Anda di halaman 1dari 44

1.

KASUS KELUARGA DENGAN REMAJA

Ibu A (38 thn) dan Bpk. B (41 thn) mempunyai 1 orang anak laki-laki (anak ke-2) dan 2
orang anak perempuan, yaitu An. C (20 thn), An.D (15 thn), dan An. E (4 thn).An. C saat ini
belum bekerja.An.D sekolah kelas 3 SMP Cikoneng, dan An. E sekolah di TK nol kecil.An.C
hampir setiap hari pulang larut malam dengan alasan mencari pekerjaan.Saat ini Bpk. B bekerja
sebagai manajer di suatu perusahaan swasta di Jakarta Pusat, Bpk. E juga hampir setiap hari
pulang larut malam.Ibu. A selain sebagai ibu rumah tangga ia juga aktif diberbagai organisasi
sosial kemasyarakat. Waktu Ibu.A banyak tersita di luar rumah untuk mengurusi masalah
organisasinya. Pembantu rumah tangga Ny. A mengatakan An. E sudah 2 hari BAB nya cair dan
sehari bisa 4 – 5 kali, An. E terlihat lemas dan malas makan, tidak mau minum susu, dan rewel.
Pembantu Ibu.A mengatakan Ibu.A belum mengetahui kondisi An. E, karena setiap kali Ibu.A
pulang ke rumah An. E sudah tidur.

An. C mengatakan sudah 2 bulan tidak mendapatkan haid, badan terasa lemas, mual,
kadang disertai muntah, pinginnya tiduran dan malas melakukan aktivitas. Pembantu Ibu. A
mengatakan An. C jarang makan karena setiap makan pasti terus muntah.Badan An. C terlihat
kurus. An. C mengatakan tidak tahu dengan penyakit yang dideritanya saat ini, An. C tidak
berani untuk membicarakan masalah yang dihadapi dengan ibunya, ia hanya bicara pada
pembantunya.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil: An. E: mata terlihat cekung, turgor kulit kurang
elastis, RR 25 x/menit, S= 38oC, Nadi 110x/menit An. C: konjungtiva anemis, mata terlihat
cekung, BB/TB sebelum sakit 54Kg/160 cm, BB/TB saat ini 48Kg/160cm.

2. ANALISA KASUS
I. Kasus Diare
Diare adalah peradangan pada mukosa lambung dan usus halus yang menyebabkan
meningkatnya frekuensi bab dan berkurangnya konsistensi feses.

Diare merupakab penyakit yang ditandai dengan frekuensi yang lebih dari biasa ( > 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan lendir.

Etiologi
Faktor Infeksi
 Bakteri : Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera
 Virus : Enterovirus
 Jamur
 Parasit : Cacing
 Protozoa

Faktor non infeksi


 Alergi makanan
 Malabsorbsi : Kerbohidrat, lemak, protein
 Iritasi saluran cerna
 Obat-obatan
 Penyakit colon : Colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
 Stress
 Obstruksi usus

Tanda dan Gejala

 Dehidrasi

 Pernafasan cepat dan dalam

 Turgor kulit jelek

 Kelemahan

 Demam

 Nyeri, pusing
 Peningkatan suhu tubu

Prevalensi

Komplikasi
1. Dehidrasi Hiponatremik
Diare menyebabkan kehilangan sejumlah besar air dan elektrolit terutama
natrium dan kalium.Pada sekitar 70% penderita, kehilangan air dan natrium sebanding
sehingga terjadi dehidrasi isonatremik.Dehidrasi hiponatremik dijumpai pada sekitar
10-15% penderita diare.Hal ini terjadi bila sejumlah besar elektrolit, terutama
natrium, hilang dari tinja melebihi kehilangan cairan.Hiponatremia dapat diperberat
atau ditimbulkan bila selama masa diare diberikan sejumlah besar masukan cairan
rendah atau bebas elektrolit peroral.

Cara Pencegahan Diare


1. Rajin mencuci tangan
2. Minum dengan air bersih
3. Makan makanan yang sudah dimasak
4. Menjaga kebersihan selalu

2. Dehidrasi Hipernatremik
Hilangnya sejumlah lebih besar air disbanding kehilangan elektrolit
mengakibatkan dehidrasi hipernatremik. Hal ini dapat dijumpai sekitar 15-20%
penderita diare dan dapat terjadi bila selama diare diberikan larutan elektrolit rumah
tangga dengan konsentrasi garam tinggi, atau bayi diberikan susu skim mendidih yang
menimbulkan beban solut ginjal yang tinggi dan peningkatan kehilangan urin. Potensi
terjadinya hipernattremia juga meningkat bila ada demam, suhu lingkungan yang
itnggi dan hiperventilasi. Semua hal tersebut meningkatkan kehilangan air melalui
evaporasi secara bermakna, serta penurunan kemampuan mendapatkan air bersih yang
bebas

II. KENAKALAN REMAJA

A. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang
ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pada pihak lain. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
1. Paul Moedikdo
 Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-
anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
 Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
 Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
3. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak
dapat di terima secara social hingga terjadi tindakan criminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di
dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif
5. Mussendkk
Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa
maka akan mendapat sangsi hukum.

B. Jenis Kenakalan

Sunarwiyati (1985), membagi kenakalan remaja ke dalam tiga tingkatan:


1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi suka keluyuran, membolos sekolah,
pergi dari rumah tanpa pamit.
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti
mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM, mengambil barang orang tua
atau orang lain tanpa ijin.
3. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan obat terlarang, seks bebas,
pencurian
C. Penyebab Kenakalan Remaja

Ulah para remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya
hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas.

1. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja


Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat
dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
a) Faktor Internal
 Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran.Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua. 
 Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan
terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
 Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik
dan segi jenis kelamin. Ada suatu  teori yang menjelaskan adanya
kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun
teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).  Menurut
teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan
tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan
menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup
bersama sebagai  perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
b) Faktor Eksternal       
 Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang
orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami
kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.
Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena
kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian
dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
 Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau
Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial
masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan
dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai
dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak
muda yang menyimpang  dari hukum atau norma yang berlaku, seperti
mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian
antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas
dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin
meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda.
 Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma
yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.         
 Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan
mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan
sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan
perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar
partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang
saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
 Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam
teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya
asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah
berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma
yang berlaku
 Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah
berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering
terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong.
Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan
antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.Ini adalah bukti bahwa
sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral
yang terjadi di negeri ini.

D. Akibat-Akibat yang Ditimbulkan Oleh Kenakalan Remaja


1. Bagi Diri Remaja Itu Sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya
kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai
penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental
yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental
yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang
dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.
Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang
yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi Keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak
baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang
pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi
narkoba.Akibat kenakalan remaja, orang tua nya menanggung beban berupa
pengucilan social oleh masyarakat setempat berupa pandangan maupun stigma
negative, serta perilaku yang cenderung mengucilkan
3. Bagi dunia pendidikan
Kenakalan remaja yang dilakukan siswa didik di sekolah tertentu,
tentunya akan membawa dampak terhadap citra sekolah. Adanya stigma
negative yang melekat pada sekolah akibat kenakalan yang terjadi dapat
menurunkan citra baik sekolah.
4. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama
dan hati yang penuh keikhlasan.
E. Gejala atau Tanda-Tanda Seorang Remaja Mengalami Kenakalan Remaja

 Anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.


 Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau
sekolah.
 Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang
oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
 Anak-anak yang suka berbohong.
 Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
 Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anak-anak normal.
 Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau
dirumah.

F. Perilaku-Perilaku yang Merupakan Kenakalan Remaja


Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami mengadakan pengamatan
tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar,
berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
1. Perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
2. Perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
3. Mengganggu teman;
4. Memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat
pada orang tua dan saudara;
5. Merokok;
6. Menonton video atau media cetak yang tidak layak;
7. Corat-coret tembok sekolah;
8. Membolos;
9. Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm;
10. Selalu melanggar tata tertib.
Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja
dan masyarakat itu sendiri.
G. Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja).Untuk itu perlu adanya
perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap
remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya,
mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan
pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan
bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja:
1. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah
dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya. 
2. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita
boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan
apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya,
kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus
ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas
tersebut.
3. Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta
orang tua memberi arahan arahan di komunitas nama remaja harus bergaul.
4. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.
5. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.

III. PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. B
Umur : 41 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : S1 (Sarjana)
Pekerjaan : Manager
Alamat : Jakarta Pusat
b. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hubungan Pekerjaa Pendidika
Keluarga n n
Terakhir
1. Tn. B L 41 Th Suami Manager S1
2. Ny. A P 38 Th Istri IRT D1
3. An. C P 20 Th Anak Ke-1 Belum D3
Bekerja
4. An. D L 15 Th Anak Ke-2 Pelajar SMP
5. An. E P 4 Th Anak Ke-3 Pelajar TK

c. Genogram

keterangan :
= laki-laki = laki-laki meninggal = anggota keluarga yang sakit
= perempuan = perempuan meninggal

d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. B memiliki tipe keluarga inti, karena keluarga Tn. B terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah.Tidak ada masalah dalam
keluarga Tn. B (Broken Home).

e. Suku Bangsa
Keluarga Tn. B dan Ny. A semenjak dari orang tua berasal dari suku jawa.
Jika sakit Tn. B dan Ny. A terkadang hanya minum obat yang dibeli di
apotek.

f. Agama dan Kepercayaan


Anggota keluarga Tn. B beragama islam. Tn.B dan Ny.A mengajarkan
anaknya untuk selalu dengan Allah S.W.T, mengingatkan anak-anaknya
sholat 5 waktu.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Tn.B bekerja sebagai Manager dengan penghasilan 20jt/bulan, Ny.A adalah
ibu rumah tangga tetapi Ny.A aktif di organisasi kemasyarakatan.
Penghasilan Tn.B di gunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari, bayar
tagihan listrik, air, dll. Kebutuhan yang di keluarkan keluarga Tn.B setiap
bulan kurang lebih Rp. 10.000.000,-

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV,
makan bersama di mall jika ada waktu luang .Kadang-kadang berkumpul
dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran.
An.C mengatakan dia suka main ke mall dengan teman-temannya akhir-akhir
ini dia suka merasa cuek dan suka pulang larut malam.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. B adalah tahap perkembangan keluarga dengan
anak remaja, yaitu: keluarga melepas anak remajanya dan memberi kebebasan
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.Tn. B memiliki 3 orang anak, 2
perempuan dan 1 laki-laki. Saat ini anak pertama keluarga Tn. B (An. C) berumur
20 tahun, belum berkeluarga dan belum bekerja setalah lulus kuliah D3 nya. Anak
ke-2 Tn. B (An. D) berumur 15 tahun, belum berkeluarga dan masih SMP, Anak
ke-3 (An. E) berumur 4 tahun, belum berkeluarga dan masih TK.

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


Tugas perkembangan keluarga pada keluarga Tn. B yang belum terpenuhi yaitu
belum bisa memberi tanggung jawab atas kebebasan yang diberikan kepada anak
remajanya dan tidak ada komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.Tahap
perkembangan keluarga Tn. B masih belum terpenuhi karena Tn. B harus
membiayai 3 orang anaknya. Anak pertama masih belum bekerja dan anak kedua
Tn. B masih dalam tahap sekolah SMP dan anak ketiga sekolah TK

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti :


a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn. B tidak memiliki riwayat penyakit, dan Ny.A pun tidak memiliki riwayat
penyakit.An. E sudah 2 hari BAB nya cair dan sehari bias 4-5 kali, An.E
terlihat lemas dan malas makan,tidak mau minum susu,dan rewel. Namun
Ny.A (Ibu A) belum mengetahui hal tersebut, karena pembantu Ny.A
mengatakan tiap kali ingin memberi tahu kondisi anaknya, Ny.A selalu tidak
di rumah dan ketika pulang ke rumah An.E sudah tidur.
An.C mengatakan sudah 2 bulan tidak haid, badan nya lemas,mual, dan
kadang disertai muntah. Pembantu Ny.A mengatakan An.C jarang makan
karena setiap makan pasti muntah, An.C terlihat kurus, An.C tidak tahu
penyakit apa yang diderita dan ia pun takut untuk cerita ke orang tua nya,
An.C hanya cerita dengan pembantunya saja. An. C merasa cemas mengenai
kondisinya sakitnya saat ini.An.E tidak memiliki riwayat penyakit.

b. Riwayat penyakit keturunan


Orang tua dari Tn. B tidak memiliki riwayat penyakit serius. Ayah dari Tn. B
sudah lama meninggal pada saat selesai sholat. Serta ibu dari Tn. B saat ini
masih ada dan tidak memiliki riwayat penyakit serius. Namun, ibu dari Ny.A
memiliki riwayat DM dan telah meninggal dari 1 tahun yang lalu, Ayah dari
Ny. B telah meninggal 2 tahun yang lalu akibatHHD (Hypertention Heart
Disease).

c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :


No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan (BCG/Polio/ Kesehatan yang
DPT/HB/Cam telah
pak dilakukan
1. Tn. B 41 Th 67 Tidak memiliki Lengkap Tidak ada Hanya
riwayat penyakit minum
vitamin
dan
istirahat
2. Ny. A 38 Th 57 Tidak memiliki Lengkap Tidak ada Hanya
riwayat penyakit minum
vitamin
dan
istirahat
3. An. C 20 Th 48 An.C Lengkap Dicurigai Belum
mempunyai hamil diperiksa
masalah sudah 2
bulan tidak haid,
dan tidak mau
makan karena
tiap kali makan
pasti mual dan
muntah
4. An. D 15 Th 47 Tidak memiliki Lengkap Tidak ada Hanya
riwayat penyakit minum
vitamin
5. An. E 4 Th 30 Sudah 2 hari Lengkap Diare Belum
BAB nya cair, diobati
lemas, malas
makan, dan
rewel

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Karena keluarga Tn. B memiliki BPJS dan asuransi kesehatan, keluarga Tn. B
memanfaatkan pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit, tetapi keluarga kurang
pengetahuan tentang tumbuh kembang dan sex education.

e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Keluarga Tn. B tidak memiliki riwayat penyakit yang cukup serius. Namun,
Ibu dari Ny. A memiliki riwayat DM.

C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tempat tinggal Tn. B memiliki luas 120 m. Tipe rumah 72 milik sendiri.Rumah
Tn. B memiliki kamar/ruangan sebanyak 6 ruangan. Ventilasi/penerangan cukup,
dengan pemanfaatan ruangan : 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar
mandi. Rumah Tn. B memiliki 1 septik tenk, jarak pembuangan (septik tenk)
dengan sumber mata air 8 m. Keluarga Tn. B menggunakan sumber air minum
dari PDAM. Tersedia tempat sampah, untuk limbah rumah tangga ada di depan
rumah dan biasanya di angkut 3 hari sekali oleh petugas sampah di komplek.
Lingkungan rumah Tn. B cukup bersih, jarak rumah dengan jalan raya cukup
jauh.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Tn. B tinggal di komplek perumahan, tetangga yang ada di sekitar
rumah sebagian ramah dan saling tolong-menolong satu sama lain tetapi ada juga
yang masing-masing (cuek), warga sekitar khususnya ibu-ibu memiliki kebiasaan
mengadakan pengajian RT/RW rutin setiap hari jumat. Pengajian diadakan di
masjid dekat rumah, warga di sekitar juga sering mengadakan kerja bakti
membersihkan lingkungan setiap 1 bulan sekali.Apalagi jika sudah memasuki
musim penghujan.Ibu-ibu komplek termasuk Ny.A juga mengadakan arisan
bulanan bagi yang mau ikut.

3. Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga Tn. B sudah menempati rumah itu sejak 20 Mei 2011 sampai sekarang.
Tn. B lahir dan besar di jakarta, sedangkan Ny. A lahir di jawa timur
kemudian merantau ke jakarta ketika kerja pada usia 20th setelah itu menikah
dengan Tn.B. Dan Tn. B dan Ny. A memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta.
Kebanyakan anggota keluarga Tn. B dan Ny. A berjauhan dan jarang berkunjung
kerumah. Tn. B memiliki 2 saudara yang dekat (masih 1 kota).

4. Denah Rumah

5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Biasanya Ny. A ikut arisan RT sebulan sekali, dan arisan kelurahan sebulan
sekali sedangkan Tn. B selalu ikut serta bila ada acara kerja bakti RT maupun
RW.An.D mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman dari berbagai tingkatan
sosial, mulai dari teman sekolah, teman les dan teman sekolahnya.

6. Sistem Pendukung Keluarga


Antara anggota keluarga saling menyayangi dan membantu satu sama lain.
Keluarga Tn. B memiliki fasilitas : telivisi, tempat tidur yang nyaman, sumber air
bersih motor dan mobil sebagai sarana transportasi dan untuk masalah kesehatan.
Tn. B memiliki BPJS dan asuransi untuk membantu biaya pengobatan.

D. Struktur Keluarga
1. Pola/Cara Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn. B dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/tidak
langsung menggunakan bahasa indonesia, dalam keadaan emosi keluarga Tn. B
menggunakan kalimat yang positif, namun Tn.B sering pulang larut malam yang
membuatnya jarang berkomunikasi dengan keluarga. Ny. A juga lebih banyak
aktivitas di luar rumah sehingga komunikasi pada keluarga jarang dan kurang
terbuka. An. C sering berbohong pada saat megatakan pulang larut malam untuk
mencari pekerjaan

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Saudara-saudara dari Ny. A dan Tn. B selalu siap membantu apabila keluarga Tn.
B membutuhkan pertolongan.Mereka tidak memikirkan jarak yang harus dilalui,
bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling tolong menolong.

3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)


- Tn. B
Peran formal : Sebagai suami, sebagai kepala keluarga, ayah, pelindung dan
pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat.
Peran informal: Pengambil keputusan tertinggi di rumah
- Ny. A
Peran formal : Sebagai istri , ibu, mengurus rumah tangga, mendidik anak-
anak.
Peran informal : Sebagai pendamai antar anggota keluarga
- An. C
Peran formal : Menjadi anak dan sebagai tempat bercerita adik-adiknya.
Peran informal : Sebagai penyelaras dan sebagai tempat bercerita adik-
adiknya.
- An. D
Peran formal : Menjadi anak, sebagai ketua osis di SMP
Peran informal : Sebagai pelindung adik dan kakaknya.
- An. E
Peran formal : Menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar
Peran informal : Sebagai penghibur dirumah

4. Nilai dan norma keluarga


Tn. B menganut agama islam dan norma yang berlaku dimasyarakat dan adat
istiadat orang jawa. Keluarga Tn. B sangat mematuhi peraturan yang ada di
rumah, seperti jangan makan di depan rumah, tidur saat sore menjelang petang
dilarang. Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga memepercayai bahwa ini
adalah cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. keluarga selalu
berusaha dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. B dan Ny. A selalu menyayangi anak-anaknya. Namun Ny. A dan
Tn. B kurang memperhatikan kesejahteraan anaknya, seperti kesehatan anak-
anaknya.An.C merasa kurang kasih sayang dari orang tuanya karena sering tidak
ada waktu untuk anak-anaknya daan An. C merasa kurang bahagia saat berada di
rumah.Sesama anggota keluarga tidak menunjukkan respeknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. B dengan anak istrinya terjalin kurang baik, karena kesibukan yang
dilakukan oleh Tn.B dan Ny.A, sehingga ketika di rumah jarang berkumpul dan
jarang berkomunikasi.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
a. Kemampuan Keluarga Mengenal Kesehatan
Ny. A mengatakan kurang pengetahuan tentang tumbuh kembang dan sex
education dan informasi yang didapat tidak lengkap.An.C mengatakan tidak
pernah dinasihatin masalah kesehatan hanya di suruh makan yang banyak,
dan hanya dicukupi dari sisi materi.
b. Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
yang Tepat
Keluarga kurang mengetahui tentang masing-masing penyakit yang pernah
mereka derita, sehingga apabila mereka mulai merasakan tanda dan gejala,
mereka langsung beristirahat saja.
c. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Ny. A hanya meminum vitamin kalau mereka capek dan lemas.Tn. B
langsung istirahat dan minum obat yang ada di apotek.An. C langsung minum
obat dan selalu tidak patuh sedangkan An. D dan An. E hanya meminum
vitamin kalau mereka capek dan lemas.
d. Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan Rumah yang Sehat
Keluaraga Tn. B menyadari kebersihan lingkungan oleh sebab itu keluarga
selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan membersihkan lingkungan
rumah, seperti menyapu, mengepel, dan menguras bak mandi agar tidak
menjadi sumber penyebaran penyakit.
e. Kemampuan Keluarga Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang DiMasyarakat
Tn. B dan Ny. A mengatakan sudah mengetahui fasilitas pelayanan
kesehatan, selama ini keluarga mendapatkan pelayanan yang baik oleh
puskesmas, selama ini keluarga percaya dengan informasi yang diberikan
oleh puskesmas.
f. Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki Tn. B dan Ny. A ada 3 orang, 2 perempuan dan 1
anak laki-laki. Ny. A masih mengalami flek sebulan sekali tapi menggunakan
KB berupa pil.
g. Fungsi ekonomi
Tn. B mengatakan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-
hari dari pendapatnya untuk keperluan yang tidak terduga dan biaya sekolah
anaknya nanti.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Tn. B takut kondisi fisiknya yang sering pulang larut malam dapat mempengaruhi
kerjanya dikantor.Ny.A juga khawatir dengan kondisi An. E yang rewel dan An.
C yang berat badannya semakin menurun.
2. Stresor jangka panjang
Tn. B dan Ny. A memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi anak-
anaknya.
3. Respon keluarga terhadap stressor
untuk stress jangka panjang Tn. B berusaha untuk mencukupi kebutuhan sekolah
anak-anaknya dengan bekerja keras. Sedangkan Ny. A mengasuh anak-anaknya.
Untuk stress jangka pendek Tn. B berusaha untuk tidak stress dan beristirahat
agar tetap sehat dan tetap stabil. Sedangkan Ny. A ingin memeriksa An.E karena
rewel dan tidak mau makan dan mencoba berkomunikasi secara terbuka dengan
An. C
4. Strategi koping
Strategi koping yang digunakan Tn. B dan Ny. A baik, bila ada permasalahan
berusaha untuk menyelesaikannya dengan bermusyawarah dan tetap tenang
dalam berfikir.Namun, keputusan tertinggi tetap berada ditangan Tn. B sebagai
kepala rumah tangga.
5. Keadaan Gizi Keluarga
Ny. A merasa kebutuhan gizi keluarganya sudah cukup baik, hampir setiap hari
Ny. D masak sayur dengan lauk pauk dengan berganti-ganti menu yang sehat,
seperti telur, ayam, ikan.
G. Pemeriksaan Fisik
Jenis Tn. B Ny. A An. C An. D An. E
Pemeriksaan

Riwayat Tidak ada Tidak ada Dicurigai Tidak ada Diare


penyakit saat hamil
ini

Keluhan yang Tidak ada Tidak ada Mual,mun Tidak ada BAB
di rasakan tah,tidak cair,lemas
mau
makan

Tanda dan Tidak ada Tidak ada Sudah Tidak ada Sudah 2
gejala tidak haid hari BAB
2 bulan cair

Riwayat Tn.B pernah Ny. A An.C An.D An.E


penyakit mengalami pernah pernah mengatakan pernah
sebelumnya cedera dikaki mengalami mengalam pernah mengalami
i tipus/DB. DBD
kanannya. gastritiis, mengalami
An.C An.E
sudah diobati namun demam dan
dirawat dirawat
namun, jika sampai saat batuk
jalan dan jalan dan
sehabis ini
sekarang sekarang
berolahraga penyakitnya
sudah sudah
yang berat, tidak pernah
sembuh. sembuh.
maka kakinya kambuh lagi
terasa sakit
kembali

TTV 120/80 120/70 120/80 120/80 -


mmHg mmHg mmHg mmHg

Status Gizi BB : 67 BB : 57 BB : 48 BB : 40 BB : 22
TB : 172 TB : 158 TB : 160 TB : 138 TB : 97

Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk


kepala dan kepala dan kepala dan kepala dan kepala dan
muka muka muka muka muka
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
klien dapat klien dapat klien klien dapat klien dapat
merasakan merasakan dapat merasakan merasakan
benda tumpul benda merasakan benda benda
dan tajam, tumpul dan benda tumpul dan tumpul dan
gerakan pipi, tajam, tumpul tajam, tajam,
rahang, dan gerakan dan tajam, gerakan gerakan
alis simetris. pipi,rahang gerakan pipi, pipi,
, dan alis pipi,rahan rahang, dan rahang, dan
simetris. gdan alis alis alis
simetris. simetris. simetris.

Mata Isokor, bola Isokor, bola Isokor, Isokor, Isokor,


mata dapat mata dapat bola mata bola mata bola mata
mengikuti mengikuti dapat dapat dapat
arah gerakan arah mengikut mengikuti mengikuti
tangan gerakan i arah arah arah
pemeriksa, tangan gerakan gerakan gerakan
tidak ada pemeriksa, tangan tangan tangan
nyeri tekan, tidak ada pemeriks pemeriksa, pemeriksa,
diameter nyeri tekan, a, tidak tidak ada tidak ada
pupil + 2 diameter ada nyeri nyeri nyeri
mm, reaksi pupil + 2 tekan, tekan, tekan,
cahaya +/+, mm, reaksi diameter diameter diameter
konjungtiva cahaya +/+, pupil + 2 pupil + 2 pupil + 2
tidak anemis, konjungtiva mm, mm, reaksi mm, reaksi
kornea tidak tidak reaksi cahaya cahaya
ikterik, anemis, cahaya +/ +/+, +/+,
memakai kornea tidak +, konjungtiv konjungtiv
kacamata jika ikterik. konjungti a tidak a anemis,
membaca. va anemis, kornea
anemis, kornea tidak
kornea tidak Ikterik,
tidak ikterik. mata
Ikterik, terlihat
mata cekung.
cekung.

Hidung Bibir Bibir Bibir Bibir Bibir


simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
mukosa mukosa mukosa mukosa mukosa
lembab, lembab, lembab, lembab, kering,
lidah lidah lidah lidah lidah
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
dapat dapat dapat dapat dapat
bergerak ke bergerak bergerak bergerak bergerak
kiri dan ke ke kiri ke kiri ke kiri ke kiri
kanan, dan ke dan ke dan ke dan ke
tidak pucat, kanan, kanan, kanan, kanan,
lidah dapat tidak tidak tidak tidak
merasakan pucat, pucat, pucat, pucat,
asam, asin, lidah lidah lidah lidah
dan manis dapat dapat dapat dapat
dengan merasaka merasak merasaka merasaka
baik. n asam, an asam, n asam, n asam,
Bentuk asin, dan asin, asin, dan asin, dan
simetris, manis dan manis manis
warna kulit dengan manis dengan dengan
sama dengan baik. dengan baik. baik.
kulit Bentuk baik. Bentuk Bentuk
sekitarnya, simetris, Bentuk simetris, simetris,
tidak terdapat warna kulit simetris, warna kulit warna kulit
lesi atau sama warna sama sama
cairan, dengan kulit dengan dengan
mukosa kulit sama kulit kulit
hidung sekitarnya, dengan sekitarnya, sekitarnya,
lembab, tidak kulit tidak tidak
terdapat bulu terdapat sekitarny terdapat terdapat
hidung, uji lesi atau a, tidak lesi atau lesi atau
penciuman cairan, terdapat cairan, cairan,
baik. mukosa lesi atau mukosa mukosa
hidung cairan, hidung hidung
lembab, mukosa lembab, lembab,
terdapat hidung terdapat terdapat
bulu lembab, bulu bulu
hidung, uji terdapat hidung, uji hidung, uji
penciuman bulu penciuman penciuman
baik. hidung, uji baik. baik.
penciuman
baik.

Paru Pengemba Pengemban Pengemba Pengemban Pengemban


ngan gan ngan gan gan
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
warna warna dada warna warna dada warna dada
dada sama sama dada sama sama sama
dengan dengan kulit dengan dengan kulit dengan kulit
kulit lainnya kulit lainnya lainnya
lainnya (tidak lainnya (tidak (tidak
(tidak terdapat (tidak terdapat terdapat
terdapat lebam, terdapat lebam, lebam,
lebam, kebiruan), lebam, kebiruan), kebiruan),
kebiruan),t tidak kebiruan), tidak tidak
idak terdapat tidak terdapat terdapat
terdapat tonjolan terdapat tonjolan tonjolan
tonjolan abnormal, tonjolan abnormal, abnormal,
abnormal, pernafasan abnormal, pernafasan pernafasan
pernafasan 20 x/menit, pernafasan 20 x/menit, 20 x/menit,
21 tactil 20 tactil tactil
x/menit, fremitus x/menit, fremitus fremitus
tactil sama kiri tactil sama kiri sama kiri
fremitus dan kanan, fremitus dan kanan, dan kanan,
sama kiri bunyi nafas sama kiri bunyi nafas bunyi nafas
dan kanan, terauskultas dan kanan, terauskultas terauskultas
bunyi i vesikuler, bunyi i vesikuler, i vesikuler,
nafas dan tidak nafas dan tidak dan tidak
terauskulta terdapat terauskulta terdapat terdapat
si suara si suara suara
vesikuler, vesikuler,
dan tambahan. dan tidak tambahan. tambahan.
tidak terdapat terdapat
suara suara
tambahan. tambahan.

Abdomen Perut terlihat Perut Perut Perut Perut


datar dan terlihat terlihat terlihat terlihat
warnanya bulat bulat dan bulat dan bulat dan
sama dengan dan warnanya warnanya warnanya
kulit lainnya warnany sama sama sama
(tidak ada a sama dengan dengan kulit dengan kulit
lebam, dengan kulit lainnya lainnya
kemerahan), kulit lainnya (tidak ada (tidak ada
perut teraba lainnya (tidak ada lebam, lebam,
lemas, tidak (tidak lebam, kemerahan), kemerahan),
terdapat nyeri ada kemerahan perut teraba perut teraba
tekan, tidak lebam, ), perut lemas, tidak lemas, tidak
teraba massa, kemerah teraba terdapat terdapat
hepar tidak an), lemas, nyeri tekan, nyeri tekan,
teraba, bising perut tidak tidak teraba tidak teraba
usus teraba terdapat massa, massa,
terdengar lemas, nyeri hepar tidak hepar tidak
10x/menit tidak tekan, teraba, teraba,
terdapat tidak bising usus bising usus
nyeri tekan, teraba terdengar 9 terdengar 9
tidak teraba massa, x/menit x/menit
massa, hepar
hepar tidak tidak
teraba, teraba,
bising usus bising
terdengar 9 usus
x/menit terdengar
9 x/menit

Genetalia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


terpasang terpasang terpasang terpasang terpasang
kateter, tidak kateter, kateter, kateter, kateter,
terdapat tidak tidak tidak tidak
hemoroid terdapat terdapat terdapat terdapat
hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid

Ekstermitas Terlihat Terlihat Terlihat Terlihat Terlihat


bahu bahu bahu bahu bahu
simetris, simetris, simetris simetris, simetris,
warna warna , warna warna warna
sama sama sama sama sama
dengan dengan dengan dengan dengan
kulit, tidak kulit, kulit, kulit, kulit,
terdapat tidak tidak tidak tidak
tonjolan, terdapat terdapat terdapat terdapat
dapat tonjolan, tonjola tonjolan, tonjolan,
mengangk dapat n, dapat dapat dapat
at dan mengang mengan mengang mengang
menahan kat dan gkat kat dan kat dan
beban menahan dan menahan menahan
dengan beban menaha beban beban
baik, dengan n beban dengan dengan
refleks baik, dengan baik, baik,
brachiora refleks baik, refleks refleks
dialis brachior refleks brachior brachior
normal adialis brachio adialis adialis
kiri dan normal radialis normal normal
kanan, kiri dan normal kiri dan kiri dan
refleks kanan, kiri dan kanan, kanan,
patela refleks kanan, refleks refleks
normal patela refleks patela patela
kiri dan normal patela normal normal
kanan, kiri dan normal kiri dan kiri dan
kekuatan kanan, kiri dan kanan, kanan,
otot: kekuatan kanan, kekuatan kekuatan
55555555 otot: kekuatan otot: otot:
5555 5555 55555555 otot: 55555555 55555555
5555 5555 5555555 5555 5555 5555 5555
5
5555
5555

H. Harapan Keluarga
Tn. B berharap keluarganya selalu sehat wal’ afiat.dan keluarga juga berharap
petugas kesehatan dapat memberikan pelayana yang baik, tepat, dan cepat kepada
siapa saja yang membutuhkan.

IV. Data Fokus

NO DATA SUNJEKTIF DATA OBJEKTIF

1.  Pembantu rumah tangga Ny.  An. E terlihat lemas dan malas


A mengatakan An. E sudah 2 makan,
hari BAB nya cair dan sehari  An. E tidak mau minum susu
bisa 4-5 kali  An. E rewel.
 Data Tambahan  Mukosa bibir An. E kering
 ART Ny. A mengataka belum dan
memberikan perawatan untuk  An. E kurang aktif bermain.
mengatasi diare An. E  An. E terlihat lemas
 Ny. A belum mengetahui  An. E malas makan
penyakit diare yang terjadi pada  An. E tidak mau minum susu
An. E
 An. E rewel.
 Ny. A belum melakukan
 An. E tidak bergairah untuk
tindakan perawatan untuk
bermain.
mengatasi masalah kesehatan
An. E  An. E tampak kurus dengan
 Ny. A belum mengajak An. E BB/TB= 10kg, 96cm seharusnya
untuk datang ke fasilitas 12kg
pelayanan kesehatan  Ibu A terlihat sangat sibuk
karena selain IRT ia juga aktif
diberbagai organisasi sosial
 Pembantu rumah tangga Ny. kemasyarakat waktu Ibu A
A menagatakan An. E makannya banyak tersita di luar rumah
hanya 3 suap saja (data untuk mengurusi masalah
tambahan) dan makanannya organisasinya.
selalu tidak dihabiskan.
DO tambahan :
 Data Tambahan:
 anak E tidak bergairah
 An. E ingin makan bersama
 aktivitas anak E hanya tiduran
kedua orangtua dan kakak-
 anak E kurang aktif bermain
kakanya
 bibir anak E sedikit kering
 An. E mengatakan ingin
minum susu yang dibuatkan oleh
Ny. A
 An. A mengatakan ingin
makan disuapi oleh Ny. A
 IRT Ny. A mengatakan
dirinya tidak bisa memodifikasi
makanan An. E agar terlihat
menarik
 IRT Ny. A mengatakan tidak
tahu makanan yang dianjurkan
untuk seseorang yang sedang
diare
 Pembantu Ibu A mengatakan
Ibu A belum mengetahui kondisi
An. E karena setiap kali Ibu A
pulang ke rumah An. E sudah
tidur
DS tambahan :
 Pembantu mengatakan anak
tidak mau makan karena ingin
makan bersama kedua orang tua
nya
 Pembantu pasien mengatakan
anak-anaknya tidak diperhatikan
masalah kesehatan, pergaulan,
hanya memberi uang jajan saja
 Ibu pasien mengatakan tidak
memperhatikan kesehatan anak
 Ibu pasien mengakatan sibuk
bekerja jadi tidak sempat
menemani dan menyuapi anak
makan
 An. C mengatakan sudah 2
bulan tidak mendapatkan haid,
badan terasa lemas, mual,
kadang disertai muntah.
 An. C mengatakan malas
melakukan aktivitas.
 An. C tidak berani untuk
masalah yang dihadapi dengan
ibunya, ia hanya bicara pada
pembantunya.
 An. C hamper tiap hari
pulang larut malam dengan
alasan mencari pekerjaan
 Bpk. E juga hampir setiap
hari pulang larut malam.

V. Analisa Data

No Data Diagnosa Keperawatan


.
1. DS: Kekurangan volume cairan pada
 Pembantu rumah tangga Ny. A keluarga Bpk. B khususnya
mengatakan An. E sudah 2 hari An. E (00027: 193)
BAB nya cair dan sehari bisa 4-5
kali
 Data Tambahan
 ART Ny. A mengataka
belum memberikan
perawatan untuk mengatasi
diare An. E
 Ny. A belum mengetahui
penyakit diare yang terjadi
pada An. E
 Ny. A belum melakukan
tindakan perawatan untuk
mengatasi masalah
kesehatan An. E
 Ny. A belum mengajak An.
E untuk datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan

DO:
 An. E terlihat lemas dan malas
makan,
 An. E tidak mau minum susu
 An. E rewel.
 Mukosa bibir An. E kering dan
 An. E kurang aktif bermain.

2. DS: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


 Pembantu rumah tangga Ny. A kebutuhan tubuh pada keluarga Bpk. B
menagatakan An. E makannya khususnya pada An. E (00002 :177)
hanya 3 suap saja (data tambahan)
dan makanannya selalu tidak
dihabiskan.
 Data Tambahan:
 An. E ingin makan bersama
kedua orangtua dan kakak-
kakanya
 An. E mengatakan ingin
minum susu yang dibuatkan
oleh Ny. A
 An. A mengatakan ingin
makan disuapi oleh Ny. A
 IRT Ny. A mengatakan
dirinya tidak bisa
memodifikasi makanan An.
E agar terlihat menarik
 IRT Ny. A mengatakan
tidak tahu makanan yang
dianjurkan untuk seseorang
yang sedang diare

DO:
 An. E terlihat lemas
 An. E malas makan
 An. E tidak mau minum susu
 An. E rewel.
 An. E tidak bergairah untuk
bermain.
 An. E tampak kurus dengan
BB/TB= 10kg, 96cm seharusnya
12kg

3. DS: Ketidakefektifan manajemen kesehatan


Pembantu Ibu A mengatakan Ibu A belum pada keluarga Bpk. B khususnya pada
mengetahui kondisi An. E karena setiap An. E (00080 : 164)
kali Ibu A pulang ke rumah An. E sudah
tidur
DS tambahan :
 Pembantu mengatakan anak tidak
mau makan karena ingin makan
bersama kedua orang tua nya
 Pembantu pasien mengatakan anak-
anaknya tidak diperhatikan masalah
kesehatan, pergaulan, hanya
memberi uang jajan saja
 Ibu A mengatakan tidak
memperhatikan kesehatan anak
 Ibu pasien mengakatan sibuk
bekerja jadi tidak sempat
menemani dan menyuapi anak
makan
 Ibu A mengatakan mengetahui
penyebab diare anaknya karena
sering jajan sembarangan di
pedagang yang lewat di depan
rumah
 Ibu A mengatakan hanya menyuruh
pembantunya memberi vitamin
kepada An. E
 Ibu A mengatakan tidak melakukan
tindakan apapun kepada An. E
yang diare karena sibuk
 Ibu A mengatakan sudah menyuruh
pembantunya untuk selalu
membersihkan rumahnya dan
melarang An. E jajan sembarangan
 Ibu A mengatakan memanfaatkan
puskesmas dan RS untuk
menangani An. E

DO:
Ibu A terlihat sangat sibuk karena selain
IRT ia juga aktif diberbagai organisasi
sosial kemasyarakat waktu Ibu A banyak
tersita di luar rumah untuk mengurusi
masalah organisasinya.

DO tambahan :
 anak E tidak bergairah
 aktivitas anak E hanya tiduran
 anak E kurang aktif bermain
 bibir anak E sedikit kering

4 Data Subjektif: Disfungsi Proses Keluarga pada


keluarga Ny. A dan Bpk. E (00063:
1. An. C mengatakan sudah 2 bulan
290)
tidak mendapatkan haid, badan
terasa lemas, mual, kadang disertai
muntah.
2. An. C mengatakan malas
melakukan aktivitas.
3. An. C tidak berani untuk masalah
yang dihadapi dengan ibunya, ia
hanya bicara pada pembantunya.
4. An. C hamper tiap hari pulang larut
malam dengan alasan mencari
pekerjaan
5. Bpk. E juga hampir setiap hari
pulang larut malam.

VI. SKORING

Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan pada keluarga Bpk. B khususnya


An. E(00027: 193)
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Pembantu rumah tangga Ny. A mengatakan
Aktual An. E sudah 2 hari BAB nya cair dan sehari
bisa 4-5 kali. An. E tidak mau minum susu
dan rewel. Mukosa bibir An. E kering

Kemunginan ½x2 1 Dekat dengan puskesmas. Keluarga Tn. B


masalah dapat memiliki BPJS dan asuransi kesehatan,
diubah : keluarga Tn. B memanfaatkan pelayanan
Sebagian kesehatan dari Rumah Saki. Dan keluarga
dalam segi ekonomi sangat cukup dalam
mengatasi kesehatan karena kedua orang
tua bekerja, Tn. B seorang manager. tetapi
keluarga kurang memperhatikan kesehatan
anak
Potensi masalah 2/3 x 1 2/3
untuk dicegah : Masalah diare pada An. E sudah diketahui
Cukup pembantunya sejak 2 hari yang lalu dan
BAB nya cair sehari bisa 4-5 kali. Tetapi
Ibu A belum mengetahui kondisi An. E,
karena setia kali ibu A pulang ke rumah An.
E sudah tidur. Dan ibu A dan pembantu
belum mengetahui perawatan untuk An. E
yang diare lebih lanjut
Menonjolnya 2/2 x 1 1
masalah : segera
diatasi Keluarga hanya mengatasi masalah diare
dengan menyuruh anak meminum vitamin,
dan menurut keluarga harus tahu bagaimana
pencegahan agar anak tidak terkena diare
lagi
Total
skor = 3
2/3

Diagnosa Keperawatan :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


pada keluarga Bpk. B khususnya pada An. E (00002 :177)

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat 2/3 x1 2/3 Pembantu rumah tangga Ny. A
masalah : menagatakan An. E makannya hanya 3
Resiko suap . dan makanannya selalu tidak
dihabiskan. An. E terlihat lemas dan malas
makan, tidak mau minum susu dan rewel.
An. E tidak bergairah untuk bermain. An. E
tampak kurus dengan BB/TB= 10kg,
96cm , BB seharusnya 12kg.

Kemunginan 1/2 x2 1 Dekat dengan puskesmas. Keluarga Tn. B


masalah dapat memiliki BPJS dan asuransi kesehatan,
diubah : keluarga Tn. B memanfaatkan pelayanan
sebagian kesehatan dari Rumah Sakit. Dan keluarga
dalam segi ekonomi sangat cukup.
Kesehatan anaknya penting, tetapi ibu A
kurang memperhatikan asupan nutrisi anak
karena sibuk dengan organisasinya

Potensi masalah 2/3 x1 2/3 Masalah kurang nutrisi yang dialami An. E
untuk dicegah : sudah lama, anak E malas makan dan
Cukup jarang makan, hanya suka jajan diluar, yaitu
jajan ice cream di pedangan ice cream
sepedah yang lewat di depan rumahnya.
Namun, jika dipaksa anak E masih mau
makan

Menonjolnya 1/2 x1 ½ Keluarga sadar akan masalah nutrisi anak,


masalah : tidak tetapi perlu waktu untuk membenarkan pola
segera diatasi asuh dan pegetahuan orang tua akan
kesehatan mengenai nutrisi anak, tetapi ibu
A sangat antusias dalam mengetahui
pencegahan dan penanganan tentang nutrisi
anak
Total
skor = 2
5/6

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Bpk. B


(00080 : 164)
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x1 1 Ibu A terlihat sangat sibuk karena selain
Akual IRT ia juga aktif diberbagai organisasi
sosial kemasyarakat waktu Ibu A banyak
tersita di luar rumah untuk mengurusi
masalah organisasinya, dan Tn. B juga
sibuk dengan kerjaannya sehingga pulang
selalu malam. Ke-3 anak Tn. B dan ibu A
juga masing masing mempunyai masalah
kesehatan, seperti An. E diare dan kurang
nutrisi, An. C anemia dan An. D, mereka
tampak kurang baik dalam segi masalah
psikologis seperti kurang perhatian

Kemunginan 1/2 x2 1 Tn. B dan ibu A mengatakan memiliki


masalah dapat kemauan untuk mengubah pola asuh
diubah : terhadap anak dan ingin memperhatikan
Sebagian kesehatan anak, tetapi masih ada hambatan
yang dirasakan, yaitu terkait kesibukan
mereka.

Potensi 1/3 x1 1/3 Masalah keluarga yang dialami cukup berat


masalah untuk karena kurangnya monitoring anak terhadap
dicegah : orang tua karena kesibukan orang tua
Rendah
Keluarga merasakan masalah yang sedang
Menonjolnya 1/2 x1 1/2 dialami tetapi sulit jika harus segera
masalah : ditangani, jadi keluarga meminta kepda
Tidak segera perawat untuk membantu dalam perawatan
diatasi masalah yang sedang dialami keluarga
Total
skor = 2
5/6

Diagnosa : Disfungsi Proses Keluarga pada keluarga Ny. A dan Bpk. E (00063: 290)

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Potensi masalah : 1/3 x 1 1/3 Situasi krisis
Aktual

Kemungkinan ½x2 1 Kurangnya sumber daya keluarga berupa


masalah dapat sumber koping untuk An. C dan An. E
diubah : hanya
sebagian

Potensi masalah 1/3 x 1 Gagalnya Ny. A dan Bp. E dalam menjadi


dapat dicegah : 1/3
peran sebagai orang tua untuk anak-
rendah anaknya (kurangnya perhatian dan kasih
sayang kepada anaknya)
Menonjolnya 0
masalah : masalah 2/2 x 1 Tidak terlihatnya perubahan dalam koping
berat harus segera keluarga
ditangani

Total
skor =
5/3

VII. PRIORITAS MASALAH


1. Kekurangan volume cairan pada keluarga Bpk. B khususnya An. E (00027: 193)
2. Resiko pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga
Bpk. B khususnya pada An. E (00002 :177)
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Bpk. B (00080 : 164)
4. Disfungsi Proses Keluarga pada keluarga Ny. A dan Bpk. E (00063: 290)

VIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK B

No Diagnosa Tupan Tupen Kriteria Standar Interve


Keperawatan
1. Kekurangan Tidak Setelah 2x45
volume cairan terjadi pertemuan
pada keluarga kekurangan keluarga dapat:
Bpk. B khusunya volume 1.Mengenal Respon Arti diare: 1. Jelaskan pad
An. E(00027: cairan masalah diare: verbal pengeluaran feses arti diare: di
193) a. yang tidak normal keadaan
Menyebutkan dan cair dengan pengeluaran f
arti diare frekuensi yang tidak tidak normal da
seperti biasanya tidak seperti
terjadi 3-4 kali bab pengeluaran
cair di tiap harinya. terjadi 3-4 kali
2. Beri kesem
keluarga untuk
hal-hal yan
dimengerti oleh
3. Tanyakan k
diare menurut p
oleh keluarga
4. Beri rei
positif atas
keluarga.

b. Respon 2 dari 3 penyebab 1.Jelaskan pad


Menyebutkan verbal diare: 1.Karena penyebab dia
penyebab diare infeksi saluran lembar balik da
pencernaan 2. Beri kesem
diakibatkan bakteri E. keluarga untuk
Coli. hal-hal yan
2.Karena dimengerti oleh
mengonsumsi 3. Tanyakan
makanan basi, penyebab diar
beracun dan alergi. pemahaman ole
3. Pada keadaan 4. Beri rei
yang sedang cemas positif atas
dan rasa takut. keluarga.

c. Respon 2 dari 4 tanda-tanda 1.Jelaskan pad


Menyebutkan verbal diare tanda-tanda di
tanda-tanda 1.Anak cengeng, lembar balik da
diare gelisah dan rewel 2. Beri kesem
2.Nafsu makan keluarga untuk
berkurang hal-hal yan
3.Keadaan fisik anak dimengerti oleh
lemas, lemah dan 3. Tanyakan
tidak ceria tanda-tanda dia
4.Disertai dengan pemahaman ole
muntah baik sebelum 4. Beri rei
atau sesudah diare positif atas
keluarga.

2.Mengambil
keputusan
untuk
mengatasi
masalah diare
pada anak:
a. Respon Akibat dari diare: 1.Jelaskan pad
Menyebutkan verbal 1. Proses tumbuh akibat diare
akibat dari kembang terganggu lembar balik da
diare 2. Anak tidak ceria 2. Beri kesem
3. Dan rentan keluarga untuk
terhadap berbagai hal-hal yan
penyakit dimengerti oleh
3. Tanyakan
akibat diare
pemahaman ole
4. Beri rei
positif atas
keluarga.

b. Memutuskan Respon Keputusan keluarga 1. Motivasi


untuk verbal untuk mengurangi untuk m
mengatasi diare pada An. E: menciptakan
masalah diare 1.Memodifikasi rumah yang seh
hidup sehat dengan 2. Motivasi
mencuci tangan untuk mencipt
dengan sabun hidup yang
sebelum dan sesudah keluarga.
makan serta setelah 3. Motivasi
dari toilet. selalu untuk s
2. Menciptakan sehat
lingkungan rumah 4. Beri
yang sehat keluarga
3. Menciptakan mengungkapka
jamban yang sehat perasaannya.
bagi kelarga 5. Beri rei
positif atas
keluarga untuk
masalah pada a

3.Melakukan
tindakan
keperawatan
untuk
mengatasi
diare:
a. Respon Menganjurkan 1.Jelaskan
Menganjurkan verbal kepada keluarga menggunakan
orang tua untuk selalu pelayanan kese
untuk memanfaatkan 2. Jelaskan
menggunakan fasilitas pelayanan tidak me
fasilitas kesehatan untuk fasilitas
layanan memriksakan diri kesehatan
kesehatan secara rutin.

b.
Mengajarkan Respon 1.Menjelaskan dan 1.Jelaskan
orang tua psikom mengajarkan kepada Larutan Gula G
untuk otor keluarga membuat 2. Jelaskan m
membuat LGG Larutan Gula Garam Larutan Gula G
(Larutan Gula 2. Menjelaskan 3. Beri
Garam) kepada keluarga keluarga
manfaat dari Larutan menanyakan h
Gula Garam belum dimenge
4. Beri
kepada kelar
membuat Lar
Garam secara m

Respon 1.Menjelaskan 1.Menjelaskan


c. psikom keuntungan dan dan keuntung
Mendemonstra otor kerugian bila tangan dan ker
sikan cara mencuci dan tidak mencuci tangan
mencuci mencuci tangan 2. Memprakte
tangan 2. Mengajarkan cara mencuci tang
mencuci tangan sabun
dengan sabun 3. Menjelaskan
3. Menjelaskan kapan harus mencuci
saja harus mencuci
tangan.

2. Ketidakseimbang Terpenuhi Setelah 2x45


an nutrisi kurang kebutuhan mnt pertemuan
dari kebutuhan nutrisi keluarga dapat:
tubuh pada pada 1.Mengenal Respon Arti kurang gizi: 1.Jelaskan pad
keluarga Bpk. B keluarga masalah verbal kekurangan zat-zat arti kurang
khususnya pada Bpk. B kurang gizi atau bahan-bahan kurang zat-zat
An. E (00002 : khususnya a. yang dibutuhkan bahan yang
177) An. E Menyebutkan tubuh sehingga oleh tubuh m
arti kurang gizi terjadi perubahan menjadi kurus,
dalam tubuh misalnya pucat.
tubuh men jadi kurus. 2. Beri kesem
keluarga
menanyakan h
belum di men
keluarga.
3. Tanyakan k
kurang gizi
pemahaman ke
4. Beri rei
posistif jawaba

b.Menyebutka Respon 2 dari 4 penyebab 1.Jelaskan pad


n penyebab verbal kurang gizi penyebab ku
kurang gizi 1.Jumlah makanan dengan me
yang dimasukan lembar balik at
kurang 2. berikan
2. Jenis makanan pada keluarg
tidak seimbang mennayakan h
3. Makan tidak belum dimen
teratur keluarga
4. Penyakit 3. tanyakan
oenyebab ku
menurut p
keluarga
4.Beri rei
posistif atas
keluarga.

c. Respon 3 dari 6 tanda kurang 1.Jelaskan pad


Menyebutkan verbal gizi: tanda-tanda k
tanda-tanda 1.Badan kurus dengan me
kurang gizi 2. Rambut tipis lembar balik at
mudah dicabut 2. berikan
3. Lemah/pucat pada keluarg
4. Kulit kering dan mennayakan h
pucat belum dimen
5. Pusing keluarga
6. Kaki dan tangan 3. tanyakan
bengkak tanda-tanda k
menurut p
keluarga
4.Beri rei
posistif atas
keluarga.
d. Respon Ungkapan ahwa anak 1.Diskusiskan
Mengidentifika verbal kurang gizi keluarga tenta
si status gizi keluarga yang
anak tanda-tanda kra
2. Fasilitasi
untuk m
keluhan-keluah
ada pada An.
dengan
kurang gizi
3. Beri kesem
keluarga
megungkapkan
pendapatnya
4. Beri rei
positif atas
keluarga

2. Mengambil Respon Akibat dari kurang 1.Jelaskan pad


keputusan Verbal gizi: akibat kurang
untuk 1.Pertumbuhan dan menggunakan
mengatasi perkembangan balik atau leafle
masalah terganggu 2. berikan
kurang gizi 2. Mudah terkenan pada keluarg
pada anak penyakit mennayakan h
a. 3.Berkurangnya daya belum dimen
Menyebutkan berfikir keluarga
akibat dari 3. tanyakan
kurang gizi akibat kura
pada anak menurut p
keluarga
4.Beri rei
posistif atas
keluarga.

b. Memutuskan Respon Keputusan keluatga 1.Motovasi


untuk verbal untuk mengurangi untuk m
mengatasi kurang gizi pada An. tentang makana
masalah E: dilakukan
kurang gizi 1.Memberi jenis mengatasi
makanan yang membrikan an
seimbang pada anak sesuai
sehat dan sakit kebutuhannya,
2. Memberikan teratur dan
makana sesuai memberikan a
dengan kebutuhan saat dia seha
anak sakit
3. Makan yang teratur 2. jika anaka su
berikan dala
sedikit tapi seri
3. Beri
keluarga
mengungkapka
perasaanya
4. Beri rei
positif atas
keluarga untuk
masalah pada a

3.Melakukan
tindakan
keperawatan
untuk
mengatasi
kurang gizi:
a. Respon Keluarga dapat 1.Jelaskanmanf
menyebutkan verbal meneebutkan kembali pada kelurag
tri guna zat triguna zat gizi: menggunakan g
gizi pada tubuh 1.Zat tenaga untuk lembar balik
bekerja 2. Beri kesem
2. Zat pemangunana keluarga
untuk perteumbuhan menanyakan h
3. Zat pengatur untuk belum dimenge
melindungi penyakit 3. Tanamkan
manfaat zat gi
pemahaman ke
4. Beri rein
posistif atas
keluarga

b. Respon Bahan-bahan 1.Jelaskan con


Menyebutkan verbal makanan yang bahan makan
bhaan-bahan mengandung tri gizi: mengandung tr
makanan yang 1.Zat tenaga: nasi, keluarga
mengandung roti, ubi, talas mengguanakan
tri gizi 2. Zat pembangun: lembar balik.
tempe. Tahu, telur, 2. Beri kesem
daging keluarga
3. Zat pelindung: menanyakan h
sayuran dan buah- belum dimenge
buahan 3. tanyakan
contoh b
makanan
mengandung
menurut p
keluarga
4. Beri rein
posistif atas
keluarga
c. Respon 2 dari 4 cara memilih 1.Jelaskan car
Menyebutkan verbal bahan makanan: bahan makan
prinsip-prinsip 1.Harganya benar pada
dalam terjangkau dengan me
mengatasi anak 2. Nilai gizinya baik lembar balik, le
yang tidak mau 3. Tidak busuk 2. Beri kesem
makan 4. Mudah didapat keluarga
menanyakan h
belum dimeneg
3. Tanyakan ke
memilih bahan
yang baik
pemehman kelu
4. Beri rein
posistif atas
keluarga

d. Respon 3 dari 5 prinsip 1.Jelaskan prin


Menyebutkan verbal mengatasi anak yang dalam menga
cara memilih tidak mau makan: yang tidak m
bahan 1.Jangan paksa anak pada keluarg
makanan makan bia tidak mau menggunakan
makan balik, eaflet
2. Jangan 2. Beri
memberikan anak keluarga
makanan yang mais- menanyakan h
manis sebelum belum dimeneg
makan 3. Tanyakan
3. Sajikan makanan prinsip dalam
dalam bentuk anak tidak m
menarik menurut p
4. Makan bersama eluarga
5. Berikan makanan 4. Beri rein
dalam porsi keci tapis posistif atas
sering keluarga

Respon Keluarga dapat 1.Motivasi kelu


e. verbal mendemosntrasikan mengatasi anak
Meredemonstr cara member makan makan denga
asikan cara pada anak yang susah prinsip yan
mengatasi makan dijelaskan
kesulitan anak 2. M
makan kesempatan
keluarga
mendemosntras
member makan
yang sulit maka
3. Beri rein
posistif ata
keluarga
anaknya yang s

3. Ketidakefektifan Setelah Setelah 2x45


manajemen dilakukan mnt pertemuan
kesehatan pada intervensi keluarga dapat:
keperawata Pengetahuan : Respon Pengajaran
keluarga Bpk. B a. Memahami
n, keluarga Regimen verbal Penyakit (prime
(00080 : 164) dapat perawatan mengenai
memperbai a. Menjel 1. Mengka
kondisi pasien
ki dan askan pengeta
mengatur proses diare. keluarg
pola asuh penyaki penyeba
b. Untuk mampu
terhadap t diare akibat d
anak kepada mengidentifik diare,
terkait keluarg pengeta
asi gaya hidup
kesehatan a masalah
gizi anak b. Manfaa yang yang
t dari muncul
sebaiknya
perawat 2. Mengen
an diare diubah untuk pengeta
bagi keluarg
mempertahan
pasien cara
dan kan atau masalah
keluarg sedang
meningkatkan
a 3. Membe
c. Tanggu status informa
ng keluarg
kesehatan
jawab mengen
pasien keluarga. anggota
dan yang
c. Untuk
keluarg diare
a memberikan 4. Mendis
selama perubah
informasi
perawat hidup
an kepada mungki
d. Efek diperluk
keluarga
perawat menceg
an yang pilihan-piihan komplik
diharap penyaki
terapi apa saja
kan masa
oleh yang dapat datang
pasien 5. Mendis
dilakukan
dan pilihan
keluarg pasien diare hiperten
a dapat di
d. Untuk melihat
e. Manfaa 6. Menged
t dari kekuatan yang keluarg
manaje Respon tindakan
men verbal ada di dalam menceg
penyaki memini
keluarga yang
t diare gejala.
bagi dapat 7. Mengek
pasien sumber-
digunakan
dan kekuata
keluarg untuk yang
a menduk
mendukung
diare
terapi yang
akan
dilaksanakan.

Pembuatan
keputusan
a. Mengid
entifika Konseling Konseling :
si 1. Perawat
informa  Untuk dapat memban
si yang membina hubung
relevan teraupet
b. Menjel hubungan saling keluarg
askan percaya antara 2. Menyed
pilihan informa
perawat perawat dan mengen
an bagi keluarga. asuh ses
penderi kebutuh
ta diare  Untuk keluarg
yang meningkatkan 3. Memba
tersedia keluarg
c. Mengid pengetahuan mengid
entifiak keluarga masalah
si keluarg
konsek mengenai diare. 4. Mengid
uensi apa yan
 Untuk membantu
dari bisa ata
masing- keluarga untuk
masing perawat
menemukan
pilihan keluarg
perawat masalah saja yang sakit
an 5. Memba
terjadi dalam
d. Mengid keluarg
entifika keluarga. membu
si tugas
 Untuk mengetahui
sumber orang
daya kemmpuan pasien anak
atau 6. Memba
dalam melakukan
kekuata keluarg
n yang terapi diare. mengid
ada  Untuk kekuata
didalam Respon 7. Menduk
memberikan
keluarg verbal penggan
a untuk pilihan terap yang kebiasa
menduk tidak
dapat dipilih oleh
ung oleh kel
pemilih keluarga. 8. Tidak
an memaks
perawat  Untuk membantu keluarg
an diare keluarga mengam
e. Menge keputus
nali mendorong sedang
kontrai kekuatan terebut
ndikasi
keingin sebagai bantuan
an lain dalam terapi
dari
anggota diare.
keluarg  Untuk membantu
a
f. Menget merubah gaya
ahui hidup yang tidak
implika
si legal sehat dari
yang keluarga.
relevan
g. Memili  Memberikan
h kebebasan kepada
diantara
beberap keluarga untuk
a mengambil
perawat
an yang keputusan tanpa
dapat adanya tekanan
dilakuk
an oleh dari manapun.
penderi
ta diare

Peningkatan Peningkatan K
Partisipasi Keluarga
keluarga dalam Keterlibatan 1. Memba
perawatan Keluarga hubung
profesional terapeut
a. Keluarg 1. Untuk membina pasien
a hubungan saling keluarg
berparti akan ter
sipasi percaya antara perawat
dalam 2. Mengid
perawat dan
perenca kemamp
naan keluarga ataupun anggota
perawat untuk
pasien.
an diare dalam
b. Keluarg 2. Untuk membantu pasien.
a 3. Mendor
menemukan
berparti anggota
sipasi kekuatan yang dan pa
dalam memban
ada di dalam
menyed mengem
iakan keluarga dalam rencana
waktu terasuk
pelaksanaan terapi
untuk diharap
perawat diare. pelaksa
an diare rencana
3. Untuk mengajak
c. Mempe 4. Memon
roleh keluarga berperan struktur
informa keluarg
aktif dalam terapi.
si yang 5. Memon
diperlu 4. Untuk keterlib
kan anggota
mempertahankan
mengen dalam
ai struktur dan peran pasien.
perawat 6. Mengid
keluarga tetap
an diare perseps
d. Mengid berjalan dengan keluarg
entifika situasi,
baik.
si yang
faktor 5. Untuk diingink
yang perasaa
mempertahankan
mempe perilaku
ngaruhi keterlibatan 7. Mengid
perawat stressor
anggota keluarga
an diare lainnya
e. Mengid dalam terapi diare anggota
entifika 8. Mengid
yang dilakukan.
si dan m
kebutuh 6. Untuk mengetahui mekanis
an dan yang
pandangan dari
masala oleh
h yang keluarga keluarg
relevan 9. Mendor
mengenai sakit
selama anggota
perawat yang dialami oleh untuk
an atau
anggota
f. Berpart memper
isipasi keluarganya. hubung
dalam keluarg
7. Untuk mengetahui
keputus stressor yang 10. Mengid
an kesulita
dimiliki oleh
bersam pasien d
a keluarga. keluarg
dengan
8. Untuk mengetahui
pasien’
mengev koping yang
aluasi
digunakan oleh
efektivi
tas dari keluarga untuk
perawat
menyelesaikan
an
masalah.
9. Untuk
mempertahankan
dukungan
keluarga selama
terapi diare
berlangsung.
10. Untuk membantu
mengatasi
kesulitan yang
dihadapi keluarga
dalam
pelaksanaan
terapi.

4 Disfungsi Proses setelah Setelah Respon Arti disfungsi proses 1. Jelaskan


Keluarga pada dilakukan pertemuan 2 x verbal keluarga: suatu disfung
keluarga Ny. A tindakan 45 menit, Respon keadaan yang terjadi keluarg
dan Bpk. E keperawata keluarga verbal pada keluarga yang 2. Beri
(00063: 290) n keluarga mampu kurang memenuhi keluarg
dapat Mengenal tugas dan peran orang menany
menjaga masalah tua serta tidak hal ya
komunikasi disfungsi menjalankan fungsi- jelas.
dengan proses fungsi keluarga atau 3. Tanyak
baik dan keluarga peran orang tua arti
saling a. Menye dengan baik. proses k
meluangka butkan   4. BHSP
n waktu arti Faktornya yaitu 5. Diskusi
untuk disfung 1. Kurangnya koping
kumpul si persiapan saling m
bersama proses antara suami waktu b
keluarg dan istri
a ketika hendak
b. Menye membina
butkan rumah tangga
fakto- 2. Salah satu
faktor atau kedua
disfung orang tua
si terlalu sibuk
proses 3. Komunikasi
keluarg tidak efektif
a

Daftar Pustaka

Behrman, Kliegman, Alvin.2000. .Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1.Jakarta : EGC

Desmita.(2006). Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.


Herdman, T. H & S. Kamitsuru. 2017. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-

2017 Ed. 10.Jakarta : EGC

Heryani,Reni. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bay, Balita, Dan Anak Pra

Sekolah.Jakarta : CV. Trans Info Media

Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Nugroho, Taufan. Buku Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai