Anda di halaman 1dari 32

PT BUMAME UTAMA INDONESIA

KATA PENGANTAR

Bahan ajar Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran ini

disusun sebagai salah satu bekal pelaksanaan tugas satuan

pengamanan sebagai upaya pencegahan bahaya kebakaran .

Secara garis besar bahan ajar ini berisi sebab-sebab

terjadinya kebakaran, langkah sederhana mencegah kebakaran

dan penggunaan alat kebakaran ringan.

Kami menyadari bahwa bahan ajar ini masih banyak

kekurangan, kritik membangun kami perlukan demi

sempurnanya bahan ajar ini.

Harapan kami dengan membaca bahan ajar ini, peserta


kursus memiliki pemahaman secara singkat pencegahan dan

penanggulangan kebakaran.

Bogor, 21 Desember 2021


Yang Membuat

Sopan Sopyan
Trainer

Pencegahan dan Penanggulanganan Kebakaran ii


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I SEBAB-SEBAB TERJADINYA KEBAKARAN DALAM

RUMAH/GEDUNG ..................................................................1

1.1. Instalasi Listrik.................................................................1

1.2. Kompor Gas .....................................................................5

1.3. Kelalaian dalam Menggunakan Peralaatan Rumah

Tangga .............................................................................6

1.4. Perangkat Lain Yang Menggunkan Api ........................7

BAB II LANGKAH SEDERHANA MENCEGAH KEBAKARAN.............8

2.1. Tidak Merokok di Tempat Tidur ................................8

2.2. Mengecek Kabel Listrik Secara Berkala ....................8

2.3. Mengawasi Anak-anak................................................8

2.4. Mengingat Aturan Tiga Kaki Batik .............................9

2.5. Menyiapkan Alat Pemadam Sederhana

di Dapur........................................................................9

2.6. Menyiapkan Kondisi Darurat .................................. 10

PT.Bumame Utama Indonesia iii


BAB III PENGGUNAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN RINGAN 12

3.1. Klas Alat Pemadam Api Ringan .................................. 12

3.2. Bahan Utama Alat Pemadam Api Ringan ................. 13

3.3. Penempatan Alat Pemadam Api Ringan .................. 22

3.4. Tanda Penempatan Alat Pemadam Api Ringan ...... 23

PT.Bumame Utama Indonesia iv


BAB I

SEBAB-SEBAB TERJADINYA KEBAKARAN DALAM

RUMAH/GEDUNG

Beberapa hal yang menjadi penyebab kebakaran di


rumah/gedung antara lain :

1.1. Instalasi Listrik

Hampir di setiap kejadian kebakaran hal yang menjadi

pemicu kebakaran adalah hubungan pendek atau konsleting

listrik, beberapa peralatan listrik yang rentan terhadap hubungan

pendek adalah:

1) Kabel listrik.

Pemakaian kabel yang tidak sesuai dengan peruntukannya

menyebabkan terbakarnya lapisan pembungkus kabel, misalnya

untuk pemasangan jalur utama instalasi listrik di rumah

menggunakan ukuran kabel yang kecil sehingga di saat

pemakaian listrik melebihi kemampuan kabel, maka kabel

tersebut menjadi panas yang mengakibatkan terbakarnya lapisan

pelindung/pembungkus kabel sehingga memunculkan titik api

yang dapat membakar areal di dekatnya misalnya kayu plapon

atau dan benda lain yang mudah terbakar, selain pada

PT.Bumame Utama Indonesia 1


pemasangan kabel utama, ternyata pemakaian ukuran kabel

yang salah pun terjadi pada kabel roll atau terminal stopkontak.

Banyak kabel roll yang ada di pasaran yang digunakan untuk

beban listrik besar padahal kemampuan kabel tersebut terbatas

untuk beban listrik yang ringan-ringan saja. Misalnya kabel roll

yang hanya memakai kabel kecil digunakan untuk beberapa

peralatan elektronik yang daya atau watt besar.

2) Steker dan stopkontak

Pemakaian kedua alat listrik ini tidak dapat dipisahkan

karena hampir semua peralatan elektronik di rumah

menggunakan keduanya agar tetap terhubung dengan listrik

ketika dioperasikan, tapi sering kita jumpai penggunaannya

tidaklah sesuai dengan prosedur keselamatan, kita dapat

mengambil contoh misalnya: steker yang terpasang pada

stopkontak paralel/kabel roll, satu buah kabel roll yang hanya

mempunyai empat buah tempat colokan dipaksa untuk

menerima jumlah steker yang lebih banyak dengan

menambahkan stopkontak kombinasi yang mampu menambah

kapasitas jumlah lubang colokan yang ada sebelumnya. Selain itu

penyebab lainnya adalah timbulnya percikan api pada

PT.Bumame Utama Indonesia 2


Stop kontak yang terpasang steker, percikan api ini terjadi akibat

longgarnya penjepit steker yang ada pada lubang stopkontak

sehingga aliran listrik menjadi kurang maksimal.

3) Kabel penghubung alat elektronik/instalasi listrik.

Pada kabel ini sering terjadi gangguan yang diakibatkan

oleh gigitan tikus yang mengakibatkan terkelupasnya pelindung

kabel dan sebagian kabel serabut di dalamnya terputus dan

hanya meninggalkan beberapa lembar kawat tembaga saja yang

tersambung, dengan demikian bila kabel yang terbuka itu saling

bersentuhan akan memicu percikan api, selain oleh tikus

penyebab lainnya adalah karena pemakaian alat elektronik yang

sering bergerak, misalnya kabel setrika atau kabel vacuum

cleaner yang saat pengoperasiannya membutuhkan mobilitas

tinggi sehingga kabel penghubung listriknya robek akibat melilit

sehingga kejadiannya mirip pada kabel yang digigit tikus.

Kejadian seperti ini jarang sekali terjadi karena biasanya kabel

serabut yang konslet beberapa lembar saja akan langsung putus

atau sudah teratasi dengan matinya saklar MCB, tapi bila

percikan api tersebut mengenai barang yang mudah terbakar

PT.Bumame Utama Indonesia 3


maka kemungkinan hal seperti itu bisa saja terjadi.

4) Saklar.

Sering kita jumpai saklar yang tidak berfungsi karena

dijadikan sarang oleh semut, bila semut bersarang di sana maka

konektor pada sistim mekanis yang berada di dalam saklar akan

berada pada kondisi terhubung dan tidak terhubung karena

badan semut menjadi konduktor (penghantar listrik), saat saklar

dalam kondisi tersebut maka yang terjadi adalah terbakarnya

semut tersebut dan lama kelamaan terbakar dengan sarang-

sarangnya. Bila saklar tidak berfungsi dengan baik cobalah dekati

saklar tersebut bila terdengar bunyi aneh dan tercium bau

seperti ada sesuatu yang terbakar maka ada kemungkinan semut

yang bersarang di dalam saklar terbakar sehingga menggangu

aktifitas mekanisme saklar harus segera diperbaiki sebelum

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bila kondisi tersebut tidak

sempat tertangani dikhawatirkan akan memicu api dan

membakar lapisan terluar kabel.

5) MCB.

MCB adalah salah satu alat yang berfungsi mematikan


aliran listrik bila terjadi penggunaan beban listrik yang melebihi

PT.Bumame Utama Indonesia 4


kekuatan MCB atau terjadi hubungan pendek atau konsleting,

tetapi bila MCB sudah rusak maka tidak ada lagi pengaman untuk

memutuskan aliran listrik sehingga saat terjadi hubungan pendek

akan muncul percikan api pada tempat tersebut dan membentuk

api pada lapisan pembungkus kabel dan menjalar sepanjang

bentangan kabel dan merambat ke barang-barang yang mudah

terbakar seperti kayu plapon atau kusen kayu.

1.2. Kompor Gas

Hampir semua masyarakat Indonesia sudah menggunakan

kompor gas untuk keperluan masak sejak dikeluarkan kebijakan

oleh pemerintah tentang konversi minyak tanah ke tabung gas

3kg, tetapi karena penggunaannya termasuk hal baru bagi

sebagian penduduknya maka banyak yang kurang faham tentang

tata cara pemasangan dan penggunaan yang aman untuk

pemakain di rumah, meski sering dilakukan penyuluhan oleh

pemerintah tetap saja banyak terjadi kasus kebakaran yang

diakibatkan oleh kompor gas ini.

Hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kebebakaran


oleh kompor gas antara lain:

1) Karet /seal pada mulut tabung gas yang longgar sehingga gas

PT.Bumame Utama Indonesia 5


yang keluar dari sela-sela leher tabung dan regulator yang

terpasang pada tabung. Selang yang bocor akibat gigitan tikus

atau retak/belah akibat usia selang yang sudah lama.

2) Sabuk/gesper pengikat selang longgar.

Komponen penyalur gas pada kompor mengalami


penurunan kualitas sehingga ada pipa yang bocor oleh karat.

1.3. Kelalaian dalam Menggunakan Peralatan Rumah Tangga

Hal seperti ini kerap terjadi pada saat melakukan kegiatan

memasak di dapur, misalnya meninggalkan bahan makanan yang

sedang digoreng dalam jangka waktu lama sehingga selain

membuat bahan makanan tersebut menjadi gosong tetapi

membuat minyak goreng menjadi sangat panas sehingga

memancing api dari kompor untuk naik ke penggorengan yang

akhirnya terbentuklah api yang menyala besar di atas

penggorengan, dapat dibayangkan bila api tersebut mengenai

peralatan yang mudah terbakar maka dengan cepat menjalar ke

seluruh ruangan.

Contoh lainnya adalah memasukkan wadah yang berbahan

logam ke dalam oven microwave, hal tersebut dapat memicu

percikan api di dalam microwave sehingga kemungkinan oven

PT.Bumame Utama Indonesia 6


microwave akan terbakar.

1.4. Perangkat Lain yang Menggunakan Api

Ada juga kebakaran yang diakibatkan oleh api kecil seperti

oleh obat nyamuk bakar atau puntung rokok. Misalnya

penempatan obat nyamuk bakar pada tempat yang dekat

dengan bahan yang mudah terbakar seperti kasur atau bantal

guling dan membuang puntung rokok sembarangan.

Selain orang dewasa ternyata anak kecil atau balita pun

dapat menjadi penyebab kebakaran, akibat kelalaian orang tua

atau pengasuhnya sehingga anak dibiarkan bermain dengan

benda-benda yang berbahaya. Jauhkanlah barang-barang yang

dapat menimbulkan api dari anak-anak misalnya korek api dan

lilin yang menyala, atau jagalah anak anda agar tidak bermain

dekat dengan sumber api seperti kompor atau lampu minyak

yang sedang menyala.

PT.Bumame Utama Indonesia 7


BAB II

LANGKAH SEDERHANA MENCEGAH KEBAKARAN

2.1. Tidak Merokok di Tempat Tidur

Merokok di tempat tidur merupakan kebiasaan yang

saangat tidak baik. Kebakaran yang terjadi akibat rokok di

tempat tidur adalah salah satu kejadian yang paling umum

terjadi. Bagi para perokok, satu hal yang pantang dilakukan

adalah menyalakan atau mengisap rokok di atas tempat tidur.

2.2. Mengecek Kabel Listrik Secara Berkala

Perhatikan letak-letak kabel yang ada di rumah, terutama

kabel yang tertutup karpet, karena paling sering terinjak dan

membuat karet pelindungnya mengelupas, bila terjadi percikan

listrik, bisa menyebabkan kebakaran pada karpet. Lakukan

pemeriksaan kabel-kabel di rumah yang berhubungan dengan

listrik. Pastikan tidak ada kabel yang karet pelindungnya retak

atau mengelupas. Ganti segera kabel yang bagian kawat

dalamnya sudah terlihat.

2.3. Mengawasi Anak-anak

Jangan pernah membiarkan anak-anak kecil yang masih


belum punya penilaian baik akan hal berbahaya, bermain sendiri

PT.Bumame Utama Indonesia 8


tanpa pengawasan. Ada banyak kejadian kebakaran yang terjadi

akibat lengahnya pengawasan orang dewasa terhadap anak-anak

yang bermain di sekitar rumah. Mulai dari bereksperimen

dengan korek api, bermain dengan kenop kompor, bermain

dengan petasan terlalu dekat benda yang mudah terbakar, dan

banyak hal lainnya.

2.4. Mengingat Aturan Tiga Kaki

Ada kalanya kita harus menyalakan lilin, entah karena

listrik padam atau karena ingin menciptakan suasana romantis.

Bila memang ingin tidur dengan cahaya lilin, terutama bila lilin

tidak memiliki tempat pelindung yang aman, selalu ingat aturan

3 kaki (1 meter). Tempatkan lilin dengan perimeter setidaknya 3

kaki (1 meter) dari benda apa pun, terutama tirai.

2.5. Menyiapkan Alat Pemadam Sederhana di Dapur

Kebakaran yang terjadi akibat api menyambar lemak atau

pelumas, sebaiknya diatasi dengan sangat hati-hati. Kebanyakan

orang berpikiran, api akan padam bila kebakaran semacam ini

disiram air, tetapi ini salah. Campuran air pada minyak yang

terbakar akan menciptakan ledakan. Begitu pun bila api yang

tersulut oleh lemak ini disiram gula atau tepung, campuran ini

PT.Bumame Utama Indonesia 9


akan menciptakan ledakan seperti dinamit. Baking soda memang

bisa membantu, tetapi akan butuh banyak. Cara terbaik untuk

mematikan api adalah dengan menutupnya dengan benda padat

yang akan membuatnya kehabisan oksigen.

Alat pemadam kebakaran ukuran kecil bisa dibeli di

beberapa toko perlengkapan. Peribahasa sedia payung sebelum

hujan layak kita terapkan dalam berjaga-jaga dari kebakaran.

Artinya kita perlu mempersiapkan alat pemadam sebelum terjadi

kebakaran.

2.6. Menyiapkan Kondisi Darurat

Kebakaran umumnya terjadi di luar perkiraan, dan bisa saja

Anda tersadar ketika api dan asap sudah memenuhi ruangan

sehingga mengaburkan daya pandang. Persiapkan diri untuk hal

terburuk dengan melatih diri membaca situasi. Salah satu cara

adalah dengan menghafal denah ruangan yang baru Anda tempati,

seperti rumah teman atau hotel. Hafalkan rute tercepat untuk keluar

dari ruangan untuk penyelamatan diri ketika terjadi hal yang

berbahaya. Lakukan rute penyelamatan diri dua kali, sekali dengan

mata terbuka dan sekali lagi dengan mata terpejam. Ingat tanda-

tanda dan letak benda-benda yang bisa membimbing

PT.Bumame Utama Indonesia 10


Anda keluar, ingat pula letak-letak benda yang bisa berbahaya,

seperti benda tajam, dan sebagainya.

PT.Bumame Utama Indonesia 11


BAB III

JENIS DAN BAHAN ALAT PEMADAM API RINGAN

3.1. Klas Alat Pemadam Api Ringan

1) Klas A

Jenis ini digunakan untuk memadamkan kebakaran

yang berasal dari bahan biasa padat yang mudah terbakar

Contoh : kertas, kayu, plstik, karet, dll.

2) Klas B

Jenis ini digunakan untuk memadamkan kebakaran

yang berasal dari bahan cair dan gas yang mudah menyala

Contoh : minyak tanah, bensin, solar, thinner, LNG, LPG, dll. 3)

Klas C

Jenis ini digunakan untuk memadamkan kebakaran

yang berasal dari peralatan listrik (hubungan arus pendek)

Contoh : generator listrik, setrika listrik, dll.

4) Klas D

Jenis ini digunakan untuk memadamkan kebakaran


yang berasal dari bahan logam

Contoh : magnesium, potassium, lithium, calcium, dll.

PT.Bumame Utama Indonesia 12


3.2. Bahan Utama Alat Pemadam Api Ringan

1) Alat Pemadam Berbahan Api Busa ( Foam )

Busa adalah alat pemadam yang efektif untuk


memadamkan kebakaran Kelas A dan B.

Bahan yang digunakan adalah campuran Natrium Bicarbonate

dengan Aluminium Sulfat, keduanya dilarutkan kedalam air

hasilnya suatu busa yang volumenya mencapai 10 x volume

campuran.

Pemadam api menggunakan busa merupakan sistem

isolasi, yaitu mencegah agar oksigen tidak mendapat

kesempatan untuk beraksi, karena busa menyelimuti (menutup)

permukaan benda yang terbakar.

PT.Bumame Utama Indonesia 13


a) Cara penggunaannya :

 Dengan membalikkan tabung, maka otomatis kedua


larutan akan bercampur dan keluar melalui Nozzle.

 Arahkan Nozzle ke benda yang terbakar.

 Jangan melawan arah angin.

b) Keuntungannya :

 Alat Pemadam Api jenis busa mempunyai tekanan


rendah, sehingga lebih efektif untuk memadamkan
kebakaran benda cair.

 Cara penggunaannya lebih praktis.

c) Kerugiannya :

PT.Bumame Utama Indonesia 14


 Alat Pemadam Api jenis busa tidak bisa untuk
memadamkan kebakaran listrik, karena berupa cairan.

 Kotor dan meninggalkan noda pada benda yang
terkena cairan busa jika tidak segera dibersihkan.

d) Catatan :

 Apabila benda padat yang terbakar, arah semportan


bisa langsung ke benda yang terbakar.

 Apabila benda cair yg terbakar, arah semprotan pada
dinding sebelah dalam tempat beda cair terbakar.

 Nozzle harus bebas dari hambatan/sumbatan
(biasanya debu dan serangga).

e) Sifat-sifat Alat Pemadam Busa

 Penyelimutan (smothering)

 Mencegah penguapan bahan bakar

 Pendinginan (cooling)

 Melokalisir benda yang terbakar

 Tidak boleh untuk memadamkan kebakaran listrik

PT.Bumame Utama Indonesia 15


2) Alat Pemadam Api CO2

Alat pemadam api dengan bahan CO2 atau Carbon Dioxide

digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada


peralatan – peralatan mesin atau listrik.

Tabung – tabung yang digunakan berisi gas CO2 yang

berbentuk cair, bila dipancarkan CO2 tersebut mengembang

menjadi gas.

Cairan CO2 didalam tabung temperaturnya rendah sekali


dan berbahaya apabila mengenai tubuh manusia.

a) Cara penggunaannya :

 Angkat Tabung dari tempatnya



 Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai

 Letakan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda-kuda

PT.Bumame Utama Indonesia 16


 Lepas pen pengaman.

 Pegang corong pada gagang yg mempunyai penyekat
agar tangan tidak luka karena suhu dingin.

 Arahkan corong ke atas

 Tekan tangkai penekannya

 Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.

 Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.

 Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan
tangkai penekannya.

 Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara
menyapu sampai kebakaran padam.

 Jangan melawan arah angin.

b) Keuntungannya :

 Merupakan gas yang tidak dapat mengalirkan arus


listrik dan tidak menyebabkan karat

 Dapat disimpan didalam tabung-tabung yang terbuat
dari baja, sehingga mudah disiapkan diruangan sempit.

 Carbondioksida yang disimpan didalam tabung
dapat digunakan berulang kali, (tidak sekali pakai)

PT.Bumame Utama Indonesia 17


 Dapat digunakan untuk memadamkan api secara
otomatis (pada instalasi tetap).


c) Kerugiannya :

 Pada konsentrasi tertentu gas CO2 dapat membahayakan

manusia oleh karena itu, pemadam api didalam ruangan

petugas harus memakai masker dan alat bantu pernafasan;



 Kurang efektif digunakan diruangan terbuka; Pada

waktu menggunakan CO2 diruangan tertutup harus

diyakinkan dulu bahwa tidak ada orang atau korban


yang masih berada didalam ruangan.

d) Berdasarkan kemasan CO2 terdiridari :

 Jenis membran

 Jenis pengatup

Alat Pemadam Api jenis CO2 bisa untuk memadamkan kebakaran


kelas A, B dan C.

3) Alat Pemadam Api Powder

PT.Bumame Utama Indonesia 18


Serbuk Kimia kering (Dry Chemical Powder) adalah bahan

pemadam serbaguna yang dapat memadamkan api atau


kebakaran kelas A, B dan C

a) Cara penggunaannya :

 Angkat Tabung dari tempatnya



 Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai

 Letakan tabung disamping tubuh dengan
posisi kuda-kuda

 Lepas pen pengaman.

 Pegang corong/Nozzle arahkan corong ke atas

PT.Bumame Utama Indonesia 19


 Tekan tangkai penekannya

 Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai.

 Bawalah alat tersebut ketempat terjadinya kebakaran.

 Arahkan corong/Nozzle ke nyala api dan tekan
tangkai penekannya.

 Gerakkan corong kekanan dan kekiri secara
menyapu sampai kebakaran padam.

 Jangan melawan arah angin.

b) Keuntungannya :

 Serbuk kimia kering tidak berbahaya bagi manusia;



 Sebagai pemisah oksigen dan api;

 Bukan pengahantar listrik;

 Efektif dipergunakan diruang terbuka (jika angin
tidak kencang);

 Dapat menyerap panas sekaligus dapat

c) Kerugiannya :

 Jka dipakai berbentuk debu, akan


mengganggu pernafasan dan penglihatan;

 Sekali pakai habis;

 Maninggalkan kotor berupa serbuk.

PT.Bumame Utama Indonesia 20


4) Alat Pemadam Api Hallon

Pemadam Hallon adalah bahan yang terdiri dari beberapa


unsur kimia yang dibedakan macam-macamnya dengan

menggunakan kode angka misalnya :

 Hallon 104 - Carbon Tetra Chlor

PT.Bumame Utama Indonesia 21


 Hallon 1001 – Metyl Bromide

 Hallon 1211 – Bromo Chloro di Fluoro Methane

 Hallon 1301 – Bromo Teifuoro Methane

Alat Pemadam jenis Hallon dapat digunakan untuk


memadamkan kebakaran Kelas A, B dan C.

Alat Pemadam ini bila dikeluarkan isinya berbentuk gas, tapi

tidak bercampur dengan oksigen dan akan keatas, sehingga bida


merusak lapisan ozon.

3.3. Penempatan APAR

BERAT LUAS JARAK


JENIS BANGUNAN
MINIMUM JANGKAUAN MAKSIMUM
2
INDUSTRI 2 Kg 150 M 15 METER
2
UMUM 2 Kg 100 M 20 METER
2
PERUMAHAN 2 Kg 250 M 25 METER
2
CAMPURAN 2 Kg 100 M 20 METER
2
PARKIR 2 Kg 135 M 25 METER

BANGUNAN TINGGI
2
2 Kg 20 M 20 METER
LEBIH DARI 14

PT.Bumame Utama Indonesia 22


METER

3.4. Tanda Penempatan APAR

1) Pada Dinding

•Segitiga sama sisi warna merah

•Ukuran sisi 35 Cm

•Tinggi tanda pada 7,5 Cm warna merah

•Ruang tulisan tinggi 3 Cm warna merah

2) Pada tiang berbentuk kotak, tanda pemasangan diberi tanda


merah

PT.Bumame Utama Indonesia 23


3) Pada tiang berbentuk bulat, tanda pemasangan diberi tanda
merah

3.5. Persyaratan Teknis APAR

1) Persyaratan Umum

PT.Bumame Utama Indonesia 24


 Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )

 Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan
yang memuat urutan singkat dan jelas tetang cara
penggunaannya

 Segel harus dalam keadaan baik

 Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas
tekanan tinggi (Cartridge )

 Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggi

 Bagi APAR yang jenis Busa tabung dalam tidak bocor
serta lubang pengeluaran (neszel) harus tidak
tersumbat baik.

 Bahan baku pemadam harus selalu dalam keadaan baik

 Tutup lubang harus baik dan tertutup rapat

 Isi tabung gas sesuai dg tekanan yang dipergunakan

 Belum lewat batas masa berlakunya

 Warna tabung harus mudah dilihat.



2) Persyaratan Pemasangan dan penempatan

PT.Bumame Utama Indonesia 25


 Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah
dilihat, diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.

 Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis
dan penggolongan kebakaran

 Setiap APAR harus dipasang menggantung pada
dinding dengan sengkang atau dalam lemari kaca

 Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas pada ketinggian 1,3 meter dari
permukaan lantai

 Tidak boleh dipasang didalam ruangan yang
mempunyai suhu lebih dari 49o C

 Penempatan APAR didasarkan pada
kemampuan jangkauan sera jenis bangunannya.

PT.Bumame Utama Indonesia 26


Berikut Tabel Resume Kelas Kebakaran dan Jenis Bahan APAR

yang dapat digunakan;

KELAS
2
No KEBAKAR SISTEM PEMADAM AIR FOAM CO POWDER
AN

PendinginanPengur
1. Kelas A Baik Boleh Boleh Boleh
aian Isolasi

2. Kelas B Isolasi Bahaya Baik Boleh Baik

3. Kelas C Isolasi Bahaya Bahaya Baik Boleh

4. Kelas D Isolasi Pendinginan Bahaya Bahaya Boleh Baik

PT.Bumame Utama Indonesia 27

Anda mungkin juga menyukai