Anda di halaman 1dari 7

CONTOH KASUS

A. Alat Pelindung Diri, Posisi Kerja, dan Penempatan Alat Kerja

1. Permasalahan (Sumber Bahaya)


a. Aspek K3
1) Praktikan tidak memakai helm pelindung
2) Praktikan memakai sandal/tidak menggunakan sepatu
3) Tidak mengenakan pakaian kerja bengkel
4) Praktikan tidak memakai respirator (masker)
5) Tidak memakai sarung tangan
6) Tidak menggunakan kacamata pelindung
b. Aspek 5S/5R
1) Peralatan pada kotak alat (tools box) tidak tertata rapi
2) Bilik praktik kotor/berdebu

2. Potensi Bahaya (Resiko/Penyakit)


a. Memar di kepala hingga menyebabkan pembengkakan karena terbentur akibat tidak
memakai helm pelindung.
b. Terkena pecahan benda tajam akibat memakai sandal.
c. Resiko terkena kejut listrik semakin tinggi karena memakai sandal.
d. Memar di kaki karena tertimpa alat kerja akibat hanya memakai sandal.
e. Memar akibat terjatuh/tersandung akibat pakaian yang dipakai terlalu panjang
sehingga dapat terkait/tersangkut
f. Batuk hingga infeksi pernapasan karena terkena debu/partikel halus akibat tidak
memakai masker.
g. Tergores/lecet karena terkena serpihan bahan kerja yang tajam akibat tidak
mengenakan sarung tangan.
h. Iritasi hingga infeksi pada mata karena terkena serpihan partikel halus dari sisa bahan
praktik akibat tidak memakai kacamata pelindung.
i. Kesulitan mencari/mengambil peralatan disebabkan penempatan alat yang tidak rapid
an jauh dari jangkauan.
j. Kesalahan dalam pengambilan alat disebabkan penempatan yang jauh.
k. Lelah yang disebabkan pengambilan alat prakti yang diletakkan jauh dari jangkauan.
l. Pegal yang disebabkan desain kursi yang kurang nyaman.
m. Kelelahan pada mata dan pundak disebabkan posisi trainer instalasi yang terlalu tinggi
jika praktik dilakukan dalam posisi duduk.

n. Sakit pada tulang belakang hingga menyebabkan cedera/kelainan tulang belakang


disebabkan oleh desain kursi yang tidak memiliki sandaran.

3. Saran (Solusi)
a. Praktikan melengkapi diri dengan alat pelindung diri yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan.
b. Menggunakan safety shoes yang nyaman dan terhindar dari tertancap benda tajam.
c. Memakai pakaian kerja bengkel (wearpack)
d. Merapikan tools box dan menempatkannya di tempat yang mudah dijangkau.
e. Mengganti desain meja sehingga lebih efisien dan multi fungsi.
f. Mengganti desan kursi sehingga nyaman untuk digunakan.
g. Mengatur metode kerja yang digunakan apakah duduk atau berdiri.
h. Jika metode kerja telah ditetapkan maka aturlah tinggi rendah posisi praktikan
terhadap trainer instalasi baik dalam posisi duduk maupun berdiri.
i. Membersihkan bengkel ruangan dan trainer yang digunakan dari debu dengan
menggunakan vacuum cleaner.
j. Praktikan hendaknya melakukan rotation movement (menggerakkan badan) secara
berkala untuk mneghindari kelelahan akibat praktik yang terlalu lama.

4. Gambar Solusi
a. Safety shoes
b. Gambar praktikan yang mengenakan alat pelindung diri

c. Tools box yang tertata rapi

d. Desain meja dengan laci untuk penempatan alat dan memiliki rak yang multifungsi
dan desain yang ergonomis

e. Desain kursi yang fleksibel karena bisa dinaik-turunkan dan memiliki sandaran yang
nyaman
f. Vacuum cleaner untuk membersihkan debu dan partikel halus

B. Tempat Sampah
1. Permasalahan (Sumber Bahaya)
a. Aspek K3
1) Terdapat sampah yang tidak sesuai dengan tempatnya (tabung lampu yang
dibuang bersama sampah organik dan non organik)
2) Tidak terdapat label jenis sampah yang harus dibuang ke masing-masing
tempat sampah.
3) Tidak memiliki penutup sehingga ketika hujan dapat menjadi sarang telur
nyamuk

b. Aspek 5S/5R
1) Tidak memenuhi prinsip resik, karena sampah masih berserakan disekitar
tempat sampah.
2) Tidak memenuhi prinsip ringkas dan rapi karena masih bercecer
3) Tidak terawat karena kondisi tempat sampah yang sudah rusak terutasa tiang
penyangganya.

2. Potensi Bahaya (Resiko/penyakit)


a. Bau di sekitar tempat sampah yang dapat menyebabkan mual-mual dan
menyebarnya kuman penyakit.
b. Pemandangan yang kurang terawat
c. Penyakit demam berdarah dan malaria akibat air yang tertampung di dalam tempat
sampah mejadi sarang telur nyamuk pembawa penyakit.
d. Kondisi psikologis yang kurang baik menyebabkan kurang semangat sehingga
produktivitas kerja berkurang akibat lingkungan yang kotor dan bau.
e. Menimbulkan efek domino dari tempat sampah

3. Saran (Solusi)
a. Memperbaiki tempat sampah yang tercecer agar dipasang kembali ke tiang
penyangganya.
b. Memilih desain tempat sampah yang sesuai dengan sampah yang dibuang
misalkan dibedakan menjadi 3 yaitu organik, non organik dan sampah
kaleng/botol sehingga memudahkan dalam pengolahannya
c. Membuat sistem pengolahan limbah yang baik di lingkungan bengkel sehingga
sampah tidak hanya dibuang untuk dibakar/ditimbun
d. Tempat sampah tertutup sehingga tidak ada air hujan yang menggenang di
dalamnya.

4. Gambar Solusi
Desain tempat sampah outdoor yang memiliki keterangan jelas tentang jenis sampah
yang dipisahkan serta bentuk yang unik.
Desain tempat sampah indoor yang memiliki keterangan jelas tentang jenis sampah
yang dipisahkan serta bentuk yang unik untuk penggunaan di dalam ruangan.

Anda mungkin juga menyukai