Anda di halaman 1dari 8

ANALISA KEKUATAN PONDASI Z – PELLER KARENA ADANYA

PERUBAHAN KONSTRUKSI PADA KAPAL TUG BOAT ANOMAN V


DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
Ir. S. Jatmiko 1) Tunjung Widyatmo Handoyo, ST 2)
1)
Staf Pengajar S1 Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro
2)
Alumni S1 Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro

Abstrak
Kapal Tug Boat Anoman V adalah kapal tandu milik PT. Pelabuhan Indonesia III yang beroperasi di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kapal tersebut mempunyai mesin induk sebesar 2 x 1000 HP untuk
menunjang operasionalnya yang di dukung oleh sistem propulsi Z – peller sebagai penggeraknya. Untuk
menopang Z – peller tersebut di gunakan pondasi yang disusun oleh beberapa pelat lingkar dari material KI-A
36.
Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan analisa local stress yang terjadi pada pondasi Z - peller kapal
Tug boat Anoman V dengan bantuan program numerik finite element method (FEM). Analisa yang digunakan
adalah analisa beban statis yang berasal dari berat permesinan Z – peller dan beban dari hambatan propulsi
kapal. Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan letak tegangan terbesar dari struktur
konstruksi pondasi Z - peller berdasarkan dua variasi kondisi keadaan kapal yaitu pada saat sandar dan pada
kecepatan maksimum. Analisa tersebut menggunakan metode elemen hingga dengan menggunakan matrik
tetrahedral untuk membagi – bagi menjadi elemen yang kecil. Hasil analisa menggunakan program numerik
FEM didapatkan hasil makimum stress pada sistem konstruksi pondasi Z - peller sebesar (σ) = 22,7 N/mm2 dan
deformasi sebesar 0,00763 mm. Perhitungan faktor keamanan didapat nilai sebesar 17,2 pada lokasi node 3459
pada saat kondisi kecepatan maksimum. Kondisi ini aman karena nilai faktor keamanan lebih dari 1
berdasarkan ketentuan dari BKI. Hasil dari perhitungan analisa tegangan maksimum tersebut dilakukan
validasi model, software, dan analitik untuk mengetahui tingkat ralat nisbi dari analisa kekuatan pondasi Z –
peller.
Kata Kunci : Z-Peller, Tug Boat, Metode Elemen Hingga

1. Pendahuluan
Kapal Tug boat Anoman V adalah kapal tingkat tegangan pada batas yang diijinkan dan
tandu milik PT. Pelabuhan Indonesia III yang bisa diterima oleh konstruksi tersebut. Ada
beroperasi di Pelabuhan Tanjung Perak banyak beban yang bekerja pada seluruh
Surabaya. Dalam operasional sehari – hari, konstruksi kapal diantaranya beban dinamis
kapal tersebut digunakan untuk menarik kapal dan statis, dalam pengoperasiannya akan
– kapal yang akan memasuki area pelabuhan timbul masalah seperti deformasi, keretakan
Tanjung Perak. Untuk menunjang kegiatan dan lain – lain. Pada kapal tug boat Anoman V
operasional sehari – hari maka dibutuhkan mengalalami penggaantian Z – peller
kapal yang mempunyai daya manouver yang dikarenakan tenggelamnya kapal tersebut di
baik. Untuk mendukung manouver kapal, tug perairan jepara sehingga dilakukan pula
boat Anoman V mempunyai mesin induk perubahan pondasi Z – peller tersebut
sebesar 2 x 1000 Hp dan sistem Z – peller dikarenakan ukuran Z- peller baru yang lebih
sebagai penggerak kapal. Dalam pemasangan kecil.
Z – peller dibutuhkan suatu pondasi yang Dengan adanya perubahan pada
menopang dari berat mesin maupun dari gaya konstruksi pondasi Z – peller maka ada
dorong kapal tersebut, sehingga hal ini kemungkinan kegagalan pada konstruksi
mengharuskan kondisi pondasi harus selalu tersebut akibat kurang mampu menahan beban
dalam kondisi aman terutama dalam hal dari berat mesin maupun daya dorong Z –
konstruksinya sebab dalam perencanaan peller tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut
sebuah konstruksi kapal, pada dasarnya adalah mengingat peran masing – masing struktur
merencanakan konstruksi yang mempunyai pada sebuah kapal sangat vital, penulis akan
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 126
menganalisa local stress yang terjadi pada agar para desainer kapal dapat merencanakan
daerah pondasi Z – peller kapal tug boat konstruksi pondasi Z – peller dengan lebih
Anoman V. Penulis berharap dari penelitian ini baik sehingga dapat menopang beban dan gaya
yang terjadi.

2. Dasar Teori serta melindungi baling – baling dari


2.1 Definisi Sistem Propulsi Z - Peller benda asing. Pada sistem ini tidak
Sistem propulsi kapal adalah suatu dibutuhkan daun kemudi untuk
sistem yang di gunakan untuk melakukan manouver kapal karena sistem
menggerakkan kapal dimana terdapat dua ini mempunyai kemampuan sendiri untuk
komponen utama yang menunjang gerak berputar sendiri sampai sudut 360°. Selain
tersebut yaitu main engine dan baling – kemampuan dalam bermanouver, Z –
baling. Peller mempunyai keunikan tersendiri
Z – Peller termasuk jenis sistem yaitu mempunyai susunan poros yang
propulsi cycloidal propeller karena saling berhubungan menyerupai huruf Z
mempunyai poros vertikal pada sistem sehingga instalasi sistem propulsi ini
penggeraknya. Pada daun baling – baling sering disebut dengan nama Z – Peller.
Z – Peller diselubungi nozzle yang Hal tersebut dirancang karena letak
berfungsi untuk memfokuskan aliran air permesinan hidrolis dari Z – Peller berada
di atas main engine. Dalam bawah kapal untuk memasukkan maupun
pemasangan Z – Peller dibutuhkan mengeluarkan Z – Peller guna
lubang pada bagian dek dan bagian pemasangan dan reparasi.
intensitas gaya ini berarah miring pada
2.2 Tegangan bidang potongan.Penguraian intensitas ini
Pada umumnya tegangan adalah gaya pada luas kecil tak berhingga
dalam yang bekerja pada luasan yang diperlihatkan pada gambar 2.2 Intensitas
kecil tak berhingga pada sebuah potongan gaya yang tegak lurus atau normal
dan terdiri dari bermacam – macam terhadap irisan disebut tegangan normal
besaran dan arah. (normal stress) pada sebuah titik

Gambar 2.2 Komponen normal dan


geser dari tegangan geser

2.3 Hubungan Regangan dan


Perpindahan
Hubungan regangan-perpindahan
dapat dinyatakan sebagai berikut pada
Gambar 2.1 Pengirisan sebuah benda persamaan 1dibawah ini :

Pada umumnya, intensitas gaya yang


bekerja pada luasan kecil tak berhingga
pada suatu potongan berubah – ubah dari
suatu titik ke titik yang lain, umumnya

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 127


Perpindahan u dan v dinyatakan sebagai 1. Ketangguhan (Toughness)
persamaan 2 dibawah ini : Ketangguhan adalah kemampuan
atau kapasitas bahan untuk menyerap
energy sampai patah atau penahanan
suatu material terhadap pecah
menjadi dua, dengan suatu retakan
melintang ini disebut ‘retak’ serta
menyerap energi. Jumlah energy
yang diserap selama retak tergantung
pada ukuran komponen yang pecah
menjadi dua. Jumlah energi yang
Dengan memasukkan persamaan 1 ke diserap setiap satuan luas dari
persamaan 2 akan didapatpersamaan: retakan adalah tetap untuk material
yang ditentukan dan ini disebut
ketangguhan juga.
2. Pemanjangan (Elongation)
Pemanjangan sampai kegagalan
(failure) adalah suatu ukuran keliatan
suatu material, dengan kata lain
adalah jumlah regangan yang dapat
2.4 Hubungan Tegangan Regangan dialami oleh bahan sebelum terjadi
Hubungan teganganregangan pada kegagalan dalam pengujian tarik.
suatu bahan homogen isotropik, elastis 3. Kepadatan (Density)
didasarkan pada hukum Hooke untuk Kepadatan (Density) adalah suatu
tegangan tiga dimensi.Secara umum ukuran berapa berat suatu benda
hubungan tersebut dapat dinyatakan untuk ukuran yang ditentukan, yaitu
sebagaiberikut: massa material setiap satuan volume.
Perubahan temperatur tidak secara
mantap (signifikan) mempengaruhi
kepadatan suatu material walaupun
material bertambah luas ketika
dipanaskan, perubahan ukuran adalah
sangat kecil.
2.5 Sifat – sifat Material 4. Kelentingan (Resilience)
Suatu material yang kaku tentunya Kelentingan adalah kemampuan
memiliki fleksibilitas meskipun material material menyerap energi saat
tersebut terbuat dari baja. Material baja material mengalami deformasi
meskipun dibebani dengan beban yang elastic.
besar tentunya akan memiliki nilai 5. Keliatan (Ductility)
elastisitas walaupun kecil sehingga dapat Keliatan adalah ukuran derajat
merubah bentuknya secara perlahan. deformasi plastis yang telah dialami
Kekakuan suatu material sangat penting saat patah. Material yang mengalami
dalam perancangan suatu komponen deformasi plastis yang tinggi disebut
konstruksi, sebab kekakuan tersebut material yang liat (ductile). Sedang
nantinya akan menimbulkan masalah material yang mengalami sedikit atau
akibat pembebaban yang besar. Untuk tidak mengalami deformasi plastis
mengatasi hal tersebut tiap material suatu disebut material getas (brittle).
komponen konstruksi memiliki nilai
Modulus Young yang besarnya berbeda 2.6 Faktor Kemanan (Safety Factor)
untuk tiap – tiap materialnya. Faktor keamanan adalah faktor yang
menunjukkan tingkat kemampuan suatu
bahan teknik menerima beban dari luar,
yaitu beban tekan maupun tarik. Gaya
yang diperlukan agar terjadi tingkat
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 128
optimal bahan di dalam menahan beban (stiffener) tidak bisa digantikan secara
dari luar sampai akhirnya menjadi pecah lengkap oleh perilaku pelat ortotropis,
disebut dengan beban ultimat(ultimate hasil pengujian menunjukkan idealisasi
load). Dengan membagi beban ultimate ini relatif baik, asalkan ketegaran
ini dengan luas penampang, kita akan lenturanya seragam dan merata dalam
memperoleh kekuatan ultimate (ultimate arah X dan Y.
strength) atau tegangan ultimate (ultimate
stress) dari suatu bahan. Tabel dibawah 3. Metodologi
ini memberikan kekuatan – kekuatan Penelitian Tugas Akhir “ANALISA
ultimate dan sifat – sifat fisis yang lain KEKUATAN PONDASI z – PELLER
dari beberapa bahan. Untuk disain bagian KARENA ADANYA PERUBAHAN
– bagian struktur tingkat tegangan disebut KONSTRUKSI PADA KAPAL TUG BOAT
tegangan ijin (alloweble stress) dibuat ANOMAN V DENGAN METODE ELEMEN
benar – benar lebih rendah daripada HINGGA” bertujuan untuk mengetahui
kekuatan ultimate yang diperoleh dari kekuatan konstruksi pondasi Z - peller setelah
pengujian “statis”. Hal ini penting untuk mengalami beberapa macam kondisi
berbagai pertimbangan. Besar gaya yang pembebanan. Dalam penyusunannya Tugas
dapat bekerja pada bangunan yang Akhir ini perlu disusun adanya kerangka dasar
dirancang jarang diketahui secara pasti. yang digunakan sebagai acuan untuk
Karena tegangan dikalikan luas sama menganalisa studi kasus tersebut. Untuk proses
dengan gaya, maka tegangan ijin dari penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan data –
ultimate dapat diubah dalam bentuk gaya data dari objek yang dianalisa. Adapun proses
atau beban yang diijinkan dan ultimate pengambilan data terbagi menjadi beberapa
yang dapat ditahan oleh sebuah batang. tahap antara lain :
Suatu perbandingan (ratio) yang penting 3.1 Studi Lapangan
dapa ditulis : Dalam penelitian Tugas Akhir
 Ultimate “ANALISA KEKUATAN PONDASI Z –
FS  PELLER KARENA ADANYA
 ijin PERUBAHAN KONSTRUKSI PADA
KAPAL TUG BOAT ANOMAN V
2.7 Metode Elemen Hingga DENGAN METODE ELEMEN
Metode elemen hingga (finite HINGGA” perlu dilakukan studi lapangan
element) memperluas metode matriks yang bertujuan untuk melengkapi
perpindahan ke analisis kontinuum kebutuhan data untuk pengerjaan Tugas
struktural. Kontinuum elastis suatu pelat Akhir ini, adapun studi lapangan tersebut
diganti dengan struktur pengganti, yang antara lain :
terdiri dari elemen-elemen diskrit yang 3.1.1 Pengambilan Data Penelitian
saling berhubungan hanya di titik-titik Studi lapangan dilakukan
simpul. Hubungan ini bersifat sedemikian secara langsung dan wawancara,
rupa sehingga kontinuitas tegangan dan diantaranya :
perpindahan yang sebenarnya pada pelat 1. Data Primer
bisa didekati oleh perpindahan titik 2. Data Sekunder
simpul elemen tersebut. 3.1.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.3 Pengumpulan Data
2.8 Pelat Ortotropis
Jika suatu bahan yang homogen
memiliki tiga bidang simetri yang saling
tegak lurus terhadap sifat elastisnya, maka 3.2 Studi Literatur
bahan tersebut dikatakan bersifat Mempelajari sistematika
ortotropis (yaitu anisotropis ortogonal). perhitungan yang akan dikemukakan di
Pelat ortotropis banyak dipakai dalam dalam Tugas Akhir dari berbagai referensi
bidang teknik sipil, perkapalan dan baik berupa buku, jurnal, dan lain – lain.
pesawat udara. Walaupun perilaku Dasar – dasar teori dan referensi yang
struktur gabungan pelat-penguat dijadikan untuk pengolahan data dan
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 129
membahas data – data penelitian antara 3.5 Penyajian Data Hasil
lain : Perhitungan
1. Teori Mekanika Teknik Semua hasil pengolahan data
2. Teori Pelat berupa gambar model, display hasil
3. Teori Metode Elemen Hingga analisis, serta parameter-parameter yang
4. Peraturan Konstruksi Kapal diperlukan seperti tegangan maksimum,
sesuai rule BKI vol.II 2006 regangan, deformasi dapat diperoleh hasil
“Rules for Hull” dari proses tersebut, kemudian dilakukan
Manual book dari beberapa software yang pengelompokkan agar mudah dalam
digunakan dalam penelitian Tugas Akhir penyusunan laporan.
ini antara lain :
1. AutoCad 3.6 Diagram Alir Metodologi
2. MSC Nastran – Patran Penelitian
Penyusunan penelitian Tugas Akhir
3.3 Pembuatan Desain Model ini didasarkan pada sistematika
Dari data awal yang telah diambil, metodologi yang diuraikan berdasarkan
kemudian dilakukan pembuatan model urutan diagram alir atau flow chart yang
dengan menggunakan program MSC dilakukan mulai penelitian hingga
Patran Pembuatan model dilakukan selesainya penelitian. Penelitian ini
dengan prosedur pemodelan MSC Nastran dimulai dengan tahap pengumpulan data –
yaitu : data penunjang untuk penelitian Tugas
1. Membuat geometri dari objek Akhir yang kemudian dilanjutkan dengan
yang akan dianalisa. Proses ini pengolahan data dan dilanjutkan ke tahap
bisa dilakukan dengan analisa yaitu didapatkan output yang
sembarang software CAD yang sesuai dengan tujuan awal penelitian,
bisa menghasilkan file yang bisa sehingga diperoleh kesimpulan akhir.
dibaca oleh Nastran, dalam hal
ini file dengan extention *IGS. 4. Analisa dan Pembahasan
Software tersebut misalnya 4.1 Definisi Pondasi Z - Peller
CATIA, Pro/E atau SolidWork, Pondasi Z – peller merupakan suatu
dan seterusnya. penambahan pelat yang disusun
2. Membuat model elemen hingga. sedemikian hingga dalam bentuk
Pembuatan model elemen lingkaran yang bertumpuk. Penggunaan
hingga adalah pembuatan jaring- pondasi ini mempunyai latar belakang
jaring elemen yang saling dikarenakan ukuran Z – peller baru
terhubung oleh nodal. mempunyai diameter yang lebih kecil
3. Pengecekan model dengan daripada diameter Z – peller yang lama.
Check Model dimaksudkan Pondasi Z – peller adalah komponen
untuk menjamin bahwa element struktur konstruksi yang fital karena
sudah terkoneksi secara benar. perannya yang tidak hanya untuk
4. Pendefinisian material. menyangga permesinan dari Z – peller,
5. Pendefinisian jenis element. namun pondasi tersebut memegang fungsi
6. Pemberian tumpuan atau beban. vital dari sistem propulsi kapal tersebut.
Pada gambar 1 dan gambar 2 tampak
3.4 Analisa Model pondasi Z – peller kapal TB. ANOMAN
Dari output pre analysis MSC V yang digunakan sebagai acuan untuk
Patran, dengan menggunakan program pembuatan model pondasi Z – peller pada
MSC Nastran dijalankan proses analysis program bantu MSC Patran selain itu juga
melalui input file model yang dianalisis digunakan gambar – gambar rencana
(.bdf) dimana file yang nanti akan dibaca konstruksi profil sebagai referensi
pada post processing adalah file .op2. pemodelan pada program bantu MSC
Patran disamping itu juga digunakan
gambar – gambar rencana konstruksi
profil sebagai referensi pemodelan
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 130
Ship Name : TUG BOAT ANOMAN V Gambar 2. pondasi Z – peller setelah
Ship Type : Tug Boat
Owner : PT. Pelabuhan Indonesia III dilakukan pemasangan secara
Class : Biro Klasifikasi Indonesia
keseluruhan
Main Dimension :
1. Length Over All: 30,05 m
2. Length Water Line: 28,20 m 4.2 Definisi Beban
3. Breadth MLD: 9,50 m Beban yang diterima oleh pondasi
4. Depth MLD. Midship: 4,70 m Z - Peller adalah secara vertikal yang
5. GRT : 326 Ton berasal dari berat permesinan Z – Peller
6. Main Engine: Cummins KTA 38 – MI dan arah horizontal oleh beban dari sistem
2 x 1000 BHP / 746 KW. 1800 Rpm propulsi kapal. Pengkondisian
7. Propulsion: Schottle SRP 402 pembebanan disesuaikan dengan sumbu
8. Crew’s: 12 Persons ordinat pada program numerik MSC
9. Frame Space: 500 mm Patran. Input properties pembebanan yang
dimasukkan pada program numerik MSC
Patran bersifat tetap, sebab analisa yang
digunakan adalah static analysis. Adapun
macam – macam beban yang bekerja pada
kapal antara lain :
1. Beban Statis
Beban Statis adalah beban yang
berubah apabila berat total kapal
berubah, sebagai akibat kegiatan
bongkar muat, pemakaian bahan
bakar atau perubahan pada kapal itu
sendiri. Pembebanan statis
merupakan jenis pembebanan yang
bersifat tetap, dalam hal ini adalah
pembebanan oleh berat permesinan
Z - Peller dengan asumsi besarnya
tidak berubah.
2. Beban Dinamis
Gambar 1. lubang pondasi Z – peller Beban Dinamis adalah beban
yang besarnya berubah terhadap
waktu dengan frekuensi tertentu
yang menimbulkan respon getaran
terhadap struktur kapal. .

4.3 Pemodelan Pondasi Z - Peller


Pada bab ini akan dibahas
mengenai analisa statis dari Pondasi Z -
Peller pada TB Anoman V yang
dimodelkan dengan program numerik
MSC Patran kemudian disimulasikan agar
diketahui hasil analisanya dengan
menggunakan program numerik MSC
Nastran yang berbasis metode elemen
hingga. Hasil dari serangkaian analisa
yang didapatkan adalah untuk mengetahui
nilai maximum stress serta besarnya
tingkat defleksi dari struktur Pondasi.
Besarnya tegangan dari struktur pondasi
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 131
yang didapat akan digunakan untuk 4.4 Hasil Analisa Perhitungan
mengetahui parameter – parameter analisa Besarnya maximum stress yang
kegagalan dari sebuah desain struktur. terjadi pada pondasi Z - peller adalah
Adapun input properties untuk pemodelan sebagai berikut untuk tiap – tiap kondisi
pondasi Z - Peller yang digunakan pembebanan :
berdasarkan beberapa variasi kondisi
pembebanan antara lain :
 Kondisi kapal sandar
 Kondisi kapal berlayar dengan
kecepatan maksimal
Analisa pembebanan yang digunakan
adalah linear static analysis untuk
memperoleh kekuatan struktur suatu
pemodelan agar diketahui dimana daerah
letak terjadinya tegangan paling kritis
akibat pembebanan.
Pada pondasi Z – peller dianalisa Gambar 4. Kondisi kapal sandar
berdasarkan local stress yang terjadi,
sehingga tidak dilakukan analisa dengan
menggunakan beban dari sogging –
hagging kapal.

Gambar 5 Kondisi kapal berlayar dengan


kecepatan maksimal
Gambar 3. Pemodelan pondasi Z – Peller
TB Anoman V

Tabel 1 Perhitungan safety factor menurut kriteria bahan

Kondisi
Maximum Default Ultimat Stress Safety
Node Node Ket.
Pembebanan stress Deformation material BKI Faktor

Kondisi kapal
3459 14 N/mm2 4404 0,00484 mm 400 N/mm2 28,57 Memenuhi
sandar
Kondisi kapal
berlayar dengan
3459 22,7 N/mm2 4670 0,00763 mm 400 N/mm2 17,62 Memenuhi
kecepatan
maksimum

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 132


5. Kesimpulan  Nilai safety factor pondasi Z -
5.1 Kesimpulan peller pada saat kapal berlayar
Dari analisa kekuatan konstruksi dengan kecepatan maksimal
pondasi Z - peller kapal TB ANOMAN (FS) = 17,62
Vmenggunakan program numerik MSC
Patran dan MSC Nastran dapat diambil 5.2 Saran
kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya
1. Nilai maksimum tegangan pada dapat dilanjutkan penelitian
pondasi Z - peller TUG BOAT tentang getaran pada pondasi Z –
ANOMAN V dalam beberapa peller dan kekuatan pondasi
variasi kondisi dengan analisa mesin induk yang mengalami
menggunakan program numerik perubahan.
MSC Nastan – Patran adalah 2. Perlu pemahaman software FEM
sebagai berikut : yang lebih dalam menganalisis
 Nilai maksimum stress suatu kasus.
pondasi Z – peller pada saat 3. Penggunaan software numerik
sandar (σ) = 14 MSC Patran dan MSC Nastran
N/mm2 terletak pada node sangat baik untuk analisa struktur
3459 kapal, diharapkan dapat diadakan
 Nilai maksimum stress penelitian lebih lanjut dalam
pondasi Z - peller pada saat analisa struktur kapal
kapal berlayar dengan menggunakan software numerik
kecepatan maksimal (σ) = tersebut.
28,7 N/mm2 terletak pada
node 3459 DAFTAR PUSTAKA
2. Karakteristik tegangan yang
terjadi pada pondasi Z – peller Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Persero.
mempunyai tegangan terbesar 2006. “Rules for The Classification and
yang terletak pada pelat lingkar 4 Contruction of Sea Going Stell Ship
(gambar 4.4) sebesar (σ) = 28,7 Volume II: Rules for Hull edition 2006”.
N/mm2 dikarenakan pelat tersebut Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia
menumpu beban paling besar
diantara pelat yang lain dan Popov, E.P, “Mekanika Teknik” erlangga,
mempunyai besar deformasi Jakarta, 1996
sebesar {d} = 0,00763 mm pada
node 4670 di kondisi kedua. Manik, Parlindungan, ST, MT, Buku Ajar
3. Nilai safety factor pada pondasi Z Propulsi Kapal, Universitas Diponegoro,
- peller TUG BOAT ANOMAN V Semarang, 2008
dalam beberapa variasi kondisi
dengan analisa menggunakan Ir. Susatio, yerri, “Dasar – dasar metode
program numerik MSC Nastan – elemen hingga”, Andi, Jogja, 2004.
Patran adalah sebagai berikut :
 Nilai safety factor pondasi Z – The Sechottel Rudderpropeller, Aplication
peller pada saat sandar (FS) oriented propulsion sistem
= 28,57

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 133

Anda mungkin juga menyukai