BEBAN,TEGANGAN, PERTEMUAN
DAN REGANGAN 2
Oleh :
Eko Prasetyo, ST,.MT
Pendahuluan 2
Elemen-elemen mesin terkena berbagai gaya atau beban
disebabkan oleh salah satu atau lebih dari berikut ini:
1. Energi ditransmisikan,
2. Berat mesin,
3. Resistensi gesekan,
4. Inersia dari bagian yang gerak bolak-balik,
5. Perubahan suhu, dan
6. Kurangnya keseimbangan bagian yang bergerak.
Gaya-gaya atau beban yang berbeda yang bekerja pada elemen
mesin memproduksi berbagai jenis tegangan.
Beban
3
Beban adalah gaya luar bekerja pada elemen mesin. Jenis beban:
1. Beban mati atau tetap
Beban yang tidak berubah dalam besaran atau arah.
2. Beban hidup atau variabel
Beban yang bekerja selalu berubah-ubah terus-menerus.
3. Beban mendadak diterapkan atau beban kejut.
Beban tiba-tiba diterapkan atau dilepaskan.
4. Beban tumbuk/impak
Beban yang diterapkan dengan kecepatan awal.
Catatan: Elemen mesin lebih mudah menahan beban mati daripada
beban hidup dan beban hidup lebih mudah daripada beban kejut
Tegangan 4
Beban atau beberapa sistem eksternal dari gaya bekerja pada benda,
kekuatan-kekuatan internal (sama dan berlawanan) yang dibentuk pada
berbagai bagian benda, yang menahan kekuatan eksternal. Kekuatan
internal per satuan luas pada setiap elemen benda yang dikenal sebagai
Unit tegangan atau cukup tegangan. Lambang tegangan dari huruf Yunani
adalah sigma (σ)
Regangan
Regangan Beban atau beberapa sistem eksternal dari gaya bekerja pada
benda, benda mengalami. Deformasi ini per satuan panjang dikenal
sebagai satuan regangan atau regangan. Lambang regangan dari huruf
Yunani epsilon (ε)
UJI TARIK
5
Bahan Getas
Bahan Ulet
Kurva Tegangan & Regangan 6
Bahan Ulet
Bahan Getas
Brittle & Ductile Materials 7
Typical tensile stress-strain diagrams for brittle and ductile metals loaded to
fracture.
Sifat - sifat Bahan
1. Kekuatan tarik (Su)
8
Puncak kurva tegangan-regangan dinyatakan sebagai
kekuatan tarik batas (Su) atau kekuatan batas atau
kekuatan tarik
2. Tegangan luluh (Sy)
Peningkatan regangan yang besar dengan sedikit atau
tanpa peningkatan tegangan. Sifat ini memperlihatkan
bahan sebenarnya telah luluh/mengalami
perpanjangan secara plastis atau permanen sampai pd
derajat yang besar. Titik peluluhan disebut yield point.
3. Batas Proposional
Titik dimana menyimpang dari garis lurus yaitu pada
atau diatas nilai tegangan, tegangan tersebut tdk lagi
sebanding dengan regangan.
4. Batas Elastis
Batas dimana bahan mengalamai regangan plastis shg
9
tidak akan kembali kebentuk semula setelah beban
dilepas.
5. Modulus Elasitas (E)
Tegangan sebanding dengan regangan
6. Kekuatan Geser dan Luluh Geser
Bahan yang kena beban geser akan terdapat tegangan
geser dan luluh geser.
7. Rasio Poisson, v
Jika bahan dikenai regangan tarik (tensile strain), ada
penyusutan serentak dari ukuran-ukuran penampang
lintang yang tegak lurus dengan arah tegangan tarik.
Rasio penyusutan regangan ini terhadap regangan
tarik disebut rasio poisson.
Hubungan antara Tegangan
10
dan Regangan (Hooke’s Law)
Satu dimensi:
Tiga dimensi:
8. Keuletan suatu bahan diukur dari persen
perpanjangan (percent elongation). 11