATAN KERJA
136,18 Juta (69,32%)
5,01% 2,24jt new
Unemployment workforce every year

PENGANGGUR
6,82 Juta (5.01%)
63% Job Mismatch 56jt job Impacted by
digitalization

Sumber: BPS, FebruarI 2019


MULAI TAHUN 2019 PEMBANGUNAN SDM MENJADI PRIORITAS UTAMA

“Membangun SDM yang terampil,


dinamis dan menguasai IPTEK”

qInpres 9/2016
qPenguatan
Pendidikan
&Pelatihan Vokasi
menjadi prioritas
Pemerintah
qInsentif Pajak

Bekasi, 27/12/2017
SUMBER : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISU STRATEGIS
ISU STRATEGIS

MASARAKAT EKONOMI ASEAN

INDUSTRI 4.0

BONUS DEMOGRAFI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Tantangan Disrupsi Pasar Kerja:
Teknologi dan Otomatisasi
BONUS DEMOGRAFI

Rasio Ketergantungan
per 100 Penduduk adalah 51%

TAHUN 2025 – 2035 Kunci Mengelola Bonus


o Usia Produktif mencapai Demografi:
70 % o Kesehatan
o Usia Muda (15 – 35 o Pendidikan dan Pelatihan
tahun) mencapai 30 % Vokasi
o Iklim Ketenagakerjaan
TENTANG BNSP
SEJARAH SINGKAT BNSP

1990 2003 2018


Lahir PP 10 ttg BNSP,
Terdapat dua lembaga yang bertujuan untuk penyempurnaan dari PP 23
Lahir UU 13 ttg Ketenagakerjaan
meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia, Tahun 2004
dan UU 20 tentang Sistem
yaitu Dewan Latihan Kerja Nasional (DLKN) dan
Pendidikan Nasional Periode III Kepengurusan
Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN)
BNSP Des 2018 –sekarang

Periode I
Penggabungan MPKN – DLKN Lahir PP 23 ttg BNSP Kepengurusan BNSP Juli
Pembentukan Badan Nasional Pendidikan 2005 – Juni 2011
dan Pelatihan Profesi (BN3P)
Periode II
1999 2004 Kepengurusan BNSP Juni
2011 – Des 2018
AMANAT SDM KOMPETENSI

UU Nomor 13 Tahun 2003 UU Nomor 12 Tahun 2012 PP No. 8 Tahun 2012


Tentang Ketenagakerjaan Tentang Pendidikan Tinggi Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)

PP NOMOR 31 Tahun 2006


Tentang Sistem Pelatihan Kerja PP Nomor 10 Tahun2018 INPRES No. 9 Tahun 2016 tentang
Nasional Tentang BNSP Revitalisasi SMK dalam rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
SDM Indonesia

UU Nomor 3 TahunN 2014 Tentang Peraturan perundang–undangan


PERINDUSTRIAN yang mengamanatkan
kompetensi kerja
SERTIFIKAT KOMPETENSI

Merupakan produk hukum yang


menjadi legitimasi (pengakuan)
terhadap capaian kemampuan
seseorang dalam melakukan
pekerjaan tertentu yang
ditetapkan oleh otoritas yang
berwenang, berbasis pada
standar kompetensi yang telah
disepakati dan ditetapkan.
PP NO. 10 TAHUN 2018 tentang BNSP
(atas amanat UU no 13 tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN)

q Bab II Pasal 2 Ayat 2


BNSP merupakan lembaga yang INDEPENDEN dalam melaksanakan tugasnya dan
bertanggung jawab kepada PRESIDEN
q Bab II Pasal 3
BNSP mempunyai tugas melaksanakan SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
Fungsi BNSP :
a) Pelaksanaan dan pengembangan sistem sertifikasi kompetensi kerja
b) Pelaksanaan dan pengembangan sisitem sertifikasi pendidikan dan pelatihan
vokasi
c) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi kerja
nasional
d) Pengembangan pengakuan sertifikasi kompetensi kerja nasional dan
internasional
e) Pelaksanaan dan pengembangan kerja sama antar lembaga, baik nasional dan
internasional dibidang sertifikasi profesi, dan
f) Pelaksanaan dan pengembangan sistem data dan informasi sertifrkasi
kompetensi kerja yang terintegrasi.
LANJUTAN BNSP

Pasal 4 :
BNSP memberikan lisensi kepada LSP
yang memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1O TAHUN 2018
TENTANG
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

BAB VII
PASAL23
Pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi kerja yang selama ini sudah
berjalan di Indonesia yang dibentuk berdasarkan undang-undang dan/atau
telah diakui lembaga Internasional, tetap berlaku dan disesuaikan dengan
sistem sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh BNSP.
TUGAS DAN KEANGGOTAAN BNSP

PP : 23 TAHUN 2004 PP : 10 TAHUN 2018 7 Orang komisioner BNSP

1. Pelaksanaan dan pengembangan


Melaksanakan Sertifikasi sistem sertifikasi kompetensi kerja
Kompetensi Kerja 2. Pelaksanaan dan pengembangan
sistem sertifikasi pendidikan dan
pelatihan vokasi
25 Anggota BNSP 3. Pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan sistem sertifikasi
kompetensi kerja nasional
4. Pengembangan pengakuan sertifikasi
kompetensi kerja nasional dan
internasional
5. Pelaksanaan dan pengembangan kerja
sama antar lembaga baik nasional dan
internasional di bidang sertifikasi
profesi
6. Pelaksanaan dan pengembangan
sistem data dan informasi sertifikasi
kompetensi kerja yang terintegrasi
KOMISIONER BNSP PERIODE 2018-2023
q KETUA : KUNJUNG MASEHAT
q WAKIL KETUA : MIFTAKUL AZIS
q ANGGOTA/KOORDINATOR BIDANG JAMINAN MUTU,
PERENCANAAN, KERJASAMA, HUKUM DAN UMUM : TETTY DESIARTY SOEMARSO
q ANGGOTA/KOORDINATOR BIDANG SERTIFIKASI : BONARDO ALDO TOBING
q ANGGOTA/KOORDINATOR BIDANG LISENSI : MULYANTO
q ANGGOTA/KOORDINATOR BIDANG PENGEMBANGAN SDM : MUHAMMAD ZUBAIR
q ANGGOTA/KOORDINATOR BIDANG DATA DAN INFORMASI. : HENNY S. WIDYANINGSIH
TUGAS FUNGSI BNSP
PP NOMOR 10 TAHUN 2018

01 02

Pelaksanaan Dan Pengembangan Sistem Pelaksanaan Dan Pengembangan Sistem


Sertifikasi Kompetensi Kerja Sertifikasi Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi

04 03
MELAKSANAKAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI KERJA Pembinaan Dan Pengawasan
Pengembangan Pengakuan
Sertifikasi Kompetensi Kerja Pelaksanaan Sistem Sertifikasi
Nasional Dan Internasional Kompetensi Kerja Nasional

05 06

Pelaksanaan Dan Pengembangan Kerja Pelaksanaan Dan Pengembangan Sistem


Sama Antar Lembaga, Baik Nasional Dan Data Dan Informasi Sertifikasi Kompetensi
Internasional Di Bidang Sertifikasi Kerja Yang Terintegrasi.
Profesi
SISTEM SERTIFIKASI PROFESI
P E N G A K U A N ATA S K O M P E T E N S I K E R J A
Merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk
mendapat pengakuan atas : Kepemilikan – Pencapaian –
Kemampuannya, dari otoritas yang dinilai berwenang
memberi pengakuan.
Merupakan produk hukum yang menjadi legitimasi (pengakuan) terhadap capaian kemampuan
seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang
berwenang, berbasis pada standar kompetensi yang telah disepakati dan ditetapkan.
DEFINISI KOMPETEN
Kompeten Mencakup Kemampuan :
• Menghasilkan Kinerja Sesuai Taraf Keterampilan Yang
Disepakati/ Disyaratkan (Task Skill)
• Mengorganisasikan Tugas-tugas Secara Spesifik
(Task Management Skill)
• Bereaksi Secara Tepat Jika Timbul Masalah (Mampu
Mengatasi Masalah) (Contingency Management Skill)
• Berperan Secara Benar Di Dalam Lingkungan Kerjanya
(Job Roll / Environmental Skill)
• Menerapkan Pengetahuan Dan Keterampilannya Pada
Situasi Yang Baru (Transffer Skill)
26
Ilustrasi Dimensi Kompetensi :
PENGEMUDI
Contingency
Management Skill:
e.g.mobil mogok dan tahu
cara mengatasinya
Task Management
skills: 3 Job/ Role
Menyesuaikan kaca spion, 4 environment skills:
Menyesuaiakan tempat e.g. mampu membaca
duduk 2
rambu lalu lintas serta
mematuhinya

1 5
SOPIR MOBIL
Task Skills: maju, Transfer/ Adoption
mundur, belok kiri, kanan skills:
e.g. mampu mengemudi
dengan stir kiri atau pun
kanan

27
TUJUAN SERTIFIKASI
KOLABORASI INDUSTRI, LEMBAGA PENDIDIKAN/PELATIHAN DAN
SERTIFIKASI DALAM PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

INDUSTRI / PENGGUNA

KKNI
SKKNI

KURIKULUM ASESMEN BNSP/


LDP BERBASIS BERBASIS
KOMPETENSI
LSP
KOMPETENSI
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENDIDIKAN & PELATIHAN SERTIFIKASI REGISTRASI/ LISENSI


BERBASIS KOMPETENSI KOMPETENSI PROFESI

MEMASTIKAN
MENGEMBANGKAN MEMASTIKAN KESESUAIAN
KOMPETENSI DAN UNTUK
MEMELIHARA TUJUAN
KOMPETENSI PENERAPAN
WAJIB

SKKNI
Sertifikasi pendidikan & Pelatihan Sertifikasi kompetensi Registrasi/lisensi personil
LEMBAGA PENDIDIKAN &
LEMBAGA PELATIHAN LSP OTORITAS KOMPETEN
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
(UU.20/2004, UU. 12/2012, PERPRES.8/2012, PP.23/2004)

KKNI Std.Itl.& Khs


BNSP
ß ˜
SKKNI

PP

PP
LSP

R.

.2
8/

/23
20
DUDI

0
12

04
S PROGRAM T
E U SERTIFI- NAKER
CALON PESERTA L KBK LULUSAN
K KASI KOMPETEN
DIDIK E
K
S
I
Sarana/Prasarana
Tenaga Pendidik
NAKER

UU
Biaya
PENGALAMAN

20
Manajemen

/2
0
04
PENDIDIKAN VOKASI

BAN-PT AKRIDITASI
Sistem Pelatihan Kerja Nasional
KETELUSURAN SISTEM SERTIFIKASI
BNSP Koordinasi Instansi Teknis,
(INDONESIAN PROFESSIONAL CERTIFICATION Fasilitasi KADIN, BKSP dll
AUTHORITY)
BNSP Guidelines; ISO 17024

Licensing
à Accreditation Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, ISO 17011
BNSP Guidelines 201 & 202
LSP
(PROFESSIONAL CERTIFICATION BODY)
ISO 17024, BNSP Guidelines

Verification
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, Specific Standard
TUK BNSP Guidelines

BNSP Guidelines, QMS

Certification Asesor Kompetensi


SKKNI
BNSP Guidelines
ASESI
SKKNI/International Standard/
Harmonised Standard
SRN - IMT2015
MEMAHAMI DAN INTERNALISASI TENTANG
ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI

• ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI


1

• STANDAR KOMPETENSI
2
• SKEMA SERTIFIKASI
3

• SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL


4
• HARMONISASI SISTEM SERTIFIKASI PROFESI
5 INTERNASIONAL
a. KOMPETENSI

1. ASESMEN
BERBASIS b.SKILL FOR EMPLOYBILITY
KOMPETENSI

c. PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI

d. ASESMEN BERBASIS
KOMPETENSI
a. KOMPETENSI
• Kemampuan kerja individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan
• Pengetahuan dan keterampilan dapat Task Skill
diidentifikasi bersamaan atau dipisah
Tranfer Skill
• Pengetahuan mengidentifkasi apa yang S
dibutuhkan seseorang untuk diketahui dalam Task Manajemen
melakukan kinerja dalam pekerjaan nya dengan Skill
cara yang benar dan efektif K A
• Keterampilan mendeskripsikan pengetahu an Job Role /
pada situasi dimana penegetahuan dirubah Envaironment Skill
menjadi hasil yang dibutuhkan ditempat kerja
Contingensi
• Sikap kerja dideskripsikan sebagai alasan Manajemen Skill
dibalik kebutuhan pengetahuan tertentu atau
mengapa keterampilan dilakukan dengan cara KOMPETEN
tertentu
b. EMPLOYABILITY SKILL (KEMAMPUAN DASAR)

KOMUNIKASI • Menafsirkan kebutuhan klien dan menulisnya


• Menggunakan berbagai keterampilan komunikasi
seperti mendenegarkan, bertanya, membaca,
menafsirkan dan menulis dokumen
• Menulis laporan bahaya dan insiden
• Menggunakan keterampilan fasilitasi, dan
internpersonal yang efektif, termasuk bahasa verbal
dan non verbal yang peka terhadap kebutuhan dan
perbedaan orang lain
KERJASAMA • Bekerja dengan rekan kerja untuk membandingkan,
(TEAMWORK) meninjau dan mengevaluasi proses dan hasil asesmen
• Berpartisipasi aktifdalam proses validasi asesmen
• Mengelola hubungan kerja dan mencari umpan balik
dari kolega dan klien pada kinerja profesional
b. EMPLOYABILITY SKILL (Lanj...)

PROBLEMA SOLVING • Mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko di lingkungan


belajar/ asesmen
• Menggunakan keterampilan manajemen waktu dalam
merancang asesmen
• Menghasilkanserangkaian opsi untuk memenuhi kebutuhan
klien
BERINISIATIF • Menafsirkan lingkungan asesmen dan memilih pendekatan
penyampaian yang memotovasi dan melibatkan peerta asesi
• Memantau dan meningkatkan praktek kerja untuk
meningkatkan inklusifitas
• Menjadi kreatif untuk memenuhi kebutuhan asesmen klien
• Menerapkan keterampilan desain untuk mengembangkan
program inovatif dan fleksibel dengan biaya efektif
b. EMPLOYABILITY SKILL (Lanj.....)

MERENCANAKAN DAN • Meneliti, membaca, menganalisis dan menafsirkan spesifikasi tempat


MENGORGANISASIKAN kerja
• Merencanakan, memprioritaskan dan mengatur alur kerja
• Menafsirkan bukti yang dikumpulkan dan membuat penilaian
kompetensi
• Mendokumentasikan rencana aski dan laporan bahaya
• Mengatur sumber daya fisik, manusia dan material yang diperlukan
untuk asesmen
MANAJEMEN DIRI • Bekerja dalam kerangkan kerja kebijakan dan organisasi
• Mengelola hubungan kerja dan kerja
• Mematuhi tanggungjawab etika dan hukum
• Mematuhi tanggungjawab pribadi dalam perencanaan, penyampaian
dan peninjauan pelatihan
• Menjadi panutan bagi inklusifitas dan menunjukkan
profesionalismen
• Meninjau persepsi dan sikap pribadi
b. EMPLOYABILITY SKILL (Lanj......)

BELAJAR • Melakukan evluasi diri danpraktek refleksi


• Meneliti nformasi dan mengakses kebijakan dan kerangka
kerja untuk mempertahankan kekinian, pengetahuan dan
keterampilan
• Mempromosikan budaya belajar di tempat kerja
• Mencari umpan balk dari kolega
TEKNOLOGI • Menggnakan teknologi untuk meningkatkan hasil, termasuk
pengiriman online dan penelitian menggunakan internet
• Menggunakan sistem manajemen informasi siswa untuk
mencatat asesmen
• Mengidentifikasi dan mengatur kebutuhan teknologi dan
peralatan sebelum pelatihan
• Menggunakan berbagai perangkat lunak termasuk
perangkat presentasi
c. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT)

3
Kompetensi mengacu
pada kemampuan untuk
melakukan tugas dan
tugas tertentu dengan
2 standar kinerja yang
diharapakan di tempat
kerja
1 Asesmen Berbasis
Kompetensi (CBA)
Pelatihan Berbasis
Fokus pada apa yang
Kompetensi (CBT) adalah
dapat dilakukan atau
pelatihan yang memberikan
yang harus dilakukan
siswa pengetahuan,
oleh pekerja di tempat
keterampilan dan sikap yang
kerja
dibutuhkan untuk
mendemonstrasikan
kompetensi dalam
hubungannya dengan
kompetensi industri yang
sudah ditentukan dan
ditetapkan (ASEC,2013)
CIRI-CIRI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

Keterampilan Pengetahuan,
Keterampilan dan Sikap yang
SKKNI dibutuhkan untuk suatu
pekerjaan

KKNI Sistem Untuk Pengakuan


Kometensi
Pelatihan Berbasis
Kompeteni (CBT)
Strategi dan Modul Bagaimana membantu
Mampu Telusur dg orang untuk mendapatkan
Standar keterampilan dan
Kompetensi Pengetahuan

Asesmen Berbasis Proses menilai apakah


Kompetensi orang memiliki
keterampilan, pengetahuan
dan sikap yang dibutuhkan
ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI (CBA)

q CBA : Asesmen terhadap bukti untuk menentukan apakah


kemampuan seseorang saat ini sesuai dengan standar
kompetensi (Hayton dan Wagner 1998 )
q Asesmen Berbasis Kinerja adalah proses mengumpulkan bukti
dan membuat penilaian apakah seseorang telah mencapai
kompetensi . Ini sering digambarkan sebagai proses yang
direfrensikan dengan kriteria, karena melibatkan orang yang
diakses berdasarkan kriteria tetap atau tolok ukur yang telah
ditentukan sebelumnya, seperti yang dinyatakan dalam unit
kom petensi
FILOSOFI ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI (CBA)
(Narris. R., Guthrie, N. Hobart, B. & Lundberg, D, 1995)
HARMONISASI SISTEM PROFESI
INTERNASIONAL
ASEAN Recognition of
MRA Qualification
ASEAN Qualification Reference
Framework

Cualification A Paket Competiti


of Standar or Units Develovment Mobility Of
veness of
NQF ASEAN
Judged to be worthy of Qualification Profesionals
Profesion
of formal recognition als
in a certificate (ILO,
2007)
Harmonizasition
AQRF of Qualification
NQF’s Level (Unified)
NUMBER OF
COUNTRY
LEVEL
PHILIPPINESS 8
THAILAND 9
MALAYSIA 8
INDOENSIA 9
BRUNEI 8
CAMBOCIA 8
AUSTRALIA 10
NEW ZEALAND 10
ILUSTRASI SANDINGAN KKNI VS AQRF
INFRASTRUKTUR SISTEM SERTIFIKASI
KOMPETENSI KERJA NASIONAL

1. LEMBAGA SERTIFIKASI
PROFESI (LSP)
3. SKEMA SERTIFIKASI

2. STANDAR KOMPETENSI KERJA


(SKKNI, SKK KHUSUS YANG
TEREGISTRASI, SKK INTERNASIONAL
YANG TEREGISTRASI) 5. ASESOR KOMPOETENSI

4. TEMPAT UJI KOMPETENSI


(TUK) 6. MATERI UJI KOMPETENSI
1
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
( LSP )
LSP Pihak 2 (LSP P-2)

• Dibentuk oleh Regulator


• Dibentuk oleh Perusahaan Pola
Subkontrak

LSP Pihak 1 (LSP P-1)


LSP Pihak 3 (LSP P-3)
Perusahaan / Organisasi
LSP P-2
• Dibentuk oleh Perusahaan / • Dibentuk oleh Asosiasi
LSP P-1
Organisasi Perusahaan LSP P-3 Industri / Profesi
/ Organisasi
• Untuk lingkup terbatas • Mengacu KBLUI
Perusahaan / Organisasi
• Mendapat rekomendasi dari
LSP P-1 Regulator (K/L)
Lembaga PTUK
Diklat JENIS LISENSI
LSP Pihak 1 (LSP P-1) Panitia Teknis Uji
BNSP Kompetensi (PTUK)
Lembaga Diklat
• Dibentuk oleh Lembaga • Dibentuk oleh BNSP atas
Diklat Permintaan pihak
pengguna.
• Bagian integral
pembelajaran/pelatihan
L i s e n s i

LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 Pend

S e r t i f i k a s i K o m p e t e n s i

Profesi: Profesi di perusahaan Profesi di perusahaan Peserta didik , Alumni


& Jejaring tempat kerja : dan Profesi
•Memenuhi bukti
kompetensi & •Memenuhi •Memastikan & •Memastikan &
terpelihara permintaan asesmen memelihara memelihara
•Memenuhi permintaan dari klien kompetensi tenaga kompetensi peserta
klien kerjanya didikmya
•Memenuhi regulasi
2
STANDAR KOMPETENSI KERJA (SKKNI, SKK
KHUSUS YANG TEREGISTRASI, SKK
INTERNASIONAL YANG TEREGISTRASI)
APA ITU STANDAR
KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI dari PERSPEKTIF
BAHASA

Standar Ukuran yang disepakati

Didiskripsikan kemampuan yang dilandasi


oleh pengetahuan, ketarampilan dan
sikap kerja untuk menyelesaikan tugas
atau pekerjaan

Kompetensi
Apa yang dimaksud Standar Kompetensi
Kerja

Adalah rumusan kemampuan kerja yang


mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN
SKKNI
RELEVAN RELEVAN 1
Relevan dengan kebutuhan dunia usaha
2 VALID VALID atau industri di masing-masing sektor
atau lapangan usaha
valid terhadap acuan
dan/atau pembanding
AKSEPTABEL
yang sah AKSEPTABEL 3
Dapat diterima dan digunakan oleh
FLEKSIBEL pemangku kepentingan
4 FLEKSIBEL
Fleksibel dalam penerapan dan MAMPU MAMPU
TELUSUR
memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan
TELUSUR 5
Mampu telusur dan dapat dibandingkan
dan/atau disetarakan dengan standar
kompetensi lain
Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional tatanan keterkaitan
Pemberlakuan komponen standardisasi kompetensi
kerja nasional yang komprehensif
dan sinergis dalam rangka
Penerapan Akreditasi LDP meningkatkan kompetensi SDM
standar Indoensia
CBT

Lisensi LSP
Pengemban SKKNI
gan standar Sertifikasi
SDM
Kompetensi M
ProfesionalK
R
A ompeten
Kerja sama Kompetetif
Harmonisasi
Standardisasi
Notifikasi

Pembinaan dan Pengendalian


Penerapan Standar Kompetensi di Indonesia
Mengacu pada :
1. SKKNI
2. STANDAR INTERNASIONAL
3. STANDAR KHUSUS
UNIT KOMPETENSI (RMCS)

• Satuan terkecil dalam standar kompetensi


kerja yang menguraikan elemen tugas dari
tugas yang harus dikuasai seseorang untuk
dapat melaksanakan unit tersebut dengan
hasil yang memuaskan.
STRUKTUR UNIT KOMPETENSI (RMCS)
KODE UNIT :
JUDUL UNIT : KALIMAT KERJA AKTIF MENCERMINKAN OUT PUT BERUPA JASA ATAU BARANG
DESKRIPSI UNIT : MENCERMINKAN ISI ELEMEN KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. 1.1
Berupa Kalimat Kerja Aktif, yang Berupa Langkah Kerja, dan
mencerminkan tugas-tugas kalimatnya berbentuk Pasif , yang
1.2
pekerjaan dari Unit mencerminkan Ranah K/S/A

1.3
2.

3.

RENTANG VARIABEL ( Konteks variabel, tgs yg hrs dilaksanakn, perlengkapan,& peraturn )

PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi pengujian, K,S ,A )
Aktifitas
pekerjaan Instruksi
Kerja/Langkah kerja
pada Industri yang
Rincian Tugas
Terukur dan dapat
Unit – unit Dapat berupa proses
diobservasi
kompetensi manajemen atau proses
produksi Produk / Jasa

Elemen
Kompetensi Kontekstual di
tempat kerja
Kriteria
Unjuk
Deskripsi aspek kritis
Kerja pengetahuan dan
ketrampilan penting
untuk asesmen
Batasan
Variabel

Panduan
Penilaian
3
SKEMA SERTIFIKASI
SKEMA SERTIFIKASI &
STANDAR KOMPETENSI

UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI DIKEMAS /
STANDAR DIPAKETKAN
UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI SKEMA SERTIFIKASI
SKEMA SERTIFIKASI
DARI PERSPEKTIF BAHASA

SKEMA POLA/BENTUK/CARA

Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa


seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan,
mencakup :
q pendaftaran,
q asesmen,
q keputusan sertifikasi,
q survailen,
q sertifikasi ulang, dan
q penggunaan sertifikat

SERTIFIKASI
77
SKEMA SERTIFIKASI

Kemasan (Paket)
kompetensi dan
persyaratan spesifik yang
berkaitan dengan
kategori Kualifikasi
leveling atau Jabatan
(Okupasi) atau keterampilan
tertentu dari seseorang.
SKEMA SERTIFIKASI

ØSkema Sertifikasi adalah: Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan


dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan
aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.
ØStandar Kompetensi dalam pengembangan Skema sertifikasi harus
diverifikasi: SKKNI, Standar khusus, Standar Internasional.
ØDikembangkan oleh Komite Skema.
oSkema KKNI dan Okupasi Nasional: oleh Komite Skema Otoritas
Kompeten.
oSkema Sertifikasi Klaster, unit dan profisiensi: oleh Komite Skema LSP.

SRN - IMT2015
Jenis-jenis Skema Sertifkasi

Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja


Nasional Indonesia

Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi


Nasional

Skema Sertifikasi berdasar Paket


Kompetensi (cluster)
SKEMA SERTIFIKASI

01 02 03
KKNI
(KERANGKA KUALIFIKASI OKUPASI NASIONAL KLASTER
NASIONAL INDONESIA)
• Bersifat Nasional • Bersifat Kebutuhan Industri
• Bersifat Nasional atau Organisasi Pengguna
• Dapat berupa Jabatan (lokal) yang bersifat Khusus
• Jenjang Kualifikasi terdiri Fungsional atau Struktural pada suatu Industri
yang merujuk pada Standar
dari 9 Level • Setiap Klaster disusun
Jabatan Nasional atau dengan sejumlah Unit
• Setiap Level disusun Internasional Kompetensi yang sesuai
dengan sejumlah Unit • Setiap Jabatan disusun dengan
dengan kebutuhan Industri

Kompetensi berdasarkan sejumlah Unit Kompetensi yang • Ditetapkan oleh Komite


sesuai dengan Standar Jabatan Skema LSP bersama Industri
Deskripsi KKNI
Pengguna
Nasional atau Internasional
• Kemasan ditetapkan oleh • Nama Skema Klaster tidak
• Kemasan ditetapkan oleh
Otoritas Kompeten Otoritas Kompeten
boleh sama dengan okupasi
nasional
KKNI S3

S2
Subspesialis

Spesialis
9

8
AHLI

Perpres 08/2012
Profesi 7

S1 6
D IV
TEKNISI/ANALIS
D III 5

D II 4

DI 3

Sekolah OPERATOR
Sekolah 2
Menengah Menengah
Umum Kejuruan 1
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
4
TEMPAT UJI KOMPETENSI
TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)
• Tempat kerja atau tempat lainnya yang memenuhi persyaratan
untuk digunakan sebagai tempat pelaksanaan uji kompetensi
oleh LSP.
• Tempat Kerja yang Baik: menerapkan Good Practices
(GMP= Good Manufacturing Practices; GCP= Good Catering
Practices; GFP = Good Farming Practices; GHP = Good
Handling Practices; GMP = Good Mining Practices; dll).
• TUK kesesuaiannya diverifikasi oleh LSP.
5
ASESOR KOMPETENSI
Kompetensi Asesor Kompetensi :
• Asesmen Berbasis
Kompetensi
• Standar • Menetapkan dan
kompetensi Kerja Memelihara Lingkungan
MERENCANAKAN Asesmen
• Skema Sertfikasi AKTIVITAS DAN PROSES
• Mengumpulkan Bukti
• Sistem Nasional ASESMEN
yang Berkualitas MEMBERIKAN
Sertfiikasi Profesi l • Mendukung asesi KONTRIBUSI DALAM
dan • Membuat Keputusan VALIDASI ASESMEN
• Harmonisasi • Menentukan Asesmen
Pendekatan Asesmen • Merekam dan
Sistem Sertifikasi
• Mempersiapkan Melaorkan Keputusan
Profesi • Menyiapkan Validasi
Rencana Asesmen Asesmen • Memberi Kontribusi
Internasional • Mengidentifikasi • Meninjau Proses dalam Proses Validasi
Persyaratan Asesmen • Memberi Kontribusi
PEMAHAMAN DAN modifikasi dan dalam Hasil Validasi
INTERNALISASI TENTANG kontekstualisasi
• Mengembangkan MELAKSANAKAN
ASESMEN BERBASIS ASESMEN
KOMPETENSI Materi Uji
Kometensi/ Asesmen
ASESOR KOMPETENSI
Asesor Kompetensi: Seseorang yang mempunyai
kompetensi dan mendapatkan penugasan resmi
untuk melakukan dan memberikan penilaian dalam
uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau
pembenaran secara profesional.

Asesor Kompetensi memiliki posisi dan peran yang


strategis karena akan sangat menentukan kualitas
uji kompetensi yang dilakukan
PROSES SERTIFIKASI ( PBNSP 201)
Sesuai dengan Pedoman BNSP Klausal 9
1. Pendaftaran,
2. asesmen TUGAS
3. Proses Uji Kompetensi
4. Keputusan Sertifikasi,
ASESOR
5. Survailen (Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi, Penambahan
dan Pengurangan Lingkup Sertifikasi )
6. Sertifikasi ulang
7. Penggunaan sertifikat.
8. Banding atas keputusan Sertifikasi
9. Keluhan

ISO :17024 tahun 2012


Pedoman BNSP 201, Klausal 9
ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI
1. Fokus pada hasil
2. Penilaian bersifat individual
3. Tidak ada nilai presentase
4. Tidak ada perbandingan dengan hasil individu lain
5. Semua standar (persyaratan) harus dipenuhi
6. Proses berkelanjutan (mengarahkan pada pengembangan dan
penilaian lebih lanjut
7. Penilaian hanya dibuat “kompeten” dan “belum kompeten”
PRINSIP - PRINSIP ASESMEN
1) Valid, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi pada dasarnya melakukan penilaian
berdasarkan bukti-bukti yang terkini dan asli.
2) Reliabel, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi harus bersifat konsisten, dapat
menghasilkan kesimpulan yang sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan
asesor yang berbeda.
3) Fleksibel, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi dilakukan dengan metoda
yang disesuaikan dengan kondisi peserta dan tempat uji kompetensi .
4) Adil, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi dalam penilaiannya tidak boleh
membedakan / diskriminasi terhadap peserta, memberikan perlakuan yang sama
sesuai dengan prosedur dan tidak melihat peserta datang dari kelompok /golongan
mana peserta berasal .
Di dalam pelaksanaan sertifikasi, maka harus
menjaga ketidakberpihakan, kerahasiaan dan
keamanan.
ASSESSMENT MODERATION
PEMELIHARAAN & PENINGKATAN KOMPETENSI

Pemeliharaan Kompetensi Asesor, dapat dilakukan melalui :


qTraining & Refreshment Training
qBriefing berkala
qCoaching/Pendampingan
qForum Diskusi Berkala; Partisipasi Workshop/Seminar/RAKOR
qProgram lainnya yang ditujukan untuk pemeliharaan & peningkatan
kompetensi.
EVALUASI KINERJA ASESOR
Evaluasi Kinerja Asesor berbasis :
§ Kualitas hasil kerja
§ Komitmen terhadap value LSP
§ Pemenuhan Kode Etik LSP
§ Proses kerja (kesesuaian/kepatuhan terhadap SOP)
§ Kemampuan soft skill (leadership, team work, komunikasi)
EVALUASI KINERJA ASESOR KOMPETENSI

Ø Hasil Penyaksian Asesmen LSP


Ø Umpan Balik Pengambil Keputusan
Ø Umpan Balik Pelanggan
Ø Umpan Balik Tim Kerja/ Ketua Tim Asesmen
6
MATERI UJI KOMPETENSI
PERANGKAT ASESMEN /MUK
• Perangkat Asesmen berisikan prosedur, informasi dan
instruksi bagi asesor/asesi terkait dengan penggunaan
instrumen dan kondisi asesmen
• Perangkat Asesmen kompetensi yang digunakan dalam
pelaksanaan asesmen kompetensi harus disusun dengan
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja.
• Perangkat asesmen dikembangkan oleh masing-masing LSP
sesuai pedoman
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BNSP memantau kemampuan LSP memenuhi persyaratan lisensi secara
berkelanjutan melalui surveilan periodik maupun surveilan lainnya.
Survailan periodik dilaksanakan minimal satu tahun sekali, dan diupayakan
surveilan dilaksanakan pada saat LSP melaksanakan uji kompetensi. BNSP
dapat melakukan asesmen khusus sebagai akibat adanya keluhan atau
perubahan.

BNSP berwenang memberikan sanksi kepada LSP terlisensi yang


melakukan pelanggaran atau yang gagal memenuhi persyaratan BNSP.
Sanksi BNSP kepada LSP berupa pembekuan lisensi, pencabutan lisensi
atau pengurangan ruang lingkup lisensi.
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Republik Indonesia

201 Lampiran Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi

1. Ruang Lingkup
Nomor : 1 / BNSP / III / 2014

PEDOMAN 2. Acuan Normatif


PENILAIAN 3. Istilah Dan Definisi
KESESUAIAN 4. Persyaratan Untuk LSP
PERSYARATAN 5. Persyaratan Struktur Organisasi
6. Persyaratan Sumber Daya
UMUM 7. Persyaratan Rekaman Dan Informasi
LEMBAGA 8. Skema Sertifikasi
SERTIFIKASI 9. Persyaratan Proses Sertifikasi
10. Persyaratan Sistem Manajemen
PROFESI
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Republik Indonesia

202 Lampiran Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi

1. Ruang Lingkup
Nomor : 2 / BNSP / III / 2014

PEDOMAN 2. Acuan Normatif


PEMBENTUKAN 3. Istilah Dan Definisi
LEMBAGA 4. Ketentuan Pembentukan
SERTIFIKASI LSP
PROFESI 5. Ketentuan Umum LSP
6. Kedudukan, Fungsi, Tugas
dan Wewenang LSP
7. Organisasi LSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Republik Indonesia

208 Lampiran Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi

1. Ruang Lingkup
Nomor : 3 / BNSP / III / 2014

PEDOMAN 2. Acuan Normatif


KETENTUAN UMUM 3. Istilah dan Definisi
LISENSI 4. Pengertian Lisensi dari
LEMBAGA BNSP Kepada LSP
SERTIFIKASI 5. Perolehan dan
PROFESI Pemeliharaan Lisensi
6. Tanggung Jawab LSP dan
BNSP
Mari mulai dari diri sendiri

Buktikan,
Anda
Bisa!
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai