Friska Della Nim 191081019 (Revisi Proposal) 2
Friska Della Nim 191081019 (Revisi Proposal) 2
X
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI X
HALAMAN JUDUL
PROPOSAL LAPORAN KASUS
Oleh:
FRISKA DELLA
NIM. 191081019
Diusulkan Oleh:
FRISKA DELLA
NIM. 191081019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
FRISKA DELLA
NIM.191081019
1. Ketua : ...................
iii
BIODATA PENULIS
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny X di Praktik Mandiri Bidan. Proposal
Laporan Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat melanjutkan tugas
akhir pendidikan Program Studi Kebidanan Program DIII di Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak.
Dalam penyusunan Proposal Laporan Kasus ini, penulis
menemukan berbagai hambatan dan kesulitan. Namun penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan motivasi dari Ibu Affi Zakiyya, SST, M.P.H
selaku Pembimbing Utama dan Ibu Henny Fitriani, S.Si. T., M.Keb selaku
Pembimbing Pendamping yang telah memberikan arahan, perhatian serta
masukan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi,S.Gz.,M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Pontianak.
2. Ibu Dini Fitri Damayanti, S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak.
3. Ibu Dianna, M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak.
4. Bapak dan ibu dosen beserta staf kependidikan Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak.
5. Ny.X beserta keluarga yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
dan bersedia menjadi pasien studi kasus.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril dan
materil serta doa tiada henti selama masa perkuliahan sampai saat ini.
7. Semua sahabat seperjuangan angkatan XXIII Prodi DIII Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak yang banyak memberi masukan,
saran, dan motivasi.
v
8. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas
Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan Proposal
Laporan Kasus.
Akhir kata penulis berharap semoga Proposal Laporan Kasus ini
berguna bagi pembaca dan tenaga kesehatan umumnya serta penulis dan
tenaga bidan khususnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
BIODATA PENULIS.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
A. Kehamilan.....................................................................................................7
1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Normal............................................7
2. Tujuan Asuhan Antenatal Care (ANC).....................................................7
3. Standar Pelayanan ANC..........................................................................10
4. Ketidaknyamanan dalam kehamilan Trimester I, II dan Trimester III
beserta cara mengatasi-nya.............................................................................15
B. Persalinan....................................................................................................18
1. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal...........................................18
C. Nifas............................................................................................................38
D. Bayi baru lahir.............................................................................................41
E. Manajemen Asuhan Kebidanan..................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................49
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 Kelahiran Hidup.
Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting
untuk dilakukan dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah
satu indikator yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di
suatu Negara (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, 2020).
Perbandingan realisasi kinerja serta capaian selama tiga tahun terakhir
dimana Tahun 2018 Angka Kematian Ibu sebesar 98/100.000 Kelahiran
Hidup dan meningkat di Tahun 2019 (130/100.000 Kelahiran Hidup) dan
naik kembali di Tahun 2020 (131/100.000 Kelahiran Hidup). Kondisi ibu
yang lebih senang untuk bersalin di rumah/dukun, persebaran tenaga
kesehatan yang tidak merata, sistem rujukan yg belumn optimal. deteksi
resiko ibu hamil, bersalin dan nifas yang belum optimal cukup berkontribusi
terhadap peningkatan Angka Kematian Ibu di Tahun 2020 (Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat, 2020).
Target Global SDGS pada Tahun 2030 adalah mengurangi rasio Angka
Kematian Ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun
2020, kasus kematian maternal di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 115
kasus. Jika dihitung berdasarkan konversi diperoleh angka sebesar
131/100.000 kelahiran hidup. (Angka konversi merupakan perbandingan
jumlah kasus kematian yang dilaporkan/tercatat pada tahun berjalan dibagi
jumlah lahir hidup dikali 100.000). (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat, 2020).
1
2
Angka Kematian Ibu (AKI) yang terjadi akibat komplikasi pada saat
persalinan dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat serius. Selain itu,
penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah
pendarahan, eklamasi dan infeksi. Persalinan di Kalimantan Barat masih
banyak yang dilakukan di rumah tanpa bantuan seorang tenaga persalinan
terlatih. Hal tersebut terjadi karena budaya masyarakat dimana mereka lebih
nyaman dan aman dengan seseorang yang mereka kenal dan percaya atau
karena masih belum memadainya akses pelayanan kesehatan (keterjangkauan
dan tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten) sehingga masyarakat tidak
dapat menjangkaunya, terutama di daerah terpencil. Masih rendahnya tingkat
pendidikan ibu serta masih belum optimalnya deteksi resiko ibu hamil,
bersalin dan nifas, sistem rujukan yg belum optimal serta masih rendahnya
tingkat kepedulian dan dukungan keluarga terhadap ibu juga ikut
berkontribusi terhadap kasus kematian ibu (Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, 2020).
Upaya yang dilakukan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
diantaranya melalui program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama
pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman, bebas resiko tinggi
(Making Pregnancy Safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang
dibantu oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, penyiapan sistem
rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan
suami siaga dalam menyongsong kelahiran yang semuanya bertujuan untuk
mengurangi kasus kematian ibu dan meningkatkan derajat kesehatan
reproduksi (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, 2020).
Pemerintah telah melakukan banyak program yang ditujukan untuk
memperbaiki status kesehatan ibu yang diharapkan dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu. Upaya-upaya tersebut berfokus pada intervensi jenis-jenis.
layanan esensial yang selama ini dinilal cost effective. Kegiatan-kegiatan
tersebut diantaranya adalah terlaksananya Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), tersedianya puskesmas yang mampu
menangani kasus-kasus kegawat daruratan obstetric dan ginekologi,
tersedianya puskesmas PONED dan RS PONEK, Keberhasilan Program KB
3
pelayan kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari laporan studi kasus ini terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus, yaitu :
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif sejak hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. X
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan di Bidan Praktik Mandiri X
b. Melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan di Bidan Praktik Mandiri X
c. Melakukan Asuhan Kebidanan Nifas di Bidan Praktik Mandiri X
d. Melakukan Asuhan Kebidanan BBL di Bidan Praktik Mandiri X
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan laporan studi kasus ini adalah :
1. Manfaat Bagi Institusi Poltekkes Pontianak Jurusan Kebidanan
Laporan studi kasus ini sebagai bahan untuk dijadikan referensi atau
rujukan di perpustakaan yang dapat membantu kelancaran dalam proses
pendidikan di poltekkes pontianak serta sebagai bahan kajian terhadap
materi asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir, dan nifas.
2. Manfaat bagi penulis
Hasil penulisan laporan studi kasus ini dapat memberikan pengalaman
langsung dan dapat mengaplikasikan teori serta konsep yang telah didapat
selama mengikuti pendidikan.
3. Manfaat bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
4. Manfaat bagi wilayah puskesmas X
Hasil penulisan laporan ini dapat di jadikan acuan untuk dapat
mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan
pelayanan kebidanan secara komprehensif serta dapat terus meningkatkan
6
A. Kehamilan
1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Normal
7
8
( telepon)/ secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-
19.
1) Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan
swab atau jika sulit untuk mengakses RS rujukan maka dilakukan
Rapid Test. Pemeriksaan skrining faktor resiko kehamilan
dilakukan di RS rujukan.
2) Jika tidak ada gejala COVID-19 , maka dilakukan skrining oleh
dokter di fasilitas kesehatan tngkat pertama.
Gambar 2.1
Pemeriksaan Leopold
(Sumber: (Aryawan, 2011) )
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi
abdomen, palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu [ CITATION Per16 \l
1057 ]:
1) Leopold I: Leopold I bertujuan untuk mengetahui tinggi fundus
uteri dan bagian janin yang terdapat pada bagian fundus uteri.
Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan. Pada
fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong).
2) Leopold II: Leopold II Tujuannya untuk mengetahui bagian janin
yang terdapat di sisi kanan/ kiri perut ibu. Normal teraba bagian
panjang, keras seperti papan (punggung) pada satu sisi uterus dan
pada sisi lain teraba bagian kecil.
3) Leopold III: Leopold III bertujuan untuk menentukan bagian janin
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).
4) Leopold IV: Leopold IV bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul. Posisi
tangan masih bisa bertemu, sebagian kecil sudah masuk PAP
(konvergen), posisi tangan tidak bertemu sebagian besar sudah
masuk PAP (divergen).
Pertengahan antara
2 16 Minggu
symphisis-pusat
3 20 Minggu Tiga jari dibawah pusat
4 24 Minggu Setinggi pusat
5 28 Minggu Tiga jari diatas pusat
Pertengahan pusat-
6 32 Minggu
processus xiphoideus
Tiga jari dibawah
7 36 Minggu
processus xiphoideus
2-3 jari dibawah processus
8 40 Minggu
xiphoideus
janin. Kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil yaitu rata-rata 800 mg –
1040 mg. Kebutuhan zat besi (Fe) ini diperlukan kurang lebih untuk :
1) 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.
2) 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.
3) 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin
maternal/ sel darah merah.
4) 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urine dan kulit.
5) 200 mg akan menghilang ketika melahirkan.
h. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium
rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada
setiap ibu hamil yaitu pemeriksaan urine(kehamilan) golongan darah,
hemoglobin darah, protein urine, dan pemeriksaan spesifik untuk
daerah yang endemis/ epidemi (malaria, IMS, HIV, dll). Pemeriksaan
laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang
dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal.
i. Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan. Kasus–kasus
yang tidak dapat ditangani harus dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j. Temu wicara/konseling
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi, kesehatan Ibu, prilaku hidup bersih dan sehat, serta
peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.
a. Ketidaknyamanan pada TM I
16
b. Ketidaknyamanan pada TM II
Tabel 2.5. ketidaknyamanan pada TM II
No Ketidaknyamanan Cara mengatasinya
1. Pusing a) Cukup istirahat.
b) Menghindari berdiri secara tiba-tiba dari
posisi duduk.
c) Hindari berdiri pada waktu yang lama.
d) Jangan lewatkan waktu makan.
e) Berbaring miring ke kiri.
2. Sering berkemih a) Menyarankan ibu untuk banyak minum di
siang hari dan mengurangi minum pada
malam hari.
b) Menyarankan ibu untuk buang air kecil
secara teratur.
17
D. Persalinan
1. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal
e. Pada zona merah ( resiko tinggi ), orange ( risiko sedang ), dan kuning
( risiko rendah ), ibu hamil dengan atautanpa tanda dan gejala COVID-
19 pada H-14 sebelum taksiran persalinan dilakukan skrining untuk
menentukan status COVID-19. Skrining dilakukan dengan Anamnesa,
pemeriksaan darah NRL atau rapid test ( jika tersedia fasilitas dan
sumber daya). Untuk daerah yang mempunyai kebijakan lokal dapat
melakukan skrining lebih awal.
g. Untuk ibu dengan status kontak erat tanpa penyulit obstetrik (skrining
awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR < 5,8 dan limfosit
normal), rapid test non reaktif), persalinan dapat dilakukan di FKTP.
Persalinan di FKTP dapat menggunakan delivery chamber tanpa
melonggarkan pemakaian APD (penggunaan delivery chamber belum
terbukti dapat mencegah transmisi COVID-19). Pedoman Pelayanan
Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru
22
Nilai, dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih
sering apabila ada tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini,
menunjukan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ terpapar pada
partograf di antara garis tebal angka 100 dan 180. Tetapi, penolong
harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau diatas 160 untuk
tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui
kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada
ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
2) Air ketuban
K : Ketuban kering
1 : sutura menempel
4) Kemajuan persalinan
6) Kontraksi uterus
lamanya. Lama kontraksi dibagi dalam hitungan detik : <20 detik, 20-
40detik, dan >40 detik.
2) Diagnosis kala II
Lamanya Persalinan
27
Primipara Multipara
b) Menjaga kebersihan diri agar terhindar dari infeksi dan jika ada
darah, lender atau cairan ketuban segera dibersihkan.
III persalinan jika dibandingkan kala III fisiologis [ CITATION Kem20 \l 1057
]. Manajemen aktif kala III terdiri dari :
Kala IV adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini,
ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan.
Oleh karena itu, pada kala IV ibu belum boleh dipindahkan ke kamarnya
dan tidak boleh ditinggalkan bidan [ CITATION Sar12 \l 1057 ]Observasi yang
harus dilakukan pada kala IV yaitu:
1) Tingkat kesadaran.
3) Kontraksi uterus.
3) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada jam
kedua pasca persalinan.
2. Tahap Persalinan
Tata laksana asuhan persalinan normal tergabung dalam 60 langkah
APN, yaitu:
a. Melihat tanda dan gejala kala II
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a) Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.
30
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
diatas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya tanpa membersihkan verniks. Pastikan bayi dalam posisi
dan kondisi aman dan diperut bagian bawah ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
28) Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
36
30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari
tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali kearah ibu, dan
klem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klem pertama.
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau areola mamae ibu.
a) Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi.
b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
37
33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu (tepat
diatas tulang pubis), menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan
klem dengan tangan yang lain.
j. Mengeluarkan plasenta
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal
maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat di
lahirkan.
38
(5) Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta
manual.
b) Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujukke
Rumah Sakit (RS) Rujukan.
c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam
satu selimut.
o. Kebersihan dan keamanan
12) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissueatau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
p. Dokumentasi
E. Nifas
1. Asuhan kebidanan masa Nifas Normal
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalamwaktu 3 bulan [ CITATION Kem15 \l 1057 ]
Tujuan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui adalah untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-
hari. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan mendapatkan
kesehatan emosi.
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Pengerutan Rahim (Involusi)
42
Pertengahan pusat-
1 minggu post partum 500 gram
simfisis
Normal seperti
8 minggu post partum 30 gram
sebelum hamil
b. Lochea
Merah
Sanguinolenta 3-7 hari kecoklatan dan Sisa darah dan berlendir
berlendir
Mengandung serum,
8-14 Kuning
Serosa leukosit,dan
hari kecoklatan
robekan/laserasi plasenta
Pelayanan pasca salin (ibu nifas) dalam kondisi normal tidak terpapar
COVID-19 kunjungan minimal dilakukan 4 kali) [ CITATION Kem20 \l
1057 ].
a. Kunjungan I ( 6 jam-2 hari setelah persalinan)
Asuhan yang di berikan yaitu:mencegah pendarahan masa nifas,
mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan (rujuk bila terjadi
perdarahan bila berlanjut), pemberian ASI awal, memberikan konseling
ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri, melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat.
b. Kunjungan II (3-7 hari setelah persalinan)
Asuhan yang diberikan yaitu:memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi baik, fundus dibawah umbilikus, tidak ada
pendarahan abnormal dan tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu
mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat, memastikan ibu
menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-tanda penyulit,
memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan III (8-28 hari setelah persalinan)
Asuhan yang diberikan yaitu: memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus,tidak ada
perdarahan, abnormal dan tidak ada bau,menilai adanya tanda-tanda
demam,infeksi atau perdarahan abnormal,memastikan ibu mendapatkan
makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan
baikdan tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit, memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
d. Kunjungan IV (29-42 hari setelah persalinan)
Asuhan yang diberikan yaitu : menanyakan pada ibu tentang
penyulit yang ibu dan bayi alami,konseling untuk KB secara dini.
45
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang bersih dan aman
selama masa persalinan dan setelah bayi baru lahir, serta upaya
pencegahan komplikasi terutama perdarahan postpartum, hipotermia dan
asfiksia bayi baru lahir dan mencegah koplikasi yang mungkin terjadi.
Pemeriksaan fisik tidak perlu berurutan, mendahulikan menilai pernafasan,
tarikan dinding nada dan denyut jantung serta perut.
Tabel 2.12. Penilaian Bayi dengan Metode APGAR
Aspek Skor
Pengamatan
Bayi Baru
0 1 2
Lahir
Tidak bernafas,
Menangis lemah, Menangis
Respiratory/ pernafasan
terdengar seperti kuat,pernafasan
pernafasan lambat dan tidak
merintih baik dan teratur
teratur
Interpretasi :
f. Perawatan lain:
1) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua.
2) Ajarkan orang tua cara perawatan bayi.
3) Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam.
4) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi.
5) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusui kurang
baik.
6) Penyuluhan bayi sebelum pulang yaitu:
Perawatan tali pusat dan tidak memberikan apapun pada tali pusat,
perawatan tali pusat di bungkus dengan kain kassa,pemberian ASI,
jaga kehangatan bayi, tanda-tanda bahaya, imunisasi, perawatan
harian dan rutin, pencegahan infeksi.
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Penatalaksanaan
j. Memberikan Imunisasi HB-0
Kunjungan Penatalaksanaan
b. O (objektif)
Data objektif merupakan data yag diperoleh dari hasil
pemeriksaan / observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang
termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium, atau pemeriksaan diagnostik lainnya.
c. A (assessment)
Assesment merupakan pendokumentasian dari hasil analisa data
subjektif dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat
diperlukan guna pengambilan keputusan / tindakan yang tepat.
d. P (penatalaksanaan)
Merupakan dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk
tindak lanjut.
54
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Pontianak: Sistem Informasi Kesehatan
Dinas Kesehatan, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak:
Sistem Informasi Kesehatan
Dinas Kesehatan, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak:
Sistem Informasi Kesehatan
Dinas Kesehatan, 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Pontianak: Sistem Informasi
Kesehatan
Dinas Kesehatan, 2018. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Pontianak: Sistem Informasi Kesehatan
Abarwati, Eny Retna . (2011). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Aryawan. (2011). Asuhan Kehamilan. Jakarta: Nuhamedika.
Asri, Dwi dan Cristine. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta:
Nuhamedika.
Fatimah dan Nurhayaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiah Jakarta.
Irianti dan Bayu. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto.
Irinati. (2014). Buku Ajaran Asuhan Kehamilan. Jakarta: Nuhamedika.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi
Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Maritalia, Dewi. (2014). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Marni dan Kukuh Rahadjo. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Prawirohardjo, S. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT Tiga Putera Begawan.
Prawiroharjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Dalam " Asuhan Antenatal" Halaman
278. Jakarta: PT BINA PUSTAKA
55