Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN 2720-9199

p-ISSN 2541-0148

JURNAL TEKNIK SIPIL

Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode


Critical Chain Project Management (Kasus: Jembatan Phinisi
Center Point of Indonesia)
Yasnawi Idrus1, Winarno Arifin2, Mukti Maruddin3, Mariah Ulfah4, Yana Mardiana5

1,2,3,4,5)
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: yasnawi.idrus@umi.ac.id; winarno.arifin@umi.ac.id; mukti.mukti@umi.ac.id;
mariiaauppa@gmail.com; mardianaa075@gmail.com

ABSTRAK

Proyek pembangunan jembatan Phinisi Center Point of Indonesia terdiri dari beberapa macam
pekerjaan sub structure seperti pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi bored pile. Pada bulan Januari
sampai Maret mengalami keterlambatan progress. Schedule atau penjadwalan adalah unsur yang
paling penting dalam pelaksanaan proyek. Namun didalam pelaksanaan jadwal cenderung tidak
terpakai secara efektif dilapangan. Kondisi yang demikian mengakibatkan pelaksanaan proyek tidak
sesuai dengan time schedule proyek. Manajemen adalah kemampuan perusahaan atau instansi dalam
merencanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Manajemen proyek adalah kemampuan
perusahaan atau instansi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan target jangka pendek
yang sudah dirumuskan sebelumnya. Manajemen proyek juga ditetapkan mengikuti time schedule
yang telah ditetapkan. Ilmu manajemen proyek sudah sepatutnya dipahami oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam penyelesaian suatu proyek utamanya para manajer karena itu setiap stakeholder harus
menjalankan perannya masing-masing. Dengan menggunakan metode penjadwalan ini akan
diperoleh feeding buffer dengan durasi 3 akan diperoleh project buffer dengan durasi 16 sehingga
penjadwalan eksisting 120 hari kerja menjadi 104 hari dengan menggunakan critical chain project
management (CCPM) diperoleh biaya pendanaan proyek sebesar Rp10.628.917.737 dimana
mengalami penghematan sebesar Rp72,718,349.64 pada biaya tenaga kerja.

Kata Kunci: penjadwalan, perencanaan, keterlambatan.

ABSTRACT

The Phinisi Center Point of Indonesia Bridge Construction Project consists of several types of sub-
structure works such as earthworks, bored pile foundation works. From January to March there is
a delay in progress. Schedule or scheduling is the most important element in project implementation.
However, in the implementation of the schedule tends not to be used effectively in the field. Such
conditions result in project implementation not in line with the project time schedule. Management
is an ability of a company or agency to plan and complete a job. Project management is the ability
of a company or agency to complete a job according to predetermined short-term goals. Project
management is also determined to follow a predetermined time schedule. Project management is a
science that is controlled by managers involved in project management. All the resources involved
in the project must carry out their duties according to their respective responsibilities. By using the
critical chain project management scheduling method, a feeding buffer with a duration of 3 and a
project buffer with a duration of 16 was obtained with the existing scheduling of 120 working days
to 104 days using critical chain project management (CCPM), which resulted in project funding
costs of Rp.10,628,917,737 which experienced savings of Rp. Rp72,718,349.64 in labor costs.

Keywords: scheduling, planning, delays

VOL.5 NO.3, OKTOBER 2020 259


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

1. Pendahuluan 2002:5). Data primer merupakan data


Pondasi merupakan suatu struktur yang yang diperoleh langsung oleh peneliti
memikul berat beban struktur yang ada melalui pengamatan atau observasi
diatasnya. Schedule atau penjadwalan lapangan. Pengamatan data primer
adalah unsur yang paling penting dalam berupa:
pelaksanaan proyek. Namun didalam 1) Penjadwalan yang dilaksanakan
pelaksanaan jadwal cenderung tidak dilapangan
terpakai secara efektif dilapangan, hal ini 2) Dokumentasi Pelaksanaan bored pile
disebabkan penyusunannya yang tidak Data sekunder adalah cara memperoeh
didasari dengan logika-logika teknis data dari orang lain atau instansi terkait
yang baik dan ketidakmampuan dan bukan diteiti secara langsung. Data
mengendalikan jadwal yang telah sekunder adalah data yang diperoleh dari
direncanakandan bisa menyebabkan kontraktor yaitu Ciputra selaku owner
kendala yang tidak sesuai perencanaa. berupa shop drawing dan laporan
Oleh karena itu beberapa literature maupun record kegiatan pada setiap item
mengidentikkan planning and scheduling kegiatan pada pekerjaan bored pile dan
dengan manajemen proyek merupakan penjadwalan dan dokumentasi lapangan.
kesatuan yang utuh. Tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.3 Prosedur Penelitian Evaluasi
1) Mengetahui tinjauan waktu Seperti pada penelitian umumnya,
pekerjaan bored pile dengan penelitian evaluasi juga memiliki
menggunakan metode citical chain prosedur untuk melakukannya. Menurut
project management (CCPM). Suharsimi Arikunto (2007: 298),
2) Mengetahui tinjauan biaya perbedaan antara penelitian sekarang
pekerjaan bored pile dengan dengan penelitian terdahulu terdapat
menggunakan metode citical chain pada penarikan kesimpulan penelitian.
project management (CCPM) .
Teknik pengumpulan data yang
2. Metode Penelitian dilakukan yaitu mempersiapkan list-list
2.1 Manajemen Proyek pertanyaan, menentukan kriteria olah
Manajemen proyek adalah kemampuan data yang akan dilakukan dan penentuan
perusahaan atau instansi dalam teknik pengambilan data di lapangan.
menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai
waktu yang ditetapkan. Manajemen Melakukan Verifikasi Data
proyek juga ditetapkan mengikuti time Verifikasi data adalah kegiatan mencari
schedule yang telah ditetapkan. atau mengumpukan data untuk
Manajemen proyek aplikasi dari pengukuran baik secara tes maupun non
kumpulan alat dan teknik (CPM dan tes.
matriks organisasi) untuk menyelesaikan
pekerjaan baik dari volume kecil maupun Mengolah dan Menganalisis Data
volume besar yang berpatokan pada
waktu, sumberdaya dan upah. Data yang diperoleh keudia diolah
penulis untuk mencapai target yang telah
Pada penelitian ini, fokus penelitian yang ditentukan adapun pengolahan data yang
dipilih adalah perhitugan ulang waktu digunakan yaitu secara manual dan
dan biaya menggunakan metode critical sederhana.
chain project management dan Memberikan Interpretasi dan
pelaksanaan pekerjaan bored pile Menarik Kesimpulan
mengacu pada pelaksanaan dilapangan.
Penarikan kesimpulan yang dilakukan
2.2 Sumber Informasi yaitu dengan mengolah data secara
Data primer adalah pengumpulan data sederhana kemudian disimpulkan.
yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap sasaran (Budiarto,

260 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


Kegiatan ini dilakukan di Center Point of
Indonesia Jln Metro Tanjung Bunga pada
Januari-Mei 2019.

Lokasi Penelitian

Gambar 1 Peta lokasi penelitian


Sumber: Google Maps 2019

2.5 Metode Pelaksanaan antara apartemen dengan daratan


Metode pelaksanaan bertujuan untuk Makassar.
mengetahui metode pekerjaan
penjadwalan pada pelaksanaan bored pile a) Alat Pengeboran
proyek jembatan phinisi center point of Berdasarkan kondisi aktual geology
Indonesia.Analisa data tersebut dan hidrography pada lokasi, digunakan
dilakukan dengan cara membaca alat pengeboran tipe hydraulic
beberapa literatr-literatur yang berkaitan bidirectionalcycles (normal cycle dan
dengan penjadwalan dan melakukan reverse cycle) yang mempunyai kekuatan
peninjauan langsung dilapangan. besar (highpower). Terdapat 3 mesin bor
untuk masing-masing pylon. Data teknis
Metode Pelaksanaan Bored Pile mesin bor yang digunakan adalah
Jembatan Phinisi terletak di Center Point disajikan pada tabel berikut:
of Indonesia yang menghubungkan

Tabel 1. Data teknis mesin bor untuk pondasi jembatan


Model KP3000
Kedalaman Lubang Bor 100

Kecepatan Rotasi (r/min) 6,9,13,17,25,35


Daya Motor 75

b) Penggunaan Slurry untuk pengeboran d) Selama pelaksanaan pengeboran,


penyiapan slurry bentonite dengan air digunakan decompressing drilling,
dilengkapi dengan persiapan slurry pilihan kenaikan kecepatan dan
dan sistem daur ulang (recycling kecepatan rotasi sesuai dengan
system) pada anjungan yang karakteristik lapisan tanah, setelah
dilengkapin dengan 3 kapal pengirim lubang bor (borehole) terbentuk,
air kapasitas 600 t untuk menyediakan dilakukan pembersihan lubang bore
kebutuhan air. dengan penggantian slurry.
c) Main bridge dan 2 flat barge kapasitas e) Tulangan (rebar cage) untuk pondasi
600 t untuk penampung dan tiang bor dirakit di casting yard dalam
tranportasi waste slurry. bentuk segmental dan dikirim ke
lokasi dengan menggunakan ponton,

VOL.5 NO.3, OKTOBER 2020 261


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

selanjutnya bongkar muat dan secara akurat sesuai posisinya


pengangkatan ke lubang bore sebagaimana yang disyaratkan
menggunakan ponton crane. Antar dalam desain. Jika diperlukan
segmen tulangan disambung dengan bracing besi tulangan harus
shock baja khusus untuk dipasang pada sangkar tulangan
mendapatkan panjang rakitan sesuai untuk menghindari terjadinya
dengan kebutuhan panjang tiang bor deformasi. Pengecoran beton
rencana. Pengecoran beton pondasi harus dilakukan secara menerus.
tiang bor dilakukan menggunakan Waktu setting awal (initial setting
pipa tremie dengan internal diameter time) dari beton dan pengangkatan
30 mm. Masing-masing pylon pipa tremie harus dikontrol secara
menggunakan tremie dengan panjang ketat untuk menghindari interlayer
100 m. 3m3 corong (funnel) dengan pada pile yang disebabkan oleh
panjang tabung (tube) dan 12 m3 pengangkatan pipa tremie yang
corong tuang pengumpul (hopper terlalu cepat. Sementara itu,
collection) digunakan untuk pengangkatan pipa yang terlalu
pengecoran beton pertama kali. Beton lambat juga tidak diijinkan.
kinerja tinggi diproduksi dengan • Kualitas semua pondasi tiang bor
batching plantbeton ada platform harus diuji menggunakan metode
dikirim menggunakan concrete pump. ultrasonic setelah pelaksanaan
f) Satu crawler crane 80 ton, 2-4 pondasi tiang bor selesai
kompressor udara (tekanan udara 0.8 dilakukan.
Mpa, kecepatan aliran udara • Kepala pondasi tiang bor (pile
22m3/min), empat set peralatan slurry head) harus dipotong tanpa
treatments (kapasitas 100 -150 menyebabkan kerusakan pada
m3/jam) akan melengkapi anjungan tulangan utama dan pondasi tiang
pengeboran pada masing-masing bor itu sendiri.
pylon. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada pelaksanaan Kurva S adalah sebuah grafik yang
pondasi tiang bor: dikembangkan oleh Warren T
• Pengeboran harus diselesaikan Hanumm atas dasar pengamatan
sesuai dengan panjang desain terhadap sejumlah besar proyek sejak
pondasi tiang bor. Jika terjadi awal hingga akhir proyek
perbedaan antara kondisi geologi (Purwokohadi,1995). Progress atau
aktual dan data hasil soil kemajuan proyek dapat dipantau di
investigasi yang digunakan pada kurva S baik dari segi kegiatan, waktu
perhitungan desain, elevasi dasar dan bobot pekerjaan. Kemajuan
aktual dari pondasi tiang bor harus pekerjaan di proyek dapat
disetujui oleh site engineer dari diinformasikan melalui kurva S,
desainer. melalui software ini dapat diketahui
• Pengeboran harus diselesaikan kemajuan atau keterlambatan suatu
sesuai dengan panjang desain proyek. Indikasi tersebut bisa menjadi
pondasi tiang bor. Jika terjadi informasi untuk melakukan koreksi
perbedaan antara kondisi geologi dalam proses pengendalian jadwa.
aktual dan data hasil soil Informasi yang diperoleh dari kurva S
investigasi yang digunakan pada hanya sebatas untuk menilai
perhitungan desain, elevasi dasar kemajuan proyek. Perbaikan lebih
aktual dari pondasi tiang bor harus lanjut bisa menggunakan metode
disetujui oleh site engineer dari yang dikombinasikan, seperti metode
desainer. bagan balok atau network planning
• Besi tulangan pondasi tiang bor dengan kegiatan dan sumberdaya
harus diprosed dan ditempatkan yang terkait. Untuk membuat kurva S,
jumlah persentase kumulatif bobot

262 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

masing-masing kegiatan pada suatu waktu pengamanya menggunakan cut &


periode di antara durasi proyek paste method.
diplotkan terhadap sumbu vertikal
sehingga bila hasilnya dihubungkan 3.2 Perhitungan Maju pada PDM
dengan garis, akan membentuk kurva Perhitungan maju untuk menentukan
S. Early Start dan Early Finish dan kurun
waktu penyelesaian proyek.
Kejadian tersebut karena terkadang ES(i) = ES(i)+SS
pekerjaan di awal proyek volumenya ES(i) = ES(i)+SF – D(j)
masih sedikit sedangkan ES(i) = EF(i)+FS
dipertengahan proyek volume dapat ES(i) = EF(i)+FF – D(j)
meningkat. Untuk menentukan bobot EF(j) = ES(j)+D(j)
pekerjaan pendekatan yang dilakukan
dapat berupa perhitungan persentase Keterangan :
biaya per item pekerjaan/kegiatan (i) = Kegiatan Terdahulu
dibagi dengan total anggaran atau (j) = Kegiatan yang sedang di tinjau
berdasarkan volume rencana dari ES = Early Start
kegiatan terhadap volume total EF = Early Finish
kegiatan. SF = Start to Finish

Kegiatan (2)
3. Hasil dan Pembahasan
Diasumsikan Mulai awal = 0
Penjadwalan waktu eksisting, Kurva-S
ES(2) = 0
dan rancangan anggaran biaya periode
EF(2) = ES(2) + D(2)
Januari- Mei 2019. Data Uraian
= 0 + 14 = 14
Pekerjaan dan Durasi Pekerjaan
Eksisting selama bulan Januari- Mei 3.3 Perhitungan Mundur pada PDM
2019. Setelah diperoleh perhitungan maju
untuk mencari kurun waktu
3.1 Cut & Paste Method (C&Pm)
penyelesaian proyek, kemudian tahap
C&PM merupakan aturan perekat yang
selanjutnya melakukan perhitungan
diatur untuk penentuan buffer proyek dan
mundur
feeding buffer di dalam C&PM pada
untuk menentukan kurun waktu float.
dasarnya memotong sebagian waktu dari
LF(i) = LF(j) - SS + D(j)
durasi untuk semua aktivitas. Waktu
LF(i) = LS(j) + SF + D(i)
kemungkinan dengan C&PM dengan
LF(i) = LS(j) + FS
berbagai pemotongan persentase
LF(i) = LF(j) + FF
meliputi 50%, 40%, 30%, 20%, 10%
LS(j) = LF(i) - D(j)
dieliminasi (Ryan Ramanda dan Ary
TF(j) = LF(j) – ES(j) - D(j)
Arvianto, 2015). Pada penelitian ini
Keterangan :
pemotongan durasi memakai persentase
(i) = Kegiatan Terdahulu
20% bedasarkan pengalaman perencana
(j) = Kegiatan yang sedang di tinjau
(Site Engineering Staff) dalam
LS = Lastest Finish
menentukan waktu aman. Berikut
LS = Lastest Start
perhitungan durasi aktivitas dapat dilihat
SS = Start to Start
pada Tabel 4.4.
FS = Finish to Start
Durasi C&PM = Durasi Eksisting –
FF = Finish to Finish
Durasi 20%
SF = Start to Finish
= 15 – 13
TF = Total Float
= 12 hari kerja
Berikut penjadwalan proyek dengan Tabel 2. Durasi waktu
menggunakan software microsotf project
untuk melihat bar chart setelah durasi
eksisting proyek dieliminasasi 10%

VOL.5 NO.3, OKTOBER 2020 263


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

Berikut perhitungan mundur sebagai menyimpan waktu cadangan (S) dan


berikut: waktu tercepat (A) yang diartikan tanpa
Dimulai dari kegiatan yang kurun waktu waktu cadangan. Besar buffer dapat
selesai paling akhir yaitu kegiatan(13). dihitung menggunakan persamaan.

Kegiatan (13): 3.6. Project Buffer


Dianggap Waktu Akhir EF(13) = 262 Project buffer digunakan untuk
LF(13) = EF(13) – FS(13) – Durasi meindungi waktu penyeesain akhir yang
= 262 – 0 – 77= 185 tidak pasti di dalam aktivitas critical
TF(j) = LF(j) – ES(j) - D(j) chain. Project buffer ditempatkan pada
TF(52) = 262– 121 – 77 =64 akhir proyek setelah pekerjaan yang
berada didalam jaringan kritis yang
terakhir. Berikut perhitungan ukuran
3.4 Management Buffer
project buffer.
Menurut Riberal (2003), manajemen Project Buffer= 2 x √297,38
buffer adalah kunci untuk mengatur
aktivitas pada rantai kritis jadwal proyek. = 34,49 ≈ 35 hari kerja
aplikasi buffer penyangga di dalam
Critical Chain digunakan untuk 3.7. Feeding Buffer
penyelesaian permasalahan tersebut. Feeding buffers digunakan
Buffer digunakan untuk melindungi mengevaluasi dan menjaga aktivitas
jadwal proyek secara umum dari jaringan rantai kritis karena
ketidakpastian pada setiap pekerjaan ketidakpastian jadwal di proyek. Feeding
sehingga dapat diselesai tepat waktu. buffer di tempatkan pada persimpangan
Buffer yang digunakan di dalam critical menuju rantai kritis. Hanya ketika 100%
chain adalah Project buffer dan Feeding feeding buffer terpakai akan berpengaruh
buffers. terhadap rantai kritis.
Pada penelitian ini feeding buffer hanya
ada 1 yaitu berada pada kegiatan 13
3.5. Root Square Error Method menuju ke kegiatan 16. Berikut
Metode ini menggunakan parameter penempatan feeding buffer dapat dilihat
waktu yakni waktu standar rata-rata yang pada Gambar
diartikan sebagai waktu yang masih

Gambar 2. Perhitungan feeding buffer

Feeding Buffer = 2 x √6.26 Berdasarkan bar chart di peroleh:


1. Kurun waktu penyelesaian proyek 104
= 2 x 2.5 hari kerja tanpa konsumsi buffer
2. Kurun waktu penyelesaian proyek 120
= 5 hari kerja hari kerja dengan penambahan durasi
project buffer sebesar 16 hari kerja.
Berikut Peletakan feeding buffer dapat
dilihat pada barchart gambar 4.3

264 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

3.8 Estimasi Biaya Tenaga Kerja 2) Berdasarkan master schedule


Waktu Penyangga (Buffer) diperoleh pendanaan proyek sebesar
Pada perhitungan project buffer Rp.10.782.000.000 belum termasuk
diperoleh jumlah buffer sebanyak 16 hari PPN10%, dengan menggunakan
kerja dan Feeding buffer sebanyak 3 hari metode critical chain project
kerja . Pengestimasian biaya waktu management sebesar Rp
penyangga (buffer) untuk menentukan 10.628.917.737 penghematan biaya
penghematan biaya tenaga kerja jika tenaga kerja sebesar Rp. 153.082.630
waktu penyangga sama sekali tidak tanpa konsumsi buffer.
digunakan (Dian,2014). Estimasi biaya
tenaga kerja per hari pada waktu Daftar Pustaka
penyangga dihitung berdasarkan asumsi Direktorat Perguruan Tinggi Swasta.
rata-rata biaya tenaga kerja seluruh. 2009. Rekayasa Fundasi II:
Berdasarkan rekapitulasi biaya harian Fundasi Dangkal dan
tenaga kerja pada seluruh pekerjaan Fundasi Dalam. Jakarta:
diperoleh biaya rata-rata harian tenaga Universitas Gunadarma.
kerja sebesar Rp. 3,827,281.56/hari. Hardiyatmo, Hary Christady. 1996.
Berikut perhitungan penghematan biaya Teknik Fondasi. Jakarta:
tenaga kerja jika Project buffer sama Gramedia.
sekali tidak digunakan. Mathis dan Jackson. 2005. Defenisi
Penghematan Project Buffer = Rata-Rata Sumber Daya Manusia di
Biaya Harian x Jumlah Buffer http://pakdosencoid (Akses
= Rp. 3,827,281.56 x 16 hari 24 September 2019). H 3
= Rp.133,945,855 M.T.E. Hariandja. 2002. Defenisi
Berikut perhitungan penghematan biaya Sumber Daya Manusia di
tenaga kerja jika Feeding Buffer sama http://pakdosencoid (Akses
sekali tidak digunakan. 24 September 2019). H 2
Penghematan Feeding Buffer = Rata- Muhammad Aulady, cesaltino
Rata Biaya Harian x Jumlah Buffer Orlens.2016. Perbandingan
= Rp. 3,827,281.56 x 3 hari Durasi Waktu Proyek
= Rp.19,136,407,8 Konstruksi Antara Metode
Berikut perhitungan total penghematan Critical Path dengan Metode
biaya tenaga kerja jika Buffer sama sekali Critical Chain Prpject
tidak digunakan. Management. BMJ [Internet].
Total Penghematan = Penghematan [Diunduh 2019 Sept 20].
Project Buffer + Penghematan Feeding M. Quraish Shihab. 2010. Pengertian
Buffer Waktu Menurut Para Ahli di
= Rp.133,945,855+ Rp. 19,136,407.8 http://defenisimenurutparaahl
= Rp. 153,082,263 i.com (Akses 24 September
2019)
M.Busyral Karim dan Putu Dana
4. Penutup Karningsih, 2012
Perencanaan dan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan pengendalian konstruksi
bahwa: menggunakan critical chain
1) Berdasarkan critical chain project project management dan
management diperoleh satu feeding lean contruction untuk
buffer berdurasi 5 hari dan project meminimalisir waste (studi
buffer berdurasi 35 hari dengan kurun kasus : pembangunan
waktu penjadwalan eksisting 120 hari gedung BPPKB tahap 2) .
menjadi 85 hari tanpa konsumsi Institut Teknologi Sepuluh
buffer. Nopember. Surabaya

VOL.5 NO.3, OKTOBER 2020 265


Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project
Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia)
(Yasnawi Idrus, Winarno Arifin, Mukti Maruddin, Mariah Ulfah, Yana Mardiana)

Peurifoy, Robert L et al. 2006. http://pakdosencoid (Akses


Construction Planning, 24 September 2019). H 4
Equipment, and Methods. Mc Suyatno. 2010. Analisis Faktor
Graw Hill: New York. Pratasik, Penyebab Keterlambatan
Failen,dkk. 2013. Menganalisis Penyelesaian Proyek
Sensitivitas Keterlambatan Gedung. Tesis. Semarang:
Durasi Proyek Universitas Diponegoro
dengan Metode CPM (Studi Wulfram I. Ervianto dan Naryo Widodo,
Kasus : Perumahan Puri 2015. Studi faktor Penyebab
Kelapa Gading). Jurnal Sipil Terjadinya Keterlambatan
Statik Vol.1 dan Kesuksesan Proyek di
No.9,Agustus2013 (603-607) Daerah Istimewa
ISSN : 2337-6732. Yogyakarta. Yogyakarta:
Santosa, Budi. 2009. Manajemen Proyek Universitas Atma Jaya
Konsep dan Implementasi. Yogyakarta
Yogyakarta: Graha Ilmu. Widodo Naryo. 2015. Studi faktor
Sugiyarto, dkk. 2013. Analisis Network Penyebab Terjadinya
Planning dengan CPM Keterlambatan dan
(Critical Path Method) dalam Kesuksesan Proyek di
Rangka Efisiensi Waktu dan Daerah Istimewa
Biaya Proyek. E-jurnal Yogyakarta. Yogyakarta:
MATRIKS Teknik Sipil Universitas Atma Jaya
Vol.1 No.4/Desember Yogyakarta
2013/408 ISSN 2354-8630.
Sumarsono, Sony. 2003. Defenisi
Sumber Daya Manusia di

266 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA

Anda mungkin juga menyukai